Anda di halaman 1dari 9

VOL. 2. NO.

2 FEBRUARI 2017 JURNAL ILMU PENGETAHUAN


E-ISSN: 2527-4864 DAN TEKNOLOGI KOMPUTER

IKLIM ETIKA, ETHICAL BEHAVIOR PLANNED


DAN KINERJA BERKELANJUTAN
Erna Kusumawati
Ilmu Komputer, STMIK Nusa Mandiri
Jl. Damai No. 8 Warung Jati Barat (Margasatwa) Jakarta Selatan
erna@nusamandiri.ac.id

ABSTRACTDiscussion about moral standards


and assessment related to the implementation of I. PENDAHULUAN
the functions of the lecturers still rarely performed.
The discourse is limited more to discuss how the Kedudukan dosen di perguruan tinggi
output of the function of a lecturer in a college. The mempengaruhi bagaimana peran dan
research objective was to obtain an overview and optimalisasi fungsi perguruan tinggi sesuai
analyze Climate ethics, Ethical Behavior planned dengan tridarma perguruan tinggi (PT). Upaya
and Sustainable Performance Orientation. The untuk mewujudkan diri melalui serangkaian
research method using descriptive verification by penelitian yang menghasilkan pengetahuan
the survey. The results showed that the action is masih menghadapi kendala termasuk kesadaran
not yet fully based on the basic moral principles in etika profesi terutama pada penelitian. Penelitian
the context of HRM as a means of orientation sebagai realisasi diri masih dianggap sebagai
behavior. Ethical Behavior planned limited to the bentuk kebaikan yang terpisah dengan
cognitive dimension. The affective dimension and kebahagiaan personal. Orientasi bagi seorang
the behavior was confined mainly to the dosen diperlukan untuk mengarahkan
application of the values of authentic and perilakunya sesuai dengan peran dan fungsi
willingness responsible for developing research Perguruan tinggi. PT sebagai pusat keunggulan
research results. Continuous performance dan pengembangan ilmu pengetahuan (Sukirno
orientation is limited to consideration of individual dan Siengthai, 2010). Tugas dosen meneliti,
benefits. mengajar dan mengabdi kepada masyarakat agar
terbentuk masyarakat yang berpengetahuan.
Keywords: Ethics, Ethical Behavior Planned, Ketiga tugas tersebut saling berkaitan. Pada
Sustainable Performance prakteknya dosen lebih fokus pada kegiatan
mengajar dan kurang terarah dalam penelitian,
INTISARIPembahasan mengenai standar dan seperti dikemukakan Lea dan Callaghan (2008).
penilaian moral terkait dengan pelaksanaan Yamoah dan Ocansey (2013) menyampaikan
fungsi dosen masih jarang dilakukan. Diskursus kedudukan dosen di PT dalam menghadapi
terbatas lebih banyak membahas bagaimana tuntutan mutu layanan jasa pendidikan. Balkaran
output dari fungsi dosen di perguruan tinggi. (2013) menyampaikan kedudukan dosen dalam
Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran pengajaran dan pembelajaran. Lemahnya
dan menganalisis Iklim etika , Ethical Behavior kemampuan dosen dalam mengajarkan
planned dan Orientasi Kinerja Berkelanjutan. metodologi penelitian kepada siswa
Metode penelitian menggunakan deskriptif menyebabkan hasil-hasil penelitian kurang
verifikatif dengan survey. Hasil penelitian berkualiats (Okoro, 2013). Littledyke (2013)
menunjukan bahwa Tindakan belum sepenuhnya menyampaikan pentingnya penelitian
didasarkan pada prinsip-prinsip moral dasar mendukung pengajaran dan keberlanjutan PT.
dalam konteks HRM sebagai sarana untuk Tuntutan terhadap kinerja dosen dihubungkan
orientasi perilaku. Ethical Behavior planned dengan sustainability di tingkat PT. Hal ini
terbatas pada dimensi kognitif. Pada dimensi menunjukan bahwa sustainability sebagai
afektif dan perilaku masih terbatas terutama tuntutan agar PT mengoptimalkan fungsi-fungsi
pada penerapan nilai-nilai otentik dan kesediaan tata kelola termasuk SDM yang dimiliki yaitu para
bertanggung jawab untuk mengembangkan dosen. Hal ini berimplikasi pada tuntutan dalam
penelitian hasil-hasil penelitian. Orientasi kinerja profesi dosen di PT untuk memperluas
berkelanjutan terbatas pada pertimbangan keberlakuan etika untuk mencakup ruang
manfaat individual. lingkup yang lebih luas melalui pelaksanaan
tugas sesuai tridarma perguruan tinggi.
Kata Kunci: Etika, Ethical Behavior Planned, Pelaksanaan kinerja dosen tidak terlepas dari
Kinerja Berkelanjutan alasan moral. Suseno (2005) menyampaikan
bahwa etika pada zaman ini semakin perlu. Hal

156
JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017
DAN TEKNOLOGI KOMPUTER E-ISSN: 2527-4864

ini didasarkan pada alasan bahwa para dosen bertindak berdasarkan pengertian-pengertian
hidup dalam suatu masyarakat yang sedang tentang kedudukannya termasuk bagaimana
bertransformasi menuju masyarakat yang mempertimbangkan agar tujua tercapai.
berpengetahuan. Etika mengarahkan agar tidak Organsiasi memerlukan sarana orientasi yang
kehilangan orientasi dalam melaksanakan tugas dapat mengarahkan lembaga pada tujuannya.
sebagai dosen. Iklim etika menyediakan sarana orientasi yang
Etika terkait dengan orientasi nilai dalam dirasakan oleh seluruh anggota organisasi.
pelaksanaan sejumlah tugas-tugas dosen Dimensi dalam iklim ethica mempengaruhi
menghadapi tantangan besar. Alasan-alasan keghidupan etika dalam organsiasi (Victor dan
dalam pelaksanaan tugas didasarkan pada Cullen, 1997). Kelima dimensi tersebut adalah:
landasan utilitas atau materialisme. Prinsip- “law and code, caring, instrumentalism,
prinsip moral dasar dalam pelaksanaan tugas independence, and rules”. Cullen et.al (2003)
banyak dikesampingkan. Dosen sebagai menegaskan bahwa iklim etika dapat dibedakan
kelompok intelektual dianggap memahami etika berdasarkan maksimalisasi kepentingan diri,
dalam melaksanakan profesinya. Faktanya, tidak memaksimalkan kepentingan bersama, atau
semua dosen memahami hal tersebut atau kepatuhan terhadap prinsip, masing-masing
mempraktekannya dalam bentuk perilaku. universal. Dimensi dalam etika organsiasi
Dialektika yang menempatkan dosen dan hasil memiliki persamaan dengan teori moral
penelitian sebagai objek atau sebaliknya secara Kohlberg (1971). Cullen (1993) (Maesschalck
kritis jarang dilakukan. Kebiasaan-kebiasaan 2005) mengemukakan dimensi dalam iklim etika.
dalam pengajaran sebagai pengembangan “Egoism (E) Self-interest (EI) Company Profit
kebiasaan utama jarang direfleksikan secara (EL) Efficiency (EC) Benevolence (B) Friendship
kritis berdasarkan tujuan ideal dari realitas (BI) Team Interest (BL) Social Responsibility
pendidikan. Gagasan filosofi pendidikan sebagai (BC.) Principle (P) Personal Morality (PI) Rules,
perwujudan diri kurang tampak pada kinerja Standard Operating-(PL ) Laws, Professional
penelitian para dosen. Mengacu pada proposisi Codes (PC).
yang dikemukakan Aljen dan Fisbein (1980) Proposisi tersebut dibuktikan kembali oleh
bahwa tindakan sesuai dengan niat dan persepsi Wimbush dan shepard (1994) menyampaikan
kontrol mereka atas perilaku, niat dipengaruhi bahwa “ethical climate is a multi-dimensional
sikap terhadap perilaku, subjektif norma, dan construct which is manifested in organizations”.
persepsi kontrol perilaku. Kebenaran bersifat Empat dimensi dalam iklim etika yaitu caring,
relatif, subjektif, pragmatis. Tolak ukur manakah independence, law and rules. Sim dan Keons
yang dijadikan sebagai dasar untuk menilai (1997) mengemukakan preferensi nilai dan
tindakan dalam menjalankan fungsinya sebagai kedudukan mempengaruhi perilaku etik dalam
bagian penting dari sebuah sistem pendidikan pengambilan keputusan. Vaicy, et.al (1997)
guna membangun masyarakat yang menyebutkan dimensi iklim etika yaitu (1) Team
berpengetahuan belum menjadi reflektif Spirit, (2) Rules and Codes, (3) Social
dialektif. Responsibility, (4) Self-interest, (5) Efficiency,
Etika dalam pelaksanaan kinerja dalam konteks and (6) Personal Morality. Agarwal dan Malloy
Human Resources Management jarang dibahas. (1999) mengemukakan dimensi etika: “ five
Kinerja adalah salah satu fungsi dari HRM. dimensions are labeled as: individual caring,
Penelitian mengenai etika dan HRM memiliki machiavellianism, independence, social caring,
signifikansi ditinjau dari tradisi penelitian. Green and law and code.” Barnet dan Vaicy (2000)
Wood (2015) menyatakan bidang etika dan HRM menegaskan kebenaran proposisi iklim etika
tetap terbelakang. Gama, et.al (2012) dalam organsiasi. Dimensi etika sebagai variabel
mengemukakan dikursus antara etika dan HRM moderating bagi niat untuk berperilaku etik
masih terbatas. dalam kehidupan berorganisasi. Tanggung jawab
sosial dan peraturan sebagai variabel yang
mempengaruhi intensionalitas perilaku ethic.
II. BAHAN DAN METODE
Aplikasi proposisi mengenai etika organisasi
A. Literatur Review dapat dilihat dari hasil-hasil penelitian tentang
etika dalam kehidupan berorgansiasi. Lebih jauh
1. Iklim Etika Shacklock (2011) menjelaskan dimensi etika di
Etika bisnis dalam kehidupan berorganisasi sektor publik yaitu law and rules, caring,
termasuk di lembaga profit menjadi kajian yang independence, instrumental and efficiency.
semakin berkembang. Penelitian tentang etika Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa
dalam kehidupan berorgansiasi menunjukan etika organsiasi tidak dapat dilepaskan dari
bahwa organiasi memerlukan orientasi dalam kehidupan berorganisasi. Cohen (1995)
mewujudkan tujuannya. Organisasi dapat mengemukakan bahwa sosio ekonomi sebagai

157
VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017 JURNAL ILMU PENGETAHUAN
E-ISSN: 2527-4864 DAN TEKNOLOGI KOMPUTER

antacendent yang berpengaruh terhadap etika Norma yang diyakini dipengaruhi oleh iklim etika
organisasi. VanSandt (2006) mengemukakan. yang berkembang seperti dikemukakan
pada dasarnya dimensi maupun faktor yang Palomino dan Canas (2012).
mempengaruhi iklim etika organsiasi bersumber Pertimbangan etika atas suatu perilaku
pada perikehidupan organisasi, termasuk berkembang dengan beragam pandangan.
struktur, individu serta lingkungan. Parboteeah, Kesimpulan-kesimpulan terhadap norma dalam
et.al (2010) menyatakan komunikasi dan menjalankan profesinya cukup beragam mulai
pemberdayaan mempengaruhi iklim etika, dari pandangan relativisme cultural,
terutama dari perspektif fungsional. subjektivisme, egoisme, etis maupun utilitarian.
Fungsi etika dalam organsiasi berkembang Pandangan-pandangan tersebut tidak pernah
tidak hanya pada perilaku individu dalam dibahas secara kritis guna menghasilkan tolak
bekerja. Wyld dan Jones (2007) menjelaskan ukur dalam etika profesi yang bersifat universal.
iklim etika dalam organisasi mempengaruhi Topik penelitian yang menerapkan teori
pengambilan keputusan. Sims dan Keon (1997) perilaku etik dalam kehidupan berorgansiasi
mengatakan bahwa iklim berfungsi untuk antara lain Chang (1998), intensionalitas
mengembangkan SDM dalam organisasi yang perilaku etik dipengaruhi oleh norma subjektif.
sehat. Ruppel dan Harington (2000) menjelaskan Sebelumnya Sims (1991) menyatakan adanya
etika berkaitan dengan inovasi dan kepercayaan tantangan-tantangan dalam menampilkan
dalam organisasi. Barnet dan Schubert (2002) perilaku etik. Eastmen (2001) menyampaikan
mengemukakan ekosime memiliki hubungan intensitas perilaku etika dipengaruhi ideology.
negatif dengan iklim etika. Webber (2007) Carpenter dan Raimer (2005) menjelaskan
menyatakan iklim kerja etika merupakan perilaku penipuan dalam pelaporan keuangan
kerangka kerja popular untuk menilai dalam perpektif teori perilaku yang
karakteristik etika organisasi. Duuh et al (2010) direncanakan.Yoon (2005) menjelaskan
menyebutkan bahwa iklim mempengaruhi kewajiban moral berasumber dari teori etika dan
perilaku beretika individu dalam organisasi theory plan behavior (TPB).
usaha. Shin (2012) menjelaskan iklim Kecenderungan dan niat yang beretika
mempengaruhi kewargaan pegawai. Wang dan memiliki korelasi (Jong et al 2008). Etika
Hsieh (2012) menyatakan iklim berpengaruh organisasi dan inividu memiliki pengaruh
positif terhadap kepuasan. signifikan terhadap niat yang beretika (Elango et
al ,2010). Valentine dan Bateman (2011)
2. Ethical Behavior planned mengemukakan bahwa intensitas moral yang
Perilaku yang direncanakan dalam dirasakan dikaitkan dengan peningkatan
kaitannya dengan pelaksanaan tugas fungsional pengakuan etis dan etika pada niat. Kesepakatan
idealnya didasarkan pada pertimbangan- social memiliki pengaruh terhadap pengakuan
pertimbangan etika. Hidup dan tindakan dan niat. Palomino dan Canas (2011), Marta, et.al
memerlukan sarana orientasi yaitu etika (Suseno, (2012) bahwa etika dalam kehidupan
2005). Tugas yang dilaksanakan memerlukan berorgansiasi mempengaruhi etika niat pegawai.
dukungan pemikiran sistematis, reflektif, kritis Diperkuat Buchan 2005, Apriliani et al (2014)
melaui dialog antara subjek dengan objek dan dengan penelitian dalam ruang lingkup perilaku
sebaliknya tentang moralitas. Sarana orientasi kerja auditor menunjukan bahwa etika dalam
adalah mengerti alasan dalam menjalankan tugas pengambilan keputusan sebagai output hasil
berdasarkan hasil pemikiran kritis. Pemikiran kerja dipengaruhi oleh iklim etika dan budaya
kritis termasuk melakukan evaluasi terhadap apa etika dalam organsiasi. Perhatian terhadap
yang telah dilakukan. Aljen (2005) praktek-praktek etika dalam kehidupan
menyampaikan kekuatan reaksi evaluatif berorganisasi dan individu terus berkembang.
menjadi karakteristik penting dalam bersikap, di Schwitzgebel dan Rust (2014) menyatakan sikap
sisi lain sifat multidimensi terbukti menjadi dan perilaku moral memiliki relevansi. Lu dan Lin
hambatan. Subjektivitas norma mempengaruhi (2014) menyatakan prediktor etika dalam
sikap dan niat mengacu pada proposisi teori organiasi mempengaruhi perilaku etik. Cheng
perilaku yang direncanakan. Setiap pandangan (2015) mengungkapkan sikap individu, norma
etik menjadi dasar dalam merumuskan tolak subjektif, kontrol perilaku yang dirasakan, dan
ukur dalam menilai tindakan. Perspektif self-efficacy mempengaruhi niat tapi tidak
utilitarian dan etika pengembangan diri mempengaruhi perilaku dalam mengajar. Hasil-
dijadikan sebagai dasar penilaian tindakan. hasil penelitian menegaskan bahwa proposisi
Proposisi Ajzen & fisbein (1980) dan etika yang dalam perilaku etik beralasan dapat menjelaskan
diterapkan Randall & Gibson (1991) dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penelitiannya yang menegaskan etika sebagai perilaku etik seseorang dalam kehidupan
orientasi dalam berperilaku yang direncanakan. berorgansiasi.

158
JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017
DAN TEKNOLOGI KOMPUTER E-ISSN: 2527-4864

berkembang termasuk dalam dunia pendidikan.


3. Kinerja Berkelanjutan Littledyke, et.al (2013) mengungkapkan
Kinerja dosen diselaraskan dengan tridarma “Education for sustainability (EfS) has
perguruan tinggi. Salah satu fungsi dosen adalah international priority.” Saat ini sustainability
menghasilkan kebaruan-kebaruan ilmu terbatas pembahasaannya dengan fokus pada
pengetahuan melalui sejumlah riset. Faktanya lembaga. Filho (2011) memberikan batasan
penelitian dosen masih lemah. Kemampuan dan mengenai aplikasi konsep sustainability di
kemauan menjadi faktor yang menghambat perguruan tinggi, disampaikan “sustainability as
kinerja dosen dalam penelitian. Penelitian yang a method, a strategy and as a way of thinking,
dilakukan oleh dosen menggambarkan allows a better understanding of the implications
bagaimana kompetensinya maupun of sustainability principles, and smoother
pandangannya terhadap dunia (World View). implementation of them into practice”. Davim
Pandangan tersebut tampak dari cara dosen (2016) menegaskan sustainability di perguruan
mengajar. Fisher, et.al (1998) menyatakan tinggi berkembang untuk pengajaran, penelitian,
kemampuan dosen sebagai kriteria yang sangat dan keterlibatan pengabdian pada masyarakat,
penting bagi seorang dosen. Hal ini menjelaskan meskipun masih banyak pekerjaan yang harus
fenomena dengan teori-teori yang relevan dan dilakukan. Sustainability adalah etika, nilai-sarat
terbaru memerlukan dukungan kemampuan dan moral dan tujuan atau konsep, cara
pengalaman meneliti. Martin dan Martin (1989) didefinisikan, dipahami dan dimengerti yang
mengemukakan dosen ditekan menerbitkan didorong oleh pengalaman pribadi dan
penelitian nya, dan mempertahankan standar pandangan terhadap dunia.
instruksi. Dosen memiliki Kompeleksitas tinggi Iklim etika yang tumbuh dan
dalam pengajaran termasuk kemampuan berkembang dalam organsiasi mempengaruhi
mengekplorasi objek melalui sebuah penelitian bagaimana perilaku. Perilaku itu sendiri
(Lea dan Callahan, 2008). dipengaruhi oleh informasi yang diterima
Kinerja dosen meningkat dengan adanya termasuk apa yang dirasakan oleh pegawai di
partisipasi dalam pengambilan keputusan lingkungan kerjanya. Kerangka berpikir dalam
(Sukirno and Siengthai, 2010). Pengetahuan penelitian digambarkan sebagai berikut:
tentang hakekat obyek dengan kebaruan uraian
menggambarkan kompetensi tersendiri bagi B. Metode Penelitian
dosen yang dipandang penting bagi siswa. Dosen Realitas tentang sebab akibat dipandang
yang terbiasa melakukan penelitian memiliki sebagai realitas tunggal. Kinerja penelitian para
pengetahuan tentang obyek dan terbiasa berteori dosen merupakan akibat dari beberapa factor.
pengetahuan tentang bagaimana pengetahuan Survey terhadap dosen di lingkungan perguruan
tentang objek diperoleh. Okoro (2013) tinggi swasta (di STMIK Nusa Mandiri Jakarta)
menyoroti lemahnya kemampuan pembimbing dilakukan dengan kuesioner sebagai instrumen
(dosen) dalam prosedur penelitian. Dorasamy utama. Path analysis digunakan untuk menjawab
dan Balkaran (2013) menyatakan bahwa dosen rumusan masalah penelitian.
dinilai dari kemampuannya untuk menyediakan
informasi dan referensi pengetahuan. Dosen yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
terbiasa melakukan penelitian dengan kebaruan
pada objek pengetahuan dapat memberikan Hasil penelitian menunjukan bahwa
referensi ilmu pengetahuan kepada para iklim dan kepercayaan/ keyakinan subyektif
mahasiswa. Pengetahuan tentang objek di terhadap nilai mempengaruhi intension dosen
kalangan para dosen meningkatkan kepuasan dalam melaksanakan pekerjaannya. Niat tersebut
siswa (Long, et.al 2014). Hamid (2014) mempengaruhi kinerja dosen dalam penelitian.
menjelaskan bahwa dosen dituntut melakukan Pada akhirnya mempengaruhi bagaimana cara
riset, kinerja penelitian dipengaruhi oleh berpikir dosen yang suistainable. Praktek-
kompetensi. Shepard (2015) menyatakan praktek penelitian mengarahkan dosen untuk
batasan dalam penelitian adalah lemahnya berpikir tentang realitasnya dengan
dukungan rekan kerja, promosi dan tidak memperhatikan dunianya secara menyeluruh.
dihargai. Hasil penelitian memperkuat Yeon
Kata berkelanjutan telah diperkenalkan (2010), perilaku yang direncanakan dipengaruhi
beberapa abad yang lalu. Ruang lingkup oleh norma subjektif. Sejalan dengan Buchan
pemikiran tentang sustainability berkembang (1995) bahwa norma subyektif memiliki
tidak hanya bagaimana manusia hidup. hubungan signifikan dengan perilaku. Sejalan
Sustainability terkait dengan tanggung jawab dengan Carpenter dan Reimer (2005) bahwa
moral manusia terhadap dunianya termasuk proposisi dalam teori perilaku yang
lingkungannya. Konsep Sustainability direncanakan terbukti benar. Keputusan etis dan

159
VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017 JURNAL ILMU PENGETAHUAN
E-ISSN: 2527-4864 DAN TEKNOLOGI KOMPUTER

tidak etis dipengaruhi oleh rencana perilaku. menghasilkan ilmu pengetahuan yang dapat
Sejalan dengan Elango, et.al (2010), Palomino memecahkan msalah-masalah yang dihadapi
dan Canas (2011) Marta, et.al (2012) yang manusia. Meneliti adalah tradisi yang dapat
memperkuat proposisi tentang perilaku etis yang mendorong berkembangnya masyarakat
direncanakan. Faktor etika dalam organsiasi berpengetahuan. Perilaku meneliti didasarkan
mempengaruhi bagaimana intensionalitas dan pada rencana individu dan organsiasi yang
perilaku etis. didasarkan pada kewajiban moral pada
Dosen sebagai ilmuan berpikir kritis dunianya.
terhadap realitas fungsi dan perannya dalam Dukungan lingkungan yang difasilitasi
mengembangkan ilmu pengetahuan. Landasan untuk berkembang seperti iklim etika sangat
dari perilaku didasarkan pada hasil pemikiran penting untuk mengoptimalkan kinerja
sistematis, radikal. Tolak ukur dalam penelitian. Iklim etika tidak hanya mengarahkan
menghasilkan sebuah penelitian yaitu prinsip para dosen pada orientasi pelaksanaan fungsi,
adil. Berbuat baik dan menghormati diri sendiri. iklim etika yang digambarkan dengan dimensi
Dosen “ada” dengan pengetahuannya. Eksistensi caring, independence, law and rules
dirinya menjadi “ada” melalui realisasi dari sikap mengarahkan penelitian sebagai proses untuk
skeptis, obyektif, kejujuran intelektual dan rasa menunjukan eksistensi diri sebagai kelompok
penasaran terhadap fenomena. Pengetahuan intelektual.
tersebut diperoleh melalui sejumlah Penelitian dibangun atas dasar
penyelidikan dan rasio menggunakan akal budi kepedulian satu sama lain, saling memberikan
secara kritis. Mengetahui sebagai aktivitas kerja. dukungan dan penghargaan terhadap karya
Pengetahuan sebagai cara berada (Sihortang, ilmiah. Penelitian dilaksanakan berdasarkan
2016). hukum dan peraturan yang mengarahkan
Pokok persoalan dalam melaksanakan terbentuknya integritas hasil-hasil penelitian dan
tugas dalam penelitian adalah niat yang rendah plagiat. Peraturan dengan sejumlah
didasarkan pada kesadaran kritis tentang realitas norma mengarahkan hasil-hasil penelitian
kerja penelitian yang rendah. Semakin besar niat poroginalitas dan kebaruan ilmu pengetahuan
yang kuat untuk melakukan penelitian yang baik dari sisi uraian realiats tentang obyek,
dapat menghasilkan kebaruan dalam ilmu kebaruan dalam pencarian ilmu pengetahuan
pengetahuan. Semakin besar kemungkinan maupun kebermanfaatan terutama pada
bahwa kehendak individu terlibat dalam kelompok masyarakat yang mengalamai
perilaku. Niat perilaku digambarkan sebagai kesulitan untuk mengkases ilmu pengetahuan.
fungsi dari tiga faktor penentu dasar yaitu: sikap Penelitian mendorong agenda-agenda
terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol politik untuk penerapan ilmu pengetahuan.
yang dipersepsikan. Sikap terhadap penelitian Penelitian menggambarkan eksistensi manusia
didasarkan pada nilai-nilai dasar serta sebagai mahluk rasional yang menjadikan
keterikatan terhadap nilai-nilai tersebut. berpikir sebagai aktivitas. Kritis dan sistematis
Lemahnya keterikatan menyebabkan niat dalam mengurai realitas dan menjadikannya
menjadi lemah dan pada akhirnya perilaku yang pengetahuan bermanfaat berdasarkan nilai-
ditampilkan sebagai wujud “ keberadaannya” nuilai yang berlaku secara universal.
menjadi lemah. Kegiatan berpikir memberikan manfaat
Sejalan dengan hasil penelitian Gema, bagi kehidupan dan mendorong berkembangnya
et.al(2012) menegaskan bahwa profesional HR tradisi-tradisi berpikir sistematis dan radikal.
dalam kegiatan sehari-hari berhadapan dengan Aktivitas berpikir menunjukan “cara berada”.
etika, dan kepedulian untuk “berbuat baik” untuk Pandangan bahwa manusia memiliki
lainnya. Terdapat tempat untuk membangun kewajiban moral terhadap dunianya mendorong
untuk mengembangkan sebuah HRM etis berkembangnya cara berpikir dosen menjadi
alternatif. Kinerja penelitian dihadapkan pada lebih sustainable yang dituangkan dalam bentuk
tantangan etika (berbuat baik, dasar penelitian. Tradisi riset yang dilakukan para
menghormati diri sendiri dan berbuat adil). Iklim dosen akan menghasilkan keberlanjutan dalam
etika dan pertimbangan moral sebagai tolak ukur berpikir tentang hakekat obyek, teori
pertimbangan hasil kerja penelitian. Sejalan pengetahuan maupun kebermanfaatan sebuah
dengan Palomino dan Canas, (2012) bahwa penelitian baik secara etika dan estetika.
kebijakan dan prosedur etika berhubungan Sustainability berpikir yang dituntun oleh
positif dengan etika niat. pengetahuan ilmiah sangat diperlukan guna
Kegiatan meneliti tidak hanya menjadi mendorong optimalisasi tridarma perguruan
beban administratif dosen. Penelitian adalah tinggi. Hasil penelitian semakin mempertegas
sebuah tradisi berpikir tentang realitas. kedudukan penelitian sebagai tradisi untuk
Sustainability dalam penelitian tidak hanya menghasilkan pohon-pohon keilmuan yang baru.

160
JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017
DAN TEKNOLOGI KOMPUTER E-ISSN: 2527-4864

Penelitian memerlukan iklim etika dan rencana- V. DAFTAR PUSTAKA


rencana yang didasarkan pada pertimbangan etik
agar memiliki orientasi yang terarah pada
“berada diri sebagai manusia” yang berpikir Agarwal J.D dan Malloy C. (1999) Ethical Work
kritis berdasarkan kesadarannya terhadap Climate Dimensions in a Not-For-Profit
makna dan hakekat tanpa melepaskan Organization: An Empirical Study. Journal
keberadaannya di tengah situasi sosial di antara of Business Ethics 20: 1–14.
para dosen. Iklim peduli satu sama lain, saling
menghargai merupakan modal sosial guna Aljen, I . (2005) Attitudes, Personality And
memperkuat intensionalitas dalam meneliti Behavior .Berkshire : Open University
dalam rangka mendorong keberlanjutan. Press.
Organisasi sebagai sebuah struktur
formal memiliki fungsi-fungsi untuk Ajzen, I. And Fishbein, M. (1980). Understanding
mengoptimalkan upaya pencapaian tujuan Attitudes and Predicting Social. Behavior.
organisasi. Fungsi tersebut tidak terlepas dari Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice
tugas untuk mengoptimalkan sumber daya yang Hall.
dimiliki oleh organisasi. Dosen adalah sumber
daya yang memiliki fungsi strategis bagi Ajzen, I (1991) The Theory of Planned Behavior.
organisasi. Dosen tidak hanya mengelola Organizational Behavior And Human
pembelajaran dan pengajaran. Dosen berperan Decision Processes.
untuk mendorong perubahan-perubahan
termasuk dalam penelitian berdasarkan Apriliani et al (2014). The Effect of Organization
operientasi nilai dan pronsip moral dasar sebagai Ethical Culture and Ethical Climate on
rolak ukur etika. Ethical Decision Making of Auditor with
Iklim etika yang berkembang di dalam Self Efficacy as Moderating Rev. Integr.
kehidupan organisasi merupakan modal sosial Bus. Econ. Res. Vol 4(1) hlm 226-224.
yang akan mengarahkan orientasi perilaku dosen
untuk kinerja berkelanjutan. Iklim sosial menjadi Balkaran.,N.,D.R (2013). Role of Student Ratings
sarana untuk mengoptimalkan penelitian, of Lecturers in Enhancing teaching at
pengajaran dan pengabdian pada masyarakat. Higher Education Institutions: A case
Keberlanjutan kinerja didasarkan pada study of the Durban University of
pemahaman, kesadaran dan dialog kritis tentang Technology. Journal of Economics and
nilai etika sebagai dasar untuk merencanakan Behavioral Studies Vol. 5, No. 5, pp. 268-
tindakan. Oleh karena itu organsasi mengelola 281.
keberagaman sudut pandang tentang etika guna
mengembangkan iklim etika yang berorientasi Barnet dan Vaicy (2000) The Moderating Effect of
pada kinerja berkelanjutan. Heterogenitas Individuals' Perceptions of Ethical Work
pandangan terhadap etika menjadi dasar untuk Climate on Ethical Judgement and
kembali pada prinsip-prinsip moral dasar dalam Behavioral Intention. Journal of Business
rangka mewujudkan kinerja dosen. Seperti Ethics;; 27, 4; pg. 351.
dikemukakan Sims dan Keon (1997) bahwa
“individuals and organi zations with similar Buchan, Howard F. 2005. Ethical Decision Making
ethics and values provide satisfying in the Public Accounting Profession: An
environments”. Organsiasi secara formal dan Extension of Ajzen’s Theory of Planned
cultural menjadikan prinsip-prinsip tersebut Behavior . Journal of Business Ethics
pada optimalisasi fungsi dosen guna (2005) 61: 165–181.
mewujudkan fungsi lembaga sebagai pusat Chang, M.,K .1998. Predicting unethical behavior:
pengembangan ilmu pengetahuan. A Comparison of The Theory of Reasoned...
Journal of Business Ethics; Dec 1998; 17,
16 pg. 1825- 1834
IV. KESIMPULAN
Carpenter.,T.D dan Reimers.,J,.L (2005. Unethical
Kinerja penelitian dosen dipengaruhi oleh
iklim dan norma subyektif. Keberlanjutan kinerja and Fraudulent Financial Reporting:
Applying the Theory of Planned Behavio
yang menjadi tradisi mempengaruhi bagaimana
Journal of Business Ethics. 60: 115–129
sustainability berpikir pada dosen tentang
realitas. Iklim etika yang ada di dalam organsiasi
Chang.,M.K (1998) Predicting unethical behavior:
mempengaruhi subyektivitas norma individu.
A comparison of the theory of reasoned A
comparison of the theory of reasoned

161
VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017 JURNAL ILMU PENGETAHUAN
E-ISSN: 2527-4864 DAN TEKNOLOGI KOMPUTER

action and the theory of planned behavior Fisher.,A et al (1998) Lecturing performance
Journal of Business Ethics; Dec 1998; 17, appraisal criteria: Staff' and student
16; ProQuest pg. 1825 -1834 differences. Austtralian journal of
education , 42, (2) hlm 153-168.
Chen.P.Y 2015. University Lecturers’ Intention to
Teach an Ethics Course: A Test of Gama.,N,D et al (2012) Ethics and HRM:
Competing Models. J Bus Ethics. 126:247– Theoretical and Conceptual Analysis An
258. Alternative Approach to Ethical HRM
Through the Discourse and Lived
Cheng.,P.,Y (2015) University Lecturers’ Experiences of HR Professionals. J Bus
Intention to Teach an Ethics Course: A Test Ethics 111:97–108.
of Competing Models J Bus Ethics.
126:247–258. Hamid.A (2013)Lecturers’ Performance and
Technology at Private Higher Education in
Cohen.,D.,V (1995) Creating Ethical Work South Sulawesi Indonesia. 2nd World
Climates: A Socioeconomic Perspective Conference on Educational Technology
The Journal of Socio-Economics, Volume Researches – WCETR2012.
24, Number 2, hlm 317-343.
Green wood, M (2015) Ethical Analyses of HRM:
Cullen.,J.B et al (2003) The effects of ethical A Review and Research Agenda. J Bus
climates on organizational commitment: A Ethics . 114:355–366.
two-study analysis. Journal of Business
Ethics, 46, 2; pg. 127-141. Jong, et.al.2008. Examination of Correlates of
Ethical Propensity and Ethical
Cullen,J.B dan Victor B (1993). The ethical International Journal of Management; Jun
climate questionnaire: an assessment Of 2008; 25, 2; Health Management Database
its development and validity'. pg. 270-279.
Psychological Reports, 73, hlm 667-674.
Kohlberg, L . (1971). Stages of Moral
Davim.,J.Pdan Filho. Eds. (2016) Challenges in Development as a BasicMoral Education.
Higher Education for Sustainability, NY: Interdiscipline Approach. Toronto:
Springer. university of Toronto press.

Dorasamy.,N dan Balkaran.,R (2013) Role of Lea., S.J dan Callaghan L .2008. Lecturers on
Student Ratings of Lecturers in Enhancing teaching within the ‘supercomplexity’ of
teaching at Higher Education Institutions: Higher Education. High Educ 55:171–
A case study of the Durban University of 187Sukirno.,D.,S dan Siengthai, D.,S 2010.
Technology Journal of Economics and Does participative decision making affect
Behavioral Studies Vol. 5, No. 5, hlm . 268- lecturer performance in higher education?
281. International Journal of Educational
Management Vol. 25 No. 5, 2011 pp. 494-
Duuh.,M et al (2010) Core Values, Culture and 508.
Ethical Climate as Constitutional Elements
of Ethical Behaviour: Exploring Littledyke, Et.al. 2012. A systems approach to
Differences Between Family and Non- education for sustainability in higher
Family Enterprises. Journal of Business education. International Journal of
Ethics 97:473–489. Sustainability in Higher Education Vol. 14
No. 4, 2013 pp. 367-383.
Eastman,J.K. et al.2001. The relationship
between ethical ideology and ethical Long et al 2014 An Analysis on the Relationship
behavior ... Journal of Business Ethics; 31, between Lecturers’ Competencies and
3; pg. 209-224. Students’ Satisfaction. International
Education Studies; Vol. 7, No. 1 37-46.
Elango,B et al .2010. Organizational Ethics,
Individual Ethics, and Ethical Intentions in Lu C.,S dan Lin.,C.,C (2014) The Effects of Ethical
International Decision-Making. Journal of Leadership and Ethical Climate on
Business Ethics . 97:543–561. Employee Ethical Behavior in the
International Port Context J Bus Ethics.
124:209–223.

162
JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017
DAN TEKNOLOGI KOMPUTER E-ISSN: 2527-4864

Marta J. et al 2012. The Effects of Corporate Shepard.,K (2015) Higher Education for
Ethical Values and Personal Moral Sustainable Development. NY. Palgrave
Philosophies on Ethical Intentions in Macmillan.
Selling Situations: Evidence from Turkish,
Thai, and American Businesspeople J Bus Shin Y (2012) CEO Ethical Leadership, Ethical
Ethics (2012) 106:229–241. Climate, Climate Strength, and Collective
Organizational Citizenship Behavior J Bus
Martin.,B.A dan martin.,J.H (1989) Assessing the Ethics (2012) 108:299–312
Lecture Performance of University
Faculty: A Behavioral Observation Scale. Sims.,R.,S (1992) The Challenge of Ethical
Journal of Education for Business.Januari Behavior in Organizations. Journal of
hlm 157-160. Business Ethics 11: 505-513.

Okoro, J (2013) Lecturers’ Perception of Sim R.,S dan Keons.T.,L (1997) Ethical Work
Strategies for Enhancing Business Climate as a Factor in the Development of
Education Research in Tertiary Person-Organization Fit .Journal of
Institutions in Nigeria. Journal of Business Ethics, 16, (11) hlm 1095-1105
Education and Learning; 2, (4) hlm 102-
112. Suseno.,F.M 2005. Etika Dasar Masalah-masalah
Pokok dalam Filsafat Moral. Yogyakarta.
Palomino P.R dan Kanas.,R.M .2011. Supervisor Kanisisus.
Role Modeling, Ethics-Related
Organizational Policies, and Employee Sukirno D.,S dan Siengthai,S 2010 Does
Ethical Intention: The Moderating Impact participative decision making affect
of Moral Ideology Journal of Business lecturer performance in higher education?
Ethics (2011) 102:653–668. International Journal of Educational
Management Vol. 25 No. 5, 2011 pp. 494-
Parboteeah K.,P et al (2010) Establishing 508.
Organizational Ethical Climates: How Do
Managerial Practices Work? Journal of Vaicy C.,et al (1997) An analysis of the factor
Business Ethics 97: hlm 599–611. structure of The ethical climate
questionnaire. Psychological Reports,79,
Randall.,D.,M dan A.,M Gibson (1991) Ethical hlm 115-120.
Decision Making in the Medical Profession:
An Application of the Theory of Planned Valentine,S.,R dan Bateman.C.,R. 2011. The
Behavior. Journal of Business Ethics, Vol. Impact of Ethical Ideologies, Moral
10, No. 2 hlm 111-122. Intensity, and Social Context on Sales-
Based Ethical Reasoning. Journal of
Ruppel .,C.,P dan Harington.,S.,J (2000) The Business Ethics 102:155–168.
Relationship of Communication, Ethical
Work Climate, and Trust to Commitment VanSandt.,C.,V et al (2006) An Examination of
andInnovationAuthor(s): Cynthia. Journal the Relationship between Ethical Work
of Business Ethics, Vol. 25, No. 4 hlm . 313- Climate and Moral Awareness. Journal of
328. Business Ethics, Vol. 68, No. 4 hlm 409-
432.
Schwitzgebel,E dan Rust, J. 2014. The moral
behavior of ethics professors: Yoon.,C 2005,. Theory of Planned Behavior and
Relationships among self-reported Ethics Theory in Digital Piracy: An
behavior, expressed normative attitude, Integrated Model. Journal of Business
and directly observed behavior. Ethics. 100:405–417.
Philosophical Psychology Vol. 27, No. 3,
293–327. Wang .,Y.D dan Hsieh,H.,H (2012) Toward a
Better Understanding of the Link Between
Shacklock., A et al (2011) Dimensions and Types Ethical Climate and Job Satisfaction: A
of Ethical Climate within Public Sector Multilevel Analysis. J Bus Ethics (2012)
Human Resource Management. Journal of 105:535–545.
New Business Ideas & Trends 9(1), pp. 51-
66.

163
VOL. 2. NO. 2 FEBRUARI 2017 JURNAL ILMU PENGETAHUAN
E-ISSN: 2527-4864 DAN TEKNOLOGI KOMPUTER

Webber .s (2007) Ethical Climate Typology and BIODATA


Questionnaire: A Discussion of Instrument
Modifications. The Journal of Academic Erna Kusumawati,
Librarianship, 33 (5) hlm 567–580. Kelahiran kota Bogor,
19 Maret 1976.
Wimbush.,J.C dan Shepard .,J.M (1994) Toward Penempuh
an understanding of ethical climate: Its pendidikan terakhir
relationship to ... Journal of Business S3 Administrasi
Ethics; 13, 8; hlm . 637-647. Pendidikan
Universitas
Wyld.,D.,C dan Jone.,C.,A s (2007) The Pendidikan Indonesia
Importance of Context: The Ethical Work Bandung. Penelitian
Climate Construct and Models of Ethical terakhir berjudul “
Decision Making: An Agenda for Strategi Capacity
Research.Journal of Business Ethics, Vol. Building Dosen Melalui Pelatihan”, yang
16, No. 4 hlm 465-472. diterbitkan pada Prosiding KNIT-2 tahun 2016
ISBN: 978-602-72850-1-9. Menulis beberapa
buku: Manajemen Sumber Daya Manusia
penerbit UBSI Press tahun 2008, Pengantar
Manajemen penerbit Universitas BSI Press tahun
2009, Pengantar Penelitian penerbit Universitas
BSI Press tahun 2010.

164

Anda mungkin juga menyukai