Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MEMBENTUK KARAKTERISTIK

BUDAYA ORGANISASI
(STUDI PENELITIAN PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANJAR)

Esthi Endah Ayuningtyas

Pascasarjana Manajemen Pendidikan


Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
esthiendah12@gmail.com/085288886712

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa Gaya Kepemimpinan Dalam Membentuk Karakteristik
Budaya Organisasi (Studi Penelitian Pada SMA Negeri Di Kabupaten Banjar). Penelitian ini menggunakan metode
analisa data kuantitatif, teknik analisis yang Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah
regresi linier sederhana yaitu permodelan persamaan regresi. Alasan pemilihan menggunakan metode regresi linier
sederhana ini adalah disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel terikat. Hasil analisis yang dilakukan menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap Karakteristik Budaya Organisasi Pada SMA Negeri Di Kabupaten Banjar. Dengan demikian
membuktikan Gaya Kepemimpinan dapat meningkatkan dalam pembentukan Karakteristik Budaya Organisasi
Pada SMA Negeri Di Kabupaten Banjar

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Karakteristik Budaya Organisasi

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze leadership styles in shaping organizational culture characteristics
(research studies at public high schools in Banjar district). This study uses quantitative data analysis methods,
analytical techniques. In this study, the data analysis method used is simple linear regression, namely regression
equation modeling. The reason for choosing using this simple linear regression method is adjusted to the purpose
of this study, namely to examine the effect of the independent variable on the dependent variable. The results of
the analysis conducted state that the leadership style has a significant effect on the Characteristics of
Organizational Culture at Public Senior High Schools in Banjar Regency. Thus proving that the Leadership Style
can improve the formation of the Characteristics of Organizational Culture in Public Senior High Schools in
Banjar Regency.

Keywords: Leadership Style, Characteristics of Organizational Culture

26
PENDAHULUAN berperilaku tertentu. Seni berarti cara, metode, atau
Guru diposisikan sebagai garda depan dan strategi yang dapat mempengaruhi untuk mendapatkan
posisi sentral di dalam pelaksananan proses kepengikutan (Badeni, 2014). Menurut (Latif, 2008)
pendidikan. Kritik yang diberikan terhadap guru baik ketrampilan yang digunakan oleh seorang pemimpin
positif maupun negatif akan menjadi masukan yang agar para perawat-perawat terpengaruh dalam
sangat berarti bagi kinerja guru. Dalam satuan pengawasan pembagian tigas dan tanggung jawab
pendidikan, guru memiliki peran yang sangat mengenai pemberian pelayanan asuhan keperawatan,
menentukan dalam proses pembelajaran di sekolah. sehingga akan tercapainya tujuan pada keperawatan
Tidak hanya sebagai pendidik, namun juga sebagai merupakan kepemimpinan dalam keperawatan.
pengajar, pelatih, dan pembimbing. Perilaku tentang kepemimpinan dapat terlihat dari gaya
Guru cenderung tidak memperdulikan kondisi kepemimpinannya yang muncul ketika seseorang
psikologis yang terjadi pada siswa di kala proses memimpin bawahanya. Gaya kepemimpinan yang
belajar mengajar berlangsung karena mengejar target efektif sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi
kurikulum. Hal ini dilakukan oleh guru karena takut kinerja bawahaan. Pemimpin mempunyai pengaruh
dimarahi oleh kepala sekolah, bila target kurikulum besar terhadap keberhasilan organisasi, menurut
belum tercapai. Ada juga guru (untuk mata pelajaran Kuezes & Posner (2010). Mondy (1990) dalam
tertentu) yang malas memeriksa hasil ulangan siswa Soetopo (2010) budaya kelompok atau organisasi
karena kepala sekolah telah menginstruksikan batas secara menyakinkan dipengaruhi gaya kepemimpinan
minimum nilai yang harus dimasukkan ke dalam buku (leadership style).
rapot. Guru rtersebut beranggapan bahwa untuk apa Sikap seperti ini akan menimbulkan dampak
diperiksa, toh nilainya juga sudah ada patokannya. negatif terhadap organisasi apabila pemimpin menjaga
Adanya patokan nilai seperti ini akan memberikan jarak (aloof) dengan bawahan. Wirawan (2007),
peluang kepada guru untuk memanipulasi nilai. Sudah budaya organisasi yang dikenal dengan perilaku dan
tentulah kondisi dan tindakan seperti ini tidak sikap yang dimiliki individu dalam bekerja sama agar
memenuhi kriteria keprofesionalan. Dengan kata lain dapat tercapai. Budaya organisasi dapat mempengaruhi
ia tidak bertindak secara profesional sebagai seorang pada perilaku anggota organisasi yang kemudian akan
guru. Dengan demikian, harus diakui bahwa masih ada menentukan kinerja anggota dan organisasi. Pemimpin
guru di lapangan yang belum atau kurang profesional. dari organisasi dapat menambahkan, mengembangkan,
Dan hal inilah yang selalu disorot oleh masyarakat. dan merubah sesuai dengan kepemimpinannya didalam
Oleh karena itu, diperlikan cara dan tempat untuk organisasi. Maka dari itu, adanya hubungan antara
mengembangkan profesi guru. kepemimpinan dan budaya organisasi karena tidak ada
Manusia baik secara individu, dalam kelompok, pemimpin yang terlepas dari budaya organisasinya
dan organisasi memiliki naluri untuk dikenal oleh (Robbins & Coulter, 2010). Studi yang dilakukan oleh
manusia lainnya atau lingkungannya. Oleh karena itu, Tsang dkk (2007), budaya organisasi kuat dengan
manusia akan selalu berusaha melakukan sesuatu yang adanya peran pemimpin, budaya organisasi akan
berbeda, baik dalam sikap ataupun perilaku yang khas semakin kuat apabila nilai kepemimpinan tinggi. Perlu
maupun dalam bentuk hasil karya tertentu. Perilaku adanya seorang pemimpin untuk memperlihatkan dan
tertentu atau hasil karya tersebut akan menjelma memikirkan sebuah gaya kepemimpinan yang nantinya
menjadi identitas dan citra manusia, baik secara akan diterapkan kepada pegawainya yang terdapat di
individu, kelompok organisasi, bahkan komunitas dalam kepemimpinan (Mulyadi & Rivai, 2008). Norma
masyarakat terentu. Robbins dan Coulter (2010) perilaku orang tersebut dapat digunakan pada orang
mengemukakan bahwa, “budaya organisasi atau lain saat orang itu ingin mempengaruhi perilakunnya
organizational culture adalah sehimpunan nilai, dari orang lain tersebut yaitu merupakan dalam gaya
prinsip, tradisi, dan cara bekerja yang dianut bersama kepemimpinan (Handoko, 2010). Rivai (2007),
yang mempengaruhi perilaku serta tindakan para mengatakan kesuksesan pegawai dalam berprestasi
anggota organisasi”. Dalam kebanyakan organisasi, dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasan.
nilai-nilai dan praktik-praktik yang dianut Bersama ini .
telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan METODE
zaman dan benar-benar sangat mempengaruhi Jenis Penelitian
bagaimana sebuah organisasi dijalankan Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis
Budaya organisasi merupakan salah satu penelitian yang bersifat eksplanasi ilmu dapat
terbentuknya gaya kepemimpinan. Kepemimpinan digolongkan pada jenis penelitian kausalitas yaitu
merupakan kemampuan, seni dan proses. Hal ini dapat penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk
mengacu pada suatu kegiatan atau aktivitas yang harus hubungan sebab akibat (cause- effect) antar beberapa
dilakukan untuk memengaruhi orang lain supaya konsep atau beberapa variable atau beberapa strategi

27
yang dikembangkan dalam manajemen dan diarahkan Sumber: Data Primer diolah (2020)
untuk menggambarkan adanya sebab akibat antara Secara matematis model fungsi regresi linear berganda
beberapa situasi yang digambarkan dalam variable, dan dapat dinyatakan sebagai berikut :
atas dasar itu ditariklah sebuah kesimpulan umum Y = 4.024 + 0,598.X + e
(Ferdinand, 2014). Interpretasi persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
Subjek Penelitian Peningkatan terhadap variabel Gaya Kepemimpinan
Moleong (2010: 132) mendeskripsikan subjek sebesar 0,598 adalah positif, yang berarti bahwa
penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada adanya hubungan searah antara variabel bebas dan
latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan variabel terikat, semakin meningkat nilai pada Gaya
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Kepemimpinan, maka hubungan dalam Membentuk
Subjek pada penelitian ini adalah pelanggan SMA Karakteristik Budaya Organisasi Pada SMA Negeri Di
Negeri Di Kabupaten Banjar Kabupaten Banjar juga akan meningkat sebesar 59,8%
Teknik Pengumpulan Data 2. Uji Koefisien Determinasi
Adapun teknik pengumpulan data dalam hasil Koefisien determinasi diuraikan model summary
penelitian ini yaitu sebagai berikut: statistik, yang antara lain adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner, yaitu dengan cara menyampaikan Table 2
kuisioner kepada responden untuk mendapatkan Model R R Adjusted R Std. Error
data sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian Square Square of the
ini menggunakan skala likert, beberapa Estimate
pertanyaan diurutkan secara hierarkis untuk .925a .855 .853 2.10322
1
melihat sikap tertentu dari sederetan itu. Jadi
skala likert adalah skala yang digunakan untuk
jawaban yang bersikap jelas (tegas). Sumber: Data Primer diolah (2020).
b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang Nilai R dengan nilai sebesar 0,925 atau 92,5% adalah
dilakukan dengan cara mengamati langsung ke koefisien korelasi yang menunjukkan tingkat
obyek penelitian. hubungan antara variabel Gaya Kepemimpinan dengan
c. Dokumentasi dan Studi Pustaka, yaitu teknik variabel Membentuk Karakteristik Budaya Organisasi
pengumpulan data yang dilakukan dengan Pada SMA Negeri Di Kabupaten Banjar Nilai korelasi
mempelajari literatur maupun dokumen dari tersebut menunjukkan tingkat hubungan sangat kuat
obyek penelitian karena berada di antara 0,600 sampai dengan 0,799.
Tabel 3
Teknik Analisa Data Tabulasi Interprestasi Nilai r
Penelitian ini menggunakan metode analisa data No Interval Koefisien Tingkat Hubungan
kuantitatif, teknik analisis yang Dalam penelitian ini, 1 0,800 – 1,000 Sangat Kuat
metode analisis data yang digunakan adalah regresi 2 0,600 – 0,799 Kuat
linier sederhana yaitu permodelan persamaan regresi. 3 0,400 – 0,599 Sedang
Alasan pemilihan menggunakan metode regresi linier 4 0,200 – 0,399 Rendah
sederhana ini adalah disesuaikan dengan tujuan 5 0,000 – 0,199 Sangat Rendah
penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh variabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis
independen terhadap variabel terikat Uji t ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh variabel X terhadap terhadap Y. Adapun
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil pengujian sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Tabel 4
Hasil Uji-t
Hasil output dari SPSS 23 terhadap data skor
yang telah dibuat berdasarkan jawaban responden dari
kuisioner yang telah dibagikan, kemudian dirangkum
menjadi bahasan-bahasan sebagaimana yang terlihat
pada Tabel berikut:

Tabel 1
Hasil Pengolahan Data

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 4.024 1.800 2.236 .029
1
X .598 .032 .925 18.513 .000

28
tingkat hubungan sangat kuat karena berada di antara
0,600 sampai dengan 0,799. Kepemimpinan sangatlah
Berdasarkan hasil pengujian yang tercantum penting karena mempunyai pengaruh akan
pada tabel diatas dapat dilihat bahwa: Variabel Gaya menciptakan kepercayaan dan ketaatan, sehingga
Kepemimpinan didapatkan nilai sig. = 0.000 (Nilai mampu melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
Sig. <), dengan demikian dapat diketahui variabel
Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap PENUTUP
variabel terikat Budaya Organisasi. Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan
Pembahasan Hasil Penelitian terhadap Karakteristik Budaya Organisasi Pada SMA
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui Negeri Di Kabupaten Banjar. Dengan demikian
didapatkan nilai sig. = 0.000 (Nilai Sig. > 0,05) artinya membuktikan Gaya Kepemimpinan dapat
Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap meningkatkan dalam pembentukan Karakteristik
Karakteristik Budaya Organisasi Pada SMA Negeri Di Budaya Organisasi Pada SMA Negeri Di Kabupaten
Kabupaten Banjar. Dengan demikian membuktikan Banjar. Berdasarkam hasil penelitian diatas dengan
Gaya Kepemimpinan dapat meningkatkan dalam melihat indikator dari variabel yang ada, maka saran-
pembentukan Karakteristik Budaya Organisasi Pada saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
SMA Negeri Di Kabupaten Banjar. 1. Bagi peneliti selanjutnya untuk menambah
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah responden lebih besar dari jumlah yang
tugas dari seorang pemimpin: kematangan, kecerdasan, peneliti lakukan, dengan tujuan mampu menyerap
motivasi dan hubungan manusiawi. Menurut Bachtiar pendapat responden lebih luas lagi
(2009), Gaya kepemimpinan adalah rancangan dapat 2. Bagi SMA Negeri di Kabupaten Banjar Dapat
tercapai suatu organisasi dengan ditujukan pada memfokuskan perhatian antara pimpinan dan
individu agar dapat tercapainya. Gaya kepemimpinan bawahan dengan komunikasi lebih insentif agar
bisa mempengaruhi kepribadian dalam gaya yang Guru SMA Negeri di Kabupaten Banjar mampu
digunakan. Menurut Nursalam (2011), gaya memiliki komitmen yang tinggi yang akan
kepemimpinan demokratis adalah cara yang dilakukan berdampak pada kesadaran kinerja.
oleh seorang pemimpin untuk mencapai tujuan yang 3. Ciptakan suasana kerja yang lebih harmonis, dan
sudah direncanakan. Menurut Kuntoro (2010), gaya nyaman bagi seluruh Guru SMA Negeri di
kepemimpinan demokratis pemberian tanggungjawab Kabupaten Banjar, sehingga diharapkan Guru
dan pengambilan keputusan dengan melibatkan SMA Negeri di Kabupaten Banjar mampu peduli
kelompok pegawai. Pemimpin mampu menghargai terhadap pekerjaan yang belum terselesaikan
setiap karakteristik dalam kemampuan pegawai serta sesama rekan kerja
dapat digunakanya jawabannya untuk memperoleh ide- 4. Diharapkan Kepala Sekolah SMA Negeri di
ide para pegawainya dapat meningkat. Kabupaten Banjar lebih memberikan pendekatan-
Menurut Robbins (2010), budaya organisasi pendekatan yang lebih menyenangkan, dan juga
adalah yang mempengaruhi cara bawahan bertindak memberikan kegiatan-kegiatan yang menarik
dengan yang diharapkan dari pegawai yaitu dapat kepada Guru SMA Negeri di Kabupaten Banjar,
memahami nilai pokok organisasi secara jelas dan sehingga para guru akan merasa di hargai,
mampu mengetahuinya agar dapat bertindak secara kemudian dapat meningkatkan karakteristik
cepat. Berdasarkan hasil analisa hubungan antara gaya budaya organisasi SMA Negeri di Kabupaten
kepemimpinan dengan budaya organisasi di SMA Banjar
Negeri Di Kabupaten Banjar menunjukan bahwa dari 5. SMA Negeri di Kabupaten Banjar sebaiknya
hasil diperoleh nilai p value 0.000 lebih kecil dari 0,05 membuat suatu peraturan yang disepakati
sehingga dapat disimpulkan gaya kepemimpian bersama dimana setiap Guru SMA Negeri di
berpengaruh signifikan terhadap karakteristik Kabupaten Banjar wajib mengajarkan
karakteristik budaya organsasi, Arah korelasi ini yaitu kemampuan yang dimiliki kepada rekan kerjanya
posistif yang berarti bahwa gaya kepemimpinan yang agar menciptakan lingkungan kerja yang
semakin baik akan meningkatkan karakteristik budaya harmonis.
organsasi. 6. Memberi kesempatan bagi anggota organisasi
Berdasarkan nilai korelasi menurut Sugiyono khususnya Guru SMA Negeri di Kabupaten
(2010) bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,925 Banjar untuk mengembangkan ide dalam
atau 92,5% adalah koefisien korelasi yang penyelesaian masalah dalam pekerjaan, bahwa di
menunjukkan tingkat hubungan antara variabel Gaya lingkungan kerja antar rekan kerja bukan lagi aset
Kepemimpinan dengan variabel Membentuk melainkan mitra kerja, yang aspirasinya perlu
Karakteristik Budaya Organisasi Pada SMA Negeri Di dihargai
Kabupaten Banjar Nilai korelasi tersebut menunjukkan

29
REFERENSI Robbins, Stephen P. dan Coulter, Mary. 2010.
Abdul Latif. 2009 Pendidikan Berbasis Nilai Manajemen Edisi Kesepuluh. Jakarta: penerbit
Kemanusiaan, Bandung: Refika Aditama Erlangga

Alwi, Syafaruddin. (2010). Manajemen Sumber Daya Robbins, P.Stephen dan Timothy A. Judge. 2012.
Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif. Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta
Yogyakarta: BPFE
Soetopo, Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi. Jakarta:
Badeni. 2014. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. PT. Remaja Rosdakarya
Bandung: Alfabeta
Veithzal Rivai. (2007). Bank and Financial Institute
Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Management. Jakarta: PT. Raja
Manajemen. BP Universitas Diponegoro. GrafindoPersada
Semarang
Wirawan. (2007), Budaya dan Iklim Organisasi Teori
Handoko, T. Hani. (2010). Manajemen Personalia & Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba
Sumber daya Manusia. BPFE-Yogyakarta Empat

Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha, 2008,


Kompetensi Plus : Teori, Desain, Kasus dan
Penerapan untuk HR dan Organisasi yang
Dinamis, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

Kaila, Dr.H.L. (2005). Human Resource Management


(In Two Volumes). India

Koesmono, H. Teman (2005) Pengaruh Budaya


Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan
Kerja serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor
Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah Di
Jawa Timur

Kouzes, James & Posner. (2010). The Leadership


Challenge. San Francisco: Jossey-Bass

Makmuri, Muchlas. 2005. Perilaku Organisasi, Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta

Mulyadi dan Rivai (2008) Manajemen Sumber Daya


Manusia, Jakarta cetakan kesembilan

Moleong, Lexy J. (2010), Metodologi penelitian


kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung

Richard West, Lynn H.Turner. 2008 Pengantar Teori


Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Buku 2)
(Edisi 3) Jakarta: Salemba Humanika

Robbins, P. Stephen. (2003). Perilaku Organisasi. Edisi


Sembilan, Jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia. PT
Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta

30

Anda mungkin juga menyukai