Ustek Ponti PDF
Ustek Ponti PDF
BAB E
PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA
E.1 UMUM
Didalam bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai gambaran umum, konsepsi
pendekatan, metodologi dan program kerja Konsultan dalam mempersiapkan,
melaksanakan dan menyelesaikan penugasan Pekerjaan “Penyusunan UKL/UPL 10 Buah
Embung di Pulau Lombok” sesuai dengan arahan pelaksanaan pekerjaan pada Kerangka
Acuan Kerja. Pendekatan dan metodologi pelaksanaan pekerjaan yang kami susun
diharapkan akan menghasilkan suatu Dokumen UKL/UPL yang sesuai dengan yang
diharapkan serta memperoleh ijin lingkungan untuk ke-10 buah embung di Pulau Lombok.
1. Pendekatan Umum
2. Pendekatan Struktur Organisasi
3. Pendekatan Kelembagaan
4. Pendekatan Teknis
E-1
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Merupakan hal yang sangat penting karena hanya dengan pemahaman yang baik
terhadap latar belakang dan tujuan pekerjaan, maka dapat disusun metodologi
penanganan dan rencana kerja yang memuaskan. Pengetahuan dan pemahaman
mengenai maksud dan tujuan serta sasaran pekerjaan sangat membantu sehingga
pekerjaan diharapkan akan berjalan dengan efisien dan efektif.
Semua anggota Tim Konsultan akan dilengkapi dengan uraian pekerjaan yang akan
memberikan gambaran yang jelas untuk setiap tenaga ahli mengenai tanggung jawab,
wewenang dan hasil yang diharapkan dari Pekerjaan “Penyusunan UKL/UPL 10 Buah
Embung di Pulau Lombok” ini.
E-2
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Selain itu koordinasi dengan instansi lain seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum,
Bappeda, dll juga sangat diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan “Penyusunan UKL/UPL 10
Buah Embung di Pulau Lombok” ini.
E-3
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
1. Melibatkan masyarakat disekitarnya, untuk ikut serta berperan aktif dalam pengelolaan
lingkungan.
2. Memprioritaskan penggunaan tenaga kerja dari sekitar lokasi, atau memberikan
manfaat kesempatan kerja yang dapat dinikmati oleh masyarakat sekitarnya.
3. Menjalin koordinasi yang harmonis antara pemrakarsa dengan masyarakat setempat,
dalam pembina hubungan interaksi sosial.
4. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat di masing-
masing lokasi pekerjaan
E.3.1 Umum
Pemanfaatan sumber daya alam tersebut hendaknya dilandasi oleh tiga pilar pembangunan
berkelanjutan, yaitu menguntungkan secara ekonomi (economically viable), diterima secara
E-4
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Aktivitas pembangunan yang dilakukan dalam berbagai bentuk Usaha dan/atau Kegiatan
pada dasarnya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Dengan diterapkannya
prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam proses pelaksanaan pembangunan,
dampak terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas pembangunan
tersebut dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak
negatif dan pengembangan dampak positif dapat disiapkan sedini mungkin. Perangkat atau
instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan hal tersebut adalah Amdal dan UKL-UPL.
Pasal 22 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup menetapkan bahwa setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal. Amdal tidak hanya mencakup
kajian terhadap aspek biogeofisik dan kimia saja, tetapi juga aspek sosial ekonomi, sosial
budaya, dan kesehatan masyarakat. Sedangkan untuk setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang
tidak akuntabilitas, dan integritas semua pihak terkait, agar instrumen ini dapat digunakan
sebagai perangkat pengambilan keputusan yang efektif.
Amdal dan UKL-UPL juga merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan Izin Lingkungan.
Pada dasarnya proses penilaian Amdal atau permeriksaan UKL-UPL merupakan satu
kesatuan dengan proses permohonan dan penerbitkan Izin Lingkungan. Dengan
dimasukkannya Amdal dan UKL-UPL dalam proses perencanaan Usaha dan/atau Kegiatan,
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mendapatkan
informasi yang luas dan mendalam terkait dengan dampak lingkungan yang mungkin terjadi
dari suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan tersebut dan langkah-langkah pengendaliannya,
baik dari aspek teknologi, sosial, dan kelembagaan. Berdasarkan informasi tersebut,
pengambil keputusan dapat mempertimbangkan dan menetapkan apakah suatu rencana
Usaha dan/atau Kegiatan tersebut layak, tidak layak, disetujui, atau ditolak, dan Izin
lLngkungannya dapat diterbitkan. Masyarakat juga dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan dan penerbitan Izin Lingkungan.
Tujuan diterbitkannya Izin Lingkungan antara lain untuk memberikan perlindungan terhadap
lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan, meningkatkan upaya pengendalian Usaha
dan/atau Kegiatan yang berdampak negatif pada lingkungan hidup, memberikan kejelasan
prosedur, mekanisme dan koordinasi antarinstansi dalam penyelenggaraan perizinan untuk
Usaha dan/atau Kegiatan, dan memberikan kepastian hukum dalam Usaha dan/atau
E-5
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Penyusunan dalam 1 (satu) UKL-UPL dimaksudkan agar terwujud efisiensi dan efektivitas
dalam pemeriksaan UKL-UPL dan dampak kumulatif yang mungkin timbul akibat keterkaitan
antar Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dapat diidentifikasi dengan jelas.
Emil Salim (1990) dan Hadi (2001) mengemukakan beberapa konsep pembangunan
berkelanjutan yang diterapkan negara berkembang yaitu:
E-6
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Sebagai landasan dalam penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) Kegiatan Pembangunan Embung adalah sebagai berikut:
E-7
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Kewajiban ketersediaan dokumen Amdal berikut UKL dan UPL didasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan yang ditetapkan tanggal 23 Oktober 1993. Peraturan Pemerintah ini sering
disebut juga sebagai upaya "deregulasi Amdal", karena umumnya lebih sederhana jika
dibandingkan dengan peraturan yang lama yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
1986 (yang kemudian dicabut dengan dikeluarkannyaP P Nomor 51 Tahun 1993 ini).
Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 1993 dokumen Amdal yang ada hanya ANDAL (Analisis
Dampak Ungkungan), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan
Lingkungan). Jadi bentuk dokumen seperti PIL (Penyajiar. Informasi Lingkungan), PEL
(Penyajian Evaluasi Lingkungan). dan SEL (Studi Evaluasi Lingkungan) sudah tidak digunakan
lagi sejak 23 Oktober 1993.
E-8
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Suatu rencana usaha atau kegiatan yang akan dibangun di kawasan lindung yang telah
berubah peruntukannya atau lokasi rencana usaha atau kegiatan tersebut berbatasan
langsung dengan kawasan lindung, termasuk dalam kategori menimbulkan dampak penting.
Yang dimaksud dengan kawasan lindung menurut Penjelasan Pasal 7 UU Nomor 24 Tahun
1992 tentang Penataan Ruang adalah sebagai berikut:
E-9
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
14. Kawasan Cagar Budaya dan limu Pengetahuan (termasuk daerah Karst berair, daerah
dengan budaya masyarakat istimewa, daerah lokasi situs purbakala atau peninggalan
sejarah yang bemilai tinggi)
15. Kawasan Rawan Bencana Alam
Pedoman mengenai ukuran dampak penting menurut keputusan ini adalah sebagai berikut;
Setiap rencana usaha atau kegiatan mempunyai sasaran sepanjang menyangkut jumiah
manusia yang diperkirakan akan menikmati manfaat dari rencana usaha atau kegiatan
itu bila nanti usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan. Namun demikian, dampak
lingkungan, baik yang bersifat negatif maupun positif yang mungkin ditimbulkan oleh
suatu usaha atau kegiatan, dapat dialami oleh baik sejumiah manusia yang termasuk
maupun yang tak termasuk dalam sasaran rencana usaha atau kegiatan. Mengingat
pentingnya manusia yang akan terkena dampak mencakup spek yang luas, maka kriteria
dampak penting dikaitkan dengan sendi-sendi kehidupan yang di kalangan masyarakat
luas berada dalam posisi atau mempunyai nilai yang penting. Karena itu, dampak
lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan, yang penentuannya didasarkan
pada perubahan sendi-sendi kehidupan pada masyarakat tersebut dan jumlah manusia
yang terkena dampak menjadi penting bila: manusia di wilayah studi ANDAL yang
E - 10
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan,
jumiahnya sama atau lebih besar dari jumiah manusia yang menikmati manfaat dari
usaha atau kegiatan di wilayah studi.
Adapun yang dimaksud dengan manfaat dari usaha atau kegiatan adalah manusia yang
secara langsung menikmati produk suatu rencana usaha atau kegiatan dan atau yang
diserap secara langsung sebagai tenaga kerja pada rencana usaha atau kegiatan.
Luas wilayah persebaran dampak merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
pentingnya dampak terhadap lingkungan. Dengan demikian dampak lingkungan suatu
rencana usaha atau kegiatan bersifat penting bila: rencana usaha atau kegiatan
mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dan segi
intensitas idampak, atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif dampak.
Dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan dapat berlangsung pada
suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap dari kelangsungan usaha atau kegiatan.
Dengan kata lain dampak suatu usaha atau kegiatan ada yang berlangsung relatif
singkat, yakni hanya pada tahap tertentu dari siklus usaha atau kegiatan (perencanaan,
konstruksi, operasi, pasca operasi); namun ada pula yang berlangsung relatif lama, sejak
tahap konstruksi hingga masa pasca operasi usaha atau kegiatan. Berdasarkanp
engertian ini dampak lingkungan bersifat penting bila: rencana usaha atau kegiatan
mengakibatkanti mbulnyap erubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak
berbaliknya dampak, atau segi kumulatif dampak, yang berlangsung hanya pada satu
atau lebih tahapan kegiatan.
4. Intensitas Dampak
a. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik
dan atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut
peraturan perundang-undang yang berlaku
E - 11
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Mengingat komponen lingkungan hidup pada dasamya tidak ada yang berdiri sendiri,
atau dengan kata lain satu sama lain saling terkait dan pengaruh mempengaruhi, maka
dampak pada suatu komponen lingkungan umumnya berdampak lanjut pada
komponen lingkungan lainnya. Atas dasar pengertian ini dampak tergolong penting bila:
Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan
lainnya yang jumiah komponennya Iebih atau sama dengan komponen lingkungan yang
terkena dampak primer.
E - 12
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
a. Dampak Iingkungan berdangsung berulang kali dan terus menerus, sehingga pada
kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang
menerimanya
b. Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu, sehingga
tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya
c. Dampak lingkungan dan berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergetik)
7. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak
Dampak kegiatan terhadap lingkungan ada yang bersifat dapat dipulihkan, namun ada
pula yang tidak dapat dipulihkan walau dengan intervensi manusia sekalipun. Dalam hal
ini maka dampak bersifat penting bila: Perubahan yang akan dialami oleh suatu
komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi
manusia
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor KEP-
11/MENLH/3/94 tentang Jenis Usaha atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, daftar kegiatan wajib Amdal untuk bidang Pekerjaan Umum
adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Bendungan atau Waduk dengan tinggi ≥ 15 m atau luas genangan ≥ 100
ha
2. Pengembangan Daerah Irigasi dengan luas yang diairi ≥ 2000 ha
3. Pengembangan Daerah R awa Pasang Surut/Lebakd engan luas ≥ 5000 ha
4. Pengamanan pantai, dikota besar dengan ≥ 500.000 penduduk
5. Perbaikan sungai, dikota besar dengan ≥ 500.000 penduduk
6. Kanalisasi / Kanal banjir dikota besar dengan panjang ≥ 5 km atau lebar > 20 m
7. Kanalisasi selain no 6 (Pantai, Rawa atau lainnya) dengan panjang ≥ 25 km atau
lebar ≥ 50 m
8. Pembangunan jalan tol dan jalan layang
9. Pembangunanja lan raya dengan panjang > 25 km
10. Pembangunan dan peningkatan jalan dengan pelebaran diluar daerah milik jalan
kota besar dan metropolitan yang berfungsi arteri atau kolektor dengan panjang
> 5 km atau luas ≥ 5 ha
11. Pengolahan sampah dengan incinerator dengan ≥ 800 ton/hari
E - 13
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
12. Pembuangan sampah dengan sistem control landfill dan sanitary landfill dengan ≥
800 ton/hari
13. Pembuangan sampah dengan sisten open dumping dengan ≥ 80 ton/hari
14. Pembuangan sistem drainase dengan saluran dikota metropolitan dan besar dengan
saturan primer panjang ≥ 5 km
15. Air Limbah : Pembuangan IPAL untuk pemukiman dengan luas ≥ 50 ha, Pembangunan
sistem sewerage dengan pelayanan ≥ 2500 ha
16. Pengambilan air dari danau, sungai, mata air, atau sumber air lainnya dengan debit ≥ 2
m3/detik
17. Pembangunan perumahan dan pemukiman umum dengan luas ≥ 200 ha
18. Peremajaan kota dengan luas ≥ 5 ha
19. Gedung bertingkat I apartemen dengan tinggi ≥ 60 m
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor: KEP-12/
MENLH/3/94 tanggal 19 Maret 1994, lampiran Mll dan IV tentang Pedoman Umum Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Rencana usaha atau kegiatan
yang tidak ada dampak pentingnya, dan atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak
pentingnya diharuskan melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan yang ditetapkan didalam syarat-syarat
perizinannya menurut peraturan yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan tersebut, oleh karena itu maka Pembangunan 10 Embung di Pulau
Lombok melakukan penapisan proyek, dengan kriteria yang telah disesuaikan dengan
kondisi di lokasi, Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL) bukan merupakan bagian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, oleh sebab itu UKL
dan UPL tidak dinilai oleh Komisi AMDAL, melainkan diarahkan langsung oleh instansi teknis
yang membidangi dan bertanggung jawab langsung atas pembinaan usaha atau kegiatan
tersebut melalui suatu petunjuk teknis sesuai jenis usaha atau kegiatannya. Pedoman Umum
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Inffrastruktur Embung
berfungsi sebagai:
1. Acuan dalam penyusunan Pedoman Teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan bagi Andal khusus.
E - 14
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Dengan adanya pedoman ini, maka pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan baik,
lebih terarah, efektif dan efisien. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan perlu disusun sedemikian rupa, sehingga dapat:
1. Langsung mengemukakan informasi penting setiap jenis rencana usaha atau kegiatan
yang merupakan sifat khas proyek itu sendiri dan dapat menimbulkan dampak potensial
terhadap lingkungannya
2. Informasi komponen lingkungan yang terkena dampak.
3. Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang harus dilakukan oleh
pemrakarsa pada tahap prakonstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi.
Pada bagian ini hanya akan diuraikan tentang Rencana Usaha atau Kegiatan dan Komponen
Lingkungan. Dampak-dampak yang akan terjadi dan upaya Pengelolaan Lingkungan serta
upaya Pemantauan Lingkungan akan diuraikan menurut komponen proyek pada bagian
berikut. Pada bab terakhir akan diuraikan tentang Pelaporan dan Pernyataan Pelaksanaan.
E - 15
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
ini, Konsultan menyusun langkah-langkah yang akan dijadikan panduan dalam pelaksaan
pekerjaan. Langkah-langkah tersebut sesuai dengan Konsepsi Pendekatan yang telah
diuraikan sebelumnya.Berikut adalah tata cara penyusunan UKL dan UPL sesuai dengan
Permen LH No. 13 Tahun 2010.
Penapisan terhadap jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) perlu
dilakukan mengingat besarnya rentang jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi
UKL-UPL. Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL-UPL. Pasal 35 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
mengatur pula bahwa usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL- UPL, wajib
membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
(SPPL). Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL
dan SPPL diatur dengan peraturan Menteri. Secara skematik, pembagian tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :
Skema tersebut di atas dalam pelaksanaannya berbeda-beda untuk setiap daerah sehingga
menimbulkan perbedaan pembebanan tanggung jawab bagi pemrakarsa usaha dan/atau
kegiatan untuk daerah yang berbeda walaupun jenis usaha dan/atau kegiatannya adalah
sama. Untuk menjamin bahwa UKL-UPL dilakukan secara tepat, maka perlu dilakukan
E - 16
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
penapisan untuk menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi
dengan UKL-UPL.
Adapun usaha dan/atau kegiatan di luar daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dapat langsung diperintahkan melakukan upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai prosedur operasional standar (POS)
yang tersedia bagi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, dan melengkapi diri dengan
surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
Disamping itu, mekanisme perizinan telah berkembang ke arah lebih sempurna, sehingga
dengan kondisi tersebut beban kajian lingkungan dapat didorong untuk dapat menjadi
bagian langsung dari mekanisme penerbitan izin.
UKL-UPL merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam pelaksanaan
penerbitan izin lingkungan, sehingga bagi usaha dan/atau kegiatan yang UKL-UPLnya ditolak
maka pejabat pemberi izin wajib menolak penerbitan izin bagi usaha dan/atau kegiatan
bersangkutan. UKL-UPL dinyatakan berlaku sepanjang usaha dan/atau kegiatan tidak
melakukan perubahan lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan penolong. Bagi
UKL-UPL yang telah dinyatakan sesuai dengan isian formulir atau layak, maka UKL-UPL
tersebut dinyatakan kadaluarsa apabila usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak rekomendasi atas UKL-UPL diterbitkan.
1) Langkah dan Kriteria Penapisan Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL
Penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL
dilakukan dengan langkah berikut:
a) Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk dalam
jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal.
i) Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk
dalam daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal, baik
yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup atau
keputusan bupati/walikota sesuai kaidah penetapan wajib amdal;
Catatan: Bupati/walikota atau Gubernur atas pertimbangan ilmiah dapat
menetapkan suatu jenis usaha dan/atau kegiatan menjadi wajib amdal atas
pertimbangan daya dukung, daya tampung dan serta tipologi ekosistem
setempat menjadi lebih ketat dari daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi amdal dalam peraturan Menteri.
E - 17
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
ii) Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di
kawasan lindung;
Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berbatasan dan/atau berlokasi di
kawasan lindung wajib dilengkapi amdal.
iii) Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di
lokasi yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau
rencana tata ruang kawasan setempat.
Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi tidak sesuai tata ruang wajib
ditolak.
b) Pastikan bahwa potensi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan telah
tersedia teknologi untuk menanggulangi dampak tersebut.
Catatan : Jika tidak tersedia teknologi penanganan dampak dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan, maka kemungkinan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
wajib dilengkapi amdal.
c) Periksa peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala
lembaga pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan
wajib UKL-UPL untuk ditetapkan menjadi usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL.
Catatan:
i) Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non
departemen (LPND) belum menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib
UKL-UPL, maka lakukan penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL
sebagaimana langkah keempat dan langkah kelima.
ii) Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non
departemen (LPND) telah menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-
UPL tetapi tidak dilengkapi dengan skala/besaran, atau skala/besarannya
ditentukan tetapi tidak ditentukan batas bawahnya, maka lakukan penetapan
jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah keempat dan
langkah kelima.
iii) Dalam hal terjadi perubahan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh menteri
departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND)
tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka ketentuan dalam
langkah ketiga ini wajib mengikuti peraturan yang mengalami perubahan
tersebut.
E - 18
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
2) Manfaat UKL-UPL
a) Pada Pemerintah :
i) Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
ii) Merupakan bahan masukan dalam perencanaan pembangunan wilayah
E - 19
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
iii) Mencegah potensi SDA di sekitar lokasi proyek tidak rusak dan menjaga
kelestarian LH.
b) Pada Masyarakat :
i) Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya sehingga dapat
mempersiapkan diri untuk berpartisipasi.
ii) Mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan manfaat serta
kerugian akibat adanya suatu kegiatan.
iii) Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau
kegiatan di dalam menjaga dan mengelola kualitas lingkungan.
c) Pada Pemrakarsa :
i) Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi pada masa
yang akan datang.
ii) Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek.
iii) Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.
Berikut ini tahapan/langkah yang akan dilaksanakan oleh Konsultan dalam menyelesaikan
Pekerjaan “Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok” ini, yaitu :
Untuk lebih jelasnya mengenai Metodologi ini dapat dilihat pada Gambar E1 berikut ini.
E - 20
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Start
Tahap Persiapan
Pengumpulan Data
Persiapan Administrasi Survey Pendahuluan
Awal/Literatur
Penyusunan Konsep
Pendauhuluan
Uraian Pekerjaan,
Metotologi,
Rencana Kerja
cek
Diskusi Laporan
Pendahuluan
Perbaikan Laporan
Pendauhuluan
Perbaikan
sesuai hasil
diskusi
Final Laporan
cek Pendahuluan
E - 21
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Tahap Survey
Tahap Analisis
Analisis Dampak
Rona Lingkungan Awal Program UKL/UPL
Lingkungan
Penyusunan
Draft UKL/UPL
Sosialisasi
Masukan dan
Persepsi
Masyarakat
Draft Dokumen
cek UKL/UPL
Perbaikan Laporan
Pendauhuluan
Perbaikan
sesuai hasil
diskusi
Final Dokumen
cek UKL/UPL
Finish
Gambar E-2. Bagan Alir Pekerjaan UKL/UPL 10 Embung di Pulau Lombok (lanjutan)
E - 22
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Persiapan merupakan tahap konsolidasi dari tim pelaksana dalam melaksanakan Pekerjaan
“Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok”ini, menyiapkan dan
memobilisasi tenaga ahli dan staf pendukung untuk memahami Kerangka Acuan Kerja (KAK),
penyamaan persepsi, menyiapkan dan mengumpulkan data, literatur, referensi/studi
terdahulu akan dijadikan dasar pemikiran kegiatan pekerjaan ini, serta menyiapkan
keperluan administrasi keuangan untuk pelaksanaan survey lapangan.
Penyepakatan kembali terhadap maksud dan tujuan, serta ruang lingkup penugasan pada
KAK dan catatan-catatan penjelasan pelelangan akan kami klarifikasikan terhadap rancangan
pendekatan dan metodologi, mekanisme pelaksanaan, rencana kerja dan organisasi kerja
yang telah kami kembangkan, yang selanjutnya bersama-sama dengan hasil penyusunan
metoda survey dan format survey, serta hasil pengumpulan data sekunder berupa : Studi-
studi terdahulu yang berkaitan, permasalahan, potensi daerah studi, kajian terhadap harga
satuan, penentuan lokasi sasaran dan alternatif proses pengolahan air limbah akan kami
masukkan dalam penyusunan Laporan Pendahuluan.
Pada tahapan ini juga akan dilakukan persiapan untuk pengumpulan data berupa Dokumen
Perencanaan DED untuk masing-masing embung di Pulau Lombok tersebut. Selain itu
dikumpulkan juga data dari Badan Pusat Statistik yang terbaru.
Tahap Pengumpulan Data merupakan keadaan yang sangat penting karena merupakan
landasan informasi yang akan digunakan pada tahapan pekerjaan selanjutnya. Data yang
akurat dan lengkap sangat dibutuhkan agar hasil perencanaan dapat
dipertanggungjawabkan.
Setelah mendapatkan data sekunder, selanjutnya dilakukan survey lapangan untuk meninjau
langsung lokasi perencanaan embung tersebut, serta mengecek apakah ada perubahan
lokasi perencanaan. Selain itu juga dicek tentang status kepemilikan lahan yang akan
dijadikan lokasi embung tersebut.
Dalam survey lapangan ini juga dilakukan dilakukan pengambilan air/sampling kualitas air
sungai yang nantinya akan menjadi sumber air baku embung yang direncanakan. Dilakukan
juga pengambilan/sampling kualitas udara untuk mengetahui seperti apa kondisi udara di
sekitar lokasi rencana pembangunan embung.
E - 23
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Analisa kualitas air dan udara akan dilakukan pada Laboratorium yang telah memiliki
akreditasi. Sebagai acuan baku mutu yang akan digunakan adalah Kelas Mutu Air Kelas I – PP
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Kegiatan lain yang dilakukan dalam Tahap Survey ini adalah Survey Sosial Ekonomi. Tujuan
dari Survey Sosial Ekonomi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
masyarakat tentang kegiatan yang akan dilaksanakan serta mengetahui juga sebesar apa
manfaat untuk masyarakat serta keterlibatan masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan ini
mulai dari pra konstruksi – konstruksi dan pasca konstruksi.
Yang menjadi responden dalam Survey Sosial Eknomi ini adalah masyarakat yang akan
menerima manfaat dari kegiatan, masyarakat yang terkena dampak (pembebasan lahan)
dari kegiatan ini serta stake holder lainnya yang terkait dengan kegiatan ini.
Dalam Tahap Analisa Pekerjaan “Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok”
ini, pertama-tama yang akan dianalisa adalah analisa terhadap Dokumen Perencanaan DED
Embung. Dimana dari dokumen tersebut akan diperoleh beberapa informasi yang akan
menjadi bagian dari Dokumen UKL/UPL, diantaranya:
E - 24
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Selanjutnya dilakukan kajian terhadap Hasil Analisa Kualitas Air dan Kualitas Udara. Dari
analisa tersebut selanjutnya disusun Dokumen UKL/UPL Pembangunan Embung. Dimana
dalam hal ini akan ada 10 buah dokumen untuk masing-masing embung.
Tahap Akhir dari Pekerjaan “Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok”ini,
terdiri dari diskusi dan sosialisasi.
Adapun diskusi dilakukan baik di BWS Nusa Tenggara I sebagai pemilik pekerjaan, maupun di
Badan Lingkungan Hidup setempat sebagai Institusi terkait dengan Dokumen UKL/UPL.
Metode studi yang digunakan dalam penyusunan dokumen UKL-UPL Pembangunan 10 Buah
Embung di Pulau Lombok meliputi metode pengumpulan dan analisa data serta metode
pengambilan sampel untuk setiap parameter yang akan diukur untuk semua komponen
lingkungan yang telah ditentukan. Penentuan metode studi yang digunakan mengacu pada
Kerangka Acuan Kerja dengan beberapa tambahan untuk lebih menyempurnakan kualitas
atau kedalaman studi ini.
E - 25
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Semua data primer maupun data sekunder yang telah diperoleh selanjutnya dianalisa
dengan dua cara, yaitu :
Metode analisa kuantitatif adalah suatu metode yang menganalisa data dari besarnya
atau kuantitasnya.
Metode analisa kualitatif adalah suatu metode yang menganalisa data dari sifatnya.
Selanjutnya akan diuraikan metode studi untuk pengumpulan data, analisa data dan
parameter apa saja yang harus diukur dalam setiap komponen lingkungan.
E - 26
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Metode analisa data dengan metode trend series, metode analogi atau metode lain
yang relevan seperti metode tabulasi.
c) Hidrologi
- Parameter yang akan dikaji:
Data iklim yang akan dikaji adalah tipe iklim, suhu udara, curah hujan, intensitas
matahari, kelembaban nisbi, tekanan udara, arah dan kecepatan angin.
Indikator hidrologi yang akan dikaji meliputi parameter fisik maupun kimia dari
kualitas air permukaan dan air bawah tanah di daerah lokasi kegiatan dan sekitarnya.
Parameter yang akan ditinjau berdasarkan :
- Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
- Kondisi perairan yang ada di sekitar lokasi.
- Metode pengumpulan data :
Metode pengambilan sampel/contoh air berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air
Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.
- Metode analisa data
Metode analisa data kualitas air berdasarkan :
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 37 Tahun 2003 tentang
Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan.
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
- Metode matematik
E - 27
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
yang akan ditinjau bisa berdasarkan Kondisi kualitas udara dan kebisingan di sekitar
lokasi proyek.
- Metode pengumpulan data :
Metode pengambilan sampel/contoh kualitas udara dan kebisingan dengan
mengukur tinggi rendahnya tingkat kebisingan dengan alat pegukur suara.
- Metode analisa data
Metode analisa data kualitas udara berdasarkan :
- Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 35/MenLH/10/1993 tentang
Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
- Metode matematik
2) Komponen Biologi
a) Keanekaragaman Flora
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator keaneka ragaman flora atau vegetasi di
sekitar lokasi kegiatan meliputi :
- populasi
- jenis
- sebaran jenis
- manfaat/fungsi
- Metode pengumpulan data :
E - 28
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Data keanekaragaman flora dapat berupa data primer yang diperoleh dengan
pengamatan di lapangan. Disamping itu bisa juga berupa data sekunder yang
diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui data tersebut.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam mengkaji parameter-parameter
dalam indikator keanekaragama adalah dengan analisis tabulasi dan deskriptif.
b) Keanekaragaman Fauna
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator keaneka ragaman fauna atau satwa di
sekitar lokasi kegiatan meliputi :
- populasi
- jenis
- intensitas kasus
- Metode pengumpulan data :
Data keanekaragaman fauna dapat berupa data primer yang diperoleh dengan
pengamatan di lapangan. Disamping itu bisa juga berupa data sekunder yang
diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui data tersebut.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam mengkaji parameter-parameter
dalam indikator keanekaragaman adalah dengan analisis tabulasi dan deskriptif.
c) Keanekaragaman Biota Air
Sebagai indikator komponen keanekaragaman biota air adalah keanekaragaman
plankton dan benthos.
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator komponen keanekaragaman biota air
atau satwa di sekitar lokasi kegiatan meliputi :
- jenis
- keanekaragaman
- kelimpahan individu
- Metode pengumpulan data :
Data indeks keanekaragaman plankton dan benthos berupa data primer yang
diperoleh dengan pengambilan sampel di lapangan.
- Metode analisa data
E - 29
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
E - 30
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Parameter yang akan dikaji pada komponen sosial ekonomi di sekitar lokasi kegiatan
meliputi :
- Komposisi lapangan pekerjaan
- Jumlah dan jenis pusat kegiatan perekonomian
- Metode pengumpulan data :
Data untuk parameter-parameter sosial ekonomi dapat berupa data primer yang
diperoleh dengan survei dan wawancara. Disamping itu bisa juga berupa data
sekunder yang diperoleh dari BPS atau kantor pemerintahan setempat.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam mengkaji parameter-parameter
dalam komponen sosial budaya adalah dengan analisis tabulasi, deskriptif, trend
series maupun grafis.
E - 31
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Dalam melakukan identifikasi dampak potensial, metode yang bisa dipakai atau dipilih
antara lain :
1. Metode teoritis, yaitu: ad-hoc, daftar uji, matriks, dan bagan alir.
2. Melakukan observasi lapangan
3. Mengadakan wawancara dengan pemuka masyarakat
4. Mempelajari respon masyarakat terhadap rencana kegiatan
5. Mempelajari peraturan yang berlaku
6. Melakukan penelitian
7. Mengadakan rapat dan lokakarya
Metode prakiraan dampak digunakan untuk memprakirakan besaran dampak dan tingkat
kepentingan dampak. Untuk memprakirakan besarnya dampak, digunakan metode :
1. Formal atau teoritis, yaitu metode perkiraan cepat, metode matematika, metode fisik,
metode eksperimental.
2. Informal, yaitu : penilaian para ahli dan analog
3. Khusus untuk dampak sosial tersedia beberapa metode, yaitu : argument dengan
analogi, studi lapangan masyarakat sejenis, Delphi, proses kelompok nominal, diskusi
kelompok terfokus.
E - 32
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Untuk mengevaluasi semua dampak yang terjadi dengan adanya kegiatan pembangunan
Infrastruktur Embung digunakan metode evaluasi matriks antara daftar rencana kegiatan
proyek dengan komponen lingkungan yang potensial menerima dampak dengan
menentukan tingkat besaran dan pentingnya dampak.
Berikut ini program kerja yang akan dilaksanakan oleh Konsultan dalam Pekerjaan
“Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok”:
1. Tahap Persiapan
- Mobilisasi Personil
- Penyesuaian Metodologi dan Rencana Kerja
- Koordinasi dengan Pemberi Tugas
- Pengumpulan Data Awal
- Penyiapan Format Pendataan
- Penyiapan Kuesioner Survey Sosek
2. Tahap Survey
E - 33
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
Proses asistensi dan diskusi dilakukan oleh Konsultan guna menyempurnakan hasil dari
setiap kegiatan yang dilakukan, sehingga terdapat penyamaan visi dan misi serta sesuai
dengan pokok-pokok substansi yang termuat dalam Kerangka Acuan Kerja. Proses diskusi
akan melibatkan Tim Teknis yang dibentuk oleh Pemberi Kerja
E.8 PELAPORAN
Berikut ini jenis Laporan yang harus diserahkan Konsultan dalam Pekerjaan “Penyusunan
UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok” :
1. Laporan Bulanan
Laporan ini harus diserahkan pada setiap akhir bulan dari jadwal pekerjaan, laporan
berisikan segala kemajuan pekerjaan yang telah dicapai serta mengutarakan pekerjaan
yang akan dilaksanakan untuk waktu berikutnya sebanyak 5 eksemplar setiap bulan.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan harus berisi hasil informasi data-data dan laporan studi yang tersedia,
metodologi, langkah kerja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dan langkah-langkah
pekerjaan selanjutnya. Laporan harus disajikan pada pertengahan bulan ke 2 (dua)
setelah terbitnya SPMK dan harus dipresentasikan dihadapan Pemberi Kerja. Draft
Laporan Pendahuluan dibuat dalam bahasa Indonesia sebanyak 15 (lima belas)
eksemplar dan Laporan Pendahuluan (Final) sebanyak 3 (tiga) eksemplar.
3. Draft Laporan UKL dan UPL
Laporan ini berisikan tentang rincian rencana usaha/kegiatan, dampak lingkungan yang
akan terjadi, upaya pemantauan dan pengelolaan lingkungan Dokumen ini diserahkan
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dari masing-masing embung.
4. Laporan UKL/UPL Dan Rekomendasi
Setelah laporan draft disetujui maka Laporan UKL/UPL Dan Rekomendasi final dapat
disusun. Dokumen ini diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dari masing- masing
embung.
E.9 ORGANISASI
Organisasi dan personil yang akan ditugaskan memegang peranan penting untuk
mengendalikan pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan ini. Oleh karena itu komposisi tim
E - 34
Penawaran Teknis :
Penyusunan UKL/UPL 10 Buah Embung di Pulau Lombok
dan penugasan, pada hakekatnya merupakan jawaban atas kebutuhan struktur organisasi
pelaksana pekerjaan sesuai tuntutan kerangka acuan kerja. Di sini dipresentasikan mengenai
kebutuhan unit-unit pelaksana serta hubungan kerja antar unit tersebut, maupun dengan
pemberi tugas.
Untuk ini konsultan telah menyusun suatu struktur organisasi kerja untuk pelaksanaan yang
secara garis besar terdiri dari 2 bagian yaitu pemberi tugas dan pelaksana tugas. Diharapkan
dengan terbentuknya tim ini, kegiatan diskusi rutin dengan Tim Teknis dalam rangka
pembahasan progres pelaksanaan kegiatan serta memecahkan permasalahan yang mungkin
timbul selama pelaksanaan dapat berjalan lancar.
Konsultan mengusulkan struktur organisasi pelaksana pekerjan seperti tersaji dalam Gambar
E.3.
E - 35