DOSEN PEMBIMBING
Priyo Agus Setiawan, ST., MT
NIP. 197708192005011001
DOSEN PEMBIMBING:
PRIYO AGUS SETIAWAN, ST., MT
NIP. 197708192005011001
COUNSELLOR LECTURE:
PRIYO AGUS SETIAWAN, ST., MT
NIP. 197708192005011001
NRP : 0314030019
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
PERFORMANCE ANALYSIS OF SENTRIFUGAL PUMPS TYPE 350X300
CNFA ON GRAVING DOCK JOGJA IN LANTAMAL V SURABAYA
NRP : 0314030019
ABSTRACT
Graving dock Jogja is a boat depicting facility that has a shape like a
pond. As auxiliary operations, graving dock in the Navy Jogja Surabaya using
centrifugal pumps brand Ebara type 350 x 300 CNFA which functioned for
dewatering process in order to repair the ship can be done .Centrifuges pump at
the graving dock in the Navy Jogja Surabaya alleged to have decreased
performance because Duration of use. This is evidenced by the decrease in pump
capacity so that the draining time is longer.
Based on the calculation of pump performance can be seen that the pump
capacity graving dock is at 897 m3/h, pump head of 9.79 m and the required pump
power of 29.9 KW. While the specifications of centrifugal pumps in graving dock
in the Navy Jogja Surabaya indicates that the pump capacity of 1200 m3/h, the
pump head is 14 m and the required pump power of 55.15 KW. So from the
calculation and analysis can be concluded that the pump has decreased
performance.
v
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
vi
5. Ir. Emie Santoso, MT. selaku koordinator prodi Program Studi Teknik
Permesinan Kapal.
6. Ibu Nurvita Arumsari, Ssi, MSi. Selaku Koordinator Tugas Akhir.
7. Bapak Priyo Agus Setiawan, ST., MT Selaku Dosen Pembimbing yang
selalu memberikan masukan, kritik dan saran yang sangat membantu.
8. Windiya Wulansari yang selalu mendampingi dan memberi semangat dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Teman-teman Program Studi Teknik Permesinan Kapal 2014 yang saya
cintai.
10. Teknisi, staff dan karyawan ARMATIM dan Bengsmes Fasharkan TNI AL
yang turut membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
11. Seluruh teman seperjuangan dan sependeritaan yang ikut merasakan kerasnya
kota Surabaya
12. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas akhir ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
DAFTAR LAMBANG.......................................................................................... xi
BAB 1 ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB 2 ...................................................................................................................... 5
viii
2.4 Pompa Sentrifugal ......................................................................................... 8
BAB 3 ................................................................................................................... 29
BAB 4 ................................................................................................................... 35
ix
4.4.4 Mayor Losses Pada Pipa Suction dan Discharge .................................. 42
BAB 5 .................................................................................................................... 55
PENUTUP ............................................................................................................ 55
x
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
𝐿𝑒
Tabel 2.3 Nilai 𝐷 berbagai valve dan fitting ...................................... 24
𝐿𝑒
Tabel 4.7 Nilai 𝐷 berbagai valve dan fitting ...................................... 45
viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 4.4 Diagram perbandingan kapasitas pompa antara
spesifikasi dan aktual ............................................................. 52
x
DAFTAR LAMBANG
DAFTAR LAMBANG
xi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Untuk dapat melakukan perbaikan kapal, maka Graving Dock harus pada
kondisi kering sehingga dibutuhkan pompa. Pompa tersebut adalah pompa
sentrifugal merk ebara type 350x300 CNFA. Pompa digunakan untuk proses
dewatering agar air yang berada dalam Graving Dock dapat dipompa keluar
hingga kering dan proses repair kapal dapat dilakukan. Pompa merupakan suatu
peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber tenaga yang digunakan
untuk memindahkan cairan fluida dari suatu tempat ke tempat lain. Cairan
tersebut hanya bisa mengalir oleh adanya perbedaan tekanan. Selain dapat
memindahkan cairan, pompa juga berfungsi untuk meningkatkan kecepatan,
tekanan dan ketinggian cairan.
Pompa yang beroperasi dengan waktu yang cukup lama akan mengalami
penurunan performa. Salah satu hal yang membuktikan turunnya performa
1
sebuah pompa dapat dilihat dari k apsitas yang dihasilkan. Debit yang dihasilkan
semakin lama akan turun dan berbeda dengan kondisi awal. Debit pompa awal
mulanya menurut spesifikasi deketahui sebesar 1200 m3/h. Namun setelah
dilakukan pengambilan data dan perhitungan, debit pompa diketahui hanya
sebesar 897 m3/h. Apabila dibiarkan dan tidak segera dilakukan perbaikan
terhadap pompa tersebut, hal ini dapat berpengaruh terhadap proses perbaikan
dan perawatan kapal sehingga biaya operasional juga bertambah besar.
2. Berapa besar head total dari pompa sentrifugal type 350x300 CNFA ?
2
2. Menghitung nilai head total dari pompa sentrifugal type 350x300
CNFA.
3
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
4
BAB 2
DASAR TEORI
BAB 2
DASAR TEORI
(http://www.perkapalan.net/2015)
5
kolam kosong. Pada saat sebelum kapal dimasukkan kedalam graving dock, maka
terlebih dahulu diisi dengan air dengan cara seperti berikut :
Pertama membuka katup dan setelah permukaan air yang ada didalam
graving dock sama dengan permukaan air perairan, maka pintu dibuka dan saat
itu kapal dimasukkan. Setelah kapal masuk, maka pintu ditutup dan katup
pemasukannya ditutup lagi dan air yang ada didalam graving dock dipompa
keluar. Pada waktu pemompaan (jumping Time) tergantung jumlah, kapasitas
pompa dan jumlah air yang masuk kedalam graving dock. Setelah air dipompa
sampai kering, maka kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya akan kedap.
Tapi terjadi kemungkinan masih masuknya air kedalam dok yang dialirkan pada
got dan selang. Untuk itu silahkan tunggu hingga beberapa saat dan air tersebut
dapat dipompa keluar dengan menggunakan pompa khusus.
6
2.3 Klasifikasi pompa
Secara garis besar, alat ini hanya digolongkan dalam dua jenis, yakni
pompa perpindahan positif (positive displacement pump) dan pompa dinamik
(dynamic pump).Pada dasarnya, cairan apapun d apat ditangani oleh hampir
semua jenis pompa, namun pemilihannya harus disesuaikan dengan vikositas
cairan dan perbedaan elevasi. Dalam pengaplikasiannya di lapangan, pompa
sentrifugal dianggap lebih ekonomis dan lebih banyak digunakan bila
dibandingkan dengan pompa rotary dan reciprocating.
7
Gambar 2.3 Simbol pompa positif displacement
(http://www.prosesindustri.com/2014/)
8
didalam casing selalu terisi cairan, maka pada saluran isap harus dilengkapi
dengan katup kaki (foot valve). Kosongnya cairan di dalam impeller dapat
menyebabkan masuknya udara dan menimbulkan kavitasi.
(http://www.sentralpompa.com/)
Untuk pompa sentrifugal yang bekerja berdasarkan head dinamis, pompa ini
dapat diklasifikasikan menurut jenis aliran dalam impeller, yakni:
Fluida diisap pompa melalui sisi isap adalah akibat berputarnya impeller
yang menghasilkan tekanan vakum pada sisi isap. Selanjutnya fluida yang telah
terisap terlempar keluar impeller akibat gaya sentrifugal yang dimiliki oleh fluida
9
itu sendiri. Dan selanjutnya ditampung oleh casing (rumah pompa) sebelum
dibuang kesisi buang. Dalam hal ini ditinjau dari perubahan energi yang terjadi,
yaitu : energi mekanis poros pompa diteruskan kesudu-sudu impeller, kemudian
sudu tersebut memberikan gaya kinetik pada fluida.
Akibat gaya sentrifugal yang besar, fluida terlempar keluar mengisi rumah
pompa dan didalam rumah pompa inilah energi kinetik fluida sebagian besar
diubah menjadi energi tekan. Arah fluida masuk kedalam pompa sentrifugal
dalam arah aksial dan keluar pompa dalam arah radial. Pompa sentrifugal
biasanya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi
dengan kapasitas aliran yang medium.
10
3. Pompa aliran axial
(www.artikel-teknologi.com/)
Pompa aksial merupakan salah satu jenis pompa yang masuk ke dalam
kelompok pompa dinamik. Pompa jenis ini berfungsi untuk mendorong fluida
kerja dengan arah yang sejajar terhadap sumbu/poros impellernya. Hal ini
berbeda dengan pompa jenis sentrifugal yang arah output fluidanya tegak lurus
dengan sumbu impeller.Aliran zat cair yang meninggalkan impeller bergerak
sepanjang permukaan silinder (arah aksial).
1. Casing
11
kinetik menjadi tekanan dengan jalan menurunkan kecepatan dan menaikan
tekanan, hal ini juga membantu menyeimbangkan tekanan hidrolik pada shaft
pompa.
2. Impeller
12
Gambar 2.8 Impeller
(www.globlalspec.com/ )
3. Poros
4. Bearing
13
digunakan pada pompa yaitu berupa journal bearing yang berfungsi untuk
menahan gaya berat dan gaya-gaya yang searah dengan gaya berat tersebut, serta
thrust bearing yang berfungsi untuk menahan gaya aksial yang timbul pada poros
pompa relatif terhadap stator pompa.
5. Kopling
14
6. Sistem Packing
7. Sistem Lubrikasi
15
2.5 Fluida Ideal dan Persamaan Kontinuitas
Fluida ideal adalah fluida yang tidak kompresible (tidak mengalami
perubahan volume karena tekanan), mengalir tanpa gesekan, baik dari lapisan
fluida disekitarnya maupun dari dinding tempat yang dilaluinya, dan aliran
stasioner. Aliran stasioner adalah aliran fluida yang mengalir mengikuti garis arus
tertentu. Debit atau laju volume adalah besaran yang menyatakan volume fluida
yang mengalir tiap satuan waktu, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑉
𝑄 = (2.1)
𝑡
Dimana :
Q = Debit (m3/s)
V = Volume fluida (m3)
t = Waktu (s)
Fluida yang mengalir melalui suatu penampang akan selalu memenui hukum
kontinuitas. Hukum kontinuitas adalah laju massa fluida yang masuk (ṁ) akan
selalu sama dengan laju massa fluida yang keluar keluar (ṁ) persamaan
kontinuitas : (Sularso, Haruto Tahara. 1994)
Sehingga :
Q = A.V (2.6)
16
Dimana :
Q = Debit (m3/s)
A = Luas penampang (m2)
V = Kecepatan fluida (m/s)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
Head losses terbagi menjadi dua bagian. Yaitu mayor losses yang disebabkan
oleh gesekan dan minor losses yang disebabkan oleh aksesoris. Berikut adalaah
penjelasannya.
𝐿 𝑉2
𝑓 = λ 𝐷 2𝑔 (2.8)
17
Dimana :
𝑉𝐷
𝑅𝑒 = (2.9)
𝜇
Dimana :
𝑅𝑒 = Reynolds Number
18
Tabel 2.1 Berat Spesifik Kekentalan Kinematik Air
Aliran laminer
64
λ = 𝑅𝑒 (2.10)
Dimana :
𝑅𝑒 = Reynolds Number
19
Aliran turbulen
Dalam aliran turbulen, partikel partikel bergerak secara serampangan ke semua
arah. Untuk aliran turbulen, banyak ahli hidrolika telah mencoba menghitung f
dari hasil percobaan. Untuk semua pipa, Lembaga Hidrolik (Hidraulic Institute)
dan banyak ahli, menganggap bahwa persamaan colebrook bisa di percaya untuk
menghitung factor gesekan f. Persamaannya adalah:
1 𝜖 2,51
= −2 log[3,7 𝑑 + ] (2.11)
√𝑓 𝑅𝐸 𝑓
20
2.6.2 Minor Losses
Minor losses adalah kerugian energy karena adanya aksesoris seperti
belokan, katup, filter, dll. Dibandingkan dengan kerugian energi akibat gesekan,
nilai yang dihasilkan akibat fitting dan accesosris adalah kecil. Sehingga disebut
minor losses. secara umum head losses minor dapat dinyatakan dengan rumus:
V2
=K (2.12)
2𝑔
dimana :
Berikut ini adalah macam- mcam atau aksesoris perpipan yang menimbulkan
minor losses beserta nilai kooefisien kerugiannya :
21
2
𝐷1 2
𝑘 = 1− (2.14)
𝐷2
Dimana :
𝐴2 𝐷2 2
= (2.15)
𝐴1 𝐷1
Dimana :
22
𝐴2 = Luas penampang pipa kecil
A2/AA1 D2/D1 K
0 0.32 0.5
0.1 0.32 0.46
0.2 0.45 0.41
0.3 0.55 0.36
0.4 0.63 0.3
0.5 0.71 0.24
0.6 0.77 0.18
0.7 0.84 0.12
0.8 0.89 0.06
0.9 0.95 0.02
1 1 0
23
C. Valve and fitting
24
𝐻𝑆 = Head statis pompa (m)
𝑍2 = Jarak permukaan air di sisi tekan/keluar dihitung dari tengah impeller
pompa (m)
𝑍1 = Tinggi titik tengah impeller dari permukaan air yang akan dipompa (m)
Keterngan :
tanda + jika permukaan air pada sisi hisap lebih rendah dari sumbu pompa
tanda - jika permukaan air pada sisi hisap lebih tinggi dari sumbu pompa
Dimana :
P = tekana hidrostatik (N/m2 atau Pa)
𝜌 = massa jenis zat cair (Kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair (m)
Jika tekanan atmosfer dipermukaan zat cair itu adalah P0 , maka tekanan mutlak
pada tempat atau titik yang berada pada kedalaman h adalah sebesar :
𝑃 = 𝑃0 + 𝜌 𝑔 (2.17)
Diman :
P0 = tekanan atmosfer (atm)
25
2.9 Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa tekanan dari fluida yang bergerak
seperti udara berkurang ketika fluida tersebut bergerak lebih cepat. Hukum
Bernoulli ditemukan oleh Daniel Bernoulli, seorang matematikawan Swiss yang
menemukannya pada 1700-an. Bernoulli menggunakan dasar matematika untuk
merumuskan hukumnya. Rumus hukum Bernoulli :
𝑃 𝑉2 𝑃 𝑉2
𝑍1 + 𝜌𝑔1 + 2𝑔1 + 𝐻𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝑍2 + 𝜌𝑔2 + 2𝑔2 + 𝐻𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 (2.18)
Dimana :
Hpompa = Head pompa (m)
HLosses = Head losses (m)
P1 = Tekanan disisi hisap (Pa)
P2 = Tekanan disisi buang (Pa)
ρ = Massa jenis (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
Z1 = Ketinggian disisi hisap (m)
Z2 = Ketinggian disisi buang (m)
26
𝜌.𝑔.𝑄.𝐻
𝑃= (2.19)
𝜂 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
Dimana :
𝑃 = Daya pompa (watt)
𝜌 = Berat spesifik (kg/m2)
𝑔 = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
𝑄 = Kapasitas pompa (m3/s)
𝑃𝑎 𝑃𝑣
𝑠𝑣 = − − 𝑠 − 𝑙𝑠 (2.20)
𝛾 𝛾
Dimana :
𝑠𝑣 = NPSH yang tersedia (m)
𝑃𝑎 = Tekanan pada permukaan cairan (kgf/𝑚2 )
𝑃𝑣 = Tekanan uap jenuh (kgf/𝑚2 )
𝛾 = Berat jenis zat cair (kgf/𝑚2 )
𝑠 = Head isap statis (m)
𝑠 adalah positif ( bertanda +) jika pompa terletak diatas
permukaan zat cair yang dihisap, dan negative (bertanda -) jika
berada dibawah
𝑙𝑠 = Kerugian dalam pipa isap (m)
27
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
28
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3
METODE PENELITIAN
29
𝑃 = daya motor pompa [kW]
𝑝 = tekanan fluida didalam pompa (bar)
𝑔 = gaya grafitasi (𝑚/𝑠 2 )
ρ = massa jenis fluida (𝑘𝑔/𝑚3 )
h = head ketinggian (m)
𝑡 = waktu kerja pompa (jam)
30
3.3 Diagram Alir Penelitian
Start
Perumusan masalah
Finish
31
3.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Tugas Akhir
Start (mulai)
Tahap ini dilakukan pada dua minggu pertama saat pelaksanaan OJT
dengan mempelajari dan mencermati permasalahan yang ada di lapangan,
berdiskusi dengan pembimbing OJT dan dosen pembimbing sehingga
diperoleh obyek, topik dan fokus yang siap dikerjakan dalam tugas akhir.
Perumusan Masalah
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam Tugas Akhir ini
untuk mempertegas dan membatasi masalah-masalah yang menjadi acuan
dalam pembahasan Tugas Akhir.Dalam tahap ini, batasan masalah
diterapkan untuk memfokuskan analisa pada permasalahan yang sudah
dipilih.
32
Pengumpulan Data
Dengan adanya Studi literatur dan lapangan tadi, sehingga dapat diketahui
data apa saja yang harus dicari dan data tersebut dapat diperoleh dengan
meminta data yang sudah ada ataupun melakukan penelitian ke lapangan
secara langsung.
Perhitungan
Analisa Data
Hasil Analisa
Kesimpulan
Finish (selesai)
Pada tahap yang paling akhir ini Tugas Akhir siap untuk mengikuti sidang.
33
3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penenlitian
Waktu Minggu ke -
Capaian
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(%)
Pengumpulan
5%
Proposal TA
Studi Lapangan 5%
Studi Literatur 10%
Pengumpulan Data 10%
Validasi Data 10%
Perhitungan dan
10%
Analisa Data
Penetapan
10%
Keputusan
Pembuatan
10%
Kesimpulan
Penyusunan
Laporan Tugas 10%
Akhir
Pengumpulan
Laporan Tugas 10%
Akhir
Sidang Tugas Akhir 10%
34
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB 4
35
Tabel 4.1 Spesifikasi Teknis Graving Dock JOGJA
No Parameter Besaran Satuan
1 Panjang 100 Meter
2 Lebar 10 Meter
3 Kedalaman 8 Meter
(sumber : Fasharkan Lantamal V Surabaya, 2017)
36
4.3 Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah banyaknya fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu. Dari pengambilan data yang dilakukan di graving dock Jogja di Lantamal
V Surabaya, dapat diketahui debit pompa sebagai berikut :
Tabel 4.4 Operasional Pompa Sentrifugal Type 350x300 CNFA Pada Graving Dock
No Penurunan (m) waktu debit (m3/h)
1 0.864 1 jam 864
2 0.862 1 jam 862
3 0.860 1 jam 860
4 0.859 1 jam 859
5 0.858 1 jam 858
6 0.859 1 jam 859
7 0.758 0.6 jam 758
37
1
A = 4 x 𝜋 x D2
1
= 4 x 3,14 x 0.3332 m
= 0.087 m2
Q =AxV
0.2491 m3/s = 0.087 m2 x V
0.2491 m 3 s
=V
0.087 𝑚 2
V = 2.863 m/s
1
= 4 x 3,14 x 0.30322 m
= 0.0721 m2
Q =AxV
0.2491 m3 s
0.0721 𝑚2
=V
V = 3.452 m/s
38
Tabel 4.5 Berat Spesifik Kekentalan Kinematik Air
Nilai 𝑣 dapat dilihat pada tabel berat spesifik kekentalan kinematik air diatas.
Namun untuk mencari nilai 𝑣 pada temperatur 32℃ maka dilakukan interpolasi
dengan cara sebagai berikut :
30 ℃ = 8.03 x 10-7 𝑚 𝑠
32 ℃ =x
35 ℃ = 7.25 x 10-7 𝑚 𝑠
32.2−30 𝑥 −8.03 𝑥 10 −7 𝑚 𝑠
=
35−30 7.25 𝑥 10 −7 𝑚 𝑠 −8.03 𝑥 10 −7 𝑚 𝑠
2.2 𝑥 −8.03 𝑥 10 −7 𝑚 𝑠
=
5 − 0.78 𝑥 10 −7 𝑚 𝑠
-X = - 7.914 x 10−7 𝑚 𝑠
X = 0.791 x 10-6 𝑚 𝑠
Sehingga :
39
Angka Reynold pada pipa suction
𝑉𝐷
𝑅𝑒 =
𝑣
2.627 𝑚/𝑠 𝑥 0.333 𝑚
𝑅𝑒 =
0.791 𝑥 10−6 𝑚²/𝑠
𝑅𝑒 = 1105930.46
𝑅𝑒 = 1.10 𝑥 106 (aliran turbulen)
40
Harga koefisien gesek (f) pada pipa suction
Nilai kekasaran pipa (ε) = 0.046 mm
𝜀 0.046 𝑚𝑚
Relative Roughness =𝐷= 333.3 𝑚𝑚
= 0,0001380
Dari hasil diatas diperoleh nilai kekerasan pipa (ε) dan nilai Relative
Roughness sehingga dapat diaplikasikan kedalam moody diagram.
Dari hasil pada Gambar 4.2 dapat diketahui bahwa nilai koefisien kerugian gesek
(f) adalah 0.015
= 0,0001517
Dari hasil diatas diperoleh nilai kekerasan pipa (ε) dan nilai Relative
Roughness sehingga dapat diaplikasikan kedalam moody diagram.
41
Gambar 4.3 moody diagram pipa discharge
(sumber : Fox and MC Donald’s Introduction to fluid mechanics 2011)
Dari hasil pada g ambar 4.3 dapat diketahui bahwa nilai koefisien kerugian gesek
(f) adalah 0.0138
A. Section 1
Mayor losses pada pipa Suction 1,5 m dengan diameter 0.333 m
Dapat diketahui nilai mayor losses pada section 1 dengan menggunakan
rumus 2.8 persamaan Darcy Weisbach sebesar :
𝐿 𝑣²
hl mayor =𝑓 𝐷 2𝑔
42
1,5 𝑚 2.863² 𝑚/𝑠
= 0.015 0.333 𝑚 2 9.81 𝑚 /𝑠²
= 0.0282 m
B. Section 4
Mayor losses pada pipa Suction 1.8 m dengan diameter 0.333 m
Dapat diketahui nilai mayor losses pada section 4 dengan menggunakan
rumus 2.8 persamaan Darcy Weisbach sebesar :
𝐿 𝑣²
hl mayor =𝑓 𝐷 2𝑔
1.8 𝑚 2.863 ² 𝑚 /𝑠
= 0.015 0.333 𝑚 2 9.81 𝑚/𝑠²
= 0.0338 m
C. Section 10 dan 12
Mayor losses pada pipa Discharge 0,75 m dengan diameter 0.3032 m
Dapat diketahui nilai mayor losses pada section 10 dan 12 dengan
menggunakan rumus 2.8 persamaan Darcy Weisbach sebesar :
𝐿 𝑣²
hl mayor =𝑓 𝐷 2𝑔
0,75 𝑚 3.452 ² 𝑚 /𝑠
= 0.0138 0.3032 𝑚 2 9.81 𝑚/𝑠²
= 0.0207 m
= 0.0207 x 2
= 0.0414 m
D. Section 14
Mayor losses pada pipa Discharge 6 m dengan diameter 0.3032 m
Dapat diketahui nilai mayor losses pada section 14 dengan menggunakan
rumus 2.8 persamaan Darcy Weisbach sebesar :
𝐿 𝑣²
hl mayor =𝑓 𝐷 2𝑔
43
6𝑚 3.452 ² 𝑚 /𝑠
= 0.0138 0.3032 𝑚 2 9.81 𝑚/𝑠²
= 0.165 m
E. Section 16 dan 18
Mayor losses pada pipa Discharge 1.5 m dengan diameter 0.3032 m
Dapat diketahui nilai mayor losses pada section 16 dan 18 dengan
menggunakan rumus 2.8 persamaan Darcy Weisbach sebesar :
𝐿 𝑣²
hl mayor =𝑓 𝐷 2𝑔
1.5 𝑚 3.452 ² 𝑚 /𝑠
= 0.0138 0.3032 𝑚 2 9.81 𝑚/𝑠²
= 0.0414 m
= 0.0414 x 2
= 0.0828 m
44
Tabel 4.7 Nilai Le/D berbagai fitting
𝐿𝑒 𝑣²
hl minor =f 𝐷 2𝑔
(2.863 m s ) ²
= 0.015 x 30 2 9.81 𝑚 /𝑠²
= 0.187 m
hl minor = 0.187 m x 5
hl minor = 0.935 m
B. Section 8
Minor losses pada pipa suction tee dengan diameter 0.333 m.
perhitungan dapat menggunakan rumus 2.13 persamaan Darcy Weisbach
dan nilai minor losses pada section 8 sebesar :
𝐿𝑒 𝑣²
hl minor =f 𝐷 2𝑔
45
(2.863 m s ) ²
= 0.015 x 20 x 2 9.81 𝑚 /𝑠²
= 0.125 m
𝐿𝑒 𝑣²
hl minor =f 𝐷 2𝑔
(3.452 m s ) ²
= 0.0138 x 30 2 9.81 𝑚 /𝑠²
= 0.251 m
hl minor = 0.251m x 5
hl minor = 1.255 m
46
4.5 Persamaan Bernaulli
Untuk nilai head pompa, dapat diketahui dengan menggunakan
rumus 2.15 persamaan bernaulli sehingga :
𝑃1 𝑉12 𝑃2 𝑉22
𝑍1 + + + 𝐻𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝑍2 + + + 𝐻𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
𝜌𝑔 2𝑔 𝜌𝑔 2𝑔
Dimana :
𝑍1 =0 𝑚
𝑍2 = 6.75 𝑚
P1 = 101325 𝑁 𝑚2
P2 = 101325 𝑁 𝑚2
V1 = 0 m/s
V2 = 3.452 m/s
HLosses = 2.66 m
Sehingga:
𝑃 𝑉2 𝑃 𝑉2
𝑍1 + 𝜌𝑔1 + 2𝑔1 + 𝐻𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝑍2 + 𝜌𝑔2 + 2𝑔2 + 𝐻𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠
𝐻𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 10.023 m
47
𝑘𝑔 𝑚 m3
1025 𝑥 9.81 𝑥 10.023 𝑚 𝑥 0.2491
𝑚3 𝑠2 s
𝑃𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
0.82
𝑃𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 30616.143 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 30.6 𝑘𝑊
𝑚
Diketahui : g = 9.81 𝑠2
𝐻 = 14 𝑚
m3
Q = 0.333 s
𝑘𝑔
𝜌 = 1025 𝑚3
𝜌𝑥𝑔𝑥𝐻𝑥𝑄
𝑃𝑠𝑝𝑒𝑘 =
𝜂𝑝
𝑘𝑔 𝑚 m3
1025 𝑥 9.81 𝑥 14 𝑚 𝑥 0.333
𝑚3 𝑠2 s
𝑃𝑠𝑝𝑒𝑘 =
0.82
𝑃𝑠𝑝𝑒𝑘 = 55150 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑃𝑠𝑝𝑒𝑘 = 55.15𝑘𝑊
= 36018.991 watt
= 36.01 kW
48
4.9 Presentase Error Pompa
A. Presentase Error Kapasitas Pompa
𝑄𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 − 𝑄𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
%error = 𝑄𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
𝑥 100 %
1200 𝑚3 –897 𝑚3
= 𝑥 100 %
1200 𝑚3
= 25.25 %
𝐻𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 − 𝐻𝐴 𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
%error = 𝐻𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
𝑥 100 %
14 𝑚− 10.023 𝑚
= 𝑥 100 %
14 𝑚
= 28.407 %
49
baru yang semula 14 𝑚 menjadi 10.023 𝑚. Perbandingan antara head
pompa berdasarkan perhitungan dan spesifikasi sebesar 28.407 %.
𝑃𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 − 𝑃𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
%error = 𝑃𝑆𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
𝑥 100 %
55.15𝑘𝑊 – 30.61 𝑘𝑊
= 55.15 𝑘𝑊
𝑥 100 %
= 44.51 %
50
10332 kgf /𝑚 2 502.79 kgf /𝑚 2
𝑠𝑣 = 1000 .342 kgf /𝑚 2 − − (−5.92 𝑚) − 1.122 𝑚
1000 .342 kgf /𝑚 2
𝑠𝑣 = 14.623 m
Dari perhitungan NPSHA yang tersedia diperoleh nilai NPSHA sebesar 14.623
m. Sedangkan nilai NPSHR yang tertera dalam katalog pompa sentrifugal type
350 x 300 CNFA sebesar 6 m. Sehingga dapat diketahui bahwa nilai NPSHA >
NPSHR , maka pompa dapat dinyatakan tidak mengalami kavitasi.
51
4.11 Analisa
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
spesifikasi 0.333333333
aktual 0.249166667
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Kapasitas Pompa Antara Spesifikasi Dan Aktual
graving dock aktualnya lebih rendah dari pada nilai kapasitas pompa spesifikasi
graving dock.
52
4.11.2 Diagram Perbandingan Head Pompa Antara Spesifikasi Dan
Perhitungan
18
16
14
Head Pompa ( m)
12
10
spesifikasi 14
perhitungan 10.023
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Head Pompa Antara Spesifikasi dan Perhitungan
53
4.11.3 Diagram Perbandingan Daya Pompa Antara Spesifikasi Dan
Perhitungan
50
daya Pompa (kW)
40
30
20
10
spesifikasi 55.15
perhitungan 30.6
Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Daya Pompa Antara Spesifikasi dan Perhitungan
54
BAB 5
PENUTUP
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
55
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
56
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Pritchard, Fox & McDonald, (2011), 8ed Fluid Mechanic Handbook, Surabaya
http://www.alkonusa.com/news/klasifikasi-dari-pompa-sentrifugal/
http://www.perkapalan.net/2015/01/jenis-jenis-pengedokan-kapal.html
http://www.prosesindustri.com/2014/12/jenis-jenis-pompa-berdasarkan-cara-
kerjanya-mengalirkan-fluida.html
www.agussuwasonoartikelteknologi.com
57
LAMPIRAN 1
DATA PENGAMBILAN DEBIT
LAMPIRAN 2
PIPE LINE GRAVING DOCK
LAMPIRAN 3
KATALOG POMPA SENTRIFUGAL TYPE 350X300
CNFA
Technical Data
CNA 50Hz
Features
Applications
Water supply
Hot and cold water circulation
For cooling tower
Irrigation
Industrial use
Drainage
Air-conditioning
100
EPA
CENTRIFUGAL PUMPS CNA
PERFORMANCE CHART 4 -POLE 50 Hz
V13
Capacity - l/s
10 20 40 60 80 100 200 400 600
200
CNA 1450 rpm
150
100 300X1
50 CN
JA
80 250X
150 300
CNJ
200 x A CNX200
JA
100 C
60 NJA
300
35
CNX200 CN0X2
Total Head - m
HA HA50
150X 250 300
100 C
NJA CN X150 CNX250
HA HA
40 300 35
125X80 150 200 CN X200 CN0X2
CNJA X12
5C CNX 15
HA 0 GA GA50 40
NHA 250 300 CN0X3
CN X150 CNX250 FA 50
GA GA
200 35
125X 300 0
100 150X CN X150 CN X30
CNH 125 CNX200 FA 0 40
20 A CNG
A
GA
250
FA
CN0X3
CNX200 300 EA 50
FA CNX250
FA
125X 200
100 C
NGA 150 CNX150 300
X15 FA CN X250
0C 25 EA
NFA
CN0X20
10 200
EA 0
CNX200
EA
8
6
4
0.6 1.0 2.0 4.0 6.0 10 20 30 40
Capacity - m³/min
Model Code
Impeller Code
Model
Discharge size in mm
Suction size in mm
101
EPA
CENTRIFUGAL PUMPS CNA
PUMP SPECIFICATIONS 50 Hz
V13
Description
Model CNA.
Type of liquid Clean water, Industrial Water, River Water
Liquid
Handled Temperature Below 80oC (176 oF)
102
EPA
CENTRIFUGAL PUMPS CNA
TECHNICAL DATA - ALLOWABLE PRESSURE AND MATERIALS 50 Hz
V13
103
EPA
CENTRIFUGAL PUMPS CNA
TECHNICAL DATA - MECHANICAL SEAL 50 Hz
V13
BS Type M Type
104
EPA
CENTRIFUGAL PUMPS CNA
TECHNICAL DATA - IMPELLER 50 Hz
V13
Impeller Data
105
EPA
CENTRIFUGAL PUMPS CNA
TECHNICAL DATA - BEARING AND SHAFT 50 Hz
V13
Shaft Dia.
Shaft Dia.
Max. HP
Coupling
Model
1000rpm
Impeller
Approx.
per
Wt.
CP SIDE CCP SIDE
Driver (CP) Side Opposite (CCP) Side
Typical Only
106
EPA
CENTRIFUGAL PUMPS CNA
TECHNICAL DATA - RECOMMENDED SPARE PARTS 50 Hz
V13
Expected Life
Part No. Part Name Standard Material Qty / Unit
Year Hours
051-1, 051-2 Bearing Unit - 1 Set 3 25,000
Expected life of spare parts may be considered as shown in the above table.
PAINT SPECIFICATIONS
Material Standard
Part Name
(JIS Code) Inner Surface Outer Surface
Under coat
Cast Iron
Casing - 1 coat of Zinc chromate primer
(FC)
1 coat of Zinc Finish coat
chromate primer - 1 coat of Phthalic resin enamel
Cast Iron
Side cover
(FC)
Under coat
Cast Iron
(FC) - 1 coat of Zinc chromate primer
Common base Finish coat
- 1 coat of Phthalic resin enamel
Steel
107
EPA
CENTRIFUGAL PUMPS CNA
PERFORMANCE CURVE 50 Hz
V13
226
EPA
LAMPIRAN 4
TABEL ASME B 36.10/19
ASME/ANSI B36.10/19
The steel pipe data chart below can be used to find pipe sizes, diameters, wall thickness, working pressures and more. The chart is based on ASME/ANSI B 36.10 Welded and Seamless Wrought Steel Pipe
and ASME/ANSI B36.19 Stainless Steel Pipe.
Regardless of schedule number, pipes of a particular size all have the same outside diameter (not withstanding manufacturing tolerances). As the schedule number increases, the wall thickness increases,
and the actual bore is reduced.
For example:
A 4 inches (100 mm) Schedule 40 pipe has an outside diameter of 4.500 inches (114.30 mm), a wall thickness of 0.237 inches (6.02 mm), giving a bore of 4.026 inches (102.26 mm)
A 4 inches (100 mm) Schedule 80 pipe has an outside diameter of 4.500 inches ( 114.30 mm), a wall thickness of 0.337 inches (8.56 mm), giving a bore of 3.826 inches (97.18 mm)