Anda di halaman 1dari 157

TUGAS AKHIR (610450A)

TUGAS AKHIR (610450A)

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI JARAK


SILINDER PENGGANGGU DI DEPAN RETURNING
BLADE TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN
SAVONIUS DENGAN PENAMBAHAN OVERLAP RATIO

Muhammad Yuro Alfain Sectio


NRP.0318040047

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. PRIYO AGUS SETIAWAN, ST., MT.
Ir. EMIE SANTOSO, MT.

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERMESINAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2022
2
TUGAS AKHIR (610450A)

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI JARAK


SILINDER PENGGANGGU DI DEPAN RETURNING BLADE
TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN SAVONIUS
DENGAN PENAMBAHAN OVERLAP RATIO

Muhammmad Yuro Alfain Sectio


NRP.0318040047

DOSEN PEMBIMBING:
PRIYO AGUS SETIAWAN, ST., MT.
Ir. EMIE SANTOSO, MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMESINAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2022

i
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

ii
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

iv
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat nikmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI JARAK SILINDER PENGGANGGU
DI DEPAN RETURNING BLADE TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN
SAVONIUS DENGAN PENAMBAHAN OVERLAP RATIO” dengan baik.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
jenjang kuliah di Program Studi D4 Teknik Permesinan Kapal serta memperoleh
gelah Sarjana Terapan Teknik (S.Tr.T). Didalam penyusunan tugas akhir ini tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah sehingga


memudahkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.
2. Keluarga yang selalu memberikan doa, motivasi, nasehat, dan arahan untuk
menyeselesaikan Tugas Akhir ini, khususnya kepada Bapak dan Ibu Penulis.
3. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc., FRINA selaku Direktur Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya.
4. Bapak George Endri Kusuma, ST., M.Sc.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik
Permesinan Kapal.
5. Ibu Ir. Emie Santoso, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Permesinan
Kapal.
6. Ibu Nurvita Arumsari, S.Si., M.Si selaku Koordinator Tugas Akhir D4
Teknik Permesinan Kapal .
7. Bapak Priyo Agus Setiawan, ST., M.T selaku Dosen Pembimbing 1 yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
menyusun tugas akhir.
8. Ibu Ir. Emie Santoso, M.T selaku Dosen Pembimbing 2 yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun tugas
akhir.

9. Para dosen penguji yang memberikan kritik dan saran yang membangun
sehingga tugas akhir dapat terselesaikan dengan baik.

10. Seluruh Dosen Pengajar dan Staff Program Studi D4 Teknik Permesinan
Kapal yang telah memberikan Ilmu selama Penulis mengikuti masa
perkuliahan.

vii
11. Diri saya sendiri yang saya banggakan.

12. Ibu Lilik Nurhidayati yang senantiasi mendampingi saya dimanapun saya
berada dan membantu saya dalam keadaan apapun, I love u 1/0.

13. Bella Putri Permono yang telah memberikan seluruh bantuan yang bisa
diberikan.
14. Keluarga Besar Marine Engineering yang telah memberikan banyak
kenangan dan pengalaman selama masa perkuliahan.
13. Teman-teman seperjuangan Kelas D4-ME B 2018 yang menjadi keluarga
penulis selama kuliah di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
14. Teman-teman seperjuangan Marine Enginering angkatan 2018 yang saling
mendukung dan menghiasi masa kuliah penulis dengan kenangan yang indah.
15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas bantuan, doa serta
dukungannya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis memohon maaf apabila dalam
penulisan tugas akhir ini terdapat kesalahan ataupun kekurangan yang disengaja
maupun tidak disengaja baik didalam penulisan maupun isi. Penulis berharap tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan serta bermanfaat
bagi penulis pada umumnya.

Surabaya, 08 Juli 2022

Penulis

viii
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI JARAK SILINDER PENGGANGGU
DI DEPAN RETURNING BLADE TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN
SAVONIUS DENGAN PENAMBAHAN OVERLAP RATIO

MUHAMMAD YURO ALFAIN SECTIO

ABSTRAK
Seiring bertambahnya waktu, kebutuhan akan energi terus meningkat. Berdasarkan data,
potensi energi alternatif sangat tinggi tetapi pemanfaatannya masih rendah. Salah satu energi
alternatif yang dapat dimanfaatkan adalah energi angin yang ada dikisaran antara 3-7 m/s.
Potensi angin ini cocok untuk pengembangan turbin angin Savonius. Turbin angin Savonius
memiliki performa rendah dan perlu dikembangkan. Pada penelitian sebelumnya modifikasi
Overlap dapat meningkatkan performa karena menjadikan putaran turbin efektif. Penambahan
silinder pengganggu di depan returning blade dapat meningkatkan performa karena dapat
mengurangi gaya drag. Pada penelitian ini kinerja turbin angin Savonius ditingkatkan dengan
cara memodifikasi Overlap serta menambah silinder pengganggu. Eksperimen tersebut
menggunakan turbin angin Savonius dengan diameter dan tinggi sebesar 40 cm, penambahan
rasio Overlap 0.3 serta rasio diameter silinder pengganggu (ds/D) 0.4 dengan rasio variasi
jarak (S/d) 1,4; 1,7; 2,0 dan 2,3. dan variasi kecepatan angin 5 m/s; 6 m/s dan 7m/s. Dari
penelitian ini didapatkan hasil berupa Coefficient of Torque (Ct), Coefficient of Power (Cp),
dan tip speed ratio (TSR). Eksperimen yang dilakukan menunjukkan bahwa peningkatan
performa terbaik terjadi pada variasi silinder pengganggu S/d = 1,7 dengan kecepatan angin
5m/s. Peningkatan Coefficient of Torque (Ct) sebesar 121% dan peningkatan Coefficient of
Power (Cp) sebesar 21% terhadap turbin angin Savonius konvensional

Kata kunci: Eksperimen, Overlap, Silinder pengganggu, Turbin Angin Savonius

ix
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

x
EXPERIMENTAL STUDY ON THE EFFECT OF VARIOUS DISTANCES OF
DISTURBANCE CYLINDER IN FRONT OF RETURNING BLADE OF SAVONIUS
WIND TURBINE TO TURBINE PERFORMANCE WITH OVERLAP RATIO

MUHAMMAD YURO ALFAIN SECTIO

ABSTRACT

Indonesia has a big potential to develop alternative energy but the utilization of
alternative energy is very low such as wind energy. It ranges from 3-7 m/s. This wind is
potential for the development of Savonius wind turbine, but it has low performance and need
to develop. In the previous research, overlap modification can improve its performance by
making turbine rotation more effective. Additional disturbance cylinder in front of returning
blade can also improve its performance because it can reduce the drag force. In this research,
the performance of the turbine will be enhanced by overlap modification and additional
disturbance cylinder. The experiments used a Savonius wind turbine with a diameter and
height of 40 cm, additional overlap ratio of 0.3 and a disturbing cylinder diameter ratio (ds/D)
0.4 with various distances ratio (S/d) of 1.4; 1.7; 2.0 and 2.3. and wind speed of 5 m/s; 6m/s
and 7m/s. The final results obtained were in the form of Coefficient of Torque (Ct), Coefficient
of Power (Cp), and tip speed ratio (TSR). The best performance occurs in the variation of the
disturbance cylinder S/d = 1.7 with a wind speed of 5 m/s. The increase of Coefficient of
Torque (Ct) 121%, and Coefficient of Power (Cp) 21% to conventional savonius turbine.
Keywords: Experiment, Overlap, Disturbance Cylinder, Savonius Wind Turbine

xi
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 5
1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 6
BAB 2 ..................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
2.1 Turbin Angin ............................................................................................ 7
2.2 Turbin Angin Savonius ............................................................................. 8
2.3 Overlap Ratio ........................................................................................... 9
2.4 Gaya Drag ................................................................................................ 9
2.5 Bilangan Reynolds .................................................................................. 11
2.6 Tip speed ratio ........................................................................................ 12
2.7 Coefficient of Torque .............................................................................. 13
2.8 Perhitungan Daya ................................................................................... 14
2.8.1 Perhitungan Daya Teoritis Turbin ................................................... 14
2.8.2 Perhitungan Daya Aktual Turbin .................................................... 15
2.9 Coefficient of Power ............................................................................... 16
2.10 Aliran Melintasi Silinder ........................................................................ 16

xiii
2.11.2 Penelitian Turbin Angin Savonius ................................................... 22
BAB 3 .................................................................................................................... 27
METODOLOGI PENELITIAN......................................................................... 27
3.1 Sumber Data Penelitian .......................................................................... 27
3.1.1 Jenis Data Penelitian........................................................................ 27
3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 27
3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 27
3.3 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 28
3.4 Langkah Penelitian ................................................................................. 30
3.4.1 Identifikasi Masalah ........................................................................ 30
3.4.2 Studi Literatur .................................................................................. 30
3.4.3 Proses Pembuatan Turbin dan Silinder Sesuai Ukuran ................... 30
3.4.4 Pengaturan Peralatan ....................................................................... 30
3.4.5 Penentuan Kecepatan Aliran Angin ................................................ 31
3.4.6 Pengujian dan Pengambilan Data .................................................... 32
3.4.7 Perhitungan, Analisa Data dan Pembahasan ................................... 32
3.4.8 Pengambilan Kesimpulan dan Saran ............................................... 32
3.5 Peralatan Penelitian ................................................................................. 32
3.5.1 Benda Uji............................................................................................... 32
3.5.2 Brake Dynamometer .............................................................................. 36
3.5.3 Blower ................................................................................................... 37
3.5.4 Alat Ukur ............................................................................................... 37
3.6 Prosedur Pengambilan Data .................................................................... 39
3.7 Jadwal Penelitian .................................................................................... 42
BAB 4 .................................................................................................................... 43
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 43
4.1 Proses Pengambilan Data ........................................................................ 43
4.2 Data Penelitian ........................................................................................ 43
4.3 Peralatan Pengujian ................................................................................. 43
4.3.1 Turbin Angin Savonius ......................................................................... 44
4.3.2 Wind Tunnel .......................................................................................... 45
4.3.3 Silinder Pengganggu ............................................................................. 47
4.3.4 Blower .................................................................................................. 48
4.3.5 AC Dimmer Module .............................................................................. 48

xiv
4.3.6 Honeycomb ...................................................................................... 50
4.4 Kalibrasi ................................................................................................. 51
4.5 Contoh Perhitungan Data ....................................................................... 53
4.5.1 Perhitungan Tip speed ratio (TSR) ................................................. 54
4.5.2 Perhitungan Torsi ............................................................................ 54
4.5.3 Perhitungan Coefficient of Torque (Ct) ........................................... 55
4.5.4 Perhitungan Coefficient of Power (Cp) ........................................... 55
4.6 Data Hasil Pengujian .............................................................................. 55
4.6.1 Turbin Angin Savonius Konvensional Kecepatan Angin 5m/s, 6m/s dan
7m/s................................................................................................................ 55
4.6.2 Turbin Angin Savonius Modifikasi Overlap Kecepatan Angin 5m/s,
6m/s dan 7m/s. ............................................................................................... 58
4.6.3 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.4 dan Kecepatan Angin 5 m/s............................................ 61
4.6.4 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.7 dan Kecepatan Angin 5 m/s............................................ 64
4.6.5 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.0 dan Kecepatan Angin 5 m/s............................................ 67
4.6.6 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.3 dan Kecepatan Angin 5 m/s............................................ 70
4.6.7 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.4 dan Kecepatan Angin 6 m/s............................................ 73
4.6.8 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.7 dan Kecepatan Angin 6 m/s............................................ 76
4.6.9 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.0 dan Kecepatan Angin 6 m/s............................................ 79
4.6.10 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder
Pengganggu ds/D= 0.4, S/d=2.3 dan Kecepatan Angin 6 m/s ....................... 82
4.6.11 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder
Pengganggu ds/D= 0.4, S/d=1.4 dan Kecepatan Angin 7 m/s ....................... 85
4.6.12 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder
Pengganggu ds/D= 0.4, S/d=1.7 dan Kecepatan Angin 7 m/s ....................... 88
4.6.13 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder
Pengganggu ds/D= 0.4, S/d=2.0 dan Kecepatan Angin 7 m/s ....................... 91
4.6.14 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder
Pengganggu ds/D= 0.4, S/d=2.3 dan Kecepatan Angin 7 m/s ....................... 94

xv
4.6.13 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder
Pengganggu ds/D= 0.4, S/d=2.0 dan Kecepatan Angin 7 m/s ....................... 91
4.6.14 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder
Pengganggu ds/D= 0.4, S/d=2.3 dan Kecepatan Angin 7 m/s ....................... 94
4.7 Analisa Pengaruh Silinder Pengganggu dengan Performa Turbin Angin
Savonius Modifikasi Overlap ............................................................................ 97
4.7.1 Putaran sebagai Fungsi Jarak pada S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3 .............. 97
4.7.2 Coefficient of Power sebagai Fungsi Jarak pada S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan
2.3 ................................................................................................................... 99
4.8 Analisa Hasil Perbandingan .................................................................. 102
4.8.1 Turbin Angin Savonius dengan Variasi Angin 5 m/s.......................... 102
4.8.2 Turbin Angin Savonius dengan Variasi Angin 6 m/s.......................... 107
4.8.3 Turbin Angin Savonius dengan Variasi Angin 7 m/s.......................... 112
4.8.4 Analisa Performa Terbaik pada Seluruh Variasi Kecepatan Angin .... 117
BAB 5 .................................................................................................................. 119
KESIMPULAN dan SARAN ............................................................................ 119
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 119
5.2 Saran ..................................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 121
LAMPIRAN ....................................................................................................... 123

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Variasi Pengujian ................................................................................ 35


Tabel 3. 2. Spesifikasi Pegas Brake Dynamometer .............................................. 37
Tabel 3. 3. Spesifikasi Benang Nylon Dynamometer ............................................ 37
Tabel 3. 4. Spesifikasi Blower............................................................................... 37
Tabel 3. 5. Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir............................. 42
Tabel 4.1. Spesifikasi Blower…...…………………………………...………… 48
Tabel 4.2. Spesifikasi AC Dimmer Module ........................................................... 49
Tabel 4.3. Kalibrasi Tegangan Blower dengan Kecepatan Angin Rata-Rata Pada
Titik Uji ................................................................................................................. 52
Tabel 4.4. Contoh Data Hasil Pengujian ............................................................... 54
Tabel 4.5. Perbandingan Performa CT Pada Kecepatan Angin 5m/s ................. 103
Tabel 4.6. Perbandingan Performa CP Pada Kecepatan Angin 5m/s ................. 106
Tabel 4.7. Perbandingan Performa CT Pada Kecepatan Angin 6m/s ................. 108
Tabel 4.8. Perbandingan Performa Pada Kecepatan Angin 6 m/s ...................... 111
Tabel 4.9. Perbandingan Performa CT Pada Kecepatan Angin 7m/s ................. 113
Tabel 4.10. Perbandingan Performa Pada Kecepatan Angin 7m/s ..................... 117

xvii
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Turbin Angin Savonius ..................................................................... 8


Gambar 2. 2. Arah Aliran Angin Turbin Savonius Pada Overlap .......................... 9
Gambar 2. 3. Koefisien drag pada beberapa bentuk benda .................................. 11
Gambar 2. 4. Nilai daya pada fungsi TSR pada berbagai jenis turbin .................. 13
Gambar 2. 5. Aliran Inviscid dan Viscous ............................................................. 16
Gambar 2. 6. Skema Penelitian ............................................................................. 18
Gambar 2.7. Grafik perbandingan Coefficient of Power antara turbin angin
Savonius berpengganggu dan tanpa silinder pengganggu pada fungsi jarak S/D =
1.5-2.4 ................................................................................................................... 19
Gambar 2. 8. Skema Penelitian ............................................................................. 19
Gambar 2. 9. Grafik pengaruh penambahan silinder sirkular terhadap koefisien
power ..................................................................................................................... 20
Gambar 2. 10. Skema Penelitian ........................................................................... 21
Gambar 2. 11. Grafik Perbandingan Koefisien Torsi ........................................... 22
Gambar 2. 12. Grafik Perbandingan Koefisien Power .......................................... 22
Gambar 2. 13. Perbandingan rpm terhadap kecepatan angin ................................ 23
Gambar 2. 14. Perbandingan Penggunaan Rasio Overlap Terhadap Nilai Cp ..... 24
Gambar 2. 15. Skema Variasi Sudu ...................................................................... 24
Gambar 2. 16. Koefisien torsi statis sebagai fungsi dari posisi angular untuk
Savonius dua sudu dengan rasio jarak 0.10 untuk Re/m 4.32×105dan 8.64×105. 25
Gambar 2. 17. Koefisien torsi statis sebagai fungsi dari posisi angular untuk
Savonius tiga sudu dengan rasio jarak 0.10 untuk Re/m 4.32×105dan 8.64×105 25
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 29
Gambar 3. 2 Gambar Layout Eksperimen Tampak Atas ...................................... 31
Gambar 3. 3 Gambar Layout Eksperimen 3D ....................................................... 31
Gambar 3. 4 Skema Rancangan Turbin Angin Savonius ...................................... 33
Gambar 3. 5 Tampak Isometri Turbin Angin Savonius ........................................ 34
Gambar 3. 6 Tampak Depan Turbin Angin Savonius ........................................... 34
Gambar 3. 7 Skema Rancangan Silinder Pengganggu .......................................... 35
Gambar 3. 8 Skema Pengujian Turbin Angin Savonius....................................... 35

xix
Gambar 3. 9 Skema Brake Dynamometer ............................................................. 36
Gambar 3. 10 Tachometer ..................................................................................... 38
Gambar 3. 11 Anemometer .................................................................................... 39
Gambar 3. 12 Skema Penelitian ............................................................................ 39
Gambar 3. 13 Pengaturan AC Dimmer Module ..................................................... 40
Gambar 3. 14 Pengukuran Kecepatan Angin ........................................................ 40
Gambar 3. 15 Pengukuran Nilai RPM ................................................................... 41
Gambar 3. 16 Pengukuran Nilai M1 dan S1.......................................................... 41
Gambar 4.1 Turbin Angin Savonius Overlap ........................................................ 44
Gambar 4.2 Turbin Angin Savonius Konvensional ............................................... 45
Gambar 4.3 Wind Tunnel Tampak Samping ......................................................... 46
Gambar 4.4 Wind Tunnel Tampak Atas ................................................................ 46
Gambar 4.5 Wind Tunnel yang digunakan ............................................................ 47
Gambar 4.6 Silinder Pengganggu .......................................................................... 47
Gambar 4.7 Blower ................................................................................................ 48
Gambar 4.8 AC Dimmer Module .......................................................................... 49
Gambar 4.9 Skema Rangkaian AC Dimmer Module ............................................ 50
Gambar 4.10 Honeycomb ...................................................................................... 51
Gambar 4.11 Skema Kalibrasi ............................................................................... 52
Gambar 4.12 Grafik Kalibrasi Tegangan Blower dengan Kecepatan Angin Rata-
Rata Pada Titik Uji ................................................................................................ 53
Gambar 4.13 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius Konvensional ................ 56
Gambar 4.14 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi tip speed ratio
pada kecepatan angin 5 m/s , 6m/s dan 7m/s.dengan kondisi turbin angin Savonius
konvensional. ......................................................................................................... 57
Gambar 4.15 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi tip speed ratio
pada kecepatan angin 5 m/s , 6m/s dan 7m/s.dengan kondisi turbin angin Savonius
konvensional. ......................................................................................................... 58
Gambar 4.16 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap ....... 59
Gambar 4.17 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi tip speed ratio
pada kecepatan angin 5 m/s , 6m/s dan 7m/s.dengan kondisi turbin angin Savonius
modifikasi Overlap ................................................................................................ 60

xx
Gambar 4.18 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi tip speed ratio
pada kecepatan angin 5 m/s , 6m/s dan 7m/s.dengan kondisi turbin angin Savonius
modifikasi Overlap................................................................................................ 61
Gambar 4.19 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 1.4 pada kecepatan angin 5 m/s .......................................................... 62
Gambar 4.20 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 1.4 ............................................ 63
Gambar 4.21 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 1.4 ............................................ 64
Gambar 4.22 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 1.7 pada kecepatan angin 5 m/s .......................................................... 65
Gambar 4.23 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 1.7 ............................................ 66
Gambar 4.24 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 1.7 ............................................ 67
Gambar 4.25 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 2.0 pada kecepatan angin 5 m/s .......................................................... 68
Gambar 4.26 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 2.0 ............................................ 69
Gambar 4.27 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 2.0 ............................................ 70
Gambar 4.28 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 2.3 pada kecepatan angin 5 m/s .......................................................... 71
Gambar 4.29 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 2.3 ............................................ 72
Gambar 4.30 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 2.3 ............................................ 73
Gambar 4.31 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 1.4 pada kecepatan angin 6 m/s .......................................................... 74
Gambar 4.32 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 1.4 ............................................ 75

xxi
Gambar 4.33 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 1.4 ............................................. 76
Gambar 4.34 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 1.7 pada kecepatan angin 6 m/s .......................................................... 77
Gambar 4.35 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 1.7 ............................................. 78
Gambar 4.36 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 1.7 ............................................. 79
Gambar 4.37 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 2.0 pada kecepatan angin 6 m/s .......................................................... 80
Gambar 4.38 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 2.0 ............................................. 81
Gambar 4.39 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 2.0 ............................................. 82
Gambar 4.40 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 2.3 pada kecepatan angin 6 m/s .......................................................... 83
Gambar 4.41 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 2.3 ............................................. 84
Gambar 4.42 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 2.3 ............................................. 85
Gambar 4.43 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 1.4 pada kecepatan angin 7 m/s .......................................................... 86
Gambar 4.44 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 1.4 ............................................. 87
Gambar 4.45 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 1.4 ............................................. 88
Gambar 4.46 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 1.7 pada kecepatan angin 7 m/s .......................................................... 89
Gambar 4.47 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 1.7 ............................................. 90
Gambar 4.48 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 1.7 ............................................. 91

xxii
Gambar 4.49 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 2.0 pada kecepatan angin 7 m/s .......................................................... 92
Gambar 4.50 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 2.0 ............................................ 93
Gambar 4.51 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 2.0 ............................................ 94
Gambar 4.52 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap
dengan S/d 2.3 pada kecepatan angin 7 m/s .......................................................... 95
Gambar 4.53 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 2.3 ............................................ 96
Gambar 4.54 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio
(TSR) pada kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 2.3 ............................................ 97
Gambar 4.55 Diagram batang putaran turbin angin Savonius berpengganggu
sebagai variasi jarak pada S/D = 1,4 – 2,3 ............................................................ 98
Gambar 4.56 Diagram batang Coefficient of Power turbin angin Savonius
berpengganggu sebagai fungsi jarak pada S/D = 1,4 – 2,3 ................................. 100
Gambar 4.57 TSR- Coefficient of Torque pada Variasi Kecepatan Angin 5 m/s
dan Variasi Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3........................................................ 103
Gambar 4.58 TSR- Coefficient of Power pada Variasi Kecepatan Angin 5 m/s dan
Variasi Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3 .............................................................. 106
Gambar 4.59 TSR- Coefficient of Torque pada Variasi Kecepatan Angin 6 m/s
dan Variasi Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3........................................................ 108
Gambar 4.60 TSR- Coefficient of Power pada Variasi Kecepatan Angin 6 m/s dan
Variasi Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3 .............................................................. 111
Gambar 4.61 TSR- Coefficient of Torque pada Variasi Kecepatan Angin 7 m/s
dan Variasi Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3........................................................ 113
Gambar 4.62 TSR- Coefficient of Power pada Variasi Kecepatan Angin 7 m/s dan
Variasi Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3 .............................................................. 116
Gambar 4.63 TSR- Coefficient of Torque pada Variasi Terbaik ........................ 117
Gambar 4.64 TSR- Coefficient of Power pada Variasi Terbaik.......................... 118

xxiii
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

xxiv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia, maka seiring
berjalannya waktu kebutuhan energi akan meningkat. Peningkatan kebutuhan
energi disebabkan oleh peningkatan dari laju pertumbuhan manusia, laju
perekonomian dan berkembangnya teknologi dan industri. Banyaknya macam
energi yang tersedia, penggunaan energi fosil menjadi pilihan utama namun
penggunaan energi fosil memiliki dampak negatif bagi lingkungan seperti
pemanasan global dan polusi udara. Data tahun 2002 menunjukkan suhu permukaan
bumi di dunia naik sekitar (0.6 ± 0.2)⸰C selama 100 tahun terakhir. Tinggi air
permukaan laut di seluruh dunia telah meningkat 10-25 cm atau sekitar 1-2
mm/tahun selama abad 20. Untuk Indonesia sendiri dampak yang paling jelas
dirasakan adalah adanya kenaikan suhu bumi yang mencapai 0.54⸰C dari tahun
1950-2000, sedangkan untuk Jakarta pada Februari 2007 suhu udara mengalami
kenaikan yang biasanya normal 30-33⸰C menjadi 37⸰C (Harjanto, 2008).
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi penggunaan dari
energi fosil maka peningkatan pemanasan global juga semakin naik, selain itu
jumlah konsumsi dari energi fosil yang semakin tinggi tanpa diimbangi dengan
penggunaan energi alternatif maka akan terjadi krisis energi.
Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan energi fosil yang nantinya
akan habis dan lama untuk proses pembaruan maka diperlukan adanya pemanfaatan
dan pengembangan energi alternatif. Energi alternatif tersebut dapat berupa energi
angin, energi air, energi panas bumi, energi nuklir dan energi matahari. Indonesia
memiliki potensi yang tinggi sebagai pemanfaatan Energi Baru Terbaharukan
(EBT), total potensi panas bumi Indonesia mencapai 28.910 MW, potensi tenaga
hidro yang tersedia saat ini mencapai 75.000 MW, potensi biomassa mencapai
32.654 MW. Sedangkan untuk energi terbarukan lainnya seperti energi surya,
energi angin, energi laut dan uranium memiliki potensi untuk di kembangkan di
masa mendatang. Sumber daya energi surya sebesar 4.80 KWh/M2/day, sedangkan

1
energi angin sebesar 3-6 m/s, energi laut sebesar 49 GW dan potensi listrik dari
uranium sebesar 3.000 MW. Sedangkan untuk sektor pembangkit listrik, total
pembangkit listrik di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata sebesar 7.3% per
tahun. PLTG memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 10% per tahun,
sedangkan pertumbuhan PLTU rata-rata sebesar 9.3% per tahun. Jika dilihat pada
beberapa tahun terakhir, PLTU memiliki kenaikan yang terbesar yaitu 46.7%
disusul PLTGU dan PLTD masing-masing sebesar 19.3% dan 11.6%. Sementara
pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan masih cukup rendah, yaitu
PLTA sebesar 9.9%, PLTP sebesar 2.6% dan EBT lainnya masih di bawah 0.5%.
(Mineral, 2014). Pemanfaatan EBT yang masih rendah sangat disayangkan karena
EBT memiliki potensi yang tinggi dalam penciptaan energi ramah lingkungan
khususnya energi angin, berdasarkan data Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) kecepatan angin di Indonesia berkisar antara 3-6 m/s, dengan
rentang kecepatan angin tersebut pemanfaatan turbin Savonius sangat seusai untuk
diterapkan dan menjadi salah satu pengembangan EBT pada bidang energi angin.
Turbin Savonius ditemukan oleh Ilmuwan asal Finlandia yaitu Sigurd J.
Savonius tahun 1931, turbin angin Savonius merupakan jenis turbin dengan tipe
VAWT (Vertical Axic Wind Turbine). Turbin Savonius memiliki dua sudu yang
berbentuk setengah silinder apabila disatukan akan membetuk huruf “S’’. Turbin
Savonius memiliki banyak keunggulan seperti biaya produksi murah, dapat
digunakan dalam kecepatan angin rendah, memiliki torsi yang besar pada saat
kecepatan angin rendah dan dapat menerima angin dari segala arah, namun
disamping itu turbin Savonius memiliki kekurangan seperti nilai efisiensi yang
rendah dan nilai torsi yang tidak konstan. Turbin Savonius memiliki dua sisi sudu
yaitu advancing blade dan returning blade, turbin Savonius dapat bekerja dengan
memanfaatkan gaya drag pada tiap sudunya. Selisih gaya drag antara advancing
blade dan returning blade akan menghasilkan torsi dan apabila dikalikan dengan
sudut angular akan menghasilkan daya, semakin besar nilai selisih gaya drag antara
kedua sudu maka akan menghasilkan daya yang besar, untuk memperbesar nilai
selisih dari gaya drag maka salah satu caranya adalah membuat gaya drag pada
returning blade bernilai kecil.

2
Berbagai penelitian dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dari turbin
Savonius, penelitian yang dilakukan oleh Sheldahl et al (1978) yaitu studi
eksperimen pada turbin angin Savonius dengan membandingkan performa antara
dua sudu dan tiga sudu dengan ukuran diameter turbin 1 m sedangkan tinggi turbin
1 m dan 1,5 m serta variasi kecepatan yang digunakan adalah 7 m/s dan 14 m/s dari
penelitian ini didapatkan bahwa segala aspek performa penggunaan dua sudu lebih
baik daripada tiga sudu. Nilai maksimum Coefficient of Power (Cp) dari dua sudu
memiliki nilai yang lebih besar 1,5 kali dari penggunaan tiga sudu.Pada saat nilai
Coefficient of Power (Cp) mencapai maksimum, nilai speed ratio juga bertambah
naik ketika terjadi pergantian dari tiga sudu menjadi dua sudu. Salah satu
keuntungan dari penggunaan tiga sudu adalah memiliki nilai torsi statis yang besar
(Sheldahl, Blackwell, & Feltz, 1978).
Penelitian lain yang dilakukan yaitu untuk mereduksi gaya drag, dilakukan
oleh Pamungkas et al (2016) yaitu studi eksperimen pada turbin angin Savonius
dengan memberikan silinder pengganggu di depan returning blade dengan rasio
diameter silinder pengganggu 0.75 serta variasi jarak antara pusat returning blade
turbin angin dan silinder pengganggu (S/D) adalah 1.5 ≤ S/D ≤ 2.4 dengan bilangan
reynolds = 6.0 x 104, 7.5 x 104 dan 9.0 x 104. Hasil penelitian membuktikan bahwa
silinder pengganggu efektif dalam meningkatkan performa, untuk semua bilangan
reynolds yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan jarak pusat returning
blade turbin angin dengan pusat silinder pengganggu yang paling efektif adalah
sebesar S/D = 1.7 ditandai dengan nilai puncak (peak value) dari putaran, torsi statis
dan Coefficient of Power turbin angin Savonius berpengganggu berada pada jarak
S/D tersebut. (Pamungkas & Yuwono, 2016).
Penelitian lain dilakukan oleh Iqbal et al (2019) yaitu kajian eksperimen
pengaruh penambahan dua silinder sirkular terhadap kinerja turbin air Savonius
sumbu vertikal. Pada penelitian ini ukuran dari diameter turbin adalah 40 cm dan
tinggi turbin 40 cm, kemudian memvariasikan diameter silinder sirkular 8 cm, 12
cm dan 16 cm serta variasi jarak antar silinder 20 cm, 36 cm dan 66 cm. Hasil
penelitian membuktikan bahwa penggunaan silinder penghalang di depan
advancing blade efektif dalam meningkatkan performa. Dimana variasi ds/D=0.4

3
dan y/D =1.65 memiliki nilai Coefficient of Power paling tinggi diantara variasi
yang lain. (Nasrulloh, Setiawan, & Sidi, 2019)
Penelitian untuk meningkatkan performa turbin dilakukan oleh Tania et al
(2018) yaitu studi eksperimen pada turbin angin Savonius dengan penambahan
variasi Overlap 0.15, 0.20, 0.25, 0.30 serta variasi kecepatan (v) 1 m/s≤ S/D ≤ 7
m/s. Hasil penelitian membuktikan bahwa untuk kecepatan angin dari 1m/s hingga
4 m/s Overlap 0.15 memiliki nilai rpm yang paling tinggi diantara variasi Overlap
lainnya sedangkan untuk variasi kecepatan 5 m/s hingga 7 m/s didapatkan bahwa
Overlap 0.3 memiliki nilai rpm yang tinggi sedangkan untuk nilai torsi pada
kecepatan angin 1 m/s hingga 4 m/s didapatkan bahwa varisi Overlap 0.3 memiliki
nilai torsi yang paling tinggi sedangkan variasi Overlap 0.15 memiliki nilai paling
tinggi pada kecepatan angin 5 m/s hingga 7 m/s, rata – rata nilai Coefficient of
Power ( Cp ) dari kecepatan angin minimum ke maksimum, variasi Overlap 0,3
menunjukan hasil paling tinggi (Rus, Florin, Roxana, Ancuta, & Florin, 2018).
Berdasarkan dari banyaknya penelitian yang membahas tentang turbin angin
savoniu dapat disimpulkan bahwa turbin angin Savonius masih memiliki peluang
untuk meningkatkan performa dan efisiensinya. Penelitian ini akan melakukan studi
eksperimen terhadap turbin angin Savonius dengan memvariasikan kecepatan angin
serta meletakkan silinder pengganggu di depan sisi returning blade dengan variasi
jarak (S/d) dan menambahkan Overlap di turbin angin Savonius. Pada penelitian ini
diharapkan penambahan Overlap dan silinder pengganggu di depan returning nlade
dapat meningkatkan performa dari turbin angin Savonius.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah dengan memperhatikan pokok permasalahan yang
terdapat pada latar belakang rumusan masalah pada Tugas Akhir ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh penambahan Overlap dan variasi jarak silinder
pengganggu di depan returning blade terhadap Coefficient of Torque (Ct)?
2. Bagaimana pengaruh penambahan Overlap dan variasi jarak silinder
pengganggu di depan returning blade terhadap Coefficient of Power (Cp)?

4
3. Bagaimana peningkatan kinerja turbin angin Savonius terbaik setelah
penambahan Overlap dan variasi jarak silinder pengganggu yang diletakkan
di depan returning blade?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:

1. Mengetahui pengaruh penambahan Overlap dan variasi jarak silinder


pengganggu di depan returning blade terhadap Coefficient of Torque (Ct).
2. Mengetahui pengaruh penambahan Overlap dan variasi jarak silinder
pengganggu di depan returning blade terhadap Coefficient of Power (Cp).
3. Mengetahui peningkatan kinerja turbin angin Savonius terbaik setelah
penambahan Overlap dan variasi jarak silinder pengganggu yang diletakkan
di depan returning blade.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang di dapat dari penulisan Tugas Akhir, yaitu sebagai
berikut:

1. Sebagai salah satu cara dalam meningkatkan performa turbin angin Savonius.
2. Sebagai sarana informasi untuk mengembangkan turbin angin Savonius yang
lebih optimal dan efisien.
3. Memberikan penjelasan mengenai pengaruh pemberian sebuah silinder
pengganggu dan Overlap terhadap nilai TSR, koefisien torsi dan koefisien
daya.
4. Hasil eksperimen dapat dijadikan acuan dalam eksperimen berikutnya.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah yang digunakan sebagai arahan dalam tugas akhir ini antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Jenis turbin yang digunakan dalam penelitian adalah turbin Savonius dua sudu
dengan Overlap ratio 0.3.

5
2. Asumsi aliran pada kondisi steady-state, angin dianggap sebagai fluida
incrompressible untuk massa jenis (ρ) konstan.
3. Eksperimen menggunakan turbin angin Savonius dengan diameter dan tinggi
turbin masing-masing 40 cm.
4. Hanya menguji Turbin angin Savonius saja, beban generator dan output listrik
yang dihasilkan diabaikan.
5. Kemungkinan terjadinya perpindahan panas dapat diabaikan
6. Pada penelitian menggunakan variasi jarak dengan rasio (S/d) 1.4, 1.7, 2.0 ,
2.3
7. Pada penelitian menggunakan silinder pengganggu dengan rasio (ds/D) 0.4
8. Variasi kecepatan angin 5m/s, 6 m/s dan 7 m/s

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Turbin Angin


Energi angin merupakan salah satu energi baru terbaharukan yang
menjanjikan, hal ini dikarenakan tenaga angin jumlahnya banyak dan tidak terbatas.
Energi angin mampu mengurangi ketergantungan terhadap energi bahan bakar fosil
yang efeknya dapat mengakibatkan efek rumah kaca yang semakin tinggi. Turbin
angin adalah salah satu komponen dari pembangkit energi yang berfungsi untuk
mengubah energi kinetik dari angin menjadi energi mekanik berupa putaran poros.
Putaran poros tersebut yang digunakan untuk berbagai kebutuhan, salah satunya
digunakan untuk memutar generator agar menghasilkan listrik. Prinsip kerja dari
turbin angin adalah memanfaatkan gaya drag yang timbul akibat kontak dari sudu
turbin dengan aliran angin yang menyebabkan berputarnya poros turbin dari
putaran poros tersebut digunakan untuk memutar generator untuk menghasilkan
energi listrik. Turbin angin dikelompokan menjadi dua macam sesuai dengan arah
poros yang bekerja yaitu Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) dan Vertical Axis
Wind Turbine (VAWT).
Turbin Horizontal Axis Wind Turbin (HAWT) merupakan turbin yang poros
utamanya berputar menyesuaikan arah angin. Turbin jenis ini memiliki sudu yang
bentuknya airfoil seperti bentuk sayap pada pesawat, pada umumnya turbin ini
memiliki tiga buah sudu. Jumlah banyaknya sudu pada jenis turbin ini dapat
bertambah atau berkurang namun dari berbagai penelitian penggunaan tiga buah
sudu memiliki tingkat efisiensi paling tinggi diantara lainnya. Kelebihan dari turbin
tipe ini adalah memiliki nilai efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan turbin tipe
Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) karena turbin ini lebih tepat digunakan pada
kecepatan angin yang tinggi. Namun kekurangan dari tipe turbin ini adalah biaya
yang mahal pada saat proses pembangunan, sulit dalam proses pemasangan serta
dibutuhkan konstruksi menara yang besar dan kuat untuk menyangga sudu, gearbox
dan generator.

7
Turbin Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) merupakan turbin yang
porosnya berada tegak lurus dengan arah aliran angin. Turbin ini memiliki beberapa
tipe, seperti turbin Savonius dan turbin darreius. Kelebihan dari turbin tipe ini
adalah memiliki nilai torsi yang tinggi sehingga turbin tipe ini dapat berputar pada
kecepatan angin rendah, biaya dalam proses pembuatan murah dan proses
perawatan yang mudah. Namun kekurangan dari turbin ini adalah menghasilkan
daya dan efisiensi yang lebih rendah dari turbin Horizontal Axis Wind Turbin
(HAWT).

2.2 Turbin Angin Savonius


Turbin Savonius ditemukan oleh Ilmuwan asal Finlandia yaitu Sigurd J.
Savonius tahun 1931. Turbin Savonius memiliki dua sudu berbentuk setengah
lingkaran yang disusun sehingga berbentuk huruf “ S ”, turbin ini memiliki dua sisi
dimana sisi cekung disebut advancing blade dan sisi cembung disebut returning
blade. Bagian dari sudu advancing blade digunakan untuk menerima dan merubah
energi yang dihasilkan oleh fluida kemudian energi yang diterima tersebut dirubah
menjadi energi mekanik untuk menggerakan rotor. Turbin Savonius dapat berputar
karena adanya perbedaan gaya drag yang mengenai permukaan sudu, gaya drag
terbesar berada pada sisi cekung.Selisih gaya drag antara sudu advancing dan
returning akan menghasilkan torsi sehingga semakin besar selisih antara sudu
advancing dan sudu returning maka nilai daya yang dihasilkan juga akan semakin
besar.

Gambar 2.1. Turbin Angin Savonius (Mahesa & Himawanto , 2018 )

8
2.3 Overlap Ratio
Overlap ratio adalah jarak antara dua sudu (e) terhadap diameter turbin (D).
Prinsip kerja dari penggunaan Overlap adalah memantulkan fluida yang berada
pada advancing blade kemudian melalui celah tersebut fluida menuju ke sudu
returning blade. Pemberian celah Overlap diharapkan agar fluida yang telah
dipantulkan dapat mendorong sudu berikutnya sehingga putaran turbin menjadi
lebih efektif. Besarnya nilai Overlap ratio dapat dihitung dengan melakukan
pembagian antara jarak dua sudu (e) dengan diameter turbin (D) (Rus, Florin,
Roxana, Ancuta, & Florin, 2018).

Gambar 2.2. Arah Aliran Angin Turbin Savonius Pada Overlap (Amsor & R, 2017 )

2.4 Gaya Drag


Gaya drag adalah gaya hambat yang diakibatkan adanya gesekan dan tahanan
antara suatu permukaan dengan udara disekitar. Gaya drag yang bekerja
mempunyai arah gerak sejajar horizontal dengan arah aliran. Gaya drag sendiri
diuraikan menjadi friction drag dan pressure drag. Friction drag adalah gaya yang
bekerja searah tangensial terhadap benda akibat adanya viskositas fluida, sedangkan
pressure drag adalah gaya yang bekerja tegak lurus terhadap benda akibat adanya
tekanan. Resultan gaya drag total merupakan penjumlahan dari friction drag dan
pressure drag.
Gaya hambat merupakan suatu bilangan tak berdimensi yang biasa disebut
sebagai koefisien drag (Cd). Nilai gaya drag dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut (Fox, McDonald, & Pritchard, 2011)

9
Fd
Cd = 1 (2.1)
. ρ . U2 . A
2

1
Fd = Cd . . ρ . U2. A (2.2)
2

Dimana :

A : Luas permukaan benda (m2)

Fd : Gaya Drag (N)

Cd : Koefisien Drag

ρ : Massa jenis fluida (kg/m3)

U : Kecepatan aliran fluida (m/s)


Besarnya nilai gaya drag yang bekerja pada sebuah benda akan memiliki
nilai yang berbeda, hal itu disebabkan beberapa hal seperti dimensi benda serta
ukuran benda. Selain itu kecepatan fluida yang bergerak menyentuh benda akan
mempengaruhi besarnya nilai gaya drag. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap
benda yang mengalami gaya drag akibat aliran dengan nilai kecepatan tertentu akan
mengalami perilaku yang berbeda. Turbin Savonius memiliki bentuk seperti huruf
“S’’. Pada sisi advancing blade memiliki bentuk C-section (open side facing flow)
dan returning blade memliki bentuk C-section (open side facing downstream).
Berdasarkan tabel drag coefficient didapatkan bahwa nilai koefisien drag (Cd)
advancing blade memiliki nilai yang lebih tinggi dari returning blade.

10
Gambar 2. 3 Koefisien drag pada beberapa bentuk benda (Fox, McDonald, & Pritchard, 2011)

2.5 Bilangan Reynolds


Aliran fluida berdasarkan gerakan partikel fluidanya dibedakan menjadi
aliran laminar, aliran transisi dan aliran turbulen. Aliran laminar adalah partikel
fluida yang memiliki lapisan lembut serta memiliki pola aliran yang halus dan
terprediksi, sedangkan aliran turbulen adalah partikel fluida yang bergerak acak
pada arah tiga dimensi serta memiliki pola yang acak. Aliran laminar yang memiliki
pola aliran yang halus mengakibatkan momentum yang didapat juga kecil hal ini
mengakibatkan ketika aliran laminar melewati benda gaya geseknya kecil sehingga
boundary layer yang terbentuk memiliki ketebalan yang tinggi. Aliran turbulen
yang memiliki arah gerak yang acak memiliki nilai momentum yang tinggi hal ini
mengakibatkan ketika aliran turbulen melewati benda, gaya geseknya besar
sehingga boundary layer yang terbentuk memiliki ketebalan yang rendah.
Perubahan aliran laminar menjadi aliran turbulent dinamakan aliran transisi.
Bilangan Reynolds merupakan salah satu bilangan yang tidak berdimensi
yang digunakan untuk mengidentifikasi 3 jenis aliran yang berbeda, dimana aliran
tersebut adalah laminar, transisi, dan turbulent.Nilai bilangan reynolds dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Fox, McDonald, & Pritchard, 2011)

11
ρ. U. L
Rex= (2.3)
μ

Dimana:

Rex : Bilangan reynolds pada aliran eksternal


ρ : Massa jenis fluida (kg/m3)
U : Kecepatan aliran fluida (m/s)
L : Panjang karakteristik (m)
μ : Viskositas fluida (kg/m.s)

Perhitungan reynolds number dapat mengklasifikasikan jenis aliran. Jenis


aliran yang digunakan adalah external flow.Klasifikasinya adalah jika nilai Rex ≤ 5
x 105 dapat dikatakan bahwa aliran tersebut laminar, dikatakan turbulen ketika nilai
Rex ≥5 x 105.

Dalam penelitian ini, panjang karakteristik (L) sama dengan diameter turbin,
yaitu dua kali diameter sudu turbin (d) dikurangi lebar Overlapnya (e), atau dapat
dituliskan:

L = 2d-e (2.4)

Sehingga bilangan Reynolds dapat dituliskan dengan persamaan :


ρ . U .(2d−e)
Rex = (2.5)
μ

2.6 Tip speed ratio


Tip speed ratio ( TSR ) merupakan perbandingan antara kecepatan ujung sudu
turbin terhadap kecepatan aliran fluida. Pada saat kecepatan angin tertentu nilai
dari tip speed ratio (TSR) akan berpegaruh terhadap kecepatan turbin. Turbin angin
dengan memanfaatkan gaya lift biasanya memiliki nilai tip speed ratio (TSR) yang
lebih tinggi daripada turbin angin dengan pemanfaatan gaya drag. Nilai dari tip
speed ratio (TSR) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Hau, 2005)
𝜔 .𝑟
TSR= (2.6)
𝑈

Dimana:
U : Kecepatan aliran fluida (m/s)

12
ω : Kecepatan sudut turbin (rad/s)
r : Jari-jari turbin (m)
Karena karakteristik tiap turbin berbeda-beda maka perbandingan nilai daya
terhadap nilai TSR juga berbeda sebagaimana ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 2. 4. Nilai daya pada fungsi TSR pada berbagai jenis turbin (Hau, 2005)

2.7 Coefficient of Torque


Coefficient of Torque merupakan perbandingan antara nilai torsi aktual yang
dihasilkan turbin dengan nilai torsi teoritis yang dimiliki oleh turbin. Nilai dari
Coefficient of Torque (Ct) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Hau,
2005)

𝑇 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Ct=𝑇 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 (2.7)

𝑇 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Ct= 0,25.𝜌.𝐴.𝐷.𝑈 2
(2.8)

Nilai A merupakan nilai luas penampang, dimana luas penampang dari turbin
Savonius dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐴 = 𝐷. 𝐻 (2.9)
Dimana:

13
ρ : Massa jenis fluida (kg/m3)
U : Kecepatan aliran fluida (m/s)
A : Luas permukaan benda (m2)
D : Diameter Turbin (m)
H : Tinggi turbin (m)

Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai torsi aktual yang dihasilkan
turbin dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut (Kailash, Eldho, &
Prabhu, 2012)

T aktual = (M-S).g. (rpulley + dr) (2.10)


Dimana:
M : Beban (kg)
S : Beban spring balance (kg)
rpulley : Jari-jari pulley (m)
dr : Diameter nylon (m)
g : Percepatan gravitasi (m/s²)

2.8 Perhitungan Daya


Turbin angin Savonius memiliki prinsip kerja yaitu mengubah energi kinetik
dari angin menjadi energi mekanik. Energi mekanik yang berupa putaran poros
dikonversikan menjadi hitungan daya.
2.8.1 Perhitungan Daya Teoritis Turbin
Besarnya kecepatan angin yang dapat diubah menjadi energi mekanik oleh
turbin, secara perhitungan teoritis energi mekanik turbin dipengaruhi oleh energi
kinetik yang dihasilkan oleh udara serta laju aliran massa.Nilai dari energi kinetik
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut (Letcher, 2016 )
1
Ek = 2 . ṁ. 𝑈 2 (2.11)

Dimana massa udara yang mengalir tiap detik dituliskan dengan persamaan berikut:

ṁ = 𝑝 . 𝑈. 𝐴 (2.12)

14
Besarnya daya yang dihasilkan angin ketika menabrak turbin (Pw) dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut

1
𝑃𝑤 = 2 . 𝑝. 𝐴. 𝑈. 𝑈 2 (2.13)

1
𝑃𝑤 = 2 . 𝑝 . 𝑈 3 . 𝐴 (2.14)

Nilai A merupakan nilai luas penampang, dimana luas penampang dari turbin
Savonius dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐴 = 𝐷. 𝐻 (2.15)

Dimana:

Ek : Energi kinetik (J)


𝑚̇ : Massa udara yang mengalir tiap detik (kg/s)
U : Kecepatan aliran fluida (m/s)
𝑝 : Massa jenis fluida (kg/m3)
𝑃w : Daya angin (W)
𝐴 : Luas permukaan benda (m2)
D : Diameter turbin (m)
H : Tinggi turbin (m)

2.8.2 Perhitungan Daya Aktual Turbin


Perhitungan daya aktual turbin akan dihitung berdasarkan torsi aktual yang
akan diukur menggunakan Brake Dynamometer dan putaran dari turbin akan
dihitung menggunakan Tachometer kemudian dari hasil pengukuran tersebut dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

𝑃𝑡 = 𝑇 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 . 𝜔 (2.16)

Dimana:
Pt : Daya aktual turbin (W)
T : Torsi aktual turbin (N.m)
ω : Kecepatan sudut turbin angin Savonius (rad/s)

15
Kecepatan sudut turbin angin Savonius dapat dihitung menggunakan
persaamaan berikut
2 .𝜋 .𝑁
𝜔= (2.17)
60
Dimana:
N : Gerak rotasi poros turbin angin Savonius (rpm)

2.9 Coefficient of Power


Coefficient of Power merupakan perbandingan antara daya yang dihasilkan
secara mekanik oleh sudu turbin angin dengan daya yang dihasilkan oleh angin
yang mengalir mengenai sudu turbin angin. Nilai dari Coefficient of Power (Cp)
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Hau, 2005)
𝑃
𝐶𝑃 = 1 (2.18)
.𝜌.𝐴.𝑈 3
2

𝐶𝑃 = 𝑇𝑆𝑅 . 𝐶𝑡 (2.19)

Dimana:
P : Daya aktual turbin (watt)
ρ : Massa jenis fluida (kg/m2)
U : Kecepatan aliran fluida (m/s)
A : Luas permukaan benda (m2)

2.10 Aliran Melintasi Silinder


Suatu aliran yang bergerak melewati suatu benda maka aliran tersebut akan
mengikuti bentuk dari benda tersebut.

Gambar 2. 5 Aliran Inviscid dan Viscous (Fox, McDonald, & Pritchard, 2011)

16
Aliran inviscid digambarkan pada gambar 2.5.a. Seperti pada gambar bahwa
aliran inviscid memiliki streamlines yang simetris dari sisi depan hingga belakang,
hal ini disebabkan karena aliran massa di kedua streamline konstan. Pada saat
streamline terbuka, kecepatan akan berkurang begitupun sebaliknya. Hal itu dapat
terlihat pada titik AdanC bahwa titik tersebut akan memiliki nilai kecepatan yang
rendah, tetapi untuk titik B akan memiliki nilai kecepatan yang tinggi. Untuk nilai
tekanan, pada titik A dan C akan memiliki nilai tekanan yang tinggi sedangkan pada
titik B akan memiliki nilai tekanan yang rendah. Aliran viscous digambarkan pada
gambar 2.5.b. Titik A merupakan titik stagnansi yang selanjutnya terjadinya
boundary layer. Dari titik A hingga ke titik B terjadi kenaikan kecepatan sehingga
menyebabkan penurunan tekanan kemudian dari titik B ke titik D terjadi penurunan
kecepatan sehingga menyebabkan tekanan menjadi naik PB ˂ PD .Pada titik D
momentum aliran tidak mampu lagi untuk melawan tegangan geser sehingga
menyebabkan pecahnya boundary layer, titik D disebut juga dengan point of
separation . Daerah pecahan dari boundary layer yang berupa titik-titik disebut juga
dengan wake, makin besar daerah wake maka perbedaan gaya di depan dan
belakang silinder juga semakin besar.

2.11 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan yang dapat
digunakan untuk mengkaji penelitian yang akan dilakukan. Penulis menggunakan
beberapa judul penelitian, yang dirasa memiliki tujuan dan hasil yang hampir sama.
Berikut merupakan penelitian terdahulu yang akan digunakan sebagai acuan
penulisan yaitu :
2.11.1 Penelitian Aliran Melewati Silinder Pengganggu
Penelitian yang dilakukan untuk mereduksi gaya drag, dilakukan oleh
(Pamungkas & Yuwono, 2016) yaitu studi eksperimen pada turbin angin Savonius
dengan memberikan silinder pengganggu di depan returning blade. Dengan ukuran
diameter turbin adalah 60 mm dan tinggi 80 mm di depan sudu returning blade
diberi silinder pengganggu dengan ukuran diameter silinder 45 mm dan tinggi 280
mm serta rasio variasi jarak 1.5 hingga 2.4. Pada penelitian ini terbukti bahwa

17
penempatan silinder pengganggu di depan returning blade efektif meningkatkan
performa.

Gambar 2. 6 Skema Penelitian ( Pamungkas & Yuwono, 2016)

Pada skema gambar 2.6 memposisikan silinder pengganggu secara sejajar


di depan returning blade dengan memvariasikan jarak S/D tertentu. Pada penelitian
ini didapatkan nilai variasi jarak S/D yang paling efektif adalah 1.7. Pada nilai
variasi jarak S/D 1.7 dan pada semua variasi bilangin reynolds number didapatkan
jarak 1.7 mengalami nilai puncak (peak value) dari segala aspek seperti putaran,
torsi dan Coefficient of Power.

18
Gambar 2. 7. Grafik perbandingan Coefficient of Power antara turbin angin Savonius
berpengganggu dan tanpa silinder pengganggu pada fungsi jarak S/D = 1.5-2.4 (Pamungkas &
Yuwono, 2016)

Pada Reynolds Number sebesar 6,0 x 104 didapatkan kenaikan maksimum


dari nilai Coefficient of Power sebesar 821%. Pada Reynolds Number sebesar 7,5 x
104 dan didapatkan kenaikan maksimum dari nilai Coefficient of Power sebesar
225%. Sedangkan pada Reynolds Number sebesar 9,0 x 104 didapatkan kenaikan
maksimum dari nilai Coefficient of Power sebesar 142%.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Nasrulloh, Setiawan, & Sidi, 2019)
yaitu kajian eksperimen pengaruh penambahan dua silinder sirkular terhadap
kinerja turbin air Savonius sumbu vertikal. Pada penelitian ini ukuran dari diameter
turbin adalah 40 cm dan tinggi 40 cm, kemudian memvariasikan diameter silinder
sirkular 8 cm, 12 cm dan 16 cm serta variasi jarak antar silinder 20 cm, 36 cm dan
66 cm.

Gambar 2. 8 Skema Penelitian

19
Pada penelitian didapatkan bahwa penggunaan silinder pengganggu di
depan advancing blade turbin air Savonius efektif dalam meningkatkan performa
dari turbin air tersebut. Peningkatan performa terjadi ketika penggunaan variasi y/D
pada jarak 1.65 dan variasi ds/D 0.4. Untuk variasi diameter ds/D=0.4 dan variasi
jarak y/D= 1.65 memiliki nilai koefisien daya paling tinggi dengan nilai sebesar
53.98% kemudian variasi diameter ds/D= 0.3 dan variasi jarak y/D=1.65 memiliki
nilai koefisien daya sebesar 34.25% dan terakhir pada variasi diameter ds/D=0.2
dan pada varaisi jarak y/D=1.65 memiliki nilai keofisien daya sebesar 12.82%.

Gambar 2. 9 Grafik pengaruh penambahan silinder sirkular terhadap koefisien power (Nasrulloh,
Setiawan, & Sidi, 2019)

Penelitian selanjutnya merupakan penelitian (Darmawan , Setiawan, &


Erawati, 2020) melakukan analisa dengan pengujian numerik. Penelitian ini
menggunakan turbin air Savonius dengan tipe myring n=1 dengan ukuran diameter
dan tinggi sebesar 40 cm. Pada penelitian ini melakukan variasi diameter silinder
sirkular (ds/D) sebesar 0.2, 0.3 dan 0.4 serta jarak silinder sirkular (X/D) dengan
variasi sebesar 0.5, 1.0 dan 1.5.

20
Gambar 2. 10 Skema Penelitian

Pada penelitian turbin air didapatkan bahwa penambahan silinder sirkular di


sisi advancing blade dapat meningkatkan performa. Nilai Coefficient of Torque
tertinggi yang dihasilkan turbin air Savonius dengan penambahan silinder sirkular
dengan variasi ds/D 0.4 dan jarak X/D 0.5 pada nilai TSR 0.8 yaitu sebesar 0.5377
sedangkan untuk nilai Coefficient of Power tertinggi dilakukan pada variasi ds/D
0.4 dan jarak X/D 0.5 pada nilai TSR 1.0 yaitu sebesar 0.5047. Untuk variasi jarak
silinder sirkular terbaik X/D pada nilai 0.5 hal ini dikarenakan adanya kenaikan
nilai dari ds/D 0.3 sebesar 23.81% menjadi ds/D 0.4 sebesar 37.38% pada nilai TSR
1.0

21
Gambar 2. 11 Grafik Perbandingan Koefisien Torsi (Darmawan , Setiawan, & Erawati, 2020)

Gambar 2. 12 Grafik Perbandingan Koefisien Power (Darmawan , Setiawan, & Erawati, 2020)

2.11.2 Penelitian Turbin Angin Savonius


Penelitian untuk meningkatkan performa dari turbin angin Savonius
dilakukan oleh (Rus, Florin, Roxana, Ancuta, & Florin, 2018) dengan cara
menambahkan Overlap pada sudu turbin angin Savonius. Pada penelitian ini
menggunakan turbin dengan ukuran diameter 18 cm dan tinggi diameter 18
cm.Kemudian memvariasikan nilai Overlap 0.15, 0.25, 0.30 dan 0.35 serta
memvariasikan kecepatan angin dari 1m/s hingga 7 m/s. Didapatkan bahwa

22
semakin tinggi kecepatan angin dengan rentang 4m/s hingga 7m/s nilai rpm yang
didapat juga akan semakin tinggi, terutama pada Overlap 0.3 pada rentang
kecepatan angin tinggi penggunaan rasio Overlap tipe ini memiliki performa yang
tinggi sedangkan untuk rentang kecepatan angin yang rendah dengan rentang 1m/s
hingga 3 m/s penggunaan rasio Overlap 0.15 memiliki performa yang baik pula.

Gambar 2. 13 Perbandingan rpm terhadap kecepatan angin (Rus, Florin, Roxana, Ancuta, &
Florin, 2018)

Pada nilai Coefficient of Power (Cp) juga sama bahwasanya penggunaan


Overlap 0.15 dan 0.30 yang memiliki dominasi performa terbaik, tetapi hal ini
berdasarkan seberapa cepat angin tersebut.Pada kecepatan angin 1m/s didapatkan
bahwa nilai Overlap 0.15 memiliki daya 0.295 sedangkan Overlap 0.3 memiliki
daya 0.25, Overlap 0.15 mendominasi hingga kecepatan 4 m/s untuk kecepatan
diatas 4 m/s didominasi dengan nilai Overlap 0.3 dengan daya 0.295 pada kecepatan
angin 7m/s.

23
Gambar 2. 14 Perbandingan Penggunaan Rasio Overlap Terhadap Nilai Cp (Rus, Florin, Roxana,
Ancuta, & Florin, 2018)

Penelitian lain dilakukan oleh (Sheldahl, Blackwell, & Feltz, 1978) untuk
menguji tingkat efektif penggunaan dua sudu atau tiga sudu,pada penelitian
menggunakan ukuran diameter turbin 1 m sedangkan tinggi turbin 1 m dan 1,5 m
serta variasi kecepatan yang digunakan adalah 7 m/s dan 14 m/s.

Gambar 2. 15 Skema Variasi Sudu

Hasil dari penelitian didapatkan bahwa penggunaan dua sudu memiliki nilai
lebih tinggi daripada tiga sudu pada seluruh aspek performa. Nilai Coefficient of
Power (Cp) dari dua sudu memiliki nilai 1.5 kali dari tiga sudu.Penggunaan dua
sudu juga memiliki performa aerodinamis yang lebih baik dibandingkan dengan
penggunaan tiga sudu. Sedangkan untuk performa tiga sudu hanya memiliki torsi
statis yang lebih baik dibandingkan penggunaan torsi dua sudu.

24
Gambar 2. 16 Koefisien torsi statis sebagai fungsi dari posisi angular untuk Savonius dua sudu
dengan rasio jarak 0.10 untuk Re/m 4.32×105dan 8.64×105

Gambar 2. 17 Koefisien torsi statis sebagai fungsi dari posisi angular untuk Savonius tiga sudu
dengan rasio jarak 0.10 untuk Re/m 4.32×105dan 8.64×105(Sheldahl et al., 1978)

25
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

26
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah-langkah ilmiah untuk mendapatkan data


dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Hal ini dapat diartikan bahwa metode
penelitian merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data akurat yang
dapat dimengerti, dirumuskan, dan digunakan untuk mengantisipasi masalah secara
ilmiah. Pada bab ini menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk
menyelesaikan penelitian ini.
3.1 Sumber Data Penelitian
3.1.1 Jenis Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dalam proses
penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari berbagai sumber yang
telah melakukan penelitian. Data sekunder dapat didapatkan dari berbagai
macam sumber seperi buku, jurnal, internet, tugas akhir, dll.

3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Proses penelitian dilaksanakan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
selama periode semester 8. Proses penelitian dilakukan secara berkala dengan
pengajuan proposal pada bulan Januari 2022, lalu pengerjaan penelitian dengan
rentang waktu selama 6 bulan. Dimulai pada bulan Februari 2022 hingga bulan Juli
2022. Setelah penelitian telah usai sesuai waktu yang tentukan maka diadakan
sidang Tugas Akhir.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek,
organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

27
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Jenis-jenis variabel yang
digunakan pada penelitian untuk tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh peneliti sebelum
dilakukannya eksperimen. Pada penelitian ini variable bebas terdiri dari:
a. Variasi jarak silinder pengganggu.
b. Variasi kecepatan aliran fluida.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya diambil dari hasil
perhitungan maupun pengolahan data setelah dilakukannya eksperimen. Variabel
terikat yang diperoleh dari ekperimen ini yakni:
a. Nilai tip speed ratio (TSR) turbin angin Savonius.
b. Nilai Torsi Aktual turbin angin Savonius.
c. Nilai Torsi Teoritis turbin angin Savonius.
d. Koefisien torsi (Ct) turbin angin Savonius.
e. Daya Mekanik turbin angin Savonius
f. Daya Fluida turbin angin Savonius.
g. Koefisien daya (Cp) turbin angin Savonius.
3. Variabel Terkontrol
Variabel terkontrol didefinisikan sebagai variabel yang tidak dirubah dan
nilainya konstan selama dilakukannya eksperimen. Pada penelitian ini variabel
terkontrol yang ditentukan adalah:
a. Bentuk sudu turbin angin Savonius.
b. Jumlah sudu turbin angin Savonius.
c. Dimensi turbin angin Savonius.
d. Nilai Overlap turbin angin Savonius.

3.3 Diagram Alir Penelitian


Proses penelitian memiliki beberapa langkah seperti identifikasi masalah,
studi literatur, perakitan turbin, dan berbagai langkah lainnya. Langkah-langkah
pada saat proses penelitian disusun agar penelitian dapat berjalan secara sistematis.
Berdasarkan langkah yang telah ditentukan sebelumnya, langkah-langkah tersebut

28
dapat disusun menjadi diagram alir agar mudah dipahami dan diikuti prosesnya.
Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

29
3.4 Langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam proses pengerjaan tugas akhir dapat dijelaskan
sebagai berikut:
3.4.1 Identifikasi Masalah
Tahap awal dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah identifikasi masalah dan
perumusan masalah yang terkait dengan penambahan celah Overlap dan silinder
pengganggu di depan sisi returning blade turbin angin Savonius. Penambahan celah
Overlap dan silinder pengganggu dengan memvariasikan jarak diharapkan dapat
meningkatkan gaya drag sehingga performa turbin juga meningkat, serta dalam
penelitian ini dapat mengetahui pada jarak berapa silinder pengganggu memiliki
nilai yang optimal.

3.4.2 Studi Literatur


Tahap kedua dalam pengerjaan tugas akhir adalah melakukan studi literatur,
studi literatur digunakan untuk mengumpulkan berbagai macam informasi
mengenai topik yang dapat diambil dari literatur yang telah ada. Informasi yang
dikumpulkan dapat berupa rumus, teori dan metode yang akan digunakan dalam
penelitian. Informasi yang diambil dari berbagai macam sumber diharapkan bisa
dipertanggungjawabkan.

3.4.3 Proses Pembuatan Turbin dan Silinder Sesuai Ukuran


Tahap ketiga dalam pengerjaan tugas akhir adalah persiapan dan pembuatan
objek eksperimen turbin angin Savonius dan silinder penghalang sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan sebelumnya.

3.4.4 Pengaturan Peralatan


Tahap keempat dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini adalah pengaturan
dan peletakkan alat pengujian sesuai dengan skema yang telah ditentukan hal ini
agar mendapatkan hasil yang baik dan akurat.

30
Gambar 3. 2 Gambar Layout Eksperimen Tampak Atas

Gambar 3. 3 Gambar Layout Eksperimen 3D

3.4.5 Penentuan Kecepatan Aliran Angin


Tahap kelima dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah melakukan penentuan
kecepatan angin sebelum dilakukannya pengujian. Penggunaan variasi kecepatan
angin 5m/s, 6 m/s dan 7m/s apabila kecepatan angin belum sesuai maka diatur
kembali hingga dengan variasi yang ingin diuji

31
3.4.6 Pengujian dan Pengambilan Data
Tahap keenam dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah pengujian dan
pengambilan data. Pengujian dan pengambilan data dilakukan ketika semua
persiapan telah dilakukan, pada tahap pengujian dan pengambilan data diperlukan
ketelitian agar pada saat pengambilan data tidak terjadi kesalahan dan mendapatkan
data dengan akurasi yang tinggi.

3.4.7 Perhitungan, Analisa Data dan Pembahasan


Tahap ketujuh dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah mengolah data. Proses
mengolah data dilakukan dengan perhitungan sesuai dengan rumus yang telah
dicantumkan kemudian melakukan perbandingan dari hasil perhitungan yang telah
dilakukan pada setiap variasi percobaan yang telah dilakukan, pada tahapan ini
dapat diketahui penggunaan variasi yang dapat meningkatkan performa pada turbin.

3.4.8 Pengambilan Kesimpulan dan Saran


Setelah melakukan pengambilan data kemudian olah data maka dapat
diketahui penggunaan variasi mana yang dapat meningkatkan performa serta
penggunaan variasi mana yang performanya menurun. Sehingga dari penelitian ini
dapat diambil kesimpulan dan saran, serta diharapkan penelitian ini dapat berguna
untuk penelitian yang akan datang.

3.5 Peralatan Penelitian


Pada penelitian dibutuhkan berbagai macam peralatan yang digunakan
sebagai objek penelitian serta sebagai penunjang penelitian, hal ini agar pada saat
proses penelitian dapat berjalan dengan maksimal dan mendapatkan data yang
akurat. Beberapa peralatan yang digunakan antara lain adalah
3.5.1 Benda Uji
Penelitian ini menggunakan benda uji turbin angin Savonius dengan
modifikasi Overlap dan silinder pengganggu dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Benda uji turbin angin Savonius berdasarkan peneltian dari (Setiawan,
Yuwono, & Widodo, 2018) dengan menggunakan nilai aspect ratio sebesar
1:1 maka didapatkan bahwa diameter turbin dan tinggi turbin memiliki

32
ukuran 0.4 m kemudian dengan modifikasi rasio Overlap sebesar 0.3
sehingga didapatkan celah dari turbin sebesar 12 cm. Pada peneltian ini turbin
angin Savonius memiliki spesifikasi sebagai berikut:
D : Diameter Turbin ( 0.4 m)
d : Diameter Sudu (0.26 m)
H : Ketinggian Turbin ( 0.4 m)
e : Overlap / Celah (12 cm)
Tebal plat : 0.8 mm

Gambar 3. 4 Skema Rancangan Turbin Angin Savonius

33
Gambar 3. 5 Tampak Isometri Turbin Angin Savonius

Gambar 3. 6 Tampak Depan Turbin Angin Savonius

2. Benda uji silinder pengganggu memiliki spesifikasi sebagai berikut :


h : ketinggian silinder pengganggu ( 40 cm )
ds : diameter silinder pengganggu ( 16 cm )

34
Gambar 3. 7 Skema Rancangan Silinder Pengganggu

Turbin
Advancing Angin
Blade Silinder
Savonius Pengganggu

Returning
Blade

Gambar 3. 8 Skema Pengujian Turbin Angin Savonius

Tabel 3. 1 Variasi Pengujian


Variasi Kecepatan Jarak Penghalang
Aliran S/d
1 5 m/s 1.4
2 6 m/s 1.4
3 7 m/s 1.4
4 5 m/s 1.7
5 6 m/s 1.7
6 7 m/s 1.7
7 5 m/s 2.0
8 6 m/s 2.0
9 7 m/s 2.0
10 5 m/s 2.3
11 6 m/s 2.3
12 7 m/s 2.3

35
3.5.2 Brake Dynamometer
Brake dynamometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai
torsi dinamis yang dihasilkan oleh putaran turbin, pada penelitian ini penggunaan
Brake Dynamometer berdasarkan penelitian dari (Kailash, Eldho, & Prabhu, 2012).

Gambar 3. 9 Skema Brake Dynamometer

Pengukuran pada Brake Dynamometer dilakukan dengan skema sistem


pulley, massa pemberat, dan pegas yang dihubungkan oleh benang nylon yang
menyelubungi poros turbin angin Savonius. Torsi dinamis pada turbin diukur ketika
turbin berputar dan kemudian massa pemberat ditambahkan dengan berbagi variasi.
Putaran dari tubin diukur dengan menggunakan tachometer. Nilai dari torsi dinamis
didapatkan dari selisih antara gaya yang dihasilkan oleh massa pemberat (M)
dengan gaya yang terbaca pada neraca pegas kemudian dikalikan dengan jari-jari
disc yang terpasang pada poros turbin angin Savonius. Spesifikasi pegas dan nylon
dapat dilihat pada tabel dibawah ini

36
Tabel 3. 2 Spesifikasi timbangan pegas digital
SPESIFIKASI TIMBANGAN
PEGAS DIGITAL
Range 0 to 5kg

Resolution 10 g

Tabel 3. 3 Spesifikasi Benang Nylon Brake Dynamometer


SPESIFIKASI BENANG
NYLON
Kekuatan 15 lbs; 6,8 kg

Diameter 1,5 mm

3.5.3 Blower
Blower merupakan alat yang digunakan untuk mengalirkan fluida untuk
menggerakan turbin angin Savonius. Pada penelitian ini Blower memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Spesifikasi Blower

SPESIFIKASI BLOWER

Diameter 18 inch / 450 mm

Speed 2850 RPM

Air Flow 4413 CFM

Power 1700 Watt

ST Pressure 520 Pa

Phase 1

Voltage 220 – 240 V

3.5.4 Alat Ukur


Penelitian ini menggunakan berbagai alat ukur yang dilakukan untuk
mengambil data yang diperlukan dalam penelitian.
1. Tachometer
Tachometer merupakan peralatan digital yang digunakan untuk mengukur
besar putaran yang dihasilkan suatu objek. Pada penelitian ini tachometer yang

37
digunakan memiliki kemampuan pembacaan 0,05 m hingga 7,6 m dengan akurasi
pembacaan 0,01% atau ± 1 digit.

Gambar 3. 10 Tachometer

2. Anemometer
Anemometer adalah sebuah alat pengujian atau biasa disebut alat pengukur
kecepatan angin yang biasanya digunakan dalam bidang Meteorologi dan Geofisika
atau stasiun prakiraan cuaca. Anemometer berfungsi untuk mengukur atau
menentukan kecepatan angin. Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat
mengukur besarnya tekanan angin, cuaca, dan tinggi gelombang laut . Pada
penelitian ini anemometer yang digunakan memiliki kemampuan pembacaan
kecepatan udara 0,4 m/s hingga 35 m/s dengan akurasi pembacaan 1% atau ± 0,01.

38
Gambar 3. 11 Anemometer

3.6 Prosedur Pengambilan Data


Prosedur tahapan dalam pengambilan data penelitian yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Siapkan seluruh alat uji dan peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian.
2. Letakkan alat uji dan peralatan yang mendukung sesuai dengan skema yang
direncanakan.

Gambar 3. 12 Skema Penelitian

3. Letakkan turbin angin Savonius dan silinder pengganggu pada media


pengujian.
4. Posisikan windtunnel sejajar dengan Blower dan benda uji.
5. Hidupkan Blower.

39
6. Sesuaikan nilai voltage pada AC Dimmer Module sesuai dengan kebutuhan
angin.

Gambar 3. 13 Pengaturan AC Dimmer Module

7. Ukur kecepatan angin pada test section sesuai dengan kecepatan yang
diperlukan.

Gambar 3. 14 Pengukuran Kecepatan Angin

8. Setelah mencapai nilai putaran maksimal, lakukan pembebanan weighting


point pada Brake Dynamometer.
9. Lakukan pengujian dengan variasi jarak silinder pengganggu sejauh skema
yang direncanakan
10. Mengukur N (RPM).

40
Gambar 3. 15 Pengukuran Nilai RPM

11. Mengukur nilai M dan S menggunakan timbangan pegas digital

Gambar 3. 16 Pengukuran Nilai M1 dan S1

12. Ulangi langkah 6 hingga 11 dengan variasi jarak silinder, kecepatan angin
dan pembebanan yang berbeda pada turbin angin Savonius.
13. Lakukan pengujian hingga mendapatkan semua data yang diperlukan.

41
3.7 Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian Tugas Akhir sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir
Bobot Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
No Kegiatan Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke
% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Identifikasi Masalah 10
2 Studi Literatur 10
Pembuatan Turbin dan
3 Silinder Sesuai 15
Spesifikasi
Pembuatan Media
4 15
Pengujian
Pengujian dan
5 20
Pengambilan Data
Perhitungan, Analisa,
6 20
dan Pembahasan
Pengambilan
7 10
Kesimpulan dan Saran
Progress Tugas Akhir 100

42
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengambilan Data


Proses pengambilan data pada penelitian tugas akhir menggunakan Turbin
Savonius sumbu vertikal dengan modifikasi Overlap. Dalam penelitian ini Turbin
Angin Savonius ditempatkan secara aksial dengan memanfaatkan kecepatan aliran
udara yang melewati wind tunnel dan kemudian aliran dari wind tunnel diluruskan
dengan honeycomb. Kinerja Turbin Angin sangat bergantung pada kecepatan aliran
angin dari Blower. Dalam penelitian ini diharapkan dapat mengetahui hubungan antara
variasi kecepatan angin dan variasi jarak silinder pengganggu dengan kinerja Turbin
Angin Savonius.
4.2 Data Penelitian
Proses analisa data dilakukan setelah melakukan proses pengambilan data. Pada
proses analisa data melakukan proses perhitungan dan pembahasan. Pada penelitian ini
menggunakan dua macam variasi, seperti variasi jarak silinder pengganggu dengan
rasio (S/d) 1.4, 1.7, 2.0 , 2.3 dan variasi kecepatan angin 5m/s , 6 m/s dan 7 m/s.
Penelitian ini juga menggunakan silider pengganggu dengan dengan rasio (ds/D) 0.4 .
Dari dua macam variasi tersebut diharapkan dapat mengetahui performa turbin yang
terbaik. Pada penelitian ini data yang diambil adalah sebagai berikut:
M = Massa Pembebanan (Kg)
N = Putaran Turbin (RPM)
S = Massa pada Spring Balance (Kg)
Ketika data tersebut sudah diperoleh maka diolah untuk menjawab rumusan
masalah pada penelitian seperti Tip speed ratio(TSR),Coefficient of Torque (Ct) dan
Coefficient of Power (Cp) yang dihasilkan oleh turbin, kemudian dianalisa pada variasi
mana yang memiliki performa yang terbaik.
4.3 Peralatan Pengujian
Peralatan pengujian merupakan kumpulan dari berbagai alat yang digunakan
sebagai media penunjang pelaksanaan pengujian.

43
4.3.1 Turbin Angin Savonius
Turbin Angin Savonius merupakan salah satu komponen penting dalam proses
penelitian ini. Dalam proses pembuatan turbin ini melewati beberapa tahapan,
tahapannya adalah sebagai berikut:
a. Turbin Angin Savonius Overlap
Pada proses penelitian ini menggunakan Turbin Angin Savonius dengan sumbu
vertikal yang terdiri dari atas dua blade dengan penambahan celah Overlap.
Berikut merupakan spesifikasi Turbin Angin Savonius Overlap:
Diameter Turbin (D) : 0,4 meter
Diameter Sudu Turbin (d) : 0,26 meter
Ketinggian Turbin (H) : 0,4 meter
Overlap (e) : 12 cm
Tebal Plat : 0,8 mm
Material Plat : Stainless Steel

Gambar 4.1 Turbin Angin Savonius Overlap


b. Turbin Angin Savonius Konvensional
Pada proses penelitian ini menggunakan Turbin Angin Savonius dengan sumbu
vertikal yang terdiri dari atas dua blade. Berikut merupakan spesifikasi Turbin
Angin Savonius konvensional:

44
Diameter Turbin (D) : 0,4 meter
Diameter Sudu Turbin (d) : 0,2 meter
Ketinggian Turbin (H) : 0,4 meter
Tebal Plat : 0,8 mm
Material Plat : Stainless Steel

Gambar 4.2 Turbin Angin Savonius Konvensional


c. Fabrikasi Turbin
Setelah proses perencanaan turbin selesai, proses selanjutnya adalah proses
fabrikasi. Pada proses fabrikasi dimensi turbin dibuat sesuai dengan ukuran yang
direncanakan. Metode yang digunakan dalam proses pembuatan turbin
menggunakan metode bending, menggunakan proses tersebut agar dapat
membuat sudu turbin sesuai dengan ukuran yang direncanakan. Setelah proses
bending selesai, proses selanjutnya adalah penempatan sudu ke endplate.

4.3.2 Wind Tunnel


Pada penelitian ini Wind Tunnel digunakan untuk memfokuskan aliran udara
yang keluar dari Blower. Selain untuk memfokuskan aliran udara penggunaan wind
tunnel berfungsi agar aliran udara dari Blower ke benda uji tidak terpecah dan
menyebar. Proses pembuatan wind tunnel sama dengan proses pembuatan turbin angin,

45
yaitu melalui proses perencanaan dan fabrikasi. Berikut merupakan dimensi dari wind
tunnel

Gambar 4.3 Wind Tunnel Tampak Samping

Gambar 4.4 Wind Tunnel Tampak Atas

46
Gambar 4.5 Wind Tunnel yang digunakan

4.3.3 Silinder Pengganggu


Silinder pengganggu merupakan silinder yang ditempatkan pada sisi returning
blade. Silinder pengganggu digunakan untuk meningkatkan performa turbin angin
Savonius dengan pemanfaatan selisih gaya drag antara dua blade. Proses pembuatan
silinder pengganggu sama dengan proses pembuatan turbin angin Savonius dan wind
tunnel. Berikut adalah spesifikasi dan dimensi dari silinder pengganggu:
Diameter Silinder Pengganggu (ds) : 0,16 meter
Tinggi Silinder Pengganggu : 0,4 meter

Gambar 4.6 Silinder Pengganggu

47
4.3.4 Blower
Blower berfungsi untuk menghasilkan aliran udara. Blower dapat digunakan pada
wind tunnel tipe terbuka atau tertutup. Blower sendiri biasanya memiliki range
pemakaian yang lebih luas dan menghasilkan aliran yang steady dan efisiensi lebih
tinggi. Spesifikasi dari Blower yang digunakan dapat dilihat pada table sebagai berikut:
Tabel 4.1. Spesifikasi Blower

SPESIFIKASI BLOWER

Diameter 18 inch / 450 mm


Speed 2850 RPM
Air Flow 4413 CFM
Power 2200 Watt
ST Pressure 520 Pa
Phase 1
Voltage 220 – 240 V

Gambar 4.7 Blower

4.3.5 AC Dimmer Module


AC Dimmer Module merupakan suatu rangkaian komponen elektronika yang
terdiri dari beberapa komponen yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik. Pada

48
penelitian ini AC Dimmer Module digunakan untuk mengatur kecepatan putar dari
Blower sesuai dengan kebutuhan penelitian. Cara kerja dari AC Dimmer Module
mengubah sinyal input AC menjadi AC Phase maju yang menyebabkan terjadinya
penurunan tegangan pada komponen. Spesifikasi dari AC Dimmer Module dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.2. Spesifikasi AC Dimmer Module
SPESIFIKASI
AC Dimmer Module
Bahan Alumunium
Tegangan Input 220 V
Daya Maksimum 10.000 Watt
Arus AC

Gambar 4.8 AC Dimmer Module

49
Gambar 4.9 Skema Rangkaian AC Dimmer Module

4.3.6 Honeycomb
Honeycomb adalah alat yang digunakan untuk meluruskan aliran udara pada wind
tunnel. Honeycomb memiliki peranan untuk menghilangkan pusaran dan mengurangi
turbulensi aliran. Pada penelitian ini menggunakan honeycomb dengan ukuran frame
50 cm x 50 cm selain itu untuk ukuran panjang pada honeycomb merujuk berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh (Mehta & Bradshaw, 1979) dikatakan bahwa desain
panjang dari honeycomb sebaiknya 6-8 kali dari ukuran sel. Pada penelitian ini desain
sel honeycomb menggunakan pipa pvc dengan ukuran diameter 1.7 cm sehingga
berdasarkan jurnal, panjang honeycomb didapatkan sebesar 10.2 cm. Pemilihan
penggunaan pipa pvc dikarenakan memiliki bahan yang halus sehingga tidak
mengganggu aliran fluida yang melewati honeycomb.

50
Gambar 4.10 Honeycomb

4.4 Kalibrasi
Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan untuk membentuk hubungan antara
nilai yang ditunjukan oleh instrument ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui
yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Tujuan dari kegiatan
kalibrasi adalah untuk menentukan penyimpangan kebenaran dari nilai konvensional
yang ditunjukan pada suatu instrument ukur dan hasil dari pengukuran dapat ditelusuri
hingga ke standar yang lebih tinggi atau teliti. Pada penelitian ini melakukan kalibrasi
antara tegangan pada Blower dengan kecepatan rata-rata angin yang keluar dari Blower
ke titik uji, sehingga dari proses kalibrasi ini dapat mendapatkan data kecepatan angin

51
rata-rata dari Blower dengan tegangan tertentu. Berikut merupakan skema kalibrasi
yang akan dilakukan.

Gambar 4.11 Skema Kalibrasi

Dari proses kalibrasi didapatkan data kecepatan angin rata-rata yang keluar dari
Blower ke titik uji dengan range tegangan antara 220 volt hingga 140 volt, dari proses
kalibrasi tersebut didapatkan persamaan sebagai berikut y = 1,6211x3 - 22,488x2 +
104,9x - 15,687. Fungsi persamaan ini digunakan untuk mendapatkan nilai tegangan
yang akan digunakan, yaitu dengan cara memasukkan kecepatan angin yang
dibutuhkan ke persamaan y = 1,6211x3 - 22,488x2 + 104,9x - 15,687, sehingga dalam
penelitian ini bisa mendapatkan hasil yang akurat. Berikut merupakan tabel dan grafik
hasil kalibrasi:
Tabel 4.3. Kalibrasi Tegangan Blower dengan Kecepatan Angin Rata-Rata Pada Titik Uji
Kecepatan Angin (m/s) Rata - Rata Tegangan
1 2 3 4 5 (m/s) (V)
7,91 7,72 7,98 8,41 8,65 8,134 220
7,81 7,18 7,34 8,59 8,52 7,888 210
7,74 6,8 7,1 8,44 8,41 7,698 200
7,52 6,74 6,48 8,37 8,27 7,476 190
7,31 6,42 6,28 7,9 7,72 7,126 180
7,21 6,37 6,12 7,67 7,57 6,988 170
6,54 5,44 5,88 7,31 6,92 6,418 160
5,24 4,1 4,64 5,43 6,5 5,182 150
3,12 2,72 2,61 3,31 3,12 2,976 140

52
KALIBRASI
240

220 y = 1,6211x3 - 22,488x2 + 104,9x - 15,687

200
VOLTAGE (V)

180

160

Voltage
140

120 Poly.
(Voltage)

100
2 3 4 5 6 7 8 9
AVERAGE SPEED (M/S)

Gambar 4.12 Grafik Kalibrasi Tegangan Blower dengan Kecepatan Angin Rata-Rata Pada
Titik Uji

4.5 Contoh Perhitungan Data


Proses pengolahan data dalam penelitian digunakan untuk mendapatkan hasil
akhir serta sebagai perbandingan data penelitian, berikut adalah contoh pengolahan
data dengan data sebagai berikut.

53
Tabel 4.4. Contoh Data Hasil Pengujian
N M S
rpm kg kg
342 0 0
321 0,2 0,105
297 0,4 0,2
276 0,6 0,32
253 0,8 0,415
221 1 0,465
188 1,2 0,55
159 1,4 0,665
118 1,6 0,79
79 1,8 0,87
51 2 1

Tabel diatas merupakan data penelitian turbin angin Savonius konvensional pada
kecepatan angin 6m/s. Bagian yang diberi tanda kuning merupakan contoh tanda yang
akan digunakan sebagai contoh perhitungan
4.5.1 Perhitungan Tip speed ratio (TSR)
Tip speed ratio dapat dihitung dengan persamaan 2.6, sebagai berikut:
𝜔.𝑟
TSR = 𝑈

Dalam melakukan perhitungan tip speed ratio dibutuhkan nilai kecepatan sudut (𝜔)
yang didapatkan melalui persamaan 2.17, yakni:
2.𝜋.𝑁
𝜔= 60

Sehingga,
2.𝜋.297
𝜔= =31.11 rad/s
60

Maka didapatkan nilai tip speed ratio:


𝑟𝑎𝑑
31,11 .0,2𝑚
𝑠
TSR = 𝑚 = 1.037
6
𝑠

4.5.2 Perhitungan Torsi


Perhitungan nilai torsi dapat dilakukan dengan menggunakan rumus 2.10 sebagai
berikut:
T = (M-S) (rpulley + dr) .g

54
Sehingga didapatkan nilai torsi sebesar:
T = (0.4-0.2).(0.042+0.0015). 9.81 = 0.085 Nm
4.5.3 Perhitungan Coefficient of Torque (Ct)
Perhitungan untuk mendapatkan nilai Coefficient of Torque (Ct) dapat menggunakan
persamaan 2.8 sebagai berikut:
𝑇
Ct = 0,25𝜌.𝐴.D.U2

Sehingga,
0,085
Ct = 0,25.1,225.62.0,42 .0,4 = 0.121

4.5.4 Perhitungan Coefficient of Power (Cp)


Perhitungan untuk mendapatkan nilai Coefficient of Power (Cp) dapat menggunakan
persamaan 2.19 sebagai berikut:
Cp = TSR . Ct
Sehingga,
Cp = 1.037 . 0.121 = 0.125

4.6 Data Hasil Pengujian


Berikut merupakan data dari hasil pengujian turbin angin Savonius konvensional,
turbin angin Savonius dengan penambahan Overlap dan turbin angin Savonius dengan
penambahan Overlap dengan variasi jarak silinder pengganggu dengan rasio (S/d) 1.4,
1.7, 2.0 , 2.3 dan variasi kecepatan angin 5m/s , 6m/s dan 7 m/s. Data- data tersebut
dapat dilihat pada bagian lampiran.

4.6.1 Turbin Angin Savonius Konvensional Kecepatan Angin 5m/s, 6m/s dan
7m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius konvensional dengan variasi kecepatan angin 5 m/s , 6m/s
dan 7m/s dapat dilihat pada gambar 4.14 dan gambar 4.15. Nilai Coefficient of Torque
dan Coefficient of Power pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan
data yang telah dijelaskan sebelumnya.

55
Gambar 4.13 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius Konvensional
Berdasarkan gambar 4.14 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius konvensional terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
tiga variasi kecepatan angin. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan
meningkatnya nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient
of Torque (CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros,
apabila nilai pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of
Torque (CT) akan menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun
dengan sebaliknya. Pada kecepatan angin 5 m/s didapatkan nilai Coefficient of Torque
maksimum sebesar 0.684 dengan nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.176, kecepatan
angin 6 m/s didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.605 dengan
nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.178 dan kecepatan angin 7 m/s didapatkan nilai
Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.484 dengan nilai Tip speed ratio (TSR)
sebesar 0.198. Kecepatan angin 5 m/s memiliki nilai Coefficient of Torque terbesar,
dengan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.684 pada nilai Tip speed ratio
(TSR) sebesar 0.176.

56
0,800 Kecepatan Angin 7 m/s
Kecepatan Angin 6 m/s

0,700 Kecepatan Angin 5 m/s

0,600
COFFECIENT OF TORQUE

0,500

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.14 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi tip speed ratio pada kecepatan
angin 5 m/s , 6m/s dan 7m/s.dengan kondisi turbin angin Savonius konvensional.
Berdasarkan gambar 4.15 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius konvensional terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada tiga
variasi kecepatan angin. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP)
akan terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio
(TSR) optimal tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan
menurun seiring dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada
kecepatan angin 5 m/s didapatkan nilai Coefficient of Power maksimum sebesar 0.328
dengan nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.8, kecepatan angin 6 m/s didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.258 dengan nilai Tip speed ratio (TSR)
sebesar 0.657 dan kecepatan angin 7 m/s didapatkan nilai Coefficient of Power
maksimum sebesar 0.188 dengan nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.641. Pada

57
gambar 4.15 terlihat bahwa seiring dengan meningkatnya variasi kecepatan angin maka
nilai Coefficient of Power (CP) dari turbin angin Savonius konvensional akan memiliki
nilai yang semakin menurun. Performa terbaik turbin angin Savonius konvensional
yaitu pada kecepatan angin 5 m/s dengan nilai Coefficient of Power maksimum sebesar
0.328.

0,350
Kecepatan Angin 7 m/s

Kecepatan Angin 6 m/s


0,300
Kecepatan Angin 5 m/s

0,250

0,200
COEFFICIENT OF POWER

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.15 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi tip speed ratio pada kecepatan
angin 5 m/s , 6m/s dan 7m/s.dengan kondisi turbin angin Savonius konvensional.

4.6.2 Turbin Angin Savonius Modifikasi Overlap Kecepatan Angin 5m/s, 6m/s
dan 7m/s.
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan variasi kecepatan angin 5 m/s,
6m/s dan 7m/s dapat dilihat pada gambar 4.17 dan gambar 4.18. Nilai Coefficient of

58
Torque dan Coefficient of Power pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan
pengolahan data yang telah dijelaskan sebelumnya.

Gambar 4.16 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap


Berdasarkan gambar 4.17 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR)
pada tiga variasi kecepatan angin. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan
meningkatnya nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient
of Torque (CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros,
apabila nilai pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of
Torque (CT) akan menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun
dengan sebaliknya. Pada kecepatan angin 5 m/s didapatkan nilai Coefficient of Torque
maksimum sebesar 1.076 dengan nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.101, kecepatan
angin 6 m/s didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.816 dengan
nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.091 dan kecepatan angin 7 m/s didapatkan nilai
Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.718 dengan nilai Tip speed ratio (TSR)
sebesar 0.059. Kecepatan angin 5 m/s memiliki nilai Coefficient of Torque terbesar
dengan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 1.076 pada nilai Tip speed ratio
(TSR) sebesar 0.101.

59
1,200
Kecepatan Angin 7 m/s
Kecepatan Angin 6 m/s
Kecepatan Angin 5 m/s
1,000

0,800
COFFECIENT OF TORQUE

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.17 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi tip speed ratio pada kecepatan
angin 5 m/s , 6m/s dan 7m/s.dengan kondisi turbin angin Savonius modifikasi Overlap
Berdasarkan gambar 4.18 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
tiga variasi kecepatan angin. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power
(CP) akan terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio
(TSR) optimal tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan
menurun seiring dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada
kecepatan angin 5 m/s didapatkan nilai Coefficient of Power maksimum sebesar 0.342
dengan nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.654, kecepatan angin 6 m/s didapatkan
nilai Coefficient of Power maksimum sebesar 0.262 dengan nilai Tip speed ratio (TSR)
sebesar 0.74 dan kecepatan angin 7 m/s didapatkan nilai Coefficient of Power
maksimum sebesar 0.213 dengan nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.805. Pada

60
gambar 4.18 terlihat bahwa seiring dengan meningkatnya variasi kecepatan angin maka
nilai Coefficient of Power (CP) dari turbin angin Savonius modifikasi Overlap akan
memiliki nilai yang semakin menurun. Performa terbaik turbin angin Savonius
modifikasi Overlap yaitu pada kecepatan angin 5 m/s dengan nilai Coefficient of Power
maksimum sebesar 0.342 dengan nilai Tip speed ratio (TSR) sebesar 0.654.
0,400
Kecepatan Angin 7 m/s

Kecepatan Angin 6 m/s


0,350
Kecepatan Angin 5 m/s

0,300
COEFFICIENT OF POWER

0,250

0,200

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,5 1 1,5
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.18 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi tip speed ratio pada kecepatan

angin 5 m/s , 6m/s dan 7m/s.dengan kondisi turbin angin Savonius modifikasi Overlap.

4.6.3 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.4 dan Kecepatan Angin 5 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=1.4 dan kecepatan angin 5 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.20 dan gambar 4.21. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power

61
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

Gambar 4.19 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 1.4 pada
kecepatan angin 5 m/s
Berdasarkan gambar 4.20 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 1.4 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 5m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 1.306
dengan nilai TSR sebesar 0.054.

62
1,400
Rasio Jarak S/d 1.4
Kecepatan Angin 5 m/s
1,200

1,000
Coefficient of Torque

0,800

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.20 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 1.4
Berdasarkan gambar 4.21 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 1.4 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 5m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.265 dengan nilai TSR sebesar 0.834.

63
0,300 Rasio Jarak S/d=1.4
Kecepatan Angin 5 m/s

0,250

0,200
Coefficient of Power

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Tip Speed Ratio

Gambar 4.21 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 1.4

4.6.4 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.7 dan Kecepatan Angin 5 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=1.7 dan kecepatan angin 5 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.23 dan gambar 4.24. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

64
Gambar 4.22 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 1.7 pada
kecepatan angin 5 m/s
Berdasarkan gambar 4.23 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 1.7 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 5 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 1.524
dengan nilai TSR sebesar 0.105.

65
2,000
Rasio Jarak S/d =1.7
Kecepatan Angin 5m/s

1,600
Coefficoent of Torque

1,200

0,800

0,400

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Tip Speed Ratio

Gambar 4.23 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 1.7
Berdasarkan gambar 4.24 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 1.7 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 5 m/s. Dari grafik dapat terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan
terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR)
optimal tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun
seiring dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini
didapatkan nilai Coefficient of Power maksimum sebesar 0.397 dengan nilai TSR
sebesar 0.8. Variasi ini memiliki nilai Coefficient of Power (CP) paling optimal
diantara rasio variasi jarak lainnya pada kecepatan angin 5m/s.

66
0,500 Rasio Jarak S/d=1.7
Kecepatan Angin 5m/s

0,400
Coefficient of Power

0,300

0,200

0,100

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Tip Speed Ratio

Gambar 4.24 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 1.7

4.6.5 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.0 dan Kecepatan Angin 5 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=2.0 dan kecepatan angin 5 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.26 dan gambar 4.27. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

67
Gambar 4.25 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 2.0 pada
kecepatan angin 5 m/s
Berdasarkan gambar 4.26 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 2.0 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 5 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 1.298 pada
nilai TSR sebesar 0.084.

68
1,400
Rasio Jarak S/d= 2.0
Kecepatan Angin 5 m/s
1,200

1,000
Coefficient of Torque

0,800

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.26 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 2.0
Berdasarkan gambar 4.27 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 2.0 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 5 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.237 dengan nilai TSR sebesar 0.419.

69
Rasio Jarak S/d= 2.0
0,250 Kecepatan Angin 5 m/s

0,200
Coefficient of Power

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.27 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 2.0

4.6.6 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.3 dan Kecepatan Angin 5 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=2.3 dan kecepatan angin 5 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.29 dan gambar 4.30. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

70
Gambar 4.28 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 2.3 pada
kecepatan angin 5 m/s
Berdasarkan gambar 4.29 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 2.3 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 5 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 1.263 pada
nilai TSR sebesar 0.067.

71
1,400 Rasio Jarak S/d 2.3
Kecepatan Angin 5 m/s
1,200

1,000
Coefficient of Torque

0,800

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.29 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 2.3
Berdasarkan gambar 4.30 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 2.3 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 5 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.211 dengan nilai TSR sebesar 0.49.

72
0,250
Rasio Jarak S/d 2.3
Kecepatan Angin 5 m/s

0,200
Coefficient of Power

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.30 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 5 m/s dengan S/d= 2.3

4.6.7 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.4 dan Kecepatan Angin 6 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=1.4 dan kecepatan angin 6 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.32 dan gambar 4.33. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

73
Gambar 4.31 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 1.4 pada
kecepatan angin 6 m/s
Berdasarkan gambar 4.32 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 1.4 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 6 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.918
dengan nilai TSR sebesar 0.063.

74
1,000
Rasio Jarak S/d 1.4
Kecepatan Angin 6 m/s

0,800

Coefficient of Torque

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.32 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 1.4
Berdasarkan gambar 4.33 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 1.4 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 6 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.158 dengan nilai TSR sebesar 0.402.

75
0,180
Rasio Jarak S/d 1.4
Kecepatan Angin 6 m/s
0,160

0,140

0,120
Coefficient of Power

0,100

0,080

0,060

0,040

0,020

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.33 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 1.4

4.6.8 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.7 dan Kecepatan Angin 6 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=1.7 dan kecepatan angin 6 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.35 dan gambar 4.36. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

76
Gambar 4.34 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 1.7 pada
kecepatan angin 6 m/s
Berdasarkan gambar 4.35 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 1.7 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 6 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.925
dengan nilai TSR sebesar 0.084.

77
1,000 Rasio Jarak S/d= 1.7
Kecepatan Angin 6 m/s

0,800
Coefficient of Torque

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.35 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 1.7
Berdasarkan gambar 4.36 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 1.7 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 6 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.186 dengan nilai TSR sebesar 0.44. Variasi
ini memiliki nilai Coefficient of Power (CP) paling optimal diantara rasio variasi jarak
lainnya pada kecepatan angin 6m/s.

78
Rasio Jarak S/d= 1.7
0,200 Kecepatan Angin 6 m/s
0,180

0,160

0,140
Coefficient of Power

0,120

0,100

0,080

0,060

0,040

0,020

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.36 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 1.7

4.6.9 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.0 dan Kecepatan Angin 6 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=2.0 dan kecepatan angin 6 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.38 dan gambar 4.39. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

79
Gambar 4.37 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 2.0 pada
kecepatan angin 6 m/s
Berdasarkan gambar 4.38 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 2.0 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 6 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.88 dengan
nilai TSR sebesar 0.049.

80
1,000
Rasio Jarak S/d= 2.0
Kecepatan Angin 6 m/s

0,800
Coefficient of Torque

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.38 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 2.0
Berdasarkan gambar 4.39 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 2.0 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 6 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.126 dengan nilai TSR sebesar 0.311.

81
Rasio Jarak S/d= 2.0
0,140 Kecepatan Angin 6m/s

0,120

0,100
Coefficient of Power

0,080

0,060

0,040

0,020

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.39 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 2.0

4.6.10 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.3 dan Kecepatan Angin 6 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=2.3 dan kecepatan angin 6 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.41 dan gambar 4.42. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

82
Gambar 4.40 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 2.3 pada
kecepatan angin 6 m/s
Berdasarkan gambar 4.41 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d=2.3 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 6 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.726
dengan nilai TSR sebesar 0.042.

83
0,800
Rasio Jarak S/d= 2.3
Kecepatan Angin 6 m/s

0,600
Coefficient of Torque

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.41 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 2.3
Berdasarkan gambar 4.42 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 2.3 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 6 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.102 dengan nilai TSR sebesar 0.339.

84
0,120 Rasio Jarak S/d= 2.3
Kecepatan Angin 6 m/s
0,100

0,080
Coefficient of Power

0,060

0,040

0,020

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.42 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 6 m/s dengan S/d= 2.3

4.6.11 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.4 dan Kecepatan Angin 7 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=1.4 dan kecepatan angin 7 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.44 dan gambar 4.45. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

85
Gambar 4.43 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 1.4 pada
kecepatan angin 7 m/s
Berdasarkan gambar 4.44 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 1.4 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 7 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.618
dengan nilai TSR sebesar 0.057.

86
0,700 Rasio Jarak S/d= 1.4
Kecepatan Angin 7m/s
0,600

0,500
Coefficient of Torque

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.44 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 1.4
Berdasarkan gambar 4.45 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 1.4 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 7 m/s. Dari grafik dapat terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan
terus meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR)
optimal tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun
seiring dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini
didapatkan nilai Coefficient of Power maksimum sebesar 0.122 dengan nilai TSR
sebesar 0.688.

87
Rasio Jarak S/d= 1.4
0,140
Kecepatan Angin 7m/s

0,120

0,100
Coefficient of Power

0,080

0,060

0,040

0,020

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.45 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 1.4

4.6.12 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=1.7 dan Kecepatan Angin 7 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=1.7 dan kecepatan angin 7 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.47 dan gambar 4.48. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

88
Gambar 4.46 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 1.7 pada
kecepatan angin 7 m/s
Berdasarkan gambar 4.47 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 1.7 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 7 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.622
dengan nilai TSR sebesar 0.063.

89
0,700 Rasio Jarak S/d= 1.7
Kecepatan Angin 7 m/s
0,600

0,500
Coefficient of Torque

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.47 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 1.7
Berdasarkan gambar 4.48 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 1.7 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 7 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.152 dengan nilai TSR sebesar 0.835. Variasi
ini memiliki nilai Coefficient of Power (CP) paling optimal diantara rasio variasi jarak
lainnya pada kecepatan angin 7m/s.

90
Rasio Jarak S/d= 1.7
0,180
Kecepatan Angin 7 m/s

0,160

0,140

0,120
Coefficient of Power

0,100

0,080

0,060

0,040

0,020

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
Tip Speed Ratio

Gambar 4.48 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 1.7

4.6.13 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.0 dan Kecepatan Angin 7 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=2.0 dan kecepatan angin 7 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.50 dan gambar 4.51. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

91
Gambar 4.49 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 2.0 pada
kecepatan angin 7 m/s
Berdasarkan gambar 4.50 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 2.0 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 7 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.613
dengan nilai TSR sebesar 0.054.

92
0,700
Variasi Jarak S/d= 2.0
Kecepatan Angin 7 m/s
0,600

0,500
Coefficient of Torque

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.50 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 2.0
Berdasarkan gambar 4.51 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d=2.0 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan angin
7 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.083 dengan nilai TSR sebesar 0.449.

93
Rasio Jarak S/d= 2.0
0,090
Kecepatan Angin 7m/s
0,080

0,070

0,060
Coefficient of Power

0,050

0,040

0,030

0,020

0,010

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Tip Speed Ratio

Gambar 4.51 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 2.0

4.6.14 Turbin Angin Savonius Rasio Overlap 0.3 dengan Silinder Pengganggu
ds/D= 0.4, S/d=2.3 dan Kecepatan Angin 7 m/s
Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin Savonius dengan modifikasi rasio Overlap 0.3 dengan variasi
silinder pengganggu ds/D= 0.4,S/d=2.3 dan kecepatan angin 7 m/s dapat dilihat pada
gambar 4.53 dan gambar 4.54. Nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power
pada grafik didapatkan dari proses penelitian dan pengolahan data yang telah dijelaskan
sebelumnya.

94
Gambar 4.52 Sketsa Pengujian Turbin Angin Savonius modifikasi Overlap dengan S/d 2.3 pada
kecepatan angin 7 m/s
Berdasarkan gambar 4.53 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder
pengganggu pada rasio jarak S/d= 2.3 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan
kecepatan angin 7 m/s. Terlihat pada trendline grafik, seiring dengan meningkatnya
nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque
(CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai
pembebanan yang diberikan semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan
menurun dan nilai Tip speed ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya.
Pada variasi ini didapatkan nilai Coefficient of Torque maksimum sebesar 0.6 dengan
nilai TSR sebesar 0.042.

95
0,700 Rasio Jarak S/d= 2.3
Kecepatan Angin 7 m/s
0,600

0,500
Coefficient of Torque

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Tip Speed Ratio

Gambar 4.53 Grafik Coefficient of Torque (CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 2.3
Berdasarkan gambar 4.54 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu
pada rasio jarak S/d= 2.3 terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) dengan kecepatan
angin 7 m/s. Dari grafik terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus
meningkat hingga mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal
tertentu dan kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring
dengan bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada variasi ini didapatkan nilai
Coefficient of Power maksimum sebesar 0.071 dengan nilai TSR sebesar 0.392.

96
Rasio Jarak S/d= 2.3
0,080 Kecepatan Angin 7 m/s

0,070

0,060
Coefficient of Power

0,050

0,040

0,030

0,020

0,010

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1
Tip Speed Ratio

Gambar 4.54 Grafik Coefficient of Power (CP) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada
kecepatan angin 7 m/s dengan S/d= 2.3

4.7 Analisa Pengaruh Silinder Pengganggu dengan Performa Turbin Angin


Savonius Modifikasi Overlap
4.7.1 Putaran sebagai Fungsi Jarak pada S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3
Pada gambar 4.55 menunjukan diagram batang putaran turbin angin Savonius
modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu yang memiliki diameter
(ds) = 16 cm sebagai variasi jarak silinder pengganggu (S/d). Nilai rasio (S/d)
merupakan jarak dari pusat sudu returning blade turbin angin Savonius dengan pusat
dari silinder pengganggu. Pada penelitian ini menggunakan rasio jarak S/d 1.4, 1.7, 2.0
dan 2.3 dengan nilai kenaikan antar jarak sebesar 0.3.

97
400
Kecepatan Angin 5
385
378 Kecepatan Angin 6
380
Kecepatan Angin 7
366

360 357

340
340
329
RPM

322
320 315
309
301
300

285

280
271

260
1,4 1,7 2 2,3
Rasio Jarak (S/d)

Gambar 4.55 Diagram batang putaran turbin angin Savonius berpengganggu sebagai variasi
jarak pada S/D = 1,4 – 2,3
Pada gambar diagram batang dapat dilihat bahwa pada rasio jarak S/d yang sama,
seiring dengan meningkatnya nilai kecepatan angin maka nilai putaran dari turbin angin
Savonius semakin meningkat. Fenomena ini dikarenakan kecepatan angin yang
menabrak silinder berpengganggu, berpengaruh terhadap putaran turbin angin
Savonius. Pada rasio jarak S/d = 1.4 nilai putaran pada kecepatan angin 5 m/s adalah
sebesar 329 rpm, kecepatan angin 6 m/s didapatkan nilai sebesar 340 dan kecepatan
angin 7 m/s didapatkan sebesar 357 rpm. Diagram di atas memperlihatkan bahwa pada
variasi kecepatan angin 5m/s, 6m/s dan 7m/s nilai putaran dari turbin akan mengalami
kenaikan dan penurunan pada seluruh variasi jarak. Pada S/d 1.4 ke 1.7 didapatkan
bahwa nilai rpm dari turbin meningkat, hal ini membuktikan bahwa silinder
berpengganggu pada jarak S/d 1.7 efektif dalam mengurangi gaya drag yang terjadi

98
pada sisi returning blade dari turbin. Pada rasio jarak 1.7 hingga 2.3 nilai putaran dari
turbin angin menurun, hal ini disebabkan variasi jarak dari silinder pengganggu
terhadap turbin. Rasio jarak silinder pengganggu yang terlalu dekat dengan sisi
returning blade memiliki nilai yang kurang optimal. Hal ini dikarenakan wake yang
terbentuk dari silinder pengganggu akan melakukan interaksi pada sisi returning blade.
Interaksi tersebut menyebabkan tekanan pada sisi returning blade akan semakin besar
dan nilai selisih gaya drag antara sisi advancing blade dan sisi returning blade akan
memiliki nilai yang kecil. Akibat hasil selisih yang kecil performa dari turbin memiliki
nilai yang kurang optimal. Selain itu wake yang terbentuk dari silinder pengganggu
pada jarak yang terlalu dekat dengan sisi returning blade dapat mengganggu aliran
angin yang menuju ke sisi advancing blade dan menyebabkan fungsi celah Overlap
untuk meningkatkan nilai torsi positif kurang berfungsi. Rasio jarak silinder
pengganggu yang terlalu jauh dengan sisi returning blade memiliki nilai yang kurang
optimal. Hal ini dikarenakan wake yang terbentuk dari silinder pengganggu akan
melakukan interakasi pada sisi returning blade. Penggunaan variasi jarak S/d yang
terlalu jauh dari sisi returning blade diibaratkan seperti tidak menggunakan silinder
pengganggu karena pada jarak yang jauh silinder berpengganggu tidak lagi efektif
dalam mengurangi gaya drag. Hal ini menyebabkan tekanan pada sisi returning blade
akan semakin besar dan nilai selisih gaya drag antara sisi advancing blade dan sisi
returning blade akan memiliki nilai yang kecil. Akibat hasil selisih yang kecil performa
dari turbin memiliki nilai yang kurang optimal. Selain itu wake yang terbentuk dari
silinder pengganggu pada jarak yang terlalu jauh dengan sisi returning blade juga dapat
menganggu aliran angin yang menuju ke sisi advancing blade, sehingga menyebabkan
fungsi celah Overlap untuk meningkatkan nilai torsi positif kurang berfungsi.

4.7.2 Coefficient of Power sebagai Fungsi Jarak pada S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3
Pada gambar 4.56 menunjukan diagram batang Coefficient of Power turbin angin
Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu dengan
diameter (ds) = 16 cm sebagai variasi jarak silinder pengganggu (S/d), dimana nilai
rasio (S/d) merupakan jarak dari pusat sudu returning blade turbin angin Savonius

99
dengan pusat dari silinder pengganggu. Pada penelitian ini menggunakan rasio S/d 1.4,
1.7, 2.0 dan 2.3 dengan nilai kenaikan antar jarak sebesar 0.3.

kecepatan angin 5 m/s


0,397
0,4 kecepatan angin 6 m/s

kecepatan angin 7 m/s

0,3
Coefficient of Power

0,265

0,237
0,211
0,2 0,186

0,158 0,152

0,122 0,126
0,102
0,1 0,083
0,071

0
1,4 1,7 2 2,3
Rasio Jarak (S/d)

Gambar 4.56 Diagram batang Coefficient of Power turbin angin Savonius berpengganggu
sebagai fungsi jarak pada S/D = 1,4 – 2,3
Pada gambar diagram ini memperlihatkan bahwa pada rasio jarak S/d yang sama
seiring meningkatnya variasi kecepatan angin maka nilai Coefficient of Power akan
memiliki nilai yang semakin rendah. Hal ini dikarenakan kecepatan angin yang
menabrak silinder berpengganggu mempengaruhi nilai Coefficient of Power. Pada
rasio jarak S/d =1.4 kecepatan angin 5m/s didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar
0.265 sedangkan kecepatan angin 6 m/s didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar
0.158 dan kecepatan angin 7m/s didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar 0.122.
Diagram diatas juga memperlihatkan bahwa pada variasi kecepatan angin 5m/s, 6m/s
dan 7m/s nilai Coefficient of Power dari turbin akan mengalami kenaikan dan

100
penurunan. Pada S/d 1.4 ke 1.7 didapatkan bahwa nilai Coefficient of Power dari turbin
meningkat, hal ini membuktikan bahwa silinder berpengganggu pada jarak S/d=1.7
efektif dalam mengurangi gaya drag yang terjadi pada sisi returning blade dari turbin.
Pada rasio jarak 1.7 hingga 2.3 nilai Coefficient of Power dari turbin angin menurun
hal ini disebabkan oleh variasi jarak dari silinder pengganggu terhadap turbin. Rasio
jarak silinder pengganggu yang terlalu dekat dengan sisi returning blade memiliki nilai
yang kurang optimal. Hal ini dikarenakan wake yang terbentuk dari silinder
pengganggu akan melakukan interaksi pada sisi returning blade. Interaksi tersebut
menyebabkan tekanan pada sisi returning blade akan semakin besar dan nilai selisih
gaya drag antara sisi advancing blade dan sisi returning blade akan memiliki nilai yang
kecil. Akibat hasil selisih yang kecil performa dari turbin memiliki nilai yang kurang
optimal. Selain itu wake yang terbentuk dari silinder pengganggu pada jarak yang
terlalu dekat dengan sisi returning blade dapat mengganggu aliran angin yang menuju
ke sisi advancing blade dan menyebabkan fungsi celah Overlap untuk meningkatkan
nilai torsi positif kurang berfungsi. Rasio jarak silinder pengganggu yang terlalu jauh
dengan sisi returning blade memiliki nilai yang kurang optimal. Hal ini dikarenakan
wake yang terbentuk dari silinder pengganggu akan melakukan interakasi pada sisi
returning blade. Penggunaan variasi jarak S/d yang terlalu jauh dari sisi returning blade
diibaratkan seperti tidak menggunakan silinder pengganggu karena pada jarak yang
jauh silinder berpengganggu tidak lagi efektif dalam mengurangi gaya drag. Hal ini
menyebabkan tekanan pada sisi returning blade akan semakin besar dan nilai selisih
gaya drag antara sisi advancing blade dan sisi returning blade akan memiliki nilai yang
kecil. Akibat hasil selisih yang kecil performa dari turbin memiliki nilai yang kurang
optimal. Selain itu wake yang terbentuk dari silinder pengganggu pada jarak yang
terlalu jauh dengan sisi returning blade juga dapat menganggu aliran angin yang
menuju ke sisi advancing blade, sehingga menyebabkan fungsi celah Overlap untuk
meningkatkan nilai torsi positif kurang berfungsi.

101
4.8 Analisa Hasil Perbandingan
Analisis hasil perbandingan dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
setiap variasi yang diuji terhadap peningkatan ataupun penurunan performansi pada
turbin angin Savonius, turbin angin Savonius modifikasi Overlap dan turbin angin
Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu pada berbagai
variasi kecepatan angin.
4.8.1 Turbin Angin Savonius dengan Variasi Angin 5 m/s
Berdasarkan gambar 4.57 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada kecepatan angin 5m/s. Terlihat pada
trendline grafik, seiring dengan meningkatnya nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi
dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque (CT). Hal ini disebabkan oleh nilai
pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai pembebanan yang diberikan
semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan menurun dan nilai Tip speed
ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya. Turbin angin konvensional
memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.684 dengan Tip speed ratio 0.176.
Turbin angin modifikasi Overlap memiliki nilai Coefficient of Torque 1.076 dengan
Tip speed ratio 0.101. Turbin angin modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 1.4 memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 1.306 dengan Tip
speed ratio 0.054. Jarak silinder pengganggu S/d= 1.7 memiliki nilai Coefficient of
Torque sebesar 1.524 dengan Tip speed ratio 0.105. Jarak silinder pengganggu S/d=
2.0 memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 1.298 dengan Tip speed ratio 0.084
dan jarak silinder pengganggu S/d =2.3 memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar
1.263 dengan Tip speed ratio 0.067. Turbin angin modifikasi Overlap dengan jarak
silinder pengganggu S/d=1.7 memiliki nilai Coefficient of Torque terbaik yaitu sebesar
1.524 dengan Tip speed ratio 0.105.

102
1,600 kecepatan 5; S/d=2.3
kecepatan 5; S/d=2.0
kecepatan 5; S/d=1.7
1,400
kecepatan 5; S/d=1.4
kecepatan 5; Konvensional
1,200 kecepatan 5; Overlap
COFFECIENT OF TORQUE

1,000

0,800

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.57 TSR- Coefficient of Torque pada Variasi Kecepatan Angin 5 m/s dan Variasi
Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3
Performa perbandingan kenaikan dan penurunan Coefficient of Torque turbin
Savonius konvensional, turbin Savonius modifikasi Overlap dan turbin Savonius
modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu pada kecepatan angin 5
m/s dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah.
Tabel 4.5. Perbandingan Performa CT Pada Kecepatan Angin 5m/s
Variasi TSR Ct Persentase (%) ket
tanpa silinder 0.176 0.684 --- ---
Overlap tanpa silinder 0.101 1.076 57.30994 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.4 0.054 1.306 90.93567 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.7 0.105 1.524 121.3531 naik
Overlap rasio jarak S/d= 2.0 0.084 1.298 89.76608 naik
Overlap rasio jarak S/d= 2.3 0.067 1.263 84.64912 naik
Berdasarkan gambar 4.58 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada kecepatan angin 5 m/s. Dari grafik dapat

103
terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus meningkat hingga
mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal tertentu dan
kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring dengan
bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada turbin angin Savonius
konvensional memiliki nilai Coefficient of Power sebesar 0.328 dengan TSR 0.8, jika
dibandingkan dengan turbin angin Savonius modifikasi Overlap terjadi peningkatan
performa. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap memiliki nilai Coefficient of
Power sebesar 0.342 dengan TSR 0.654 dan terjadi peningkatan performa sebesar 4.27
%. Turbin angin Savonius konvensional dibandingkan dengan turbin angin Savonius
modifikasi Overlap dengan penambahan silinder berpengganggu juga akan mengalami
kenaikan dan penurunan performa. Rasio jarak S/d =1.4 didapatkan nilai Coefficient of
Power sebesar 0.265 dengan TSR 0.834 dan terjadi penurunan performa sebesar
19.18%. Rasio jarak S/d =1.7 didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar 0.397
dengan TSR 0.8 dan terjadi peningkatan performa sebesar 21.13 %. Rasio jarak
S/d=2.0 didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar 0.237 dengan TSR 0.419 dan
terjadi penurunan performa sebesar 27.68 %. Rasio jarak S/d= 2.3 didapatkan nilai
Coefficient of Power sebesar 0.211 dengan TSR 0.49 sehingga mengalami penurunan
performa sebesar 35.56 %.
Performa terbaik didapatkan pada turbin angin Savonius modifikasi Overlap
dengan penambahan silinder berpengganggu pada rasio jarak S/d =1.7. Turbin angin
Savonius modifikasi Overlap dengan silinder berpengganggu dengan jarak S/d= 1.7
memiliki performa terbaik dibandingkan dengan turbin angin konvensional dan turbin
angin Savonius modifikasi Overlap. Hal ini dikarenakan pada variasi jarak S/d=1.7
sangat efisien dalam mengurangi gaya drag yang terjadi pada sisi returning blade.
Akibat hal tersebut selisih gaya drag antara sisi advancing blade dan sisi returning
blade akan semakin besar yang menyebabkan performa dari turbin memiliki nilai yang
optimal. Rasio jarak silinder pengganggu yang terlalu dekat dengan sisi returning blade
memiliki nilai yang kurang optimal. Hal ini dikarenakan wake yang terbentuk dari
silinder pengganggu akan melakukan interaksi pada sisi returning blade. Interaksi
tersebut menyebabkan tekanan pada sisi returning blade akan semakin besar dan nilai

104
selisih gaya drag antara sisi advancing blade dan sisi returning blade akan memiliki
nilai yang kecil. Akibat hasil selisih yang kecil performa dari turbin memiliki nilai yang
kurang optimal. Selain itu wake yang terbentuk dari silinder pengganggu pada jarak
yang terlalu dekat dengan sisi returning blade dapat mengganggu aliran angin yang
menuju ke sisi advancing blade dan menyebabkan fungsi celah Overlap untuk
meningkatkan nilai torsi positif kurang berfungsi. Rasio jarak silinder pengganggu
yang terlalu jauh dengan sisi returning blade memiliki nilai yang kurang optimal. Hal
ini dikarenakan wake yang terbentuk dari silinder pengganggu akan melakukan
interaksi pada sisi returning blade. Penggunaan variasi jarak S/d yang terlalu jauh dari
sisi returning blade diibaratkan seperti tidak menggunakan silinder pengganggu karena
pada jarak yang jauh silinder berpengganggu tidak lagi efektif dalam mengurangi gaya
drag. Hal ini menyebabkan tekanan pada sisi returning blade akan semakin besar dan
nilai selisih gaya drag antara sisi advancing blade dan sisi returning blade akan
memiliki nilai yang kecil. Akibat hasil selisih yang kecil performa dari turbin memiliki
nilai yang kurang optimal. Selain itu wake yang terbentuk dari silinder pengganggu
pada jarak yang terlalu jauh dengan sisi returning blade juga dapat menganggu aliran
angin yang menuju ke sisi advancing blade, sehingga menyebabkan fungsi celah
Overlap untuk meningkatkan nilai torsi positif kurang berfungsi.

105
0,450 kecepatan 5; S/d 2.3
kecepatan 5; S/d 2.0
kecepatan 5; S/d 1.7
0,400 kecepatan 5; S/d 1.4
kecepatan 5; Konvensional
0,350 kecepatan 5; Overlap

0,300
COEFFICIENT OF POWER

0,250

0,200

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.58 TSR- Coefficient of Power pada Variasi Kecepatan Angin 5 m/s dan Variasi
Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3
Performa perbandingan kenaikan dan penurunan Coefficient of Power turbin
Savonius konvensional, turbin Savonius modifikasi Overlap dan turbin Savonius
modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu pada kecepatan angin
5m/s dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah.
Tabel 4.6. Perbandingan Performa CP Pada Kecepatan Angin 5m/s
Variasi TSR Cp Persentase (%) ket
tanpa silinder 0,8 0,328 --- ---
Overlap tanpa silinder 0,654 0,342 4,268293 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.4 0,834 0,265 -19,1839 turun
Overlap rasio jarak S/d= 1.7 0,8 0,397 21,13229 naik
Overlap rasio jarak S/d= 2.0 0,419 0,237 -27,6789 turun
Overlap rasio jarak S/d= 2.3 0,49 0,211 -35,5619 turun

106
4.8.2 Turbin Angin Savonius dengan Variasi Angin 6 m/s
Berdasarkan gambar 4.59 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada kecepatan angin 6 m/s. Terlihat pada
trendline grafik, seiring dengan meningkatnya nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi
dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque (CT). Hal ini disebabkan oleh nilai
pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai pembebanan yang diberikan
semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan menurun dan nilai Tip speed
ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya. Turbin angin konvensional
memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.605 dengan Tip speed ratio 0.178.
Turbin angin modifikasi Overlap memiliki nilai Coefficient of Torque 0.816 dengan
Tip speed ratio 0.09. Turbin angin modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d=1.4 memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.918 dengan Tip
speed ratio 0.063. Jarak silinder pengganggu S/d= 1.7 memiliki nilai Coefficient of
Torque sebesar 0.925 dengan Tip speed ratio 0.084. Jarak silinder pengganggu S/d=2.0
memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.88 dengan Tip speed ratio 0.049 dan
jarak silinder pengganggu S/d=2.3 memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.726
dengan Tip speed ratio 0.042. Pada turbin angin modifikasi Overlap dengan jarak
silinder pengganggu S/d 1.7 memiliki nilai Coefficient of Torque terbaik yaitu sebesar
0.925 pada pada Tip speed ratio 0.084.

107
1
kecepatan 6;S/d=2.3
kecepatan 6;S/d=2.0
0,9
kecepatan 6;S/d=1.7
0,8 kecepatan 6;S/d=1.4
kecepatan 6;Konvensional
0,7
kecepatan 6;Overlap
COFFECIENT OF TORQUE

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.59 TSR- Coefficient of Torque pada Variasi Kecepatan Angin 6 m/s dan Variasi
Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3
Performa perbandingan kenaikan dan penurunan Coefficient of Torque turbin
Savonius konvensional, turbin Savonius modifikasi Overlap dan turbin Savonius
modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu pada kecepatan angin
6m/s dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah.
Tabel 4.7. Perbandingan Performa CT Pada Kecepatan Angin 6m/s
Variasi TSR Ct Persentase (%) ket
tanpa silinder 0,178 0,605 --- ---
Overlap tanpa silinder 0,09 0,816 34,87603 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.4 0,063 0,918 51,73554 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.7 0,084 0,925 52,89256 naik
Overlap rasio jarak S/d= 2.0 0,049 0,880 45,45455 naik
Overlap rasio jarak S/d= 2.3 0,042 0,726 20 naik
Berdasarkan gambar 4.60 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada kecepatan angin 6 m/s. Dari grafik dapat

108
terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus meningkat hingga
mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal tertentu dan
kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring dengan
bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada turbin angin Savonius
konvensional memiliki nilai Coefficient of Power sebesar 0.258 dengan TSR 0.657,
jika dibandingkan dengan turbin angin Savonius modifikasi Overlap terjadi
peningkatan performa. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap memiliki nilai
Coefficient of Power sebesar 0.262 dengan nilai TSR 0.74 dan terjadi peningkatan
performa sebesar 1.49 %. Turbin angin Savonius konvensional dibandingkan dengan
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder berpengganggu
akan mengalami penurunan performa. Rasio jarak S/d =1.4 didapatkan nilai Coefficient
of Power sebesar 0.158 dengan TSR 0.402 dan terjadi penurunan performa sebesar
38.78%. Rasio jarak S/d =1.7 didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar 0.186
dengan nilai TSR 0.44 dan terjadi penurunan performa sebesar 27.93 %. Rasio jarak
S/d=2.0 didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar 0.126 dengan TSR 0.311
sehingga mengalami penurunan performa sebesar 51.18 % dan rasio jarak S/d= 2.3
didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar 0.102 dengan TSR 0.339 dan mengalami
penurunan performa sebesar 60.48 %.
Performa terbaik didapatkan pada turbin angin Savonius modifikasi Overlap.
Turbin angin Savonius modifikasi Overlap memiliki nilai Coefficient of Power yang
lebih besar dari turbin angin Savonius konvensional. Hal ini dikarenakan turbin angin
modifikasi Overlap tidak memiliki poros di tengah sehingga udara yang ditangkap pada
sudu advancing blade dapat dipantulkan ke sudu returning blade. Celah Overlap
digunakan agar fluida yang terpantul dari sudu advancing blade dapat mendorong sudu
berikutnya sehingga putaran dan performa yang dihasilkan menjadi lebih efektif dari
turbin angin konvensional. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap memiliki nilai
Coefficient of Power yang lebih besar dari turbin angin Savonius modifikasi Overlap
dengan penambahan silinder pengganggu. Hal ini dikarenakan silinder pengganggu
kurang efektif dalam mengurangi gaya drag pada sisi returning blade sehingga tekanan
yang terjadi pada sisi returning blade akan semakin besar dan selisih gaya drag antara

109
kedua sudu akan memiliki nilai yang semakin kecil. Akibat hasil selisih yang kecil
performa dari turbin memiliki nilai yang kurang optimal. Selain itu wake dari silinder
pengganggu pada variasi angin 6 m/s disinyalir mengganggu aliran angin yang menuju
ke sisi advancing blade dan menyebabkan fungsi celah Overlap untuk meningkatkan
nilai torsi positif kurang berfungsi. Sudu advancing blade modifikasi Overlap memiliki
dimensi sudu lebih kecil dibandingkan dengan konvensional. Hal ini mengakibatkan
performa yang didapatkan kurang optimal ketika ditambahkan silinder pengganggu.
Sehingga pada seluruh rasio variasi jarak S/d memiliki nilai yang menurun jika
dibandingkan dengan turbin angin Savonius modifikasi Overlap. Rasio jarak silinder
pengganggu yang terlalu dekat dengan sisi returning blade memiliki nilai yang kurang
optimal. Hal ini dikarenakan wake yang terbentuk dari silinder pengganggu akan
melakukan interaksi pada sisi returning blade. Interaksi tersebut menyebabkan tekanan
pada sisi returning blade akan semakin besar dan nilai selisih gaya drag antara sisi
advancing blade dan sisi returning blade akan memiliki nilai yang kecil. Akibat hasil
selisih yang kecil performa dari turbin memiliki nilai yang kurang optimal. Selain itu
wake yang terbentuk dari silinder pengganggu pada jarak yang terlalu dekat dengan sisi
returning blade dapat mengganggu aliran angin yang menuju ke sisi advancing blade
dan menyebabkan fungsi celah Overlap untuk meningkatkan nilai torsi positif kurang
berfungsi. Rasio jarak silinder pengganggu yang terlalu jauh dengan sisi returning
blade memiliki nilai yang kurang optimal. Hal ini dikarenakan wake yang terbentuk
dari silinder pengganggu akan melakukan interakasi pada sisi returning blade.
Penggunaan variasi jarak S/d yang terlalu jauh dari sisi returning blade diibaratkan
seperti tidak menggunakan silinder pengganggu karena pada jarak yang jauh silinder
berpengganggu tidak lagi efektif dalam mengurangi gaya drag. Hal ini menyebabkan
tekanan pada sisi returning blade akan semakin besar dan nilai selisih gaya drag antara
sisi advancing blade dan sisi returning blade akan memiliki nilai yang kecil. Akibat
hasil selisih yang kecil performa dari turbin memiliki nilai yang kurang optimal. Selain
itu wake yang terbentuk dari silinder pengganggu pada jarak yang terlalu jauh dengan
sisi returning blade juga dapat menganggu aliran angin yang menuju ke sisi advancing

110
blade, sehingga menyebabkan fungsi celah Overlap untuk meningkatkan nilai torsi
positif kurang berfungsi.
kecepatan 6; S/d=2.3
0,300 kecepatan 6; S/d=2.0
kecepatan 6; S/d=1.7
kecepatan 6; S/d=1.4
kecepatan 6; Konvensional
0,250 kecepatan 6; Overlap

0,200
COEFFICIENT OF POWER

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.60 TSR- Coefficient of Power pada Variasi Kecepatan Angin 6 m/s dan Variasi Jarak
S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3
Performa perbandingan kenaikan dan penurunan Coefficient of Power turbin
Savonius konvensional, turbin Savonius modifikasi Overlap dan turbin Savonius
modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu pada kecepatan angin
6m/s dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah.

Tabel 4.8. Perbandingan Performa Pada Kecepatan Angin 6 m/s


Variasi TSR Cp Persentase (%) ket
tanpa silinder 0,657 0,258 --- ---
Overlap tanpa silinder 0,74 0,262 1,489362 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.4 0,402 0,158 -38,7785 turun

111
Overlap rasio jarak S/d= 1.7 0,44 0,186 -27,9291 turun
Overlap rasio jarak S/d= 2.0 0,311 0,126 -51,1778 turun
Overlap rasio jarak S/d= 2.3 0,339 0,102 -60,4773 turun
4.8.3 Turbin Angin Savonius dengan Variasi Angin 7 m/s
Berdasarkan gambar 4.61 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Torque
(CT) terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada kecepatan angin 7 m/s. Terlihat pada
trendline grafik, seiring dengan meningkatnya nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi
dengan menurunnya nilai Coefficient of Torque (CT). Hal ini disebabkan oleh nilai
pembebanan yang diberikan ke poros, apabila nilai pembebanan yang diberikan
semakin kecil maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan menurun dan nilai Tip speed
ratio (TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya. Pada turbin angin
konvensional memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.484 dengan Tip speed
ratio 0.198. Turbin angin modifikasi Overlap memiliki nilai Coefficient of Torque
0.718 dengan Tip speed ratio 0.059. Turbin angin modifikasi Overlap dengan jarak
silinder pengganggu S/d=1.4 memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.618 dengan
Tip speed ratio 0.057. Jarak silinder pengganggu S/d=1.7 memiliki nilai Coefficient of
Torque sebesar 0.622 dengan Tip speed ratio 0.063. Jarak silinder pengganggu S/d=2.0
memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.613 dengan Tip speed ratio 0.054 dan
jarak silinder pengganggu S/d=2.3 memiliki nilai Coefficient of Torque sebesar 0.6
dengan Tip speed ratio 0.042. Pada turbin angin modifikasi Overlap memiliki nilai
Coefficient of Torque terbaik yaitu sebesar 0.718 dengan Tip speed ratio 0.06.

112
kecepatan 7; S/d= 2.3
0,700 kecepatan 7; S/d= 2.0
kecepatan 7; S/d= 1.7
kecepatan 7; S/d= 1.4
0,600
kecepatan 7; Konvensional
kecepatan 7; Overlap
0,500
COFFECIENT OF TORQUE

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.61 TSR- Coefficient of Torque pada Variasi Kecepatan Angin 7 m/s dan Variasi
Jarak S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3
Performa perbandingan kenaikan dan penurunan Coefficient of Power turbin
Savonius konvensional, turbin Savonius modifikasi Overlap dan turbin Savonius
modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu pada kecepatan angin 7
m/s dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah.
Tabel 4.9. Perbandingan Performa CT Pada Kecepatan Angin 7m/s
Variasi TSR Ct Persentase (%) ket
tanpa silinder 0,198 0,484 --- ---
Overlap tanpa silinder 0,059 0,718 48,26317 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.4 0,057 0,618 27,60731 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.7 0,063 0,622 28,52535 naik
Overlap rasio jarak S/d= 2.0 0,054 0,613 26,68927 naik
Overlap rasio jarak S/d= 2.3 0,042 0,600 23,93516 naik

113
Berdasarkan gambar 4.62 dapat dilihat trendline grafik Coefficient of Power (CP)
terhadap fungsi Tip speed ratio (TSR) pada kecepatan angin 7 m/s. Dari grafik dapat
terlihat bahwa nilai dari Coefficient of Power (CP) akan terus meningkat hingga
mencapai nilai maksimum pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal tertentu dan
kemudian nilai dari Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring dengan
bertambahnya nilai dari Tip speed ratio (TSR). Pada turbin angin Savonius
konvensional memiliki nilai Coefficient of Power sebesar 0.188 dengan TSR 0.641,
jika dibandingkan dengan turbin angin Savonius modifikasi Overlap terjadi
peningkatan performa. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap memiliki nilai
Coefficient of Power sebesar 0.213 dengan nilai TSR 0.805 dan terjadi peningkatan
performa sebesar 13.32 %. Turbin angin Savonius konvensional dibandingkan dengan
turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan penambahan silinder berpengganggu
akan mengalami penurunan performa. Rasio jarak S/d =1.4 didapatkan nilai Coefficient
of Power sebesar 0.122 dengan TSR 0.688 dan terjadi penurunan performa sebesar
35.05%. Rasio jarak S/d =1.7 didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar 0.152
dengan TSR 0.835 dan terjadi penurunan performa sebesar 19.08 %. Rasio jarak S/d
=2.0 didapatkan nilai Coefficient of Power sebesar 0.083 dengan TSR 0.449 dan terjadi
penurunan performa sebesar 55.81 % dan rasio jarak S/d = 2.3 didapatkan nilai
Coefficient of Power sebesar 0.071 dengan TSR 0.392 sehingga mengalami penurunan
performa sebesar 62.2 %.
Performa terbaik didapatkan pada turbin angin Savonius modifikasi Overlap.
Turbin angin Savonius modifikasi Overlap memiliki nilai Coefficient of Power yang
lebih besar dari turbin angin Savonius konvensional. Hal ini dikarenakan turbin angin
modifikasi Overlap tidak memiliki poros di tengah sehingga udara yang ditangkap pada
sudu advancing blade dapat dipantulkan ke sudu returning blade. Celah Overlap
digunakan agar fluida yang terpantul dari sudu advancing blade dapat mendorong sudu
berikutnya sehingga putaran dan performa yang dihasilkan menjadi lebih efektif dari
turbin angin konvensional. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap memiliki nilai
Coefficient of Power yang lebih besar dari turbin angin Savonius modifikasi Overlap
dengan penambahan silinder pengganggu. Hal ini dikarenakan silinder pengganggu

114
kurang efektif dalam mengurangi gaya drag pada sisi returning blade sehingga tekanan
yang terjadi pada sisi returning blade akan semakin besar dan selisih gaya drag antara
kedua sudu akan memiliki nilai yang semakin kecil Akibat hasil selisih yang kecil
performa dari turbin memiliki nilai yang kurang optimal. Selain itu wake dari silinder
pengganggu pada variasi angin 7 m/s disinyalir menganggu aliran fluida pada sudu
advancing blade dan menyebabkan fungsi celah Overlap untuk meningkatkan nilai
torsi positif kurang berfungsi. Sudu advancing blade modifikasi Overlap memiliki
dimensi sudu lebih kecil dibandingkan dengan konvensional sehingga performa yang
didapatkan kurang optimal ketika ditambahkan silinder pengganggu sehingga pada
seluruh rasio variasi jarak S/d memiliki nilai yang menurun jika dibandingkan dengan
turbin angin Savonius modifikasi Overlap. Rasio jarak silinder pengganggu yang
terlalu dekat dengan sisi returning blade memiliki nilai yang kurang optimal. Hal ini
dikarenakan wake yang terbentuk dari silinder pengganggu akan melakukan interaksi
pada sisi returning blade. Interaksi tersebut menyebabkan tekanan pada sisi returning
blade akan semakin besar dan nilai selisih gaya drag antara sisi advancing blade dan
sisi returning blade akan memiliki nilai yang kecil. Akibat hasil selisih yang kecil
performa dari turbin memiliki nilai yang kurang optimal. Selain itu wake yang
terbentuk dari silinder pengganggu pada jarak yang terlalu dekat dengan sisi returning
blade dapat mengganggu aliran angin yang menuju ke sisi advancing blade dan
menyebabkan fungsi celah Overlap untuk meningkatkan nilai torsi positif kurang
berfungsi. Rasio jarak silinder pengganggu yang terlalu jauh dengan sisi returning
blade memiliki nilai yang kurang optimal. Hal ini dikarenakan wake yang terbentuk
dari silinder pengganggu akan melakukan interakasi pada sisi returning blade.
Penggunaan variasi jarak S/d yang terlalu jauh dari sisi returning blade diibaratkan
seperti tidak menggunakan silinder pengganggu karena pada jarak yang jauh silinder
berpengganggu tidak lagi efektif dalam mengurangi gaya drag. Hal ini menyebabkan
tekanan pada sisi returning blade akan semakin besar dan nilai selisih gaya drag antara
sisi advancing blade dan sisi returning blade akan memiliki nilai yang kecil. Akibat
hasil selisih yang kecil performa dari turbin memiliki nilai yang kurang optimal. Selain
itu wake yang terbentuk dari silinder pengganggu pada jarak yang terlalu jauh dengan

115
sisi returning blade juga dapat menganggu aliran angin yang menuju ke sisi advancing
blade, sehingga menyebabkan fungsi celah Overlap untuk meningkatkan nilai torsi
positif kurang berfungsi.

kecepatan 7; S/d=2.3
0,250 kecepatan 7; S/d=2.0
kecepatan 7; S/d=1.7
kecepatan 7; S/d=1.4
kecepatan 7; Konvensional
kecepatan 7; Overlap
0,200
COEFFICIENT OF POWER

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.62 TSR- Coefficient of Power pada Variasi Kecepatan Angin 7 m/s dan Variasi Jarak
S/d= 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3
Performa perbandingan kenaikan dan penurunan Coefficient of Power turbin
Savonius konvensional, turbin Savonius modifikasi Overlap dan turbin Savonius
modifikasi Overlap dengan penambahan silinder pengganggu pada kecepatan angin 7
m/s dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah.

116
Tabel 4.10. Perbandingan Performa Pada Kecepatan Angin 7m/s
Persentase
Variasi TSR Cp (%) ket
tanpa silinder 0,641 0,188 --- ---
Overlap tanpa silinder 0,805 0,213 13,3213 naik
Overlap rasio jarak S/d= 1.4 0,688 0,122 -35,0528 turun
Overlap rasio jarak S/d= 1.7 0,835 0,152 -19,0821 turun
Overlap rasio jarak S/d= 2.0 0,449 0,083 -55,8146 turun
Overlap rasio jarak S/d= 2.3 0,392 0,071 -62,2028 turun

4.8.4 Analisa Performa Terbaik pada Seluruh Variasi Kecepatan Angin


Grafik Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terhadap tip speed ratio
untuk turbin angin yang memiliki performa terbaik dengan variasi kecepatan angin 5
m/s , 6m/s dan 7m/s dapat dilihat pada gambar 4.63 dan gambar 4.64.
1,600
kecepatan 6 S/d 1.7

kecepatan 5 S/d 1.7


1,400
kecepatan 7 overlap

1,200
COFFECIENT OF TORQUE

1,000

0,800

0,600

0,400

0,200

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.63 TSR- Coefficient of Torque pada Variasi Terbaik

117
0,400 Kecepatan 5 S/d 1.7

kecepatan 6 overlap
0,350
kecepatan 7 overlap

0,300
COEFFICIENT OF POWER

0,250

0,200

0,150

0,100

0,050

0,000
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8
TIP SPEED RATIO

Gambar 4.64 TSR- Coefficient of Power pada Variasi Terbaik


Berdasarkan gambar 4.63 dan 4.64 diatas dapat diketahui bahwa turbin angin
Savonius memiliki nilai Coefficient of Torque dan Coefficient of Power terbaik pada
variasi jarak silinder pengganggu S/d=1.7 dengan kecepatan angin 5m/s. Hal ini
dikarenakan pada variasi jarak S/d=1.7 sangat efisien dalam mengurangi gaya drag
yang terjadi pada sisi returning blade. Akibat hal tersebut selisih gaya drag antara sisi
advancing blade dan sisi returning blade akan semakin besar yang menyebabkan
performa dari turbin memiliki nilai yang optimal. Nilai Coefficient of Torque terbaik
sebesar 1.524 dengan TSR 0.105 dan nilai Coefficient of Power terbaik sebesar 0.397
dengan TSR 0.8.

118
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada penelitian turbin angin Savonius dengan modifikasi Overlap dengan
penambahan silinder pengganggu di depan returning blade dengan rasio variasi jarak
S/d 1.4, 1.7, 2.0 dan 2.3 dan variasi kecepatan angin 5m/s, 6m/s dan 7m/s dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Pengaruh penambahan Overlap dan variasi jarak silinder pengganggu di depan
returning blade terhadap Coefficient of Torque (Ct), berdasarkan percobaan
yang dilakukan pada seluruh variasi dapat disimpulkan bahwa seiring dengan
meningkatnya nilai Tip speed ratio (TSR) diiringi dengan menurunnya nilai
Coefficient of Torque (CT). Hal ini disebabkan oleh nilai pembebanan yang
diberikan ke poros, apabila nilai pembebanan yang diberikan semakin kecil
maka nilai Coefficient of Torque (CT) akan menurun dan nilai Tip speed ratio
(TSR) akan meningkat begitupun dengan sebaliknya. Berdasarkan tabel 4.5, 4.7
dan 4.9 nilai Coefficient of Torque (CT) tertinggi terjadi pada variasi jarak
S/d=1.7 dengan variasi kecepatan angin 5m/s. Nilai Coefficient of Torque (CT)
tersebut sebesar 1.524 pada Tip speed ratio (TSR) 0.105.
2. Pengaruh penambahan Overlap dan variasi jarak silinder pengganggu di depan
returning blade terhadap Coefficient of Power (Cp), berdasarkan percobaan
yang dilakukan pada seluruh variasi dapat disimpulkan bahwa nilai dari
Coefficient of Power (CP) akan meningkat hingga mencapai nilai maksimum
pada nilai Tip speed ratio (TSR) optimal tertentu dan kemudian nilai dari
Coefficient of Power (CP) akan menurun seiring dengan bertambahnya nilai
dari Tip speed ratio (TSR). Berdasarkan tabel 4.6, 4.8 dan 4.10 nilai Coefficient
of Power (CP) tertinggi terjadi pada variasi jarak S/d = 1.7 dengan variasi
kecepatan angin 5m/s. Nilai Coefficient of Power (CP) tersebut sebesar 0.397
pada Tip speed ratio (TSR) 0.8

119
3. Peningkatan kinerja turbin angin Savonius terbaik setelah penambahan Overlap
dan variasi jarak silinder pengganggu yang diletakkan di depan returning blade
berdasarkan tabel 4.5 hingga 4.10 didapatkan pada variasi S/d=1.7 dengan
kecepatan angin 5m/s. Nilai Coefficient of Torque (CT) terbaik sebesar 1.524
pada Tip speed ratio (TSR) 0.105 dengan kenaikan sebesar 121.35 % dari
turbin angin Savonius konvensional. Nilai Coefficient of Power (CP) terbaik
sebesar 0.397 pada nilai Tip speed ratio (TSR) 0.8 dengan kenaikan sebesar
21.13 % dari turbin angin Savonius konvensional.

5.2 Saran
1. Spesifikasi alat ukur perlu dipertimbangkan karena berpengaruh terhadap hasil yang
terbaca saat pengambilan data
2. Penelitian selanjutnya perlu adanya analisa numerik untuk bisa melihat visualisasi
aliran yang menabrak silinder pengganggu agar analisa yang didapatkan lebih tepat
3. Perlu ditambahkan poros pada silinder pengganggu agar lebih stabil saat terkena
angin

120
DAFTAR PUSTAKA

Amsor, R. M., & R, I. (2017 ). Performansi Turbin Angin Poros Vertikal Tipe Savonius
2 Tingkat Untuk Pengisian Baterai Sebagai Penerangan Lampu Perahu Nelayan
Kota Padang.
Ananto , B. R., & Yuwono , T. Y. (2020). Studi Eksperimen Peningkatan Kinerja
Turbin Angin Savonius dengan Penempatan Silinder Pengganggu di Depan
Returning Blade Turbin pada S/D =1,2.
Darmawan , M. R., Setiawan, P. A., & Erawati, I. (2020). Analisis Aliran Fluida
Pengaruh Variasi Jarak Dan Diameter Silinder Sirkular Pada Sisi Advancing
Blade Terhadap Performa Turbin Air Savonius Tipe Myring N=1.
Fox, R. W., McDonald, A. T., & Pritchard, P. J. (2011). Fox and McDonald’s
Introduction To Fluid Mechanics.
Harjanto, N. T. (2008). Dampak Lingkungan Pusat Listrik Tenaga Fosil Dan Prospek
Pltn Sebagai Sumber Energi Listrik Nasional.
Hau, E. (2005). Wind Turbines Fundamentals, Technologies ,Application ,Economics.
Germany: Springer.
Kailash, G., Eldho, T. I., & Prabhu, S. V. (2012). Performance Study of Modified
Savonius Water Turbine with Two Deflector Plates.
Letcher, T. M. (2016 ). Wind Energy Engineering . Elsevier.
Mahesa, D., & Himawanto , D. A. (2018 ). Pengaruh Modifikasi Geometri Pada Rotor
Turbin Angin Savonius Terhadap Nilai Koefisien Power (Cp).
Mineral, K. E. (2014). Outlook Energi Indonesia. Jakarta.
Nasrulloh, M. I., Setiawan, P. A., & Sidi, P. (2019). Kajian Eksperimen Pengaruh
Penambahan Silinder Sirkular Terhadap Kinerja Turbin Air Savonius Sumbu
Vertikal (Studi Kasus Perubahan Jarak Kedua Silinder Sirkular Terhadap Tegak
Lurus Arah Aliran).
Pamungkas, R. D., & Yuwono, T. (2016). Studi Eksperimen Pengaruh Silinder
Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap
Performa Turbin.
R. T., Florin, R. L., Roxana, M., Ancuta, A., & Florin, D. (2018). Experimental
Investigation on the Influence of Overlap Ratio on Savonius Turbines
Performance.

121
Rizkiyanto, S., Danardono, D., & Budiana, E. P. (2015). Perancangan Turbin Angin
Tipe Savonius Dua Tingkat Dengan Kapasitas 100 Watt Untuk Gedung Syariah
Hotel Solo.
Setiawan, P. A., Yuwono, T., & Widodo, W. A. (2018). Numerical simulation on
improvement of a Savonius vertical axis water turbine performance to
advancing blade side with a circular cylinder diameter variations.
Sheldahl, R. E., Blackwell, B. F., & Feltz, L. V. (1978). Wind Tunnel Performance
Data for Two and Three Bucket Savonius Rotors.

122
LAMPIRAN

LAMPIRAN A- TABEL PERHITUNGAN


Tabel A1. Turbin angin Savonius konvensional kecepatan angin 5m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
319 33,41905 5 1,336762 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
296 31,00952 5 1,240381 1,225 0,4 0,4 0,15 0,085 0,065 0,63765 0,028 0,057 0,070
268 28,07619 5 1,123048 1,225 0,4 0,4 0,3 0,135 0,165 1,61865 0,070 0,144 0,161
256 26,81905 5 1,072762 1,225 0,4 0,4 0,45 0,24 0,21 2,0601 0,090 0,183 0,196
233 24,40952 5 0,976381 1,225 0,4 0,4 0,6 0,305 0,295 2,89395 0,126 0,257 0,251
217 22,73333 5 0,909333 1,225 0,4 0,4 0,75 0,385 0,365 3,58065 0,156 0,318 0,289
191 20,00952 5 0,800381 1,225 0,4 0,4 0,9 0,43 0,47 4,6107 0,201 0,409 0,328
146 15,29524 5 0,61181 1,225 0,4 0,4 1,05 0,468 0,582 5,70942 0,248 0,507 0,310
111 11,62857 5 0,465143 1,225 0,4 0,4 1,2 0,538 0,662 6,49422 0,282 0,577 0,268
72 7,542857 5 0,301714 1,225 0,4 0,4 1,35 0,624 0,726 7,12206 0,310 0,632 0,191
42 4,4 5 0,176 1,225 0,4 0,4 1,5 0,715 0,785 7,70085 0,335 0,684 0,120

Tabel A2. Turbin angin Savonius konvensional kecepatan angin 6m/s


N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
342 35,82857 6 1,194286 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
321 33,62857 6 1,120952 1,225 0,4 0,4 0,2 0,105 0,095 0,93195 0,041 0,057 0,064
297 31,11429 6 1,037143 1,225 0,4 0,4 0,4 0,2 0,2 1,962 0,085 0,121 0,125
276 28,91429 6 0,96381 1,225 0,4 0,4 0,6 0,32 0,28 2,7468 0,119 0,169 0,163
253 26,50476 6 0,883492 1,225 0,4 0,4 0,8 0,415 0,385 3,77685 0,164 0,233 0,206
221 23,15238 6 0,771746 1,225 0,4 0,4 1 0,465 0,535 5,24835 0,228 0,324 0,250
188 19,69524 6 0,656508 1,225 0,4 0,4 1,2 0,55 0,65 6,3765 0,277 0,393 0,258
159 16,65714 6 0,555238 1,225 0,4 0,4 1,4 0,665 0,735 7,21035 0,314 0,445 0,247
118 12,3619 6 0,412063 1,225 0,4 0,4 1,6 0,79 0,81 7,9461 0,346 0,490 0,202
79 8,27619 6 0,275873 1,225 0,4 0,4 1,8 0,87 0,93 9,1233 0,397 0,562 0,155
51 5,342857 6 0,178095 1,225 0,4 0,4 2 1 1 9,81 0,427 0,605 0,108

Tabel A3. Turbin angin Savonius konvensional kecepatan angin 7m/s


N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
382 40,01905 7 1,143401 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
365 38,2381 7 1,092517 1,225 0,4 0,4 0,25 0,135 0,115 1,12815 0,049 0,051 0,056
330 34,57143 7 0,987755 1,225 0,4 0,4 0,5 0,265 0,235 2,30535 0,100 0,104 0,103
293 30,69524 7 0,877007 1,225 0,4 0,4 0,75 0,385 0,365 3,58065 0,156 0,162 0,142
264 27,65714 7 0,790204 1,225 0,4 0,4 1 0,52 0,48 4,7088 0,205 0,213 0,169
241 25,24762 7 0,721361 1,225 0,4 0,4 1,25 0,68 0,57 5,5917 0,243 0,253 0,183
214 22,41905 7 0,640544 1,225 0,4 0,4 1,5 0,84 0,66 6,4746 0,282 0,293 0,188
179 18,75238 7 0,535782 1,225 0,4 0,4 1,75 1 0,75 7,3575 0,320 0,333 0,179
141 14,77143 7 0,422041 1,225 0,4 0,4 2 1,145 0,855 8,38755 0,365 0,380 0,160
101 10,58095 7 0,302313 1,225 0,4 0,4 2,25 1,25 1 9,81 0,427 0,444 0,134
66 6,914286 7 0,197551 1,225 0,4 0,4 2,5 1,41 1,09 10,6929 0,465 0,484 0,096

123
Tabel A4. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap kecepatan angin 5m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
325 34,04762 5 1,361905 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
277 29,01905 5 1,160762 1,225 0,4 0,4 0,25 0,13 0,12 1,1772 0,051 0,105 0,121
253 26,50476 5 1,06019 1,225 0,4 0,4 0,5 0,3 0,2 1,962 0,085 0,174 0,185
217 22,73333 5 0,909333 1,225 0,4 0,4 0,75 0,41 0,34 3,3354 0,145 0,296 0,269
187 19,59048 5 0,783619 1,225 0,4 0,4 1 0,53 0,47 4,6107 0,201 0,409 0,321
156 16,34286 5 0,653714 1,225 0,4 0,4 1,25 0,65 0,6 5,886 0,256 0,523 0,342
112 11,73333 5 0,469333 1,225 0,4 0,4 1,5 0,74 0,76 7,4556 0,324 0,662 0,311
87 9,114286 5 0,364571 1,225 0,4 0,4 1,75 0,88 0,87 8,5347 0,371 0,758 0,276
68 7,12381 5 0,284952 1,225 0,4 0,4 2 1,015 0,985 9,66285 0,420 0,858 0,244
46 4,819048 5 0,192762 1,225 0,4 0,4 2,25 1,15 1,1 10,791 0,469 0,958 0,185
24 2,514286 5 0,100571 1,225 0,4 0,4 2,5 1,265 1,235 12,11535 0,527 1,076 0,108

Tabel A5. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap kecepatan angin 6m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
374 39,18095 6 1,306032 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
331 34,67619 6 1,155873 1,225 0,4 0,4 0,3 0,135 0,165 1,61865 0,070 0,100 0,115
303 31,74286 6 1,058095 1,225 0,4 0,4 0,6 0,32 0,28 2,7468 0,119 0,169 0,179
261 27,34286 6 0,911429 1,225 0,4 0,4 0,9 0,465 0,435 4,26735 0,186 0,263 0,240
212 22,20952 6 0,740317 1,225 0,4 0,4 1,2 0,615 0,585 5,73885 0,250 0,354 0,262
158 16,55238 6 0,551746 1,225 0,4 0,4 1,5 0,76 0,74 7,2594 0,316 0,448 0,247
131 13,72381 6 0,45746 1,225 0,4 0,4 1,8 0,97 0,83 8,1423 0,354 0,502 0,230
96 10,05714 6 0,335238 1,225 0,4 0,4 2,1 1,12 0,98 9,6138 0,418 0,593 0,199
63 6,6 6 0,22 1,225 0,4 0,4 2,4 1,265 1,135 11,13435 0,484 0,686 0,151
35 3,666667 6 0,122222 1,225 0,4 0,4 2,7 1,415 1,285 12,60585 0,548 0,777 0,095
26 2,72381 6 0,090794 1,225 0,4 0,4 3 1,65 1,35 13,2435 0,576 0,816 0,074

Tabel A6. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap kecepatan angin 7m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
401 42,00952 7 1,200272 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
371 38,86667 7 1,110476 1,225 0,4 0,4 0,35 0,22 0,13 1,2753 0,055 0,058 0,064
326 34,15238 7 0,975782 1,225 0,4 0,4 0,8 0,421 0,379 3,71799 0,162 0,168 0,164
269 28,18095 7 0,80517 1,225 0,4 0,4 1,2 0,605 0,595 5,83695 0,254 0,264 0,213
179 18,75238 7 0,535782 1,225 0,4 0,4 1,6 0,85 0,75 7,3575 0,320 0,333 0,179
124 12,99048 7 0,371156 1,225 0,4 0,4 2 1,1 0,9 8,829 0,384 0,400 0,148
82 8,590476 7 0,245442 1,225 0,4 0,4 2,4 1,295 1,105 10,84005 0,472 0,491 0,121
56 5,866667 7 0,167619 1,225 0,4 0,4 2,8 1,555 1,245 12,21345 0,531 0,553 0,093
41 4,295238 7 0,122721 1,225 0,4 0,4 3,2 1,795 1,405 13,78305 0,600 0,624 0,077
27 2,828571 7 0,080816 1,225 0,4 0,4 3,6 2,1 1,5 14,715 0,640 0,666 0,054
20 2,095238 7 0,059864 1,225 0,4 0,4 4 2 1,615 15,84315 0,689 0,718 0,043

124
Tabel A7. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 1.4 pada kecepatan angin 5m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
329 34,46667 5 1,378667 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
266 27,86667 5 1,114667 1,225 0,4 0,4 0,25 0,095 0,155 1,52055 0,066 0,135 0,150
199 20,84762 5 0,833905 1,225 0,4 0,4 0,5 0,135 0,365 3,58065 0,156 0,318 0,265
128 13,40952 5 0,536381 1,225 0,4 0,4 0,75 0,195 0,555 5,44455 0,237 0,483 0,259
81 8,485714 5 0,339429 1,225 0,4 0,4 1 0,245 0,755 7,40655 0,322 0,658 0,223
57 5,971429 5 0,238857 1,225 0,4 0,4 1,25 0,33 0,92 9,0252 0,393 0,801 0,191
38 3,980952 5 0,159238 1,225 0,4 0,4 1,5 0,42 1,08 10,5948 0,461 0,941 0,150
28 2,933333 5 0,117333 1,225 0,4 0,4 1,75 0,52 1,23 12,0663 0,525 1,071 0,126
22 2,304762 5 0,09219 1,225 0,4 0,4 2 0,69 1,31 12,8511 0,559 1,141 0,105
17 1,780952 5 0,071238 1,225 0,4 0,4 2,25 0,87 1,38 13,5378 0,589 1,202 0,086
13 1,361905 5 0,054476 1,225 0,4 0,4 2,5 1 1,5 14,715 0,640 1,306 0,071

Tabel A8. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 1.7 pada kecepatan angin 5m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
366 38,34286 5 1,533714 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
308 32,26667 5 1,290667 1,225 0,4 0,4 0,4 0,14 0,26 2,5506 0,111 0,226 0,292
241 25,24762 5 1,009905 1,225 0,4 0,4 0,8 0,365 0,435 4,26735 0,186 0,379 0,383
191 20,00952 5 0,800381 1,225 0,4 0,4 1,2 0,63 0,57 5,5917 0,243 0,496 0,397
138 14,45714 5 0,578286 1,225 0,4 0,4 1,6 0,83 0,77 7,5537 0,329 0,671 0,388
106 11,10476 5 0,44419 1,225 0,4 0,4 2 1,05 0,95 9,3195 0,405 0,827 0,367
79 8,27619 5 0,331048 1,225 0,4 0,4 2,4 1,245 1,155 11,33055 0,493 1,006 0,333
62 6,495238 5 0,25981 1,225 0,4 0,4 2,8 1,475 1,325 12,99825 0,565 1,154 0,300
49 5,133333 5 0,205333 1,225 0,4 0,4 3,2 1,695 1,505 14,76405 0,642 1,311 0,269
35 3,666667 5 0,146667 1,225 0,4 0,4 3,6 1,935 1,665 16,33365 0,711 1,450 0,213
25 2,619048 5 0,104762 1,225 0,4 0,4 4 2,25 1,75 17,1675 0,747 1,524 0,160

Tabel A9. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 2.0 pada kecepatan angin 5m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
309 32,37143 5 1,294857 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
240 25,14286 5 1,005714 1,225 0,4 0,4 0,3 0,15 0,15 1,4715 0,064 0,131 0,131
185 19,38095 5 0,775238 1,225 0,4 0,4 0,6 0,3 0,3 2,943 0,128 0,261 0,203
131 13,72381 5 0,548952 1,225 0,4 0,4 0,9 0,415 0,485 4,75785 0,207 0,422 0,232
100 10,47619 5 0,419048 1,225 0,4 0,4 1,2 0,55 0,65 6,3765 0,277 0,566 0,237
75 7,857143 5 0,314286 1,225 0,4 0,4 1,5 0,66 0,84 8,2404 0,358 0,732 0,230
54 5,657143 5 0,226286 1,225 0,4 0,4 1,8 0,765 1,035 10,15335 0,442 0,901 0,204
46 4,819048 5 0,192762 1,225 0,4 0,4 2,1 1 1,1 10,791 0,469 0,958 0,185
36 3,771429 5 0,150857 1,225 0,4 0,4 2,4 1,215 1,185 11,62485 0,506 1,032 0,156
29 3,038095 5 0,121524 1,225 0,4 0,4 2,7 1,435 1,265 12,40965 0,540 1,102 0,134
20 2,095238 5 0,08381 1,225 0,4 0,4 3 1,51 1,49 14,6169 0,636 1,298 0,109

125
Tabel A10. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 2.3 pada kecepatan angin 5m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
271 28,39048 5 1,135619 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
197 20,6381 5 0,825524 1,225 0,4 0,4 0,3 0,11 0,19 1,8639 0,081 0,165 0,137
163 17,07619 5 0,683048 1,225 0,4 0,4 0,6 0,285 0,315 3,09015 0,134 0,274 0,187
117 12,25714 5 0,490286 1,225 0,4 0,4 0,9 0,405 0,495 4,85595 0,211 0,431 0,211
84 8,8 5 0,352 1,225 0,4 0,4 1,2 0,54 0,66 6,4746 0,282 0,575 0,202
58 6,07619 5 0,243048 1,225 0,4 0,4 1,5 0,63 0,87 8,5347 0,371 0,758 0,184
44 4,609524 5 0,184381 1,225 0,4 0,4 1,8 0,78 1,02 10,0062 0,435 0,888 0,164
35 3,666667 5 0,146667 1,225 0,4 0,4 2,1 0,975 1,125 11,03625 0,480 0,980 0,144
28 2,933333 5 0,117333 1,225 0,4 0,4 2,4 1,185 1,215 11,91915 0,518 1,058 0,124
21 2,2 5 0,088 1,225 0,4 0,4 2,7 1,35 1,35 13,2435 0,576 1,176 0,103
16 1,67619 5 0,067048 1,225 0,4 0,4 3 1,55 1,45 14,2245 0,619 1,263 0,085

Tabel A11. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 1.4 pada kecepatan angin 6m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
340 35,61905 6 1,187302 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
251 26,29524 6 0,876508 1,225 0,4 0,4 0,3 0,105 0,195 1,91295 0,083 0,118 0,103
151 15,81905 6 0,527302 1,225 0,4 0,4 0,6 0,127 0,473 4,64013 0,202 0,286 0,151
115 12,04762 6 0,401587 1,225 0,4 0,4 0,9 0,25 0,65 6,3765 0,277 0,393 0,158
81 8,485714 6 0,282857 1,225 0,4 0,4 1,2 0,285 0,915 8,97615 0,390 0,553 0,157
59 6,180952 6 0,206032 1,225 0,4 0,4 1,5 0,375 1,125 11,03625 0,480 0,680 0,140
46 4,819048 6 0,160635 1,225 0,4 0,4 1,8 0,535 1,265 12,40965 0,540 0,765 0,123
36 3,771429 6 0,125714 1,225 0,4 0,4 2,1 0,74 1,36 13,3416 0,580 0,823 0,103
29 3,038095 6 0,10127 1,225 0,4 0,4 2,4 0,997 1,403 13,76343 0,599 0,849 0,086
24 2,514286 6 0,08381 1,225 0,4 0,4 2,7 1,245 1,455 14,27355 0,621 0,880 0,074
18 1,885714 6 0,062857 1,225 0,4 0,4 3 1,482 1,518 14,89158 0,648 0,918 0,058

Tabel A12. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 1.7 pada kecepatan angin 6m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
378 39,6 6 1,32 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
265 27,7619 6 0,925397 1,225 0,4 0,4 0,3 0,123 0,177 1,73637 0,076 0,107 0,099
168 17,6 6 0,586667 1,225 0,4 0,4 0,6 0,115 0,485 4,75785 0,207 0,293 0,172
147 15,4 6 0,513333 1,225 0,4 0,4 0,9 0,31 0,59 5,7879 0,252 0,357 0,183
126 13,2 6 0,44 1,225 0,4 0,4 1,2 0,5 0,7 6,867 0,299 0,423 0,186
98 10,26667 6 0,342222 1,225 0,4 0,4 1,5 0,665 0,835 8,19135 0,356 0,505 0,173
71 7,438095 6 0,247937 1,225 0,4 0,4 1,8 0,785 1,015 9,95715 0,433 0,614 0,152
55 5,761905 6 0,192063 1,225 0,4 0,4 2,1 0,938 1,162 11,39922 0,496 0,703 0,135
44 4,609524 6 0,153651 1,225 0,4 0,4 2,4 1,1 1,3 12,753 0,555 0,786 0,121
35 3,666667 6 0,122222 1,225 0,4 0,4 2,7 1,3 1,4 13,734 0,597 0,847 0,103
24 2,514286 6 0,08381 1,225 0,4 0,4 3 1,471 1,529 14,99949 0,652 0,925 0,077

126
Tabel A13. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 2.0 pada kecepatan angin 6m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
315 33 6 1,1 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
211 22,10476 6 0,736825 1,225 0,4 0,4 0,3 0,16 0,14 1,3734 0,060 0,085 0,062
148 15,50476 6 0,516825 1,225 0,4 0,4 0,6 0,27 0,33 3,2373 0,141 0,200 0,103
113 11,8381 6 0,394603 1,225 0,4 0,4 0,9 0,4 0,5 4,905 0,213 0,302 0,119
89 9,32381 6 0,310794 1,225 0,4 0,4 1,2 0,53 0,67 6,5727 0,286 0,405 0,126
68 7,12381 6 0,23746 1,225 0,4 0,4 1,5 0,66 0,84 8,2404 0,358 0,508 0,121
52 5,447619 6 0,181587 1,225 0,4 0,4 1,8 0,765 1,035 10,15335 0,442 0,626 0,114
45 4,714286 6 0,157143 1,225 0,4 0,4 2,1 1 1,1 10,791 0,469 0,665 0,105
38 3,980952 6 0,132698 1,225 0,4 0,4 2,4 1,215 1,185 11,62485 0,506 0,717 0,095
29 3,038095 6 0,10127 1,225 0,4 0,4 2,7 1,405 1,295 12,70395 0,553 0,783 0,079
14 1,466667 6 0,048889 1,225 0,4 0,4 3 1,545 1,455 14,27355 0,621 0,880 0,043

Tabel A14. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 2.3 pada kecepatan angin 6m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
285 29,85714 6 0,995238 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
218 22,8381 6 0,76127 1,225 0,4 0,4 0,2 0,095 0,105 1,03005 0,045 0,064 0,048
149 15,60952 6 0,520317 1,225 0,4 0,4 0,4 0,11 0,29 2,8449 0,124 0,175 0,091
97 10,1619 6 0,33873 1,225 0,4 0,4 0,6 0,1 0,5 4,905 0,213 0,302 0,102
76 7,961905 6 0,265397 1,225 0,4 0,4 0,8 0,205 0,595 5,83695 0,254 0,360 0,096
58 6,07619 6 0,20254 1,225 0,4 0,4 1 0,316 0,684 6,71004 0,292 0,414 0,084
43 4,504762 6 0,150159 1,225 0,4 0,4 1,2 0,4 0,8 7,848 0,341 0,484 0,073
34 3,561905 6 0,11873 1,225 0,4 0,4 1,4 0,5 0,9 8,829 0,384 0,544 0,065
28 2,933333 6 0,097778 1,225 0,4 0,4 1,6 0,62 0,98 9,6138 0,418 0,593 0,058
22 2,304762 6 0,076825 1,225 0,4 0,4 1,8 0,71 1,09 10,6929 0,465 0,659 0,051
12 1,257143 6 0,041905 1,225 0,4 0,4 2 0,8 1,2 11,772 0,512 0,726 0,030

Tabel A15. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 1.4 pada kecepatan angin 7m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
357 37,4 7 1,068571 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
316 33,10476 7 0,94585 1,225 0,4 0,4 0,3 0,11 0,19 1,8639 0,081 0,084 0,080
230 24,09524 7 0,688435 1,225 0,4 0,4 0,6 0,2 0,4 3,924 0,171 0,178 0,122
141 14,77143 7 0,422041 1,225 0,4 0,4 0,9 0,28 0,62 6,0822 0,265 0,275 0,116
89 9,32381 7 0,266395 1,225 0,4 0,4 1,2 0,36 0,84 8,2404 0,358 0,373 0,099
65 6,809524 7 0,194558 1,225 0,4 0,4 1,5 0,48 1,02 10,0062 0,435 0,453 0,088
52 5,447619 7 0,155646 1,225 0,4 0,4 1,8 0,62 1,18 11,5758 0,504 0,524 0,082
41 4,295238 7 0,122721 1,225 0,4 0,4 2,1 0,81 1,29 12,6549 0,550 0,573 0,070
33 3,457143 7 0,098776 1,225 0,4 0,4 2,4 1,07 1,33 13,0473 0,568 0,591 0,058
25 2,619048 7 0,07483 1,225 0,4 0,4 2,7 1,325 1,375 13,48875 0,587 0,611 0,046
19 1,990476 7 0,056871 1,225 0,4 0,4 3 1,61 1,39 13,6359 0,593 0,618 0,035

127
Tabel A16. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 1.7 pada kecepatan angin 7m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
385 40,33333 7 1,152381 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
338 35,40952 7 1,011701 1,225 0,4 0,4 0,3 0,11 0,19 1,8639 0,081 0,084 0,085
279 29,22857 7 0,835102 1,225 0,4 0,4 0,6 0,19 0,41 4,0221 0,175 0,182 0,152
178 18,64762 7 0,532789 1,225 0,4 0,4 0,9 0,285 0,615 6,03315 0,262 0,273 0,146
141 14,77143 7 0,422041 1,225 0,4 0,4 1,2 0,465 0,735 7,21035 0,314 0,327 0,138
94 9,847619 7 0,281361 1,225 0,4 0,4 1,5 0,55 0,95 9,3195 0,405 0,422 0,119
77 8,066667 7 0,230476 1,225 0,4 0,4 1,8 0,77 1,03 10,1043 0,440 0,458 0,105
63 6,6 7 0,188571 1,225 0,4 0,4 2,1 1 1,1 10,791 0,469 0,489 0,092
51 5,342857 7 0,152653 1,225 0,4 0,4 2,4 1,2 1,2 11,772 0,512 0,533 0,081
39 4,085714 7 0,116735 1,225 0,4 0,4 2,7 1,4 1,3 12,753 0,555 0,578 0,067
21 2,2 7 0,062857 1,225 0,4 0,4 3 1,6 1,4 13,734 0,597 0,622 0,039

Tabel A17. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 2.0 pada kecepatan angin 7m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
322 33,73333 7 0,96381 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
261 27,34286 7 0,781224 1,225 0,4 0,4 0,3 0,107 0,193 1,89333 0,082 0,086 0,067
150 15,71429 7 0,44898 1,225 0,4 0,4 0,6 0,185 0,415 4,07115 0,177 0,184 0,083
93 9,742857 7 0,278367 1,225 0,4 0,4 0,9 0,27 0,63 6,1803 0,269 0,280 0,078
77 8,066667 7 0,230476 1,225 0,4 0,4 1,2 0,468 0,732 7,18092 0,312 0,325 0,075
53 5,552381 7 0,158639 1,225 0,4 0,4 1,5 0,55 0,95 9,3195 0,405 0,422 0,067
43 4,504762 7 0,128707 1,225 0,4 0,4 1,8 0,745 1,055 10,34955 0,450 0,469 0,060
34 3,561905 7 0,101769 1,225 0,4 0,4 2,1 0,9 1,2 11,772 0,512 0,533 0,054
29 3,038095 7 0,086803 1,225 0,4 0,4 2,4 1,15 1,25 12,2625 0,533 0,555 0,048
24 2,514286 7 0,071837 1,225 0,4 0,4 2,7 1,39 1,31 12,8511 0,559 0,582 0,042
18 1,885714 7 0,053878 1,225 0,4 0,4 3 1,62 1,38 13,5378 0,589 0,613 0,033

Tabel A18. Turbin angin Savonius modifikasi Overlap dengan jarak silinder
pengganggu S/d= 2.3 pada kecepatan angin 7m/s
N ω u ρ(udara) D H M S M-S T
TSR (M-S) xg CT CP
rpm rad/s m/s kg/m3 m m kg kg kg Nm
301 31,53333 7 0,900952 1,225 0,4 0,4 0 0 0 0 0,000 0,000 0,000
225 23,57143 7 0,673469 1,225 0,4 0,4 0,3 0,105 0,195 1,91295 0,083 0,087 0,058
131 13,72381 7 0,392109 1,225 0,4 0,4 0,6 0,195 0,405 3,97305 0,173 0,180 0,071
89 9,32381 7 0,266395 1,225 0,4 0,4 0,9 0,328 0,572 5,61132 0,244 0,254 0,068
62 6,495238 7 0,185578 1,225 0,4 0,4 1,2 0,42 0,78 7,6518 0,333 0,347 0,064
49 5,133333 7 0,146667 1,225 0,4 0,4 1,5 0,56 0,94 9,2214 0,401 0,418 0,061
41 4,295238 7 0,122721 1,225 0,4 0,4 1,8 0,735 1,065 10,44765 0,454 0,473 0,058
35 3,666667 7 0,104762 1,225 0,4 0,4 2,1 0,905 1,195 11,72295 0,510 0,531 0,056
29 3,038095 7 0,086803 1,225 0,4 0,4 2,4 1,15 1,25 12,2625 0,533 0,555 0,048
23 2,409524 7 0,068844 1,225 0,4 0,4 2,7 1,4 1,3 12,753 0,555 0,578 0,040
14 1,466667 7 0,041905 1,225 0,4 0,4 3 1,65 1,35 13,2435 0,576 0,600 0,025

128
LAMPIRAN B- FOTO DOKUMENTASI

Gambar B. 1 Proses pemotongan Gambar B. 2 Proses rolling plat


plat untuk turbin

Gambar B. 3 Proses merapikan Gambar B. 4 Proses pengelasan


hasil potong plat turbin angin

129
Gambar B. 5 Pengaturan nilai Gambar B. 6 Pengukuran
kecepatan angin kecepatan angin

Gambar B. 7 Pengukuran nilai Gambar B. 8 Pengukuran nilai M


RPM dan S

BIODATA PENULIS

130
Muhammad Yuro Alfain Sectio merupakan penulis dari tugas akhir ini.
Lahir di kota Surabaya, pada 18 Juni 2000. Penulis menempuh pendidikan
dasar di SD Wadungasri Sidoarjo, lalu melanjutkan pendidikan menengah
di SMP 35 Surabaya, melanjutkan ke SMA 16 Surabaya, hingga akhirnya
melaksanakan perkuliahan di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya pada
jurusan Teknik Permesinan Kapal dan program studi D4 Marine
Engineering. Selama pelaksanaan kuliah, penulis aktif di UKM dan
berbagai kegiatan kampus. Adapun kritik dan saran terhadap penulis dapat
menghubungi penulis melalui email myuroalfain@gmail.com.

131

Anda mungkin juga menyukai