B. Penatalaksanaan Komplementer
1. Terapi pijat dalam penurunan frekuensi bab dan tingkat dehidrasi
Berdasarkan penelitian terapi pijat terbukti membantu dalam mengatasi
beberapa kondisi anak, salah satunya anak yang mengalami diare. Dimana
pijat dapat merangsang aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi pada
jaringan yang dipijat. Beberapa studi lain menunjukan bahwa pijat dapat
mengurangi kecemasan dan stress. Penurunan stress mengaktifkan sistem
parasimpatik dalam tubuh, sehingga dapat menurunkan denyut nadi dan
melemaskan otot termasuk otot-otot pencernaan, menurunkan tingkat hormon
stress seperti adrenalin dan kortisol yang terkait dengan penyakit lain.
Meningkatkan level beberapa kadar kimia otak seperti dopamine dan
serotonin yang dapat membantu mengendalikan nyeri.
a. Lokasi pemijatan
Pemijatan yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti panduan
pemijatan untuk bayi cukup bulan/anak di bawah usia 3 tahun yang
dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDAI). Dalam panduan
tersebut, pemijatan dilakukan di seluruh tubuh, mulai dari wajah, dada,
lengan, perut, kaki, dan punggung. Pemijatan tersebut belum spesifik
manfaatnya untuk mengatasi masalah peningkatan frekuensi buang air
besar dan dehidrasi. Teori kesehatan Cina mengembangkan teknik
pemijatan bayi untuk mengatasi masalah diare, langkah-langkah dan
tekniknya adalah sebagai berikut
a) Usap bagian lateral dari ibu jari dengan satu arah, dari pangkal jari
sampai ke ujung jari mendekati kuku. Gerakan tersebut dilakukan
100 – 300 kali
b) Usap bagian lateral dari telunjuk dari pangkal ke ujung jari sampai
kuku selama 100 – 300 kali
c) Usap bagian lateral dari jari kelingking dari pangkal ke ujung sampai
kuku selama 100 – 300 kali
d) Usap bagian tengah dari lengan bawah, dorong dengan satu arah dari
pergelangan tangan ke sikut, dilakukan sebanyak 100 – 300 kali.
e) Pijat di daerah seputar pusar dengan gerakan melawan arah jarum
jam, sebanyak 100 – 300 kali.
f) Pijat di garis tengah sacrum, gerakan mendorong dari L5 sampai ke
coccyx sebanyak 100 – 300 kali. Teknik pemijatan diatas sudah
banyak dilakukan, namun peneliti tidak menemukan penelitian ilmiah
terkait teknik tersebut, sehingga peneliti tidak menggunakan teknik
tersebut dalam penelitian ini.
b. Waktu pemijatan
Pada penelitian ini, pemijatan dilakukan 2 kali sehari selama 3 hari.
Pemilihan waktu ini didasarkan pada panduan pemijatan untuk bayi sehat
yang mengatakan waktu yang tepat untuk melakukan pijatan adalah pagi
hari dan malam hari sebelum tidur. Dengan kondisi tempat penelitian,
maka pijatan dilakukan di pagi dan sore hari. Waktu pelaksanaan 3 hari
dipilih karena rata-rata lama hari rawat anak dengan diare di tempat
penelitian adalah 3 – 5 hari. Dengan waktu tersebut, belum terlihat
adanya perbedaan penurunan frekuensi buang air besar dan tingkat
dehidrasi. Penelitian yang dilakukan oleh Jump, Fargo, dan Akers (2006)
yang hasilnya mencegah kejadian diare dilakukan dalam waktu 53 hari
untuk setiap responden, hal tersebut mungkin dilakukan karena responden
adalah anak-anak di panti asuhan yang tinggal menetap disana.
c. Durasi pemijatan
Pemijatan dilakukan selama 15 menit secara keseluruhan, dan
tidak ada penekanan untuk lebih lama di area tertentu. Hal ini sesuai
dengan pedoman pijat bayi yang digunakan. Lama waktu pemijatan
ini juga sama dengan pemijatan untuk bayi prematur (Field 1984
dalam Field 2004).
2. Terapi Madu Efektif Untuk Menurunkan Frekuensi Diare Dan Bising Usus
Intervensi pemberian madu merupakan wujud aplikasi teori Levine, ini
dapat terlihat pada balita yang mengalami diare akut dengan dehidrasi ringan
sedang mengalami penurunan terhadap frekuensi diare dan bising usus,
sehingga dapat meningkatkan proses adaptasi anak terhadap perubahan fungsi
sistem pencernaan akibat diare, sehingga konservasi energi dan konservasi
struktual tercapai. Menurut Kamilah dan Sipriyadi (2013) madu mempunyai
keunggulan lain yaitu mudah diperoleh, efek samping minimal, kaya akan zat
karbohidrat, vitamin, mineral, protein. Hal tersebut dapat dilakukanmandiri
oleh perawat karena terapi ini merupakan terapi komplementer
Pemberian madu alami 1 kali 1 sendok teh sangat baik untuk anak yang
mengalami diare, karena berdasarkan penelitian, menunjukan bahwa manfaat
madu memiliki aktivitas bakterisidal yang dapat melawan beberapa organisme
enteropathogenic, termasuk diantaranya spesies dari Salmonella, Shigella dan
E.Colli. madu alami juga membantu kerja usus dalam penyerapan cairan.