PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai jenis penyakit. Pemahaman tiap patofisiologi tiap penyakit dan tujuan
dari penemuan bahan baku obat, cara pemerian obat, hingga pelayanan tentang
obat. Segala hal tentang obat tersebut harus diketahui oleh farmasi seperti
penyimpanan yang baik, reabsorbsi dalam tubuh, reaksi atau efek obat dalam
tubuh. Dosis beberapa menyebabkan toksik pada pasien dan obat-obat apa saja
yang tidak dapat dikonsumsi dengan obat tersebut, sehingga seorang farmasi
dituntut untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan obat itu sendiri.
(Syamsuni. H, 2005).
memulihkan fungsi otot jantung dan pembuluh yang terganggu kedalam normal.
Sedangkan diuretik adalah obat yang berfungsi menurunkan tekanan darah dan
volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukan jumlah pengeluaran zar-zat
terlarut dalam air. Fungsi utama obat diuretik adalah untuk memobilitasi cairan urin
Hipertensi terjadi karena beberapa faktor, diantaranya ialah pola hidup yang kurang
baik dan emosi yang tidak dapat dikendalikan. Untuk mencegah penyakit tersebut
terjadi, kita harus memiliki pola hidup sehat diantaranya mengatur pola makan,
beristirahat cukup dan berolahraga cukup yang harus dilakukan untuk menjaga
farmakologi yang ditimbulkan oleh obat-obat yang dilakukan pada percobaan ini
urin. Dimana sistem kardiovaskuler dan urea tidak dapat dikendalikan oleh otak, agar
dapat mengetahui penggunaan obat- obat yang tepat sehingga dapat memberikan efek
farmakologi maka kita melakukan hewan coba mencit (Mus musculus). Digunakan
mencit sebagai hewan coba, karena mencit mengalami kesamaan secara fisiologi
maka kita dapat mengamati efek yang ditimbulkan dari masing-masing obat. (Tim
penyusun, 2018).
B. Maksud Percobaan.
propitrocurasil, terhadap hewan coba mencit (Mus musculus), dan mengamati efek
C. Tujuan Percobaan
1. Menentukan efek hipertensi dengan pemberian obat pada hewan coba mencit
D. Prinsip Percobaan.
berdasarkan respon pada hewan coba mencit (Mus musculus) berupa diuresis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Kardiovaskular terdiri dari dua kata, yaitu kardiak dan vaskular yang berarti
pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau
sirkulasi darah itu berasal di jantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut
secara ritmis dan berulang 60-100 kali/menit. Setiap denyut menyebabkan darah
mengalir dari jantung keseluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri
atas arteri, arturior dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan
Obat kardiovaskuler adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan
langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung dan pembuluh darah yang
adalah angina paktoris, dimana jantung tidak menerima cukup oksigen karena
dinding-dinding pembuluh nadi besar menebal dan mengeras akibat endapan dari
antara lain kolesterol dan lemak. (Mardjono. N, 2016).
kemampuan jantung untuk menigisi dan atau memompah darah secara kuat.
cairan intestinal. Obat gagal jantung merupakan gangguan fungsi yang dapat
berkontraksi. Obat-obat gagal jantung antara lain digitalis yang berasal dari
2018).
b. Antiaritmia
otot jantung. Namun secara klinis, aritmia muncul sebagai suatu kelompok
yang kompleks yang menunjukkan beragan gejala. Yang dimaksud gangguan
dengan aritmia adalah kelainan dalam kecepatan irama, tempat asal dari impuls,
aktivitas atrium dan ventrikel. Aritmia tersebut dapat timbul karena kelainan
berdenyut sangat cepat (takikardia), dan berdenyut secara teratur (sibus takikardia
atau sinus bradikardia) atau tidak teratur (fibrilasi atrium). Sebagian besar aritmia
dalam 4 kelas : zat-zat dengan daya anastetik lokal/efek stabilitasi membran; zat
c. Antiangina
yang ditandai dengan nyeri dada yang tiba-tiba, terasa berat menikat ke leher,
rahang punggung, dan lengan. Keadaan ini disebabkan oleh aliran darah koroner
15 detik-15 menit) tidak menyebabkan kematian seluler, seperti yang terjadi pada
infark miokardium. Tiga golongan obat, untuk diberikan tunggal, contoh bentuk
kombinasi, efektif untuk mengobati pasien dengan angina yang stabil, nitrat
d. Antihipertensi
lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah distol (TDD) lebih besar dari
90mmHg/80mmHg. Tekanan darah sistol adalah titik puncak ysng tercapai ketika
tekanan darah diastol diambil ketika tekanan jantung ketitik terendah saat jantung
rileks dan mengisi darah kembali. Faktor fisiologis yang dapat mengatur tekanan
darah adalah denyut jantung. Hipertensi terjadi akbiat peningkatan tonus otot polos
vaskular dan penurunan kapasitas sistem vena. Dalam mengenali sifat progresif
2009)
Hipertensi ringan sering diobati dengan obat tunggal yang lebih beta
samping dalam rajimen kombinasi. Pengobatan dimulai dengan salah satu dari
empat macam obat yang tergantung pasien, diuraikan meyekat -P, ACE inhibitor,
atau penyekat kanal kalsium jika tekanan darah tidak tidak dapat dikontrol maka
ditambahkan obat kedua. Obat penyekat P, biasanya diberikan pertama jika obat
e. Antihiperlipidemia.
yang diuretik atau lebih sering disebabkan kombinasi faktor genetik dan
umum seperti asupan alkohol yang berlebihan. Insiden penyakit jantung koroner
(LDL) dan tiagliserol, setra kadar kolerterol lipoprotein donsintas tinggi (HDL)
yang rendah. Kadar kolesterol dapat meningkat akibat gaya hidup perorangan,
(misalnya kurangnya latihan, dan konsumsi diet yang mengandung asam lemak
koroner yang bermakna dan kematian akibat PJK. Contoh obatnya adalah
2. Fibrat.
kadar trigliserida.
3. Niasin.
dalam dosis tetap lovastatin dengan niasin kerja panjang telah tersedia.
cholestryramine.
1,3 %.
f. Diuretik
Akibatnya, Na+ dan ion lainnya seperti Cl-, memiliki urin dalam jumlah yang
lebih besar dari pada normal bersama dengan air, yang dibawah secara pasif
urin dan darah. Selain menghambat transport inti terhadap diuretik yang
sehingga pengelurannya lewat kemih, dan juga demikian dari air diperbanyak.
Obat-obat ini bekerja khusus terhadap tubuh tetapi juga ditempat lain yakni
Obat ini berkhasiat kuat danpesat tetapi agak singkat (4-6 jam) banyak
digunakan pada keadaan akut misalnya pada edema obat dan paru-paru.
2. Derivate- triazida.
obat ini lemah dan lambat, teta I bertahan lebih lama (6-48 jam) dan terutama
Efek obat ini hanya lemah dan khusus digunakan perkombinasi dengan diuretik
Obat-obat ini hanya direabsorbsi sedikit oleh tubuh, sehingga reabsorbsi air
juga terbatas. Efeknya adalah dieresis osmotis dengan akskrosi air kuat dan relatif
Kingdom : Animalia
Phylum : Cherdata
Subphylum : Vertedrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Hidup dalam daerah yang cukup luas penyebarannya mulai dari iklim
dingin, sedang dan panas serta dapat hidup terus menerus dalam kandang atau
secara bebas sebagai hewan liar. Mencit bila diperlakukan dengan halus akan
5. Jumlah diploid : 40
9. Mulai dikawinkan
- Jantan : 50 hari
- Lemak : 12,1%
- Lactosa : 3,2%
- Protein : 9%
- Neutrofil : 10-40%
- Limfosit : 55-95%
- Fusinofil : 0-4%
- Monosit : 1,0-3,5%
- Basophil : 0-0,3%
- Globulin : 0,6g/dl
Cacar mencit disebabkan oleh virus Ortopoks dan gejalah pada mencit
(Mua musculus) yaitu mencit mati segerah memperlihatkan gejalah sakit keras
dan tidak sehat, kaki dan ekor bengkak dan kulit melepuh.
2. Pseudotuberkolosis
dan gejalahnya, yaitu lemah dan frekuensi nafas tinggi sedangkan diagnosis
pada penyakit ini, yaitu abses pada ginjal, jantung dan hati. Nama akses tidak
E. Uraian Bahan
dalam eter p.
mempunyai rasa.
Kegunaan : Pelarut
RM / BM : C6H9NO
Pemerian : Serbuk amorf; cokelat kekuningan, sedikit berbau khas.
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol (96%) P, praktis tidak
RM / BM : C12H11ClN2O5S / 330,74
Rumus struktur :
Khasiat : Diuretikum.
RM / BM : C15H22O5 / 250,34
Rumus struktur :
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol, dalam
Kegunaan : Diuretikum
(Sukandar. E, 2008).
RM / BM : C24H32O4S / 416,60
Rumus struktur :
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 80 bagian etanol
bagian eter P.
Kegunaan : Diuretikum
RM / BM : C7H10N2O5 / 170, 23
Rumus struktur :
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, agak sukar larut dalam
Kegunaan : Antiroidum
dan diekskresi melalui urin dan air susu ibu, tetapi tidak
2008).
Rumus struktur :
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton;
kloroform.
lainnya.
Farmakokinetik : Furosemid cukup cepat diserap dari gas saluran cerna;
hipertensi lainnya.
Dosis : Dalam pengobatan hipertensi furosemid diberikan
sehari sekali.
Rumus struktur :
Kelarutan : Sukar larut dalam air; dalam kloroform dan dalam eter;
badan tiroid.
Dosis : Oral : Dosis awal 150-450 mg setiap hari. Anak-anak
sering terjadi.
Rumus struktur :
hiperlipidemia.
Indikasi : Untuk mencegah utama penyakit jantung iskemik
Dosis : Dosis oral yang biasa adalah 1,2 g setiap hari dalam
Rumus struktur :
Pemenan : Serbuk hublur, warna krem muda sampai cokelat
ASI.
METODE KERJA
a. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
2. Botol mineral
3. Botol semprot
4. Bunsen
5. Elenmeyer
6. Gelas kimia
7. Gelas ukur
8. Gunting
9. Handscoon
11. Kanula
16. Masker
17. Spoit 1 cc
b. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Alkohol
2. Aluminium foil
3. Aquadest
4. Betadine
5. Furosemid
6. Gemfibrosil
7. Nacmc
8. Simfastatin
9. Spironolakton
10.Propiltiourasil
B. Cara Kerja
a. Percobaan kolesterol
0,01%, dan pada mencit (Mus musculus) ketiga diberikan sinvastatin 0,01 %,
b. Percobaan diuretik
pada mencit (Mus musculus) kedua diberikan obat furosemid sebanyak 1 ml,
kandang metabolisme
A. Hasil Pengamatan
perlakuan
Hiperlipidemia adalah suatu kondisi dimana kadar lipid dalam darah yang
darah dan biasanya sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut
Diuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi,
sifat atau penyebab naiknya laju urinasi. Diuretik adalah obat yang dapat
hiperlipidemia dan obat-obat diuretik pada hewan coba mencit (Mus musculus).
coba mencit (Mus musculus), dimana terlebih dahulu hewan coba mencit (Mus
musculus) di puasakn selama 6-8 jam setelah itu diukur kadar kolesterol awal
hewan coba, setekah dicatat kadar kolesterol awalnya kemudian hewan masing-
selama 5 hari berturut-turut. Untuk hewan coba pertama diberikan obat simvastatin
kembali kadar kolesterol hewan coba untuk mengetahui apakah obat-obat yang
diberikan memberika efek terhadap hewan coba. Berdasarkan hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa obat propiltiourasil lebih efektif untuk menurunkan ladar lemak dalam
coba mencit (Mus musculus). Dimana masing-masing hewan coba diberikan obat-
obat diuretik sebanyak 1 cc secara peroral. Untuk hewan coba pertama diberikan obat
metabolisme serta diamati berapa banyak tetesan urin hewan coba yang keluar.
lalu dimasukkan kedalam kandang metabolisme serta diamati berapa banyak tetesan
urin hewan coba yang keluar pada menit ke-20 dan 40, dan terakhir untuk hewan
diberi jeda 3-5 menit hingga 5 cc, setelah itu hewan coba dimasukkan kedalam
kandang metabolisme lalu diamati berapa banyak tetesan urin hewan coba yang
keluar pada menit ke-20 dan 40. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa
obat furosemid lebih efektis untuk meningkat pembentukan urin bila dibandingkan
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Pada percobaan obat diuretik, obat furosemid lebih efektif untuk meningkatkan
B. Saran
praktikum terutama pada saat pemberian perlakuan ada hewan coba agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk asisten pendamping agar lebih
coba agar praktikan tidak mengarang dalam memasukkan data hasil percobaan
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI; Jakarta
Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI; Jakarta
Tjay Tan Hoan. Dkk, 2007. Obat-Obat Penting Edisi Ke 5. Badan Pengembangan
Obat Dan Makanan. Depkes RI; Jakarta
LAMPIRAN
1. Skema kerja
a. Kardiovaskuler
Dihitung kadar
kolesterol hewan coba
Data
Pembahasanb
Kesimpulan
2. Diuretik
dimasukkan kedalam
kandang metabolisme
Data
Pembahasan
Kesimpulan
2. Perhitungan
1. Sinvastatin
Dosis obat : 20 mg
Konversi : 0,0026
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x dosis obat x konversi
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
34𝑔𝑟
= 20 𝑔𝑟 x 20 mg x 0,0026
Dosis : 20 mg/kg BB
20 mg
25 ml 0,8 mg
10 ml 0,08mg
Ad 100 ml
Volume pemberian :
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x Vp
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
34 𝑔𝑟
= x 1ml
20 𝑔𝑟
= 1,7 ml
2. Gemfibrozil
Konversi : 0,0026
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x dosis obat x konversi
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
25𝑔𝑟
= 20 𝑔𝑟 x 600 mg x 0,0026
600 mg
30,7 ml 19,5 mg
10 ml 1,95mg
Ad 100 ml
Volume pemberian :
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x Vp
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
25 𝑔𝑟
= x 1ml
20 𝑔𝑟
= 1,25 ml
3. Propylthiourazil
Dosis obat : 50 mg
Konversi : 0,0026
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x dosis obat x konversi
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
25𝑔𝑟
= 20 𝑔𝑟 x 50 mg x 0,0026
Dosis : 50 mg/kg BB
50 mg
30,7 ml 1,62 mg
10 ml 0,162mg
Ad 100 ml
Volume pemberian :
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x Vp
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
25 𝑔𝑟
= x 1 ml
20 𝑔𝑟
= 1,25 ml
4. Spironolakton
Konversi : 0,0026
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x dosis obat x konversi
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
30 𝑔𝑟
= 20 𝑔𝑟 x 100 mg x 0,0026
100 mg
25,5 ml 3,9 mg
10 ml 0,39 mg
Ad 100 ml
Volume pemberian :
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x Vp
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
30 𝑔𝑟
= x 1 ml
20 𝑔𝑟
= 1,5 ml
5. Furosemid
Dosis obat : 40 mg
Konversi : 0,0026
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x dosis obat x konversi
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
23 𝑔𝑟
= 20 𝑔𝑟 x 40 mg x 0,0026
Dosis : 40 mg/kg BB
40 mg
25,5 ml 1,56 mg
10 ml 0,156 mg
Ad 100 ml
Volume pemberian :
𝐵𝐵 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡
Rumus : x Vp
𝐵𝐵 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
23 𝑔𝑟
= x 1ml
20 𝑔𝑟
= 1,15 ml
3. Gambar
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DAN TOKSIKOLOGI 1
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DAN TOKSIKOLOGI 1
DAN TOKSIKOLOGI 1
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DAN TOKSIKOLOGI 1
DAN TOKSIKOLOGI 1
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DAN TOKSIKOLOGI 1
DAN TOKSIKOLOGI 1
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DAN TOKSIKOLOGI 1
DAN TOKSIKOLOGI 1
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DAN TOKSIKOLOGI 1
DAN TOKSIKOLOGI 1
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
DAN TOKSIKOLOGI 1