Anda di halaman 1dari 11

Ayat AL Qur’an dan Hadits tentang Makanan yang Baik dan Halal serta

Giat Bekerja

PENDAHULUAN

Agama islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, yang peduli terhadap hamba-Nya,
senantiasa memberikan yang terbaik. Tidak ada satupun ketetapan Allah yang yang sia-sia.
Misalnya ketetapan Allah dalam menentukan halal haram sesuatu seperti makanan dan
minuman. Allah telah menentukan bahwa daging babi haram dan berdasarkan penelitian,
daging babi mengandung cacing pita yang berbahaya untuk tubuh.

Tidak hanya menyangkut halal haram sesuatu, Allah juga senantiasa menyeru hamba-Nya
untuk berbuat yang terbaik dimanapun dan kapanpun. Dalam urusan dunia, Allah menyeru
untuk giat bekerja karena hasil dari bekerja itu tentu tidak hanya bermanfaat dalam urusan
dunia saja. Ada aspek ukhrawi yang harus bisa diraih di balik giat bekerja tersebut.

Banyak firman Allah maupun sabda Rasulullah terkait makanan yang baik, yang halal dan
yang haram yang akan semakin mengarahkan kita menuju gaya hidup yang lebih sehat.
Pada akhirnya jika kita sehat, ibadah kepada Allah juga lebih optimal. Selain itu, banyak
pula ayat dan hadits mengenai giat bekerja yang mendorong kita untuk senantiasa tidak
bermalas-malasan yang pada akhirnya juga akan kembali kepada Allah.

Terkait dengan dua hal tersebut, maka di dalam makalah ini akan dibahas mengenai ayat-
ayat dan hadits mengenai makanan yang baik, halal dan haram serta ayat dan hadits
mengenai giat bekerja.
PEMBAHASAN

Ayat Al Qur’an dan Hadits tentang Makanan yang Baik dan Halal

Makanan yang halal adalah makanan yang dibolehkan oleh agama dari segi hukumnya,
baik halal dzatnya, dibolehkan oleh agama, misalnya telor, buah-buahan, sayur-mayur dan
lain-lain. Makanan halal hakikatnya adalah makanan yang didapat dan diolah dengan cara
yang benar nenurut agama, misalnya makanan seperti contoh di atas yang diperoleh
dengan usaha yang benar, sapi yang disembelih dengan menyebut nama Allah dan lain-
lain.

Adapun lawan dari halal adalah haram, yaitu makanan yang secara dzatnya dilarang oleh
agama untuk dimakan, misalnya daging babi, daging anjing, darah, bangkai selain bangkai
ikan, dan lain-lain. Sedangkan haram karena hakikatnya adalah haram untuk dimakan
karena cara memperoleh atau cara mengolahnya, misalnya telor hasil mencuri, daging hasil
menipu, dan lain sebagainya.

Adapun makanan yang baik yaitu makanan yang dapat dipertimbangkan dengan akal, dan
ukurannya adalah kesehatan. Artinya makanan yang baik adalah yang berguna dan tidak
membehayakan bagi tubuh manusia dilihat dari sudut kesehatan. Maka makanan yang baik
lebih bersifat kondisional, tergantung situasi dan kondisi manusia yang bersangkutan,
misalnya suatu jenis makanan sangat baik untuk si A, belum tentu baik pula untuk si B
atau si C. Makanan yang baik belum tentu halal dan yang halal belum tentu baik.

Berikut ini beberapa ayat Al Qur’an dan hadits terkait dengan makanan yang baik, halal,
dan haram:

1. QS Al Baqarah: 168

‫ان إِنَّهُ لَ ُك ْم َعد ٌُّو ُّمبِين‬


ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ت ال‬ ُ ‫طيِبا ً َوالَ تَت َّ ِبعُواْ ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬ ِ ‫اس ُكلُواْ ِم َّما فِي األ َ ْر‬
َ ً‫ض َحالَال‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

2. QS Al Baqarah: 172

َ‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم َوا ْش ُك ُرواْ ِلِلِ ِإن ُكنت ُ ْم ِإيَّاهُ تَ ْعبُدُون‬ َ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ ُكلُواْ ِمن‬
ِ ‫ط ِي َبا‬
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya
kamu menyembah.

Di dalam ayat ini, Allah mengulangi kembali agar memakan makanan yang baik,
sebagaimana yang ditegaskan dalam ayat 168. Selanjutnya Allah menyeru agar selalu
bersyukur terhadap nikmat-Nya jika benar-benar beribadah dan menghamba kepada-Nya.

3. QS Al Baqarah: 173

َّ ‫ط َّر َغي َْر َباغٍ َو َال َعا ٍد فَ َال ِإثْ َم َعلَ ْي ِه ۚ إِ َّن‬
َ‫َّللا‬ ُ ‫ض‬ َّ ‫ير َو َما أ ُ ِه َّل ِب ِه ِلغَي ِْر‬
ْ ‫َّللاِ ۖ فَ َم ِن ا‬ ِ ‫ِإنَّ َما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوالد ََّم َولَحْ َم ْال ِخ ْن ِز‬
‫َغفُور َر ِحيم‬

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”

Dalam ayat 173 Allah menjelaskan jenis-jenis makanan yang diharamkan, yaitu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah.
Laranagan memakan empat jenis itu juga disebutkan dalam surah lainnya. Lihat misalnya,
dalam surah Al-An’am: 145 juga al Maidah: 3.

4. Hadits

‫ ِإ َّن ْال َحالَ َل‬: ‫سلَّ َم يَقُ ْو ُل‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو َل هللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫ي هللاُ َع ْن ُه َما قَا َل‬ َ ‫ض‬
ِ ‫ان ب ِْن بَ ِشي ٍْر َر‬ ِ ‫َع ْن أ َ ِبي َع ْب ِد هللاِ النُّ ْع َم‬
،‫ض ِه‬ ِ ‫ت فَقَدْ ا ْستَب َْرأَ ِل ِد ْينِ ِه َو ِع ْر‬ ِ ‫شبُ َها‬ُّ ‫ فَ َم ِن ات َّقَى ال‬،‫اس‬ ِ َّ‫ام بَيِن َوبَ ْينَ ُه َما أ ُ ُم ْور ُم ْشت َ ِب َهات الَ يَ ْعلَ ُم ُه َّن َك ِثيْر ِمنَ الن‬ َ ‫بَيِن َو ِإ َّن ْال َح َر‬
ٍ‫ أَالَ َوإِ َّن ِل ُك ِل َملِك‬،‫عى َح ْو َل ْال ِح َمى ي ُْو ِشكُ أ َ ْن يَ ْرتَ َع فِ ْي ِه‬ َ ‫َالرا ِعي يَ ْر‬ َّ ‫ ك‬،‫ت َوقَ َع فِي ْال َح َر ِام‬ ِ ‫شبُ َها‬ ُّ ‫َو َم ْن َوقَ َع فِي ال‬
ُُّ‫سدُ ُكله‬ ْ
َ ‫سدَ ال َج‬ َ َ‫ت ف‬ ْ َ ‫سد‬ ُّ
َ َ‫سدُ ُكلهُ َوإِذَا ف‬ ْ
َ ‫صلَ َح ال َج‬ َ ‫ت‬ ْ ‫صلَ َح‬ ً
َ ‫ضغَة إِذَا‬ ْ ‫س ِد ُم‬ ْ َ
َ ‫ار ُمهُ أالَ َوإِ َّن فِي ال َج‬ ِ ‫ِح ًمى أَالَ َوإِ َّن ِح َمى هللاِ َم َح‬
]‫ [رواه البخاري ومسلم‬.‫ِي ْالقَ ْلب‬ َ ‫أَالَ َوه‬

Artinya : “Dari Abu ABdillah Nu’man bin Basyir r.a,”Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda, ‘Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya
terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang
banyak. Maka, barang siapa yang takut terhadap syubhat, berarti dia telah menyelamatkan
agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat,
maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang
menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk
memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja
memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa
dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan
jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah hati” (HR.
Bukhari dan Muslim).

Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

1. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,


2. Dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,
3. Mendapat perlindungan dari Allah SWT,
4. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
5. Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,
6. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

Ada beberapa mudlarat lainnya, yaitu :

1. Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak
mustajabah (maqbul).
2. Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan
mengarahkannya kepada kemaksiatan dengan uang itu.
3. Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak tenang.
4. Nama baik, kepercayan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.
5. Berdosa, karena telah melanggar aturan Allah.
6. Merusak secara jasmani dan rohani kita.

Di Indonesia sudah ada Majlis Ulama Indonesia yang memiliki Lembaga Pengawasan
Obat dan Makanan (LPOM). Tugas dari LPOM adalah mengkaji dan mengawasi makanan
dan minuman yang beredar di Indonesia, apakah telah memenuhi syarat atau tidak.
Sehingga umat Islam akan mendapat ketenangan dalam mengonsumsesi makanan dan
minuman.
Adab Makan dan Minum

Seorang muslimah makan sambil berjalan, makan dengan tangan kiri, tanpa berdoa,
bahkan menyisakan makanan, hal ini seakan sudah menjadi pemandangan umum di kantin-
kantin kampus. Betapa miris hati ini melihatnya. Bila amal ibadah yang ringan saja sudah
ditinggalkan dan disepelekan, bagaimana dengan amalan yang besar pahalanya?? Atau
mungkinkah karena hal itu hanya merupakan suatu ibadah yang kecil kemudian kita
meninggalkannya dengan alasan kecilnya pahala yang akan kita peroleh? Tidak begitu
Saudariku … Yang sedikit apabila rutin dilakukan, maka akan menjadi banyak! Allah
Ta’ala berfirman,

(٣٣( ‫سو َل َوال تُب ِْطلُوا أَ ْع َمالَ ُك ْم‬ َّ ‫َّللاَ َوأ َ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬

“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan
janganlah kamu merusakkan segala amalmu.” (QS. Muhammad 33)

Cukuplah firman Allah Ta’ala tersebut menjadi nasihat bagi kita semua untuk selalu
berusaha menaati perintah Allah dan perintah Rasul-Nya, baik perintah wajib maupun
anjuran (sunnah) maupun atau perintah untuk menjauhi perkara yang dilarang. Saat ini
banyak kita jumpai seorang muslim yang menyepelekan amalan sunnah, namun berlebihan
pada perkara yang mubah. Maka perhatikanlah firman Allah Ta’ala,

ِ ‫شدِيدُ ْال ِعقَا‬


‫ب‬ َّ ‫سو ُل فَ ُخذُوهُ َو َما نَ َها ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَ ُهوا َواتَّقُوا‬
َّ ‫َّللاَ ِإ َّن‬
َ َ‫َّللا‬ َّ ‫َو َما آت َا ُك ُم‬
ُ ‫الر‬

“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras
hukuman-Nya.” (QS. Al-Hayr : 7)

Dan di antara perintah dan larangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah adab
ketika makan dan minum.

Adab ketika Makan dan Minum

1. Memakan makanan dan minuman yang halal.Saudariku, hendaknya kita memilih


makanan yang halal. Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada kita agar memakan
makanan yang halal lagi baik. Allah Ta’ala telah berfirman,

‫صا ِل ًحا ِإنِي ِب َما تَ ْع َملُونَ َع ِليم‬


َ ‫ت َوا ْع َملُوا‬ َّ ‫س ُل ُكلُوا ِمنَ ال‬
ِ ‫ط ِي َبا‬ ُّ ‫َيا أَيُّ َها‬
ُ ‫الر‬

“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-
Mu`minun: 51)
2. Mendahulukan makan daripada shalat jika makanan telah dihidangkan.Yang
dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan
dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah
tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih(
Faidahnya supaya hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika
shalat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur adalah tingkat lapar seseorang.
Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan hendaknya dia
makan terlebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.
3. Tidak makan dan minum dengan menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan
perak.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang minum
pada bejana perak sesungguhnya ia mengobarkan api neraka jahanam dalam
perutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam salah satu riwayat Muslim
disebutkan, “Sesungguhnya orang yang makan atau minum dalam bejana perak
dan emas …”
4. Jangan berlebih-lebihan dan boros.Sesungguhnya berlebih-lebihan adalah di antara
sifat setan dan sangat dibenci Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-
Isra` ayat 26-27 dan Al-A’raf ayat 31. Berlebih-lebihan juga merupakan ciri orang-
orang kafir sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Seorang
mukmin makan dengan satu lambung, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh
lambung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Mencuci tangan sebelum makan.Walaupun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tidak mencontohkan hal ini, namun para salaf (generasi terdahulu yang
shalih) melakukan hal ini. Mencuci tangan berguna untuk menjaga kesehatan dan
menjauhkan diri dari berbagai penyakit.
6. Jangan menyantap makanan dan minuman dalam keadaan masih sangat panas
ataupun sangat dingin karena hal ini membahayakan tubuh.Mendinginkan makanan
hingga layak disantap akan mendatangkan berkah berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam,“Sesungguhnya yang demikian itu dapat
mendatangkan berkah yang lebih besar.” (HR. Ahmad)
7. Tuntunan bagi orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang.Para sahabat
radhiyallahu ‘anhum berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan
tetapi tidak merasa kenyang.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
”Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).” Mereka menjawab,
”Benar.” Beliau kemudian bersabda, “Berkumpullah kalian atas makanan kalian
dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu
Dawud)
8. Dianjurkan memuji makanan dan dilarang mencelanya.Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Apabila beliau
menyukainya, maka beliau memakannya. Dan apabila beliau tidak suka
terhadapnya, maka beliau meninggalkannya. (HR. Muslim)

9. Membaca tasmiyah (basmallah) sebelum makan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia
membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya
sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi’ (dengan
menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-)” (HR. Abu Dawud dan
At-Tirmidzi)Di antara faedah membaca basmallah di setiap makan adalah agar
setan tidak ikut makan apa yang kita makan. Suatu ketika Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam sedang duduk bersama seseorang yang sedang makan. Orang itu
belum menyebut nama Allah hingga makanan yang dia makan itu tinggal sesuap.
Ketika dia mengangkat ke mulutnya, dia mengucapkan, ‘Bismillaahi fii awwalihii
wa aakhirihi’. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa dibuatnya seraya
bersabda, “Masih saja setan makan bersamanya, tetapi ketika dia menyebut nama
Allah maka setan memuntahkan semua yang ada dalam perutnya.” (HR. Abu
Dawud dan An-Nasa`i)
10. Makan dan minum dengan tangan kanan dan dilarang dengan tangan
kiri.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang
dari kalian makan, makanlah dengan tangan kanan dan minumlah dengan
tangan kanan, karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan
kirinya.” (HR. Muslim)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam mendoakan
keburukan bagi orang yang tidak mau makan dengan tangan kanannya. Seseorang
makan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dengan tangan kirinya,
maka beliau bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu.” Orang itu menjawab,
“Saya tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak bisa!” Orang tersebut
tidak mau makan dengan tangan kanan hanya karena sombong. Akhirnya dia benar-
benar tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya. (HR. Muslim)
11. Makan mulai dari makanan yang terdekat.Umar Ibnu Abi Salamah
radhiyallahu’anhuma berkata, “Saya dulu adalah seorang bocah kecil yang ada
dalam bimbingan (asuhan) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tangan saya
(kalau makan) menjelajah semua bagian nampan. Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa salam menegur saya, ‘Wahai bocah bacalah bismillah, makanlah
dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang terdekat denganmu.’ Maka
demikian seterusnya cara makan saya setelah itu.” (HR. Bukhari dan
Muslim)Hadits ini sekaligus sebagai penguat dari kedua adab makan sebelumnya
dan menjelaskan bagaimana cara menasihati anak tentang adab-adab makan.
Lihatlah bahwa nasihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam sangat dipatuhi
oleh Umar Ibnu Abi Salamah pada perkataan beliau, “ … demikian seterusnya cara
makan saya setelah itu.“
12. Memungut makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian memakannya.Hal ini
berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika salah satu dari kalian
makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya dan
membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu
untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)Sungguh betapa mulianya agama ini, sampai-
sampai sesuap nasi yang jatuh pun sangat dianjurkan untuk dimakan. Hal ini
merupakan salah satu bentuk syukur atas makanan yang telah Allah Ta’ala berikan
dan bentuk kepedulian kita terhadap fakir miskin.
13. Makan dengan tiga jari (yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) kemudian
menjilati jari dan wadah makan selesai makan.Ka’ab bin Malik radhiyallahu ’anhu
berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan
tiga jarinya. Apabila beliau telah selesai makan, beliau menjilatinya.” (HR.
Muslim)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah
seorang dari kalian selesai makan, maka janganlah ia mengusap jari-jarinya
hingga ia membersihkannya dengan mulutnya (menjilatinya) atau menjilatkannya
pada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksudnya yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya,
misalnya anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.

14. Cara duduk untuk makanRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Aku


tidak makan dengan bersandar.” (HR. Bukhari) Maksudnya adalah duduk yang
serius untuk makan. Adapun hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam saat makan duduk dengan menduduki salah satu kaki dan
menegakkan kaki yang lain adalah dhaif (lemah). Yang benar adalah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk bersimpuh (seperti duduk sopannya seorang
perempuan dalam tradisi Jawa) saat makan.
15. Apabila lalat terjatuh dalam minumanNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia
mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu
sayapnya ada penyakit dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR.
Bukhari)
16. Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makanTerdapat banyak cara bersyukur atas
kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, salah satunya dengan lisan kita
selalu memuji Allah Ta’ala setelah makan (berdoa setelah makan). Salah satu doa
setelah makan yaitu, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan
fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu
rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh
berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak
dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)
17. Buruknya makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih
utama sambil duduk.Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya
radhiyallahu ’anhum, dia berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam minum sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan
shahih)Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang laki-laki minum
sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami bertanya kepada Anas,
‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.’” (HR.
Muslim)
18. Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sebanyak tiga kali, menyebut nama Allah di
awalnya dan memuji Allah di akhirnya. (HR.Ibnu As-Sunni dalam ‘Amalul Yaumi
wallailah (472))Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum, beliau bernafas
tiga kali. Beliau bersabda, “Cara seperti itu lebih segar, lebih nikmat dan lebih
mengenyangkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di
dalam gelas.”(HR. Bukhari)

19. Berdoa sebelum minum susu dan berkumur-kumur sesudahnya.Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika minum susu maka ucapkanlah,
‘Allahumma barik lana fihi wa zidna minhu’ (Ya Allah berkahilah kami pada
susu ini dan tambahkanlah untuk kami lebih dari itu) karena tidak ada makanan
dan minuman yang setara dengan susu.” (HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman
(5957), dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’(381))Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian minum susu maka
berkumur-kumurlah, karena sesungguhnya susu meninggalkan rasa masam pada
mulut.” (HR. Ibnu Majah (499))
20. Dianjurkan bicara saat makan, tidak diam dan tenang menikmati makanan seperti
halnya orang-orang Yahudi.Ishaq bin Ibrahim berkata, “Pernah suatu saat aku
makan dengan Abu ‘Abdillah (Imam Ahmad( dan sahabatnya. Kami semua diam
dan beliau (Imam Ahmad) saat makan berkata, ‘Alhamdulillah wa
bismillah’,kemudian beliau berkata, ‘Makan sambil memuji Allah Ta’ala adalah
lebih baik dari pada makan sambil diam.’”

Semoga yang sedikit ini bermanfaat dan semoga Allah Ta’ala memberikan kemudahan
kepada kita dalam mengamalkan apa yang kita ketahui, karena hakikat ilmu adalah amal
itu sendiri. Wallahul muwaffiq.

***

Penulis: Ummu Shalihah


Artikel Muslimah.Or.Id
Referensi:

– Do’a dan Wirid, Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani, Pustaka At-Tibyan, Solo.

– Kitabul Adab, Fuad bin ‘Abdul ‘aziz Asy-Syalhubi, Daarul Qasim, Riyadh.

– Lebih dari 1000 Amalan Sunnah dalam Sehari Semalam, Khalid Al-Husainan, Pustaka
Imam Asy-Syafi’i.

– Panduan Amal Sehari Semalam, Abu Ihsan al-Atsari, Pustaka Darul ‘Ilmi, Bogor.

– Riyadhus Shalihin jilid 2, Imam An-Nawawi, takhrij Syaikh M.Nashiruddin Al-Albani,


Duta Ilmu, Surabaya.
MAKALAH MAKANAN DAN MINUMAN YANG
HALAL DAN HARAM DALAM ISLAM
DOSEN PEMBIMBING : JUNAIDI ABDILLAH M.SI.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 11

STIKes Bani Saleh Bekasi

Anda mungkin juga menyukai