Grade I
Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih,
kerusakan jaringan lunak minimal, bentuk patahan
simpel/ transversal/ oblik.
Grade II
Patah tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan
lunak tidak luas, bentuk patahan Simpel.
Grade III
Patah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan
jaringan lunak yang luas,kotor dan disertai kerusakan
pembuluh darah dan saraf
IIIA Patah tulang terbuka dengan kerusakan
jaringan luas, tapi masih bisa menutupi patahan
tulang waktu dilakukan perbaikan.
III B Patah tulang terbuka dengan kerusakan
jaringan lunak hebat dan atau hilang ( soft tissue
loss) sehingga tampak tulang (bone-exposs)
III C Patah tulang terbuka dengan kerusakan
pembuluh darah dan atau saraf yang hebat.
Patofisiologi
Pada dasarnya tulang memiliki daya elastisitas untuk menahan benturan
yang datang dari luar.
Apabila daya benturan yang datang lebih besar dari pada daya serap
tulang maka tulang dapat patah.
Deformitas
Bengkak
Echimosis (memar)
Spasme otot
Nyeri
Krepitasi
Pergerakan abnormal
Pemeriksaan penunjang
Rongent : melihat kerusakan tulang.
Ct-scan : untuk melihat seberapa parah jaringan lunak yang
rusak.
Lab darah lengkap
Kreatin
Penatalaksanaan awal
Perhatikan tanda vital kemudian kontrol
pendarahan tanpa menggunakan torniquet.
Periksa keadaan jaringan lunak serta
neurovaskular.
Berikan antibiotik agar tidak terjadi infeksi
Debridement jaringan mati
Hecting situasi
Stabilisasi fraktur
Berikan suntikan anti tetanus
Lakukan sebelum 6 jam setelah fraktur.
Penatalaksanaan lanjut
Debridement dan irigasi lebih lanjut di ruang
operasi.
Pasang fiksasi internal atau external.
Tutup jaringan sebisa mungkin.
Penyembuhan fraktur
Fase hematoma
Fase proliferasi
Pembentukan kallus
Stadium konsolidasi
Stadium remodelling
Mekanisme penyembuhan tulang
Komplikasi
Dini : - Infeksi pada tulang
Dekubitus
Sindroma crush
Trombus
Saraf putus
Lanjut : - delayed union
Non union
Mal union
Kekakuan sendi
Osteomielitis kronis
Prognosis