Anda di halaman 1dari 28

Fraktur Terbuka

Hanny Ardian Cholis


1102012107
Basic science
 Tulang secara histologi di bagi menjadi 2 yaitu tulang primer dan tulang
sekunder.
 Tulang primer : muncul pada saat penyembuhan tulang, tulang bayi.
 Tulang sekunder : tulang pada orang dewasa.

Tulang primer / woven bone. Tulang sekunder / lamellar bone


Serabut kolagennya tidak teratur Serabut kolagennya teratur
tidak begitu kuat karena jumlah Kuat karena garam mineral cukup
garam mineral masih sedikit banyak.
Di dominasi oleh osteosit Membentuk sistem havers
Lapisan tulang
 Periosteum
 Compact bone
 endosteum
Definisi

 Fraktur yang berhubungan langsung dengan dunia luar


 Fraktur terbuka dapat menyebabkan infeksi pada jaringan
yang terluka serta mempersulit proses penyembuhan
tulang dan luka.
Etiologi

 langsung : energi besar yang mengenai tulang langsung.


 tidak langsung: energi besar yang di hasilkan otot
sehingga menarik tulang dan membuat tulang patah.
 kondisi patologis.
MESS (mangled extremity severity score)
Klasifikasi
 Sifat fraktur : tertutup dan terbuka.
 Komplit : komplit dan tidak komplit.
 Bentuk garis : transversal, oblique,spiral,kompresi dan avulsi.
 Jumlah garis patah : komunitif, segmental, multiple.
 Pergeseran fragmen tulang : undisplaced dan displaced.
 Posisi fraktur : 1/3 proximal, 1/3 medial, 1/3 distal.
 Fraktur terbuka punya klasifikasi tersendiri terhadap jaringan lunak di sekitar trauma
 0 : fraktur tanpa atau dengan cedera ringan pada jaringan lunak
 1 : fraktur dengan abrasi dangkal dan memar di bagian kulit & subkutis
 2 : fraktur yg lebih berat dengan kontusio jar.lunak bagian dalam
 3 : fraktur berat dengan kerusakan jar.lunak yg nyata dan ancaman sindroma kompartemen
Klasifikasi

 Grade I
Patah tulang terbuka dengan luka < 1 cm, relatif bersih,
kerusakan jaringan lunak minimal, bentuk patahan
simpel/ transversal/ oblik.

 Grade II
Patah tulang terbuka dengan luka > 1 cm, kerusakan jaringan
lunak tidak luas, bentuk patahan Simpel.
 Grade III
Patah tulang terbuka dengan luka > 10 cm, kerusakan
jaringan lunak yang luas,kotor dan disertai kerusakan
pembuluh darah dan saraf
 IIIA Patah tulang terbuka dengan kerusakan
jaringan luas, tapi masih bisa menutupi patahan
tulang waktu dilakukan perbaikan.
 III B Patah tulang terbuka dengan kerusakan
jaringan lunak hebat dan atau hilang ( soft tissue
loss) sehingga tampak tulang (bone-exposs)
 III C Patah tulang terbuka dengan kerusakan
pembuluh darah dan atau saraf yang hebat.
Patofisiologi
 Pada dasarnya tulang memiliki daya elastisitas untuk menahan benturan
yang datang dari luar.

 Apabila daya benturan yang datang lebih besar dari pada daya serap
tulang maka tulang dapat patah.

 Fraktur menyebabkan kerusakan pada jaringan periosteum, pembuluh


darah, saraf, marrow dan jaringan pelindung tulang rusak.

 Pendarahan terjadi karena pembuluh darah yang rusak dan


menimbulkan hematoma. Dan jaringan tulang yang mati merangsang
pertumbuhan jaringan tulang yang baru.
Fraktur terbuka
Anamnesis
 Keluhan utama
 Keluhan tambahan
 Riwayat penyakit sekarang : nyeri, onset, mekanisme cedera.
 Riwayat penyakit dahulu : fraktur berulang.
 Riwayat pekerjaan
 Riwayat obat-obatan
 Riwayat kebiasaan
 Tatalaksana awal.
Pemeriksaan fisik
 Airway ,breathing, circulation, disabillity,
exposure
 Status generalis : evaluasi adanya syok,
pendarahan hebat, kerusakan organ vital, dan
faktor predisposisi.
 Status lokalis
 Look
 Feel
 move
Pemeriksaan fisik

 Deformitas
 Bengkak
 Echimosis (memar)
 Spasme otot
 Nyeri
 Krepitasi
 Pergerakan abnormal
Pemeriksaan penunjang
 Rongent : melihat kerusakan tulang.
 Ct-scan : untuk melihat seberapa parah jaringan lunak yang
rusak.
 Lab darah lengkap
 Kreatin
Penatalaksanaan awal
 Perhatikan tanda vital kemudian kontrol
pendarahan tanpa menggunakan torniquet.
 Periksa keadaan jaringan lunak serta
neurovaskular.
 Berikan antibiotik agar tidak terjadi infeksi
 Debridement jaringan mati
 Hecting situasi
 Stabilisasi fraktur
 Berikan suntikan anti tetanus
 Lakukan sebelum 6 jam setelah fraktur.
Penatalaksanaan lanjut
 Debridement dan irigasi lebih lanjut di ruang
operasi.
 Pasang fiksasi internal atau external.
 Tutup jaringan sebisa mungkin.
Penyembuhan fraktur

 Fase hematoma
 Fase proliferasi
 Pembentukan kallus
 Stadium konsolidasi
 Stadium remodelling
Mekanisme penyembuhan tulang
Komplikasi
 Dini : - Infeksi pada tulang
Dekubitus
Sindroma crush
Trombus
Saraf putus
 Lanjut : - delayed union
Non union
Mal union
Kekakuan sendi
Osteomielitis kronis
Prognosis

 Fraktur terbuka merupakan kegawat daruratan medis. Apabila


tidak di tangani secara baik maka prognosisnya buruk.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai