Anda di halaman 1dari 16

PERITONITIS

Disusun oleh
Denie Rahmad

Pembimbing
Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


• Lapisan kulit (kutis dan sub kutis),
• Fascia superficial (fascia camper) dan
fascia profunda (fascia scarpae),
ANATOMI • Otot dinding perut:
1. m. obliquus abdominalis esterna,
2. m. obliquus internus
3. m. transversum abdominis,
• Fascia transversalis
• Lemak preperitonial
• Peritoneum.
Lapisan peritoneum dibagi menjadi 2
bagian, yaitu:
• Lembaran yang menutupi dinding usus,
disebut lamina visceralis
• Lembaran yang melapisi dinding dalam
abdomen, disebut lamina parietalis.
 Dari kraniodorsal
didapatkan perdarahan
dari cabang aa.
Intercostalis VI – XII dan
a. epigastrika superior.

 Dari kaudal terdapat a.


iliaca, a. sicumfleksa
superficialis, a. pudenda
eksterna dan a.
epigastrica inferior.

 Persarafan dinding perut


dipersarafi secara
segmental oleh n.
thoracalis VI – XII dan n.
lumbalis I.
 Normalnya terdapat 50 - 100 mL cairan bebas dalam
peritoneum yang mengandung protein 3 g/dl.

 Sebagian besar cairan tersebut berupa albumin.


 Jumlah sel normal adalah 33/mm3 yang terdiri dari 45%
makrofag, 45% sel T, 8% sisanya dari NK, sel B, eosinophil,
dan sel mast serta sekretnya terutama prostasiklin dan PGE2.
Fungsi peritoneum adalah sebagai membrane
semipermiabel untuk difusi 2 arah untuk cairan dan
partikel dengan luas permukaan untuk difusi seluas
± 1m2 .

Dalam keadaan normal, 1/3 cairan dalam peritoneum di


drainase melalui limfe diafragma sedangkan sisanya melalui
periteum parietalis. Luas peritoneum kira-kira 1,8 m2, sama
dengan luas permukaan kulit orang dewasa.
Definisi Peritonitis
 Merupakan komplikasi merupakan peradangan dari
Peritoneum.

 Akibat penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen


seperti apendiksitis, pankreatitis, dan lain-lainnya, selain itu
juga dapat disebabkan akibat dari ruptur saluran cerna dan
luka tembus abdomen.
Sub akut

Akut Kronis
(Perforasi (Peritonitis
Gaster /Usus ) TBC )

Menurut
Waktu: Lokal
(Apendisit
Tersier. is akut )

Diffuse
(Peritoniti
s umum }
Sekunder
(Perforasi
usus/Gaster,
Menurut
Jalannya
KLASIFIKASI Menurut
Lokalisasi
Infeksi umum Infeksi: PERITONITIS :
) Subphreni
k(
Cholesistit
is akut ,
Abses
Hepar )
Primer
melalui
Hematogen , Pelvik
Lymfogen. (PID ,KET
}
Menurut
Kausa:

Septik (TBC,
Streptokokkus Aseptik (Pada
, trauma
Staphylokokk abdomen )
us )
Diagnosis Peritonitis
Pada pemeriksaan
penderita demam tinggi ,
mengeluh sakit seluruh
abdomen , muntah .

Palpasi : Defance
Inspeksi : Tampak sakit
musculer ( + ) , Nyeri Perkusi : Nyeri ketok ( +
berat , dehidrasi , bila ada
tekan ( + ) , Nyeri lepas ( ) seluruh abdomen.
perforasi perut cembung .
+ ) seluruh abdomen.

Peritonitis akibat adanya


Pada Peritonitis TBC
Pada perforasi usus perdarahan intra
Perkusi akan didapat
pekak hati ( - ) , oleh abdominal penderita
bentuk papan catur (
karena adanya udara tampak anemi dan
Timpani-redup-tipani-
bebas. didapat Shifting dullness (
redup )
+ ).
Pada pemeriksaan penderita
demam tinggi , mengeluh sakit
seluruh abdomen , muntah .

Foto Abdomen tiga posisi : Pada


Laboratorium : Lekositosis ,
Auskultasi : Bising usus Colok dubur : Nyeri tekan jam 9 perforasi usus terlihat adanya Terapi : Laparotomi eksplorasi
Hb rendah menandakan adanya
melemah sampai menghilang. sampai jam 3 udara bebas ( antara Hepar dan .
perdarahan intra abdominal.
Diafragma }

Foto abdomen tiga posisi bukan


diagnosa pasti tetapi hanya
membantu untuk menegakkan
diagnosa. Diagnosa pasti
Peritonitis berdasarkan
pemeriksaan klinis.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan penunjang
untuk dipertimbangkan dalam memperkirakan pasien dengan
akut abdomen. Pada peritonitis dapat dilakukan foto polos
abdomen 3 posisi, yaitu:

 Supine, sinar dari arah vertical dengan proyeksi


anteroposterior (AP)

 Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau


memungkinkan, dengan sinar horizontal proyeksi AP

 Tidur miring ke kiri (left lateral decubitus = LLD), dengan sinar


horizontal, proyeksi AP
Terlihat adanya kekaburan pada cavum abdomen,
preperitoneal fat dan psoas line menghilang, disertai dengan
adanya udara bebas di subdiafragma atau intra peritoneal.
Tatalaksana Peritonitis
• Memperbaiki KU dan menghilangkan nyeri
• Pasien puasa
• Dekompresi saluran cerna dengan pipa nasogastrik atau instetinal
• Penggantian cairan dan elektrolit yang hilang
Terapi awal • Pemberian antibiotik spektrum luas

• Drainase perkutan dilakukan dengan panduan USG atau CT scan.


• Pengontrolan sumber infeksi dan beberapa kondisi dapat
mencegah terapi pembedahan
Draninase • Perbaikan terlihat dalam waktu 24-48 jam
non-operatif
Tatalaksana Operatif
 LAPARATOMI  menghilangkan
penyebab kontaminasi, mengurangi
inokulum bakteri, dan mencegah sepsis
persisten atau rekuren.

 Sayatan paling baik  midline 


memastikan eksplorasi rongga abdomen
yang memadai dan menyeluruh.

 Dilakukan pengambilan seluruh cairan


didalam rongga abdomen untuk dihitung
dan untuk dilakukan pemeriksaan
pewarnaan Gram, identifikasi jamur
dengan menggunakan KOH dan kultur,
serta menghilangkan semua detritus dan
partikel harus dilakukan.

 Perhatian khusus  abses dapat


terbentuk seperti panggul, dan ruang
subfrenika  menghindari pendarahan
dengan pengelupasan fibrin yang
berlebihan.

 Secara umum, kontrol dicapai dengan


menutup atau mereseksi organ-organ
viseral yang mengalami perforasi.

Anda mungkin juga menyukai