Anda di halaman 1dari 21

Mengenal Cor Beton dan Cara Membuat Cor Beton yang Tepat

Mengenal Cor Beton dan Cara Membuat Cor Beton yang Tepat. Salah satu faktor terpenting
kwalitas dan ketahanan bangunan terletak pada cor betonnya. Dan bukan hanya teknik
pengecorannya saja yang harus dilakukan dengan benar, namun juga pada adonan yang
digunakan untuk membuat cor beton tersebut. Karena itu ketika mau mendirikan suatu bangunan
atau rumah juga harus bisa mengetahu bagaimana teknik membuat cor beton secara baik dan
benar.

Alat yang digunakan untuk membuat cor beton antara lain adalah adah atau ember yang dipakai
untuk mengangkat material, sekop untuk mengambil material dan adonan yang sudah jadi, lalu
sendok semen atau cetok untuk meletakan adonan cor pada tempat yang dikehendaki. Jika mau
mengetes kwaliats cor beton bisa menggunakan alat yang dinamakan slump. Proses pekerjaan
pembuatan cor beton ini dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia jika adonan cor
yang dibutuhkan hanya sedikit saja. Jika jumlahnya banyak tentu harus menggunakan mesin.

Sedang material yang dibutuhkan yaitu pasir, semen, air dan batu atau kerikil. Masing-masing
dari bahan ini jumlahnya juga disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya untuk cor beton yang
besar maka kerikilnya juga berukuran agar besar bahkan ada yang menggunakan pecahan batu.
Kemudian untuk pasirnya juga tidak jauh berbeda. Jika dipakai untuk membuat lapisan penutup
maka harus disaring lebih dulu agar menjadi halus dan tidak perlu diberi campuran kerikil atau
batu kecil.

Setelah semua alat dan bahan tersedia langkah berikutnya tinggal membuat adonan cor beton
tersebut. Sebelum dicampur dengan air, semua material diaduk lebih dulu hingga menyatu. Jika
masih ada warna tertentu misalnya hitam, berarti masih ada pasir yang belum diaduk. Demikian
juga jika masih terdapat warna abu-abu yang mencolok, itu pertanda jika masih ada semen yang
belum ikut teraduk. Jadi adonan ini harus menjadi satu warna saja abu-abu kehitaman.

Dan yang perlu diperhatikan komposisi dan perbandingannya harus diperhatikan dengan cermat
agar tidak terjadi kesalahan. Masing-masing jenis dak atau cor beton punya standar komposisi
yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan penggunaannya.

Baca: Cara Menjual Rumah yang Masih Belum Lunas KPR

Jika ingin mengetahui cara mencampur material yang baik dengan cara manual, pertama pasir
diletakan pada suatu wadah atau tempat dan dibuat sedemikian rupa hingga bentuknya seperti
gunungan. Kemudian campur bahan ini dengan batu kecil atau kerikil dan diaduk menggunakan
cangkul dan sekop hingga menyatu dan dibuat seperti gunung kecil lagi. Setelah itu bagian atas
atau puncaknya dibuat lubang yang cukup lebar seperti kawah.
Langkah berikutnya lubang kawah ini diberi semen. Setelah itu material yang ada di bawah bisa
dinaikan keatas dengan cangkul, sehingga material yang ada di tengah dan atas akan turun ke
bawah. Angkat lagi bagian ini dengan teknik yang sama. Pekerjaan ini dilakukan secara terus
menerus hingga semua material bisa menyatu dan tidak memunculkan warna tertentu.

Setelah itu bentuk kembali semua material seperti gunung kecil lagi dan di bagian atasnya dibuat
lubang lagi untuk mengucurkan air. lakukan pekerjaan yang sama seperti di atas. Apabila airnya
masih kurang bisa ditambah lagi dengan cara yang sama. Tapi pemakaian air ini harus diatur
agar adonan tidak terlalu encer atau terlalu keras karena keduanya punya efek yang tidak bagus
terhadap proses pengeringan dan kwaitas cor beton tersebut bila sudah jadi.

Ada beberapa tukang yang menyesuaikan penggunaan air ini dengan cuaca yang sedang terjadi
saat itu. Jika cuacanya sedang panas maka jumlah airnya bisa lebih banyak karena jika kurang
proses pengeringan bisa terlalu cepat. Demikian pula sebaliknya bila cuaca sedang dingin maka
airnya harus lebih sedikit agar proses pengeringan bisa berlangsung lebih cepat.

Jika memakai mesin pengaduk tentu lebih mudah dilakukan sebab tinggal mengikuti instruksi
yang biasanya ditulis pada buku petunjuk. Tapi pada umumnya bila menggunakan mesin jumlah
air yang digunakan lebih banyak agar proses pengadukan bisa berjalan lancar.

Komposisi Semen, Pasir dan Split Untuk Cor Beton

Ketentuan yang berlaku di Indonesia dalam perbandingan semen, pasir dan split untuk cor beton
adalah menurut berat masing-masing bahan. Berarti jika perbandingannya adalah 1:2:3 untuk
Semen : Pasir : Split, perbandingannya adalah 1 kg semen : 2 kg pasir : 3 kg split. Namun dalam
perkerjaan di lapangan, biasanya perbandingan yang berlaku adalah menurut Volume. Jadi bila
perbandingannya 1:2:3, maka perbandingan fisiknya adalah 1 m3 semen : 2 m3 pasir : 3 m3 split.

Baca: Wow..., Ada Teknologi Rumah Instan Bernama Risha

Pada prakteknya di lapangan, para tukang bangunan biasa menggunakan berbagai media yang
sesuai volumenya sebagai alat perbandingan. Alat yang biasa di pakai sebagai takaran
perbandingan adalah ember, sekop, pengki hingga dolak. Yang terpenting adalah
perbandingannya harus pas! Misalkan menggunakan sekop, maka 1 sekop semen : 2 sekop pasir
: 3 sekop batu split.

Patokan utama dari semua alat tersebut adalah 1 zak semen, semua perbandingan selalu
mengikuti patokan semen ini. Berikut adalah beberapa perbandingan semen.

1 zak semen = 5 sekop pengki


1 zak semen = 1 dolak
1 zak semen = 0,024 m3 (ini merupakan zak semen ukuran 50kg yaitu 10 cm x 40 cm x 60 cm)
Dari sini kita sudah bisa menentukan perbandingan semen, pasir dan split yang tepat. Yang
terpenting adalah tentukan dahulu mutu beton yang akan kita buat, misal kita memakai mutu
beton 1:2:3 bisa kita pakai 1 sekop semen : 2 sekop pasir : 3 sekop batu split.u sedangkan untuk
mutu beton SNI biasanya dimulai dengan hurup K, seperti K 100 adalah semen 247 : pasir 869 :
batu split 999 : air 215.

Berikut ini daftar Mutu Beton SNI Sesuai Standar Nasional Indonesia.

Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78
12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72
14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66
16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61
19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58
21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56
24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53
26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52
28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49
31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48

Baca: Apakah Gipsum Cocok Dipasang di Tempat Lembab?

Contoh Kasus
Misalkan kita ingin membuat suatu bidang cor beton dengan mutu 1:2:3, dengan ukuran bidang
10 meter x 6 meter dan tebal 10 cm. Maka bisa kita hitung sebagai berikut:

1. Total Volume beton yang akan dibangun adalah 10 x 6 x0.1 = 6 m3


2. Total campuran tersebut adalah 1 + 2 + 3 = 6, itu berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah
Pasir, dan 3/6 adalah batu split.
3. Maka keperluan semen = 6 m3 x 1/6 = 1 m3 : Pasir = 6 m3 x 2/6 = 2m3 : Split = 6 m3
x 3/6 = 3 m3
4. 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen (digenapkan)

Dari sana kita sudah mendapatkan anggaran dari berapa keperluan pembuatan cor beton tersebut
dengan mengalikan keperluan 42 zak semen, 2 kubik pasir, dan 3 kubik split dengan harga yang
berlaku saat ini.

Kata Pencarian:

cara ngecor (59),campuran cor beton yang baik (45),cara membuat tutup got (34),cara membuat
jembatan selokan (26),komposisi cor beton (26),campuran beton yang baik (24),takaran adukan
cor (21),abu batu untuk cor (15),bahan cor (15),cara membuat cor (15),campuran cor (12),Cara
membuat beton secara manual (12),cara membuat cor beton (12),cara membuat coran (12),cor
bangunan (12),cara mengecor beton yang baik (11),cara cor lantai (10),komposisi cor
(10),takaran cor beton (10),teknik cor beton (10),campuran cor beton (9),cara cor beton (9),cara
membuat adukan cor (9),cara membuat cor coran (9),cara pengecoran beton yang benar (9),alat
cor (8),campuran cor yang bagus (8),cara membuat beton yang baik (8),cara membuat got
(8),cara membuat tutup got beton (8),cara mengecor (8),cor beton adalah (8),alat untuk cor beton
(7),campuran cor yg baik (7),cara membuat penutup selokan (7),membuat cor (7),membuat
jembatan cor (7),pengecoran beton (7),perbandingan adukan cor (7),adukan cor lantai
(6),campuran semen untuk cor (6),cara buat coran (6),cara cor bangunan (6),cara pengecoran
beton (6),jenis cor beton (6),teknik pengecoran beton (6),adonan cor (5),campuran cor dak
(5),campuran cor yang baik (5),cara cor (5)
Alat Pencampur Angkat atau Tilting Mixer.

Pada umumnya diletakan di atas trailer sehingga bisa dipindah-pindah (lihat gambar 1),
mempunyai kapasitas mencampur yang kecil sampai kapasitas sedang ± 250 liter s/d ±
1.000 liter atau ± 7 m3 /hari. Pada alat pencampur ini yang berkapasitas kecil
mempunyai 2 (dua) poros putar, yaitu poros untuk memutar drumnya melalui roda gigi
di sekeliling drum (diputar oleh motor bensin atau diesel) dan satu poros lagi untuk
menjungkirkan atau menegakkan drum. Pengisian material dilakukan secara manual
dengan perbandingan sesuai persyaratan campuran betonnya.
Untuk pencampuran tipe ini yang berkapasitas agak besar biasanya cara pengisian
materialnya melalui sebuah bucket atau skip loader atau hopper yang ditarik dari bawah
ke atas memakai tenaga motor bensin atau motor diesel.
Batcing Plant
Cara menguji kekentalan campuran beton
Alat Slump test
Cara mengukur slump beton

Alat untuk kuat tekan beton (selider dan kubus)

Selinder yang sudah diisi campuran


Banda uji kubus beton

Masin Tekan beton


Sumber PBI 1971

Umur ( hari) 3 7 14 21 28
koef umur 0.46 0.700. 0.88 0.96 1

Sumber SNI ( yang terbaru)

Contoh menghitung kuat tekan beton :


HASIL UJI TEKAN KUBUS
Proyek : Pembangunan Prasarana dan Utilitas (PSU) Di Perumahan Graha Jannah (PSU16-SUL05-10)
Kontraktor : PT Zarinda Perdana
Alamat Lokasi : Kota Palopo, Propinsi Sulawaesi Selatan
Dikerjakan : Martha Manganta, ST. MT./Baco Eba
Mutu beton : K 250

No Tanggal Umur Berat Luas (A) Beban Koefisien Kuat Tekan (Fc) Fc - Fcr (Fc - Fcr)2

Cor Tekan (Hari) (Kg) Cm2 (Kg) umur 28 Hr (Kg/Cm2)

1 11/03/2016 14/03/2016 3 7,9 225 26900 0.46 259.90 -17.07 291

2 11/03/2016 14/03/2016 3 7,9 225 28500 0.46 275.36 -1.61 3

3 11/03/2016 14/03/2016 3 7,6 225 29400 0.46 284.06 7.09 50

4 11/03/2016 14/03/2016 3 8,0 225 28400 0.46 274.40 -2.58 7

5 11/03/2016 14/03/2016 3 7,9 225 28900 0.46 279.23 2.25 5

6 11/03/2016 14/03/2016 3 7.8 225 26500 0.46 256.04 -20.93 438

7 11/03/2016 14/03/2016 3 8,1 225 28700 0.46 277.29 0.32 0

8 11/03/2016 14/03/2016 3 8,0 225 30900 0.46 298.55 21.58 466

9 11/03/2016 14/03/2016 3 7,9 225 30500 0.46 294.69 17.71 314

10 11/03/2016 14/03/2016 3 7,7 225 29900 0.46 288.89 11.92 142

11 11/03/2016 14/03/2016 3 7,9 225 27800 0.46 268.60 -8.37 70

12 11/03/2016 14/03/2016 3 7,7 225 28500 0.46 275.36 -1.61 3

13 11/03/2016 14/03/2016 3 7,9 225 27600 0.46 266.67 -10.31 106

14 11/03/2016 14/03/2016 3 7,8 225 28000 0.46 270.53 -6.44 41

15 11/03/2016 14/03/2016 3 8,0 225 29500 0.46 285.02 8.05 65


Jumlah (kg/cm2) 4,154.59 1,709.5
Kuat Tekan Rata-rata (kg/Cm2) fcr 276.97 Sr = 11.05

Kuat tekan Rata – rata Fcr = 276,59 Kg/Cm2


Deviasi Standar Sr = 11,70 Kg/Cm2
Margin M = 1.64 * 1,16 * 11,05 = 21,02 Kg/ Cm2
Kuat tekan Karakteristik F”C = 276,59 - 21.02 = 255,95 Kg/Cm2 > 250 Ok

Menentukan mutu beton yang sudah mengeras

Alat yang digunakan : hammer test


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran

Mutu Beton yang dipergunakan pada Proyek ini terdiri dari :

Tabel. 1

MUTU BETON
LOKASI PENGECORAN SLUMP KETERANGAN
K - 300 K - 400
K - 350 K - 400
NFA NFA

STRUKTUR BAWAH
Pondasi Tapak dan Tie Beam 12 ± 2 √
Waterproofing
Plat Lantai Basement 3 8±2 √
Integral
Waterproofing
Dinding Penahan Tanah 8±2 √
Integral
Waterproofing
Dinding GWT 8±2 √
Integral

STRUKTUR ATAS
Corewall dan Kolom 12 ± 2 √
Tangga 12 ± 2 √
Ramp 12 ± 2 √
Plat dan Balok 12 ± 2 √
Plat dan Balok Kolam Waterproofing
8±2 √
Renang Integral
Plat dan Balok Lantai 12 8±2 √
Plat dan Balok Atap 8±2 √

LINGKUP KERJA

Lingkup pekerjaan yang berhubungan dengan pengecoran terdiri dari :


A. Pekerjaan persiapan mutu beton :
a. Pengajuan Mix Design dan Pelaksanaan Trial Mix
B. Pekerjaan test beton :
a. Pemeriksaan slump
b. Pemeriksaan mutu beton/pengambilan sampel
C. Pekerjaan pengecoran :
a. Pengecoran Matt Foundation
b. Pengecoran Pelat
c. Pengecoran Dinding Basement
d. Pengecoran Shear Wall
e. Pengecoran Kolom
f. Pengecoran Balok
D. Pekerjaan perawatan beton :
a. Curing beton

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

Pekerjaan pengecoran membutuhkan peralatan sebagai berikut :


A. Alat pendukung pengecoran :
a. Meteran
b. Waterpass
c. Sipatan
d. Lot
e. Bak Ukur
f. Auto level
g. Theodolite
h. Pompa Dewatering
i. Lampu Penerangan

B. Alat saat pengecoran:


a. Jidar Alumunium
b. Pipa hitam ¾”
c. Trowel Machine
d. Travo las
e. Concrete Pump
f. Selang Tremi
g. Bucket Cor
h. Vibrator
i. Dll

C. Alat pelindung pengecoran :


a. Payung pelindung surveyor
b. Tenda
c. Terpal

PERENCANAAN DAN PERSIAPAN MUTU BETON

PERSIAPAN MIX DESIGN

Mengajukan Mix Design sesuai dengan mutu beton yang sudah ditentukan dalam Spesifikasi Pekerjaan
Struktur, dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
a. Type dan jumlah material
b. Kuat Tekan Beton
c. Slump
d. Kadar air
e. Rasio air/semen
f. Kadar Fly Ash
g. Berat isi beton segar
h. Analisis gradasi agregat
PELAKSANAAN TRIAL MIX

Melaksanakan trial mix di batching plan sesuai dengan mix design yang telah dibuat oleh pihak konsultan
perencana.
Dari pelaksanaan trial mix dapat diketahui :
a. Kesesuaian komposisi material sewaktu trial mix dengan mix design.
b. Kuat tekan beton hasil pengujian sample beton yang diambil sewaktu trial mix.

Yang harus diperhatikan dalam trial mix adalah sebagai berikut :


a. Proporsi campuran diukur tersendiri dengan timbangan dan alat yang sesuai corong dan mekanisme
penimbangan harus disediakan.
b. Mekanisme penimbangan harus diukur sampai setengah dari satu persen pada kondisi operasional dan
skala-skala harus dapat dibaca dengan mudah oleh operator.
c. Air harus ditambah ke dalam campuran dari reservoir terpisah dan dikontrol kelembaban agregatnya.

PERENCANAAN DAN PERSIAPAN SEBELUM PENGECORAN

PERSIAPAN PERALATAN

Persiapan peralatan sebelum pelaksanaan pengecoran sebagai berikut :


a. Semua alat kerja diperiksa kelayakan pakai baik secara rutin ataupun sebelum pengecoran.
b. Peralatan survei yang sudah dikalibrasi harus disiapkan.
c. Relaad pipa ½” (disesuaikan dengan tebal selimut beton) dipasang pada jarak 2,5 m dengan support
berjarak 1 m.
d. Untuk kondisi pengecoran pada malam hari, penerangan harus sudah disiapkan dilokasi cor.
e. Vibrator baik engine atau electric harus sudah dicek kesiapannya, jumlah vibrator sudah termasuk
cadangan (1 unit) bila terjadi kerusakan, dan sebaiknya juga disiapkan cadangan bila listrik padam atau
engine rusak sesuai kondisi lapangan.
f. Untuk mengantisipasi turunnya hujan tenda harus sudah dipasang sebelum pengecoran dengan
mengarahkan jatuhnya air hujan di luar area yang dicor agar tidak merusak beton yang baru dituang.
g. Apabila dikehendaki finishing lantai dengan trowel machine, maka jumlah trowel yang disiapkan harus
disesuaikan dengan luas area pengecoran dan setting time (waktu pengerasan) beton.
h. Concrete pump ditempatkan pada posisi sedekat mungkin dengan area pengecoran tetapi masih dapat
dijangkau mobil mixer, untuk mengurangi jumlah sambungan pipa.
i. Pemasangan pipa cor diusahakan dengan seminimal mungkin ada sambungan siku (90 derajat) dan
pipa cor ditempatkan pada posisi agar penuangan beton berurutan/ tidak acak untuk menghindari cold
joint.

PERSIAPAN LAHAN COR

Persiapan lahan cor sebelum pelaksanaan pengecoran sebagai berikut :


a. Area yang akan di cor harus sudah mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
b. Memeriksa kesiapan pekerjaan pembesian antara lain jumlah, dimensi dan posisinya.
c. Memeriksa kebersihan lahan cor, tidak boleh ada serbuk kayu, (terutama pada pertemuan balok dan
kolom), potongan-potongan kaso, multiplex, kawat besi beton, puntung rokok dan lain-lain.
d. Memeriksa kesiapan pekerjaan bekisting antara lain dimensi, as dan apabila dikehendaki menambah
perkuatan pada titik-titik tertentu, dan apabila pada lahan pengecoran masih terdapat lubang-lubang, tutup
lubang-lubang tersebut dengan busa atau lakban untuk menghindari keropos karena keluarnya air semen.
e. Stop cor harus dicek kesiapan dan elevasinya (untuk pengecoran kolom dan dinding beton).
f. Pada construction joint harus sudah disiapkan antara lain pemberian bonding agent pada permukaannya
dan pemasangan waterstop apabila pada area tersebut dikehendaki kedap air.
g. Periksa apakah pada area yang dicor terdapat hubungan dengan pekerjaan M/E, bila ada sparing,
sleeve atau blokout haruslah dikoordinasikan terlebih dahulu untuk menghindari pekerjaan ulang
(pembobokan, dsb).
h. Pemasangan barikade pada area yang akan dicor agar tidak terganggu oleh kegiatan pekerjaan lain.
i. Untuk keselamatan kerja, pada pengecoran di ketinggian dengan area yang terbuka, pada bagian sisi
luar dipasang pagar yang dapat terbuat dari besi ataupun kayu.
j. Perlu disiapkan area pembuangan kelebihan beton, sebaiknya kelebihan tersebut dapat dimanfaatkan.

PEMESANAN BETON

Untuk pemesanan beton harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


a. Sebelum pemesanan beton, terlebih dahulu dihitung volume beton yang dibutuhkan sesuai gambar shop
drawing dengan kelebihan beton diperkirakan 3% dari total volume, pemesanan beton idealnya sudah
dilakukan 1 hari sebelum waktu pengecoran agar persediaan beton terjamin.
b. Volume beton ditinjau kembali pada saat pemesanan 2 mobil mixer terakhir, dengan mengukur kondisi
lapangan, agar dapat memastikan kebutuhan beton pada mobil mixer terakhir dan ditambah 0,5 m3 untuk
menghindari kekurangan beton, untuk pengecoran kolom yang dapat lebih terukur penambahan kelebihan
pemesanan diusahakan seminimal mungkin (kurang dari 0,5 m3).
c. Pemesanan beton disesuaikan dengan mutu beton pada area yang akan dicor.

PEMERIKSAAN BETON

Setiap beton (mobil mixer) yang datang harus diperiksa surat jalannya sesuai dengan pemesanan (mutu
beton, volume, slump, jam keberangkatan, pemakaian bahan additive), diukur dan dicatat slumpnya
dengan alat slump test. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada, maka beton tersebut harus
dipulangkan dan diganti dengan yang baru sesuai dengan spesifikasi yang telah diajukan pada saat
pemesanan.

Untuk memeriksa mutu beton, diambil sampel beton sesuai spesifikasi sebagai berikut:

Jumlah Mixer Jumlah Sample Silinder


1 1 x 4 benda uji
2–5 1 x 4 benda uji
6–9 2 x 4 benda uji
setiap tambahan 10 mixer 1 x 4 benda uji

PELAKSANAAN PENGECORAN

4.1. Untuk menghindari terjadinya cold joint sewaktu pengecoran harus perhatikan hal-hal waktu
sebagai berikut:
a. Balok dan pelat menggunakan concrete pump dengan waktu penuangan beton 1 mobil mixer 15-30
menit dan didalam concrete pump harus selalu tersedia beton, sehingga waktu pendatangan mobil mixer
dapat lebih cepat dan harus kontinyu, biasanya sekali pengiriman 3 mobil mixer, pemesanan berikutnya
pada penuangan 2 mixer terakhir.
b. Kolom/dinding beton/core wall menggunakan tower crane dengan waktu penuangan beton 1 mobil mixer
1-1,5 jam, sehingga pendatangan mobil mixer hanya satu-satu, disesuaikan dengan pelaksanaan
pengecoran, namun harus kontinyu.
c. Kepadatan lalu lintas sangat mempengaruhi supply beton dan slump dan harus diperhatikan juga waktu
tempuh dari batching plan ke proyek sehingga dapat diprediksi berapa lama lagi beton akan setting.

4.2. Dalam pelaksanakan pengecoran harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


a. Ketebalan/level horisontal baik untuk pelat, balok, kolom, dinding harus sesuai dengan gambar yang
disetujui, untuk pengecoran lantai dan balok atas agar diperhitungkan lendutan yang terjadi selama proses
pengecoran dan dikoordinasikan dengan pengerjaan bekisting, guna mendapatkan level yang sesuai dan
menghindari terjadinya kelebihan volume beton.
b. Selama proses pengecoran dilarang menambahkan air ke dalam beton baik pada mobil mixer, concrete
pump, ataupun pada beton di area pengecoran karena akan mengurangi kuat tekan beton.
c. Jumlah vibrator haruslah memadai dengan jumlah volume beton yang dituang dan disediakan 1 unit
untuk cadangan.
d. Karena jumlah volume pengecoran yang besar haruslah desesuaikan jumlah concrete pump dan supply
beton yang seimbang.

4.3. PENGECORAN PILE CAP, TIE BEAM DAN PELAT BASEMENT


Pengecoran yang dilaksanakan haruslah memperhatikan:
a. Sebelum pengecoran, sebaiknya bekisting pile cap dan tie beam yang biasanya dari batako atau precast
disiram air sampai jenuh (bila kondisinya kering) untuk mengurangi resapan air semen ke dalam batako
atau precast.
b. Penuangan beton dilakukan berurutan/ tidak acak/ berpindah-pindah untuk menghindari cold joint.
c. Untuk menjaga kerataan lantai, walaupun sudah memakai relaad, setelah beton dijidar sebaiknya juga
dilakukan pemantauan kerataan dengan memeriksa titik-titik tertentu/titik-titik pantau setiap 1 m x 1 m luas
pengecoran dengan menggunakan water pass.
d. Pengecoran Pile Cap, Tie Beam dan Pelat Basement 3 pada proyek Ini harus sesuai dengan metode
yang telah disetujui.

4.4. PENGECORAN KOLOM DAN SHEAR WALL


Pengecoran yang dilaksanakan haruslah memperhatikan :
a. Panjang selang tremi yang dipakai diatur sesuai tinggi kolom, jatuhnya beton dari ujung selang tremi
tidak boleh lebih dari 1,5 m, untuk menghindari segregasi.
b. Penggunaan vibrator sangat menentukan kualitas beton kolom, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dapat juga ditambah dengan pemukulan bekisting dengan palu karet.
c. Selama proses pengecoran kelurusan dan lot bekisting harus diperhatikan/diperiksa.

4.5. PENGECORAN PELAT DAN BALOK


Pengecoran yang dilaksanakan haruslah memperhatikan:
a. Pengecoran harus memperhatikan level slab yang akan dibuat terutama pada daerah kamar mandi dan
harus ditentukan level slab untuk material finishing yang berbeda.
b. Untuk penuangan dan kerataan permukaan beton sama dengan point 4.2

PERAWATAN DAN PENGUJIAN BETON

5.1. PERAWATAN BETON


Perawatan (curing) beton dilakukan setelah pengecoran, dengan memperhatikan:
a. Untuk balok dan lantai, karena area yang dicor cukup luas, dan permukaan yang terbuka, setelah
didapat area yang cukup luas dan beton sudah mengeras (setting time terpenuhi) curing sudah harus
dilakukan dengan menyemprotkan dengan alat penyemprot air langsung kepermukaan beton.
b. Untuk Kolom atau Dinding, karena area yang akan dicuring tertutup bekisting, untuk curing awal dapat
menyiram/menggenangi bagian atas kolom atau dinding tersebut.
c. Setelah bekisting kolom dan dinding dibongkar maka curing dapat dilakukan dengan menguaskan curing
compound (bahan kimia) ke permukaan kolom atau dinding dengan kuas roll.

5.2. PENGUJIAN BETON

Pengujian beton dapat dilakukan bila ada kemungkinan mutu beton dinyatakan rendah. maka perlu
diadakan test pengujian beton sebagai berikut :
Pengambilan sample untuk kolom, corewall dan shearwall :
a. Setelah 3 hari 1 (satu) silinder harus diuji untuk mengetahui kuat tekan beton.
b. Setelah 14 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya.
c. Setelah 28 hari 1 (dua) silinder harus diuji kuat tekannya dan diambil rata-rata kuat tekan sebagai
hasilnya.
d. Cadangan 2 (dua) silinder yang dapat digunakan untuk pengetesan kuat tekan pada umur 7 dan 28 hari
apabila pengetesan kuat tekan beton pada umur 3 hari tidak memenuhi syarat.

Pengambilan sample untuk Slab


a. Setelah 7 hari 1 (satu) silinder harus diuji untuk mengetahui kuat tekan beton.
b. Setelah 14 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya dan diambil rata-rata kuat tekan sebagai
hasilnya.
c. Setelah 28 hari 1 (satu) silinder harus diuji kuat tekannya.

d. Cadangan 1 (satu) silinder.

Anda mungkin juga menyukai