KABUPATEN PINRANG
1
Mahasiswa S2 Keairan UNHAS Makassar, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil
Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi:
Irwan
Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP : 085399068948
Email : irwangani03@gmail.com
Abstrak
Perubahan garis pantai yang tidak terkontrol dapat mengancam aktivitas manusia dan tata ruang di wilayah
pesisir pantai. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar erosi dan sedimentasi garis Pantai Ujung Tape jika
diproyeksikan lima tahun kedepan dan dimana letak bangunan pelindung pantai yang bisa diterapkan dilokasi
tersebut . Metode penelitian yang digunakan adalah memodelkan gelombang dan garis pantai pada software
STWAVE dan GENESIS yang berbasis model numerik. Kalibrasi model ini dilakukan dengan memodelkan
garis pantai terukur (measured shoreline) dan garis pantai awal (initial shoreline) untuk mendapatkan koefisien
kalibrasi (k1 dan k2). Nilai k1 dan k2 yang memiliki kesalahan error (Ɛc) yang terkecil dan memiliki trend yang
lebih mendekati perubahan garis pantai dilokasi digunakan sebagai variabel bebas terpilih untuk mensimulasikan
garis pantai lima tahun kedepan. Simulasi garis pantai juga dilakukan dengan penambahan model bangunan
pelindung pantai yaitu groin (skenario A dan B) dan pemecah gelombang (skenario C dan D). Hasil simulasi dari
tahun 2012 sampai tahun 2017 menunjukkan garis pantai dominan mengalami erosi walaupun di beberapa grid
mengalami sedimentasi. Sel grid ke 480 sampai 2640 mengalami erosi dimana yang terbesar adalah sel grid ke
1540 dengan erosi -7331.99 m3. Hasil simulasi dengan bangunan groin menunjukkan pengurangan volume (∆VT)
erosi sedimen sebesar 105.269 m3 (skenario A) dan 276.530 m3 (skenario B). Perubahan garis Pantai Ujung
Tape dari tahun 2012 sampai tahun 2017 menunjukkan pantai dominan mengalami erosi dengan volume
transport sedimen sebesar – 462.863 m3.Bentuk perlindungan garis Pantai Ujung Tape yang dapat mencegah
erosi adalah model breakwater skenario C dan D dengan tangkapan sedimen sebesar 509.583 m 3/tahun
(skenario C) dan 463.370 m3/tahun (skenario D).
.
Abstract
Uncontrolled shoreline changes can threaten human activities and space in the coastal zone. The research
aimed at investigating the amount of erosion and sedimentation of the shoreline in Ujung Tape beach if it is
projected to the next five years, and where the location of the coastal protection is. The research method used
was to model the wave and shoreline in the numeric model based software STWAVE and GENESIS. The model
calibration was conducted by modeling the measured shoreline and initial shoreline to obtain calibration
coefficiencies (k1 dan k2). K1 and K2 values which had the smallest error ( Ɛc ) and trend being more closed to
the shoreline changes in the location were used as the selected independent variable to simulate the shoreline in
the next five years. The shoreline simulation was also carried out by addition of the coastal protection building
model namely the groins ( scenarios A and B ), and and the breakwater ( scenarios C and D ). The simulation
results from 2012 to 2017 indicates the dominant shoreline undergoing the erosion although several grid
undergo sedimentation . The grid cells of 480th to 2640th undergo the erosion, in which the biggest is the grid
cell 1540th with the erosion as much as -7331.99 m3. The simulation result with the groin buildings indicates the
volume reduction ( ΔVT ) of the sediment erosion as much as 105.269 m3(scenario A ) and 276.530 m3 ( scenario
B ). The shoreline changes of Ujung Tape Beach from 2012 to 2017 indicate the dominant beach undergoes the
erosion with the sediment transport volume as much as -462.863 m3. The shoreline protection forms of Ujung
Tape Beach which can prevent the erosion are the breakwater models of the scenarios C and D with sediment
catch as much as 509.583 m3 /annual ( scenario C ) and 463.370 m3 /annual ( scenario D ) .
HASIL PENELITIAN
Simulasi garis pantai dari tahun 2012 sampai tahun 2017
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pantai lebih dominan mengalami erosi walaupun
di beberapa grid mengalami sedimentasi. Selama 5 tahun simulasi transport sedimen sebesar -
462.863 m3 yang sebagian besar terjadi di bagian selatan yaitu pantai di kelurahan Pallameang.
Sel grid yang mengalami erosi terparah diantaranya sel grid ke 1540 dengan erosi sebesar -
7331 m3, sel grid ke 1520 dengan erosi -7313 m3 dan sel grid 1560 dengan erosi -7303 m3.
Dengan memperhatikan mekanisme terjadinya erosi di sepanjang pantai Ujung Tape,erosi
disebabkan adanya gelombang yang datang yang dominan dari arah barat laut yang kemudian
pecah dan membawa sedimen pasir sepanjang pantai ke arah selatan lokasi penelitian. Hasil
simulasi dari tahun 2012 sampai tahun 2017 dapat dilihat pada lampiran 1.
Penanganan erosi dengan bangunan groin
Dari hasil running/output model GENESIS diketahui bahwa perubahan volume
transpor sedimen selama 5 tahun dengan struktur groin skenario A adalah sebesar -357.594
m3. Perbedaan atau selisih posisi garis pantai tahun terukur 2012 dengan garis pantai prediksi
tahun 2017 cukup seimbang di mana grid 0 sampai 1880 mengalami erosi sedangkan grid
1900 sampai grid 3520 mengalami sedimentasi karena menangkap sedimen dari pantai bagian
utara Ujung Tape. Hasil simulasi groin skenario B menunjukkan selisih posisi garis pantai
tahun terukur 2012 dengan garis pantai prediksi tahun 2017 masih signifikan dimana garis
pantai lebih dominan terjadi erosi. Erosi yang terjadi sebesar -186.334 m3, hal ini berarti
terjadi laju transport sedimen sebesar -37.266/tahun. Gambar model groin A dan B pada
program GENESIS dapat dilihat pada lampiran 2 (gambar 1 dan 2).
Penanganan erosi dengan bangunan pemecah gelombang
Dari hasil running/output model GENESIS diketahui bahwa perubahan volume
transport sedimen selama 5 tahun dengan struktur pemecah gelombang skenario C adalah
sebesar 2.547.913 m3, garis pantai dominan mengalami sedimentasi. Lokasi yang mengalami
sedimentasi terbesar berada tepat dibelakang pemecah gelombang dengan laju sedimentasi
sebesar 509.582 m3/tahun. Hasil simulasi pemecah gelombang skenario D menunjukkan
perubahan volume transport sedimen selama 5 tahun yang juga mengalami sedimentasi
sebesar +2.316.851 m3. Daerah dibelakang pemecah gelombang banyak mengendapkan
sedimen dari arah utara dengan laju sedimentasi 463.370 m3/tahun. Gambar model pemecah
gelombang C dan D pada program GENESIS dapat dilihat pada lampiran 3 (gambar 3 dan 4).
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa sepanjang garis pantai Ujung Tape dan pantai di
kelurahan Pallameang dari tahun 2012 sampai tahun 2017 di prediksi mengalami erosi. Hal
ini disebabkan adanya gelombang datang dari arah barat laut yang kemudian pecah dan
membawa sedimen pasir sepanjang pantai ke arah selatan lokasi penelitian. Hal ini terjadi
karena gelombang biasanya mendekati pantai dengan kedudukan yang membentuk sudut
terhadap garis pantai sehingga gelombang menjadi agen arus sejajar pantai ( Poerbandono,
2004). Selain itu tinggi gelombang pecah dan lokasinya juga mempengaruhi besar transport
sedimennya (Triatmadja, 2007). Daerah yang rawan mengalami erosi adalah pantai di
kelurahan Pallameang yaitu dari grid ke 480 sampai 2640.
Penambahan model groin pada simulasi perubahan garis pantai masih menunjukkan
terjadinya erosi tetapi imbangan erosinya sudah lebih kecil jika dibandingkan simulasi tanpa
bangunan pelindung pantai. Di bagian utara groin mengalami sedimentasi sedangkan di
bagian selatan angkutan sedimen tetap terjadi sehingga mengalami erosi. Keadaan tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai yang akan terus berlangsung sampai dicapai
suatu keseimbangan baru (Triatmodjo, 1999). Simulasi groin dapat mengurangi transport
sedimen sebesar 105.269 m3 (skenario A) dan 276.530 m3 (skenario B) selama lima tahun.
Penambahan model pemecah gelombang pada simulasi perubahan garis pantai
menunjukkan terjadinya sedimentasi. Lokasi yang awalnya mengalami erosi dapat
dipertahankan dengan struktur pemecah gelombang. Daerah dibelakang pemecah gelombang
mengendapkan sedimen yang terbawa dari arah utara Pantai Ujung Tape dan membentuk
tombolo (skenario C dan D) pada tahun 2017. Laju sedimentasi yang terjadi sebesar 509.582
m3/tahun (skenario C) dan 463.370 m3/tahun (skenario D). Tombolo yang terbentuk akan
merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang pantai sehingga dapat berfungsi sebagai
groin alami pada tahun-tahun selanjutnya.
Gambar 1. Penempatan struktur Groin seri pada program GENESIS dan hasil
runningnya (Skenario A)
Gambar 2. Penempatan struktur Groin seri pada program GENESIS
dan hasil runningnya (model B).