Anda di halaman 1dari 4

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR TRIASE

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MUTIARA BUNDA SALATIGA


TAHUN 2018

JL. MERAK NO.8, KLASEMAN SALATIGA


TELP. (0298) 328873,329500
FAX. (0298) 328873
Email : rsiamutiarabundasalatiga@gmail.com
A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TRIASE DI IGD
Standar Operasional Prosedur adalah salah satu komponen penting dalam
pelaksanaan akreditasi di sarana pelayanan kesehatan. Untuk itu tim akreditasi
membutuhkan template/contoh standar operasional prosedur, yang nantinya disesuaikan
dengan kondisi masing-masing RS. Berikut contoh Standar Operasional Prosedur Triase
di IGD, atau SOP Triase.

B. PENGERTIAN
Proses triase pasien adalah suatu proses seleksi pasien di instalasi gawat darurat
agar tindakan berikutnya atau tindakan selanjutnya sesuai dengan kondisi pasien.

C. TUJUAN
Sebagai acuan untuk melakukan seleksi pasien IGD
D. KEBIJAKAN
Triase dilaksanakan petama kali di IGD untuk dilakukan tindakan berikutnya
sesuai kondisi pasien sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan
triase berdasar keputusan kepala Rumah Sakit Anda nomor : ..../.../....RS Anda/ ...tentang
Kebijakan Akses Kepelayanan Dan Kontinuitas Pelayanan di RS Anda.
Kebijakan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Kebijakan RS tentang Pelayanan Gawat Darurat.

E. PROSEDUR
1. Pasien datang, di bawa oleh petugas ke ruang triase.
2. Lakukan seleksi pasien secara cepat dan tepat oleh dokter / perawat, kemudian pasien
di beri label warna yang sesuai dengan level kegawat daruratannya.
3. Tempatkan pasien diruang sesuai dengan kasus untuk mendapatkan tindakan
pemeriksaan dan pengobatan selanjutnya:
a. Luka-luka diruang tindakan bedah
b. Tindakan resusitasi diruang resusitasi
c. Non bedah diruang tindakan non bedah
d. Lakukan klasifikasi pasien pada ruang triase
1) Triase kondisi biasa
Pasien yang datang ke IGD di klasifikasikan berdasarkan 4 kategori ( menurut
RSCM ) yaitu :
a) Kategori Resusitasi warna MERAH
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :
(1) Ada sumbatan jalan nafas
(2) Terjadi henti nafas, frekuensi nafas <10x font="" menit=""
sianosis="">
(3) GCS <9 font="">
(4) Kejang
b) Kategori emergent warna ORANGE
Pemeriksaan pada ketegori ini antara lain:
(1) Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan) atau ada ancaman sumabatan
(2) Frekuensi nafas >32x/menit, suara pernafasan mengi
(3) Nadi teraba lemah, frekuensi nadi <50x atau="" menit="">150x/menit,
pucat, akral dingin, dan CRT <2 detik.="" font="">
(4) GCS 9-12
(5) Gelisah
(6) Nyeri dada
c) Kategori urgent warna KUNING
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain:
(1) Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan )
(2) Frekuensi nafas >24-32x/menit. Suara pernafasan mengi.
(3) Frekuensi nadi 120-150x/menit, TD sistole >160MmHg, Td diastole
>100MmHg.
(4) GCS <12 font="">
(5) Apatis
(6) Somnolent

d) Kategori non urgent warna HIJAU


Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :
(1) Jalan nafas bebas
(2) Frekuensi nafas 20-24x/menit
(3) Frekuensi nadi 100-120x/menit, TD sistole ≥120-140MmHg, TD
diastole ≥80-100MmHg
(4) GCS 15

Selain hal tersebut di atas dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, riwayat alergi
baik makanan, obat-obatan dan lain-lain. Untuk kriteria FALSE
EMERGENCY pemeriksaan yang dilakukan antara lain:
(1) Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan )
(2) Frekuensi nafas 16-20x/menit
(3) Frekuensi nadi 80-100x/menit, TD sistole 120MmHg, TD diastole
80MmHg.
(4) GCS 15
2) Triase kejadian luar biasa (KLB) dan bencana
a) Prioritas I atau emergency – MERAH ( kasus berat )
Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi
segera, perdarahan berat, pasien dibawa keruang operasi waktu tunggu 30
menit. Misalnya: asfiksia, cedera servikal, cedera pada maksila, trauma
kepala dengan koma dan proses syok yang cepat, fraktur terbuka, luka
bakar >30%, syok tipe apapun.
b) Prioritas II atau urgen – KUNING ( kasus sedang )
Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan
brandkard, kursi roda atau jalan kaki waktu tunggu 30 menit area critical
care. Misalnya: trauma thorax non asfiksia, fraktur tertutup pada tulang
panjang, luka bakar terbatas < 30%, cedera pada bagian atau jaringan
lunak.

c) Prioritas III atau non urgent – HIJAU (kasus ringan)


Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang
minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama
d) Prioritas 0 (nol) – HITAM (kasus meninggal)
Pasien dengan tidak ada respon pada semua rangsang dan tidak ada
respirasi sepontan, tidak ada bukti aktifitas jantung, tidak ada respon pupil
terhadap cahaya.

F. UNIT TERKAIT
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan informasi

Anda mungkin juga menyukai