Kebijakan Dan Prosedur Triase
Kebijakan Dan Prosedur Triase
B. PENGERTIAN
Proses triase pasien adalah suatu proses seleksi pasien di instalasi gawat darurat
agar tindakan berikutnya atau tindakan selanjutnya sesuai dengan kondisi pasien.
C. TUJUAN
Sebagai acuan untuk melakukan seleksi pasien IGD
D. KEBIJAKAN
Triase dilaksanakan petama kali di IGD untuk dilakukan tindakan berikutnya
sesuai kondisi pasien sebagai upaya mengutamakan keselamatan pasien sesuai ketentuan
triase berdasar keputusan kepala Rumah Sakit Anda nomor : ..../.../....RS Anda/ ...tentang
Kebijakan Akses Kepelayanan Dan Kontinuitas Pelayanan di RS Anda.
Kebijakan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Kebijakan RS tentang Pelayanan Gawat Darurat.
E. PROSEDUR
1. Pasien datang, di bawa oleh petugas ke ruang triase.
2. Lakukan seleksi pasien secara cepat dan tepat oleh dokter / perawat, kemudian pasien
di beri label warna yang sesuai dengan level kegawat daruratannya.
3. Tempatkan pasien diruang sesuai dengan kasus untuk mendapatkan tindakan
pemeriksaan dan pengobatan selanjutnya:
a. Luka-luka diruang tindakan bedah
b. Tindakan resusitasi diruang resusitasi
c. Non bedah diruang tindakan non bedah
d. Lakukan klasifikasi pasien pada ruang triase
1) Triase kondisi biasa
Pasien yang datang ke IGD di klasifikasikan berdasarkan 4 kategori ( menurut
RSCM ) yaitu :
a) Kategori Resusitasi warna MERAH
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :
(1) Ada sumbatan jalan nafas
(2) Terjadi henti nafas, frekuensi nafas <10x font="" menit=""
sianosis="">
(3) GCS <9 font="">
(4) Kejang
b) Kategori emergent warna ORANGE
Pemeriksaan pada ketegori ini antara lain:
(1) Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan) atau ada ancaman sumabatan
(2) Frekuensi nafas >32x/menit, suara pernafasan mengi
(3) Nadi teraba lemah, frekuensi nadi <50x atau="" menit="">150x/menit,
pucat, akral dingin, dan CRT <2 detik.="" font="">
(4) GCS 9-12
(5) Gelisah
(6) Nyeri dada
c) Kategori urgent warna KUNING
Pemeriksaan pada kategori ini antara lain:
(1) Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan )
(2) Frekuensi nafas >24-32x/menit. Suara pernafasan mengi.
(3) Frekuensi nadi 120-150x/menit, TD sistole >160MmHg, Td diastole
>100MmHg.
(4) GCS <12 font="">
(5) Apatis
(6) Somnolent
Selain hal tersebut di atas dilakukan pemeriksaan suhu tubuh, riwayat alergi
baik makanan, obat-obatan dan lain-lain. Untuk kriteria FALSE
EMERGENCY pemeriksaan yang dilakukan antara lain:
(1) Jalan nafas bebas ( tidak ada sumbatan )
(2) Frekuensi nafas 16-20x/menit
(3) Frekuensi nadi 80-100x/menit, TD sistole 120MmHg, TD diastole
80MmHg.
(4) GCS 15
2) Triase kejadian luar biasa (KLB) dan bencana
a) Prioritas I atau emergency – MERAH ( kasus berat )
Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi
segera, perdarahan berat, pasien dibawa keruang operasi waktu tunggu 30
menit. Misalnya: asfiksia, cedera servikal, cedera pada maksila, trauma
kepala dengan koma dan proses syok yang cepat, fraktur terbuka, luka
bakar >30%, syok tipe apapun.
b) Prioritas II atau urgen – KUNING ( kasus sedang )
Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan
brandkard, kursi roda atau jalan kaki waktu tunggu 30 menit area critical
care. Misalnya: trauma thorax non asfiksia, fraktur tertutup pada tulang
panjang, luka bakar terbatas < 30%, cedera pada bagian atau jaringan
lunak.
F. UNIT TERKAIT
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. IGD
4. Pendaftaran dan informasi