Anda di halaman 1dari 126

PROSEDUR WASKITA

BIDANG
AKUNTANSI

EDISI 12 JUNI 2014

PENGENDALI KEPALA DEPARTEMEN KEUANGAN & RISIKO

PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk


 
RESUME PERUBAHAN & PENAMBAHAN PW AKUNTANSI

No Sebelum Perubahan/Penambahan

1 Impairment Piutang Mengacu pada PSAK 50 & 55 Impairment Piutang mengacu PSAK 55 Paragrap 66

2 Batas Pembelian Non Investasi Rp 5.000.000 Batas Pembelian Non Investasi menjadi Rp 10.000.000

3 Tidak Ada Pedoman Akuntansi Cabang Luar Negeri

4 Tidak Ada Skema Pembuatan Laporan Cabang Timor Leste

5 PSAK 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan PSAK 50 (Revisi 2010) Instrumen Keuangan : Penyajian

6 PSAK 55 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran PSAK 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran

7 Tidak Ada PSAK 60 Instrumen Keuangan : Pengungkapan

8 Pengembangan Aplikasi SIM-AK Pengembangan Aplikasi ERP

9 Departemen Akuntansi Departemen Keuangan dan Risiko

10 Rekonsiliasi Hutang Piutang Intern Proyek/Divisi/Wilayah Rekonsiliasi Hutang Piutang Intern Proyek/Divisi

11 PSAK 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing, sampai dengan tahun buku 2011;
PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
PSAK No. 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, mulai 1 Januari 2012.
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

ISI PERUBAHAN
JURNAL AKUNTANSI
PW AKUNTANSI

1
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

1. PEMBUKUAN BEBAN KONTRAK - BAHAN & HUTANG SUPPLIER

SEMULA :

a) Pembayaran uang muka kepada supplier


111.001 Uang Muka Supplier xxx
110.801 PPN Masukan xxx
110.103 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Garansi Bank Uang Muka dan Kwitansi, SPK/Kontrak, Faktur
Pajak

b) Pembelian barang secara kredit termasuk PPN


Pencatatan penerimaan tagihan Supplier tanpa Uang Muka :
610.101 Beban Kontrak – Bahan xxx
110.801 PPN Masukan xxx
310.502 Hutang PPN Masukan xxx
310.101 Hutang Supplier xxx
Dokumen Sumber : BAPM, SPM, Faktur Pajak, dan Kwitansi

c) Pencatatatan penerimaan tagihan supplier dipotong uang muka :


610.101 Beban Kontrak – Bahan xxx
110.801 PPN Masukan xxx
111.001 Uang Muka Supplier xxx
310.502 Hutang PPN Masukan xxx
310.101 Hutang Supplier xxx
Dokumen Sumber : BAPM, SPM,Faktur Pajak, dan Kwitansi

d) Pembayaran hutang supplier


310.101 Hutang Supplier xxx
310.502 Hutang PPN Masukan xxx
110.103 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Pembukuan Dokumen Hutang Asli dan Foto Copy SPT

MENJADI :

a) Pembayaran uang muka kepada supplier


111.231 Uang Muka Supplier xxx
111.411 PPN Masukan xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
110.311 Bank Giro xxx
2
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Garansi Bank Uang Muka dan Kwitansi, SPK/Kontrak, Foto Copy
SPT
Note : Faktur Pajak diterima saat penerimaan pembayaran sehingga tanggal faktur
pajak dibuat saat tanggal penerimaan.

b) Pembelian barang secara kredit termasuk PPN


Pencatatan penerimaan tagihan Supplier tanpa Uang Muka :
111.511 Persediaan xxx
111.411 PPN Masukan xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
310.111 Utang Supplier xxx
Dokumen Sumber : BAPM, SPM, Faktur Pajak, dan Kwitansi

c) Pencatatatan penerimaan tagihan supplier dipotong uang muka :


111.511 Persediaan xxx
111.411 PPN Masukan xxx
111.231 Uang Muka Supplier xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
310.111 Utang Supplier xxx
Dokumen Sumber : BAPM, SPM,Faktur Pajak, dan Kwitansi

d) Pembayaran Utang supplier


310.111 Utang Supplier xxx
110.311 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Pembukuan Dokumen Utang Asli dan Foto Copy SPT

2. PEMBUKUAN BEBAN KONTRAK – UPAH

SEMULA :

Pembayaran Hutang Mandor Borongan/Harian


310.103 Hutang Upah Kerja (borongan/Harian) xxx
310.507 Hutang PPh Final/Jasa Konstruksi xxx
110.103 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Hutang, BAPP, SPK, dan Kwitansi
Note : Hutang PPh Final/Jasa Konstruksi dicatat 100 % pada angsuran I meskipun
dilakukan beberapa kali angsuran

3
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

MENJADI :

Pembayaran Utang Mandor Borongan/Harian


310.121 Utang Upah Kerja (borongan/Harian) xxx
311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) xxx
110.311 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Utang, BAPP, SPK, Kwitansi, Progress
Pekerjaan, Rincian Pemotongan PPh dan Akumulatif Pemotongan PPh.
Note : Utang PPh Pasal 4 (2) atas mandor dicatat 100 % pada angsuran I meskipun
dilakukan beberapa kali angsuran.

3. PEMBUKUAN BEBAN KONTRAK – SEWA ALAT

SEMULA :

a) Pada saat mengakui Hutang Sewa Alat


610.104 Beban Kontrak Peralatan xxx
110.801 PPN Masukan xxx
310.502 Hutang PPN Masukan xxx
310.106 Hutang Sewa Alat xxx
Dokumen Sumber : BASA, SPK/Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak

b) Pembayaran Hutang Sewa Alat


310.106 Hutang Sewa Alat xxx
310.502 Hutang PPN Masukan xxx
310.505 Hutang PPh Pasal 23 xxx
110.103 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Hutang, BAPP, SPK, dan Kwitansi
Note : Hutang PPh dicatat 100 % pada angsuran I meskipun dilakukan beberapa
kali angsuran

MENJADI :

1) SEWA ALAT (WAPU)


a) Pada saat mengakui Utang Sewa Alat
610.114 Beban Kontrak Peralatan xxx
111.411 PPN Masukan xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
311.024 Utang PPh Pasal 23 xxx
310.141 Utang Sewa Alat xxx
4
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : BASA, SPK/Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak


Note : Utang PPh pasal 23 dicatat 100 % pada saat pencatatan utang/beban.

b) Pembayaran Utang Sewa Alat


310.141 Utang Sewa Alat xxx
110.311 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Utang, BAPP, SPK, dan Kwitansi

2) SEWA ALAT (Non-WAPU)


a) Pada saat mengakui Utang Sewa Alat
610.114 Beban Kontrak Peralatan xxx
111.411 PPN Masukan xxx
311.012 Utang PPN Masukan xxx
311.024 Utang PPh Pasal 23 xxx
310.141 Utang Sewa Alat xxx
Dokumen Sumber : BASA, SPK/Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak
Note : Utang PPh pasal 23 dicatat 100 % pada saat pencatatan utang/beban.

b) Pembayaran Utang Sewa Alat


310.141 Utang Sewa Alat xxx
311.012 Utang PPN Masukan xxx
110.311 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Utang, BAPP, SPK, dan Kwitansi

4. PEMBUKUAN BEBAN KONTRAK - SUBKONTRAKTOR

SEMULA :

a) Mencatat Prestasi Pekerjaan Sunkontraktor (Sudah memperhitungkan potongan


uang muka)
610.103 Beban Kontrak Subkontraktor xxx
110.801 PPN Masukan xxx
111.002 Uang Muka Subkontraktor xxx
310.502 Hutang PPN Masukan xxx
310.105 Hutang Retensi Subkontraktor xxx
310.104 Hutang Subkontraktor xxx
Dokumen Sumber : BAPP, SPK/Kontrak, Faktur Pajak dan Kwitansi

5
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

b) Pembayaran Hutang Subkontraktor


310.104 Hutang Subkontraktor xxx
310.502 Hutang PPN Masukan xxx
310.506 Hutang PPh Pasal 4 (2) xxx
110.103 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Hutang BAPP, SPK, Kwitansi, Foto Copy SPT
Note : Hutang PPh Final/Jasa Konstruksi dicatat 100 % pada angsuran I meskipun
dilakukan beberapa kali angsuran

c) Pembayaran Uang Muka kepada Subkon


111.002 Uang Muka Subkontraktor xxx
110.801 PPN Masukan xxx
310.506 Hutang PPh Pasal 4 (2) xxx
110.103 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : BAPP, Garansi Bank Uang Muka, Foto Copy SPT, Faktur Pajak,
dan Kwitansi.

MENJADI :

a) Mencatat Prestasi Pekerjaan Sunkontraktor (Sudah memperhitungkan potongan


uang muka)
610.113 Beban Kontrak Subkontraktor xxx
111.233 Uang Muka Subkontraktor xxx
310.132 Utang Retensi Subkontraktor xxx
310.131 Utang Subkontraktor xxx
Dokumen Sumber : BAPP, SPK/Kontrak dan Kwitansi

b) Pembayaran Utang Subkontraktor


310.131 Utang Subkontraktor xxx
111.411 PPN Masukan xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) xxx
110.311 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Slip Pembukuan Utang BAPP, SPK, Kwitansi, Foto Copy SPT,
Faktur Pajak
Note : Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) dicatat 100 % pada angsuran I meskipun
dilakukan beberapa kali angsuran dan tanggal Faktur Pajak dibuat pada saat
pembayaran.

6
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

c) Pembayaran Utang Subkontraktor melalui SCF/KMK/OAF


 Saat mengajukan atau mengirimkan berkas SCF/KMK/OAF ke UB / Kantor Pusat:
Jurnal di Proyek :
310.131 Utang Subkontraktor xxx
(sebesar 2%, 3% atau 4% dari DPP atau setelah dikurangi PPh)
111.411 PPN Masukan xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) xxx
Dokumen Sumber : BAPP, SPK/Kontrak, Kwitansi, Garansi Bank Uang Muka, Foto
Copy SPT, Faktur Pajak.
Note : Tanggal Faktur Pajak dibuat pada saat pengajuan SCF/KMK/OAF.

 Saat SCF/KMK/OAF Jatuh Tempo (Pada saat rek. WK Pusat di Debet oleh Bank)
Jurnal di Pusat :
210.111 H/P Pusat dengan Divisi xxx
110.311 Bank Giro xxx
Jurnal di Divisi :
270.111 H/K Divisi dengan Proyek xxx
210.111 H/P Pusat dengan Divisi xxx
Jurnal di Proyek :
310.131 Utang Subkontraktor xxx
(sebesar 98%, 97% atau 96% dari DPP atau setelah dikurangi PPh)
270.111 H/K Divisi dengan Proyek xxx

d) Pembayaran Uang Muka kepada Subkontraktor


111.233 Uang Muka Subkontraktor xxx
111.411 PPN Masukan xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) xxx
110.311 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : BAPP, Garansi Bank Uang Muka, Foto Copy SPT, Faktur Pajak,
dan Kwitansi
Note : Tanggal Faktur Pajak dibuat pada saat pembayaran.

7
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

e) Pembayaran Uang Muka Pihak ke-III melalui SCF/KMK/OAF


 Saat mengajukan atau mengirimkan berkas SCF/KMK/OAF ke UB / Kantor Pusat :
Jurnal di Proyek :
111.233 Uang Muka Subkontraktor xxx
111.411 PPN Masukan xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) xxx
310.192 Utang Uang Muka Pihak ke-III xxx
Dokumen Sumber : BAPP, Garansi Bank Uang Muka, Foto Copy SPT, Faktur Pajak,
dan Kwitansi
Note : Tanggal Faktur Pajak dibuat pada saat pengajuan SCF/KMK/OAF.

 Saat SCF/KMK Jatuh Tempo (Pada saat rek. WK Pusat di Debet oleh Bank)
Jurnal di Pusat :
210.111 H/P Pusat dengan Divisi xxx
110.311 Bank Giro xxx
Jurnal di Divisi :
270.111 H/K Divisi dengan Proyek xxx
210.111 H/P Pusat dengan Divisi xxx
Jurnal di Proyek :
310.192 Utang Uang Muka Pihak ke-III xxx
270.111 H/K Divisi dengan Proyek xxx

5. PEMBUKUAN PERSEDIAAN

SEMULA :

a) Setiap akhir bulan, barang/material yang masih tersisa dicatat dan dibukukan (Jurnal
persediaan berdasarkan hasil opname fisik setiap bulannya/periodic yang masih
tersisa dilokasi atau yang belum diprestasikan di proyek).
110.601 Persediaan Material xxx
610.101 Beban Kontrak Bahan xxx
Dokumen Sumber : Laporan Evaluasi Pemakaian Bahan

b) Pada awal bulan menjurnal balik (reverse)


610.101 Beban Kontrak Bahan xxx
110.601 Persediaan Material xxx
Dokumen Sumber : laporan Evaluasi Pemakaian Bahan Bulan Lalu

8
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

MENJADI :

Pada saat pemakaian barang/material dicatat sebagai berikut :


610.111 Beban Kontrak Bahan xxx
110.511 Persediaan Material xxx
Dokumen Sumber : Surat Permintaan Pemakaian barang/material dari bag. Loglat,
Laporan Evaluasi Pemakaian Bahan.

6. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN

SEMULA :

a) Tagihan Brutto
Pencatatan di proyek atas Tagihan Bruto kepada Pengguna Jasa. Merupakan bagian
dari pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan ditentukan berdasarkan prosentase
volume fisik yang telah dikerjakan dikalikan harga kontrak tapi belum ditagihkan.
Dicatat pada setiap akhir bulan dengan perhitungan Tagihan Bruto tidak termasuk
PPN.

1) Mencatat Tagihan Bruto dan Pendapatan Usaha


110.701 Tagihan Brutto Kpd Pengguna Jasa (WIP) xxx
510.102 Pendapatan Usaha Diproyek xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Laporan Progres Pekerjaan, untuk akhir tahun buku
tagihan bruto harus ditambah Surat Konfirmasi Tagihan Bruto yang
ditandatangani oleh pengguna jasa.

2) Mencatat jurnal balik atas nilai prestasi pekerjaan atas Tagihan Bruto kepada
Pengguna Jasa pada sebelumnya. Dicatat pada setiap awal bulan dengan
perhitungan Tagihan Bruto tidak termasuk PPN.

510.102 Pendapatan Usaha Di Proyek xxx


110.701 Tagihan Bruto Kpd Pengguna Jasa (WIP) xxx
Dokumen Sumber : Laporan Progres Pekerjaan Bulan Lalu, Bukti Memorial
Pelengkap Bulan Lalu.

9
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

b) Penerimaan/Pembayaran Jasa Konstruksi


1) Pencatatan Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek
(Pd)/Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang (Pj)
 Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha dipungut PPN dan PPH
Bendaharawan Sumber dana APBN/APBD-GOI
110.101/110.103 Kas/Bank xxx
940.101 Pajak Kini xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak,
Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka.
Note : Bukti PPh dan PPN harus sudah ditandatangani Pejabat
Bendaharawan

 Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha dipungut PPN dan PPH


Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G
110.101/110.103 Kas/Bank xxx
940.101 Pajak Kini xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
940.101 Pajak Kini xxx
320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak,
Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka
Note : Bukti PPh dan PPN harus sudah ditandatangani Pejabat
Bendaharawan

 Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha Pengguna Jasa Pembayaran


dilakukan bukan melalui Bendaharawan :
110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx
940.101 Pajak Kini xxx
320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak,
Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka.

10
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

2) Pecatatan Tagihan Termin :


 Sumber Dana APBN/APBD – Pembayaran melalui Bendaharawan
110.302 Piutang Termin xxx
110.402 Piutang Retensi xxx
320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
510.102 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur
Pajak, Kwitansi.

 Sumber Dana LOAN, G to G – Pembayaran melalui Bendaharawan


110.302 Piutang Termin xxx
110.402 Piutang Retensi xxx
320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
510.102 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Pekerjaan

 Proyek Proyek dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan :


110.302 Piutang Termin xxx
110.402 Piutang Retensi xxx
320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
510.102 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur
Pajak, Kwitansi.

 Proyek Proyek Swasta :


110.302 Piutang Termin xxx
110.402 Piutang Retensi xxx
320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx
110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx
510.102 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx

11
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur


Pajak, Kwitansi.

3) Pencatatan Tagihan PPN Keluaran Retensi :


 Proyek Proyek dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan :
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Surat Pengantar, Faktur Pajak, Berita Acara Progress
Penyelesaian 100%

 Proyek Proyek Swasta :


110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Surat Pengantar, Faktur Pajak, Berita Acara Progress
Penyelesaian 100%

4) Penerimaan/Pencairan Tagihan Piutang


 Penerimaan Tagihan Piutang Usaha dipungut PPN dan PPH Bendaharawan
Sumber dana APBN-GOI
110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Usaha dipungut dipungut PPN dan PPH


Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G
110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx
940.101 Pajak Kini xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian
 Penerimaan Tagihan Piutang Usaha - Proyek Proyek Swasta dan yang
dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan :
110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian
12
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

 Penerimaan Tagihan Piutang Retensi dipungut PPN dan PPH Bendaharawan


Sumber dana APBN-GOI
110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.402 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Retensi dipungut PPN dan PPH Bendaharawan


Sumber dana LOAN, G to G
110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx
940.101 Pajak Kini xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.402 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Retensi - yang dibebaskan, sesuai dengan


ketentuan Perpajakan :
110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Retensi - Proyek Proyek Swasta, sesuai dengan


ketentuan Perpajakan :
110.101.110.103 Kas/Bank Giro xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

13
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

c) Pendapatan Eskalasi Harga


1) Pada periode disetujuinya eskalasi dilakukan jurnal sebagai berikut Proyek APBN,
LOAN dan dibebaskan (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang
berasal dari eskalasi harga yang diakui pada periode disetujuinya eskalasi oleh
pengguna jasa/pemberi kerja).

110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx


310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
510.104 Pendapatan Eskalasi xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak, BAP Eskalasi.

2) Pada periode disetujuinya eskalasi dilakukan jurnal sebagai berikut Proyek Non
APBN & LOAN (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari
eskalasi harga yang diakui pada periode disetujuinya eskalasi oleh pengguna
jasa/pemberi kerja).
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx
510.104 Pendapatan Eskalasi xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak, BAP Eskalasi.

3) Penerimaan pendapatan dari Eskalasi Proyek APBN dan dibebaskan sesuai


dengan ketentuan Perpajakan (Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang usaha
yang berasal dari eskalasi) :
110.103 Bank xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi,
Faktur Pajak.

4) Penerimaan pendapatan dari Eskalasi Proyek LOAN, G to G (Jurnal untuk


mencatat penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi)
110.103 Bank xxx
940.101 Pajak Kini xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx

14
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi,


Faktur Pajak.

5) Penerimaan Pendapatan dari Eskalasi Proyek Swasta (Jurnal untuk mencatat


penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi)
110.103 Bank xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.803 PPN keluaran yang belum diterima xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi,
Faktur Pajak.

d) Pencatatan Piutang dengan menggunakan nilai kontrak Mata Uang Asing


1) Pada Saat Mencatat Piutang
110.302 Piutang Termin xxx
(Nilai tagihan x kurs Pada saat penagihan)
110.402 Piutang Retensi xxx
320.101/340.101 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
(Nilai DPP x Kurs Pajak Pada saat itu)
510.100 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi,
Faktur Pajak, Berita Acara Progress Pekerjaan

2) Pada saat menerima pembayaran Piutang


110.103 Bank (Nilai tagihan x kurs pembayaran) xxx
940.101 Pajak Kini xxx
510.105 Pendapatan Usaha Beda Kurs
(kurs pada saat penagihan < Kurs pembayaran) xxx
940.101 Pajak Kini xxx
110.302 Piutang Usaha Jasa Konstruksi
(Nilai tagihan x kurs Pada saat penagihan) xxx
510.105 Pendapatan Usaha Beda Kurs
(kurs pada saat penagihan > Kurs pembayaran) xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi,
Faktur Pajak, Berita Acara Prgress Penyelesaian

15
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

3) Jurnal Pengakuan Pendapatan/Beban beda/selisih kurs (Kantor Pusat) (Jurnal


untuk mencatat penyesuaian saldo mata uang asing sesuai neraca
pendapatan/beban beda/selisih kurs yang timbul antara tanggal pengakuan
piutang dengan saat penerimaan pembayaran piutang sebagai
Pendapatan/Beban Bukan Usaha)
Pencatatan Pendapatan
110.103 Bank xxx
810.105 Keuntungan Beda Kurs Valuta Asing xxx

Pencatatan Beban
910.104 Kerugian Beda Kurs Valuta Asing xxx
110.103 Bank xxx
Dokumen Sumber : Rekening Koran dan Laporan kurs yang berlaku pada saat
itu.

MENJADI :

a) Tagihan Bruto
Pencatatan di proyek atas Tagihan Bruto kepada Pengguna Jasa. Merupakan bagian
dari pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan ditentukan berdasarkan prosentase
volume fisik yang telah dikerjakan dikalikan harga kontrak tapi belum ditagihkan.
Dicatat pada setiap akhir bulan dengan perhitungan Tagihan Bruto tidak termasuk
PPN.

1) Mencatat Tagihan Bruto dan Pendapatan Usaha


111.611 Tagihan Bruto Kpd Pengguna Jasa (WIP) xxx
510.111/510.112 Pendapatan Usaha Diproyek Loan/Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Laporan Progres Pekerjaan, untuk akhir tahun buku
tagihan bruto harus ditambah Surat Konfirmasi Tagihan Bruto yang
ditandatangani oleh pengguna jasa.

2) Mencatat jurnal balik atas nilai prestasi pekerjaan atas Tagihan Bruto kepada
Pengguna Jasa pada sebelumnya. Dicatat pada setiap awal bulan dengan
perhitungan Tagihan Bruto tidak termasuk PPN.
510.111/510.112 Pendapatan Usaha Di Proyek Loan/Non Loan xxx
111.611 Tagihan Bruto Kpd Pengguna Jasa (WIP) xxx
Dokumen Sumber : Laporan Progres Pekerjaan Bulan Lalu, Bukti Memorial
Pelengkap Bulan Lalu.

16
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

b) Penerimaan/Pembayaran Jasa Konstruksi


1) Pencatatan Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek
(Pd)/Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang (Pj)
 Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha dipungut PPN dan PPH
Bendaharawan Sumber dana APBN/APBD-GOI
110.111/110.311 Kas/Bank xxx
930.111 Pajak Kini xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
310.713/320.113 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak,
Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka.
Note : Bukti PPh dan PPN harus sudah ditandatangani Pejabat
Bendaharawan

 Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha dipungut PPN dan PPH


Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G
110.111/110.311 Kas/Bank xxx
930.111 Pajak Kini xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
930.111 Pajak Kini xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
310.712/320.112 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak,
Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka
Note : Bukti PPh dan PPN harus sudah ditandatangani Pejabat
Bendaharawan

 Penerimaan Uang Muka Pendapatan Usaha Pengguna Jasa Pembayaran


dilakukan bukan melalui Bendaharawan :
110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
310.713/320.113 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka, Faktur Pajak,
Kwitansi, Bukti Transfer Bank, Foto Copy Jaminan Uang Muka.

17
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

2) Pecatatan Tagihan Termin :


 Sumber Dana APBN/APBD – Pembayaran melalui Bendaharawan
110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx
310.713/320.113 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Non Loan xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
510.112 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur
Pajak, Kwitansi.

 Sumber Dana LOAN, G to G – Pembayaran melalui Bendaharawan


110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx
310.712/320.112 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/Pj Loan xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
510.111 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Pekerjaan

 Proyek dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan :


110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx
310.71x/320.11x UM Pendapatan Usaha Pd/Pj Loan/Non Loan xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
510.111/510.112 PU Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur
Pajak, Kwitansi.

 Proyek Proyek Swasta :


110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi xxx
110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi xxx
310.713/320.113 Uang Muka Pendapatan Usaha Pd/PjNon Loan xxx
112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
510.112 Pendapatan Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx

18
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Kontrak, Surat Pengajuan Pembayaran Termin, Faktur


Pajak, Kwitansi.

3) Pencatatan Tagihan PPN Keluaran Retensi :


 Proyek Proyek dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan :
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Surat Pengantar, Faktur Pajak, Berita Acara Progress
Penyelesaian 100%

 Proyek Proyek Swasta :


112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
Dokumen Sumber : Surat Pengantar, Faktur Pajak, Berita Acara Progress
Penyelesaian 100%

4) Penerimaan/Pencairan Tagihan Piutang


 Penerimaan Tagihan Piutang Usaha dipungut PPN dan PPH Bendaharawan
Sumber dana APBN-GOI
110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Usaha dipungut dipungut PPN dan PPH


Bendaharawan Sumber dana LOAN, G to G
110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Usaha - Proyek Proyek Swasta dan yang


dibebaskan, sesuai dengan ketentuan Perpajakan :
110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.511/110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx
19
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,


Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Retensi dipungut PPN dan PPH Bendaharawan


Sumber dana APBN-GOI
110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.522 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Retensi dipungut PPN dan PPH Bendaharawan


Sumber dana LOAN, G to G
110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Retensi - yang dibebaskan, sesuai dengan


ketentuan Perpajakan :
110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.521/110.522 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

 Penerimaan Tagihan Piutang Retensi - Proyek Proyek Swasta, sesuai dengan


ketentuan Perpajakan :
110.111/110.311 Kas/Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx
110.522 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP,
Kwitansi, Faktur Pajak, Berita Acara Progress Penyelesaian

20
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

c) Pendapatan Eskalasi Harga


1) Pada periode disetujuinya eskalasi dilakukan jurnal sebagai berikut Proyek APBN,
LOAN dan dibebaskan (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang
berasal dari eskalasi harga yang diakui pada periode disetujuinya eskalasi oleh
pengguna jasa/pemberi kerja).
110.511/110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
510.113/510.114 Pendapatan Eskalasi Loan/Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak, BAP Eskalasi.

2) Pada periode disetujuinya eskalasi dilakukan jurnal sebagai berikut Proyek


Swasta (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari
eskalasi harga yang diakui pada periode disetujuinya eskalasi oleh pengguna
jasa/pemberi kerja).
110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx
112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
510.114 Pendapatan Eskalasi Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Kwitansi, Faktur Pajak, BAP Eskalasi.

3) Penerimaan pendapatan dari Eskalasi Proyek APBN dan dibebaskan sesuai


dengan ketentuan Perpajakan (Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang usaha
yang berasal dari eskalasi) :
110.311 Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi,
Faktur Pajak.

4) Penerimaan pendapatan dari Eskalasi Proyek LOAN, G to G (Jurnal untuk


mencatat penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi)
110.311 Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan xxx

21
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi,


Faktur Pajak.

5) Penerimaan Pendapatan dari Eskalasi Proyek Swasta (Jurnal untuk mencatat


penerimaan piutang usaha yang berasal dari eskalasi)
110.311 Bank Giro xxx
930.111 Pajak Kini xxx
112.061 PPN Keluaran yang belum diterima xxx
110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Non Loan xxx
Dokumen Sumber : Addendum Kontrak, Bukti Penerimaan Bank, BAP, Kwitansi,
Faktur Pajak.

d) Pencatatan Piutang dengan menggunakan nilai kontrak Mata Uang Asing


1) Pada Saat Mencatat Piutang
110.511/110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx
(Nilai tagihan x kurs Pada saat penagihan)
110.521/110.512 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx
310.71x/320.11x UM Pendapatan Usaha Pd/Pj Loan/Non Loan xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
(Nilai DPP x Kurs Pajak Pada saat itu)
510.115 Pendapatan Beda Kurs Proyek
(Kurs Kontrak > Kurs Penagihan) xxx
510.111/510.112 PU Jasa Konstruksi Loan/Non Loan xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
510.115 Pendapatan Beda Kurs Proyek
(Kurs Kontrak < Kurs Penagihan) xxx
Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi,
Faktur Pajak, Berita Acara Progress Pekerjaan

2) Pada saat menerima pembayaran Piutang


110.311 Bank (Nilai tagihan x kurs pembayaran) xxx
930.111 Pajak Kini xxx
510.115 Pendapatan Beda Kurs Proyek
(Kurs Penagihan > Kurs Pembayaran) xxx
930.111 Pajak Kini xxx
110.511/110.512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan/Non Loan
(Nilai tagihan x kurs Pada saat penagihan) xxx
510.115 Pendapatan Beda Kurs Proyek
(Kurs Penagihan < Kurs Pembayaran) xxx
22
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Dokumen Sumber : Kontrak, Addendum Kontrak, Bukti Tagihan, BAP, Kwitansi,


Faktur Pajak, Berita Acara Prgress Penyelesaian

3) Jurnal Pengakuan Pendapatan/Beban beda/selisih kurs (Kantor Pusat) (Jurnal


untuk mencatat penyesuaian saldo mata uang asing sesuai neraca
pendapatan/beban beda/selisih kurs yang timbul antara tanggal pengakuan
piutang dengan saat penerimaan pembayaran piutang sebagai
Pendapatan/Beban Bukan Usaha)
Pencatatan Pendapatan
110.311 Bank xxx
810.111 Keuntungan Beda Kurs Valuta Asing xxx

Pencatatan Beban
910.211 Kerugian Beda Kurs Valuta Asing xxx
110.311 Bank xxx
Dokumen Sumber : Rekening Koran dan Laporan kurs yang berlaku pada saat
itu.

7. PENDAPATAN BUKAN USAHA

SEMULA :

a) Pendapatan Investasi (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal


dari investasi pada surat berharga)
110.103/110.500 Bank/Piutang Lain-Lain xxx
810.102/820.101 Pendapatan Bunga/
Hasil Penyertaan Modal xxx
Dokumen Sumber : Dokumen Surat Berharga, Bukti Memorial.

b) Pendapatan Bunga (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan bunga dan


deposito)
110.103 Bank xxx
910.101 PPh atas Jasa Giro & Deposito xxx
810.101 Pendapatan Jasa Giro xxx
Dokumen sumber : Rekening Koran, Buku Memorial

c) Keuntungan/Kerugian Penjualan Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat penjualan


aktiva tetap dan pengakuan keuntungan/kerugian penjualan aktiva tetap yang
disebabkan harga jual di atas/di bawah nilai buku aktiva tetap).
23
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Pencatatan Keuntungan
110.101/110.103 Kas/Bank xxx
130.200 Akumulasi Penyusutan xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
810.104 Keuntungan Penjualan Aktiva tetap xxx
130.100 Aktiva Tetap xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Penerimaan Kas/Bank, Laporan
Penjualan Aktiva.
Note : PPN Keluaran dihitung berdasarkan nilai uang yang diterima

Pencatatan Kerugian
110.101/110.103 Kas/Bank xxx
130.200 Akumulasi Penyusutan xxx
910.103 Kerugian Penjualan Aktiva tetap xxx
310.501 Hutang PPN Keluaran xxx
130.100 Aktiva Tetap xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Penerimaan Kas/Bank, Laporan
Penjualan Aktiva.
Note : PPN Keluaran dihitung berdasarkan nilai uang yang diterima

MENJADI :

a) Pendapatan Bunga (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan yang berasal dari
Promissory Notes PT.PPA)
110.311/111.011 Bank/Piutang Lain-Lain xxx
910.741 Pajak Final atas Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman xxx
810.611/810.911 Pendapatan Bunga/Hasil Penyertaan Modal xxx
Dokumen Sumber : Dokumen Surat Berharga, Bukti Memorial.

b) Pendapatan Bunga (Jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan bunga dan


deposito)
110.311 Bank xxx
910.721 PPh atas Jasa Giro & Deposito xxx
810.311 Jasa Giro xxx
Dokumen sumber : Rekening Koran, Buku Memorial

c) Keuntungan/Kerugian Penjualan Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat penjualan


aktiva tetap dan pengakuan keuntungan/kerugian penjualan aktiva tetap yang
disebabkan harga jual di atas/di bawah nilai buku aktiva tetap).
24
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Pencatatan Pada saat Aktiva Tetap Setuju di Jual oleh Pemegang Saham
130.8xx Aktiva Tetap untuk di Jual xxx
130.6xx Akumulasi Penyusutan xxx
130.1xx Aktiva Tetap xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Persetujuan penjualan Aktiva Tetap oleh
Pemegang Saham.

Pencatatan Keuntungan
110.111/110.311 Kas/Bank xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
810.111 Keuntungan Penjualan Aktiva tetap xxx
130.1xx Aktiva Tetap xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Penerimaan Kas/Bank, Laporan
Penjualan Aktiva, Persetujuan penjualan Aktiva Tetap oleh Pemegang Saham.
Note : PPN Keluaran dihitung berdasarkan nilai uang yang diterima

Pencatatan Kerugian
110.111/110.311 Kas/Bank xxx
910.111 Kerugian Penjualan Aktiva tetap xxx
311.011 Utang PPN Keluaran xxx
130.1xx Aktiva Tetap xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Penerimaan Kas/Bank, Laporan
Penjualan Aktiva.
Note : PPN Keluaran dihitung berdasarkan nilai uang yang diterima

10. AKUNTANSI KERJASAMA OPERASI


SEMULA :
Proyek dengan bentuk Kerjasama Operasi dalam hal konsolidasi Laporan Keuangan
hanya dicatat Laba/Rugi bersih.
a) Job Allocation (Hanya membukukan laba (rugi) KSO)
 Pengiriman Dana Kerja Untuk KSO (Gaji, Pembelian Material dan Operasional
Lainnya).
110.306 Piutang KSO xxx
110.103 Bank xxx
Dokumen Sumber : Permintaan Dana Kerja, Kwitansi dari KSO
25
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

 Mencatat Penerimaan Uang Muka dan Termin Dari KSO (Bila disetor oleh KSO ke
Member)
110.103 Bank xxx
110.306 Piutang KSO xxx
Dokumen Sumber : Copy Rekening Koran KSO dan BA.Pembayaran dari Owner
ke KSO
 Mencatat Laba KSO
110.306 Piutang KSO xxx
520.101 Laba KSO xxx
Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan
Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP.
Note : Pencatatan Rugi Laba Bulanan KSO akhir bulan dicatat sebagai laba dan
awal bulan berikutnya dilakukan Reverse kecuali untuk pencatatan akhir tahun
 Mencatat Rugi KSO
620.101 R ugi KSO xxx
310.108 Hutang KSO xxx
Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan
Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP.
Setiap bulan Rugi KSO di reverse.
 Penutupan KSO
Jika Rugi
310.108 Hutang KSO xxx
110.306 Piutang KSO xxx
Dokumen Sumber : BA. Penutupan KSO.
Jika Laba
Maka Piutang KSO ”nihil”

26
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

b) Integrated (Hanya membukukan laba (rugi) KSO)


 Pada Saat Melakukan Setoran Modal yang telah ditetapkan dalam perjanjian
dengan KSO.
120.201 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
110.103 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Surat Persetujuan Setoran Modal, Surat Permohonan
Setoran Modal dari KSO, Kwitansi.
 Mencatat Laba KSO
120.201 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
520.101 Laba KSO xxx
Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan
Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP.
 Mencatat Rugi KSO
620.101 Rugi KSO xxx
120.201 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan
Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP.
Note : Pencatatan Rugi Laba Bulanan KSO akhir bulan dicatat sebagai laba dan
awal bulan berikutnya dilakukan Reverse kecuali untuk pencatatan akhir tahun
 Penutupan KSO
Jika Laba
110.103 Bank xxx
130.000 Aktiva Tetap xxx
120.201 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
Dokumen Sumber : BA. Pembagian Laba KSO, BA. Penyerahan Aktiva Tetap,
Laporan Keuangan Bulanan/Tahunan KSO yang telah diaudit KAP, Audit Likuidasi
oleh KAP.

27
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Jika Rugi
120.201 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
110.103 Bank xxx
Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan
Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP.
MENJADI :
Proyek dengan bentuk Kerjasama Operasi dalam hal konsolidasi Laporan Keuangan
hanya dicatat Laba/Rugi bersih.
Pencatatan Laba/Rugi KSO (Integrated & Job Allocation)
 Mencatat Laba KSO
120.211 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
510.122 Laba KSO xxx
Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan
Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP.
 Mencatat Rugi KSO
610.122 Rugi KSO xxx
120.211 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan
Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP.
Note : Pencatatan Rugi Laba Bulanan KSO akhir bulan dicatat sebagai laba dan
awal bulan berikutnya dilakukan Reverse kecuali untuk pencatatan akhir tahun

Khusus KSO Job Allocation


 Pengiriman Dana Kerja Untuk KSO (Gaji, Pembelian Material dan Operasional
Lainnya).
110.532 Piutang Waskita pada KSO xxx
110.311 Bank xxx
Dokumen Sumber : Permintaan Dana Kerja, Kwitansi dari KSO, BA Utang-piutang
dengan KSO.

28
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

 Mencatat Penerimaan Uang Muka dan Termin Dari KSO (Bila disetor oleh KSO ke
Member)
110.311 Bank xxx
310.171 Utang KSO xxx
Dokumen Sumber : Copy Rekening Koran KSO dan BA.Pembayaran dari Owner
ke KSO
 Penutupan KSO
Jika Rugi
310.171 Utang KSO xxx
110.532 Piutang Waskita pada KSO xxx
Dokumen Sumber : BA. Penutupan KSO.
Jika Laba
Maka Piutang Waskita pada KSO ”nihil”
Khusus KSO Integrated
 Pada Saat Melakukan Setoran Modal yang telah ditetapkan dalam perjanjian
dengan KSO.
120.211 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
110.311 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Surat Persetujuan Setoran Modal, Surat Permohonan
Setoran Modal dari KSO, Kwitansi.

 Penutupan KSO
Jika Laba
Penyetoran Laba dalam bentuk Tunai
110.311 Bank xxx
120.211 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
Dokumen Sumber : BA. Pembagian Laba KSO, Laporan Keuangan
Bulanan/Tahunan KSO yang telah diaudit KAP, Audit Likuidasi oleh KAP.

29
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Penyetoran Laba dalam bentuk Penyerahan Aktiva Tetap


130.xxx Aktiva Tetap xxx
120.211 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
Dokumen Sumber : BA. Pembagian Laba KSO, BA. Penyerahan Aktiva Tetap,
Laporan Keuangan Bulanan/Tahunan KSO yang telah diaudit KAP, Audit Likuidasi
oleh KAP.

Jika Rugi
120.211 Bagian Partisipasi Pada KSO xxx
110.311 Bank xxx
Dokumen sumber : Laporan Keuangan Bulanan dari KSO/Laporan Keuangan
Tahunan KSO yang telah diaudit oleh KAP.

11. TRANSAKSI DENGAN AKTIVA TETAP


SEMULA :
a) Pembelian Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap)
130.100 Aktiva Tetap xxx
110.801 PPN Masukan xxx
110.103/320.204 Bank/Beban Yg Blm Dibayar xxx
Dokumen Sumber : Bukti Pengeluaran Bank, Laporan Penerimaan Barang, Surat
Persetujuan Investasi Aktiva Tetap.
b) Pencatatan Beban Penyusutan
780.100 Beban Penyusutan xxx
131.200 Akumulasi Penyusutan xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Memorial, Perhitungan Penyusutan
Aktiva Tetap.

30
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

MENJADI :
a) Pembelian Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat pembelian aktiva tetap)
130.xxx Aktiva Tetap xxx
111.411 PPN Masukan xxx
311.021 Utang PPN Wapu xxx
110.311/311.1xx Bank/Beban Yg Blm Dibayar xxx
Dokumen Sumber : Bukti Pengeluaran Bank, Laporan Penerimaan Barang, Surat
Persetujuan Investasi Aktiva Tetap.
b) Pencatatan Beban Penyusutan
770.xxx Beban Penyusutan xxx
130.xxx Akumulasi Penyusutan xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, Bukti Memorial, Perhitungan Penyusutan
Aktiva Tetap.
c) Pencatatan Revaluasi Aktiva Tetap (surplus revaluasi)
130.xxx Aktiva Tetap xxx
440.111 Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, BA Penilaian kembali Aktiva Tetap.
d) Pencatatan Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan
130.xxx Aktiva Tetap xxx
150.111 Investasi Bangunan dalam Pelaksanaan xxx
Dokumen Sumber : Daftar Aktiva Tetap, BA Progress Phisik.

12. TRANSAKSI TERKAIT DENGAN MODAL


SEMULA :
a) Revaluasi Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat revaluasi aktiva tetap dan selisih lebih
revaluasi)
130.100 Aktiva Tetap xxx
410.201 Keuntungan (kerugian) Revaluasi Aset Tetap xxx
Dokumen Sumber : Laporan Aktuaria, Bukti Memorial.
Catatan : Akun Selisih Revaluasi Aktiva Tetap merupakan unsur Ekuitas.
31
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

MENJADI :
a) Revaluasi Aktiva Tetap (Jurnal untuk mencatat revaluasi aktiva tetap dan selisih lebih
revaluasi)
130.xxx Aktiva Tetap xxx
311.041 Utang Pajak Revaluasi xxx
440.111 Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap xxx
Dokumen Sumber : Laporan Aktuaria, Bukti Memorial.
Catatan : Akun Selisih Revaluasi Aktiva Tetap merupakan unsur Ekuitas.

b) Penerbitan Obligasi (Jurnal untuk mencatat penerimaan atas penerbitan Obligasi)


110.311 Bank Giro xxx
340.401 Utang Obligasi xxx

c) Pembayaran Bunga Obligasi (Jurnal untuk mencatat Utang Bunga Obligasi)


761.212 Beban Bunga Obligasi xxx
311.025 Utang PPh Pasal 4 (2) xxx
110.311 Bank Giro/Utang Bunga Obligasi xxx

d) Pembayaran biaya penerbitan Obligasi


112.051 Biaya Dibayar Dimuka xxx
110.311 Bank Giro xxx

e) Mencatat Amortisasi Biaya Penerbitan Obligasi


761.213 Beban Penerbitan Obligasi xxx
112.051 Biaya Dibayar Dimuka xxx

f) Amortisasi Propisi Pinjaman Kredit (Jurnal untuk mencatat amortisasi propisi


pinjaman atas pencairan Pinjaman Bank)
920.111 Beban Pinjaman xxx
112.051 Biaya Dibayar Dimuka xxx

32
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

KODE PERKIRAAN
(CHART OF ACCOUNT)

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management


Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero)

1
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

DAFTAR ISI

Halaman

1. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
2. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)........................................................................ 3
3. DAFTAR AKUN GL - NERACA......................................................................................... 4
4. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF ........................................................................ 11
5. DAFTAR AKUN GL – LABA RUGI .................................................................................. 11

2
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

1. PENDAHULUAN
Akun General Ledger (GL) atau natural account adalah satu set akun yang menjadi basis
untuk menyimpan, mengakses, dan melaporkan semua informasi keuangan suatu entitas,
yaitu bagian dari keseluruhan akun suatu entitas yang menunjukkan aktivitas keuangan
dipandang secara murni dari sudut akuntansi.

Akun general ledger disusun berdasarkan financial statement approach. Dengan


pendekatan ini, klasifikasi akun yang dicantumkan dalam laporan posisi keuangan
(neraca) dan laporan laba-rugi (komprehensif) dipakai sebagai basis pengklasifikasian
akun general ledger.

Natural accounts merupakan wadah yang digunakan untuk menyimpan data keuangan
yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

2. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)


Laporan posisi keuangan (neraca) terdiri dari aset, kewajiban (liabilitas), dan ekuitas.

PSAK No. 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa
entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang sebagai klasifikasi terpisah dalam laporan posisi keuangan (neraca), kecuali
penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat
diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan seluruh aset
dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas.

Perusahaan mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika :


AL-1. Perusahaan mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk
menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal (termasuk aset yang
dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian siklus operasi normal
meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu
dua belas bulan setelah periode pelaporan);
AL-2. Perushaan memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan (termasuk aset keuangan
kategori dimiliki untuk diperdagangkan sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006);
AL-3. Perusahaan mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas
bulan setelah periode pelaporan (termasuk bagian lancar dari aset keuangan tidak
lancar sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006); atau
AL-4. Kas atau setara kas, seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 2 (Revisi 2009),
kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk
menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan.

Jika terdapat asset yang tidak sesuai klasifikasi tersebut diatas, maka Perusahaan
mengklasifikasikan sebagai aset tidak lancar (ATL).

3
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika:


LL-1. Perusahaan mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normalnya;
LL-2. Perusahaan memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
LL-3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas
bulan setelah periode pelaporan; atau
LL-4. Perusahaan tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas
selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Jika terdapat liabilitas yang tidak sesuai klasifikasi tersebut diatas, maka perusahaan
mengklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang (LTL).

3. DAFTAR AKUN GL - NERACA

Klasifikasi/ Deskripsi/
WKAK NAMA AKUN
Kriteria Ref. PSAK
ASET
ASET LANCAR
KAS DAN SETARA KAS
110111 Kas AL-1, AL-4 2, 50, 55, 60
110211 Uang Dalam Perjalanan AL-1, AL-4 2, 50, 55, 60
110311 Bank Giro AL-1, AL-4 2, 50, 55, 60
110411 Deposito Berjangka AL-1, AL-4 2, 50, 55, 60

INVESTASI JANGKA PENDEK


110412 Wesel Tagih AL-1, AL-3 2, 50, 55, 60
110413 Investasi Jangka Pendek AL-1, AL-3 2, 50, 55, 60

PIUTANG USAHA
110511 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Loan AL-1, AL-3 50, 55, 60
110512 Piutang Usaha Jasa Konstruksi non Loan AL-1, AL-3 50, 55, 60
110611 Piutang Usaha Rumah Siap Huni AL-1, AL-3 50, 55, 60
110612 Piutang Usaha Tanah Kavling Siap Bangun AL-1, AL-3 50, 55, 60
110621 Piutang Sewa Gedung AL-1, AL-3 50, 55, 60
110532 Piutang Waskita pada KSO AL-1, AL-3 50, 55, 60
110711 Cadangan Penurunan Nilai Piutang AL-1, AL-3 50, 55, 60

PIUTANG RETENSI
110521 Piutang Retensi Jasa Konstruksi Loan AL-1, AL-3 50, 55, 60
110522 Piutang Retensi Jasa Konstruksi non Loan AL-1, AL-3 50, 55, 60
110523 Cadangan Penurunan Nilai Piutang Retensi AL-1, AL-3 50, 55, 60

4
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
WKAK NAMA AKUN
Kriteria Ref. PSAK
PIUTANG LAIN-LAIN
111021 Piutang Kepada Pegawai AL-1, AL-3 50, 55, 60
111022 Piutang Kepada Koperasi Pegawai AL-1, AL-3 50, 55, 60
111023 Piutang Kepada BUMN AL-1, AL-3 50, 55, 60
111011 Piutang Lain-Lain AL-1, AL-3 50, 55, 60
110524 Cadangan Penurunan Nilai Piutang Lain-lain AL-1, AL-3 50, 55, 60

PERSEDIAAN
111511 Persediaan Material AL-1, AL-2 14, 48
111531 Persediaan Tanah Sarana Papan AL-1, AL-2 13, 44, 48
111521 Persediaan Rumah Siap Huni Sarana Papan AL-1, AL-2 13, 44, 48
111522 Persediaan Tanah Kavling Siap Bangun Sarana Papan AL-1, AL-2 13, 44, 48
111541 Persediaan Barang Dagangan AL-1, AL-2 14, 48

TAGIHAN BRUTO KEPADA PENGGUNA JASA


111611 Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa ( WIP ) AL-1, AL-3 34, 50, 55, 60

PAJAK DIBAYAR DIMUKA


111411 PPN Masukan AL-1 46
112041 Saldo PPN Masukan Lebih Bayar AL-1 46
112061 PPN Keluaran Yang Belum Diterima
111421 Uang Muka PPh Pasal 22 AL-1 46
111422 Uang Muka PPh Pasal 23 (Pendapatan Bunga) AL-1 46
111423 Uang Muka PPh Pasal 25 AL-1 46

UANG MUKA OPERASIONAL


111211 Uang Muka Beban Kontrak AL-1 50, 55, 60
111221 Uang Muka Beban Umum & Administrasi AL-1 50, 55, 60

UANG MUKA MITRA KERJA


111231 Uang Muka Supplier AL-1 50, 55, 60
111233 Uang Muka Subkontraktor AL-1 50, 55, 60
111234 Uang Muka Sewa Alat AL-1 50, 55, 60

BIAYA DIBAYAR DIMUKA


112011 Kontrak/Sewa Rumah Jangka Pendek AL-1 1
112021 Premi Asuransi AL-1 1
112031 Pendapatan Yang Masih Harus Diterima AL-1 1, 23
112051 Biaya Dibayar Dimuka AL-1 1

5
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
WKAK NAMA AKUN
Kriteria Ref. PSAK
BIAYA DIBAYAR DIMUKA SARANA PAPAN
111810 PSPDP Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111811 PSPDP Tanah Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111821 PSPDP Bangunan/Konstruksi Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111831 PSPDP Desain Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111841 PSPDP Prasarana Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111851 PSPDP Persiapan dan Penyelesaian Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111861 PSPDP Administrasi Proyek Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111871 PSPDP Pemasaran Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111881 PSPDP Perijinan/rupa-rupa Sarana Papan AL-1 1, 13, 44
111891 PSPDP Bank Sarana Papan AL-1 1, 13, 44

JAMINAN LANCAR
110911 Jaminan Konstruksi AL-1, AL-3 1, 34
110921 Jaminan Sertifikat AL-1, AL-3 1, 34
110931 Jaminan IMB AL-1, AL-3 1, 34
110941 Jaminan Tender AL-1, AL-3 1, 34
110942 Jaminan Pelaksanaan AL-1, AL-3 1, 34
110943 Jaminan Investasi AL-1, AL-3 1, 34
110944 Jaminan Uang Muka AL-1, AL-3 1, 34

PERKIRAAN INTERN ASET


110811 Piutang Usaha Jasa Konstruksi Internal AL-1 1
110821 Piutang Sewa Alat Internal AL-1 1
110831 Piutang Sewa Gedung Internal AL-1 1
111711 Tagihan Bruto Internal Kepada Pengguna Jasa (WIP) AL-1 1
111311 Uang Muka Internal AL-1 1

ASET TIDAK LANCAR


INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
ATL 1, 4, 15, 22, 38,
120111 Penyertaan 40, 48

INVESTASI PADA KERJA SAMA OPERASIONAL


120211 Bagian Partisipasi pada KSO ATL 1, 12, 39, 48

ASET TETAP
130111 Tanah ATL 1, 16, 30, 47, 48
130211 Gedung (gol. IV/5%) ATL 1, 16, 30, 48
130311 Perlengkapan Kantor gol. I ATL 1, 16, 30, 48
130321 Perlengkapan Kantor gol. II ATL 1, 16, 30, 48

6
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
WKAK NAMA AKUN
Kriteria Ref. PSAK
130411 Peralatan Proyek gol. I ATL 1, 16, 30, 48
130421 Peralatan Proyek gol. II ATL 1, 16, 30, 48
130431 Peralatan Proyek gol. III ATL 1, 16, 30, 48
130511 Kendaraan ATL 1, 16, 30, 48
130811 Aktiva Tetap untuk di Jual ATL 1, 16, 30, 48

AKUMULASI PENYUSUTAN
130611 Akumulasi Penyusutan Gedung ATL 1, 16, 30, 48
130621 Akumulasi Penyusutan Perlengkapan Kantor gol. I ATL 1, 16, 30, 48
130622 Akumulasi Penyusutan Perlengkapan Kantor gol. II ATL 1, 16, 30, 48
130631 Akumulasi Penyusutan Peralatan Proyek gol. I ATL 1, 16, 30, 48
130632 Akumulasi Penyusutan Peralatan Proyek gol. II ATL 1, 16, 30, 48
130633 Akumulasi Penyusutan Peralatan Proyek gol. III ATL 1, 16, 30, 48
130641 Akumulasi Penyusutan Kendaraan ATL 1, 16, 30, 48

ASET TIDAK BERWUJUD


130711 Hak Patent ATL 1, 19
130712 Goodwill ATL 1, 19, 22
130714 Amortisasi Aset Tidak Berwujud ATL 1, 19, 22

ASET LAIN-LAIN
150211 Kontrak Sewa Jangka Panjang ATL 1
150311 Beban Kontrak Yang Ditangguhkan ATL 1
150331 Persediaan Beku ATL 1, 48
150332 Penurunan Nilai Persediaan Beku AL-1, AL-3 50, 55
150711 Jaminan Jangka Panjang ATL 1, 50, 55
150712 Kas & Bank yang dibatasi penggunaannya ATL 1, 2, 50, 55
150713 Jaminan Provisi Garansi Bank ATL 1, 50, 55

PERKIRAAN PERANTARA
210111 H/P Internal Pusat-Unit Usaha (Dana Kerja/BF) AL-1 1
210211 Hutang/piutang Internal Antar Unit Usaha AL-1 1
210311 Hutang/piutang Internal dlm Unit Usaha AL-1 1
220111 Penampungan Laba/rugi Divisi AL-1 1
260111 Ayat-ayat silang AL-1 1
270111 H/K Divisi dengan Proyek AL-1 1
270112 H/K Wilayah/Divisi dengan Cabang AL-1 1
270113 H/K Cabang dengan Cabang AL-1 1

KEWAJIBAN (LIABILITAS) DAN EKUITAS PEMEGANG


SAHAM

7
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
WKAK NAMA AKUN
Kriteria Ref. PSAK
KEWAJIBAN (LIABILITAS) LANCAR
HUTANG USAHA
310111 Hutang Supplier LL-1, LL-3 1, 50, 55
310112 Hutang Retensi Supplier LL-1, LL-3 1, 50, 55
310121 Hutang Upah Kerja (Borongan/Harian) LL-1, LL-3 1, 50, 55
310131 Hutang Subkontraktor LL-1, LL-3 1, 50, 55
310132 Hutang Retensi Subkontraktor LL-1, LL-3 1, 50, 55
310141 Hutang Sewa Alat LL-1, LL-3 1, 50, 55
310151 Hutang BUA Proyek LL-1, LL-3 1, 50, 55
310171 Hutang (Kerugian) KSO LL-1, LL-3 1, 50, 55
310191 Hutang KMK LL-1, LL-3 1, 50, 55
310192 Hutang Uang Muka Pihak ke-III LL-1, LL-3 1, 50, 55

WESEL BAYAR
310181 Wesel Bayar LL-1, LL-3 1, 50, 55

PINJAMAN JANGKA PENDEK


310611 Pinjaman Bank Jangka Pendek LL-1, LL-3, LL-4 1, 50, 55
311211 Pinjaman Non Bank Jangka Pendek LL-1, LL-3, LL-4 1, 50, 55

HUTANG BRUTO PADA PIHAK III


310211 Hutang Bruto Kepada Subkontraktor ( WIP) LL-1, LL-3 1, 34, 50, 55, 57
Hutang Bruto Subkontraktor Sarana Papan (Cadangan LL-1, LL-3 1, 34, 50, 55, 57
310311 Beban )

HUTANG PAJAK
311011 Hutang PPN Keluaran LL-1, LL-3 1, 46
311012 Hutang PPN Masukan LL-1, LL-3 1, 46
311021 Hutang PPN Wapu LL-1, LL-3 1, 46
311022 Hutang PPh Pasal 21/26 LL-1, LL-3 1, 46
311023 Hutang PPh Pasal 22 LL-1, LL-3 1, 46
311024 Hutang PPh Pasal 23 LL-1, LL-3 1, 46
311025 Hutang PPh Pasal 4 (2) (Subkon) LL-1, LL-3 1, 46
311027 Hutang PPh Final /Jasa Konstruksi LL-1, LL-3 1, 46
311041 Hutang Pajak Revaluasi LL-1, LL-3 1, 46
311051 Hutang Bea Pengalihan Hak Atas Tanah & Bangunan LL-1, LL-3 1, 46

UANG MUKA KONTRAK JANGKA PENDEK


310711 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek LL-1, LL-3 1, 23, 34, 50, 55
310712 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Loan LL-1, LL-3 1, 23, 34, 50, 55
310713 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Non Loan LL-1, LL-3 1, 23, 34, 50, 55

8
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
WKAK NAMA AKUN
Kriteria Ref. PSAK
LL-1, LL-3 1, 13, 23, 34, 44,
310811 Uang Muka Pembelian Rumah Siap Huni 50, 55
LL-1, LL-3 1, 13, 23, 34, 44,
310812 Uang Muka Pembelian Tanah Kapling 50, 55

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR


311111 Hutang Beban Pegawai Yang Belum Dibayar LL-1, LL-3 1, 50, 55, 57
311131 Hutang Beban Kantor Yang Belum Dibayar LL-1, LL-3 1, 50, 55, 57
311141 Hutang Beban Perjalanan/Kendaraan Yg Belum Dibayar LL-1, LL-3 1, 50, 55, 57
311151 Hutang Beban Gedung Yang Belum Dibayar LL-1, LL-3 1, 50, 55, 57
311161 Hutang Beban Umum Yang Belum Dibayar LL-1, LL-3 1, 50, 55, 57
311171 Hutang Bunga Belum Dibayar LL-1, LL-3 1, 26, 50, 55, 57

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA


311181 Pendapatan diterima dimuka LL-1, LL-3 1, 23, 50, 55

BAG. KEWAJIBAN (LIABILITAS) JANGKA PANJANG YG


AKAN JATUH TEMPO
Bagian Kewajiban (Liabilitas) Jangka Panjang yang akan LL-1, LL-3 1, 50, 55
311191 Jatuh Tempo

KEWAJIBAN (LIABILITAS) LANCAR LAIN-LAIN


311311 Hutang Jasa Produksi LL-1, LL-3 1, 50, 55
311321 Hutang Deviden LL-1, LL-3 1, 50, 55
311322 Hutang Tantiem LL-1, LL-3 1, 50, 55
311331 Hutang Iuran Jamsostek LL-1, LL-3 1, 50, 55
311341 Hutang Iuran DPLK LL-1, LL-3 1, 50, 55
311351 Hutang Dana PUKK/PKBL LL-1, LL-3 1, 50, 55
311361 Hutang Jaminan Sewa Gedung LL-1, LL-3 1, 50, 55

HUTANG INTERNAL
310411 Hutang Subkontraktor Internal LL-1 1
310421 Hutang Sewa Alat Internal LL-1 1
310431 Hutang Sewa Gedung Internal LL-1 1
310511 Prestasi Kerja Subkon. Internal yg belum di-BA-kan LL-1 1
310911 Uang Muka Pendapatan Usaha Internal LL-1 1

KEWAJIBAN (LIABILITAS) TIDAK LANCAR


UM KONTRAK JANGKA PANJANG
320111 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang LTL 1, 50, 55
320112 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Loan LTL 1, 50, 55
320113 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Non Loan LTL 1, 50, 55

9
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
WKAK NAMA AKUN
Kriteria Ref. PSAK
PINJAMAN JANGKA PANJANG
320211 Pinjaman Bank Jangka Panjang LTL 1, 50, 55
320212 Pinjaman Non Bank Jangka Panjang LTL 1, 50, 55

HUTANG SEWA GUNA USAHA


320411 Hutang Sewa Guna Usaha LTL 1, 30

HUTANG OBLIGASI
320511 Hutang Obligasi LTL 1, 50, 55

KEWAJIBAN (LIABILITAS) TIDAK LANCAR LAINNYA


311371 Hutang Cadangan Pesangon LTL 1, 24

HUTANG SUBORDINASI
320611 Hutang Subordinasi LTL 1, 50, 55

HUTANG OBLIGASI KONVERSI


320711 Obligasi Konversi LTL 1, 50, 55

EKUITAS
EKUITAS PEMEGANG SAHAM
MODAL
410111 Modal Saham Disetor E 1
420111 Tambahan Modal Disetor E 1

SELISIH PENILAIAN
440111 Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap E 1, 46
440112 Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan E 1, 10

SALDO LABA
Saldo Laba Sudah Ditentukan Penggunaannya ( Cadangan E 1, 25
430111 Umum )
Saldo Laba Belum Ditentukan Penggunaannya Laba (Rugi) E 1, 25
450111 Tahun Lalu
Laba (Rugi) Tahun Berjalan (Saldo Laba Belum Ditentukan E 1, 25
460111 Penggunaannya)

10
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

4. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


PSAK No. 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa
mulai 1 Januari 2011 entitas menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui
dalam satu periode:
(a) Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif; atau
(b) Dalam bentuk dua laporan:
(i) Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi
terpisah); dan
(ii) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen
pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).

5. DAFTAR AKUN GL – LABA RUGI


Daftar akun untuk laporan laba rugi (LR) dan laba rugi komprehensif (LRK) sebagai
berikut:

Klasifikasi/ Deskripsi/
NAMA AKUN
WKAK Kriteria Ref. PSAK
PENDAPATAN
PENDAPATAN USAHA
PENDAPATAN JASA KONSTRUKSI
510111 Pendapatan Usaha Di Proyek Porsi Loan LR 1, 5, 23, 34
510112 Pendapatan Usaha Di Proyek Porsi non Loan LR 1, 5, 23, 34
510113 Pendapatan Eskalasi Loan LR 1, 5, 23, 34
510114 Pendapatan Eskalasi non Loan LR 1, 5, 23, 34
510115 Pendapatan (Kerugian) Beda Kurs LR 1, 5, 23, 34

PENDAPATAN SEWA GEDUNG


510231 Pendapatan Sewa Gedung External LR 1, 5, 13, 23

PENDAPATAN RUMAH SIAP HUNI


510211 Pendapatan Sarana Papan Rumah Siap Huni LR 1, 5, 13, 23, 44

PENDAPATAN TANAH KAVLING SIAP BANGUN


510221 Pendapatan Sarana Papan Tanah Kavling Siap Bangun LR 1, 5, 13, 23, 44

PENDAPATAN INTERNAL
520111 Pendapatan Usaha Di Proyek Internal LR 1, 5
520211 Pendapatan Sewa Gedung Internal LR 1, 5

BEBAN KONTRAK
BEBAN JASA KONSTRUKSI
BEBAN JASA KONSTRUKSI EKTERNAL

11
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
NAMA AKUN
WKAK Kriteria Ref. PSAK
610111 Beban Kontrak External – Bahan LR 1, 5, 34
610112 Beban Kontrak External – Upah LR 1, 5, 34
610113 Beban Kontrak External - Subkontraktor LR 1, 5, 34
610114 Beban Kontrak External - Peralatan LR 1, 5, 34
610115 Beban Kontrak External - Persiapan dan Penyelesaian LR 1, 5, 34
610116 Beban Kontrak External - Administrasi Proyek LR 1, 5, 34
610117 Beban Kontrak External - Pemasaran LR 1, 5, 34
LR 1, 5, 26, 34,
610118 Beban Kontrak External – Bank 50, 55

BEBAN SEWA GEDUNG


610231 Beban Gedung Eksternal - Listrik LR 1, 5
610232 Beban Gedung Eksternal - Kebersihan LR 1, 5
610233 Beban Gedung Eksternal - Pemeliharaan LR 1, 5

BEBAN RUMAH SIAP HUNI


610211 HPP Rumah Sarpan - Tanah LR 1, 5, 44, 47
610212 HPP Rumah Sarpan - Bangunan/Konstruksi LR 1, 5, 44
610213 HPP Rumah Sarpan - Design LR 1, 5, 44
610214 HPP Rumah Sarpan - Prasarana LR 1, 5, 44
610215 HPP Rumah Sarpan - Persiapan dan Penyelesaian LR 1, 5, 44
610216 HPP Rumah Sarpan - Administrasi Proyek LR 1, 5, 44
610217 HPP Rumah Sarpan - Pemasaran LR 1, 5, 44
610218 HPP Rumah Sarpan - Perijinan/rupa-rupa LR 1, 5, 44
610219 HPP Rumah Sarpan - Bank LR 1, 5, 26, 50, 55

BEBAN TANAH KAVLING SIAP BANGUN


610221 HPP Kavling - Tanah LR 1, 5, 44, 47
610223 HPP Kavling - Design LR 1, 5, 44
610224 HPP Kavling - Prasarana LR 1, 5, 44
610225 HPP Kavling - Persiapan dan Penyelesaian LR 1, 5, 44
610226 HPP Kavling - Administrasi Proyek LR 1, 5, 44
610227 HPP Kavling - Pemasaran LR 1, 5, 44
610228 HPP Kavling - Perizinan/rupa-rupa LR 1, 5, 44
610229 HPP Kavling - Bank LR 1, 5, 26, 50, 55

BEBAN INTERNAL
620111 Beban Internal - Bahan LR 1, 5
620112 Beban Internal - Upah LR 1, 5
620113 Beban Internal - Subkontraktor LR 1, 5
620114 Beban Internal - Peralatan LR 1, 5
620115 Beban Internal - Persiapan dan Penyelesaian LR 1, 5

12
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
NAMA AKUN
WKAK Kriteria Ref. PSAK
620116 Beban Internal - Administrasi Proyek LR 1, 5
620117 Beban Internal - Pemasaran LR 1, 5
620118 Beban Internal - Bank LR 1, 5

BEBAN SEWA GEDUNG INTERNAL


620211 Beban Gedung Internal - Listrik LR 1, 5
620212 Beban Gedung Internal - Kebersihan LR 1, 5
620213 Beban Gedung Internal - Pemeharaan LR 1, 5

LABA KOTOR = PENDAPATAN USAHA - BEBAN


USAHA

BAGIAN LABA(RUGI) KERJA SAMA OPERASI =


Laba (Rugi) KSO
510122 Laba KSO LR 1, 5, 39
610122 Rugi KSO LR 1, 5, 39

LABA SETELAH BAGIAN LABA(RUGI) KERJASAMA


OPERASI =
>> Laba Kotor + Bagian Laba (Rugi) KSO

BEBAN USAHA
BEBAN PENJUALAN
BEBAN PENJUALAN
760411 Beban Tender LR 1, 5, 46
760511 Beban Iklan LR 1, 5, 46
760611 Beban Pemasaran LR 1, 5, 46

BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI


BEBAN PEGAWAI
710111 Beban Gaji Pokok (paket gaji) LR 1, 5, 24, 46
710115 Beban Tunjangan Tetap (PPh) LR 1, 5, 24, 46
710116 Beban Tunjangan Tidak Tetap LR 1, 5, 24, 46
710117 Beban Lembur LR 1, 5, 24, 46
710124 Beban Pendidikan dan Pelatihan LR 1, 5, 24, 46
710122 Beban Jamsostek LR 1, 5, 24, 46
710123 Beban Pesangon LR 1, 5, 24, 46
710125 Beban Perawatan Kesehatan LR 1, 5, 24, 46
710126 Beban Kesejahteraan Karyawan LR 1, 5, 24, 46
720131 Beban Cuti Tahunan LR 1, 5, 24, 46
720141 Beban Cuti Besar LR 1, 5, 24, 46

13
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
NAMA AKUN
WKAK Kriteria Ref. PSAK
BEBAN JASA PRODUKSI, TANTIEM, dan THR
720111 Beban Bonus/THR LR 1, 5, 24, 46
720121 Beban Jasa Produksi LR 1, 5, 24, 46
720122 Beban Tantiem LR 1, 5, 24, 46

BEBAN KANTOR
730111 Beban Perlengkapan Kantor LR 1, 5, 46
730211 Beban Postel LR 1, 5, 46
730311 Beban Buku Ilmu Pengetahuan LR 1, 5, 46
730411 Beban Surat Kabar dan Majalah LR 1, 5, 46
730511 Beban Rumah Tangga LR 1, 5, 46
730611 Beban Keamanan LR 1, 5, 46
730711 Beban Pemeliharaan Alat Kantor LR 1, 5, 46
730811 Beban Sewa Peralatan Kantor LR 1, 5, 46

BEBAN PERJALANAN
740111 Beban Perjalanan Dinas LR 1, 5, 46
740211 Beban Eksploitasi Kendaraan LR 1, 5, 46
740311 Beban Pemeliharaan Kendaraan LR 1, 5, 46
740411 Beban Ijin dan Pajak Kendaraan Bermotor LR 1, 5, 46
740511 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota LR 1, 5, 46
740611 Asuransi Kendaraan LR 1, 5, 46

BEBAN GEDUNG
750111 Beban Air/Listrik/Gas LR 1, 5, 46
750211 Beban Sewa Gedung LR 1, 5, 46
750311 Beban Pajak Bumi dan Bangunan LR 1, 5, 46
750411 Beban Asuransi Gedung LR 1, 5, 46
750511 Beban Perawatan Gedung LR 1, 5, 46

BEBAN UMUM
760111 Beban Tenaga Ahli LR 1, 5, 46
760211 Beban Rapat Kerja LR 1, 5, 46
760311 Beban Bank LR 1, 5, 46, 50, 55
760512 Beban Sumbangan/ Karangan bunga LR 1, 5, 46
760612 Beban Representasi tamu LR 1, 5, 46
760711 Beban Penagihan Piutang LR 1, 5, 46
760811 Beban Pindah Pegawai/Mutasi LR 1, 5, 24, 46
760911 Beban Premi Purna Jabatan Direksi LR 1, 5, 24, 46
761011 Beban Penelitian dan Pengembangan Teknologi LR 1, 5, 46
761111 Beban Program kerja Dewan komisaris LR 1, 5, 46

14
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
NAMA AKUN
WKAK Kriteria Ref. PSAK
LR 1, 5, 19, 22,
761211 Beban Persiapan Privatisasi 46, 48, 50, 55
761212 Beban Bunga Obligasi LR
761213 Beban Penerbitan Obligasi LR

BEBAN PENYUSUTAN ASET TETAP


770111 Beban Penyust. Aset Tetap Selain Peralt. Proy LR 1, 16, 48
770211 Beban Penyusutan Peralatan Proyek LR 1, 16, 48

BEBAN PENURUNAN NILAI PIUTANG


780111 Beban Penurunan Nilai Piutang Usaha LR 1, 50, 55
780112 Beban Penurunan Nilai Piutang Retensi LR 1, 50, 55
780211 Beban Penurunan Nilai Piutang Lain-lain LR 1, 50, 55
790211 Beban Penurunan Nilai Aktiva Lain-lain LR 1, 50, 55
>> Jumlah Beban Usaha =
>> Beban Penjualan + B. Umum & Adm.

LABA USAHA =
>> Laba Stlh. Bag. Laba(Rugi) KSO - Beban Usaha

PENDAPATAN (BEBAN) BUKAN USAHA


PENDAPATAN KEUANGAN
810311 Pendapatan Bunga aras Jasa Giro LR 1, 50, 55
810611 Pendapatan Bunga atas Deposito LR 1, 50, 55
910721 PPh Final Atas Jasa Giro dan Deposito
810712 Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman BUMN LR 1, 50, 55
910741 PPh Final Atas Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman

BEBAN BANK
920111 Beban Bunga Pinjaman LR 1, 26, 50, 55
920112 Beban Administrasi & Provisi Pinjaman LR 1, 26, 50, 55

LABA (RUGI) PENJUALAN ASET TETAP


810111 Keuntungan Penjualan Aktiva Tetap LR 1, 16
910111 Kerugian Penjualan Aktiva Tetap LR 1, 16

LABA (RUGI) KURS - BERSIH


810211 Keuntungan Beda Kurs Valuta Asing LR 1, 10
910211 Kerugian Beda Kurs Valuta Asing LR 1, 10

PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN BERSIH


811011 Penghapusan Hutang LR 1, 25, 57

15
PT. WASKITA KARYA (Persero)
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 2 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
KODE PERKIRAAN

Klasifikasi/ Deskripsi/
NAMA AKUN
WKAK Kriteria Ref. PSAK
811111 Pendapatan Klaim Asuransi LR 1, 25, 57
811411 Pendapatan Piutang Yang Sudah Disisihkan LR 1, 25, 57
910311 UM Pajak Yg Tdk Dpt Di Kompensasi & Restitusi LR 1, 25, 46, 57
910411 Beban Pajak Kurang Bayar LR 1, 25, 46, 57

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN =


>> Laba Usaha + Pendapatan (Beban) Bukan
Usaha

BAGIAN LABA(RUGI) PERUSAHAAN ASOSIASI


811611 Keuntungan Anak Perusahaan LR 1, 4, 15, 22
911012 Kerugian Anak Perusahaan LR 1, 4, 15, 22

LABA SETELAH BAGIAN LABA(RUGI) PERUSAHAAN


ASOSIASI =
>> Laba Sebelum Pajak Penghasilan + Bagian
Laba(Rugi) Perush. Asosiasi

TAKSIRAN(BEBAN)/MANFAAT PAJAK
PENGHASILAN
930111 Pajak Kini LR 1, 46
930112 Pajak Tangguhan LR 1, 46

LABA BERSIH PERIODE BERJALAN


>> Laba Stlh. Bag. Laba(Rugi) Perush. Asosiasi -
Taksiran(Beban)/Manfaat PPH

ATRIBUSI LABA RUGI


Jumlah Laba (Rugi) yang dapat diatribusikan kepada LR 1
480111 Pemilik Entitas Induk
Jumlah Laba (Rugi) Komprehensif yang dapat LRK 1
480211 diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk

LABA PER SAHAM


490111 Dasar dan dilusian LR 1, 56

16
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PENAMBAHAN KODE PERKIRAAN


(CHART OF ACCOUNT)
PW AKUNTANSI

1
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PENAMBAHAN KODE AKUN :

WKAK NAMA AKUN


112061 PPN Keluaran Yang Belum Diterima
111231 Uang Muka Supplier
111233 Uang Muka Subkontraktor
111234 Uang Muka Sewa Alat
130811 Aktiva Tetap untuk di Jual
310192 Hutang Uang Muka Pihak ke-III
311011 Hutang PPN Keluaran
311012 Hutang PPN Masukan
311021 Hutang PPN Wapu
311025 Hutang PPh Pasal 4 (2) (Subkon)
311027 Hutang PPh Final /Jasa Konstruksi
310712 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Loan
310713 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek Non Loan
320112 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Loan
320113 Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Panjang Non Loan
761211 Beban Persiapan Privatisasi
761212 Beban Bunga Obligasi
761213 Beban Penerbitan Obligasi
810311 Pendapatan Bunga aras Jasa Giro
810611 Pendapatan Bunga atas Deposito
910721 PPh Final Atas Jasa Giro dan Deposito
810712 Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman BUMN
910741 PPh Final Atas Pendapatan Bunga Piutang Pinjaman

2
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PEDOMAN AKUNTANSI

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management


Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

DAFTAR ISI

Halaman

Pendahuluan........................................................................................................... 4
Proses Akuntansi..................................................................................................... 4
Kebijakan Akuntansi ................................................................................................ 4
Periode Akuntansi ................................................................................................... 6
Mata Uang.............................................................................................................. 6
Kurs Pajak .............................................................................................................. 6
Entitas Luar Negeri ................................................................................................. 7
Pihak Hubungan Berelasi ......................................................................................... 7
Aset dan Kewajiban Keuangan ................................................................................. 8
Kas dan Setara Kas ................................................................................................. 11
Investasi Jangka Pendek ......................................................................................... 11
Piutang Usaha ........................................................................................................ 11
Piutang Retensi....................................................................................................... 11
Piutang Lain-Lain .................................................................................................... 12
Persediaan.............................................................................................................. 12
Tagihan Brutto Kepada Pengguna Jasa (WIP) ........................................................... 12
Pajak Dibayar Dimuka ............................................................................................. 13
Uang Muka Operasional........................................................................................... 13
Uang Muka Mitra Kerja ............................................................................................ 13
Biaya Dibayar Dimuka ............................................................................................. 13
Biaya Dibayar Dimuka Sarana Papan ........................................................................ 13
Jaminan Lancar....................................................................................................... 13
Perkiraan Intern Aset .............................................................................................. 13
Investasi Pada Perusahaan Asosiasi ......................................................................... 13
Kerja Sama Operasi (KSO)....................................................................................... 13
Aset Tetap.............................................................................................................. 14
Aset Tidak Berwujud ............................................................................................... 14
Aset Lainnya........................................................................................................... 14
Perkiraan Perantara ................................................................................................ 14
Utang Usaha........................................................................................................... 15
Wesel Bayar ........................................................................................................... 15
Pinjaman Jangka Pendek ......................................................................................... 15
Utang Brutto Ke Pihak Ke 3 ..................................................................................... 15
Utang Pajak............................................................................................................ 15
Uang Muka Kontrak Jangka Pendek.......................................................................... 17
Beban Yang Masih Harus Dibayar............................................................................. 17
Pendapatan Diterima Dimuka................................................................................... 17
Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo............................................... 17
Kewajiban Lancar Lain-Lain .................................................................................... 17

2
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Utang Internal ........................................................................................................ 17


Uang muka Kontrak Jangka Panjang ........................................................................ 17
Utang Sewa Guna Usaha ......................................................................................... 17
Utang Obligasi ........................................................................................................ 18
Modal..................................................................................................................... 18
Selisih Penilaian ...................................................................................................... 18
Pendapatan Jasa Konstruksi .................................................................................... 19
Pendapatan sewa Gedung ....................................................................................... 19
Pendapatan Rumah Siap Huni.................................................................................. 19
Pendapatan Tanah Kavling Siap Bangun ................................................................... 19
Pendapatan Internal................................................................................................ 19
Beban Jasa Konstruksi Eksternal .............................................................................. 19
Beban Sewa Gedung ............................................................................................... 19
Beban Rumah Siap Huni .......................................................................................... 19
Beban Tanh Kavling Siap Bangun............................................................................. 19
Beban Internal........................................................................................................ 19
Beban Sewa Gedung ............................................................................................... 19
Beban Pegawai ....................................................................................................... 19
Beban Jasa Produksi, Tantiem, dan THR................................................................... 19
Beban Kantor.......................................................................................................... 20
Beban Perjalanan .................................................................................................... 20
Beban Gedung ........................................................................................................ 20
Beban Umum.......................................................................................................... 20
Beban Penyusutan Aset Tetap ................................................................................. 20
Beban Penurunan Nilai Piutang ................................................................................ 20
Pendapatan Keuangan ........................................................................................... 20
Beban Bank ............................................................................................................ 20
Laba (Rugi) Penjualan Aset Tetap ............................................................................ 20
Laba (Rugi) Kurs Bersih........................................................................................... 20
Laba Per Saham...................................................................................................... 20
Bagian Laba (Rugi) Perusahaan Asosiasi................................................................... 20
Kewajiban Jangka Panjang Lain ............................................................................... 21
Segmen Operasi ..................................................................................................... 21

3
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PENDAHULUAN
Penyusunan laporan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, selanjutnya disebut
“Perseroan”, berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
Laporan keuangan terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru
lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun
buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan
atas laporan keuangan. Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan
(SAK).
PROSES AKUNTANSI
Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan,
pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan dasar (bahan
olah akuntansi) yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi
suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi
pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan dihasilkan dari proses akuntansi secara
manual maupun terkomputerisasi.

KEBIJAKAN AKUNTANSI
DASAR PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia.

Sejak 1 Januari 2011, sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan terdiri dari
komponen-komponen sebagai berikut :

1) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;


2) Laporan laba rugi komprehensif selama periode;
3) Laporan perubahan ekuitas selama periode;
4) Laporan arus kas selama periode;
5) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lain; dan
6) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan jika
perusahaan menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau
membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika perusahaan
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Selain komponen-komponen laporan keuangan tersebut di atas terdapat laporan tambahan


untuk keperluan internal dan atau tujuan khusus.

Laporan keuangan disusun atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.

4
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Dalam akuntansi akrual untuk aset, kewajiban (liabilitas), ekuitas, penghasilan dan beban
diakui pada saat kejadian, bukan pada saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta
disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak
material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi sejenis.

Perusahaan membuat laporan perubahan ekuitas untuk menunjukkan:


 Laba (rugi) bersih periode yang bersangkutan;
 Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang
berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas;
 Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap
kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait;
 Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik;
 Saldo akumulasi laba (rugi) pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan
 Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio, dan
cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap
perubahan.

Laporan perubahan ekuitas untuk menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih
atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

Perseroan membuat laporan arus kas dengan menggunakan metode langsung (direct
method), dan mengklasifikasikan kas dan setara kas dari kegiatan operasi, investasi, dan
pendanaan.
Kas dan Bank serta deposito berjangka waktu kurang atau sama dengan 3 (tiga) bulan
diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas.

Perusahaan membuat dan menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas
berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:


 informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih serta diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting;
 informasi yang diwajibkan dalam PSAK, tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba-
rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas;
 informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secara wajar.

Laporan keuangan unit-unit usaha digabung menjadi laporan keuangan gabungan (laporan
keuangan Induk) setelah melalui proses eliminasi.
Selanjutnya, laporan keuangan Induk dikonsolidasi dengan laporan keuangan anak-anak
perusahaan menjadi laporan keuangan konsolidasian.

5
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Perseroan menyusun laporan keuangan konsolidasian (consolidated financial statements)


sesuai kriteria pelaporan untuk laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan
konsolidasian menggabungkan seluruh anak Perseroan yang dikendalikan oleh induk
Perseroan. Pengendalian dianggap ada apabila induk Perseroan memiliki, baik secara
langsung maupun tidak langsung (melalui anak Perseroan), lebih dari 50% hak suara pada
suatu Perseroan. Walaupun suatu Perseroan memiliki hak suara 50% atau kurang,
pengendalian dianggap tetap ada apabila dapat dibuktikan adanya salah satu kondisi
berikut:
 Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan
investor lain.
 Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional
Perseroan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
 Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus Perseroan.
 Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.

Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan induk Perseroan dan
anak Perseroan digabungkan satu per satu (line by line basis) dengan menjumlahkan unsur-
unsur yang sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Dilakukan proses
eliminasi untuk pos-pos tertentu sesuai kriteria penyusunan laporan keuangan konsolidasian.

PERIODE AKUNTANSI
Periode akuntansi meliputi satu tahun mulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
Untuk kebutuhan internal disusun laporan keuangan bulanan (monthly), dan kemudian
diakumulasi untuk periode triwulanan, semesteran, dan tahunan (year to date).

MATA UANG
Transaksi keuangan unit-unit usaha di dalam negeri dicatat dalam mata uang Rupiah.

Apabila transaksi dilakukan dengan mata uang asing, maka transaksi tersebut dikonversikan
menjadi Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat terjadi transaksi. Transaksi perolehan
dicatat berdasarkan kurs jual dan transaksi pelepasan dicatat menggunakan kurs beli.
Pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca), aset moneter dan kewajiban (liabilitas)
moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia sesuai dengan ketetapan manajemen.
Aset non-moneter dijabarkan dalam Rupiah dengan kurs transaksi sesuai dengan ketetapan
manajemen. Selisih yang terjadi sebagai akibat penjabaran valuta asing tersebut
diperlakukan sebagai laba atau rugi selisih kurs (gain or loss foreign exchange) periode
berjalan.

KURS PAJAK
Untuk keperluan perhitungan kewajiban perpajakan yang berkaitan dengan transaksi mata
uang asing, digunakan kurs dalam bidang perpajakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

6
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

ENTITAS DI LUAR NEGERI


Akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Kantor Cabang dan Projek di luar negeri
menggunakan mata uang setempat, misalnya UAE Dirham (Dh) atau AED sebagai mata
uang lokal (local currency) dan sakaligus sebagai mata uang fungsional (functional currency)
dan pelaporan(presentation currency atau reporting currency), sedangkan mata uang Rupiah
menjadi mata uang asing (foreign currency) bagi Kantor Cabang dan Projek di luar negeri.

Setiap periode dilakukan penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang Luar Negeri
dengan laporan keuangan unit kerja/induk di Indonesia. Penggabungan laporan keuangan
Kantor Cabang dan Projek di Luar Negeri dengan laporan keuangan entitas di Indonesia
mengacu pada:
 PSAK 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

PIHAK HUBUNGAN BERELASI


Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas
yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor).

(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika
orang tersebut:
(i) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
(ii) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
(iii) Personel manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.

(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
(i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama
(artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan
entitas lain).
(ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok
usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
(iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
(iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
(v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari
salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika
entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka
entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
(vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi
dalam huruf (a).
(vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau personel manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

7
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Transaksi dengan badan usaha milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) serta instansi


pemerintah tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa. Perusahaan dengan BUMN/BUMD serta instansi pemerintah satu sama
lain tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan atau mempunyai pengaruh
signifikan dalam mengambil keputusan keuangan atau operasi, sehingga sesuai PSAK No. 7
tidak diungkapkan sebagai transaksi pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.

ASSET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN


Dalam rangka penerapan PSAK 50 (Revisi 2010) Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK 55
(Revisi 2011) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK 60 (2010)
Instrumen Keuangan : Pengungkapan yang berlaku prospektif untuk laporan keuangan yang
mencakup periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan
mengklasifikasikan instrument keuangan sebagai berikut:

Aset Keuangan
Aset keuangan dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu (i) asset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang,
(iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta, (iv) asset keuangan yang tersedia untuk
dijual.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan asset keuangan tersebut. Manajemen
klasifikasi asset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah asset
keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan
sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat dan terdapat butkti mengenai pola ambil untung dalam
jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai asset diperdagangkan
kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Perusahaan tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset


keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang


Pinjaman yang diberikan piutang adalah asset keuangan non derivative dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Perusahaan mempunyai kas dan setara kas, piutang usaha, piutang retensi, piutang
karyawan, dan piutang lain-lain yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan
dan piutang.

8
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

(iii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo


Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh tempnya telah ditetapkan, dimana
manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Perusahaan mempunyai asset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki
hingga jatuh tempo.

(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual


Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah asset keuangan non-
derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual
dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, vatula asing yang
tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau asset keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pada saat pengakuan awal, asset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana
laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian
penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga asset keuangan dihentikan
pengakuannya. Jika asset keuangan tersedia untuk dijual, mengalami penurunan nilai,
akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada
laporan laba rugi.

Sedangkan pendapatan Bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga


efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari asset moneter
yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba
rugi.

Perusahaan mempunyai asset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi saham


diukur dengan metode biaya.

Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.

(i) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
adalah kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban

9
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk


tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola
ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban
diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrument lindung nilai.
Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi.

(ii) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi


Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.

Penyisihan kerugian penurunan nilai asset keuangan


Perusahaan menentukan secara individual jika terdapat bukti objektif mengenai
penurunan nilai atas asset keuangan. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai
secara individual, maka perhitungan penurunan nilai dengan menggunakan metode
discounted cash flow dan/atau nilai wajar jaminan.

Untuk asset keuangan yang tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai,
maka perusahaan membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif.
Perhitungan secara koletif dilakukan dengan prosentase tertentu. Setiap tahun
Perusahaan akan mengkaji basis prosentase tersebut sampai dengan diperoleh data
historis yang memadai.

Dampak atas penurunan nilai yang terjadi sebelum penerapan dibebankan pada tahun
berjalan karena pemisahan atas dampak tersebut tidak dapat dilakukan oleh
perusahaan dan tidak praktis.

Estimasi nilai wajar

Nilai wajar untuk instrument keuangan yang diperdagangkan dipasar aktif ditentukan
berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada neraca.

Investasi saham diukur dengan metode biaya.

Investasi saham dengan kepemilikkan kurang dari 20% yang nilai wajarnyaa tidak tersedia
dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan
(metode biaya). Bila terjadi penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan
laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan dipasar ditentukan
dengan menggunakan teknik penilaian tertentu.

10
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Asset keuangan dan kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi,
disajikan sebesar nilai tercatat yang nilainya mendekati nilai wajar.
KAS DAN SETARA KAS
Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai
kegiatan Perseroan. Termasuk dalam pengertian kas adalah saldo uang tunai (cash on
hand) dan saldo rekening giro Perseroan di bank (cash on bank).

Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai.
Instrumen yang dapat diklasifikasikan sebagai setara kas meliputi:
1. Deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang
dari tanggal penempatannya serta tidak dijaminkan.
2. Instrumen pasar uang yang diperoleh dan akan dicairkan dalam jangka waktu tidak
lebih dari 3 (tiga) bulan.

Kas dan setara kas yang telah ditentukan penggunaanya atau yang tidak dapat digunakan
secara bebas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan tidak
diklasifikasi dalam kas dan setara kas kelompok aset lancar

INVESTASI JANGKA PENDEK


Investasi jangka pendek antara lain adalah deposito berjangka dengan waktu lebih dari tiga
bulan tetapi kurang dari dua belas bulan, dan efek yang jatuh tempo atau pemilikannya
tidak akan lebih dari 12 (dua belas) bulan atau satu siklus normal perusahaan.
Investasi jangka pendek dalam bentuk efek yang nilai wajarnya tersedia di pasar modal
dapat berupa efek Utang (debt securities) dan efek ekuitas (equity securities).

PIUTANG USAHA
Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan,
merupakan tagihan kepada pemberi kerja dan/atau pelanggan, yang berasal dari:
 usaha jasa konstruksi, yaitu berdasarkan tiap tahap penyelesaian kontrak kontruksi
yang telah disepakati;
 usaha penjualan produk beton
 usaha realty
 usaha bersama;
 usaha sarana papan;

Piutang usaha disajikan terpisah antara pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan
berelasi/istimewa (related party). Piutang ini disajikan sebesar jumlah yang dapat
direalisasikan, setelah memperhitungkan penyisihan penurunan nilai piutang.

11
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PIUTANG RETENSI
Piutang retensi merupakan piutang Perseroan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi oleh
pemberi kerja setelah pemenuhan kondisi yang ditentukan kontrak. Piutang retensi dicatat
pada saat penerimaan atas tagihan yang ditahan oleh pemberi kerja sejumlah prosentase
yang telah ditetapkan dalam kontrak sampai dengan dengan berakhirnya masa pemeliharaan
(Final Hand Over). Piutang ini disajikan sebesar jumlah yang dapat direalisasikan setelah
diperhitungkan dengan penyisihan penurunan nilai piutang.

PIUTANG LAIN-LAIN
Pos ini merupakan tagihan Perseroan kepada pihak ketiga yang menurut sifat dan jenisnya
tidak dapat dikelompokkan dalam pos-pos piutang usaha dan piutang retensi.
Piutang lain-lain disajikan sebesar jumlah yang dapat direalisasikan, setelah dikurangi
penyisihan penurunan nilai piutang.

PERSEDIAAN
Persediaan (inventory) diukur berdasarkan biaya yang meliputi semua biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.
Untuk bahan dan suku cadang, pencatatan pada saat pembelian adalah dengan
menggunakan akun beban. Pada tanggal neraca dilakukan opname fisik terhadap persediaan
yang belum digunakan dan dicatat dengan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP
atau FIFO). Nilai tersebut dicatat sebagai akun persediaan dengan penyesuaian pada akun
beban.

Persediaan tanah kavling untuk usaha sarana papan dinilai dengan menggunakan harga beli
ditambah dengan biaya lain-lain yang dikeluarkan sampai dengan tanah tersebut siap dijual
(bersertifikat).

Persediaan dinyatakan sebesar nilai lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi
bersih (the lower of cost or net realizable value).

TAGIHAN BRUTO KE PENGGUNA JASA (WIP)


Tagihan bruto ke pengguna jasa adalah tagihan Perseroan yang berasal dari pekerjaan
kontrak konstruksi yang dilakukan kepada pelanggan atau pengguna jasa atau pihak
pemberi kerja, tetapi pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan, dan belum
diterbitkan faktur (invoice). Nilai dari tagihan bruto ini merupakan selisih antara biaya yang
terjadi ditambah laba diakui; dikurangi dengan jumlah kerugian yang diakui dan termin.

12
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian,
yang dinyatakan dalam berita acara penyelesaian pekerjaan yang belum diterbitkan faktur
per tanggal neraca karena perbedaan antara tanggal berita acara kemajuan (progress) fisik
dengan pengajuan penagihan (invoice) sesuai persyaratan pembayaran termin.

PAJAK DIBAYAR DIMUKA


a) PPN Masukan
Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat transaksi PPN masukan yang
besarannya sesuai UU PPN atas pembelian barang/jasa kena pajak.
b) Saldo PPN Masukan Lebih Bayar
Selisih lebih Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan terhadap PPN Keluaran yang
dihasilkan oleh SPT Masa Tahunan PPN yang akan direstitusi atau dikompensasikan
terhadap kewajiban pajak Masa tahun berikutnya .
c) PPN Keluaran Yang Belum Diterima
Merupakan PPN keluaran yang ditagihkan pada Owner Swasta/(BUMN/BUMD) yang tidak
wapu

d) Uang Muka PPh Pasal 22


Berasal dari kegiatan Import barang dan Pembelian Besi beton dan Semen yang
dipungut oleh Pihak yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.
e) Uang Muka PPh Pasal 23 (Pendapatan Bunga)
PPh yang diterima dari penghasilan pinjaman bunga
f) Uang Muka PPh Pasal 25
Sehubungan dengan jasa konstruksi PPh-nya bersifat final, maka PPh Pasal 25 menjadi
nihil, perkiraan ini untuk kegiatan PT Waskita Karya diluar konstruksi.

UANG MUKA OPERASIONAL


Uang muka operasional adalah uang muka yang diberikan untuk pembayaran operasional
kantor unit usaha ataupun kantor pusat.

UANG MUKA MITRA KERJA


Uang muka mitra kerja adalah pembayaran uang muka kepada pihak pemasok,
subkontraktor, dan mandor borong yang bekerja pada projek. Penyelesaian uang muka
diperhitungkan dengan tagihan yang akan dibayarkan kepada mitra kerja. Sebelum uang
muka dibayarkan, mitra kerja wajib menyerahkan jaminan berupa Garansi Bank.

13
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

BIAYA DIBAYAR DIMUKA


Merupakan biaya yang telah dibayar tetapi pembebanannya baru akan dilakukan pada
periode yang akan datang pada saat manfaat diterima, seperti; kontrak sewa jangka pendek,
premi asuransi dibayar di muka, dan pendapatan yang harus diterima di muka. Biaya dibayar
dimuka disajikan sebesar nilai yang belum diterima manfaatnya sesuai matching concept.

BIAYA DIBAYAR DIMUKA SARANA PAPAN


Biaya yang telah dibayar tetapi pembebanannya baru akan dilakukan pada saat rumah telah
siap untuk dijual.

JAMINAN LANCAR
Jaminan yang diberikan dalam rangka memperoleh pekerjaan kontrak konstruksi dan/atau
usaha lain Perseroan, yang jatuh temponya atau masa berlakunya tidak lebih dari 12 bulan.

PERKIRAAN INTERN ASET


Merupakan perkiraan intern yang dikarenakan adanya transaksi intern antara kantor pusat
dengan unit bisnis atau antara unit bisnis
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
Sesuai PSAK 15 (Revisi 2009) investasi pada perusahaan asosiasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki oleh Perseroan dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi pada
perusahaan asosiasi (Perseroan memiliki 20% sampai dengan 50% bagian ekuitas
perusahaan investee disajikan menggunakan metode ekuitas (equity method), yaitu sebesar
biaya perolehan (cost) pada awalnya dan selanjutnya disesuaikan untuk bagian pemilikan
Perseroan atas perubahan nilai buku perusahaan asosiasi.

Metode biaya perolehan diterapkan untuk penyertaan yang bersifat sementara atau
kepemilikan yang kurang dari 20% dari modal saham yang ditempatkan. Biaya perolehan
mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penyertaan, termasuk jasa
profesional. Penyisihan akan dilakukan jika telah terjadi penurunan signifikan atau permanen
atas masing masing penyertaan.

KERJASAMA OPERASI (KSO)


Bentuk kerja sama operasi (KSO) atau joint operation (JO) yang dilakukan Perseroan sesuai
PSAK 12 (Revisi 2009) dikelompokan menjadi dua golongan, yaitu:
 Proyek KSO Integrated di mana masing-masing partisan memiliki kendali yang
signifikan atas aset dan operasi KSO.
 Proyek KSO Job Allocation di mana masing-masing partisan memiliki pembagian yang
tegas atas aset dan operasi KSO.

Dalam hal kerjasama operasi tersebut Perseroan hanya mencatat laba atau rugi KSO.

14
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Pada KSO Job Allocation, setiap aset atau kewajiban yang timbul selama operasi dicatat oleh
Perseroan dalam pos tersendiri yaitu "Utang atau Piutang KSO".

Pada KSO Integrated, setiap aset yang timbul selama operasi dicatat oleh Perseroan dalam
pos tersendiri yaitu "Bagian Partisipasi KSO".

ASET TETAP
Sesuai PSAK 16 (Revisi 2011) tentang Aset Tetap, Perseroan harus memilih antara model
biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) untuk seluruh aset tetap dalam
kelompok yang sama. Perseroan telah memilih model biaya.

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan
menggunakan metode saldo menurun ganda dan garis lurus (untuk aset golongan IV)
dengan persentase sebagai berikut:

 Golongan I : 50% dari nilai buku, meliputi inventaris kantor dan peralatan proyek.
 Golongan II : 25% dari nilai buku, meliputi inventaris kantor, peralatan proyek dan
kendaraan.
 Golongan III: 12,5% dari nilai buku peralatan proyek.
 Golongan IV: 5% dari harga perolehan bangunan.

Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap akan ditambah (kapitalisasi) pada jumlah
tercatat aset yang bersangkutan bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
 Pengeluaran tersebut memperpanjang masa manfaat aset yang bersangkutan, dan
 Memenuhi batas materialitas yang ditetapkan oleh Direksi, yaitu:
i) Di atas Rp10.000.000 untuk perlengkapan kantor, bengkel dan gudang.
ii) Di atas Rp8.000.000 untuk peralatan proyek.
iii) Renovasi/perbaikan gedung lama untuk kantor, rumah tinggal, bengkel dan
gudang berikut biaya perizinan dan perencanaannya dengan biaya pekerjaan
lebih besar dari Rp25.000.000 tiap kalinya.
iv) Rekondisi atas reparasi alat konstruksi dengan biaya lebih besar dari 10% x
harga pasar alat yang sama pada masa kini dan atau lebih besar dari
Rp25.000.000 untuk tiap kalinya.

ASET TIDAK BERWUJUD


Merupakan penampungan aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memiliki
wujud fisik yang dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang
atau jasa untuk disewakan atau untuk tujuan akuntatif dengan memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Kemungkinan besar manfaat ekonomis di masa mendatang dari aktiva tersebut akan
diperoleh perusahaan.
2. Nilai perolehannya dapat diukur secara aktual.

15
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

ASET LAIN-LAINNYA
Merupakan aset tidak lancar yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam pos-pos aset tidak
lancar di atas. Aset tidak lancar lainnya disajikan sebesar nilai tercatat atau nilai lain sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang bersangkutan.

PERKIRAAN PERANTARA
Perkiraan yang digunakan untuk mencatat transaksi Utang/piutang antara kantor pusat
dengan unit bisnis, antara unit bisnis, ataupun antara unit bisnis dengan proyek.

UTANG USAHA
Pos ini merupakan kewajiban yang timbul dalam rangka kegiatan normal operasi Perseroan.

WESEL BAYAR
Merupakan Utang usaha pada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar
dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan dari tanggal neraca atau satu siklus operasi
normal perusahaan.

PINJAMAN JANGKA PENDEK


Kewajiban yang timbul karena adanya pinjaman perusahaan pada lembaga keuangan bank
atau lembaga keuangan bukan bank yang berumur kurang dari 12 bulan.

UTANG BRUTO KE PIHAK III


Utang bruto kepada pihak ketiga merupakan Utang prestasi kerja subkontraktor yang belum
diberitaacarakan.

UTANG PAJAK
a) Utang PPN Keluaran
Merupakan perkiraan yang dipergunakan untuk membukukan Pajak Pertambahan
Nilai atas jasa yang diberikan oleh PT Waskita Karya, kepada pemberi kerja yang
harus dilaporkan dalam Laporan SPT Masa PPN.
b) Utang PPN Masukan
Kewajiban sehubungan dengan tagihan pajak yang dilakukan oleh pihak ke tiga.
c) Utang PPh Pasal 21/26
Merupakan perkiraan yang digunakan untuk membukukan pajak yang dipotong dari
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan dengan nama dan
bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi yang belum
disetor ke kas Negara.
d) Utang PPh Pasal 22
Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat Utang akibat adanya kewajiban
pajak import yang belum dibayar atau kurang bayar akibat import barang atau objek
PPh 22 lainnya.

16
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

e) Utang PPh Pasal 23


Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat Utang pajak berkenaan dengan
pungutan pajak yang dilakukan oleh PT Waskita Karya atas pembayaran imbalan
untuk jasa management, jasa tehnik, sewa, bunga dan lain-lain yang dilakukan di
perusahaan dan belum disetor ke Kas Negara, sesuai peraturan perpajakan.
f) Utang PPh Pasal 4 (2)
Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat PPh jasa konstruksi yang
dipungut dari subkontraktor melalui pembayaran termin dan objek PPh 4 (2) lainnya
dipungut dari pihak ke-3.
g) Utang PPh Final/Jasa Konstruksi
Merupakan perkiraan yang digunakan untuk mencatat PPh jasa konstruksi yang
tidak/kurang dipungut atas pembayaran tagihan termin maupun pencatatan PPh jasa
konstruksi atas Pendapatan Usaha yang belum ditagih/belum dibayar.
h) Utang Pajak Revaluasi
Kewajiban yang timbul karena adanya penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi).
i) Utang Bea Pengalihan Hak Atas Tanah & Bangunan
Kewajiban yang timbul akibat penjualan tanah atau bangunan.

UANG MUKA KONTRAK JANGKA PENDEK


a) Uang Muka Pendapatan Usaha Jangka Pendek
Merupakan uang muka yang diterima dari pemberi kerja sehubungan pelaksanaan
proyek yang jangka waktunya kurang dari 12 bulan atau maksimum 12 bulan yang
pengembaliannya diperhitungkan dengan progress yang dicantumkan dalam
pembayaran termin.
b) Uang Muka Pembelian Rumah Siap Huni
Merupakan uang muka yang diterima dari penjualan rumah.
c) Uang Muka Pembelian Tanah Kavling
Merupakan uang muka yang diterima dari penjualan Kavling.

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR


Merupakan perkiraan atas Utang beban yang dipergunakan untuk mencatat beban pada
periode tahun buku tetapi baru akan dibayar pada periode tahun berikutnya.

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA


Merupakan pendapatan periode akuntansi yang akan datang tetapi telah diterima pada
periode akuntansi berjalan.

BAGIAN KEWAJIBAN (LIABILITAS) JANGKA PANJANG YANG JATUH TEMPO


Merupakan kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan dari
tanggal neraca.

17
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

KEWAJIBAN (LIABILITAS) LANCAR LAIN-LAIN


Pos ini mencakup liabilitas jangka pendek yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam pos-pos
liabilitas jangka pendek di atas. Liabilitas jangka pendek lainnya disajikan sebesar nilai
tercatat.

UTANG INTERNAL
Pos ini digunakan untuk mencatat kewajiban yang timbul sehubungan dengan adanya
transaksi internal.

UANG MUKA KONTRAK JANGKA PANJANG


Merupakan uang muka yang diterima dari pemberi kerja sehubungan pelaksanaan proyek
yang jangka waktunya lebih dari 12 bulan.

UTANG SEWA GUNA USAHA


Merupakan kewajiban perseroan sehubungan dengan adanya pembelian aktiva tetap dengan
cara sewa guna usaha.

UTANG OBLIGASI
Pos ini merupakan kewajiban Perseroan kepada pemegang obligasi sehubungan dengan
penerbitan obligasi Perseroan. Utang Obligasi disajikan sebesar nilai nominal setelah
memperhitungkan amortisasi premium atau diskonto.
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum obligasi Perseroan
dikurangkan langsung dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi.
Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto yang akan
diamortisasi selama jangka waktu obligasi.

MODAL
Ekuitas adalah bagian hak pemilik (pemegang saham) dalam Perseroan, yang merupakan
nilai sisa dari aset Perseroan setelah dikurangi dengan kewajibannya.

SELISIH PENILAIAN
a) Keuntungan (Kerugian) Revaluasi Aktiva Tetap
Pos ini digunakan untuk mencatat selisih keuntungan/kerugian revaluasi aktiva tetap.
b) Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan
Pos ini digunakan untuk mencatat selisih kurs penjabaran laporan keuangan cabang
luar negeri.

PENDAPATAN & BEBAN


Pendapatan
Pendapatan dari pekerjaan konstruksi diakui berdasarkan metode persentase penyelesaian
yang diterapkan menurut persentase kemajuan fisik yang diakui oleh pemilik pekerjaan
berdasarkan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan atau Surat Konfirmasi Fisik.

18
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Pendapatan dari usaha perdagangan diakui berdasarkan metode tahap penyerahan barang
kepada pembeli.

Pendapatan dari jasa penyewaan gedung diakui berdasarkan jumlah waktu pemakaian yang
telah direalisasikan.

Pendapatan dari usaha sarana papan (properti) diakui pada saat penyerahan/perpindahan
hak atau pada saat penandatanganan akta jual-beli.

Pendapatan dari penjualan unit Beton Precast diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
a. telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli;
b. tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang
ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
c. jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
d. kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke
unit beton precast.
e. biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara
andal.

Pendapatan dari penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran, dan


bangunan sejenis lainnya diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian
(percentage of completion) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
 Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu pondasi bangunan telah selesai dan
semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;
 Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah
disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan
 Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal

a. Pendapatan penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta kapling
tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh
kriteria berikut terpenuhi:
 Proses penjualan telah selesai (setelah pengikatan jual beli)
 Harga jual akan tertagih
 Tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap
pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli; dan
 Penjual telah mengalihkan resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada
pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansial adalah penjualan dan penjual
tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.

b. Pendapatan penjualan kapling tanah tanpa bangunan, diakui dengan menggunakan


metode akrual penuh (full accrual method) pada saat pengikatan jual beli apabila seluruh
kriteria berikut ini terpenuhi:
 Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati
dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;

19
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

 Harga jual akan tertagih


 Tagihan penjual tidak subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh
pembeli di masa yang akan datang; dan
 Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi
untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk
mematangkan kapling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas
pokok yang dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan
pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan

Beban
Beban diakui atas dasar saat timbulnya kewajiban yang secara keseluruhan dibandingkan
secara layak dengan pendapatannya.

Beban diakui dalam laporan laba-rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang
timbul dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh, Proses ini disebut pengkaitan biaya
dengan pendapatan (matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabungan
penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi
atau peristiwa lain yang sama. Penggunaan matching concept tidak memperkenankan
pengakuan pos dalam laporan posisi keuangan (neraca) yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan aset dan kewajiban (liabilitas).
Beban segera diakui dalam laporan laba-rugi jika pengeluaran tidak menghasilan manfaat
ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak lagi memenuhi
syarat untuk diakui dalam laporan posisi keuangan (neraca) sebagai aset.

PENDAPATAN JASA KONSTRUKSI


Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha jasa konstruksi.

PENDAPATAN SEWA GEDUNG


Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha pendapatan sewa gedung.

PENDAPATAN RUMAH SIAP HUNI


Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha rumah siap huni.

PENDAPATAN TANAH KAVLING SIAP BANGUN


Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha tanah kavling.

PENDAPATAN INTERNAL
Digunakan utuk mencatat pendapatan dari kegiatan usaha internal.

PENJUALAN PRECAST
Digunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan produk beton

PENJUALAN REALTY
Digunakan untuk mencatat pendapatan dari usaha realty

20
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

BEBAN JASA KONSTRUKSI EKSTERNAL


Digunakan untuk mencatat beban dari usaha jasa konstruksi eksternal

BEBAN SEWA GEDUNG


Digunakan untuk mencatat beban dari usaha sewa gedung

BEBAN RUMAH SIAP HUNI


Digunakan untuk mencatat beban dari usaha rumah siap huni

BEBAN TANAH KAVLING SIAP BANGUN


Digunakan untuk mencatat beban dari usaha tanah kavling

BEBAN INTERNAL
Digunakan untuk mencatat beban dari usaha jasa konstruksi internal

BEBAN SEWA GEDUNG INTERNAL


Digunakan untuk mencatat beban dari sewa gedung internal
BEBAN PEGAWAI
Digunakan untuk mencatat beban yang dikeluarkan atas penghasilan yang diterima pegawai

BEBAN JASA PRODUKSI, TANTIEM, & THR


Digunakan untuk mencatat beban yang dikeluarkan atas Jasa Produksi, Tantiem dan THR

BEBAN KANTOR
Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan kantor.

BEBAN PERJALANAN
Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan perjalanan dinas dan
eksploitasi kendaraan

BEBAN GEDUNG
Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan pemakaian air, listrik,
gas, PBB, Asuransi dan perawatan gedung

BEBAN UMUM
Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan tenaga ahli, sumbangan,
dan lain-lainnya

BEBAN PENYUSUTAN ASET TETAP


Digunakan untuk mencatat pengeluaran yang berhubungan dengan penyusutan aktiva tetap

BEBAN PENURUNAN NILAI PIUTANG


Digunakan untuk mencatat penurunan nilai piutang dan aktiva lainnya

21
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PENDAPATAN KEUANGAN
Digunakan untuk mencatat penerimaan atas bunga, jasa giro, deposito.

BEBAN BANK
Digunakan untuk mencatat bunga pinjaman dari Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan
Bukan Bank

LABA (RUGI) PENJUALAN ASET TETAP


Digunakan untuk mencatat keuntungan/kerugian sehubungan dengan penjualan aktiva tetap

LABA (RUGI) KURS – BERSIH


Digunakan untuk mencatat keuntungan (kerugian) beda kurs

BAGIAN LABA (RUGI) PERUSAHAAN ASOSIASI


Digunakan untuk mencatat keuntungan (kerugian) sehubungan dengan penyertaan
perseroan pada perusahaan asosiasi

LABA PER SAHAM


Laba usaha dan laba bersih per saham masing-masing dihitung dengan membagi laba usaha
dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang
bersangkutan.

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG LAIN


Pos ini mencakup kewajiban jangka panjang yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam pos-
pos kewajiban jangka panjang di atas. Kewajiban jangka panjang lainnya disajikan sebesar
nilai tercatat.

SEGMEN OPERASI
PSAK No. 5 (Revisi 2009) tentang Segmen Operasi diterapkan atas laporan keuangan entitas
dan laporan keuangan konsolidasian kelompok usaha dengan entitas induk: (a) yang
instrumen utang atau instrumen ekuitasnya diperdagangkan di pasar publik (pasar modal
domestik atau luar negeri atau over-the-counter, termasuk pasar modal lokal dan regional),
atau (b) yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan
penerbitan semua kelas instrumen di pasar publik.

22
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PELAPORAN

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management


Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

DAFTAR ISI

Halaman

Laporan Keuangan Tahunan ............................................................................3


Laporan Keuangan Interim ..............................................................................3
Desentralisasi .................................................................................................5
Jenis Laporan .................................................................................................6
Laporan Keuangan Proyek ...............................................................................7
Laporan Keuangan Divisi / Kantor Pusat .........................................................11
Gabungan / Konsolidasi .................................................................................15

2
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

1. LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian
Laporan Keuangan berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2011. PSAK 1 (Revisi 2009) ini menarik/menggantikan PSAK 1
(Revisi 1998) dan PSAK 6 (Reformat 2007).

Perusahaan menerapkan PSAK 1 (Revisi 2009) ini dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
terdiri komponen berikut ini:
(a) laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode;
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;
(d) laporan arus kas selama periode;
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan
informasi penjelasan lain; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangannya.

Dalam PSAK 1 (Revisi 2009) dinyatakan bahwa entitas yang laporan keuangannya telah
patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang
kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh
menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan
keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang disyaratkan dalam SAK.

PSAK 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa dalam keadaan yang sangat jarang terjadi,
ketika manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam
suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah dan bertentangan dengan tujuan
laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (KDPPLK), maka perusahaan semaksimal mungkin mengurangi pemahaman
yang salah tersebut dengan mengungkapkan:
(a) nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan
pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keungan yang
diatur dalam KDPPLK; dan
(b) untuk masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian terhadap masing-masing
pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh manajemen untuk
mencapai penyajian yang wajar.

PSAK 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos
penghasilan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif,
laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau catatan atas laporan keuangan.

3
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PSAK 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa entitas menyajikan seluruh pos penghasilan dan
beban yang diakui dalam satu periode:
(a) dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau
(b) dalam bentuk dua laporan:
(i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah);
dan
(ii) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen
pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).

PSAK 1 (Revisi 2009) mewajibkan pengungkapan yang bersifat kualitatif, misalnya


informasi permodalan. perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut:
(a) informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola
permodalannya, termasuk:
(i) uraian tentang apa yang dikelola sebagai modal;
(ii) ketika entitas diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan eksternal,
sifat persyaratan dan bagaimana persyaratan tersebut diimplementasikan
dalam pengelolaan permodalan; dan
(iii) bagaiamana entitas memenuhi tujuannya dalam mengelola permodalan.
(b) ringkasan data kuantitatif tentang apa yang dikelolanya sebagai modal. Beberapa
entitas menganggap liabilitas keuangan (misalnya beberapa bentuk utang
subordinasi) sebagai bagian dari modal. Entitas lain menganggap modal tidak
termasuk beberapa komponen yang timbul dari lindung nilai arus kas).
(c) setiap perubahan di (a) dan (b) dari periode sebelumnya.
(d) apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan eksternal.
(e) ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan ekternal tersebut,
konsekuensi dari ketidakpatuhan tersebut.

PSAK 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika
tidak diungkapkan di bagian manapun dalam informasi yang dipublikasikan bersama
dengan laporan keuangan:
(a) domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas
(atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
(b) keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
(c) nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha; dan
(d) bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang lama unsur entitas.

2. LAPORAN KEUANGAN INTERIM


PSAK No. 3 (Revisi 2010) tentang Laporan Keuangan Interim berlaku efektif untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. PSAK 3 (Revisi 2010) ini
menggantikan PSAK 3 (Revisi 2000).

PSAK 3 (Revisi 2010) menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip
pengakuan dan pengukuran dalam (a) laporan keuangan lengkap atau (b) ringkas untuk
periode interim.

4
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Laporan keuangan interim merupakan laporan keuangan yang berisi (a) laporan lengkap
sebagaimana diatur dalam PSAK 1 (Revisi 2009) atau (b) laporan keuangan ringkas
sebagaimana diatur dalam PSAK 3 (Revisi 2010) untuk suatu periode interim.
Periode interim adalah suatu periode pelaporan keuangan yang lebih pendek daripada
satu tahun buku penuh.

PSAK 3 (Revisi 2010) menyatakan bahwa terkait dengan masalah ketepatan waktu dan
pertimbangan biaya serta untuk menghindari pengulangan informasi yang telah
dilaporkan sebelumnya, entitas disyaratkan atau memilih untuk menyediakan informasi
yang lebih sedikit pada tanggal interim dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
PSAK 3 (Revisi 2010) menetapkan isi minimum laporan keuangan interim yang meliputi
laporan keuangan ringkas dan catatan penjelasan tertentu. Laporan keuangan interim
dimaksudkan untuk menyediakan pemutakhiran laporan keuangan tahunan lengkap yang
terakhir. Oleh karena itu, laporan keuangan interim berfokus pada aktivitas, peristiwa, dan
kondisi baru serta tidak mengulang informasi yang telah dilaporkan sebelumnya.

Laporan keuangan interim mencakup laporan keuangan (lengkap atau ringkas) untuk
periode-periode sebagai berikut:
(a) laporan posisi keuangan per akhir periode interim berjalan dan laporan posisi
keuangan komparatif per akhir tahun buku sebelumnya;
(b) laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim berjalan dan secara kumulatif
untuk tahun buku berjalan sampai tanggal interim, dengan laporan laba rugi
komprehensif komparatif untuk periode interim yang dapat dibandingkan (periode
berjalan dan awal tahun buku sampai tanggal pelaporan) dari tahun buku
sebelumnya;
(c) laporan perubahan ekuitas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai
dengan tanggal interim, dengan laporan perubahan ekuitas komparatif untuk
periode awal tahun buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku
sebelumnya;
(d) laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun buku berjalan sampai dengan
tanggal interim, dengan laporan arus kas komparatif untuk periode awal tahun
buku sampai tanggal pelaporan interim dari tahun buku sebelumnya.

3. DESENTRALISASI
Sistem informasi keuangan yang berlaku di PT Waskita Karya (Persero), di samping
bertujuan menghasilkan Laporan Keuangan berkala yang merupakan
pertanggungjawaban manajemen kepada Pemegang Saham, juga bertujuan untuk
memberikan umpan balik (feed back) kepada manajemen dalam melaksanakan kegiatan
usaha secara periodik.

5
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Untuk mencapai sasaran tersebut digunakan beberapa konsep dasar:


• Desentralisasi Penyusunan Laporan.
Agar umpan balik dapat berjalan cepat dan tepat, baik di Divisi maupun Kantor Pusat,
maka sistem penyusunan laporan keuangan dibuat desentralisasi di tiap-tiap Unit
Usaha maupun Kantor Pusat.

• Standardisasi Laporan
Dalam menyusun Laporan Keuangan di Divisi dan Kantor Pusat, dibuat standardisasi
tentang:
 Nama Akun/Perkiraan
 Formulir Laporan
 Waktu Laporan
 Nama dan Kode Laporan
 Distribusi Laporan

4. JENIS LAPORAN
Jenis Laporan dapat dibedakan berdasarkan:
1) Cara pembuatan: secara komputerisasi (c) atau manual (m).
2) Asal atau tempat pembuatan/penyusunan:
a. dari Proyek (Pr)
b. dari Divisi (d)
c. dari Kantor Pusat (KP)
3) Fungsi:
a. Dipergunakan khusus untuk pengambilan keputusan di tempat asal penyusun
laporan.
b. Disampaikan kepada pengguna laporan berikutnya.

6
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

5. LAPORAN KEUANGAN PROYEK


Laporan keuangan proyek sebagai berikut:
Asal
Cara
No Nama Laporan Kode Pembuatan
m c Pr d KP
1 Berita Acara Pemeriksaan Kas LKT-01 v v
2 Rekonsiliasi Bank RBT-01 v v
3 Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa (WIP) LKT-02 v v
4 Rekonsiliasi Utang Piutang Intern RHP-01 v v v
5 Daftar Piutang Termin Berdasarkan Umur LKT-03-1 v v v
LKT-03-2A
6 Daftar Piutang Retensi Berdasarkan Umur v v v
LKT-03-2B
7 Daftar Utang Supplier Berdasarkan Umur LKT-03A-1 v v v
8 Daftar Utang Upah Kerja Berdasarkan Umur LKT-03A-2 v v v
Daftar Utang Subkontraktor & Retensi
9 LKT-03A-3 v v v
Subkontraktor Berdasarkan Umur
10 Daftar Utang Sewa Alat Berdasarkan Umur LKT-03A-4 v v v
11 Daftar Utang BUA Berdasarkan Umur LKT-03A-5 v v v
12 Daftar Utang Lain-lain Berdasarkan Umur LKT-03A-6 v v v
13 Perhitungan L/R Bruto Proyek Tahun Berjalan LKT-05 v v v
14 Daftar Persediaan Bahan LKT-07 v v v
Daftar Utang Bruto Subkontraktor (WIP)
15 LKT-08 v v v
Berdasarkan Umur
16 Daftar Uang Muka Kepada Pihak Ketiga LKT-13 v v v
17 Daftar Uang Muka Kontrak Jangka Panjang LKT-14 v v v
18 Daftar Saldo Bank LKT-15 v v v
Daftar Beban Kontrak yg mempunyai
19 LKT-16 v v v
Hubungan Istimewa (berelasi) dg PT. WK
20 DRM DRM v v
21 Buku Tambahan BT v v
22 Buku Harian BH v v
Catatan :
m = Manual
c = Computer
pr = Proyek
d = Divisi
KP = Kantor Pusat

7
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

No Nama Kode Isi Disusun oleh Frekwensi Waktu


1 Berita Acara LKT-01 Daftar pemeriksaan uang Kepala Proyek / Bulanan Tanggal 10
Pemeriksaan kas menurut catatan buku Kasi/Kabag bulan
Kas kas dengan jumlah uang Keuangan Proyek berikutnya
yang benar- benar ada di
kasir
2 Rekonsiliasi RBT-01 Posisi uang yang ada di Kepala Proyek / Bulanan Tanggal 10
Bank bank menurut catatan Kasi/Kabag bulan
pembukuan dibandingkan Keuangan Proyek berikutnya
dengan saldo rekening
koran.
3 Tagihan Bruto LKT-02 Rekapitulasi prestasi kerja Kepala Proyek / Bulanan Tanggal 10
Kepada yang Belum diberitacarakan Kasi/Kabag bulan
Pengguna Jasa dari proyek (sumber data Keuangan Proyek berikutnya
(Prestasi Fisik dari formulir LEP-02)
Yang Belum di-
BA-kan)
4 Rekonsiliasi RHP-01 Daftar Rincian Utang Kasi/Kabag Bulanan Tanggal 10
Utang Piutang Piutang Internal Keuangan Proyek / bulan
Intern dibandingkan dengan Divisi / berikutnya .
Daftar Rincian Utang
Piutang Divisi/Wilayah/
Kantor Pusat
5 Daftar Piutang LKT-03-1 Rekapitulasi / Rincian Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Termin Piutang Berdasarkan Umur Divisi/Kasi/Kabag bulan
Berdasarkan Keuangan Proyek berikutnya .
Umur
6 Daftar Piutang LKT-03-2A Rekapitulasi / Rincian Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Retensi LKT-03-2B Piutang Retensi Divisi/Kasi/Kabag bulan
Berdasarkan Berdasarkan Tanggal Keuangan Proyek berikutnya.
Umur Invoice & berdasarkan
tanggal FHO
7 Daftar Utang LKT-03A-1 Rekapitulasi / Rincian Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Supplier Utang Supplier Divisi/Kasi/Kabag bulan
Berdasarkan Berdasarkan Umur Keuangan Proyek berikutnya
Umur
8 Daftar Utang LKT-03A-2 Rekapitulasi / Rincian Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Upah Kerja Utang Upah Kerja Divisi/Kasi/Kabag bulan
Berdasarkan Berdasarkan Umur Keuangan Proyek berikutnya
Umur

9 Daftar Utang LKT-03A-3 Rekapitulasi/ Rincian Utang Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Subkontraktor Subkontraktor & Retensi Divisi/Kasi/Kabag bulan
& Retensi Subkontraktor Berdasarkan Keuangan Proyek berikutnya
Subkontrakor Umur
Berdasarkan
Umur

8
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

10 Daftar Utang LKT-03A-4 Rekapitulasi/ Rincian Utang Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Sewa Alat Sewa Alat Berdasarkan Divisi/Kasi/Kabag bulan
Berdasarkan Umur Keuangan Proyek berikutnya
Umur
11 Daftar Utang LKT-03A-5 Rekapitulasi/ Rincian Utang Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
BUA BUA Berdasarkan Umur Divisi/Kasi/Kabag bulan
Berdasarkan Keuangan Proyek berikutnya
Umur
12 Daftar Utang LKT-03A-6 Rekapitulasi/ Rincian Utang Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Lain-lain Lain-lain Berdasarkan Divisi/Kasi/Kabag bulan
Berdasarkan Umur Keuangan Proyek berikutnya
Umur
13 Perhitungan LKT-05 Perhitungan Pendapatan Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
L/R Bruto Usaha dan Beban Kontrak Divisi/Kasi/Kabag bulan
Proyek Tahun Tahun Berjalan sampai Keuangan Proyek berikutnya
Berjalan dengan tanggal Laporan
14 Rekapitulasi LKT-07 Rekapitulasi Persediaan Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Persediaan bahan di proyek proyek Divisi/Kasi/Kabag bulan
Bahan yang Belum dipakai dan Keuangan Proyek berikutnya
Belum diprestasikan
( sumber data dari formulir
PPL-06 )
15 Daftar Utang LKT-08 Rekapitulasi perhitungan Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Bruto nilai prestasi phisik Divisi/Kasi/Kabag bulan
Subkontraktor subkontraktor yang belum Keuangan Proyek berikutnya
(WIP) di Berita-Acarakan
Berdasarkan (sumber data dari formulir
Umur F-03)
16 Daftar Uang LKT-13 Rekapitulasi Nilai Uang Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Muka kepada Muka yang dibayarkan, sisa Divisi/Kasi/Kabag bulan
Pihak Ketiga yang telah dipotong dan Keuangan Proyek berikutnya
Informasi mengenai
Jaminan UM yang diterima
17 Daftar Uang LKT-14 Rekapitulasi Nilai Uang Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Muka Kontrak Muka yang diterima dan Divisi/Kasi/Kabag bulan
Jangka Panjang Sisa UM yang belum Keuangan Proyek berikutnya
dikembalikan / dipotong
oleh pemberi kerja
18 Daftar Saldo LKT-15 Rekapitulasi Saldo Bank Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Bank Divisi/Kasi/Kabag bulan
Keuangan Proyek berikutnya
19 Daftar Beban LKT-16 Daftar Rekanan yang Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Kontrak yg memiliki transaksi Divisi/Kasi/Kabag bulan
mempunyai sekurang-kurangnya 10% x Keuangan Proyek berikutnya
Hubungan PU yang tercatat s.d
Istimewa dg periode Laporan
PT. Waskita

9
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

20 Daftar Rincian DRM Daftar rincian mutasi buku Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Mutasi besar yang mempunyai sub Divisi/Kasi/Kabag bulan
buku besar dan buku Keuangan Proyek berikutnya
pembantu yang dijabarkan
ke dalam saldo awal tahun,
mutasi s/d bulan lalu,
mutasi bulan ini, mutasi s/d
bulan ini dan saldo akhir.
21 Buku BT Informasi saldo awal, Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
Tambahan jumlah mutasi s/d bulan Divisi/Kasi/Kabag bulan
lalu, transaksi bulan ini Keuangan Proyek berikutnya .
( secara detail ) jumlah
mutasi bulan ini, jumlah
mutasi s/d bulan ini dan
saldo berjalan.
22 Buku Harian BH Jurnal per jenis buku Kabag Keu Bulanan Tanggal 10
harian Divisi/Kasi/Kabag bulan
Keuangan Proyek berikutnya

10
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

6. LAPORAN KEUANGAN DIVISI/KANTOR PUSAT


Laporan Keuangan Divisi/Kantor Pusat sebagai berikut:

Cara Asal Pembuatan


No Nama Laporan Kode
m c pr d Kp

1 Neraca LKI-01 v v v
2 Neraca Komparatif LKI-02 v v v
3 Perhitungan Laba (Rugi) LKI-03 v v v
4 Perhitungan Laba (Rugi) Komparatif LKI-04 v v v
5 Laporan Arus Kas LKI-05 v v v v
6 Neraca Lajur LKI-11 v v v v
7 Neraca Mutasi LKI-12 v v v v
Tagihan Bruto kepada Pengguna Jasa v v
8 LKT-02 v
(WIP)
9 Daftar Utang-Piutang Berdasarkan Umur LKT-03 v v v
10 L/R Bruto per Proyek Tahun Berjalan LKT-04 v v v
11 Perhitungan L/R Dari Awal Proyek LKT-05 v v v
12  Daftar Aset Tetap & Penyusutan v v v v
LKT-06
 Rincian Harga Perolehan Aset Tetap
13 Rekapitulasi Persediaan Bahan LKT-07 v v v
Rekapitulasi Prestasi Subkontraktor Yang v v v
14 LKT-08
Belum di-BA-kan
15 Rincian Biaya Administrasi & Umum LKT-09 v v v v
16 Rincian Pendapatan Lain-lain LKT-10 v v v v
17 Rincian Beban Lain-lain LKT-11 v v v v
18 DRM DRM v v v
19 Buku Tambahan BT v v v
20 Buku Harian BH v v v

11
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Frekwen
No Nama Kode Isi Disusun oleh si Waktu
1 Neraca LKI-01 Posisi keuangan tiap akhir Kabag Bulanan Tanggal 10
bulan Keuangan bulan
Divisi berikutnya
untuk Divisi

2 Neraca Komparatif LKI-02 Posisi keuangan pada tiap Kabag Bulanan Tanggal15
(Perbandingan dua akhir bulan; dibandingkan Keuangan bulan
neraca) dengan posisi keuangan Divisi berikutnya
tahun lalu, serta untuk Divisi
selisihnya.

3 Perhitungan Laba LKI-03 Perhitungan hasil usaha Kabag Bulanan Tanggal 10


(Rugi) pada periode tertentu Keuangan bulan
Divisi berikutnya
untuk Divisi.

4 Perhitungan Laba LKI-04 Perhitungan hasil usaha Kabag Bulanan Tanggal 10


(Rugi) Komparatif pada periode tertentu, Keuangan bulan
dibandingkan dengan Divisi berikutnya
hasil usaha tahun lalu dan untuk Divisi.
selisihnya .

5 Laporan Arus Kas LKI-05 Perhitungan arus keluar Kabag Bulanan Tanggal 10
masuknya kas atau setara Keuangan bulan
kas jangka pendek selama Divisi berikutnya
satu periode pelaporan, untuk Divisi.
dengan membanding kan
antara neraca per tanggal
laporan dengan saldo
awalnya.
6 Neraca Lajur. LKI-11 Daftar Neraca Saldo pada Kabag Bulanan Tanggal 10
tanggal laporan dari tiap Keuangan bulan
pos perkiraan, Jurnal Divisi berikutnya
Koreksi, Neraca Saldo untuk Divisi.
setelah koreksi serta
pemisahan pos perkiraan
kedalam perkiraan neraca
dan pos perkiraan Laba
(Rugi).
7 Neraca Mutasi LKI-12 Menggambarkan saldo Kabag Bulanan Tanggal 10
awal tahun, mutasi s/d Keuangan bulan
bulan lalu, mutasi bulan Divisi berikutnya
ini, mutasi s/d bulan ini untuk Divisi
dan saldo pada bulan
laporan.

12
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Frekwen
No Nama Kode Isi Disusun oleh si Waktu
8 Tagihan Bruto LKT-02 Rekapitulasi perhitungan Kabag Bulanan Tanggal 10
Kepada Pengguna nilai prestasi phisik Keuangan bulan
Jasa (WIP) subkontraktor yang belum Divisi berikutnya
di Berita-Acarakan atau untuk Divisi
tagihan bruto kepada
pengguna jasa (sumber
data dari formulir F-03)
9 Utang Piutang LKT-03 Rekapitulasi / Rincian Kabag Bulanan Tanggal 10
berdasarkan umur. saldo Utang piutang per Keuangan bulan
proyek beserta umur dari Divisi berikutnya
masing-masing Utang- untuk Divisi.
piutang tsb.

10 Laba – Rugi Bruto LKT-04 Jumlah Pendapatan Kabag Bulanan Tanggal 10


tahun berjalan. Usaha, Beban Kontrak, Keuangan bulan
Laba-Rugi Bruto yang Divisi berikutnya
dirinci per-nama proyek untuk Divisi
pada periode waktu
tertentu.
11 Perhitungan L/R dari LKT-05 Perhitungan Pendapatan Kabag Bulanan Tanggal 10
Awal Proyek Usaha dan Beban Kontrak Keuangan bulan
serta kewajiban ke Kantor Divisi berikutnya
Pusat dari awal proyek untuk Divisi
sampai dengan tanggal
laporan
12 Daftar Aset Tetap LKT-06 Daftar rincian Aset Tetap Kabag Triwulana Tanggal 10
dan Penyusutannya. dan penyusutannya, yang Keuangan n bulan
dikelompokkan per Divisi berikutnya
golongan dan per jenis untuk Divisi
Asetnya

13 Rekapitulasi LKT-07 Rekapitulasi Persediaan Kabag Bulanan Tanggal 10


Persediaan Bahan bahan di proyek proyek Keuangan bulan
yang Belum dipakai dan Divisi berikutnya
Belum diprestasikan untuk Divisi
( sumber data dari
formulir PPL-06 )
14 Prestasi Phisik LKT-08 Rekapitulasi perhitungan Kabag Bulanan Tanggal 10
Subkontraktor Yang nilai prestasi phisik Keuangan bulan
Belum di-BA-kan. subkontraktor yang belum Divisi berikutnya
di Berita-Acarakan untuk Divisi
(sumber data dari formulir
F-03)

13
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Frekwen
No Nama Kode Isi Disusun oleh si Waktu
15 Rincian Beban LKT-09 Daftar rincian mutasi sub Kabag Bulanan Tanggal 10
Umum dan perkiraan buku besar Keuangan bulan
Admitrasi Beban Umum dan Divisi berikutnya
admitrasi untuk Divisi

16 Rincian Pendapatan LKT-10 Rincian mutasi sub Kabag Bulanan Tanggal 10


Bukan Usaha perkiraan buku besar Keuangan bulan
Pendapatan Bukan Usaha Divisi berikutnya
untuk Divisi

17 Rincian Beban LKT-11 Rincian mutasi sub Kabag Bulanan Tanggal 10


Bukan Usaha perkiraan buku besar Keuangan bulan
Beban Bukan Usaha Divisi berikutnya
untuk Divisi

18 Daftar Rincian DRM Daftar rincian mutasi buku Kabag Bulanan Tanggal 10
Mutasi besar yang mempunyai Keuangan bulan
sub buku besar dan buku Divisi berikutnya
pembantu yang untuk Divisi
dijabarkan ke dalam saldo
awal tahun, mutasi s/d
bulan lalu, mutasi bulan
ini, mutasi s/d bulan ini
dan saldo akhir.
19 Buku Tambahan BT Informasi saldo awal, Kabag Bulanan Tanggal 10
jumlah mutasi s/d bulan Keuangan bulan
lalu, transaksi bulan ini Divisi berikutnya
( secara detail ) jumlah untuk Divisi.
mutasi bulan ini, jumlah
mutasi s/d bulan ini dan
saldo berjalan.
20 Buku Harian BH Jurnal jurnal per jenis Kabag Bulanan Tanggal 10
buku harian Keuangan bulan
Divisi berikutnya
untuk Divisi

14
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

7. GABUNGAN/KONSOLIDASI
Laporan keuangan gabungan/konsolidasian sebagai berikut:

Cara Asal Pembuatan


No Nama Laporan Kode
m c pr d kp

1 Neraca LKI-01 v v v

2 Neraca Komparatif LKI-02 v v v v

3 Perhitungan Laba (Rugi) LKI-03 v v v

4 Perhitungan Laba (Rugi) Komparatif LKI-04 v v v v

5 Laporan Arus Kas LKI-05 v v v v

6 Laporan Perubahan Ekuitas LKI-06 v v v v

7 Tagihan Bruto Kepada Pengguna Jasa (WIP) LKT-02 v v v

8 Rekapitulasi Utang - Piutang Berdasarkan Umur LKT-03 v v v v

9 Perhitungan L/R dari Awal Proyek LKT-05 v v v


10 Daftar Aset Tetap & Penyusutan LKT-06 v v v
11 Rekapitulasi Prestasi Phisik Subkontraktor LKT-08 v v v
12 Rincian Biaya Administrasi & Umum LKT-09 v v v
13 Rincian Pendapatan Lain-lain LKT-10 v v v
14 Rincian Beban Lain-lain LKT-11 v v v
15 Catatan Atas Laporan Keuangan CTT v v

15
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

No Nama Kode Isi Disusun oleh Frekwensi Waktu


1 Neraca LKI-01 Posisi keuangan tiap akhir Departemen Triwulanan Tanggal 15
triwulan Keuangan & bulan
Risiko berikutnya
setiap
triwulanan

2 Neraca Komparatif LKI-02 Posisi keuangan pada tiap Departemen Triwulanan Tanggal 15
(Perbandingan dua akhir triwulanan; Keuangan & bulan
neraca) dibandingkan dengan Risiko berikutnya
posisi keuangan setiap
triwulanan tahun lalu, triwulanan
serta selisihnya.
3 Perhitungan Laba LKI-03 Perhitungan hasil usaha Departemen Triwulanan Tanggal 15
(Rugi) pada periode tertentu Keuangan & bulan
Risiko berikutnya
setiap
triwulanan
4 Perhitungan Laba LKI-04 Perhitungan hasil usaha Departemen Triwulanan Tanggal 15
(Rugi) Komparatif pada periode tertentu, Keuangan & bulan
dibandingkan dengan hasil Risiko berikutnya
usaha tahun lalu dan setiap
selisihnya (penekanan triwulanan
dengan model EBIT)
5 Laporan Arus Kas LKI-05 Perhitungan arus keluar Departemen Triwulanan Tanggal 15
masuknya kas atau setara Keuangan & bulan
kas jangka pendek selama Risiko berikutnya
satu periode pelaporan, setiap
dengan membanding kan triwulanan
antara neraca per tanggal
laporan dengan saldo
awalnya.
6 Laporan Perubahan LKI-06 Perhitungan Perubahan Departemen Triwulanan
Ekuitas Ekuitas pemegang saham Keuangan &
selama periode pelaporan. Risiko
7 Rekapitulasi LKT-02 Rekapitulasi prestasi kerja Departemen Triwulanan Tanggal 15
Tagihan Bruto yang belum di berita Keuangan & bulan
Kepada Pengguna acarakan dari proyek- Risiko berikutnya
Jasa (Prestasi proyek (sumber data dari setiap
Phisik Yang Belum formulir LEP-02) triwulanan
Diberita Acarakan).

8 Utang Piutang LKT-03 Rekapitulasi / Rincian Departemen Triwulanan Tanggal 15


berdasarkan umur. saldo Utang piutang per Keuangan & bulan
proyek beserta umur dari Risiko berikutnya
masing-masing Utang- setiap
piutang tsb. triwulanan

16
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

No Nama Kode Isi Disusun oleh Frekwensi Waktu


9 Perhitungan L/R LKT-05 Perhitungan PDP dan BDP Departemen Triwulanan Tanggal 15
dari Awal Proyek serta kewajiban ke Kantor Keuangan & bulan
Pusat dari awal proyek Risiko berikutnya
sampai dengan tanggal setiap
laporan triwulanan

10 Daftar Aset Tetap LKT-06 Daftar rincian Aset Tetap Departemen Triwulanan Tanggal 15
dan dan penyusutannya, yang Keuangan & bulan
Penyusutannya. dikelompokkan per Risiko berikutnya
golongan dan per jenis setiap
Asetnya triwulanan

11 Utang Bruto LKT-08 Rekapitulasi perhitungan Departemen Triwulanan Tanggal 15


Kepada nilai prestasi phisik Keuangan & bulan
Subkontraktor subkontraktor yang belum Risiko berikutnya
(Prestasi Phisik di Berita-Acarakan setiap
Subkontraktor Yang (sumber data dari formulir triwulanan
Belum di-BA-kan.) F-03)
12 Rincian Beban LKT-09 Daftar rincian mutasi sub Departemen Triwulanan Tanggal 15
Umum dan perkiraan buku besar Keuangan & bulan
Adminitrasi. Beban Umum & Risiko berikutnya
Administrasi (71000 s/d setiap
78000) triwulanan
13 Rincian Pendapatan LKT-10 Rincian mutasi sub Departemen Triwulanan Tanggal 15
Bukan Usaha perkiraan buku besar Keuangan & bulan
Pendapatan Bukan Usaha. Risiko berikutnya
setiap
triwulanan
14 Rincian Beban LKT-11 Rincian mutasi sub Departemen Triwulanan Tanggal 15
Bukan Usaha. perkiraan buku besar Keuangan & bulan
Beban Bukan Usaha. Risiko berikutnya
setiap
triwulanan
15 Catatan Atas CTT Back up dari Neraca, Laba Departemen Triwulanan Tanggal 15
Laporan Keuangan (Rugi) Perubahan Ekuitas Keuangan & bulan
dan Arus Kas Risiko berikutnya
setiap
triwulanan

17
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Laporan keuangan gabungan/konsolidasi disusun secara periodik di Kantor Pusat oleh


Departemen Keuangan dan Risiko.

Laporan keuangan gabungan merupakan penggabungan laporan keuangan dari Divisi dan
Kantor Pusat dengan menghilangkan (eliminasi) transaksi-transaksi internal yang terjadi
serta koreksi-koreksi terhadap kesalahan pembukuan.

Laporan keuangan konsolidasian merupakan konsolidasi antara laporan keuangan gabungan


di Induk Perseroan dan laporan keuangan anak-anak perusahaan/asosiasi yang wajib
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan Induk Perseroan.

Laporan keuangan gabungan/konsolidasian juga menyajikan rincian pos-pos tertentu yang


dibutuhkan Manajemen untuk evaluasi dan pengambilan keputusan.

18
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PENURUNAN NILAI DAN


TIDAK TERTAGIHNYA ASET KEUANGAN

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management


Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PENURUNAN NILAI DAN TIDAK TERTAGIHNYA ASET KEUANGAN


Pada setiap tanggal neraca perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif
bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti tersebut, maka
perusahaan akan melakukan penurunan nilai aset keuangan.

Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai
telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai tersebut
sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut
(peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi
arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi
secara handal. Penurunan nilai pada dasarnya disebabkan oleh dampak kombinasi dan
beberapa peristiwa. Kerugian yang diperkirakan timbul akibat peristiwa di masa datang tidak
dapat diakui, terlepas hal tersebut sangat mungkin terjadi. Bukti obyektif bahwa aset keuangan
atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi data yang dapat diobservasi
menjadi perhatian dari pemegang aset tersebut mengenai peristiwa-peristiwa yang merugikan
berikut ini :

a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami oleh pemberi jasa;


b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran.
c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak pemberi jasa dinyatakan pailit atau melakukan
reorganisasi keuangan lainnya;

Prosedur penurunan nilai dan tidak tertagihnya asset keuangan dilakukan sebagai berikut :

2
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

1. TUJUAN : Untuk Mengatur Perumusan Penurunan Nilai Piutang

2. RUANG LINGKUP : Kepala Unit Bisnis/Unit Kerja, Direksi, Komisaris

Pen
Bagan Alir Kegiatan Ket
Jwb

1. Teliti semua piutang/tagihan bruto secara


individu

2. Adakah terdapat bukti obyektif antara lain

(PSAK 55 paragraf 66):

a. Owner mengalami kesulitan keuangan


signifikan,atau
b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadi
wanprestasi atau tunggakan
pembayaran’atau
c. Terdapat kemungkinan bahwa
owner/peminjam dinyatakan pailit atau
melakukan reorganisasi keuangan
lainnya

3. Jika “Ya”, maka dilakukan penurunan nilai


aset keuangan dengan cara sebagai berikut:

Nilai piutang = xxxx


Nilai kini estimasi Arus Kas (DCF) = xxxx -
Penurunan Nilai = xxxx

4. Penurunan nilai sesuai butir 3, dicatat pada


laporan laba rugi sebagai rugi dan di neraca
pada cadangan penurunan nilai.

3
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

5. Jika “Tidak” terdapat bukti obyektif sesuai


butir 2, maka piutang/tagihan bruto
dikelompokkan sbb:

a. Kelompok owner pemerintah/BUMN


b. Kelompok owner swasta

6. Untuk kelompok owner pemerintah/BUMN


dilakukan penurunan nilai piutang untuk yang
telah berumur lebih dari 1 tahun sbb:

Cadangan Akumulasi
Umur Piutang
No Penurunan Cadangan
(bulan)
Nilai Penurunan Nilai
1 > 12 - 15 5% 5%
2 > 15 - 18 5% 10%
3 > 18 - 21 10% 20%
4 > 21 - 24 10% 30%
5 > 24 - 27 10% 40%
6 > 27 - 30 20% 60%
7 > 30 - 33 20% 80%
8 > 33 - 36 20% 100%

7. Rugi penurunan nilai piutang dicatat pada


laba/rugi sedang cadangan penurunan nilai
dicatat pada neraca

8. Untuk owner swasta setelah dikelompokan,


selanjutnya dinilai secara individu kembali
dengan cara sbb:

a. Pada jatuh tempo tahun pertama


Nilai piutang = xxxx
Nilai kini estimasi Arus Kas = xxxx -
Penurunan Nilai = xxxx

b. Pada jatuh tempo tahun ke dua dst.


Nilai Piutang = xxxx
Nilai kini estimasi Arus Kas = xxxx -
Penurunan Nilai = xxxx
PenurunanNilai Tahun Ke 2 = xxxx +
Sesuai Tabel
JumlahPenurunanNilai = xxxx

4
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

9. Rumus Discounted Cash Flow adalah sbb:

DCF = ___x____
(1+i)n
X = nilai piutang
i = suku bunga Bank Indonesia (saat ini6,75%)
n = jangkawaktu

5
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

TAGIHAN BRUTTO

(IMPAIRMENT PIUTANG)

1. Jika Terdapat Bukti Obyektif


A. Contoh 1
PT A dinyatakan pailit dan masih terdapat piutang sebesar Rp 65.000.000,-PT A
menyatakan tidak sanggup membayar atas sisa hutang tersebut.
Perhitungan :
Nilai Piutang = 65.000.000,-
Nilai Kini Piutang (DCF) = 0,-
Penurunan Nilai = 65.000.000,-
Jurnal :
Dr Beban Penurunan Nilai Rp. 65.000.000,-
Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp. 65.000.000,-
B. Contoh 2
Tercatat Piutang di tahun 2011 pada PT B sebesar Rp. 70.000.000,-. PT. B mengalami
kesulitan keuangan, sehingga hanya mampu membayar di tahun 2011 sebesar Rp.
10.000.000,- dan sisanya akan dibayar pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp.
60.000.000,-
Perhitungan:
Nilai Piutang = 70.000.000,-
Dibayar Thn 2011 = 10.000.000,-
Sisa Piutang Thn 2011 = 60.000.000,-
Nilai Kini Piutang (DCF) = 56.094.272,-
Penurunan Nilai = 3.905.728,-
Jurnal :
Dr Beban Penurunan Nilai Rp. 3.905.728,-
Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp. 3.905.728,-

2. Jika Tidak Terdapat Bukti Obyektif


A. Kelompok Owner Pemerintah/BUMN
Tercatat piutang a/n Pemda Papua sebesar Rp. 50.000.000,- yang berumur 13 bulan.
Perhitungan :
Nilai Piutang = 50.000.000,-
Cadangan Penurunan Nilai= 50.000.000,- x 5 % = 2.500.000,-
Jurnal :
Dr Beban penurunan nilai Rp. 2.500.000,-
Cr Cadangan penurunan Nilai Rp. 2.500.000,-

6
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

B. Tercatat piutang di Tanggal 31 Juli 2011 pada PT B sebesar Rp. 65.000.000,- PT B


hanya mampu membayar pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 50.000.000,-
Perhitungan :
Nilai Piutang = 65.000.000,-
Dibayar Thn 2013 = 50.000.000,-
Sisa Piutang Thn 2013 = 15.000.000,-

Nilai Kini Piutang (DCF) Tahun 1 : x = 50.000.000,- = 45.452.415,-


(1+i)n (1+(0,0675/12))17

Nilai Piutang 50.000.000,-


Nilai Kini Piutang (DCF) 45.452.415,-
Penurunan Nilai Thn 1 4.547.585,-

Nilai Kini Piutang (DCF) Tahun 2 : x = 50.000.000,- = 42.493.669,-


(1+i)n (1+(0,0675/12))29

Nilai Piutang 50.000.000,-


Nilai Kini Piutang (DCF) 42.493.669,-
Penurunan Nilai Thn 2 7.506.331,-
Penurunan Nilai Thn 1 4.547.585,-
Jumlah Penurunan Nilai 12.053.916,-

Jurnal :
31/12’11 Dr Beban Penurunan Nilai Rp 15.000.000,-
Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp 15.000.000,-

31/12’12 Dr Beban Penurunan Nilai Rp 4.547.585,-


Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp 4.547.585,-

31/12’13 Dr Beban Penurunan Nilai Rp 7.506.331,-


Cr Cadangan Penurunan Nilai Rp 7.506.331,-

7
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

8
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PROSES AKUNTANSI

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management


Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2


1. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
2. PROSES BISNIS ........................................................................................................... 3
4. AKUN .......................................................................................................................... 6
5. OTORISASI AKUN ........................................................................................................ 6
6. PELAPORAN................................................................................................................. 7

2
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

1. PENDAHULUAN
Sebagai proses, fungsi, atau praktik, akuntansi merupakan proses pengidentifikasian,
pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan
penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian,
transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk
menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.

Laporan keuangan merupakan asersi manajemen (Direksi) Perseroan yang dihasilkan dari
penangkapan data pada berbagai tahapan proses bisnis Waskita dan diolah sedemikian
rupa sehingga menjadi laporan keuangan yang kewajarannya diuji oleh auditor independen.
Asersi adalah pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum atau standar akuntansi keuangan Indonesia, yaitu terdiri dari:
1. Keterjadian/keberadaan (occurence/existence);
2. Kelengkapan (completeness);
3. Hak dan kewajiban (right and obligation);
4. Penilaian (valuation) atau alokasi;
5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure).

Proses akuntansi mulai dari proses bisnis sampai dengan laporan keuangan harus dapat
ditelusuri dua arah, yaitu:
 dilakukan vouching (meyakini asersi occurence), telusur balik (trace-back) mulai dari
laporan keuangan sampai dengan dokumen sumber pada setiap tahapan proses bisnis;
dan
 dilakukan tracing (meyakini asersi completeness), mulai dari dokumen sumber dalam
setiap tahapan proses bisnis sampai dengan angka-angka pada laporan keuangan.

2. PROSES BISNIS
Proses akuntansi berkaitan erat dengan proses bisnis Waskita sebagaimana diuraikan dalam
Sistem Manajemen Waskita (SMW), yaitu proses utama (key value creation process) dan
proses pendukung (key support process). Proses utama terdiri dari sistem kepemimpinan,
perencanaan strategik, pengukuran kinerja Perusahaan, dan proses operasional perusahaan,
yaitu pemasaran, penganggaran, dan produksi. Proses pendukung meliputi proses
keuangan, akuntansi, dan sumber daya manusia (SDM), proses administrasi, dan proses
pengawasan/ pengendalian sistem internal. Setiap proses bisnis Waskita akan berisi
aktivitas dan setiap aktivitas akan mengonsumsi sumber daya (resources) untuk cost object
tertentu, dan dalam rantai nilai (value chain) tersebut terdapat data keuangan dasar
(bahan olah akuntansi), sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut ini.

3
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Keterangan gambar:
 Dokumen sumber adalah dokumen yang datanya dipakai sebagai sumber pencatatan
ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku pembantu).
 Dokumen pendukung adalah dokumen yang menguatkan data yang dicantumkan di
dalam dokumen sumber.
 Dokumen sumber dan dokumen pendukung berasal dari berbagai sistem, yaitu sistem
akuntansi kas & bank, pembelian dan hutang, penggajian, persediaan, aset tetap, biaya,
penjualan jasa/produk, dan perpajakan.

Dalam melaksanakan transaksi (proses bisnis), manajemen harus mengimplementasikan


pengendalian intern, dan keluaran (output) dari proses akuntansi keuangan adalah laporan
keuangan sebagai asersi manajemen yang kemudian diaudit oleh auditor independen.

4
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

3. PENANGKAPAN DATA
Data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang berasal dari kejadian-kejadian,
transaksi-transaksi, atau kegiatan-kegiatan dalam proses bisnis Waskita ditangkap (data
captured) untuk diolah baik secara manual maupun menggunakan bantuan teknologi
informasi (aplikasi komputer) guna menghasilkan keluaran berupa informasi yang relevan
bagi pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
ekonomik.

Proses akuntansi menggunakan bantuan teknologi informasi (aplikasi akuntansi) dapat


dilihat pada gambar berikut ini.

Aplikasi akuntansi (accounting software) yang digunakan oleh Perseroan adalah aplikasi
WK-AK. Perseroan telah mengembangkan aplikasi akuntansi yang baru, yaitu ERP, dan
aplikasi ini akan digunakan setelah dilakukan penyesuaian dengan perubahan struktur
organisasi, proses bisnis, dan penyediaan infrastruktur yang memadai.

Tampilan aplikasi WK-AK dapat dilihat pada gambar berikut ini.

5
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

4. AKUN
Sistem informasi akuntansi menghendaki penggunaan kode akun sebagai identitas (key)
untuk bahan olah akuntansi mulai dari masukan (input) awal sampai dengan pengolahan
menjadi keluaran (output) akhir berupa informasi.

Pengolahan data dan pelaporan yang dimaksud di sini mencakup pengolahan data dan
pelaporan dalam lingkup akuntansi keuangan maupun akuntansi biaya atau akuntansi
manajemen.

Pengolahan data menjadi informasi dalam sistem informasi biaya dilaksanakan melalui
proses tertentu yang terdiri dari empat tahap utama, yaitu:
 Penangkapan dan penggolongan data
 Penggolongan kembali data
 Penyajian informasi
 Penafsiran informasi.

5. OTORISASI AKUN
Akun disusun secara sistematis dan konsisten untuk menjamin penangkapan data dapat
dilaksanakan berdasarkan struktur data yang baik, terintegrasi, dan memudahkan
pengolahan data dan pelaporan keuangan untuk menghasilkan informasi yang berguna
bagi pengambilan keputusan.

6
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Pembentukan, perubahan, dan penghapusan akun dilakukan secara sentralisasi, yaitu


berdasarkan persetujuan Departemen Keuangan dan Risiko.

Selain itu, menimbang bahwa keluaran (output) dari pelaporan keuangan merupakan
peringkat tertinggi dalam pengukuran kinerja manajemen (Direksi Perseroan), maka sistem
informasi akuntansi harus menjadi acuan bagi sistem informasi operasi dan lainnya agar
pendesainan struktur data dapat mewujudkan dan menjamin suatu hubungan/relasi timbal-
balik antar-sistem.

6. PELAPORAN
Proses akuntansi menghasilkan informasi berupa laporan-laporan, baik untuk kebutuhan
internal maupun eksternal. Untuk kebutuhan eksternal, proses akuntansi menghasilkan
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) atau
standar akuntansi keuangan di Indonesia. Untuk kebutuhan internal, proses akuntansi
menghasilkan laporan manajemen, baik berupa pelaporan akuntansi biaya/manajemen
maupun pelaporan akuntansi keuangan lainnya.

7
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

PEDOMAN AKUNTANSI

Dokumen ini dilarang diperbanyak/digandakan/di-copy tanpa izin tertulis dari Management


Representative (MR) PT Waskita Karya (Persero) Tbk

1
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

DAFTAR ISI

Halaman

Kebijakan Akuntansi ................................................................................................ 3


Prosedur Akuntansi ................................................................................................. 4
Perpajakan ............................................................................................................. 5

2
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

1. KEBIJAKAN AKUNTANSI
1.1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
Mata uang fungsional (functional currency) dan mata uang pelaporan (presentation
currency atau reporting currency) PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah Rupiah.
Sedangkan, mata uang di Luar Negeri adalah mata uang asing (foreign currency) bagi
Kantor Pusat, Wilayah/Cabang, dan Divisi/Proyek di Indonesia.
Mengingat Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri dibuka untuk melaksanakan
pekerjaan berdasarkan kontrak yang didapat, dengan nilai kontrak menggunakan
mata uang negera setempat (missal Dubai dengan mata uang UEA Dirham (Dh)), dan
pembiayaan operasi pendapatan dalam mata uang kantor cabang dan proyek Luar
Negeri menggunakan dana yang diperoleh mata uang yang berlaku di negera tersebut,
dan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
(a) PT Waskita Karya (perusahaan pelapor) mengendalikan kegiatan usaha luar negeri
(cabang dan proyek di luar negeri), tetapi masih memberikan otonomi yang
memadai;
(b) Transaksi-transaksi dengan perusahaan pelapor bukan suatu proporsi besar bagi
kegiatan usaha luar negeri;
(c) Aktivitas operasi luar negeri dibiayai terutama dari operasinya sendiri atau
pinjaman local, bukan dari perusahaan pelapor;
(d) Biaya tenaga kerja, bahan baku dan komponen lainnya dari produk atau jasa
kegiatan usaha luar negeri terutama dibayar atau diselesaikan dalam mata uang
lokal daripada dalam mata uang pelaporan;
(e) Penjualan kegiatan usaha luar negeri terutama dalam mata uang yang berbeda
dengan mata uang pelaporan; dan
(f) Pengelolaan arus kas mandiri.
Dengan kondisi seperti tersebut pada point a sampai dengan f, maka :
1. Akutansi dan penyusunan laporan keuangan Kantor Cabang dan Proyek di Luar
Negeri menggunakan mata uang setempat (missal mata uang dubai UAE Dirham
(Dh) atau AED) sebagai mata uang local (local currency) dan sekaligus sebagai
mata uang fungsional (functional currency) dan pelaporan (presentation currency
atau reporting currency), sedangkan mata uang Rupiah menjadi mata uang asing
(foreign currency) bagi Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri.
2. Setiap periode dilakukan peggabungan laporan keuangan Kantor Cabang Luar
Negeri dengan laporan keuangan Wilayah, dan laporan keuangan Proyek Luar
Negeri dengan laporan keuangan Divisi, dan selanjutnya dilakukan penggabungan
laporan keuangan Wilayah, Divisi, dan Kantor Pusat PT Waskita Karya (Persero)
Tbk. Penggabungan laporan keuangan Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri
dengan laporan keuangan entitas di Indonesia mengacu pada Pernyataan Standar

3
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan


Kurs Valuta Asing.
3. Kepala Cabang dan Kepala Proyek di Luar Negeri masing-masing menyusun
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

1.2 Kebijakan Akuntansi Lainnya


Kebijakan akuntansi lainnya, misalnya kas dan setara kas, piutang dan penyisihan
piutang, persediaan, aktiva tetap, pengakuan pendapatan dan beban, tetap mengacu
pada Peraturan Perusahaan di Bidang Akuntansi (Keputusan Direksi No.
02/SK/WK/2013 tanggal 28 Maret 2013) dan batasan materialitas untuk aktiva tetap
mengacu pada Keputusan Direksi No. 07.1/SK/WK/2009 tanggal 4 Juni 2009 dengan
penyesuaian dari mata uang Rupiah ke mata uang Luar Negeri (misal Dubai UAE
Dirham (Dh) atau AED).

2. Prosedur Akuntansi (Accounting Procedurs)


2.1 Prosedur Akuntansi
Prosedur akuntansi disesuaikan dengan proses bisnis yang dilaksanakan oleh Kantor
Cabang Luar Negeri dan Proyek Luar Negeri, terdiri dari:
(a) Prosedur akuntansi Kantor Cabang Luar Negeri
(b) Prosedur akuntansi Proyek Luar Negeri
Transaksi-transaksi yang terjadi di Luar Negeri dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
(1) Transaksi biaya, adalah transaksi yang mempengaruhi akun biaya, seperti
pembelian barang/jasa, pembayaran gaji/upah, penyusutan, amortisasi, akrual,
dan pembayaran biaya-biaya lainnya.
(2) Transaksi non biaya, adalah transaksi yang tidak mempengaruhi akun biaya,
seperti: penerimaan pelunasan piutang, pembayaran Utang.
Rincian prosedur akuntansi Kantor Cabang Luar Negeri dan Proyek Luar Negeri adalah
terlampir.

2.2 Prosedur Penyusunan dan Penjabaran Laporan Keuangan


Setelah transaksi-transaksi dicatat dan atau dientri (misalnya Cabang Dubai
menggunakan mata uang UAE Dirham atau AED) ke dalam aplikasi WK-AK, maka
dilakukan penyusunan laporan keuangan Cabang Luar Negeri dan laporan keuangan
Proyek Luar Negeri. Ketika laporan keuangan Cabang Luar Negeri digabung dengan
laporan keuangan Wilayah dan laporan keuangan Proyek Luar Negeri digabung
dengan laporan keuangan Divisi, maka laporan keuangan dalam mata uang setempat

4
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

(missal Dubai menggunakan UAE Dirham (Dh) atau AED) harus dijabarkan ke dalam
mata uang Rupiah (IDR) menggunakan prosedur sebagai berikut:
(a) Aktiva dan kewajiban, baik moneter maupun non-moneter dijabarkan dengan
menggunakan kurs penutup (closing rate) pada tanggal neraca.
(b) Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal transaksi atau kurs rata-rata selama suatu periode.
(c) Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai “selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai penutupan
usaha PT Waskita Karya di Luar Negeri.
Penjabaran laporan keuangan tersebut mengakibatkan pengakuan beda nilai tukar
yang timbul dari:
(a) Penjabaran pendapatan dan beban dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
tanggal transaksi dan aktiva serta kewajiban dengan menggunakan kurs penutup;
(b) Penjabaran saldo awal investasi neto dalam entitas asing dengan kurs yang
berbeda dari yang dilaporan sebelumnya; dan
(c) Perubahan lain atas ekuitas dalam entitas asing.
Beda nilai tukar ini tidak diakui sebagai pendapatan atau beban untuk
periode yang bersangkutan, karena perubahan dalam nilai tukar hanya sedikit
atau bahkan tidak berdampak atas arus kas dari operasi baik sekarang maupun yang
akan datang untuk entitas di luar negeri maupun PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai “selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan” dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai pelepasan/penutupan
investasi neto yang bersangkutan PSAK 10 (Revisi 2010).
Pada saat penutupan/pelepasan (disposal) entitas di luar negeri, jumlah kumulatif
beda nilai tukar yang telah ditangguhkan dan berkaitan dengan entitas di luar negeri
tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban dalam periode yang
sama pada

3. Perpajakan
Kantor Cabang dan Proyek di Luar Negeri harus mematuhi peraturan perpajakan di
Negara yang bersangkutan serta Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia
dan Negara yang ditempati tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan
Penggelapan Pajak yang Berkenaan dengan Pajak atas Penghasilan (missal perjanjian
Indonesia dengan United Arab Emirates : Agreement between the government of
Republic of Indonesia and the Government of the United Arab Emirates for the
Avoidance of Double Taxation and the Prevention of Fiscal Evasion with Respect to
Taxes on Income)
Untuk diperhatikan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan (UU PPh) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

5
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000, pada penjelasan Pasal 4 Ayat (1) dinyatakan
bahwa semua jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun
pajak digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian,
apabila dalam satu tahun pajak suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian, maka
kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan lainnya (kompensasi
horizontal), kecuali kerugian yang diderita di luar negeri.
1. Transfer dana dari Kantor Pusat (rek. di Indonesia) ke Cabang Luar Negeri (rek. Pusat di
Bank Luar Negeri)
Jurnal di Kantor Pusat :
210111 H/P Pusat – Unit Usaha xxx
110311 Bank Giro xxx
Dokumen Sumber : Nota Debet dari bank

Jurnal di Cabang Luar Negeri :


110311 Bank Giro xxx
210111 H/P Pusat – Unit Usaha xxx
Dokumen Sumber : Nota Kredit dari Bank Luar Negeri

2. Transfer dana dari rekening Pusat di Bank Luar Negeri ke rekening Cabang di Bank Luar
Negeri
Jurnal di Cabang Luar Negeri:
260111 Ayat Silang xxx
110311 Bank Giro – Pusat xxx

110311 Bank Giro – Pusat xxx


260111 Ayat Silang xxx

3. Transfer dana dari rekening Cabang di Bank Luar Negeri ke rekening Projek di Bank Luar
Negeri
Jurnal di Cabang Luar Negeri:
210211 H/P Antar Unit Usaha xxx
110311 Bank Giro – Cabang xxx

Jurnal di Projek Luar Negeri:


110311 Bank Giro – Cabang xxx
210211 H/P Antar Unit Usaha xxx
4. Transfer dana dari Cabang Luar Negeri (rek. Pusat di Bank Luar Negeri) ke Kantor Pusat
(rek. di Indonesia) sebagai pengembalian modal kerja.
Jurnal di Cabang Luar Negeri:
210111 H/P Pusat – Unit Usaha xxx
110311 Bank Giro – Pusat xxx
Dokumen Sumber: Nota Debet dari bank

6
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

110311 Bank Giro – Pusat xxx


210111 H/P Pusat – Unit Usaha xxx
Dokumen Sumber: Nota Kredit dari Bank Luar Negeri

5. Penagihan dan penerimaan uang muka:


Jurnal di Cabang Luar Negeri:
110311 Bank Giro – Pusat xxx
210211 H/P Antar Unit Usaha xxx
Dokumen Sumber: Nota Kredit dari Bank Luar Negeri

Jurnal di Projek Luar Negeri:


210211 H/P Antar Unit Usaha xxx
310711 Uang Muka Pend. Usaha Jk Pdk xxx
320111 Uang Muka Pend. Usaha Jk Pjg xxx
Dokumen Sumber: Kontrak, Surat Pengajuan Uang Muka Kontrak, Bukti Transfer Bank

6. Penagihan dan pengakuan piutang termin


Jurnal di Projek Luar Negeri:
110512 Piutang Usaha Jasa Konstr. Non-loan xxx
110522 Piutang Retensi Jasa Konstr. Non-loan xxx
310711 Uang Muka Pend. Usaha Jk. Pdk xxx
510112 Pendapatan Usaha Proj. Non-loan xxx
Dokumen Sumber: Kontrak, BAP Penagihan atau progress, laporan kemajuan pekerjaan

7. Penerimaan pembayaran tagihan termin/retensi berupa transfer dana dari pelanggan


(owner) ke rekening di Bank Luar Negeri:
Jurnal di Cabang Luar Negeri:
110311 Bank Giro – Pusat xxx
210211 H/P Antar Unit Usaha xxx
Dokumen Sumber: Nota Kredit dari Bank Luar Negeri

Jurnal di Projek Luar Negeri:


210211 H/P Antar Unit Usaha xxx
110512 Piutang Usaha Jasa Konstr. Non-loan xxx
110522 Piutang Retensi Jasa Konstr. Non-loan xxx

8. Pencatatan kemajuan pekerjaan (berdasarkan persentase volume fisik yang telah


dikerjakan dikalikan harga kontrak) pada akhir bulan/periode, tetapi belum dilakukan
penagihan kepada pelanggan:
Jurnal di Projek Luar Negeri:
111611 Tagiha Bruto kepada Pengg. Jasa (WIP) xxx
510112 Pendapatan usaha Proj. Non-loan xxx
Dokumen Sumber: Kontrak, laporan kemajuan pekerjaan dan surat konfirmasi fisik dari
owner

7
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

9. Jurnal balik (reversing entry) atas jurnal pada butir 4 tersebut di atas pada awal bulan
berikutnya:
Jurnal di Projek Luar Negeri:
510112 Pendapatan usaha Proj. Non-loan xxx
111611 Tagiha Bruto kepada Pengg. Jasa (WIP) xxx
Dokumen Sumber: Bukti memorial pelengkap bulan sebelumnya dan surat konfirmasi fisik
dari owner

10.Pembelian barang/jasa merupakan biaya langsung kontrak:


Jurnal di Projek Luar Negeri:
610111 Beban Kontrak (BK) Ekstern Bahan xxx
610112 BK Ekstern – Upah xxx
610113 BK Ekstern – Subkontraktor xxx
610114 BK Ekstern – Peralatan xxx
610115 BK Ekstern – Persiapan & Penyeles xxx
610116 BK Ekstern – Adm Projek xxx
610117 BK Ekstern – Pemasaran xxx
610118 BK Ekstern – Bank xxx
310111 Utang Supplier xxx
310112 Utang Retensi Supplier xxx
310121 Utang Upah Kerja xxx
310131 Utang Subkontraktor xxx
310132 Utang Retensi Subkontraktor xxx
310141 Utang Sewa Alat xxx
310151 Utang BAU Projek xxx
310161 Utang Beban Lain di Projek xxx
110311 Bank Giro – Projek xxx
110111 Kas xxx
Dokumen Sumber: SPPM, BAPM, SPPPSPK, BAPP, Kuitansi, Bukti Pengeluaran Kas/Bank

11.Pencatatan kemajuan pekerjaan subkontraktor (berdasarkan persentase volume fisik


yang telah dikerjakan dikalikan harga kontrak) pada akhir bulan/periode, tetapi belum
dilakukan penagihan oleh subkontraktor.
Jurnal di Projek Luar Negeri:
610113 BK Ekstern – Subkontraktor xxx
310211 Utang Bruto kepd Subkon (WIP) xxx
Dokumen Sumber: Kontrak, laporan kemajuan pekerjaan dan surat konfirmasi fisik dari
subkontraktor

8
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

12.Jurnal balik (reversing entry) atas jurnal pada butir 2 tersebut di atas pada awal bulan
berikutnya:
Jurnal di Projek Luar Negeri:
310211 Utang Bruto kepd Subkon (WIP) xxx
610113 BK Ekstern – Subkontraktor xxx
Dokumen sumber: Bukti memorial pelengkap bulan sebelumnya dan surat konfirmasi fisik
dari subkontraktor.

13.Pencatatan transaksi lainnya mengacu pada Keputusan Direksi No. 02/SK/WK/2013

9
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

10
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

NERACA PROYEK DUBAI PER 31 DESEMBER 20X1


Dirhams Kurs Rp
Aktiva:
Kas dan setara kas 50,000 2,360 118,000,000
Piutang (neto) 20,000 2,360 47,200,000
Aktiva tetap (neto) 590,000 2,360 1,392,400,000
Jumlah aktiva 660,000 1,557,600,000

Hutang 440,000 2,360 1,038,400,000


H/P Antar Unit Usaha 200,000 2,100 420,000,000
Saldo laba (rugi) 20,000 43,600,000
Selisih kurs penjabaran LK - 55,600,000
660,000 1,557,600,000

LAPORAN LABA-RUGI TAHUN 20X1 Dirhams Kurs Rp

Pendapatan 200,000 2,180 436,000,000


Beban 180,000 2,180 392,400,000
Laba (rugi) 20,000 43,600,000

Keterangan :
Kurs 2.360 = kurs per tanggal neraca
Kurs 2.100 = kurs historis
Kurs 2.180 = kurs rata-rata
Perhitungan selisih kurs penjabaran laporan keuangan:
H/P Antar Unit Usaha = Dh 200.000 x (2.360-2.100) = 52,000,000
Laba tahun berjalan = Dh 20.000 x (2.360 - 2.180) = 3,600,000
55,600,000

10
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

NERACA CABANG DUBAI PER 31 DESEMBER 20X1


Dirhams Kurs Rp
Aktiva:
Kas dan setara kas 250,000 2,360 590,000,000
H/P Antar Unit Usaha 200,000 2,100 420,000,000
Aktiva tetap (neto) 150,000 2,360 354,000,000
Jumlah aktiva 600,000 1,364,000,000

Hutang 220,000 2,360 519,200,000


H/P Pusat - Unit Usaha 330,000 2,100 693,000,000
Saldo laba (rugi) 50,000 109,000,000
Selisih kurs penjabaran LK - 42,800,000
600,000 1,364,000,000

LAPORAN LABA-RUGI TAHUN 20X1 Dirhams Kurs Rp

Pendapatan 100,000 2,180 218,000,000


Beban 50,000 2,180 109,000,000
Laba (rugi) 50,000 109,000,000

Keterangan :
Kurs 2.360 = kurs per tanggal neraca
Kurs 2.100 = kurs historis
Kurs 2.180 = kurs rata-rata
Perhitungan selisih kurs penjabaran laporan keuangan:
H/P Pusat - Unit Usaha = Dh 330.000 x (2.360 - 2.100) = 85,800,000
H/P Antar Unit Usaha = Dh 200.000 x (2.360-2.100) = (52,000,000)
Laba tahun berjalan = Dh 50.000 x (2.360 - 2.180) = 9,000,000
42,800,000

11
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

NERACA GABUNGAN DUBAI PER 31 DESEMBER 20X1


Cabang Projek Kantor Pusat Eliminasi Gabungan
Rp Rp Rp Rp Rp
Aktiva:
Kas dan setara kas 590,000,000 118,000,000 600,000,000 1,308,000,000
Piutang (neto) - 47,200,000 100,000,000 147,200,000
H/P Antar Unit Usaha 420,000,000 - - (420,000,000) -
H/P Pusat - Unit Usaha - - 693,000,000 (693,000,000) -
Aktiva tetap (neto) 354,000,000 1,392,400,000 2,000,000,000 3,746,400,000
Jumlah aktiva 1,364,000,000 1,557,600,000 3,393,000,000 5,201,600,000

Hutang 519,200,000 1,038,400,000 3,243,000,000 4,800,600,000


H/P Antar Unit Usaha - 420,000,000 - (420,000,000) -
H/P Pusat - Unit Usaha 693,000,000 - - (693,000,000) -
Saldo laba (rugi) 109,000,000 43,600,000 150,000,000 302,600,000
Selisih kurs penjabaran LK 42,800,000 55,600,000 - 98,400,000
1,364,000,000 1,557,600,000 3,393,000,000 5,201,600,000

LAPORAN LABA-RUGI TAHUN 20X1 Rp Rp Rp Rp

Pendapatan 218,000,000 436,000,000 500,000,000 1,154,000,000


Beban 109,000,000 392,400,000 350,000,000 851,400,000
Laba (rugi) 109,000,000 43,600,000 150,000,000 302,600,000

12
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

13
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

I. LATAR BELAKANG

1. Perjanjian “Contract for Upgrading of Existing SUAI, Timor-Leste”


No. ICB/035/TGAP-2013 tanggal 10 Januari 2014 antara Ministry of Transport and
Communication of the Democratic Republic of Timor-Leste dengan PT Waskita Karya
(Persero) Tbk sebesar USD 67,691,189.95.
2. Internal Memo No 08.1/IM/WK/2014 tanggal 30 Januari 2014 tentang Pengelolaan
Proyek Upgrading of Existing SUAI, Timor-Leste.
3. PSAK No 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.

II. PEMBAHASAN

1. Perolehan proyek luar negeri memerlukan mekanisme pencatatan akuntansi


tersendiri sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
2. Setiap Divisi menyiapkan laporan keuangan bulanan proyek sesuai dengan porsinya,
dalam dua mata uang pelaporan yaitu USD dan Rupiah.
3. Berdasarkan PSAK 10 (Revisi 2010) tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing,
disebutkan sebagai berikut:
a. Paragraf 8: Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi
utama dimana entitas beroperasi; Mata uang penyajian adalah mata uang yang
digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
b. Paragragraf 38: Penjabaran dalam mata uang penyajian, pada umumnya mata
uang penyajian di Indonesia adalah rupiah. Entitas dapat menyajikan laporan
keuangan dalam mata uang selain mata uang fungsionalnya.
Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsionalnya, maka entitas
menjabarkan hasil dan posisi keuangannya kedalam mata uang penyajian.
c. Paragragf 39: Hasil dan posisi keuangan yang mata uang fungsionalnya
dijabarkan ke dalam mata uang penyajian yang berbeda, dengan menggunakan
prosedur sebagai berikut: 1. Aset dan liabilitas dijabarkan menggunakan kurs
penutup pada tanggal laporan keuangan tersebut; 2. Penghasilan dan beban
dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; 3. Semua hasil dari selisih
kurs diakui dalam pendapatan komprehensif.
d. Paragraf 40: Untuk alasan kepraktisan, kurs yang mendekati kurs pada tanggal
transaksi, misalnya kurs rata-rata untuk periode itu, sering digunakan untuk
menjabarkan pos-pos pendapatan dan beban.
4. Mekanisme pembuatan laporan keuangan proyek porsi dalam Rupiah dilakukan
sesuai uraian butir 3, yaitu laporan keuangan proyek porsi dalam USD dikonversi
menjadi laporan keuangan proyek porsi dalam Rupiah, dengan menggunakan kurs
sebagai berikut:
a. Untuk pelaporan atas Laporan Posisi Keuangan (Neraca) menggunakan kurs
tengah BI pada akhir bulan pelaporan, kecuali untuk akun persediaan, dan aset
tetap menggunakan kurs pada saat transaksi.
b. Sedangkan pelaporan atas Laporan Laba Rugi Komprehensif menggunakan kurs
rata-rata BI dalam satu bulan pelaporan.

1
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

5. Sesuai dengan butir 2, Divisi Gedung dan Divisi Regional III menyampaikan laporan
keuangan proyek porsi dalam Rupiah, untuk dikonsolidasikan kedalam laporan
keuangan Divisi terkait, setiap tanggal 5 setiap bulannya.
6. Untuk tujuan pelaporan eksternal, Divisi Regional III bertanggung jawab membuat
laporan keuangan konsolidasi proyek Suai Airport Timor - Leste.
7. Skema pembuatan laporan sesuai terlampir.

2
PT. WASKITA KARYA (Persero) Tbk
Kode Dokumen : PW-AKT-01 Nomor Edisi : 4
PROSEDUR AKUNTANSI Tgl. Edisi 3 : 01 Agustus 2012 Tgl. Edisi : 01 Juni 2014
Review berikutnya : 01 Juni 2016 Halaman :
PEDOMAN AKUNTANSI

SKEMA PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN

Luar Negeri

Dalam Negeri

Anda mungkin juga menyukai