menerus yang selanjutnya akan digunakan untuk Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
efisiensi energi. ASEAN – USAID pada tahun 1992 diperoleh standar
IKE untuk bangunan komersial seperti pada tabel 1
II. TINJAUAN PUSTAKA berikut ini :
Tabel 1. Standar IKE berdasarkan penelitian ASEAN-
2.1 Sistem Manajemen Energi USAID
Sistem manajemen energi ENMs adalah proses
perbaikan yang terus menerus oleh PDCA lingkaran. NO Klasifikasi IKE (kWh/m2/tahun
Model pengelolaan energi membutuhkan untuk 1. Perkantoran 240
membangun kebijakan energi dan perencanaan energi di 2. Pusat Perbelanjaan 330
3. Hotel 300
jelas dan spesifik. Perencanaan energi harus dibuat 4. Rumah Sakit 380
input, output, dan menentukan potensi konservasi energi
untuk meningkatkan efisiensi sistem. Model sistem Pedoman nilai standar IKE untuk bangunan di
manajemen energi juga mengharuskan untuk membuat Indonesia telah ditetapkan dalam pedoman pelaksanaan
audit internal ENMs oleh pemantauan, pengukuran dan konservasi energi listrik dan pengawasannya di
analisis, serta selama proses pemeriksaan perlu Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional Republik
mengetahui ketidaksesuaian, koreksi, tindakan korektif Indonesia seperti pada tabel berikut.
dan preventif dalam sistem manajemen energi yang
berkelanjutan. Semua tahapan proses manajemen energi Tabel.2 Standar IKE gedung yang direkomendasikan
harus ditinjau, diperiksa dan membuat perbaikan yang Ruangan Dengan AC Ruangan Tanpa AC
diperlukan tepat waktu. (kWh)/m2 (kWh)/m2
Kategori Kategori
/bulan /bulan
Terus- Sangat Efisien 4,17 – 7,92 Efisien 0,87 – 1,67
menerus
Efisien 7,93 – 12,08 Cukup efisien 1,67 – 2,50
Kebijakan
Energi Cukup Efisien 12,08 – 14,58 Tidak Efisien 2,50 – 3,34
Perbaikan
Cenderung Sangat Tidak
14,58 – 19,17 3,34 – 4,17
Perencanaan tidak efisien Efisien
Energi Tidak Efisien 19,17 – 23,75
Sangat Tidak
Tinjauan 23,75 – 37,50
Efisien
Ulang
Manajemen Implementasi
dan Operasi
2.2.2 Efisiensi Energi pada peralatan Listrik
Pemakaian peralatan listrik merupakan
Memeriksa
komponen utama yang berpengaruh terhadap besar
Audit kecilnya konsumsi energi pada suatu gedung. Dengan
Internal
EnMS
melakukan proses audit energi dengan cara
Pemantauan
Pengukuran
mengefisiensikan penggunaan energi diharapkan
Ketidaksesuaian, mampu mengurangi biaya operasi penggunaan energi
dan Analisis
koreksi, korektif
dan tindakan dan dapat meningkatkan kualitas pemakaian peralatan
preventif
Gambar 1. Energi model sistem manajemen ISO 50001 listrik. Peralatan listrik yang berkontribusi besar dalam
berikut: standard 2011 penggunaan energi listrik, antara lain beban penerangan,
beban AC, dan motor listrik.
2.2 Audit Energi Persamaan untuk menghitung kuat penerangan
Audit energi secara sederhana dapat didefinisikan lampu, yaitu :
sebagai sebuah proses untuk mengevaluasi dimana 1
sebuah bagunan atau plant dapat menggunakan energi, 𝐸= 2 (2-2)
𝐷
dan mengindentifikasikan peluang untuk mengurangi dimana
konsumsi (Thuman, 2007:1). Pelaksanaan audit energi E = tingkat pencahayaan (lux)
dapat dikelompokkan dalam beberapa metode. I = fluks cahaya (lumen)
Klasifikasi audit energi terdiri dari : D = luas ruangan (m2)
a. Audit energi Singkat (Walk Through Audit)
b. Audit Energi Awal (Preliminary Energy Audit) Peralatan tata udara ini direkomendasikan untuk
c. Audit Energi Rinci (Detailed Energy Audit or Full memenuhi kriteria dan efisiensi minimum seperti pada
Audit) tabel berikut :
2.2.1 Intensitas Konsumsi Enenergi (IKE) Tabel.3 Efisiensi minimum dari peralatan tata udara
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sangat minimum
Equipment Capacity unit Eficiency
diperlukan dalam perhitungan untuk mengetahui tingkat Type (Btu/h)
Sub category
(declarated
efisiensi energi suatu gedung. Untuk mengetahui tingkat with COP)
efisiensi energi dapat dilakukan dengan < 65.000
System split 2,6
membandingkan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Package System 2,5
gedung dengan standar Intensitas Konsumsi Energi Air 65.000 < System split dan
2,5
Conditioning 135.000 single package
(IKE) yang telah ditetapkan di Indonesia. 135.000 < System split dan
IKE dapat dituliskan dalam persamaan : 2,5
240.000 single package
𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝐿 = Gambar 2. Diagram alir proses perhitungan parameter audit energi
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝐵𝑎𝑠𝑒 𝐿𝑖𝑛𝑒 dan Rekomendasi ISO 50001
𝑥100% (2-4)
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛
Tabel 6. Kategori Indeks Konsumsi Energi (IKE) per kelompok ruang yang ada, pada tahun 2012 banyak bangunan baru
berdasarkan fungsinya di Gedung Rektorat Lama
sedang dilakukan pembangunan seperti sebagai berikut:
Luas Daya Energi Klasifikasi
Fungsi
Ruang Total Total IKE berdasarkan Tahun 2012: Pembangunan gedung FE,
Ruang
[m2] [W] [kWh] kriteria IKE Gedung Balai Senat, Gedung Fisip 1, Gedung
Fasilitas 852,8 6877 33,09 1.16 Sangat Teknik Industri, Penggunaan Gedung FT
Umum Efisien
Tata 1547,384 81481,9 303,82 5.89 Sangat Dekanat, Mesjid Raden Patah, Gedung TP,
Usaha Efisien Gedung OR Pertamina, Gedung GYM,
Ruang
Bersama
223,092 17971.4 111,38 14.98 Cenderung
Tidak Efisien
Tahun 2013: Gedung Inbis, Gedung Fisip 2,
Laboran 64,16 14209 27,00 12.62 Cukup dan Mesjid Raden Patah
Ruang 0 0 0,00 0.00
Efisien
-
Tahun 2014: Gedung PTIIK, Mesjid Raden
Kuliah Patah
Jumlah 2687,436 120539,3 475,28 34.66 Kenaikan terendah adalah dari tahun 2013 ke
2014, dimana kenaikan daya tersambungnya adalah
4.2 Analisis Tren perkembangan Sambungan Gardu APP di UB dalam 5.7% sedangkan kenaikan pemakain energinya
Saat ini, kebutuhan daya listrik untuk keseluruhan beban di kampus
Veteran Universitas Brawijaya dicatu dari 28 buah gardu distribusi, sebagaimana hanya dalam 1.07%. Ini dapat dijelaskan bahwa
ditunjukkan pada Error! Reference source not found. Pada tabel ditunjukkan no pembangunan gedung baru sudah banyak yang selesai
ID pelanggan (IDPEL), golongan tarip, daya tersambung, nama gardu, serta
alamat gardu. Total daya tersambung keseluruhan adalah sebesar 5,355,350 VA.
sehingga penggunaaan energi sudah mulai stabil.
Dari gardu APP yang ada paling banyak adalah gardu dengan golongan tarif Tagihan energi listrik untuk 4 tahun terakhir
S2/TR dengan daya 197,000VA, yaitu sebanyak 13 gardu. Berikutnya adalah diberikan pada Tabel 10 dan Gambar 6. Tagihan
gardu dengan golongan tarif S2/TR dan B2/TR yaitu sebanyak 3 Gardu APP.
Gardu APP dengan golongan tarif S2/TR juga dengan daya 2,200VA sebanyak 2 tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan jumlah tagihan
buah, sedangkan untuk daya lainnya seperti 1,110,000VA dan yang lainnya dalam satu tahun adalah Rp. 8.23Milyar. Berdasarkan
adalah sebanyak 1 buah gardu APP. Dilihat dari kategori golongan tarif dan
jumlah gardu pada golongan yang ada, gardu APP yang ada di Ub dibagi menjadi analisis kenaikan biaya rata-rata kenaikan pembayaran
6 golongan. Yang paling banyak adalah golongan S2/TR yaitu sebanyak 19 buah energi listriknya adalah rata-rata dalam 16.19%/tahun.
gardu..
Namun demikian trip dasar energi listrik juga mengalami
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) didapatkan data beberapa kali penyesuaian harga sejak tahun 2011.
tagihan listrik keseluruhan gardu untuk 4 tahun terakhir (tahun 2011 s.d. tahun Tabel 8 Trend Perkembangan Tagihan Energi Listrik
2015). Perkembangan sambungan Gardu APP dan penggunaan energi listrik
selama 4 tahun tersebut diberikan pada Tabel 7 dan Gambar 4. Sedangkan Tagihan Kapasitas Pemakaian
persentase kenaikan kapasitas daya terpasang dan pemakaian energi diberikan Tagihan
Tahun Listrik Terpasang Energi
pada Tabel 8 dan Gambar 5. Listrik (Rp)
(Milyar Rp) (VA) (kWH)
Tabel 7 Trend Perkembangan Sambungan Gardu APP dan
Penggunaan Energi
2011 4.60 - - -
Kenaikan
Kapasitas Pemakaian Kenaikan
Jumlah Kapasitas 2012 5.65 26.90% 24.02% 22.84%
Tahun Terpasang Energi Pemakaian
Gardu Terpasang
(MVA) (GWH) Energi (%)
(%) 2013 7.31 11.17% 16.52% 29.40%
REFERENSI
[1] Adriana J. González,at all,2012. Energy Efficiency
Improvement In The Cement Industry Through