Anda di halaman 1dari 11

5.

Dualitas
Contoh 14.
Misalkan kita mempunyai program linear masalah maksimum dalam
bentuk baku sebagai berikut.

h.m:

Misalkan kita mempunyai program linear masalah minimum dalam bentuk


baku sebagai berikut.

h.m:

Hubungan apa yang dapat digali dari kedua model pada contoh 14 di atas?
a. Nilai ruas kanan masalah maksimum menjadi koefisien fungsi tujuan
masalah minimum.
b. Koefisien fungsi tujuan masalah maksimum menjadi nilai ruas kanan
masalah minimum.
c. Matriks koefisien fungsi kendala masalah minimum merupakan
transpose dari matrik koefisien fungsi kendala masalah maksimum.

[ ] [ ]

d. Semua variabel non negatif.


e. Tanda pada masalah maksimum sedangkan tanda pada masalah
minimum .

Berdasarkan hubungan di atas, jika model maksimumnya dianggap


sebagai primal maka model minimumnya sebagai dual. Begitu pula

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 1


sebaliknya, jika model maksimumnya sebagai dual maka model minimumnya
sebagai primal. Secara umum dijelaskan berikut ini.
Maks:

h.m: merupakan bentuk baku masalah

maksimum........*)
Jika model *) sebagai bentuk primalnya maka bentuk dualnya dicari dengan
cara:
a. Mengubah masalah menjadi masalah minimum.
b. Koefisien fungsi tujuan masalah maksimum menjadi nilai ruas kanan
fungsi kendala masalah minimum.
c. Nilai ruas kanan fungsi kendala masalah maksimum menjadi koefisien
fungsi tujuan masalah minimum.
d. Matriks transpose koefisien fungsi kendala masalah maksimum menjadi
matriks koefisien fungsi kendala masalah minimum.

[ ] menjadi [ ]

e. Tanda menjadi
f. Variabel pada masalah maksimum dan minimum non negatif
Sehingga bentuk dualnya menjadi

h.m:

Min:

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 2


h.m: merupakan bentuk baku masalah

minimum...........**)
Jika model **) sebagai bentuk primalnya maka bentuk dualnya dicari dengan
cara:
a. Mengubah masalah minimum menjadi masalah maksimum.
b. Koefisien fungsi tujuan masalah minimum menjadi nilai ruas kanan
fungsi kendala masalah maksimum.
c. Nilai ruas kanan fungsi kendala masalah minimum menjadi koefisien
fungsi tujuan masalah maksimum.
d. Matriks transpose koefisien fungsi kendala masalah minimum menjadi
matriks koefisien fungsi kendala masalah maksimum.

e. [ ] [ ].

f. Tanda menjadi .
g. Variabel pada masalah maksimum dan minimum non negatif.
Sehingga bentuk dualnya menjadi

Selanjutnya muncul pertanyaan. Bagaimana jika primal maupun dual


tidak dalam bentuk baku?. Perhatikan kasus berikut ini.
Misalkan primal dalam bentuk:
Maks:

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 3


h.m:

Bagaimana langkah membuat dualnya?. Fungsi kendala yang membuat


primal tidak dalam bentuk baku adalah .
Karena masalahnya maksimum dan bentuk bakunya menggunakan tanda
maka diubah menjadi
. Sehingga primalnya dalam bentuk baku menjadi:
Maks:

h.m:

Langkah selanjutnya, tinggal mengikuti langkah-langkah membentuk dual


yang sudah dijelaskan di bagian awal.
Lalu bagaimana pula, jika primal dalam bentuk
Maks:

h.m: .

Bagaimana membentuk dualnya?. Fungsi kendala yang membuat primal tidak


dalam bentuk baku adalah . Ubahlah
menjadi
dan . Sehingga bentul primalnya
menjadi
Maks:

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 4


h.m: .

Selanjutnya diubah menjadi


. Sehingga bentuk primalnya menjadi
Maks:

h.m: .

Langkah selanjutnya, tinggal mengikuti langkah-langkah membentuk dual


yang sudah dijelaskan di bagian awal.
Contoh 15.
Misalkan

h.m: sebagai bentuk primal. Maka bentuk primal belum

dalam bentuk baku. Untuk masalah maksimum, tanda pertidaksamaannya


adalah “ sehingga diubah menjadi .
Bentuk baku masalah maksimum menjadi:

h.m:.

Untuk mencari bentuk dualnya dilakukan dengan langkah seperti di atas.


Diperoleh bentuk dualnya adalah
Min

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 5


h.m

Selanjutnya jika pada model primal, ada minimal salah satu


pertidaksamaan pada fungsi kendala berbentuk persamaan. Bagaimana
membentuk dualnya? Untuk membahasnya, perhatikan contoh 16 berikut ini.
Contoh 16.

h.m: sebagai bentuk primalnya. Buatlah bentuk dualnya.

Jawab:
Bentuk primal belum dalam bentuk baku karena ada fungsi kendala yang
berupa persamaan yaitu . Ubah persamaan tersebut menjadi dua
pertidaksamaan yaitu dan sehingga diperoleh model
baru.

h.m:

Pada model tersebut masih belum dalam bentuk baku. Maka perlu diubah
dahulu menjadi bentuk baku yaitu:

h.m:

Bentuk dualnya menjadi


Min

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 6


h.m:

Beberapa fakta tentang dualitas


a. Nilai optimal model primal sama dengan nilai optimal model dual
b. Dual dari dual program linear adalah program linear itu sendiri
c. Jika primal (masalah maksimum dalam bentuk baku) dan dual (masalah
minimum dalam bentuk baku) keduanya dapat diselesaikan maka
opt(primal) opt(dual)
Terdapat beberapa pertanyaan menarik tentang dualitas. Disini kita singkat P
untuk model primal dan D untuk bentuk dual
a. Tentang ada tidaknya penyelesaian
1) Mungkinkah P dan D keduanya dapat diselesaikan?
2) Jika salah satu dapat diselesaikan, apakah lainnya tidak dapat
diselesaikan?
3) Mungkinkah keduanya tidak dapat diselesaikan?
b. Tentang penyelesaian optimal
Apakah ada kaitan antara penyelesaian P dan penyelesaian D?
c. Tentang nilai optimal
1) Mungkinkah P dan D keduanya hanya memiliki penyelesaian optimal
tunggal?
2) Mungkinkah P dan D sama-sama memiliki tak hingga penyelesaian?
3) Mungkinkah salah satu memiliki penyelesaian tunggal dan lainnya
memiliki tak hingga penyelesaian?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, kerjakan beberapa
masalah di bawah ini.

a. Model primal dan dual sama-sama dapat diselesaikan


Contoh 17.

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 7


Misalkan model matematika sebagai model primal (P)
Maks

h.m:

dan model matematika sebagai dual (D)


Min

h.m:

Kedua model (P) dan (D) dapat diselesaikan


Tabel optimal masalah primal adalah
1 1 0 0
Cb VDB Q
1 0 1

1 1 0

0 0

dengan penyelesaian optimal (PO) = ( )

Tabel optimal masalah dual adalah


-100 -100 0 0 -M -M
Cb VDB Q
-100 0 1

-100 1 0

0 0

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 8


( ) dengan penyelesaian optimal (PO) = ( )

Variabel pada masalah primal dan dual sebagai berikut

Hubungan antara primal dan dual dapat dituliskan dalam tabel sebagai
berikut.
Maks Min

1. 1.

2. dalam basis 2. luar basis


dalam basis luar basis
3. luar basis 3. dalam basis
luar basis dalam basis

4. Kolom 4. dalam basis,

Kolom dalam basis,

5. dalam basis, 5. Kolom

dalam basis, 6. Kolom

Berdasarkan tabel di atas, maka kita dapat mencari penyelesaian masalah


dual dengan memanfaatkan tabel optimal masalah primal. Demikian pula
sebaliknya.
b. P dan D sama-sama memiliki tak hingga penyelesaian
Contoh 18.
Misalkan model matematika sebagai model primal (P)
Min

h.m:

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 9


dan model matematika sebagai dual (D)
Maks

h.m:

Kedua model (P) dan (D) memiliki tak hingga banyaknya penyelesaian.
Kasus penyelesaian tidak terbatas (PO tidak terbatas). Penyelesaian
optimal masalah primalnya adalah *( )| +.
Penyelesaian optimal masalah dualnya adalah *( )|
+.
c. Model primal merupakan kasus ketidaklayakan dan model dual merupakan
kasus penyelesaian tidak terbatas.
Contoh 19.
Model primalnya adalah
Min

h.m: merupakan kasus ketidaklayakan. Silahkan dicek

menggunakan metode grafik maupun metode simpleks.


Model dualnya adalah
Maks

h.m: merupakan kasus penyelesaian tidak terbatas (Z tidak

terbatas). Silahkan dicek menggunakan metode grafik maupun metode


simpleks.
Teorema tentang dualitas adalah sebagai berikut.
a. Teorema Dualitas (lemah)
Jika LP1 program linear masalah maksimum dalam bentuk baku, LP2
program linear masalah minimum dalam bentuk baku, LP1 dan LP2
merupakan dual satu sama lainnya maka:
1) Jika LP1 merupakan kasus penyelesaian tidak terbatas maka LP2
merupakan kasus ketidaklayakan.

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 10


2) Jika LP2 merupakan kasus penyelesaian tidak terbatas maka LP1
merupakan kasus ketidaklayakan
3) Jika LP1 dan LP2 keduanya tertutup dan dapat diselesaikan maka
opt(LP1) opt(LP2), (dibaca nilai optimal (LP1) nilai optimal
(LP2))
b. Teorema Dualitas (kuat)
Jika LP1 atau LP2 dapat diselesaikan dan tertutup maka berlaku pula
untuk pasangannya dan opt (LP1) = opt LP2)

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 11

Anda mungkin juga menyukai