Panjang saluran pencernaan adalah sekitar 23-26 kaki yang dimulai dari mulut,
melalui esophagus, stomach, dan usus sampai ke anus.
Eshophagus terletak di mediastinum pada rongga thorak dengan panjang 25cm,
dan menjadidistensi ketika dilalui oleh makanan.
Saluran GI tepatnya terletak pada rongga peritoneal. Stomach berada di bagian
atas kiri abdomen/di bawah kiri diafragma.
Pada Stomach terdapat spinkter esofagus (cardiac spincter), merupakan otot lunak
yang berkontraksi dan menutup otot lunak yang berkontraksi dan menutup stomach
dari esophagus.
Stomach dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Fundus
b. Korpus
c. Filorus (outlet)
Usus halus
a. Diameter: 2,5 cm dan P: 6 m
b. Tdd: duodenum, jejunu, dan ileum
c. Enzim amilase, lemak, protein, K.H
d. Nutrisi dan elektrolit diabsorbsi oleh duodenum dan jejunum
e. Ileum m’absorbsi vit-vit tertehtu, zat besi, dan garam empedu
Usus besar
a. P= 1,5 - 1,8 m
b. Tdd : Sekum, kolon, dan rectum
c. Merupakan organ utama dalam eliminasi fecal
Hepar
a. T’letak pada rongga peritoneal, di bawah diafragma
b. Tdd 2 lobus: kanan dan kiri
c. Fungsi hepar:
- Metabolisme garam empedu dan pugmen empedu
- Metaboisme KH, protein, danlemak
- Penyimpanan vit (A, D, E, K) dan mineral
- Detoksikasi
2. Definisi
Sirosis hepatitis adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distorsi arsitektur
hati yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodula-nodula regenerasi sel
hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulator normal (Sylvia Price, 1994).
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang difus, ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul (Fkui,1996)
3. Etiologi
a. Sirosis Laennec
Sirosis Laennec (disebut juga sirosis alkoholik, portal dan sirosis gizi)
merupakan siosis yangdihubungkan dengan penyalahguaan alkohol kronik
50% atau lebih dari seluruh kasus sirosis
Hubunhgan antara panyalah gunaan alkohol dengan sirosis Laennec
tidaklah diketahui
Alkohol -> efek toksik langsun terhadap hati dan akumulasi lemak didalam
sel-sel -> hati menyebabkan perubahan hebat pada struktur dan fugsi sel-sel
hepar
b. Sirosis Postnekrotik
20% dari seluruh kasus
Terdapat pita jaringan parut sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus (B dan
C) yang terjadi sebelumnya
Terjadi karena kelainan metabolik, infeksi, dan post intoksikasi zat kimia
c. Sirosis Biliaris
15% kasus sirosis
Terbentuk jaringan parut disekitar saluran empedu/ duktus biliaris
Terjadi akibat obstruksi biliaris post hepatik- statis empedu- penumpukan
empedu dalam massa hati - terjadi kerusakan sel-sel hati
d. Sirosis Cardiac
CHF jangka lama yang berat
4. Manifestasi Klinis
Asites
Splenomegal/ hepatomegali
Edema tungkai bawah
Caput medusa/ pelebaran vena dinding abdomen
Hemoroid internal
Eritema palmaris, spidenervi, aminore, atropi testis, ginekomastia
Tendensi perdarahan, terutama GI
Anemia
Kerusakan ginjal
Infeksi
Ensefalopati
Gejala awal/ hepatitis berulang
Variase esofagus
5. Pemeriksaan Penunjang
Uji faal hepar
- Bilirubin meningkat (N: 0,2-1,4 gr %)
- SGOT meningkat (N: 10-40 u/c)
- SGPT meningkat (N: 5-35 u/c)
- Protein total menurun (N: 6,6-8 gr/dl)
- Albumin menurun
USG - atropi hepar
Biopsi hati- deteksi infiltrasi lemak, fibrosis, dan kerusakan jaringan hati
Darah lengkap
6. Penatalaksanaan
a) Umum
- Istirahat
- Diit rendah garam, bila asites diit rendah garam
- A.B non hepatotoksik
- memperbaiki status gizi, vit B Comp
b) Edema/ asites
- DRG 0,5 gr/ hari
- diuretik (spirolaktan) - ideal penurunan BB 1 kg/hari
c) Perdarahan Esophagus (Hemel)
- Di puasakan selama perdarahan
- Transfusi - bila syok hipovolemik
- Vit K
- NGT - aspirasi cairan lambung dan untuk mengetahui perdarahan sudah
berhenti/belum.
1. Pengkajian
a) Identitas Klien
b) Riwayat kesehatan :
RKS
- Biasanya klien datang dengan keluhan lemah/ letih, otot lemah
- Anorexia, nausea
- Kembung
- Perut terasa tidak enak
- BB menurun
- Keluhan perut semakin membesar
- Perdarahan husi
- Gg BAK (inkontinensia urin) - BAK spt teh pekat
- Gg BAB (Konstipasi/ diare)
- Sesak napas
- Hemel
RKD
- Apakah ada riwayat konsumsi alkohol?
- Apakah ada riwayat penyakit Hept Kronis sebelumnya?
- Apakah ada riwayat gagal jantung kiti/kanan?
- Riwayat pemekaian obat-obatan, merokok, ripampisin.
RKK
- Apakah ada keluarga yang menderita hepatitis/ sirosis hepatis?
c) Pemeriksaan fisik
Letargi
Asites
Dispnea
Hepatomegali/ splenomegali
Edema
Kulit kering, turgor buruk
Ikterik
Perdarahan gusi
d) Eritema palmaris, pruritus
e) Tremor
f) Spidenevi
g) Cavut medusa
h) Varises esophagus, hemel
i) Atropi testis ginekomastia
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh B.d diet yang tidak adekuat,
ketidakmampuan untuk memproses/ mencerna makanan, anorexia, mual dan
muntah.
b. Kelebihan vol cairan B.d kelebihan natrium/ masukan cairan, penurunan
protein plasma, malnutrisi
c. Resti pola napas tidak efektif B.d penurunan ekpansi paru akibat pengumpuan
cairan intra abdomen (asites)
d. Resti kerusakan integritas kulit B.d gg sirkulasi, akumulasi garam empedu
pada kulit, edema, asites.
e. Resti cidera B.d profil darah abnormal, gg faktor pembekuan, hipertensi portal
f. Resti perubahan proses pikir B.dpeningkatan kadar amonia serum.
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubu B.d diet yang tidak adekuat,
ketidakmampuan untuk memproses/ mencerna makanan, anorexia, mual dan
muntah.
Mandiri :
Dorong klien untuk makan, libatkan orang terdekat, dan pilih makanan
yang disukai klien
Berikan makanan sedikit tapi sering
Berikan perawatan mulut sebelum mkan
Hidangkan makanan yang menimbulkan selera makam
Berikan makanan dalam keadaan hangat
Timbang BB tiap hari
Tambahkan garam bila diizinkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit TKTP, KH, rendah
lemak
Kolaborasi pemberian obat penambah nafsu makan, anti mual/muntah
Awasi pemx lab; glukosa serum, albumin, protein total, amonia
b. Kelebihan vol cairan B.d kelebihan natrium/ masukan cairan, penurunan protein
plasma, malnutrisi
Mandiri :
Batasi asupan Na+ dan cairan jika diintruksikan
Ukur intake dan output, timbang BB tiap hari, dan catat peningkatan
BB >5kg/ hari
Awasi TD, CVP, dan catat DVJ
Kaji derajat pitting edema
Ukur lingkar abdomen
Dorong untuk tirah baring bila ada asites
Kolaborasi :
Awasi albumin serum dan e- (K+ dan Na+)
Batasi Na+ dan cairan sesuai indikasi
Berikan diuretik - fursemide (Lasix), spirolaktan
c. Resti pola napaastidak efektif B.d penurunan ekspansi paru akibat pengumpulan
cairan intra abdomen (asites)
Mandiri :
Awasi frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasaan
Pertahankan kepala TT tinggi
Ubah posisi dengan sering, dorong napas dalam, dan latihan
Selidiki perubahan tingkat kesadaran
Monitor TTV tiap 2jam
Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Kolaborasi :
Awasi seri AGD, Ro dada
Berikan O2 sesuai indikasi
Siapkan untuk prosedur parasentesis