Anda di halaman 1dari 3

KASUS

Ny. S umur 30 tahun PIIA0, agama islam, pendidikan SMP, pekerjaan ibu
urumah tangga, suami Tn. A usia 31 tahun, agama islam, pendidikan SMP, pekerjaan
buruh pabrik, suku/ bangsa Jawa/ Indonesia, berpenghasilan Rp 500.000/ bulan,
tinggal di Desa Cemara RT/ RW 001/ 012, Pati. Pada hari ini jam 08.00 WIB
bersama suaminya datang ke Klinik Cemara dan berkeinginan untuk menjadi
akseptor KB IUD untuk menunda kehamilan. Ny. S mulai menstruasi sejak usia 12
tahun, lama 7 hari, warna merah, siklus 28 hari, ganti pembalut 3x/hari, dan tidak
pernah mengalami keluhan, HPHT 5 Maret 2019.
Riwayat kesehatan sekarang tidak sedang menderita penyakit dengan gejala
seperti dada berdebar-debar, sering berkeringat, sering kencing, sering haus, pusing
yang menetap, badan lemas, nyeri, randang panggul, keputihan yang berlebihan,
berbau, dan berwarna. Riwayat kesehatan yang lalu tidak pernah menderita penyakit
yang sama. Sedangkan untuk riwayat kesehatan keluarga, ayahnya menderita
diabetes mellitus. Ny. S menikah pada usia 22 tahun, lama menikah 8 tahun,
pernikahan pertama dan sudah memiliki 2 orang anak.
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, anak pertama berusia 7
tahun, laki-laki, lahir spontan ditolong oleh bidan dengan BBL 2700 gram dalam
keadaan hidup dan kondisi sehat. Kehamilan, persalinan, dan nifas pertama tidak ada
komplikasi. Sedangkan, anak kedua berusia 5 tahun, perempuan, lahir spontam
ditolong oleh bidan dengan BBL 300 gram dalam keadaan hidup dan kondisi sehat.
Kehamilan, persalinan, dan nifas kedua pun tidak pernah mengalami komplikasi.
Setelah anak pertama Ny. S menjadi akseptor KB suntik 3 bulan selama 1 tahun
sampai saat ini. Waktu penggunaan alkon setelah 40 hari PP dan mengeluh
terjadinya kenaikan BB, sehingga kurang nyaman dengan kondisi yang dialami.
Kemudian dengan persetujuan suami, Ny. S bekeinginan untuk ganti KB suntik
dengan KB IUD. Ny. S mengetahui tentang alkon IUD bahwa efek sampingnya tidak
menimbulkan kegemukan dan batas waktunya sampai 10 tahun, sedangkan untuk
efeksamping yang lain Ny. S kurang mengetahuinya sehingga ia ingin mendapatkan
info lebih lanjut dari perawat. Hubungan Ny. S dengan suami sangat harmonis
ditunjukkan dengan suami yang selalu mendampingi ibu melakukan kunjungan
ulang KB maupun pemeriksaan kesehatan. ola pemenuhan kebutuhan sehari – hari,
makan 3x sehari porsi banyak dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur, serta
mengkonsumsi air putih 7-8 gelas/hari, keluhan terjadi kenaikan BB, BAB 1x/hari
konsistensi lembek, bau khas, BAK 5-6 kali sehari, warna kuning dan tidak ada
keluhan. Dalam hal kebersihan, ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas
2x seminggu, ganti baju 2x sehari, aktifitas sebagai ibu rumah tangga dan dikerjakan
sendiri, istirahat : ibu duduk/nyantai sambil nonton TV rata-rata 1-2 jam dan tidur
siang 1 jam sedangkan tidur malam 7-8 jam, rekreasi 1x seminggu kadang ke pasar
atau ke mall, seksual : 2x seminggu.Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak
ada keluhan kecuali keluhan kenaikan BB. Lingkungan rumah dalam keadaan
bersih, tidak punya hewan peliharaan. Menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan selalu
berdoa setiap ada permasalahan dalam keluarga, dan diselesaikan dengan
musyawarah. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami. Tidak ada
riwayat operasi pada rahim, tidak pernah mengalami penyakit kanker maupun
tumor,radang panggul maupun keputihan yang berlebihan, berbau dan berwarna
serta tidak ada riwayat kehamilan di luar kandungan. Untuk mengetahui kesiapan
ibu Sandi menjadi akseptor KB IUD, bidan meminta informed consent kepada ibu
sandi dan suami, setelah mendapatkan persetujuan kemudian bidan melakukan
pemeriksaan fisik dengan hasil KU : baik, kesadaran : compos mentis, status
emosional : stabil, TD : 120/80 mmHg, Nadi, 80x/mnt, RR : 20x/mnt, Suhu : 36,5ºC,
BB : 66 kg dan TB : 157 cm. rambut : bersih, tidak rontok, warna hitam, tidak
berketombe. Muka :bentuk oval. Mata :conjungtiva merah, sclera putih. Hidung
:tidak ada serumen dan tidak ada polip. Telinga :tidak ada serumen. Leher :tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis. Mulut :tidak
sariawan, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah, lidah bersih, Dada : tidak ada
retraksi dinding dada. Mammae :tidak ada massa/benjolan, tidak nyeri tekan. Aksila
:tidak ada benjolan.Perut :tidak ada luka bekas operasi, tidak ada pembesaran hepar,
limpa, tidak ada nyeri tekan. Genetalia :tidak oedem, tidak varises, tidak ada
condiloma akuminata/talata, tidak ada radang dan luka bernanah pada vulva dan
vagina. Anus : tidak ada hemoroid. Ekstremitas atas :tidak ada oedema dan varises.
Ektremitas bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises. Hasil pemeriksaan dalam :
servik dalam keadaan normal (tidak nyeri goyang kalau ditekan) tidak ada erosi dan
radang, uterus antefleksi dengan ukuran 7 cm. Daerah portio tidak ada luka, tidak
bengkak dan daerah vagina tidak ada odema, tumor maupun infeksi. Untuk
pemeriksaan penunjang didapatkan hasil HB : 12 gr%. Setelah dilakukan tindakan
pemasangan IUD, ibu Sandi menjadi akseptor KB IUD dengan hasil IUD terpasang
di dalam uterus yang ditandai dengan tidak terjadi perdarahan, benang IUD tidak
ekspulsi, tidak nyeri hebat pada perut, KU : Baik, Kesadaran : CM, TD : 120/80
mmHg, N : 80x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 36,5ºC.

Anda mungkin juga menyukai