Anda di halaman 1dari 34

MODIFIED EARLY OBSTETRIC WARNING

SYSTEM (MEOWS)

(SISTEM KEWASPADAAN DINI MATERNAL)

Disampaikan Oleh :
D r Ya y a t S u r y a t i , S , K p . , M . K e p

Seminar internasional7workshop, cirebon, 02 Maret 2019


APA YANG DISEBUT TANDA PERINGATAN DINI/WHAT
ARE EARLY WARNING SIGNS?
Early warning signs are ". . . satu set yang telah
ditentukan untuk
“ . . . a set of predetermined ’menentukan kriteria'
„calling criteria‟ (based on
periodic charting of vital (berdasarkan chart berkala
signs) as indicators of the tanda - tanda vital) sebagai
need to escalate indikator kebutuhan untuk
monitoring or call for meningkatkan pemantauan
assistance”
atau meminta bantuan "
SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD) MATERNAL

SISTEM Kewaspadaan Dini (SKD) membantu


mengenali dan mengelola dengan tepat
pasien yang secara klinis memburuk dan
pasien yang berisiko
memburuk yang dilengkapi dengan pengkajian
klinis dan
pengambilan keputusan yang terampil.
Sistem kewaspadaan dini maternal digunakan
pada semua pasien maternal dengan mencatat
observasi/ tanda vital, untuk membantu :

Deteksi dini perubahan yang


merugikan

Pengelolaan yang aman, tepat waktu


dan efektif sebagai respon terhadap
pasien yang kondisinya memburuk.

SKD dibutuhkan untuk komunikasi


antara staf saat memindahkan pasien
KATA KUNCI
Maternal Early Warning • 3 komponen SKD
System initiated August
1st, 2013 for all Maternal:
antepartum and
postpartum patients.
1. Kriteria
Goal: Evaluation by a Kewaspadaan Dini
senior provider (senior
resident, fellow, or
attending) within 15
2. Cepat melaporkan
minutes of abnormal
parameter being 3. Evaluasi di tempat
reported.
tidur
SKEMA

Early warning sign

Early warning Score

Code Blue System


FORMAT MODIFIED EARLY OBSTETRI WARNING
SYSTEM
CODE BLUE SYSTEM
Hospital Emergency Codes (Code Emergensi
Rumah Sakit)

Diperlukan Di RS

Untuk Memberikan informasi secara cepat


dengan Kesalahan yang minimal kepada
seluruh staf tentang kegawat daruratan
(airway-Cardiac Arrest) yang sedang terjadi
LANGKAH-LANGKAH JIKA MENEMUKAN PASIEN
TIDAK SADAR

KEJADIAN HENTI JANTUNG

PETUGAS
MELAKUKAN
BANTUAN
HUBUNGI PETUGAS RUMAH SAKIT HIDUP
DASAR

AKTIFKAN CODE BLUE


KOORDINASI PERAWATAN SELANJUTNYA

PERLUNYA KOORDINASI
/PANGILAN antara CODE BLUE
dengan ICU, cvcu DAN IGD
untuk

PERAWATAN SELANJTNYA
KOORDINASI

MOD PASIEN STABIL


PERAWAT
DPJP
RUANGAN

PERAWATAN
KHUSUS
TEAM LEADER CODE BLUE

RUJUKAN
CARA MENGKAETIFKAN “KODE BLUE”

TELEPON EXT (1234)

SEBUTKAN
1. SEBUTKAN KODE KEJADIAN”CODE BLEEU”
2. NAMA PELAPOR JABATAN PELAPOR
3. IDENTITAS PASIEN (NAMA, JENIS KELAMIN, UMUR)
4. LOKASI KORBAN
5. KONDISI KORBAN
PENCATATAN PADA MEOWS
FORM MEOWS

TEMPERATUR/ SUHU
Suhu harus dicatat (baik yang di ukur di oral, aksila, timpani)
sesuai dengan SOP yang ada
 Suhu yg diukur harus didokumentasikan secara numerik
dalam kotak yang telah disediakan. Oleh karena itu, suhu 35.8 °
C harus didokumentasikan secara numerik dalam kotak kuning
dialokasikan untuk 35,1-35,9 °.
PARAMETER TEMPERATUR/SUHU
Suhu normal adalah 36-37,4 ° C.

Penurunan atau peningkatan suhu yang tidak menentu


dapat menunjukkan sepsis.
Hipotermia adalah temuan penting yang dapat
menunjukkan infeksi dan hal ini tidak boleh diabaikan.
Jika ada kenaikan suhu maka kolaburasi untuk
pemberian antipiretik.
Jika ada tanda sempsis sepsis dan infeksi, terapi
antibiotic yg tepat harus dipertimbangkan pada tahap
awal.
TEKANAN DARAH SISTOLIK
TEKANAN DARAH DIASTOLIK
PENCATATAN TEKANAN DARAH
sistolik dan tekanan darah diastolik, dicatat secara terpisah untuk
membedakan factor penyebab yang tepat

Temuan harus didokumentasikan sebagai nilai numerik di kotak


yaitu tekanan darah sistolik tepat 156mmHg ditulis ke dalam
kotak kuning yang mewakili 150-159mmHg. Pembacaan
diastolik 86mmHg harus didokumentasikan secara numerik
dalam kotak putih dialokasikan untuk 80-89mmHg.
GANGGUAN TEKANAN DARAH

Hipotensi

Hipertensi
HEARTH RATE
NADI

LOKASI PENGUKURAN

NILAI NORMAL 60 – 100 X/MENIT

DITEMUKAN ADANYA TAKIKARDI


ATAU BRADIKARDI SEGERA
LAPORKAN
RESPIRASI DAN SATURASI OKSIGEN
 Parameter normal adalah 10-19
RESPIRASI
pernapasan / menit.

Tingkat pernapasan adalah observasi wajib dilakukan

Laju pernapasan telah diidentifikasi sebagai indikator


awal dan paling sensitif dari penurunan kesejahteraan

Tingkat pernapasan harus dicatat pada semua peristiwa


pemantauan.

 Takipnea bukti kuat ADANNYA sepsis


LANJ..

 Penilaian respirasi harus dilakukan selama 60


detik, setelah penilaian denyut jantung,

Jika pernapasan teratur, angka ini dihitung


selama 30 detik dan dua kali lipat. Jika ada
kelainan yang terdeteksi, respirasi dihitung untuk
seluruh menit.
OKSIGEN SATURASI

1. Tingkat kejenuhan oksigen mencerminkan persentase hemoglobin


arteri jenuh dengan oksigen dalam darah, dan disebut sebagai
SpO2 (Johnson dan Taylor, 2010).

2. Tingkat kejenuhan oksigen tidak secara rutin diukur pada semua


wanita hamil dan hanya diukur dalam situasi berikut:

 Jika tingkat respirasi berada di luar parameter normal


dan dalam nilai-nilai "pemicu" merah atau kuning ,

 Jika kondisi medis / kebidanan membutuhkan


pengukuran

3. Tingkat saturasi oksigen misalnya gangguan pernapasan.


PENILAIAN NEUROLOGIS RESPONSE- AVPU

Respon neurologis

mengukur tingkat kesadaran dan respon yg harus


diukur dan didokumentasikan pada pasien yang
menggunakan skala AVPU
SKALA AVPU
ALERT (WASPADA)
Pasien waspada dan tidak
membutuhkan
rangsangan

VERBAL
Pasien hanya merespon
terhadap rangsangan
verbal

PAIN (NYERI)
Pasien hanya merespon
terhadap rangsang nyeri

UNRESPONSIVE (TIDAK
RESPONSIF)
Pasien tidak merespon
dengan rangsangan
apapun
PENGISIAN PARAMETER AVPU

Notifikasi (A): kotak putih (parameter


respon neurologis diterima)

Merespon Suara (V): kotak Kuning

Merespon Sakit (P) kotak merah

Tidak Merespons (U): kotak merah.


menilai rasa sakit
pasien pada
rentang skala 0-10.

score nyeri
SCORE NYERI
 RINGAN
SEDANG
BERAT
JUMLAH YELLOW / RED SKOR

Semua pemicu harus ditambahkan dan


didokumentasikan di bagian bawah
setiap kali pengamatan dicatat.

Jika nilai setiap wanita skor kuning atau


merah, pedoman eskalasi harus dimulai
REFERENCE

Baskett, T.F. (2008) „Epidemiology of obstetric critical


care‟. Best Practice & Research: Clinical Obstetrics
and Gynaecology, 22:763-74.

Johnson, R. & Taylor, W. (2010) Skills for Midwifery


Practice. Churchill Edinburgh. Livingstone. Elsevier.
“ TIME SAVING IS
LIFE SAVING”
THANK YOU FOR ATTENTIONS

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNNYA

HATUR NUNUN PERHATOSANANA

Anda mungkin juga menyukai