Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi Leptospira


interrogans semua serotype. Penyakit menular ini adalah penyakit hewan yang dapat
menjangkit manusia dan merupakan penyakit zoonosis yang paling sering menyerang di dunia.
Penyakit ini ditemukan pertama kali oleh Weil pada tahun 1886. Bentuk berat penyakit
leptospirosis dikenal sebagai Weil’s Disease. (Tanzil, 2012). Gejala klinis awal didapatkan
demam, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, mata kemerahan, sakit perut, sakit kuning,
perdarahan di kulit dan mukosa membran, muntah, diare dan ruam. (WHO, 2013).
Studi awal insiden leptospirosis terkonsentrasi pada penyakit yang disebabkan karena
pekerjaan, terutama pada negara-negara maju yang terkait dengan leptospirosis pada hewan
ternak. Karena pentingnya penyakit di negara tropis menjadi lebih dikenal, pedoman
dikembangkan untuk diagnosis dan pengendalian leptospirosis. Hasil laporan LERG
(Leptospirosis Burden Epidemiology Reference Group) termasuk tinjauan literatur sistematis
yang memperkirakan insiden tahunan global keseluruhan pasien leptospirosis endemik dan
epidemi pada 5 dan 14 kasus per 100.000 penduduk. Pasien leptospirosis endemik bervariasi
mennurut wilayah dari 0,5/100.000 di Eropa hingga 95/100.000 penduduk di Afrika (Haake et
al. 2015).

Data Departemen Kesehatan pada tahun 2017 menunjukkan kasus leptospirosis yang
meningkat drastis pada tahun 2016 sebanyak 830 kasus, kembali menurun pada tahun 2017,
yaitu sebanyak 640 kasus. Penurunan kasus leptospirosis secara signifikan terjadi di DKI
Jakarta (39 kasus pada tahun 2016 menjadi 1 kasus pada tahun 2017). Sedangkan peningkatan
signifikan terjadi di Jawa Tengah, yaitu 164 kasus pada tahun 2016 menjadi 316 kasus pada
tahun 2017 (Depkes, 2017).

Leptospirosis disebabkan kuman dari genus Leptospira dari famili Leptospiraceae. Kuman
ini berbentuk spiral, tipis, halus dan fleksibel dengan ukuran panjang 5-15 μm, lebar 0,1-0,2
μm. Salah satu ujung leptospira berbentuk bengkok seperti kait. Leptospira tidak berflagel,
namun dapat melakukan gerakan rotasi aktif. Kuman ini tidak mudah diwarnai, namun dapat
diwarnai dengan impregnasi perak. Leptospira tumbuh baik pada kondisi aerobik disuhu 28-
30°C. (Tanzil, 2012). Genus Leptospira terdiri dari dua spesies yaitu L. interrogans (bersifat
patogen) dan L. biflexa (bersifat saprofit/non-patogen). Leptospira patogen terpelihara dalam
tubulus ginjal hewan tertentu. Leptospira saprofit ditemukan di lingkungan basah atau lembab
mulai dari air permukaan, tanah lembab, serta air keran. (Rampengan, 2016).

Anda mungkin juga menyukai