PENDAHULUAN
Data Departemen Kesehatan pada tahun 2017 menunjukkan kasus leptospirosis yang
meningkat drastis pada tahun 2016 sebanyak 830 kasus, kembali menurun pada tahun 2017,
yaitu sebanyak 640 kasus. Penurunan kasus leptospirosis secara signifikan terjadi di DKI
Jakarta (39 kasus pada tahun 2016 menjadi 1 kasus pada tahun 2017). Sedangkan peningkatan
signifikan terjadi di Jawa Tengah, yaitu 164 kasus pada tahun 2016 menjadi 316 kasus pada
tahun 2017 (Depkes, 2017).
Leptospirosis disebabkan kuman dari genus Leptospira dari famili Leptospiraceae. Kuman
ini berbentuk spiral, tipis, halus dan fleksibel dengan ukuran panjang 5-15 μm, lebar 0,1-0,2
μm. Salah satu ujung leptospira berbentuk bengkok seperti kait. Leptospira tidak berflagel,
namun dapat melakukan gerakan rotasi aktif. Kuman ini tidak mudah diwarnai, namun dapat
diwarnai dengan impregnasi perak. Leptospira tumbuh baik pada kondisi aerobik disuhu 28-
30°C. (Tanzil, 2012). Genus Leptospira terdiri dari dua spesies yaitu L. interrogans (bersifat
patogen) dan L. biflexa (bersifat saprofit/non-patogen). Leptospira patogen terpelihara dalam
tubulus ginjal hewan tertentu. Leptospira saprofit ditemukan di lingkungan basah atau lembab
mulai dari air permukaan, tanah lembab, serta air keran. (Rampengan, 2016).