Anda di halaman 1dari 4

TEXTBOOK READING

BLOK MEDIKOLEGAL

“VIRTUAL AUTOPSY”

Kelompok B-4
Ketua : Rewianza Nandi Wardhana 1102016185
Sekretaris : Putri Medita Rachmayanti 1102016173
Anggota : Muhamad Chairul Syah 1102016126
Naufal Rizky Fadhi Hakim 1102016152
Nurul Islami Putri 1102016164
Ratih Rahmah Prastuti 1102016181
Shadrina Safira 1102016201
Shiva Fairuz 1102016207
Winona Rindy Ballinan 1102016226

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
201
“Virtual Autopsy”

by Rusilawati Jaudin and Rugayah Bakri


Ministry of Health Malaysia
2005

1. PENGANTAR
Otopsi klasik dengan membuat beberapa sayatan ke mayat dilakukan untuk alasan medis-
hukum atau patologi forensik dalam penentuan sebab kematian, waktu kemtian, cara kematian dan
identifikasi seperti saat setelah terjadi bencana massal serta dokumentasi. Namun teknik klasik ini
memiliki kelemahan saat tubuh mayat sudah membusuk ataupun hanya tersisa potongan. Untuk
beberapa situasi tidak nyaman dilakukan, seperti pada kasus kematian bayi dan dalam beberapa
agama melarang dilakukannya otopsi. Saat ini temuan forensic yang relevan terbatas pada fotografi
tradisional 2D, 2D radiografi konvensional, sketsa dan deskripsi verbal.
Virtual otopsi atau digital otopsi merupakan teknik baru menggunakan kombinasi post-
mortem multi-slice computed tomography (MSCT) dan magnetic resonance imaging (MRI).
Peningkatan teknologi dengan tujuan membangun metode penilaian forensik. Dengan metode
pencitraan modern seperti fotogrametri dalam kombinasi optic dan radiologi scanning CT/MRI
menunjukan data 3D nyata dari permukaan tubuh dan struktur internal individu. Dengan kata lain
juga dapat meminimalkan atau non-invasif dan non-destruktif.

2. GAMBARAN TEKNIK

Otopsi virtual atau otopsi digital mengkombinasikan multi-slice computed tomography (MSCT)
dan magnetic resonance imaging (MRI). Gambar MSCT memberikan informasi tentang patologi
umum tubuh dan dapat menghasilkan informasi rinci tentang luka trauma. MRI digunakan untuk
fokus pada area tertentu dari tubuh, memberikan rincian tentang jaringan lunak, otot dan organ.
Otopsi digital menyediakan dokumentasi geometris 3D cedera pada tubuh dan luka pada jenazah.
Hal ini memungkinkan pemeriksa untuk mengakses area tubuh yang sama tanpa merusak bukti
forensik (M Paula, 2003).
Teknik sebenarnya virtual dalam bidang bedis memungkinkan untuk melakukan simulasi
otopsi tubuh. Di kamar mayat digital, observasi retrospektif dan analisis kuantitatif dari
kerusakan struktural tubuh yang mungkin menggunakan pencitraan medis dimensi tinggi dan
virtual medis yang sebenarnya (Takatsu et al, 1999). Kamar mayat digital yang menyimpan
struktur tubuh setiap kasus sebagai kumpulan data 3D yang terdiri dari bagian – bagian dari
seluruh tubuh yang diperoleh dari MSCT atau MRI. Namun, untuk menentukan waktu kematian,
otopsi mayat menggunakan spektroskopi resonansi magnetik - teknik yang mengukur metabolit
yang dikeluarka otak selama setalah kematian.
Selain itu, otopsi virtual juga dapat menggambarkan penampilan pencitraan post-mortem
perubahan misalnya pembusukan, pembekuan; dan perubahan pada jantung, seperti kalsifikasi,
endokarditis, infark miokard, jaringan parut miokard, cedera dan perubahan morfologi lainnya
(Jackowski2 et al, 2005). Menggunakan data penggabungan / peleburan dan animasi,
memungkinkan dapat menjawab pertanyaan mengenai rekonstruksi dari berbagai cedera (jejak
morfologi) dan untuk mengevaluasi, kecocokan atau hubungan dengan penyebab cedera.

3. TUJUAN

Untuk menentukan efektivitas, biaya / ekonomi, organisasi, sosial dan hukum implikasi dari
otopsi virtual.

4. METODE

Pencarian komputer online dilakukan dengan menggunakan database berikut: PubMed,


database HTA, dan database umum. Tidak ada batasan pada tahun publikasi diterapkan. Kata-
kata kunci digunakan adalah 'otopsi virtual', 'virtopsy', 'digital otopsi', 'pencitraan forensik' dan
'digital forensik'.

Anda mungkin juga menyukai