BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemanfaatan minyak jelantah dapat memberikan nilai lebih secara ekonomis, karena
melimpahnya minyak jelantah dan merupakan bahan yang tidak terpakai lagi. Ketersediaan
minyak jelantah yang sangat melimpah sebagai limbah penggorengan yang dipakai secara
berulang-ulang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kebutuhan, salah satunya sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel.Penggunaan minyak berkali-kali akan menyebabkan minyak
semakin kotor dan dapat menimbulkan struktur karbon penyusun minyak jelantah berubah.
Asam lemak bebas pada minyak jelantah akan semakin banyak akibat pemanasan pada suhu
tinggi dan akan memutus sebagian ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal pada minyak
jelantah tersebut (Amalia, 2010).
Kandungan asam lemak bebas yang tinggi dalam minyak jelantah jika bereaksi
dengan natrium atau kalium akan membentuk sabun pada proses pembentukan biodiesel.
Asam lemak bebas juga dapat menyebabkan minyak menjadi tengik. Selain itu, asam lemak
bebas merupakan salah satu parameter penentu mutu minyak dan biodiesel yang sangat
penting. Syarat mutu kadar keasaman minyak sebelum diproses menjadi biodiesel harus
rendah, yaitu kurang dari 1 mg KOH per gramminyak (Alamsyah, 2011).
Semakin besar kadar asam lemak bebas, maka akan semakin rendah kualitas minyak
dan biodiesel yang dihasilkan, karena asam lemak bebas akan mengganggu proses
pembentukan biodiesel dengan banyaknyaproduk samping yang dihasilkan akibat reaksi
asam lemak bebas tersebut. Maka dari itu, diperlukan penurunan kadar Free Fatty Acid(FFA)
atau asam lemak bebas dalam minyak jelantah dengan metode deasidifikasi menggunakan
resin anion sebagai adsorben karena resin mengikat asam lemak bebas dalam minyak (Nasir,
2014). Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa minyak jelantah dengan asam lemak
bebas yang tinggi akan menyebabkan proses saponifikasi saat berjalannya transesterifikasi
sehingga akan membentuk sabun. Resin anion dapat menurunkan asam lemak bebas pada
minyak jelantah kurang dari 1% dari berat minyak jelantah menggunakan
resin Amberlyst dan Dowex (Ozbay, 2008).
Perlunya pengetahuan mengenai metode penurunan angka asam pada minyak
jelantah ini karena limbah minyak jelantah yang semakin banyak dan merupakan bahan baku
yang sangat murah didapatkan untuk proses pembentukan biodiesel. Biodiesel, sebaga energi
alternatif dapat dikembangkan dan mulai menjadi permasalahan yang mudah diselesaikan.
Biodiesel merupakan solusi tepat bagi energy alternatif yang dibutuhkan di dunia karena
tidak merusak lingkungan dengan eksploitasi seperti energy fosil. (Schuchardt,1998)
1.5. Hipotesa
Metode deasidifikasi minyak jelantah menggunakan resin anion Lewatit Monoplus
M500 dapat menurunkan kadar asam lemak bebas di dalam minyak jelantah sebesar <1 mg
KOH per gramminyak.
DAFTAR PUSTAKA
Adhari, dkk. 2016. Pemanfaatan Minyak Jelantah menjadi Biodiesel dengan Katalis ZnO
presipitan Zinc Karbonat: Pengaruh Waktu Reaksi dan Jumlah Katalis.Jurnal
JomFteknik.Vol 3(2): 1-6
Andi,dkk. 2017. Pemanfaatan Minyak goreng bekas Untuk Pembuatan Biodiesel
Menggunakan Katalis Zeolit Alat Teraktivasi. Jurnal Chemurgy. Vol 01(2) : 1-5
Aulia, A. dan Satrio, G. 2013. PemanfaatanMinyak Goreng Bekas menjadi Deterjen
Alami melalui Kombinasi Reaksi Trans-esterifikasi dan Sulfonasi. Jurnal Teknologi
Kimia dan Industri. Vol. 2(2) : 84-90.
Lestari, dkk.2011. Verifikasi Konsentrasi Regerasi Pada Proses Regenerasi Resin Penukar
Ion system Air Bebas Mineral (GCA01) RSG-GAS. Jurnal Seminar Nasional SDM
Teknologi Nuklir IV. ISSN:1978 0176:458-460
Prawira, dkk.2016. Perilaku Adsorpsi Emas Dari Larutan Ammonium Thiosulfat Dengan
Karbon Aktif dan Resin Penukar Ion. Jurnal Metalurgi.2:69-78
Schuchardt, U., R. Sercheli, and R.M. Vargas, 1998, Transesterification of Vegetable Oils: a
Review, J. Braz. Chem. Soc. 9:199-210.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dimana,
V = volume larutan KOH dalam alkohol yang dibutuhkan pada titrasi, ml.
Dimana,
A A1
B B1
C C1
Keterangan:
A A1 A2 A3
B B1 B2 B3
C C1 C2 C3
Keterangan:
6 cm 10 cm
Glass
4 cm
wool
85 cm
Mixture:
Fatty oil,
hexane
resin
Glass
Kapuk
wool
Magnetic
stirerr