Oleh :
ABSTRACT .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis .......................................................................... 31
B. Pembahasan .................................................................. 36
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penolong maupun yang ditolong harus tahu dan paham benar cara-
demikian pada kenyataaannya masih ada anak buah kapal yang tidak
B. Rumusan Masalah
masalah pokok yang akan penulis bahas dalam skripsi ini adalah
C. Batasan Masalah
buah kapal bisa meninggalkan kapal secara cepat dan dapat bertahan
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penilitian
F. Hipotesis Penelitian
adalah :
TINJAUAN PUSTAKA
yang tenang.
Partially Enclosed)
Support System).
bukan motor.
air akan terjadi secara otomatis bila mana kapal tenggelam pada
waktu tertentu.
pendayung.
beban.
sekoci yang menutupi sekoci lebih dari 50% luar lantai harus :
2) Tidak kurang dari jarak antara 1.3 sampai 1.7 m sekoci yang
3) Tidak kurang dari jarak antara 1.3 sampai 1.7 m untuk sekoci
5. Ketentuan Lain
dalam waktu tidak lebih dari 3 menit, dan harus dapat diturunkan
berulang-ulang.
aman.
6. Perlengkapan Sekoci
setiap saat.
6 knots.
b. Mechanically Propeller
3. Ukuran-ukuran sekoci.
4. Nomor sekoci.
dari 15°
g. Perlengkapan sekoci
2. Dayung kemudi
air
11. Tiang dengan kawat labrang yang tahan karat beserta layar
berwarna orange.
24. Pisau lipat (jack knife) besrta pembuka kaleng yang selalu
29. Khusus sekoci motor harus ada pemadam api untuk jenis
kebakaran minyak.
sekoci.
3. Nomor sekoci.
7. Rescue Boat
1. Panjangnya tidak kurang dari 3.8 dan tidak lebih dan 8.5 m.
terlentang.
3. Bila tidak memiliki “sheer” yang memadai harus dilengkapi
haluan sekoci.
perlengkapan adalah :
1. Di kapal penumpang
sebuah saja.
2. Di kapal barang
terpenuhi).
B. Kursus Keterampilan Pelaut Dan Prosedur Penyelamatan
wajib. Oleh karena itu sebelum naik di atas kapal untuk menjadi
Sekoci
harus berpegang pada tali monyet (life line) dan tidak berpindah-
kuat.
baik.
c. Ukuran-ukuran sekoci
d. Nomor sekoci
dari 150C.
D. Definisi Operasional
memiliki konstruksi yang lebih kuat dari alat penolong lainnya dan
yang tenang.
motor.
METODOLOGI PENELITIAN
melalui :
a. Metode Observasi
di atas kapal.
b. Metode Interview
Data Kualitatif
dalam bentuk lisan ini diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan
Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data ini merupakan data pelengkap yang diperoleh diluar yang ada
dengan penelitian.
D. Metode Analisis
perwira dan anak buah kapal yang merupakan tolak ukur tingkat
keterampilan serta dilakukannya pembahasan sebagai pemecahan
halnya bangsa Indonesia, PT. Arpeni Pratama Ocean Line pun telah
Jakarta dan SS. Arpeni pratma Ocean Line. Pada tahun 1961 berubah
PT. Arpeni Pratama Ocean Line kemudian ditarik dan diremajakan oleh
ekonomis lagi dan pada tahun 1995, 3 unit kapal Semi Container dijual.
unit kapal saja. Dengan bantuan Pemerintah, sejak akhir tahun 1998,
PT.Arpeni Pratama ocen Line menerima 9 unit kapal baru tipe cargo
samudera.
Tahun 1999 hingga tahun 2000 PT. Arpeni Pratama Ocean Line
Ocean Line menerima sertifikat ISO 9002 dan SMC tahun 2000.
MV. Hanjani adalah salah satu armada kapal dari sekian kapal
milik PT. Arpeni Pratama Ocean Line Kapal ini dibangun oleh
Flag : INDONESIA
Class : BKI
GT : 6.302 R/T
NT : 2.643 R/T
Deadweight :
T.P.C : 15 T/Cm
C. Crew List MV. HANJANI
Master
Mualim I KKM
Mualim II Masinis II
Bosun Mandor
Mualim III Masinis III
AB I Oiler I
Masinis IV
AB II Oiler II
Electrician
Cadet Deck
A. Analisis
darurat. Pada saat latihan masih banyak crew atau anak buah
masing-masing.
embarkasi/stationary.
1. Life Jacket
2. Helmet
berikut :
Table 1. Data crew atau anak buah kapal yang bekerja di atas
PSCRB 4 19 %
BST 18 81 %
Total 22 100 %
Dari tebel di atas didapat bahwa anak buah kapal yang mempunyai
penurunan sekoci
Ya 9 41 %
Tidak 13 51 %
Total 22 100 %
Sumber : data yang telah diolah
Menurut jawaban responden pada tabel di atas dapat
dibawah ini :
Ya 18 81 %
Tidak 4 19 %
Total 22 100 %
sekoci
Ya 8 37 %
Tidak 14 63 %
Total 22 100 %
Ya 6 28 %
Tidak 16 72 %
Total 22 100 %
B. Pembahasan
pelatihan crew atau anak buah kapal pada saat dilakukan pelatihan
penurunan sekoci.
kapal secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh
mualim 1.
akan membuat anak buah kapal menjadi tidak terbiasa dan tidak
perusahaan.
anak buah kapal tersebut dapat lebih terampil dan cepat dalam
latihan sekoci dan rakit penolong secara rutin yaitu agar anak
mengambil tindakan tegas bila ada anak buah kapal yang tidak
khusus.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
B. Saran
VI/2, diwajibkan bagi para crew atau anak buah kapal yang