Anda di halaman 1dari 74

ANALYSIS PENYEBAB GAGALNYA PROSES TANK

CLEANING PADA PALM OIL DI KAPAL

MT KELSEY 2

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk menyelesaikan Program Diploma III
Prodi Nautica

LAPORAN TUGAS AKHIR

Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Ahli Madya Maritim (Amd Nautica)


Disusun oleh :

WOSF TANAGRA SORMIN

NIM : 182008

SEKOLAH TINGGI ILMU MARITIM “AMI”

JAKARTA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama : WOSF TANAGRA SORMIN

NIM : 182008

Program Studi : NAUTIKA

Judul Laporan Tugas Akhir : ANALYSIS PENYEBAB GAGALNYA PROSES

TANK CLEANING PADA PALM OIL DI KAPAL

MT KELSEY 2

Jakarta, …………………………………..

Pembimbing Materi Laporan Tugas Akhir

…………………………………….

(Nama dan Tanda tangan)

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan Tugas Akhir ini telah diujikan dalam Ujian Laporan Tugas Akhir, pada :

Hari :

Tanggal :

Dinyatakan :

Dengan nilai :

PANITIA PENGUJI LAPORAN TUGAS AKHIR

Penguji I : ………………………… ………………...

Penguji II : …………………………. ……………........

Penguji III : ………………………… ………………...

Ketua Panitia : ………………………… ………………...

iii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab gagalnya proses tank

cleaning pada kapal MT. Kelsey 2. Meode penelitian yang penulis gunakan adalah

data kualitatif dan observasi yang diperoleh dalam bentuk variabel berupa

informasi yang berasal dari kapal MT. Kelsey 2. Hasil yang diperoleh setelah

penelitian menunjukkan bahwa penyebab gagalnya tank cleaning pada kapal

karena kurangnya pengawasan oleh Officer pada saat berlangsungnya tank diatas

kapal.

Note foot: Pembersihan tangki muatan pada kapal tanker

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana

telah memberikan kesehatan dan karunia-Nya kepada penulis serta kekuatan untuk

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang telah dilaksanakan di kapal MT

KELSEY 2. Laporan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

menempuh Program Diploma III Program Studi Nautica di Sekolah Tinggi

Maritim “AMI” Jakarta. Penyelesaian tulisan ini tidak terlepas bantuan dari

berbagai pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, terutama dan

teristimewa dipersembahkan kepada kedua orangtua yang senantiasa memberikan

dukungan serta doa untuk penulis. Maka dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Capt. Albert Lapian M. Mar Ketua STIMar “AMI” Jakarta

2. Bapak Soejono ATT I selaku Wakil Ketua I STIMar “AMI” Bidang

Akademik

3. Bapak Sudarto selaku Wakil Ketua II STIMar “AMI” Bidang Administrasi

Umum dan Keuangan

4. Ibu Anggraeni Esti Suyoto S.S. M.M selaku Wakil Ketua III Bidang

ketarunaan

5. Capt. Iskandar Adji Purnomo M.M. M.Mar selaku Ketua Program Studi

Nautika

6. Capt. Bambang ANT I selaku Sekretaris Prodi Nautika

7. Capt. Abdullah selaku Dosen Pembimbing 1

8. Bapak Junadi S.E. M.M selaku Dosen Pembimbing 2

v
9. President Eastern Tanker Company

10. Pt. Global Lingkar Cemerlang Indonesia

11. Nahkoda, KKM, Perwira Kapal, dan Seluruh Crew MT KELSEY 2

12. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam

membantu kelancaran tersusunnya Laporan Kerja Praktek Laut

13. Senior, Seluruh rekan Taruna-Taruni angkatan 58 serta semua pihak yang

telah memberikan dukungan dan bantuan dalam kelancaran tersusunnya

Laporan Tugas Akhir ini

Tentunya penulis berharap, dengan adanya Laporan Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi kita bersama. Dapat membantu memecahkan suatu

permasalahan yang terjadi diatas kapal. Dan menjadi solusi atau jalan keluar

dalam menentukan sebuah keputusan. Semoga tujuan ataupun harapan penulis

dapat benar-benar tercapai sesuai harapan.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR………………............ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN LAPORAN TUGAS AKHIR………............iii

ABSTRAK…………………………..………………………………………........iv

KATA PENGANTAR………………………………………………...………......v

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..ix

LAMPIRAN………………………………..………………………………….......x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3

C. Fokus dan Rumusan Masalah .................................................. 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 4

E. Metode Penelitian .................................................................... 4

F. Sistematika penulisan ............................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tank Cleaning .......................................................................... 6

1. Prinsip prinsip dalam tank cleaning ...................................... 10

2. Dasar-dasar pembersihan tangki ............................................ 11

vii
B. Kelas Efisiensi pembersihan ................................................ ..16

1. kriteria perencanaan proses pembersihan tangki……….……...18

2. Jenis Nozzle dan prinsip operasinya ………………………………...20

3. Connection options…...……………………………………………...25

C. Karakterisitik Palm Oil .................. …………………………27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 34

B. Objek Penelitian ..................................................................... 34

C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 34

D. Sumber Data ........................................................................... 35

E. Jenis Data ............................................................................... 36

F. Metode Analisa Data .............................................................. 36

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data………………………………………………..38

B. Analisa ................................................................................... 39

C. Pembahasan ............................................................................ 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 54

B. Saran....................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA………...………………………………………………….57

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………….….…………………………58

LAMPIRAN……...………...…………..………………………………………………..59

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Crew List. ………………………….……..…………………………..59

Gambar 2 Ship Particular. ………….....................................................................60

Gambar 3 Mutasi Sign On ……………………………………………………….61

Gambar 4 Mutasi Sign Off……………………………………………………….62

Gambar 5 Gambar Kapal MT. Kelsey 2………...…………………………..…...63

ix
LAMPIRAN
Crew list……………………………………………………………………….....59

Ship Particular……...…………………………………………………………….60

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tank cleaning adalah proses pembersihan tangki terhadap sisa sisa

muatan sebelumnya mencakup pembersihan dan pemeriksaan peralatan

pemanas pipa spiral (Heating Coil), pipa muatan, kran, pipa peranginan dan

mesin bantu.

Dalam hal ini dapat pula kita ambil pengertian bahwa proses

pembersihan mencakup tahap pencucian untuk membersihkan sisa-sisa

muatan yang berupa gumpalan maupun cairan dan proses gas freeing yang

bertujuan membersihkan muatan yang berupa gas – gas yang mudah meledak

maupun gas beracun.

Metode yang digunakan untuk Tank Cleaning pada setiap kapal pun

berbeda – beda. Semua tergantung dari kategori muatan (cargo) yang akan

dibersihkan dan cargo yang akan dimuat selanjutnya , maupun peralatan

(butterworth/washing machine, hose, dll) yang ada diatas kapal.

Pada kondisi tertentu ada juga beberapa kasus kapal yang gagal

dalam melaksanakan Tank Cleaning sehingga menyebabkan kerugian pada

pengoperasian kapal itu tersebut , Company dan Pencharter. Karena waktu

1
sangatlah esensial dalam proses pengiriman barang bagi company, ship owner,

maupun si pencharter.

Surveyor dan Loading Master lah yang menentukan apakah tangki

lulus test dan dapat memuat cargo selanjutnya di pelabuhan dengan

melakukan wall wash test.

Pembersihan tangki dibedakan sebagai berikut :

a. Pembersihan tangki, di mana muatan berikutnya sama atau hampir sama dengan

muatan sebelumnya.

b. Pembersihan tangki untuk mengangkut jenis muatan yang berbeda dengan

muatan sebelumnya, di mana jika tercampur sedikit saja akan rusak mutunya.

Prosedur untuk pembersihan tangki menurut ISGOT melalui tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Precleaning (butterworthing dengan air)

b. Cleaning / Pembersihan (butterwothing dengan air atau air dan deterjen)

c. Rinsing / Membilas (butterworthing dengan air)

d. Flushing / Pembilasan (dengan air tawar)

e. Steaming

f. Draining

g. Drying / Pengeringan

Dari berbagai cargo (muatan) yang di muat seperti phenol, benzene, base oil,

dll palm oil merupakan salah satu cargo yang penanganannya untuk tank

2
cleaning paling sulit. Dari pengalaman si penulis , terdapat kesalahan atau

kelalaian crew kapal yang menyebabkan gagalnya tank cleaning pada muatan

palm oil.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam

penulisan Tugas Akhir, penulis mengambil judul: “ANALYSIS

PENYEBAB GAGALNYA PROSES TANK CLEANING PADA PALM

OIL DIKAPAL MT KELSEY 2”

B. Identifikasi Masalah

Selama melakukan praktek laut berdasarkan latar belakang masalah di

identifikasi sebgai berikut :

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses

Tank Cleaning Palm Oil pada MT. Kelsey 2

2. Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan Tank

Cleaning agar proses Tank Cleaning dapat berjalan dengan lancar

dan tidak mengalami hal yang tidak diinginkan di kapal

MT. Kelsey 2?

C. Fokus dan Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah dapat dirumuskan permasalahan diatas

sebagai berikut :

1. Mengapa proses Tank Cleaning Palm Oil tidak berjalan dengan

lancar pada MT. Kelsey 2?

3
2. Metode apa yang harus dilakukan agar proses Tank Cleaning pada

Palm Oil dapat berjalan dengan baik?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sesuai dengan manfaat masalah di atas maka tujuan yang hendak di capai

penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa

yang menyebabkan gagalnya proses tank cleaning diatas kapal tersebut

terbagi dua yaitu:

Manfaat Teoritis dalam penelitian ini berguna untuk menambah

hazanah/pengetahuan serta melihat langsung apa penyebab gagalnya proses

tank cleaning pada kapal tersebut.

Manfaat Praktis dalam penelitian ini berguna sebagai untuk mengambil

kebijakan bagaimana penanganan tank cleaning pada cargo palm oil tersebut.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian ini di khususkan untuk bidang akademik dan hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka yang berguna bagi

pengembangan ilmu kemaritiman di Indonesia maupun international.

F. Sistematika penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membagi dalam beberapa bagian

penulisan setiap bagian ini akan membantu dalam memahami maksud dari

tugas akhir ini :

4
Penulisan karya tulis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari

sub-sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

a Bab pertama pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, serta tujuan dan manfaat dalam penulisan karya tulis ini.

b Bab kedua menguraikan tentang landasan teori dan konsep-konsep yang

relevan dengan permasalahan yang dikaji dan mengemukakan pemecahan

masalah yang pernah dilakukan terkait masalah yang dikaji dalam

penulisan karya tulis ini.

c Bab ketiga dalam tugas akhir ini akan menyajikan tentang metode

penulisan yang dipergunakan, baik yang berhubungan dengan tekhnik

pengumpulan data dan informasi.

d Bab keempat menguraikan hasil kajian dari masalah yang akan dibahas.

Dalam bab ini juga dikemukakan pendapat atau ide gagasan yang sesuai

dengan rumusan masalah dan tujuan yang berlandaskan pada informasi

serta teori-teori yang ada.

e Bab kelima adalah bagian akhir, yang berisi bab penutup dari penulisan

tugas akhir ini, dalam bab ini disampikan kesimpulan permasalahan yang

dibahas,dan pada bagian ini juga memiliki saran bagi penulis.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. TANK CLEANING

Didalam penelitian Laporan Tugas Akhir ini ada beberapa hal yang diperlukan

peneliti untuk mendukung pembahasan dan teori-teori di bab ini, begitu pula

untuk menyempurnakan penelitian Laporan Tugas Akhir ini.

Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan

dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda,

termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah

permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah

pindah. (Undang – Undang No. 17 tahun 2008 tentang pelayaran).

Sedangkan muatan kapal merupakan segala macam barang dan barang dagangan

(Good and Merchandise) yang diserahkan kepada orang/barang dipelabuhan atau

pelabuhan tujuan.

Eksploitasi minyak telah dimulai sejak tahun 1850 oleh pabrik parafin

milik James Young. Minyak mulai dikirim menggunakan kapal ke wilayah Burma

sampai dengan negara koloni di Inggris.

Pengiriman minyak masih melalui jalur darat kemudian melewati sungai masih

menggunakan kapal kayu. Baru pada tahun 1877 hingga 1885 kapal tanker

modern diciptakan.

Ludvig dan Robert Nobel adalah pendiri Branobel, perusahaan minyak

terbesar di dunia ada di Baku, Azerbaijan. Ludvig adalah pengembang oil

6
tanker yang sampai saat ini masih digunakan. Percobaan membawa minyak dalam

jumlah banyak pun dilakukan.

Oil tanker pertama yang sukses beroperasi adalah Zoroaster yang mampu

membawa 242 metrik ton minyak gas dalam dua pipa baja yang terhubung.

Terdapat satu tangki di bagian depan ruang mesin dan di belakang.

Kapalnya memiliki panjang 56 meter dengan lebar 8,2 meter dan draft 2,7 meter.

Saat itu Zoroaster digunakan untuk berlayar dari Swedia ke Kaspia melalui Laut

Baltik. Sejak percobaan oil tanker yang pertama ini, perkembangan pun terus

dilakukan.

Sampai pada diciptakannya supertanker pada tahun 1979 yang memiliki

panjang 458,45 meter, dan draft 24,611. Supertanker diciptakan dengan kapasitas

564.763 DWT dan dinamakan Seawise Giant.

Pada tahun 2020 ada 810 kapal tanker VLCC ( Very Large Crude Carrier),

668 kapal Aframax, 571 kapal Suezmax, 83 kapal Small Dirty Tanker, dan 78

kapal Dirty Panamax yang ada didunia. Dilihat secara umum, kapal tanker terdiri

dari dua jenis, yakni crude carrier dan product tanker. Namun, terdapat pula kapal

tanker khusus yang dinamakan chemical tanker.

Chemical tanker merupakan salah satu jenis kapal yang membawa muatan

berbahaya seperti bahan kimia cair berbentuk curah. Chemical Tanker sering

disebut dengan nama parcel tanker, umumnya kapal jenis ini memilki ukuran yang

kecil, sekitar 5.000 ton DWT (Deadweight Tonnage) hingga 25.000 ton DWT.

Namun, terdapat sejumlah Chemical Tanker yang mempunyai ukuran mencapai

50.000 ton DWT.

7
Alasan kapal jenis ini berukuran kecil adalah kesesuaikan jenis muatan

dan keterbatasan pelabuhan untuk melaksanakan proses bongkat-muat.

Umumnya chemical tanker dibuat dengan lapisan zinc paint dan phenolic

epoxy sehingga mencegah reaksi kimia pada lambung kapal, pada beberapa kasus

terdapat pula kapal yang dilapisi dengan stainless steel untuk mengangkut cairan

dengan kandungan acid yang tinggi.

Aspek keselamatan dalam penggunaan chemical tanker dijelaskan pada

Bagian B SOLAS BAB VII serta International Bulk Chemical Code (IBC Code).

Berdasarkan IBC Code ini ada tiga jenis chemical tanker sesuai dengan

kapabilitasnya yakni ST1, ST2, ST3.

Saat sebelum proses pemuatan hingga pembongkaran, Anda diharuskan

melakukan persiapan berbagai hal mengingat pengoperasian chemical tanker yang

sangat berbahaya bagi manusia yang berada didalam kapal maupun pada

lingkungan.

Untuk itu, diperlukan berbagai hal dalam pengoperasian chemical

tanker seperti hot work permit yang dikeluarkan oleh otoritas pelabuhan terkait

bila pekerjaan hot work didalam otoritas pelabuhan. cold work permit berupa izin

kerja karena berpotensi menimbulkan bahaya, oil record book yang terdiri

dari deck oil record book dan engine oil record book, serta latihan khusus

keselamatan untuk mencegah kebakaran dan pencemaran laut.

Adapun, setiap tangki dilengkapi dengan sistem pompa dan pipa tersendiri

sehingga isi tangki bisa dimuat dan dikeluarkan secara terpisah untuk mencegah

kontaminasi antar bahan kimia.

8
Tank cleaning merupakan salah satu aspek penting dalam pelayaran

terutama pada kapal chemical tanker. Pada kapal chemical tanker dapat memuat

berbagi jenis muatan kimia dan minyak (chemical and oil) tergantung dari jenis

kapal itu sendiri. Terdapat banyak kasus yang menyebakan kebakaran dan ledakan

pada saat tank cleaning.

Selain bongkar muat dalam pengoperasian kapal tank cleaning tidak kalah

penting. Terdapat beberapa kasus pada tank cleaning yang menyebabkan Terdapat

4 faktor utama atau prinsip yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses tank

cleaning yaitu ; temperature (temperatur), Mechanical (mekanis), Chemistry

(bahan kimia), Time (waktu). Setiap faktor diatas berperan penting dalam proses

pembersihan tanki yang efisien.

Menggunakan peralatan yang tepat akan menghasilkan keseimbangan

yang sempurna antara faktor diatas. Dengan keseimbangan ini maka akan

mencapai proses pembersihan tanki yang paling efisien, ketepatan, dan

keterandalan sebagai tujuan akhir.

9
1. Prinsip Prinsip dalam Tank Cleaning

Tujuan utama pembersihan tangki di atas kapal tanker minyak, produk dan

kimia adalah untuk pergantian muatan agar tidak terjadi kontaminasi dengan

muatan sebelumnya. Pembersihan juga mencegah akumulasi residu muatan dan

merupakan langkah yang diperlukan dalam menyiapkan tangki muatan agar

terbebas dari gas-gas beracun.

Proses pembersihan tangki yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas

produk. Bila anak buah kapal yang melaksanakan Tank Cleaning lalai dan tidak

adanya perwira kapal yang mengawasi pada saat Tank Cleaning berpotensi

bahaya. Mengeksplorasi setiap aspek pembersihan tangki secara mendalam. Saya

akan membahas dasar-dasar teknologi pembersihan tangki dan kelas efisiensi

pembersihan tertentu. Kemudian, mengeksplorasi kriteria perencanaan khusus,

jenis nozel dan prinsip operasinya, opsi koneksi. Tujuannya: untuk memberikan

panduan yang bermanfaat untuk merencanakan proses pembersihan tangki yang

sempurna.

10
2. Dasar-dasar Pembersihan Tangki

Empat Faktor Pembersihan Utama

Kimia, waktu, suhu, dan aksi mekanis adalah empat prinsip dasar

pembersihan tangki. Setiap prinsip memainkan peran penting dalam proses

pembersihan yang efisien. Memanfaatkan peralatan yang tepat mencapai

keseimbangan yang sempurna antara setiap faktor. Keseimbangan ini

menyelesaikan proses pembersihan tangki yang paling efisien dengan efisiensi,

presisi, dan keandalan sebagai tujuan akhir.

1. Kimia

➢ Keselamatan adalah hal yang paling utama. Terlepas dari pembersih apa

yang digunakan yang disediakan oleh agent, menangani dan

mendistribusikan pelarut dengan benar sangat penting untuk proses

pembersihan yang aman.

➢ Kurang lebih Menggunakan terlalu banyak bahan kimia dapat

memperburuk / menurunkan kualitas tangki Anda; terlalu sedikit juga

11
dapat membersihkan tangki dengan tidak benar, meninggalkan sisa muatan

atau kotoran di dinding tangki.

➢ Pilih bahan kimia yang sesuai. Menggunakan bahan kimia yang tepat

untuk pembersihan tank cleaning pada muatan tertentu adalah hal yang

perlu diperhatikan. Menemukan / menentukan bahan kimia yang benar

adalah satu hal yang sangat essensial dalam proses tank cleaning. Jenis

bahan kimia pembersih tangki dapat diatur dalam tiga kategori: Deterjen

yang sangat basa, Pembersih yang sangat asam, Disinfektan. Deterjen

alkali menghilangkan proteinaceous, noda organik. Pembersih asam cocok

untuk menghilangkan noda anorganik, seperti batu bir atau noda

air. Disinfektan membunuh mikroorganisme, seperti bakteri.

Alkali dan asam bekerja secara bersamaan untuk membersihkan dan

mendisinfeksi tangki. Misalnya, alkali digunakan untuk menghilangkan lemak,

kotoran, kotoran, tanah organik, dll. Setiap penumpukan anorganik yang tersisa

harus dihilangkan dengan deterjen asam. Dalam sebuah studi yang sangat baik

tentang teknik pembuatan bir (Brewing Techniques).

Pembuatan bir (Brewing Techniques) adalah produksi bir dengan seduhan

sumber pati (biasanya biji-bijian sereal, yang paling populer adalah jelai) dalam air

dan memfermentasi cairan manis yang dihasilkan dengan ragi. Ini dapat dilakukan

di tempat pembuatan bir oleh pembuat bir komersial, di rumah oleh homebrewer,

atau secara komunal.Pembuatan bir telah terjadi sejak sekitar milenium ke-6 SM,

dan bukti arkeologis menunjukkan bahwa peradaban yang muncul, termasuk

12
Mesir kuno dan Mesopotamia, menyeduh bir.Sejak abad kesembilan belas industri

pembuatan bir telah menjadi bagian dari sebagian besar ekonomi barat.

Bahan dasar bir adalah air dan sumber pati yang dapat difermentasi seperti

jelai malt. Sebagian besar bir difermentasi dengan ragi bir dan dibumbui dengan

hop. Hop adalah sekumpulan bunga betina (disebut benih kerucut atau strobilus),

dari spesies hop, Humulus lupulus.Hop umumnya digunakan sebagai perasa dan

penstabil rasa bir, di mana mereka menambah rasa pahit dan asam. Sumber pati

yang paling banyak digunakan termasuk millet, sorgum dan singkong. Sumber

sekunder (tambahan), seperti jagung (jagung), beras, atau gula, juga dapat

digunakan, kadang-kadang untuk mengurangi biaya, atau untuk menambahkan

gandum untuk membantu mempertahankan bir yang berbusa. Sumber pati yang

paling umum adalah sereal bubuk atau "grist" - proporsi bahan pati atau sereal

dalam resep bir dapat disebut grist, biji-bijian, atau hanya bahan tumbuk.

Langkah-langkah dalam proses pembuatan bir termasuk malting,

penggilingan, tumbuk, lautering, mendidih, fermentasi, pengkondisian,

penyaringan, dan pengemasan. Ada tiga metode fermentasi utama, hangat, dingin

dan spontan. Fermentasi dapat terjadi dalam bejana fermentasi terbuka atau

tertutup; Fermentasi sekunder juga dapat terjadi di tong atau botol. Ada beberapa

metode pembuatan bir tambahan, seperti Burtonisation, double dropping, dan

Yorkshire Square, serta perawatan pasca-fermentasi seperti penyaringan, dan

penuaan barel.

Greg Foss menggambarkan berbagai peran alkali dan asam dalam ilustrasi

yang bermanfaat. Piring yang dicuci di rumah dibersihkan dengan deterjen alkali,

13
sangat baik untuk menghilangkan kotoran dan lemak sehari-hari. Seiring waktu,

bagaimanapun, noda dapat terbentuk pada piring yang membutuhkan lebih dari

deterjen sederhana. Merendam piring dalam asam, seperti cuka, melarutkan noda.

2. Waktu

Waktu bisa menjadi variabel yang menantang. Waktu yang dibutuhkan

untuk membersihkan tangki Anda dengan benar tergantung pada faktor-faktor

yang berfluktuasi, seperti jenis tangki Anda, jenis kotoran, dan tingkat konsentrasi

noda. Memanfaatkan sistem CIP (Cleaning In Place) dapat membantu menjaga

persiapan dan hasil waktu tetap konsisten.

3. Suhu

Bahan kimia yang tepat harus digunakan pada suhu yang tepat untuk

menghindari reaksi kimia yang merugikan atau gangguan. Penyedia bahan kimia

akan menawarkan suhu yang direkomendasikan serta mekanisme pembersihan

otomatis. Perhatikan dan secara konsisten menggunakan rekomendasi suhu yang

tepat untuk bahan kimia Anda untuk penggunaan optimal.

4. Mekanis

14
Sistem nozel mekanis yang andal akan mengurangi konsumsi air

dan biaya kimia. Seperti yang terlihat pada bagan/diagram diatas, nozel

yang tepat untuk aplikasi Anda akan memotong suhu, waktu, dan biaya

kimia. Misalnya, nozel semprot rotasi dapat mengurangi konsumsi pelarut

sebesar 30% dan mempersingkat siklus pembersihan sebesar 40%.

Bagaimana memilih nozel terbaik untuk pelaksanaan Tank Cleaning

secara optimal? Saat pelaksanaan Safety Meeting, mulailah dengan

mempertimbangkan dampak, laju aliran, dan tekanan.

3. Dampak

Dampak mengacu pada tingkat di mana tetesan mengenai dinding

tangki. Area spesifik di mana tetesan mengenai tangki adalah permukaan

benturan. Nozel dikategorikan sebagai dampak tinggi atau rendah.

Misalnya, nozel aliran padat atau nozel kipas datar berdampak tinggi,

menyerang permukaan benturan dengan intensitas tinggi.

4. Laju Aliran

Laju aliran dan dampak berkorelasi. Sebagai ilustrasi, peningkatan

laju aliran meningkatkan dampak, dengan asumsi parameter lain - seperti

sudut semprot, tekanan, dan media - tetap statis.

5. Tekanan

Memutar nozel butterworth pembersih memberikan dampak

terbesar saat membersihkan area permukaan tangki. Untuk mencapai hal

ini, tetesan besar harus menyerang dengan kecepatan tinggi. Faktor-faktor

penting yang mempengaruhi adalah jarak antara nozel dan dinding, dan

15
tekanan operasi. Jika salah satu terlalu besar cairan akan memecah menjadi

tetesan yang lebih kecil dan dampaknya akan berkurang. Mirip dengan

suhu, pemasok nozel berputar, seperti Lechler, harus memberikan tekanan

pada operasi yang direkomendasikan untuk efisiensi dampak maksimum.

Kelas Efisiensi Pembersihan

Nozel butterworth pembersih tangki dikelompokkan ke dalam kelas, sehingga

mudah untuk memilih nozel yang tepat untuk aplikasi tertentu. Nozel di setiap

kelas ditentukan oleh jenis noda yang dibersihkan, termasuk ringan, sedang, dan

persisten (secara terus menerus).

A. Efisiensi Pembersihan Kelas Satu: Nozel yang ditempatkan di kelas satu

dirancang untuk pembilasan dengan laju aliran 4,0 hingga 89 gpm pada 20

psi. Laju aliran khusus ini sering diperlukan dalam industri makanan dan

minuman. Nozel kelas satu dapat digunakan dengan media cair serta uap,

udara, dan pembersihan SIP (Sterilisasi di Tempat). Nozel semprot statis,

dibahas secara rinci sejenak, ditempatkan ke kelas satu, dirancang untuk

beroperasi di bawah suhu tinggi dan menjamin keandalan proses yang

tinggi.

B. Efisiensi Pembersihan Kelas Dua: Nozel kelas dua dirancang untuk

menghilangkan tanah ringan, seringkali yang terjadi di industri makanan

dan minuman, serta industri kimia dan farmasi. Nozel dalam kategori ini

terbuat dari bahan bermutu tinggi, seperti stainless steel, PVDF, PEEK,

16
dan PTFE. Bahan yang kuat memungkinkan penggunaan yang efisien di

antara berbagai agen pembersih.

C. Efisiensi Pembersihan Kelas Tiga

Laju aliran kelas tiga berkisar dari 3 hingga 303 gpm pada 30 psi, sangat

baik untuk membersihkan tanah sedang dari tangki dan peralatan.

Geometri nosel kelas tiga dirancang secara unik untuk pembersihan yang

efisien dalam industri makanan dan minuman, serta industri kimia dan

farmasi.

D. Efisiensi Pembersihan Kelas Empat

Nozel kelas empat sangat baik untuk mengotori berat, dapat menahan suhu

tinggi, dan cocok untuk kontak dengan makanan. Nozel kelas empat

diimplementasikan untuk membersihkan tangki besar dan menggunakan

rotasi terkontrol.

E. Efisiensi Pembersihan Kelas Lima

Puncak intensitas pembersihan, nozel kelas lima digunakan untuk

proyek pembersihan serius dengan mengotori berat. Tiga industri utama

menggunakan nozel pembersih tangki berdampak tinggi: makanan dan

minuman, kimia dan petrokimia, dan kertas. Digunakan untuk tangki

sedang hingga sangat besar, nozel jet padat memastikan efisiensi

pembersihan total dengan dampak maksimum.

17
Kriteria Perencanaan Proses Pembersihan Tangki

Di luar Kelas Efisiensi Pembersihan, kriteria logistik tertentu harus

dipertimbangkan selama proses perencanaan.

1. Pengaturan Nozzle: Nozel harus diposisikan di tempat-tempat tertentu di dalam

tangki, sebaiknya di dekat bagian atas. Posisi yang akurat ini memastikan bahwa

cairan pembersih yang cukup menyerang bagian atas. Kami merekomendasikan

hal berikut sebagai praktik terbaik: = 1/3 · Htank dan Hnozzle

< 1/3 · Dmaxspray diameter nozzle

Selain itu, karena nosel tidak boleh bersentuhan dengan produk, nosel harus

diposisikan di atas tingkat produk maksimum di dalam tangki.

2. Pompa dan Pipa: Menentukan ukuran pipa yang tepat tergantung pada laju

aliran yang diperlukan. Setelah laju aliran yang diperlukan ditentukan, pipa yang

tepat harus dipilih untuk meminimalkan kehilangan tekanan. Baik daya pompa

dan titik koneksi nosel harus sesuai dengan tekanan operasi statis yang diperlukan.

3. Ukuran Lubang Saluran: Tingkat drainase tangki (drainase merupakan saluran

yang digunakan untuk menyalurkan massa air berlebih) harus mencegah cairan

naik selama proses pembersihan. Saluran pembuangan harus dibangun untuk

menangani volume cairan yang diimplementasikan. Bagan di bawah ini

memberikan panduan bermanfaat tentang ukuran lubang pembuangan dan

kapasitas volume:

18
Ukuran lubang saluran Kapasitas volume

1” 6 gal/min

1 ½” 13 gal/min

2” 23 gal/min

2 ½” 35 gal/min

3” 50 gal/min

4” 87 gal/min

4. Jumlah Nozel: Dalam kasus tertentu, beberapa nozel diperlukan untuk

membersihkan area permukaan tangki secara efektif dan efisien. Misalnya, tangki

besar atau instalasi kompleks memerlukan beberapa nozel, diposisikan untuk

memungkinkan butterworth machine tumpang tindih.

5. Penghalang Tangki: Bayangan semprot, area tangki yang dibersihkan dengan

tidak benar, juga dapat terbentuk. Bayangan semprot sering berkembang di balik

penghalang tangki, seperti agitator, pisau pencampur, penyekat, dan gulungan.

Menghilangkan bayangan semprot dapat dimulai dengan hanya menghilangkan

penghalang internal tertentu. Tentu saja, menghapus penghalang apa pun

menyesuaikan SOP Anda, menambahkan penghapusan, penginstalan ulang,

sistem COP, dan pada akhirnya waktu untuk proses tersebut. Nozel berputar

(dibahas secara rinci di bawah) memberikan solusi yang efisien untuk

menyemprotkan bayangan, membersihkan di sekitar penghalang tangki. Ketika

ditempatkan di posisi kunci di dalam tangki, nozel berputar mengkompensasi efek

bayangan.

19
Jenis Nozzle dan Prinsip Operasinya
Statis : Bola semprot statis diklasifikasikan dalam Efisiensi Pembersihan

Kelas Satu dan terutama digunakan untuk membilas tangki atau kapal yang lebih

kecil. Karena sistem pembersihan tidak berputar, celah pembersihan dapat terjadi

dalam pola semprotan. Masalah serupa dapat terjadi jika nosel semprot yang

berputar berhenti berputar.

Terlepas dari kelemahan ini, bola semprot statis memberikan keuntungan

yang berbeda, membuatnya sangat diperlukan untuk tugas-tugas tertentu. Mereka

menguras energi, mudah diperiksa, dan sangat baik untuk digunakan di

lingkungan yang sensitif terhadap kebersihan.

Namun, nozel berputar memberikan kekuatan dan efisiensi yang unik

untuk proses pembersihan tangki yang tidak dapat dicapai melalui penggunaan

bola semprot statis. Tiga jenis nozzle berikut diklasifikasikan sebagai "nozel

berputar."

20
1. Free-Spinning

Gambar free spinning

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fbete.com%2Fwpcontent%2F

uploads%2F2022%2F02%2FHYDROWHIRL-S-

1.png&imgrefurl=https%3A%2F%2Fbete.com%2Fproduct%2Fhydrowhirlposeidon%2F

&tbnid=Aw1j0p9gHCTimM&vet=12ahUKEwiHsrmZ3er3AhV6gGMGHTdPAb4QMyg

segUIARCCAg..i&docid=i8NufOdTdxl09M&w=800&h=800&q=free%20spinning%20n

ozzle%20for%20tank%20cleaning&hl=id&ved=2ahUKEwiHsrmZ3er3AhV6gGMGHTd

PAb4QMygsegUIARCCAgNozel

Free spinning (Pemintalan bebas) digerakkan oleh cairan. Ditempatkan di

Kelas Dua dan Tiga, nozel ini sangat baik untuk kotoran ringan. Karena nozel

pemintalan bebas dirancang dengan bahan berkualitas tinggi dan kokoh, mereka

dapat menahan suhu yang sangat panas. Nozel ini memungkinkan untuk berbagai

kegunaan. Beberapa kegunaan umum untuk nozel berputar bebas Kelas Dua

21
termasuk aplikasi pembersihan busa dan laras atau tabung. Nozel yang sesuai

dengan FDA digunakan untuk kontak dengan aplikasi makanan. Sistem

pemintalan bebas Kelas Tiga terutama digunakan untuk kotoran sedang,

memberikan dampak yang baik dengan nozel jet.

2. Controlled rotation

Gambar Controlled rotation

https://www.lechlerusa.com/en/products/product-by-type/tank-and-

equipment-cleaning-products/controlled-rotation-tank-cleaning-nozzles

Controlled Rotation (Nozel rotasi) terkontrol ditemukan di Kelas

Empat. Sistem intensitas tinggi ini diimplementasikan untuk sisa muatan

yang kotor sedang hingga berat. Mereka tersedia dalam berbagai sudut

semprot / laju aliran dan semuanya sesuai dengan FDA. Nozel ini

22
dikendalikan oleh turbin internal yang tidak mengandung roda gigi,

memastikan bahwa kecepatan tetap dalam kisaran optimal, bahkan pada

tekanan yang lebih tinggi.

3. Static spray balls

Gambar Static Spray Ballls

https://www.lechlerusa.com/en/products/product-by-type/tank-and-equipment-

cleaning-products/static-spray-balls

Static Spray Balls (Bola semprot statis) tidak berputar, sehingga

mereka membutuhkan jumlah cairan yang relatif besar untuk

menghasilkan aliran turbulen. Mereka digunakan terutama untuk

mencuci tangki dan kapal yang relatif kecil.

Banyak Controlled Rotation (nozel rotasi terkontrol) kompatibel

dengan sensor pemantauan rotasi Lechler, sehingga mudah untuk

23
mengawasi proses pembersihan. Sensor pemantauan rotasi mencatat

jumlah cairan yang mengalir di atas ujung sensor. Sensor dapat

disesuaikan sesuai dengan ukuran tangki, persyaratan tekanan, dan nosel

tertentu.

4. Gear controlled

Gambar Gear Controlled

https://www.lechlerusa.com/en/products/product-by-type/tank-and-

equipment-cleaning-products/gear-controlled

Cairan pembersih menggerakkan Gear Controlled (roda gigi)

internal melalui roda turbin sehingga kepala semprot berputar dengan dua

sumbu. Nozel jet padat yang dipasang di kepala semprot menghasilkan jet

yang kuat. Jet ini menyapu seluruh permukaan tangki dalam pola model-

spesifik yang telah diprogram sebelumnya selama siklus semprotan. Ini

24
membutuhkan waktu minimum tertentu. Model-model ini menghasilkan

dampak tertinggi dan karena itu ideal untuk tangki yang sangat besar dan

tugas pembersihan terberat.

Gear Coontrolled (roda gigi): Ditempatkan di Kelas Lima, nozel

yang dikendalikan roda gigi sangat cocok untuk menghilangkan sisa sisa

muatan yang sulit dalam tangki dengan ukuran berapa pun. Nozel jet yang

dipasang di kepala semprot (Portable Machine) menghasilkan jet yang

kuat. Nozel yang dikendalikan roda gigi dapat beroperasi ke segala arah,

menahan suhu tinggi, dan bekerja bersama-sama dengan sensor

pemantauan rotasi.

Connection Options
Setiap nozel harus terhubung ke saluran pasokan. Lechler menyediakan

berbagai solusi untuk aplikasi yang berbeda: koneksi berulir, koneksi slip-on, Tri-

Clamp, dan koneksi yang dilas. Koneksi slip-on sering digunakan di lingkungan

yang sangat terjaga dan bersih. Nozel slip on ke pipa luar dan diikat dengan pin

atau penjepit. Sering diimplementasikan dalam industri makanan dan minuman,

koneksi Tri-Clamp sering dapat disuplai dengan nozel pembersih yang berputar.

Akhirnya, koneksi yang dilas sangat cocok untuk aplikasi dengan persyaratan

sanitasi yang ketat.

Kembali ke esensi

Dalam praktik sehari-hari, kita menghadapi berbagai tantangan yang

berbeda. Untuk mendapatkan hasil pembersihan terbaik, perfect circumstances

harus dibuat. Ketika hasilnya di bawah harapan kita, sulit untuk mencari tahu apa

25
yang salah. Kadang-kadang kita bahkan tampaknya lupa apa itu pembersihan

tangki. Petunjuk dalam panduan pembersihan diikuti secara ketat dan prosedur

pembersihan dipilih 'karena buku panduan mengatakan demikian'. Atau produk

pembersih kimia diperlukan karena residu harus dihilangkan. Tapi bukankah

seluruh dan satu-satunya alasan kita ingin membersihkan tangki kita hanya karena

kita ingin memuat kargo berikutnya?

Tetapi ketika suatu produk dipesan, pemasok tidak selalu memiliki semua

informasi yang diperlukan untuk memastikan produk yang tepat tersedia untuk

keadaan saat ini. Misalnya, tidak selalu tahu kargo sebelumnya apa yang telah

Anda bawa atau apa kargo Anda berikutnya?

Berapa suhu yang akan diatur pada saat pelaksanaan Tank Cleaning atau jenis

mesin pembersih yang Anda miliki di kapal. Semua faktor ini secara langsung

mempengaruhi proses pembersihan Tank Cleaning. Anda juga harus memahami

mengapa Anda menggunakan produk tertentu.

Faktor-faktor berikut penting ketika datang untuk menciptakan keadaan

yang sempurna:

• Kargo apa yang harus dibersihkan?

• Produk pembersih apa yang digunakan?

• Suhu dan tekanan apa yang digunakan?

• Bagaimana produk pembersih akan diterapkan?

26
F. Karakteristik cargo Palm Oil

Pada setiap Cargo memiliki karakteristik atau sifatnya masing-masing,

sehingga metode untuk tank cleaningnya juga berbeda beda. Sebelum kita

melaksanakan tank cleaning kita perlu tau karakteristik dan sifat sifat cargo

tersebut melalui MSDS (Material Safety Data Sheet), SDS (Safety Data

Sheet), IMDG Code (International Maritime Dangerous Code), Dan lain lain.

Berikut ini merupakan Material Safety Data Sheet dari Cargo Palm Oil

27
Section 1. Product and Company Identification

Product Name

Palm Oil

CAS Number 8002-75-3

Parchem - fine & specialty chemicals 415 Huguenot Street

New Rochelle, NY 10801

(914) 654-6800 (914) 654-6899

parchem.com info@parchem.com

EMERGENCY RESPONSE NUMBER CHEMTEL

Toll Free US & Canada: 1 (800) 255-3924

All other Origins: 1 (813) 248-0585 Collect Calls Accepted

Section 2. Hazards Identification

Classification of the substance or mixture

Not classified as a hazardous material and does not contain any hazardous

ingredients.

Hazard and precautionary statements

None

28
Section 3. Composition / Information on Ingredients

Common Name

Palm Oil

CAS Number 8002-75-3

Section 4. First Aid Measures

Eyes: Flush with plenty of water or eye wash solution for 15 minutes. Get

medical attention if irritation persists.

Skin: Wash with soap and water

Ingestion: Rinse mouth, do not induce vomiting unless directed by medical

personnel.

Inhalation: Remove to fresh air, seek medical attention if irritation persists.

Section 5. Firefighting Measures

Extinguishing Media: Foam, carbon dioxide, dry chemical powder

Unsuitable Extinguishing Media: Do not use Water-may spread fire by

dispersing oil

Flash point: >435°

Special Equipment: Self-contained breathing apparatus and full protective

clothing is recommended in case of fire.

Hazardous combustion products: CO, CO2

29
Section 6. Accidental Release Measures

Personal Precautions: Wear protective clothing

Spill Cleanup Methods: Absorb spill with vermiculite or other inert material,

place in a suitable container for disposal. Wash floors with soap and hot

water. Rinse with hot water Environmental Precautions: Avoid discharge into

storm drains, water courses or onto the ground.

Section 7. Handling and Storage

Handling: Keep away from ignition sources

Storage: Keep container closed and in dry area away from heat & light

Section 8. Exposure Controls / Personal Protection

Engineering Controls: N/A

Eye Protection: Wear safety glasses

Hand protection: Wear Neoprene or latex gloves Skin protection: Apron

and/or Long Sleeves Respiratory Equipment: none

Section 9. Physical and Chemical Properties

Color: Pale Yellow oily Liquid, White when solid (Refined, Mass Balance),

Reddish Orange when solid, Dark Amber, red when liquid (Crude)

Odor: characteristic/ vegetable oil

pH: Neutral

Physical State: Liquid, Solid

Specific Gravity (H2O=1): 0.9

Melting point: Solid at room Temp, 95-100 F

30
Freezing Point: N/A Flash point: > 435° F Flammability limits: N/A

Solubility in Water: Insoluble

Partition Coefficient (n-Octanol/water): N/A

Viscosity: N/A

Section 10. Stability and Reactivity

Stability: Stable

Conditions to Avoid: Contact of oil impregnated porous materials such as

rags or paper with air, as spontaneous combustion may occur.

Incompatible Materials: Strong Oxidizing agents

Hazardous Decomposition Products: No data available

Possibility of Hazardous Reactions: Will not occur

Section 11. Toxicological Information

Acute Toxicity: No test results available

Section 12. Ecological Information

Ecotoxicity: Not expected to be harmful to aquatic organisms. No data

available

Mobility: No data available

Degradability: No data available

31
Section 13. Disposal Considerations

Waste Treatment Methods: Dispose of product and contaminated packaging

in accordance with all local, state, and federal environmental control

regulations.

Section 14. Transport Information

Not Regulated

Section 15. Regulatory Information

Labeling according to EU Classification: Not dangerous, no special label is

required

GHS: No signal word, pictograms, Hazard or safety phrase required.

USA: Not regulated, no special labeling required.

HMIS

Health: 0

Flammability: 1

Reactivity: 0

PPE: A

NFPA

Health: 0

Flammability: 1

Reactivity: 0

PPE: A

32
Section 16. Other Information

Disclaimer: The above information is believed to be correct but does not

purport to be all inclusive and shall be used only as a guide. The information

in this document is based on the present state of our knowledge and is

applicable to the product with regard to appropriate safety precautions. It does

not represent any guarantee of the properties of the product.

33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pada penulisan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan pengkajian

dengan menggunakan fakta-fakta dari pengalaman juga pengetahuan yang

telah dipadukan dari permasalahan yang penulis lihat dan alami saat

melaksanakan diatas kapal MT. KELSEY 2.

Dalam pengambilan data-data tugas akhir ini, waktu yang

diperlukan adalah pada saat penulis melaksanakan praktek laut (prala)

diatas kapal MT KELSEY 2 dari pertama naik (sign on) 14 Juni 2021

sampai selesai kontrak dan turun kapal (sign off) 14 May 2022 yaitu

selama kurang lebih satu tahun. Selama melaksanakan Tank Cleaning,

Penulis mempelajari dan mengamati secara langsung pelaksanaan Tank

Cleaning dengan berbagai metode dengan baik.

B. Objek Penelitian

Yang digunakan untuk objek penelitian kali ini penulis membahas

tentang metode yang tepat untuk tank cleaning pada muatan Palm Oil.

C. Teknik Pengumpulan Data

Didalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan metode-

metode yang sistematis dalam melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan

guna memberikan informasi yang lengkap, memberikan data-data yang akurat

34
dan bersifat objektif serta dapat dipertanggung jawabkan. Untuk meneliti

metode yang tepat untuk tank cleaning pada muatan Palm Oil.

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusunan

Tugas Akhir ini antara lain :

1. Observasi Langsung

Dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek

penelitian yang berhubungan dengan Tank Cleaning pada Muatan Palm

Oil diatas kapal dengan melakukan praktek berlayar selama kurang lebih

satu tahun, penulis mengamati dan mencatat secara langsung tentang

permasalahan pada Tank Cleaning, untuk lebih jelasnya akan dibahas

pada bab berikutnya. Observasi merupakan cara yang praktis dan efektif,

karena penulis dapat mengamati penyebab gagalnya proses Tank

Cleaning pada Muatan Palm Oil tersebut.

2. Studi Pustaka

Merupakan suatu cara studi untuk melakukan pengamatan dengan

menggunakan buku-buku referensi di atas kapal dan serta menggunakan

media internet sebagai bacaan yang membahas tentang penyebab

gagalnya Proses Tank Cleaning pada muatan Palm Oil.

D. Sumber Data

Data yang dikumpulkan digunakan dalam penyusunan tugas akhir

adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh melalui pengamatan

langsung, adapun data–data sebagai berikut :

35
1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber atau

objek yang diteliti oleh penulis untuk tujuan khusus. Penulis memperoleh

data–data primer dengan melakukan pengamatan di lapangan yaitu

dengan mempelajari serta ikut terlibat langsung dalam pekerjaan di atas

kapal yang berhubungan dengan Tank Cleaning pada Muatan Palm Oil.

dalam penyusunan tugas akhir ini.

E. Jenis Data

Adapun jenis data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini

adalah data Kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang lebih spesifik.

Dalam penulisan ini yang termasuk data kualitatif yaitu hasil pengamatan

secara langsung mengenai Tank Cleaning Pada Muatan Palm Oil pada saat

beroperasi.

F. Metode Analisa Data

Penyajian penulisan tugas akhir ini menggunakan metode deskriptif

yaitu penulisan yang berisikan paparan dan uraian mengenai suatu objek

permasalahan yang timbul pada saat tertentu. Metode ini digunakan untuk

memaparkan secara rinci dengan tujuan untuk memberikan informasi

mengenai perencanaan terhadap masalah yang timbul berhubungan dengan

materi pembahasan tugas akhir ini.

36
Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan tentang “ANALYSIS

PENYEBAB GAGALNYA PROSES TANK CLEANING PADA PALM

OIL DIKAPAL MT KELSEY 2”.

37
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dari hasil deskripsi data yang dilakukan pada objek yang diteliti oleh penulis

pada kapal milik perusahaan Eastern Tanker yang mana kapal tersebut merupakan

kapal Tanker MT KELSEY 2 dimana penulis meneliti tentang penyebab

gagalnya proses Tank Cleaning Pada Cargo Palm Oil tersebut.

Tank cleaning adalah proses pembersihan tangki terhadap sisa sisa muatan

sebelumnya mencakup pembersihan dan pemeriksaan peralatan pompa, pipa

pemanas (Heating Coil), pipa muatan, kran, pipa peranginan dan mesin bantu.

Masalah yang sering ditemui adalah terdapat residue yang menempel pada tangki

yang sudah melalui proses tank cleaning Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

penyebab gagalnya proses Tank Cleaning pada Muatan Palm Oil.

Metode pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil

penelitian diperoleh hasil bahwa Penyebab gagalnya Tank Cleaning pada Muatan

Palm Oil tersebut disebabkan oleh beberapa faktor :

Pemilihan detergent yang tidak tepat, pengawasan (monitoring) crew pada saat

proses Tank Cleaning berjalan yang kurang, kurangnya perawatan pada tank

cleaning Equipment, metode yang digunakan untuk tank cleaning tidak tepat,

pada saat bekerja crew terkesan ingin cepat namun hasilnya membuat selang (tank

cleaning hose) tidak awet.

38
B. Analisa Data

Banyak buku panduan yang menjelaskan tentang bagaimana menangani /

membersihkan muatan (tank cleaning) salah satunya Tank Cleaning Guide Dr.

Verwey. Analisis penyebabnya gagalnya tank cleaning pada muatan Palm Oil di

kapal Tanker MT KELSEY 2 adalah pemilihan tank cleaning hose (selang) yang

tidak tepat , terkadang company ingin memperkecil biaya pengeluaran sehingga

memilih hose yang cost nya lebih murah dan kualitasnya tergolong dibawah

standar, pemilihan detergent yang tidak tepat, metode tank cleaning yang tidak

tepat, kurangnya pengawasan crew pada saat tank cleaning berjalan, kelalaian

crew karena kurang istirahat, tank cleaning equipment yang sudah tidak

memenuhi standard untuk melaksanakan tank cleaning, Boiler pada kamar mesin

(engine room) yang mengalami trouble (masalah) sehinga menggangu proses

berjalannya Tank Cleaning. Kendala-kendala diatas yang menghambat proses

Tank Cleaning diatas kapal.

C. Pembahasan

Mengingat pentingnya proses tank cleaning terutama pada Kapal Chemical

Tanker karena berbagai macam kargo yang harus dibersihkan, ada baiknya crew

mengenal karakteristik kargo dan mengetahui metode yang tepat untuk

mebersihkan tangki . untuk itu sebelum melaksanakan tank cleaning Chief Officer

sudah memikirkan / membuat planning untuk tank cleaning pada muatan yang

akan di bersihkan dan memberi perintah kepada boatswain untuk mempersiapkan

39
peralatan seperti tank cleaning hose, fix washing machine hose, portable

butterworth machine, octopus for recirculation dan lain lain.

Biasanya setelah discharging cargo (bongkar muatan) seluruh deck crew

akan melaksanakan safety meeting terkait tank cleaning. Chief Officer yang akan

memimpin jalannya safety meeting. Pada saat safety meeting chief officer akan

memberikan instruksi untuk Tank cleaning.

Yang pertama dan terpenting, kita harus tahu jenis minyak sawit (Crude Palm Oil)

yang kita miliki di dalam tangki. Ini penting karena metode pembersihan tangki

akan tergantung pada itu.

Jika kita membuat kesalahan dalam hal ini, kita tidak akan pernah bisa

membersihkan tangki memenuhi standar.

Jadi di sini adalah jenis Crude Palm Oil (minyak sawit) yang dimaksud adalah :

1. Kering (Dry)

2. Semi-kering (Semi Dry)

3. Tidak kering (Non Dry)

Tindakan pencegahan untuk minyak sawit yang mudah kering (drying)

dan semi-pengeringan (semi drying) minyak sawit.

Sekarang, mengapa begitu penting untuk mengetahui apakah minyak sawit adalah

jenis pengeringan atau Semi-pengeringan?

40
Minyak pengeringan (The Drying) dan semi-pengeringan (Semi Drying) bisa
mengeras ketika bersentuhan dengan udara dingin.

Jika dibiarkan bersentuhan langsung dengan udara dingin, minyak sawit


ini akan cepat kering dan menjadi mengeras pada lapisan tangki. Ada beberapa
kondisi di mana minyak ini dapat mengering pada lapisan karena temperatur
dingin.

Jika tidak ada kelembaban di dalam tangki dan atau Jika ada suhu tinggi di dalam
tangki.

Mengapa suhu tinggi? Karena suhu yang lebih tinggi menyerap


kelembaban dari atmosfer. Hal ini sangat penting saat mencuci tangki yang
mengandung minyak sawit pengeringan (Drying) atau semi-pengeringan(Semi
Drying).

Kita awalnya harus mencuci tangki ini dengan air laut yang dipanaskan
dengan temperatur minimal 70°C. Jika kita menggunakan air laut panas, minyak
sawit akan menjadi mengeras pada lapisan dan tidak akan mungkin untuk
menghapus ini dari lapisan.Pada kasus tank cleaning di MT KELSEY 2 metode
yang digunakan tidak tepat. Disebabkan karena kurangnya wawasan atau
informasi tentang Crude Palm Oil( Minyak Sawit). Pada saat Tank Cleaning anak
buah kapal menggunakan metode dengan steaming hose langsung ke tangkinya
hingga suhunya mencapai 80℃. Sehingga floor (lantai tangki), wall(dinding)
terdapat palm oil (minyak sawit) yang mengeras. Dan warna sisa cargo (residue)
berubah menjadi hitam karena temperature saat melaksanakan steaming pada
tangki terlalu tinggi.

Poin penting lainnya adalah mencuci tangki ini segera setelah pemakaian

selesai dan sertifikat tangki kosong dikeluarkan oleh surveyor. Jika terminal tidak

mengizinkan pembersihan tangki di tempat berlabuh, kita bisa memasukkan air ke

41
dalam tangki dan mengedarkannya selama beberapa detik dalam setiap beberapa

jam untuk menjaga sekat tangki tetap lembab.

Ini mungkin terlihat sebagai langkah kecil tetapi sangat membantu secara besar-

besaran.

Poin yang dibawa yang perlu diperhatikan untuk pengeringan/Semi-

pengeringan minyak sawit:

1. Awalnya cuci tangki yang berisi minyak sawit pengeringan atau

semi-pengeringan dengan air laut sekitar (atau air tawar) selama 1-

1,5 jam.

2. Jaga agar tangki tetap lembab sampai pembersihan tangki waktu

dimulai.

Metode yang dilakukan pada saat tank cleaning dikapal MT KELSEY 2

42
Sekarang jika kita mengikuti langkah-langkah persis seperti diatas, tidak ada

jaminan bahwa tangki kita akan bersih untuk standar pencucian tangki.

kita mungkin harus membersihkan untuk waktu tambahan (2-3 jam yang

disebutkan dalam langkah-langkah ini mungkin tidak cukup). Biasanya, siklus

pencucian 4 jam dianggap cukup untuk 1 tangki.

Tekanan (pressure) air pembersih tangki sangat penting untuk pembersihan

yang efisien.

Mencuci tangki pada tekanan 6 bar tidak akan mencapai apa-apa. Semakin

banyak tekanan semakin baik.

Biasanya, 8 hingga 10 bar dianggap sebagai tekanan yang baik, 8 Bar

menjadi minimum.Ini karena fakta bahwa tekanan pada garis pembersih tangki

dan di ujung mesin pembersih tangki tidak akan sama dengan tekanan yang

mengenai sekat.

43
Titik yang menjauh: Lebih tinggi tekanan media pembersih tangki, lebih

baik pembersihannya. Kurangi jumlah tangki yang dicuci jika tekanannya kurang.

Temperature adalah bahan kimia terbaik yang akan Anda miliki selama

pembersihan tangki. Lebih banyak suhu pada media pembersih maka akan lebih

baik dalam proses pembersihannya.

Dapat kita analogikan seperti mencuci pakaian . Celupkan kemeja kotor

serupa kedalam air dingin dan dalam ember air panas dan biarkan selama

beberapa jam.

Setelah beberapa jam ketika mengeluarkan kaos, manakah ember air yang

anda harapkan lebih bersih?

44
Tentu saja, air dingin akan lebih bersih karena air panas akan mengambil

lebih banyak kotoran dari baju. Tapi bagaimana?

Ini adalah reaksi kimia yang terjadi.

Ketika kita berbicara tentang tekanan, di mana air mengenai sekat dan

bukan tekanan di ujung nozel atau di steaming line didalam tangki. Hal yang sama

berlaku untuk suhu.

Jika sekat itu sendiri dingin atau memiliki air balast di sisi lain sekat,

pembersihan tidak akan efektif.

Akan lebih baik jika membuang air balast dari tangki balast yang berdekatan

memang sedikit menyusahkan namun Keuntungannya dalam hal efektivitas

pembersihan tangki tersebut.

Jadi kita harus membuang air ballast dari tangki balast yang berdekatan ke

tingkat di mana air tidak menyentuh sekat tangki kargo.

45
Pada kasus tank cleaning di MT KELSEY 2 air ballast tidak dapat dibuang

seluruhnya karena ketidakmampuan pompa hisap dalam mengeluarkan air ballast

dari kapal.

Tetapi penggunaan suhu yang lebih tinggi tidak selalu benar setiap saat. Ada

beberapa pengecualian untuk ini seperti pencucian awal dalam

pengeringan(drying) dan semi-pengeringan (semi drying) minyak sawit .

Poin penting yang perlu diperhatikan: terdapat beberapa pengecualian, suhu

lebih tinggi, lebih baik dalam pembersihan.

Penggunaan bahan kimia

Sementara tekanan tinggi dan suhu yang lebih tinggi akan melakukan

sebagian besar pekerjaan, pembersihan standar pencucian dinding(wall wash)

kemungkinan besar masih memerlukan penggunaan sirkulasi ulang

kimia(Recirculation) di dalam tangki.

Dan pertanyaannya adalah bahan kimia mana yang akan digunakan?

Syarat pertama untuk memilih bahan kimia pembersih tangki adalah bahwa

bahan kimia harus disetujui IMO. Surat edaran MEPC mencantumkan semua

bahan kimia dengan pembuatnya yang disetujui untuk digunakan oleh IMO.

Periksa apakah bahan kimia yang telah Anda rencanakan untuk digunakan

ada dalam daftar ini.

46
Kondisi kedua adalah bahwa bahan kimia harus aman untuk digunakan

sehubungan dengan lapisan tangki. Informasi ini dapat ditemukan dari informasi

yang diberikan oleh pembuat bahan kimia.

Bahkan ketika kondisi ini terpenuhi, kita masih perlu memilih dari jumlah

bahan kimia yang tersedia di pasar. Dan bahan kimia mana yang paling baik

biasanya akan datang dengan pengalaman dalam membersihkan tangki.

Umumnya, salah satu bahan kimia ini baik untuk membersihkan tangki minyak

sawit.

o Grato 50 (untuk tangki stainless steel) dan Grato 14 (untuk

tangki berlapis Seng / Epoxy) Buat: CP Metal Chemicals

o Marclean SC atau Marclean AC+ Make: Teca

47
o Caretank Eco Make: Marine Care

Ini adalah bahan kimia untuk melakukan pencucian utama yaitu membuat

tangki bersih dalam segala hal. Tetapi terlepas dari bahan kimia ini, Anda

mungkin perlu memiliki beberapa bahan kimia lain juga untuk berjaga-jaga jika

Anda.

Anda mungkin perlu memiliki bahan kimia untuk menghilangkan bau dari

tangki atau warna dari sampel.

Nah, beberapa perusahaan tidak memberikan banyak pilihan untuk dipilih

dan mereka memiliki bahan kimia tetap untuk dipilih dan memiliki daftar dan

jumlah bahan kimia yang direkomendasikan untuk disimpan di kapal.

48
Ini mungkin dengan cara menghilangkan beberapa beban (muatan) dari

Chief Officer. Dan pada case (kasus) tank cleaning MT KELSEY 2 menggunakan

Xylene dan Toluene dalam pembersihan tangki dan hasilnya kurang maksimal

sehinnga masih terdapat residue - residue dalam tangki .

Kita juga perlu memiliki perkiraan berapa jumlah bahan kimia yang

diperlukan untuk pembersihan tangki. Ini dapat dengan mudah dihitung dari

konsentrasi bahan kimia yang diperlukan dalam larutan kimia dan volume

minimum larutan yang diperlukan agar pompa dapat mengambil hisap selama

sirkulasi ulang.

Misalnya, 0,5% dari Caretank Eco direkomendasikan untuk sirkulasi ulang

(re-circulation). Katakanlah 3 m3 (3000 liter) air diperlukan untuk pompa untuk

mempertahankan tekanan yang baik selama sirkulasi ulang (re-circulation).

Kemudian jumlah Caretank Eco untuk satu tangki adalah 3000 x 0,5/100 =

15 Liter.

Sirkulasi Ulang Kimia (Chemical Re-circulation)

Agar sirkulasi ulang kimia menjadi efektif, ada pra-kondisi yang satu ini.

Pembersihan awal harus efektif. Ini berarti bahwa seharusnya tidak ada jejak

kargo / sisa muatan sebelumnya di dalam tangki. Tangki harus benar-benar bersih

secara visual. Dan suhu yang lebih tinggi / Tekanan yang lebih tinggi selama

pembersihan awal benar-benar membantu dalam hal itu.

49
Pembersihan suhu yang lebih tinggi yang lebih baik juga berlaku untuk

sirkulasi ulang kimia tetapi ada beberapa poin yang perlu kita ingat.

1. Bahan kimia berbasis kaustik dapat membuat tangki Anda putih jika

dipanaskan hingga suhu yang lebih tinggi.

Jika bahan kimia berbasis kaustik digunakan untuk sirkulasi ulang(Recirculation),

kita perlu berhati-hati dengan memanaskan larutan.

Suhu larutan pembersih tidak boleh ditingkatkan menjadi lebih dari 40° C.

Juga disarankan untuk tidak memanaskan larutan sama sekali tetapi kadang-

kadang tidak dapat dihindari terutama ketika membersihkan di lingkungan yang

suhunya rendah.

2. Menggunakan air tawar untuk membuat larutan pembersih

Jika Anda perlu memanaskan larutan kimia yang digunakan untuk resirkulasi,

waspadai air apa yang akan Anda gunakan untuk membuat larutan kimia.

Jika Anda menggunakan air laut dan menjaga uap dalam pipa pemanas menyala,

ada kemungkinan endapan garam padat keras di seluruh coil pemanas tangki.

Endapan garam ini bisa menjadi sulit dihilangkan.

Kita hanya bisa menggunakan air tawar untuk membuat solusi kimia untuk

menghindari salah satu solusi ini.

Tetapi kadang-kadang kita kekurangan air tawar dan kita perlu menggunakan air

laut untuk membuat larutan kimia.

50
Dalam hal ini, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk

menghindari hal ini.

Pertama, hentikan uap dalam coil pemanas setidaknya 30 menit sebelum

menghentikan resirkulasi.

Kedua, bilas tangki dengan air tawar selama 5-10 menit segera setelah resirkulasi

kimia.

Menjaga lapisan tangki

Suhu yang lebih tinggi dan tekanan yang tinggi baik untuk menghilangkan

kotoran dan pembersihan tangki dengan lebih baik. Tapi itu mungkin tidak begitu

baik untuk lapisan tangki. Kapal harus menyadari suhu maksimum yang diizinkan

oleh produsen pelapis tangki. Biasanya, produsen pelapis akan memiliki beberapa

batasan suhu tetapi keterbatasan ini untuk suhu kargo.

Paparan suhu yang lebih tinggi untuk waktu yang singkat biasanya

diperbolehkan dan itu tidak mempengaruhi lapisan tangki.

Bagaimanapun, produsen pelapis tangki harus dikonsultasikan untuk

memiliki kejelasan tentang penggunaan suhu yang lebih tinggi daripada yang

ditentukan untuk pembersihan tangki.

Pengawasan (Monitoring)

Pengawasan pada saat tank cleaning perlu diperhatikan dari tahap pre wash,

pembersihan awal dengan air laut panas, sirkulasi ulang (Re-circulation) dengan

detergent kimia, Pembilasan (Rinsing) dengan air laut dingin, pembilasan

(Rinsing) dengan air tawar, Gas Free fan untuk membuat tangki bebas dari gas”

51
beracun, Mobbing (mengepel) tangki hingga kering, wall wash test with methanol

(test dinding tangki dengan methanol).

Pada saat pembersihan awal crew harus memperhatikan mesin (machine)

dan selang (hose). Karena pembersihan awal ini sangat menentukan proses tank

cleaning. Pada kasus tank cleaning MT KELSEY 2 , menggunakan 4 cycle

machine (2 portable washing machine dan 2 fix washing machine) dan posisi

portable washing machine harus disetting (diatur). Crew harus turun kedalam

tangki menempatkan portable machine pada tempat yang sulit dijangkau dan

mengikat portable machine agar posisinya tetap dan mesin tidak bertubrukan

dengan floor (lantai) dan wall (dinding). Namun sebelum mengatur (setting)

portable machine ada baiknya untuk mencoba (test) portable machine apakah

portable machine dapat berputar dengan 360°. Selain itu juga kita harus

memeriksa hose portable machine apakah ada kebocoran atau tidak, karena jika

terjadi kebocoran maka pressure pada portable washing machine akan menurun

dan proses tank cleaning tidak optimal.setelah semua sudah diatur yang harus

dilakukan adalah pengawasan Ketika pembersihan awal berjalan. Masalah yang

sering ditemui pada saat proses tank cleaing berjalan yaitu Ketika selang (hose)

yang sudah bocor, portable machine yang tidak berjalan, pipa pemanas pada

engine room yang mengalami masalah sehingga temperature turun, terjadi

masalah pada pompa engine room sehingga pressure tidak maksimal. Dan

solusinya adalah mengganti selang (hose) dan portable washing machine karena

setiap kapal harus memiliki selang (hose) dan portable washing machine cadangan

untuk berjaga jaga jika hose dan portable machine tidak dapat berjalan dengan

52
baik. Dan crew deck harus menunggu hingga crew engine memperbaiki pipa

pemanas dan pompa pada saat terjadi masalah.

Pada proses tank cleaning MT KELSEY 2 yang tidak maksimal

disebabkan juga oleh selang (hose) yang sudah bocor (Leakage), portable machine

yang tidak dapat berputar 360° dan tidak memiliki cadangan portable machine

dan hose diatas kapal.untuk itu memiliki cadangan hose, portable machine diatas

kapal adalah sebuah keharusan untuk menunjang kelancaran proses tank cleaning

diatas kapal. Karena waktu yang terbatas, pada saat tank cleaning engine crew

juga harus turun kedalam tangki untuk membersihkannya secara manual dengan

menggunakan majun. Waktu juga sangat berpengaruh pada proses tank cleaning,

meningat waktu yang diberikan company hanya 6 hari sementara tangki yang

harus dibersihkan berjumlah 20 tangki. Untuk itu efisiensi mesin sangatlah

berpengaruh penting.

53
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Membersihkan tangki kargo dengan minyak kelapa sawit sebagai kargo

sebelumnya adalah tugas yang sulit.

Tetapi tugas yang sulit ini dapat menjadi mudah untuk sebagian besar jika

beberapa prinsip sederhana pembersihan tangki diikuti.

1. Memiliki tekanan yang lebih besar dan suhu yang lebih

tinggi (kecuali beberapa pengecualian) adalah salah satu

prinsip tersebut. Namun itu semua tergantung kemampuan

mesin yang ada dikapal itu sendiri, karena setiap kapal

berbeda beda jenis mesinnya.

2. Memilih bahan kimia yang tepat untuk membersihkan

tangki dan mengikuti petunjuk agar bahan kimia menjadi

efektif juga membantu. Seperti :

A. Grato 50 (untuk tangki stainless steel) dan Grato 14

(untuk tangki berlapis Seng/Epoxy) Buat: CP Metal

Chemicals

B. Marclean SC atau Marclean AC+ Make: Teca

C. Caretank Eco Make: Marine Care

54
Sedangkan tank cleaning MT KELSEY 2 menggunakan Xylene

dan Toluene

3. Pengawasan crew deck pada saat pembersihan awal sangatlah

penting; seperti mencek kondisi portable machine, fix machine,

dan hose.

4. Memahami karakteristik Cargo Palm Oil dengan baik sehingga

dapat memilih metode tank cleaning yang tepat.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memiliki

beberapa saran , yang mungkin dapat berguna dalam pelaksanaan Tank

Cleaning pada Palm Oil. Adapun saran saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Jauh jauh hari crew sudah harus mempersiapkan atau memesan selang

(hose) baru jika sudah bocor / tidak layak pakai, portable machine jika

sudah tidak dapat berputar 360 ° dan tank cleaning equipment lainnya

selain sebagai cadangan Ketika tank cleaning equipment sudah rusak

atau tidak dapat digunakan lagi.

2. Memilih detergent yang tepat untuk melaksanakan tank Cleaning.

3. Pada saat pembersihan awal crew harus mengecek kondisi hose,

portable washing machine, Fix Machine dapat berjalan dengan baik

55
atau tidak. Karena pada tahap inilah yang menentukan keberhasilan

dalam proses tank cleaning.

4. Memahami Karakteristik Muatan yang dapat dilihat dari Buku Panduan

Tank Cleaning yang ada diatas kapal sehingga dapat menentukan

metode yang tepat untuk Tank Cleaning.

5. Membuang (Discharging) air ballast pada saat ingin Tank Cleaning

terutama pada saat musim dingin agar pada saat proses Steaming pada

Tank Cleaning dapat optimal mencapai suhu yang tinggi.

6. Mengatur posisi Portable Hose timpang tindih agar bagian tangki yang

sulit dijangkau dapat optimal dalam proses pembersihannya.

56
DAFTAR PUSTAKA

N. Soonichsen.2021. Global Fleet Of Oil Tankers By Type April 2020


https://www.statisca.com

Rpermana.2018 Mengenal Chemical Tanker, Kargo Kimia Cair dengan Muatan


Berbahaya https://www.kapalaku.com

Indonesia undang-undang pelayaran no 17 tahun 2008 tentang pelayaran,

Jakarta

Guide to Maritime Security and the ISPS Code 2021 Edition

Dr. Verwey’s (2019).Tank Cleaning Guide Tenth Edition

Merchant Navy Training Board (2016) Chemical (Vegetable Oil) Tankers

ISGOTT (June 2020) Sixth Edition International Safety Guide for Oil Tankers

and Terminals

Tanker Safety Guide (January 2021) Chemicals Fifth Edition

57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Wosf Tanagra Sormin

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Maret 2000

3. NIM : 182008

4. Agama : Kristen

5. Alamat Asal : Lumban Sormin Mulamula

Sumatra Utara

6. Nama Orang Tua

A. Ayah : Kristian Sormin

B. Ibu : Nurmauli Pakpahan

7. Riwayat Pendidikan

A. SD Bintang Timur

B. SMP Negeri 1 Pangaribuan

C. SMA Negeri 1 Pangaribuan

D. STIMar “AMI” Jakarta

8. Pengalaman Praktek Laut

A. Kapal : MT. Kelsey 2

B. Nama Perusahaan : Eastern Tanker

58
59
60
61
62
s

63
64

Anda mungkin juga menyukai