1, (2013) 1-6 1
pembebanan pada rute LRT rencana, juga perencanaan moda Tabel 2. Data Jumlah Penduduk Kelurahan Sesuai Halte
dan pola operasional LRT berdasarkan analisis pembebanan. Transjakarta [4]
B. Permodelan Bangkitan
Permodelan yang dilakukan menggunakan metode regresi
linier berdasarkan jumlah penduduk per kelurahan, jumlah
rumah, dan daerah luas bangunan komersial dengan jumlah
lantai. Variabel jumlah penduduk, jumlah rumah, dan luas
Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir bangunan komersial dengan jumlah lantai merupakan variabel
bebas yang didapatkan dengan membuat zona pada halte
Transjakarta Koridor 1 dengan radius 1 km, 500 m, dan 250
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
m, dan variabel tetapnya adalah jumlah penumpang
A. Data Primer Transjakarta Koridor 1 yang diumpakan sebagai penumpang
MRT Jakarta yang naik dan turun. Hasil regresi linier tersebut
Pada perencanaan moda pengumpan (feeder) LRT untuk merupakan persamaan – persamaan yang akan digunakan pada
mendapatkan analisa regresi maka dibutuhkan data penumpang permodelan rute LRT. Lokasi halte Transjakarta Koridor 1
MRT Jakarta. Karena MRT Jakarta belum beroperasi maka dapat dilihat pada gambar 1 dan hasil regresi linier yang akan
untuk data penumpang diasumsikan sama dengan data digunakan untuk permodelan rute LRT dapat dilihat pada tabel
penumpang Transjakarta. Kemudian dibutuhkan juga data 3 [2].
penduduk per kelurahan sesuai letak halte Transjakara Koridor
1. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini dapat dilihat
pada tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Data Penumpang Transjakarta Koridor 1
Naik Turun
Halte Pagi Malam Pagi Malam
Blok-M 2.787 5.885 3.291 4.480
Al-Azhar 1.092 1.097 1.101 456
Bundaran Senayan 672 3.030 978 1.615
Gelora Bung Karno 433 2.210 458 1.150
Polda Metro Jaya 513 2.253 640 994
Bendungan Hilir 654 3.237 1.220 2.085
Karet 767 2.562 781 1.475
Setia Budi 430 1.872 428 897
Dukuh Atas 359 1.423 391 590
Tosari 420 1.808 492 1.018
BundaranHI 471 2.900 450 2.330
Sarinah 570 2.920 719 2.010
BI 311 1.603 289 481
Monas 383 2.142 358 1.365
Harmoni 799 3.918 922 2.600
Sawah Besar 882 2.006 894 1.306
Mangga Besar 687 1.320 793 1.030
Olimo 678 1.341 658 1.126
Glodok 743 2.164 736 1.926
Kota 2.138 4.562 2.378 4.298
nilai rata – rata halte non transit. Letak stasiun LRT transit dan
stasiun MRT Jakarta transit dapat dilihat pada gambar 3.
H. Perencanaan Moda dan Operasional LRT 2. Dari hasil analisis didapatkan pada rute LRT yang memiliki
Contoh perhitungan headway (berdasarkan analisis bangkitan terbesar pada kondisi eksisting adalah stasiun 4
pembebanan) [3] : yaitu sebesar 2439 yang berada pada Jl. Karet Pasar Baru
Barat dekat daerah Dukuh Atas dan untuk kondisi tahun
Kebutuhan penumpang maksimum (Eksisting) = 7897 orang/8 rencana tahun 2030 adalah stasiun 2 yaitu sebesar 2830
jam = 987 orang/jam yang berada pada Jl. Karet Pasar Baru Timur dekat daerah
Jenis kendaraan LRT yang digunakan : Alstom Citadis Dualis Dukuh Atas. Untuk tarikan terbesar pada kondisi eksisting
dengan kapasitas 234 penumpang (Cv) adalah stasiun 6 yaitu sebesar 1740 yang berada pada Jl.
Headway maksimum (h maks) = (Cv x 3600)/P Pejompongan Raya dan untuk kondisi tahun rencana adalah
= (234 x 3600)/987 staisun 12 yaitu sebesar 2013 yang berada pada Jl. Senopati.
= 853,3541 detik = 14,22 menit 3. Dari hasil analisis distribusi yang dapat dilihat pada matriks
Headway rencana (h) = 14 menit = 840 detik asalal tujuan pada bagian lampiran, didapatkan pergerakan
Kapasitas jalur (C) = (Cv x 3600)/h yang paling maksimum pada tahun eksisting adalah
= (243 x 3600)/840 pergerakan pada stasiun 11 menuju stasiun 1 pada malam
= 1002,857 penumpang hari yaitu sebesar 336,57 sedangkan tahun 2030 pergerakan
Frekuensi (F) = (1/h) x 3600 pada stasiun 1 menuju stasiun 11 pada malam hari yaitu
= (1/840) x 3600 sebesar 394,06.
= 5 kendaraan / jam 4. Dari hasil analisis pembebanan dapat disimpulkan bahwa
Kontrol = (P/C) < 1 kebutuhan (demand) ruas antar stasiun LRT yang terbesar
= (987/1002,857) < 1 adalah ruas 4-5 yaitu sebesar 7897,30 untuk kondisi
= 0,984 < 1 .........................OK eksisting dan ruas 8-9 yaitu sebesar 9722,88 untuk kondisi
Jarak tempuh = 18,56 km (rute pulang dan pergi) tahun rencana.
Kecepatan minimum = 20 km/jam = 0,33 km/menit 5. Headway rencana yang didapatkan dari hasil analisis adalah
Headway = 660 detik 720 detik atau 12 menit menggunakan jenis moda
Bombardier Flexity Freedom. Untuk travel time yang
didapatkan adalah 1 jam. Sehingga didapatkan jumlah
Jumlah Armada = armada tiap jam sebesar 5 kereta. Untuk jenis right of way
Dari hasil perhitungan, headway yang akan digunakan pada yang dipilih adalah separated right of way atau tipe B,
rute LRT adalah sebagai berikut : shared right of way atau tipe C, dan exclusive right of way
Jumlah Penumpang = 1174 penumpang/jam (tahun 2030) atau tipe A. Kemudian untuk analisis area mengantri
Jenis moda = Bombardier Flexity Freedom didapatkan luas area mengantri pada stasiun LRT berdarkan
Kapasitas 251 penumpang jenis moda dan jumlah penumpang maksimum adalah 8 m2
Frekuensi = 5 kendaraan/jam untuk stasiun biasa dan 5,6 m2 untuk stasiun trasnit.
Headway = 720 detik = 12 menit DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan area mengantri [5] [1] About MRT Jakarta Project, Brosur MRT Jakarta, PT.
Panjang moda LRT = Bombardier Flexity Freedom, Mass Rapid Jakarta, Jakarta.
30,8 m [2] Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan
Jumlah pintu kereta = 6 pintu Transportasi.Bandung : ITB.
Lebar stasiun LRT rencana = 2 m [3] Vuchic, V. R. 1981. Urban Public Transportation
LOS (Level of Service) = C, 0,7 m2 / orang System and Technology. University of Pensylvania
Luas stasiun = 61,6 m2 [4] BPS Provinsi DKI Jakarta, 2012, e-Publikasi Kecamatan
Jumlah penumpang = 354 penumpang/jam Dalam
Jumlah orang mengantri = 354 / 6 = 59 orang/jam Angka,URL<:http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT
= 12 orang/12 menit 0xOTUwJnBhZ2U9YnVrdWtkYQ==>
Luas tempat menunggu = 0,7 x 12 orang = 8,3 m2 ~ 8 m2 [5] Transportation Research Board. 2003. Transit Capacity
and Quality of Service Manual—2nd Edition.
Washington, D.C
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN [6] Febrianda, M. 2013. Studi Perencanaan Rute LRT
1. Dari hasil permodelan yang dilakukan dengan menggunakan (Light Rail Transit) Sebagai Moda Pengumpan
analisis regresi, didapatkan empat persamaan regresi (Feeder) MRT Jakarta. Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik
berdasarkan pada zona halte Transjakarta koridor 1 radius 1 Sipil
km, 500 m, dan 250 m yang kemudian digunakan untuk
permodelan rute LRT. Persamaan regresi yang didapatkan
adalah y = 0,1513x + 753,23 untuk permodelan bangkitan
pagi, y = 0,0002x + 649,09 untuk tarikan pagi, y = 0,0012x
+ 194,18 untuk bangkitan malam, dan y = 0,3955x + 1249,3
untuk tarikan malam.