Anda di halaman 1dari 4

Nama : Melati Sukma Dewi Labusang

NIM : 186020300111039

Kelas : EB

UTS : Auditing and Insurance

1. Mautz dan Sharaf, juga Tom Lee serta Flint, dengan usaha gigih mereka, paling tidak
akhirnya dikenal sebagai pionir dalam mengupayakan status audit yang oleh
masyarakat umum lebih dikenal dan diperlakukan sebagai pekerjaan praktis teknologis
menjadi ilmu pengetahuan yang - dengan demikian - pakteknya juga suatu pekerjaan
atau praktik ilmiah.
a. Audit memiliki beberapa unsur yang membuat audit diakui sebagai ilmu
pengetahuan yaitu :
Teori di klasifikasikan berdasar sifatnya menjadi dua yaitu :
1. Teori Normatif adalah Teori yang seharusnya dilaksanakan
2. Teori Deskriptif adalah Teori yang sesungguhnya dilaksanakan.
Elemennya adalah :
1. Postulat yaitu : Konsep dasar yang harus diterima tanpa perlu pembuktian.
2. Teori yaitu : Dalil yang diterangkan oleh postulat.
3. Struktur yaitu : Komponen disiplin tertentu dan hubungan antar komponen
tersebut.
4. Prinsip yaitu : Kaidah-kaidah yang diterapkan dalam praktik.
5. Standar yaitu : Kualitas yang ditetapkan dalam hubungannya dengan
praktik.
b. Jelaskan dengan gamblang apa implikasi yang terjadi pada suatu bangunan ilmiah,
seperti auditing, yang dibangun di atas serangkaian postulat ?
Postulat dalam auditing akan berfungsi sebagai anggapan dasar yang
semestinya harus dipegang sebelum auditing difungsikan. Sehingga nantinya
dari postulat itu akan menghasilkan teori atau standar dalam auditing. Teori
Auditing merupakan tuntunan untuk melaksanakan audit yang bersifat
normatif. Konsep adalah abstraksi-abstraksi yang diturunkan dari pengalaman
dan observasi, dan dirancang untuk memahami kesamaan-kesamaan di dalam
suatu subyek, dan perbedaan-perbedaannya dengan subyek yang lain. Standar
Auditing adalah pengukur kualitas, dan tujuan sehingga jarang berubah.
sedangkan Prosedur Audit adalah metode-metode atau teknik-teknik rinci
untuk melaksanakan standar, sehingga prosedur akan berubah bila
lingkungan auditnya berubah.

2. Jika postulat diberikan pengertian sebagaimana yang saudara bisa peroleh dari Mautz
dan Sharaf atau Tom Lee, dan persyaratan ilmiah suatu disiplin keilmuan adalah
memiliki struktur sebagaimana yabg diberikan oleh Mautz dan Sharaf;
a. Jelaskan bagaimana jika saudara sebagai seorang ilmuwan menginginkan
merekonstruksi suatu disiplin ilmu pengetahuan, misalnya audit, agar lebih sesuai
dengan gagasan yang saudara miliki ?
Merekonstruksi berarti pada segala sisi, sehingga ilmu pengetahuan
yang coba dibangun kembali sesuai dengan keadaan sebenarnya dan
terhindar dari subjektifitas.
b. Pada level mana, dalam struktur keilmuan disiplin yang bersangkutan, upaya
pengubahan atau rekonstruksi keilmuan yang akan saudara inginkan paling mudah
dilakukan?. Apa sajaksh implikasi atau akibat yang ditimbulkan atas pilihan saudara
tersebut pada karakteristik disiplin ilmu pengetahuan yang dihasilkan?
Ketika kita merekonstruksi sebuah keilmuan maka konsep adalah bagian
paling tepat. Dengan mengubah konsep tersebut maka akan mengakibatkan
perubahan pada teori dan standar sehingga sesuai dengan konsep yang kita
inginkan. Untuk merumuskan konsep dari suatu bidang ilmu maka dapat
dilakukan dengan merumuskan;
 Hasil observasi dari fakta yang berhubungan dengan suatu bidang
kegiatan.
 Perumusan dengan melakukan generalisasi berdasarkan fakta yang
diobservasi.
 Mengaitkan berbagai generalisasi tadi, menghilangkan duplikasi,
pengulangan, hal yang tidak konsistendan yang tidak relevan.
 Mereview kembali dan mengkajinya sehingga dapat dirumuskan konsep
yang lebih bermanfaat.

3. Mengupayakan para akuntan, termasuk auditor, berperilaku etik seringkali dipandang


sebagai upaya yang sulit, bahkan lebih sulit daripada upaya meningkatkan kecakapan
dan keahliannya. Upaya tersebut secara lebih spesifik dipersulit sendiri oleh anggapan
(perspektif) keilmuan yang memberikan tumpuan sepenuhnya kepada hal-hal yang
bersifat empirik (sensible), sehingga unsur religiousity - karena berhubungan dengan
spiritualitas yang tidak tampak - dianggap tidak ilmiah dan tidak pernah diberi ruang
untuk menjadi alternatif yang bisa menunjang peningkatan etika di kalangan akuntan.
a. Bagaimana pendapat saudara atas pernyataan tersebut? Berikan alasan atau
argumen saudara yang memadai (jika perlu dukung dengan fakta empirik dan
dukungan literatur) atas persetujuan atau ketidak setujuan saudara pada pernyataan
tersebut !
Tidak setuju. Karena yang bastrak atau non empiric bisa juga digunakan
dalam proses audit dengan menyandingkan dengan hal – hal yang bersifat
empiric. Seperti intuisi dari seorang auditor juga bisa digunakan, karena
tingkat kepekaan yang tinggi di sertai bukti yang mendukung akan
menghasilkan asersi auditor yang terbaik.
b. Di antara prinsip etika yang paling dipandang sulit menerapkannya secara berturut
turut adalah independence, objective, dan fairness. Pemerintah dan juga organisasi
profesi seperti serempak sepakat mengupayakan penegakan nilai2 etika tersebut
dengan secara terus menerus memperbanyak dan memperdetail aturan
perundangan dan aturan etika (kode etik) serta standar auditing untuk mempesempit
ruang gerak kebebasan profesional yang dimiliki para akuntan serta memperberat
ancaman atas berbagai pelanggaran etika yang mungkin dilakukan. Meskipun
demikian, kasus pelanggaran etika profesi tetap terus berlanjut, bahkan dengan
magnitude dan skala yang makin besar. Berikan argumen saudara mengapa
demikian ? Apa rekomendasi yang bisa saudara usulkan untuk memperbaiki kondisi
tersebut.?
Kasus pelanggaran kode etik profesi sering terjadi bahkan kasusnya
semakin banyak karena idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi
tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para professional, sehingga
harapan terkadang sangat jauh dari kenyataan. Hal ini kemudian
memungkinkan para professional untuk berpaling kepada kenyataan dan
mengabaikan idealism kode etik profesi. Sehingga kode etik profesi hanya
menjadi pajangan tulisan berbingkai.

4. Dengan mempelajari bab-bab yang ada pada baik buku Mautz & Sharaf serta Tom Lee,
kita dapat memahami bahwa apa yang kita kenal dengan audit terbukti telah mengalami
perkembangan yang sangat dinamis mengikuti perubahan faktor-faktor ippoleksosbud
hankam yang terjadu baik di level domestik maupun global.
a. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang menurut saudara berkontribusi terhadap
perkembangan auditing, baik perkembangan di aspek cakupan atau ruang
lingkupnya maupun aspek tuntutan intensitas dan kualitasnya ?
Aspek sejarah mempengaruhi perkembangan audit serta ada aspek
lainnya yaitu internal control. Aspek sejarah yaitu aspek asal mula adanya
audit dari yang dikategorikan sebagai nonsystematic auditing, berubah
menjadi preventive auditing, dapat dipercayainya laporan keuangan,
investigative auditing. Serta internal control adalah suatu system dala
organisasi yang merupakan bagian yang sangat penting dalam audit
b. Dengan melihat faktor-faktor yang melatar belakangi perkembangan audit di masa
lalu, menurut saudara, bagaimana dan ke arah mana prospek perkembangan audit
di masa depan akan terjadi ?
Kejadian-kejadian ini menyebabkan pergeseran audit internal yang
tadinya berfokus pada controls sekarang berpindah ke bisnis proses yang
berfokus kepada risks. Dimana organisasi harus melihat lingkungan resiko
yang dihadapi dalam proses - proses bisnisnya, baik resiko yang di dalam
maupun resiko yang berasal dari luar perusahaan

5. Kualitas audit yang tinggi sangat dibutuhkan oleh tidak saja para pengguna jasa auditing
seperti klien (perusahaan), tetapi juga masyarakat pada umumnya. Namun kualitas audit
merupakan produk akhir dari kualitas proses audit yang tinggi. Oleh sebab itu kita harus
memahami dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proses audit.
a. Jika diringkaskan, sebutkan dan jelaskan dengan memadai faktor apa saja yang
pada akhirnya mempengaruhi kualitas audit ?
1) Bukti (evidence) Tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian, sebagai
dasar untuk memberikan kesimpulan, yang dituangkan dalam pendapat
auditor.
2) Due Audit care. Prinsip ini mengahruskan auditor berhati-hati dalam
melaksanakan suatu audit yang berhubungan dengan ditemukannya
penyimpangan.
3) Penyajian Atau Pengungkapan Yang Wajar. Konsep ini menuntut adanya
informasi laporan keuangan yang bebas (tidak memihak), tidak bias, dan
mencerminkan posisi keuangan, hasil operasi, dan aliran kas perusahaan
yang wajar.
4) Independensi. Yaitu suatu sikap yang dimiliki auditor untuk tidak memihak
dalam melakukan audit.
5) Etika Perilaku. Dalam auditing berkaitan dengan perilaku yang ideal
seorang auditor profesional yang independen dalam melaksanakan audit.
b. Bagaimana penjelasan saudara atas fenomena pelanggaran etika oleh para
akuntan yang menurut para pakar etika disebutnya sebagai semakin meningkat dan
membahayakan profesi akuntansi itu sendiri? Mengapa upaya penjagaan dan
peningkatan komitmen etika di kalangan prifesi akuntan oleh sementara pihak
dipandang gagal atau kurang berhasil?
Etika profesi atau kode etik memiliki panduan bagi auditor profesional
dalam mempertahankan pendapat dan keputusan yang diambil. Jika auditor
lebih tunduk pada permintaan dan tekanan oleh klien dibandingkan dengan
kode etika yang ada, maka telah terjadinya pelanggaran terhadap komitmen
pada prinsip - prinsip etika dalam profesi auditor. Seorang auditor harus
selalu menjaga prinsip -- prinsip etika secara umum dan etika profesi, mampu
mengenali situasi - situasi yang mengandung isu - isu etis untuk mengambil
keputusan atau tindakan yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai