Anda di halaman 1dari 16

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/266245214

PENERAPAN ALGORITMA HARMONY SEARCH


DALAM PENYELESAIAN RESOURCE-
CONSTRAINED PROJECT SCHEDULING...

Article

CITATION READS

1 430

2 authors, including:

Budi Santosa
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
36 PUBLICATIONS 71 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

metaheuristik untuk industri View project

All content following this page was uploaded by Budi Santosa on 04 September 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
PENERAPAN ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM PENYELESAIAN
RESOURCE-CONSTRAINED PROJECT SCHEDULING PROBLEM

Achmad Setiawan, Ir. Budi Santosa, M.Sc., Ph.D


Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: superwawan1988@yahoo.co.id ; budi_s@ie.its.ac.id

Abstrak
Resource-Constrained Project Scheduling Problem (RCPSP) adalah masalah penjadwalan
aktivitas pada proyek dengan kendala sumber daya terbatas dengan tujuan untuk meminimalkan
durasi proyek. Masalah yang dihadapi pada proses penjadwalan ini adalah adanya keterbatasan
sumber daya yang tersedia, kemudian tingkat kesulitan dalam menjadwalkan akan meningkat jika
jumlah aktivitasnya banyak serta multi-resources. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan
percobaan menggunakan algoritma Harmony Search (HS) untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada. Pada penelitian ini digunakan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) sebagai
algoritma pembanding terhadap hasil algoritma HS pada penyelesaian RCPSP. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan maka terlihat bahwa kualitas solusi yang dihasilkan algoritma HS
sama dengan algoritma PSO, namun dilihat dari sisi waktu komputasi, maka waktu komputasi
algoritma HS lebih cepat daripada algoritma PSO. Oleh karena itu, apabila ditinjau dari segi
waktu komputasi, maka performansi algoritma HS pada penyelesaian RCPSP lebih baik daripada
algoritma PSO.

Kata Kunci : Metaheuristik, Harmony Search, Resource-Constrained Project Scheduling Problem

ABSTRACT
Resource-Constrained Project Scheduling Problem (RCPSP) is the problem of scheduling
activities on the project with limited resources in order to minimize the duration of the project. The
problem faced in this scheduling process is the limited resources, then the level of difficulty in this
scheduling will increase if there are so many activities to be scheduled and multi-resources.
Therefore in this research, the experiment of using Harmony Search (HS) algorithm to solve
existing problem is done. This research use the Particle Swarm Optimization (PSO) algorithm as a
comparison algorithm of HS algorithm results on solving RCPSP. Based on research that has been
done, it is known that the quality of HS algorithm solution is as good as the PSO algorithm, but in
term of computing time, the HS algorithm is faster than the PSO algorithm. Therefore, in term of
computing time, the HS algorithm performance on solving RCPSP is better than the PSO
algorithm.

Key Words : Metaheuristic, Harmony Search, Resource-Constrained Project Scheduling


Problem

1. Pendahuluan menyebabkan adanya tambahan biaya yang


Pendekatan penjadwalan proyek secara cukup besar.
tradisional seperti Critical Path Method (CPM) Resource-Constrained Project
dan Program Evaluation and Review Technique Scheduling Problem (RCPSP) adalah masalah
(PERT) hanya berfokus pada hubungan penjadwalan aktivitas-aktivitas pada proyek
ketergantungan antar aktivitas dengan dengan kendala sumber daya terbatas. RCPSP
menggunakan asumsi ketersediaan sumber daya termasuk masalah kombinatorial yang sulit
yang tidak terbatas. Namun, dalam untuk dipecahkan. Berbagai metode seperti
kenyataannya manajer proyek sering mengalami metode analitis dan metode heuristik telah
kesulitan dalam menjadwalkan suatu proyek dicoba untuk menyelesaikan kasus RCPSP.
dikarenakan keterbatasan sumber daya yang Metode analitis seringkali mengadopsi model-
tersedia. Kemudian apabila dipaksakan adanya model matematika seperti integer programming
tambahan sumber daya, maka akan (Talbot, 1982) dan dynamic programming
(Gavish, 1991) untuk mencari solusi yang untuk menyelesaikan beberapa masalah
optimal. Namun demikian, metode analitis tidak optimasi. Hal ini dikarenakan algoritma ini
memungkinkan untuk diterapkan apabila mempunyai beberapa kelebihan misalnya pitch
masalah yang menjadi obyek penelitian adjustment yang dapat melakukan proses
berukuran sangat besar dan sangat kompleks perbaikan pada solusi yang bersifat lokal
(Lee, 1996). optimal dan struktur algoritma HS relatif mudah
Metode heuristik untuk penyelesaian (Geem, 2009). Selain itu, penelitian kasus
kasus RCPSP bertujuan untuk mencari solusi RCPSP dengan menggunakan algoritma HS
yang optimal secara efisien (Boctor, 1990). belum pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti
Metode heuristik yang ada menggunakan aturan yang lain.
prioritas seperti Shortest Activity Duration Permasalahan dalam penelitian ini
(SAD), Minimum Late Finish Time (MILFT), adalah sulitnya menjadwalkan aktivitas-aktivitas
atau Minimum Total Float (MITF) untuk proyek dikarenakan keterbatasan sumber daya
menentukan aktivitas mana yang akan yang tersedia. Tingkat kesulitan dalam
dijadwalkan terlebih dahulu. Namun demikian, melakukan proses penjadwalan akan meningkat
tidak ada aturan prioritas yang mendominasi jika jumlah aktivitasnya banyak dan multi-
yang lain atau menunjukkan hasil yang lebih resources. Apabila proses penjadwalan ini
baik daripada yang lain secara konsisten (Davis, dilakuakan secara manual, maka akan
1975). Selain itu, solusi yang dihasilkan dari menyebabkan munculnya banyak alternatif
penggunaan metode heuristik seringkali bersifat jadwal yang sulit dicari yang optimal.
lokal optimal (Patterson, 1984). Tujuan yang ingin dicapai dalam
Seiring dengan berjalannya waktu, maka penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk
telah diterapkan beberapa metode metaheuristik mengetahui performansi algoritma HS pada
untuk penyelesaian kasus RCPSP seperti genetic penyelesaian RCPSP dibandingkan dengan
algorithm (Chan, 1996), ant colony optimization algoritma yang lain yaitu algoritma PSO. Selain
(Merkle, 2002), dan particle swarm itu, pada penelitian ini terdapat batasan dan
optimization (Zhang, 2006). Genetic Algorithm asumsi yang digunakan untuk memperjelas
(GA) melakukan pencarian solusi yang optimal ruang lingkup penelitian. Penelitian Tugas
dari kromosom-kromosom yang Akhir ini dibatasi pada kasus Single-Mode
merepresentasikan jadwal dimana kromosom- Resource-Constrained Project Scheduling
kromosom tersebut diproduksi melalui cross- Problem (SMRCPSP). Kemudian beberapa
over dan mutation. Mekanisme updating asumsi yang digunakan dalam penelitian Tugas
kromosom membuat GA mampu keluar dari Akhir ini antara lain: kapasitas sumber daya
solusi yang bersifat lokal optimal. Oleh karena yang tersedia untuk tiap periode adalah tetap
itu, GA lebih unggul daripada metode analitis dan tidak ada preemption, artinya suatu aktivitas
dan metode heuristik. Namun demikian, terdapat yang sedang berjalan tidak dapat dihentikan.
kekurangan dalam performansi GA yaitu proses
konvergensi yang lambat (Fogel, 1995).
Penerapan Ant Colony Optimization (ACO) 2. Deskripsi RCPSP
pada kasus RCPSP rata-rata menunjukkan hasil Masalah penjadwalan proyek dapat
yang lebih baik dibandingkan dengan GA. dilihat dari beberapa sudut pandang seperti
Sedangkan performansi Particle Swarm tujuannya, bentuk-bentuk sumber daya yang
Optimization (PSO) dilihat dari segi kualitas diperlukan pada setiap aktivitas proyek, dan ada
solusi menunjukkan hasil yang sama dengan tidaknya kondisi preemption. Meminimasi
GA. durasi proyek seringkali digunakan sebagai
fungsi tujuan secara umum dari masalah
Beberapa metode metaheuristik seperti penjadwalan proyek. Sedangkan fungsi tujuan
GA, ACO, dan PSO telah diuji cobakan pada yang lain adalah minimasi total biaya proyek,
kasus RCPSP. Oleh karena itu, pada penelitian maksimasi Net Present Value (NPV) dari cash
kali ini akan dicoba metode metaheuristik yang flow, dan pelevelan penggunaan sumber daya.
lain yaitu Harmony Search (HS). Algoritma HS Sumber daya yang diperlukan oleh aktivitas
dipilih sebagai metode yang akan digunakan proyek bisa bertipe satu jenis atau lebih dari satu
dalam penelitian ini karena algoritma ini jenis. Berdasarkan bisa atau tidaknya suatu
menunjukkan hasil yang bagus ketika digunakan

2
sumber daya untuk diperbarui, maka terdapat $ = waktu mulai aktivitas i
sumber daya yang dapat diperbarui dan sumber Persamaan (1) merepresentasikan fungsi tujuan
daya yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya dari RCPSP. Persamaan (2) merepresentasikan
yang dapat diperbarui adalah sumber daya yang precedence constraints. Persamaan (3)
bisa digunakan kembali setelah diselesaikannya merepresentasikan resource constraints.
suatu aktivitas proyek seperti tenaga kerja. Berikut ini adalah contoh visualisasi
Sedangkan sumber daya yang tidak dapat dari RCPSP (Merkle, 2002):
diperbarui adalah sumber daya yang tidak bisa
digunakan kembali setelah diselesaikannya
suatu aktivitas proyek seperti uang. Kondisi
preemption berarti suatu kondisi dimana
aktivitas yang sedang berjalan dapat dihentikan
dengan suatu alasan tertentu misalnya terdapat
aktivitas lain yang ingin dijadwalkan pada
periode tersebut. Sedangkan kondisi non-
preemption berarti suatu aktivitas yang sedang
berjalan tidak dapat dihentikan.
Resource-Constrained Project
Scheduling Problem (RCPSP) adalah masalah
penjadwalan aktivitas-aktivitas pada proyek
dimana harus memenuhi precedence constraints Gambar 1. Visualisasi RCPSP
dan resource constraints. Precedence
constraints adalah suatu kendala dimana
aktivitas pendahulu harus sudah selesai Apabila pada kasus diatas jumlah sumber daya
dijadwalkan sebelum aktivitas yang lain yang tersedia sebanyak 4 unit, maka salah satu
dijadwalkan. Resource constraints adalah suatu bentuk jadwal yang bisa dibuat akan diberikan
kendala dimana sumber daya yang diperlukan sebagai berikut :
oleh setiap aktivitas pada setiap unit waktu tidak
boleh melebihi kapasitas sumber daya yang
tersedia. Berikut ini adalah formulasi
matematika dari RCPSP dengan fungsi tujuan
untuk meminimasi durasi proyek (Talbot, 1982;
Patterson, 1984):
minmax  | 1,2, … ,  ………...………(1)
subject to :      ……………………..(2)
   ; 1,2, … , 
∑     …………………….(3)
! 1,2, … , " ; # $% , $& , … , $'
dimana N = jumlah aktivitas yang terdapat pada
proyek Gambar 2. Visualisasi Bentuk Jadwal
 = waktu penyelesaian aktivitas i
( 1,2, … , )
Berikut ini adalah beberapa variasi
 = durasi aktivitas i
dalam RCPSP (Kolisch, 1996) :
 = predecessor aktivitas i
 = jumlah sumber daya tipe k yang 1. Single-Mode Resource-Constrained Project
tersedia (! 1,2, … , ") Scheduling Problem (SMRCPSP)
K = jumlah tipe sumber daya Pada SMRCPSP, setiap aktivitas
proyek memiliki mode eksekusi tunggal.
  = jumlah sumber daya tipe k yang Durasi aktivitas dan kebutuhan terhadap
diperlukan oleh aktivitas i suatu set sumber daya diasumsikan tetap.
() =sekelompok aktivitas yang Fungsi tujuan secara umum pada
berjalan pada waktu ke-t SMRCPSP adalah meminimasi durasi
$    proyek.

3
2. Multi-Mode Resource-Constrained Project pengubahan frekuensi nada, hal itu berarti
Scheduling Problem (MMRCPSP) membangkitkan nilai yang sedikit berbeda pada
Pada MMRCPSP, setiap aktivitas algoritma HS. Berikut ini adalah formulasi
proyek dapat dieksekusi dalam beberapa penyesuaian nada:
mode. Setiap mode menggambarkansuatu 6789 6:;< = 45 > ? ……………….…….(4)
set sumber daya yang diperlukan oleh
aktivitas proyek dan durasi aktivitas proyek dimana 6789 = nada baru setelah dilakukan
tersebut. Fungsi tujuan secara umum pada penyesuaian nada
MMRCPSP adalah meminimasi durasi 6:;< = nada yang tersimpan pada
proyek. harmony memory
45= bandwidth
3. Prinsip Algoritma Harmony Search ? = bilangan random dengan interval
Algoritma Harmony Search (HS) @1,1A
pertama kali diperkenalkan oleh Zong Woo PAR yang bernilai rendah dengan bandwidth
Geem pada tahun 2001. Ide dasar algoritma HS yang sempit dapat menyebabkan proses
adalah meniru proses perbaikan harmoni musik konvergensi lambat dikarenakan keterbatasan
yang dilakukan oleh kelompok paduan musik. eksplorasi pada ruang pencarian yang besar.
Ketika kelompok paduan musik melakukan Pada sisi lain, PAR yang tinggi dengan
perbaikan pada harmoni musik yang dimainkan, bandwidth yang lebar dapat menyebabkan
maka akan terdapat tiga kemungkinan pilihan, solusi-solusi yang ada terlalu menyebar dari
antara lain memainkan harmoni musik yang potensi solusi optimal. Oleh karena itu, biasanya
terkenal berdasarkan ingatan mereka, digunakan PAR 0.1~0.5.
memainkan harmoni musik yang serupa dengan
harmoni musik yang terkenal namun ada sedikit Berikut ini adalah langkah-langkah
penyesuaian, atau membuat harmoni musik dari algoritma HS:
yang baru. Geem (2001) memformulasikan 1. Inisialisasi masalah dan parameter
ketiga pilihan ini pada proses optimasi secara algoritma.
kuantitatif. Ketiga komponen tersebut 2. Inisialisasi harmony memory.
diformulasikan menjadi penggunaan harmony 3. Membangkitkan vektor solusi yang
memory, penyesuaian nada, dan proses baru.
pembangkitan secara random. 4. Meng-update harmony memory.
Penggunaan harmony memory sangat 5. Mengecek kriteria pemberhentian.
penting karena harmony memory tersebut bisa Langkah pertama dari algoritma HS
menjamin bahwa harmoni yang bagus akan adalah inisialisasi masalah dan parameter
dipertimbangkan sebagai elemen-elemen dari algoritma. Berikut ini adalah contoh masalah
vektor solusi yang baru. Agar harmony memory optimasi:
dapat digunakan secara efektif, algoritma HS min D6 E ………...………………………...(5)
mengadopsi sebuah parameter yang disebut subject to 6  F …........................................(6)
Harmony Memory Considering Rate (HMCR).
Jika rate ini terlalu rendah, maka hanya sedikit 1,2, … ,  ; G  F  H
harmoni elit yang terpilih dan juga dapat dimana D6 E = fungsi tujuan
menyebabkan proses konvergensi terlalu lambat. 6 = variabel keputusan ke-i
Jika rate ini terlalu besar, maka akan
menyebabkan nada-nada pada harmony memory F = interval variabel keputusan ke-i
banyak terpakai dan tidak sempat  = jumlah variabel keputusan
mengeksplorasi nada lain, dimana pada akhirnya G = batas bawah variabel keputusan
sulit mencapai solusi yang bagus. Oleh karena ke-i
itu, biasanya digunakan HMCR 0.7~0.95.
H = batas atas variabel keputusan ke-i
Komponen kedua adalah penyesuaian
nada dimana mempunyai beberapa parameter Kemudian parameter algoritma HS terdiri dari
seperti bandwidth (45) dan Pitch Adjusting Harmony Memory Size (HMS), HMCR, PAR,
Rate (PAR). Penyesuaian nada musik berarti bandwidth, dan kriteria pemberhentian.

4
Langkah kedua dari algoritma HS Pada aturan ketiga, vektor solusi yang baru
adalah inisialisasi harmony memory. Pada tahap dibangkitkan secara random dengan nilai
ini dibangkitkan matriks harmony memory interval yang memungkinkan (6 ′  F ). Hal
secara random yang bersisi vektor-vektor solusi terjadi apabila nilai dari bilangan random yang
sebanyak HMS. Berikut ini adalah contoh dibangkitkan untuk pertama kalinya diatas
matriks harmony memory: HMCR. Pada aturan ketiga tidak ada
pembangkitan bilangan random untuk kedua
kalinya karena nilai bilangan random yang
 x11 x12 .... x 1N −1 x 1N  dibangkitkan untuk pertama kalinya diatas
 2  HMCR.
 x1 x 22 .... x N2 −1 x N2 
 .... .... .... .... ....  Langkah keempat dari algoritma
 HMS −1  HSadalah meng-update harmony memory.
 x1 x 2HMS −1 .... x NHMS
−1
−1
x NHMS −1  Apabila nilai vektor solusi yang baru lebih baik
 x HMS x 2HMS .... x NHMS x NHMS  daripada nilai vektor solusi terjelek pada
 1 −1
harmony memory dilihat dari sudut pandang
Gambar 3. Matriks Harmony Memory nilai fungsi tujuan, maka vektor solusi yang
baru akan dimasukkan ke dalam harmony
Langkah ketiga dari algoritma HS memory dan vektor solusi terjelek pada harmony
adalah membangkitkan vektor solusi yang baru memory akan dikeluarkan. Apabila nilai vektor
solusi yang baru lebih buruk daripada nilai
(6 ′ ). Pembangkitan vektor solusi yang baru
vektor solusi terjelek pada harmony memory,
didasarkan pada tiga aturan antara lain
maka tidak akan terjadi perubahan pada
penggunaan harmony memory, penyesuaian
harmony memory.
nada, dan proses pembangkitan secara random.
Pada aturan pertama, vektor solusi yang baru Langkah kelima dari algoritma HS adalah
diambil dari harmony memory apabila saat itu mengecek kriteria pemberhentian. Apabila
nilai dari bilangan random yang dibangkitkan kriteria pemberhentian telah tercapai maka
untuk pertama kalinya dibawah HMCR dan iterasi dihentikan, apabila belum tercapai maka
bilangan random yang dibangkitkan untuk kembali ke langkah tiga. Terdapat beberapa
kedua kalinya diatas PAR. Nilai dari variabel macam kriteria pemberhentian antara lain
keputusan pertama pada vektor solusi yang baru jumlah iterasi maksimal, tidak terjadinya
(6%′ ) diambil dari harmony memory dengan perubahan solusi setelah beberapa iterasi, dan
memilih salah satu nilai pada interval 6%% ~6%IJK. lain-lain.
Nilai dari variabel keputusan yang lain
(6&′ , 6L′ , … , 6'′ ) ditentukan dengan cara yang 4. Penerapan Algoritma HS pada
sama. Pada aturan kedua, pembangkitan vektor Penyelesaian RCPSP
solusi yang baru dilakukan melalui proses Penerapan algoritma HS agar dapat
penyesuaian nada. Apabila nilai bilangan menyelesaikan RCPSP ditunjukkan flowchart
random yang dibangkitkan untuk pertama pada gambar 4. Berikut ini adalah penjelasan
kalinya dibawah HMCR dan bilangan random dari flowchart penerapan algoritma HS pada
yang dibangkitkan untuk kedua kalinya dibawah RCPSP:
PAR, maka akan dilakukan proses penyesuaian
nada. Berikut ini adalah rumus penyesuaian 1) Inisialisasi Masalah
nada: Pada tahap ini diperkenalkan masalah yang
akan diselesaikan. Masalah dalam
6 ′ 6 = 45 > ? ………………………….(7) penelitian ini adalah RCPSP dengan fungsi
dimana 6 ′ = nada baru setelah dilakukan tujuan meminimasi durasi proyek.
penyesuaian nada Sedangkan kendala yang muncul adalah
precedence constraints dan resource
6 = nada yang tersimpan pada
constraints.
harmony memory
45 = bandwidth 2) Memasukkan Data RCPSP
Data yang diperlukan untuk menyelesaikan
? = bilangan random dengan interval kasus RCPSP adalah indeks aktivitas,
@1,1A

5
Gambar 4. Flowchart Penerapan Algoritma HS pada RCPSP

durasi aktivitas, kebutuhan sumber daya aktivitas proyek. Kemudian pada


oleh tiap aktivitas, precedence constraints, setiap iterasi, nilai prioritas aktivitas
dan jumlah sumber daya yang tersedia. akan di-update melalui mekanisme
3) Inisialisasi Parameter Algoritma HS algoritma HS. Berikut ini adalah
penulisan vektor solusi yang
Beberapa parameter dari algoritma HS
merepresentasikan nilai prioritas
adalah HMS, HMCR, PAR, bandwidth, dan
aktivitas proyek:
kriteria pemberhentian.
F @6% 6& … 6'M%
6' A …….(8)
4) Inisialisasi HarmonyMemory
dimana X = vektor solusi
• Pada tahap ini dibangkitkan vektor i = indeks vektor solusi
solusi secara random. x = nilai prioritas aktivitas
Vektor solusi pada algoritma HS N = banyaknya aktivitas
merepresentasikan nilai prioritas

6
• Setelah vektor solusi terbentuk, maka • Apabila bilangan random yang
dilakukan transformasi vektor solusi dibangkitkan diatas HMCR maka akan
kedalam bentuk jadwal yang feasible dibangkitkan variabel keputusan yang
melalui skema paralel. Berikut ini baru secara random.
adalah langkah-langkah yang VKB(i) = rand[BB(i),BA(i)] ...........(9)
diperlukan untuk menjadwalkan dimana VKB = variabel keputusan
proyek dengan skema paralel: baru
 Menentukan waktu penjadwalan BB = batas bawah variabel
terbaru dimana waktu ini akan keputusan
sama dengan waktu BA = batas atas variabel
penyelesaian paling awal dari keputusan
aktivitas-aktivitas yang telah
dijadwalkan sebelumnya. • Apabila bilangan random yang
 Mengumpulkan aktivitas- dibangkitkan dibawah HMCR dan
aktivitas yang feasible dimana pembangkitan bilangan random
aktivitas-aktivitas tersebut harus berikutnya diatas PAR, maka variabel
memenuhi precedence keputusan ke-i akan diambil dari
constraints dan resource
harmony memory.
constraints.
 Memilih sebuah aktivitas dari D1 = int[1+(HMS-1)rand] ............(10)
aktivitas-aktyivitas yang D2 = HM(D1,i) .............................(11)
feasible dengan cara memilih VKB(i) = D2 .................................(12)
aktivitas yang memiliki nilai dimana D1 = nilai yang menyatakan
prioritas yang lebih tinggi pemilihan lokasi pada
daripada yang lain. harmony memory secara
 Menjadwalkan aktivitas yang random
terpilih. Apabila terdapat int = integer
aktivitas-aktivitas yang belum
dijadwalkan maka proses D2 = nilai variabel
penjadwalan kembali ke keputusan yang
langkah 1. diambil dari
• Setelah proses penjadwalan dilakukan harmony memory
maka durasi proyek dapat diketahui. • Apabila bilangan random yang
• Vektor solusi dibangkitkan sebanyak dibangkitkan dibawah HMCR dan
HMS. Apabila semua vektor solusi pembangkitan bilangan random
telah dibangkitkan maka akan berikutnya dibawah PAR, maka
terbentuk matriks harmony memory. terdapat penyesuaian terhadap variabel
keputusan ke-i yang telah diambil dari
harmony memory.
 x11 x12 .... x1N −1 x1N 
 2  D3 = D2+bw*ε …………………….(13)
 x1 x22 .... xN2 −1 xN2 
VKB(i) = D3 .................................(14)
 .... .... .... .... ....  dimana D3 = nilai variabel keputusan
 HMS−1 HMS−1 −1 HMS−1 
x1 x2 .... xNHMS
−1 xN  setelah dilakukan
 x HMS x HMS penyesuaian
 1 2 .... xNHMS
−1 xNHMS 
bw = bandwidth
Gambar 5. Matriks Harmony Memory
? = bilangan random dengan
interval @1,1A
5) Membangkitkan Vektor Solusi yang Baru Kemudian setelah dilakukan proses
Proses pembangkitan vektor solusi yang penyesuaian maka akan dilakukan
baru melalui 3 cara, antara lain: pengecekan terhadap batas atas dan

7
batas dari variabel keputusan. Apabila Uji perubahan parameter algoritma
D3<BB, maka D3=BB. Lalu apabila digunakan untuk mengetahui efek perubahan
D3>BA, maka D3=BA. Batas bawah parameter algoritma terhadap solusi yang
dari semua variabel keputusan adalah dihasilkan.
0 dan batas atasnya adalah 1.
Ketiga cara diatas dilakukan mulai 5.1.1 Data Uji Perubahan Parameter
dari i=1 hingga N, diamana N adalah Algoritma
banyaknya aktivitas. Data untuk uji perubahan parameter
6) Meng-update harmony memory algoritma diambil dari International Journal of
Urutan langkah perbaikan harmony Project Management 24 (2006) 83–92.
memory sebagai berikut: Tabel 1. Data Uji Perubahan Parameter Algoritma
• Melakukan proses penjadwalan untuk Sumber
vektor solusi baru yang telah dibentuk Akti Du Daya Yang Aktivitas
pada langkah 5. vitas rasi Diperlukan Pendahulu
• Menghitung durasi proyek dari vektor 1 2 3
solusi yang baru. 1 5 5 3 2
• Melakukan pengecekan terhadap 2 5 4 5 3
vektor solusi yang baru. Apabila nilai 3 3 2 5 2
vektor solusi yang baru lebih baik 4 4 1 4 4 1 2
daripada nilai vektor solusi terjelek 5 2 4 2 4 1 2
pada harmony memory dilihat dari 6 1 5 5 4 3
sudut pandang nilai fungsi tujuan, 7 6 5 3 2 3
maka vektor solusi yang baru akan 8 6 2 3 2 4 5 7
dimasukkan ke dalam harmony 9 1 1 4 4 4
memory dan vektor solusi terjelek 10 3 2 3 4 5 6 7
pada harmony memory akan
11 3 3 3 2 6
dikeluarkan. Apabila nilai vektor
12 3 4 1 4 8 10
solusi yang baru lebih buruk daripada
13 3 5 5 4 8
nilai vektor solusi terjelek pada
14 6 2 2 2 9
harmony memory, maka tidak akan
15 4 5 1 4 11
terjadi perubahan pada harmony
memory. 16 3 3 5 3 12
7) Mengecek kriteria pemberhentian 17 3 2 3 3 14
Apabila kriteria pemberhentian telah 18 4 5 4 4 13 15
tercapai maka proses komputasi dihentikan, 19 1 4 2 6 15
apabila belum tercapai maka kembali ke 20 4 0 1 4 16
langkah 5. 21 4 6 1 2 16 17
22 1 2 2 1 18
5. Eksperimen 23 6 2 3 1 18 19
Eksperimen dilakukan dengan bantuan
24 3 2 2 2 20
kode program yang terdapat pada software
Matlab untuk mengetahui efek perubahan 25 3 1 0 3 20 21 22 23
parameter algoritma terhadap solusi yang
Tabel 2. Sumber Daya yang Tersedia
dihasilkan dan performansi algoritma HS pada
penyelesaian RCPSP. Tipe
1 2 3
5.1 Uji Perubahan Parameter Algoritma 6 6 6

8
5.1.2 Hasil Uji Perubahan Parameter Tabel 5. Output Uji Perubahan Parameter Algoritma
Algoritma Bagian 3
Uji perubahan parameter algoritma HMCR=0.9 HMCR=0.9 HMCR=0.9
dilakukan dengan cara melakukan kombinasi Repli PAR=0.1 PAR=0.3 PAR=0.5
kasi Durasi Durasi Durasi
parameter HMCR dan PAR. Pada setiap
kombinasi dilakukan replikasi running 10 kali, Proyek Proyek Proyek
dimana setiap kali running digunakan HMS 1 67 65 67
sebesar 15, bandwidth sebesar 0.1, dan iterasi 2 66 65 65
sebanyak 80 kali.
3 65 65 65
Tabel 3. Output Uji Perubahan Parameter Algoritma 4 65 66 65
Bagian 1 5 66 65 65
HMCR=0.7 HMCR=0.7 HMCR=0.7 6 65 65 65
Repli PAR=0.1 PAR=0.3 PAR=0.5 7 65 65 65
kasi Durasi Durasi Durasi
8 66 65 66
Proyek Proyek Proyek
9 66 65 65
1 65 65 65
10 66 65 65
2 65 67 65
Durasi
3 65 65 66 Proyek
4 65 65 66 Terkecil 65 65 65
5 65 65 65
5.2 Uji Performansi Algoritma
6 65 65 65 Uji performansi algoritma digunakan
7 66 65 65 untuk mengetahui performansi algoritma HS
8 65 65 65 pada penyelesaian RCPSP dibandingkan dengan
9 65 66 65 algoritma yang lain yaitu algoritma Particle
Swarm Optimization (PSO).
10 65 65 66
Durasi
5.2.1 Data Uji Performansi Algoritma
Proyek
Terkecil 65 65 65 Data untuk uji performansi algoritma
diambil dari Project Scheduling Library
Tabel 4. Output Uji Perubahan Parameter Algoritma (PSPLIB). Alamat website dari Project
Bagian 2 Scheduling Library (PSPLIB) adalah
HMCR=0.8 HMCR=0.8 HMCR=0.8 http://129.187.106.231/psplib/. Data ini terdiri
Repli PAR=0.1 PAR=0.3 PAR=0.5 dari 2 macam yaitu data pertama berisi 30
kasi Durasi Durasi Durasi aktivitas proyek dan data kedua berisi 60
Proyek Proyek Proyek aktivitas proyek.
1 65 65 65
Tabel 6. Data Uji Performansi Algoritma untuk 30
2 65 70 65 Aktivitas
3 65 65 65 Sumber Daya
Akti Du Yang Diperlukan Aktivitas
4 65 66 65 vitas rasi Pendahulu
5 65 65 66 1 2 3 4
6 67 65 65 1 8 4 0 0 0
7 65 65 65 2 4 10 0 0 0
8 65 65 66 3 6 0 0 0 3
9 65 65 65 4 3 3 0 0 0 3
10 65 67 65 5 8 0 0 0 8 1
Durasi 6 5 4 0 0 0 2
Proyek
Terkecil 65 65 65 7 9 0 1 0 0 2

9
Tabel 6. Data Uji Performansi Algoritma untuk 30 Tabel 8. Data Uji Performansi Algoritma untuk 60
Aktivitas (Lanjutan) Aktivitas (Lanjutan)
Sumber Daya Sumber Daya
Akti Du Yang Diperlukan Aktivitas Akti Du Yang Diperlukan Aktivitas
vitas rasi Pendahulu vitas rasi Pendahulu
1 2 3 4 1 2 3 4
8 2 6 0 0 0 3 6 8 10 0 0 0 2
9 7 0 0 0 1 3 7 9 0 0 6 0 3
10 9 0 5 0 0 1 8 1 0 0 0 8 7
11 2 0 7 0 0 7 9 9 0 6 0 0 1
12 6 4 0 0 0 2 10 8 0 0 0 3 9
13 3 0 8 0 0 8 11 11 3 0 7 0 0 3
14 9 3 0 0 0 1 12 6 8 0 0 0 8
15 10 0 0 0 5 9 13 2 0 0 0 1 2
16 6 0 0 0 8 12 13 14 5 0 0 0 9 1
17 5 0 0 0 7 12 15 1 6 0 0 0 3
18 3 0 1 0 0 7 16 3 2 0 0 0 5
19 7 0 10 0 0 4 10 17 17 10 0 0 2 0 12 13
20 2 0 0 0 6 15 18 9 7 0 0 0 13
21 7 2 0 0 0 15 16 17 19 1 5 0 0 0 7
22 2 3 0 0 0 19 21 20 3 0 0 8 0 11
23 3 0 9 0 0 18 22 21 6 0 4 0 0 4
24 3 4 0 0 0 9 14 19 22 3 0 0 4 0 6
25 7 0 0 4 0 10 23 3 0 5 0 0 4
26 8 0 0 0 7 6 7 24 7 0 0 1 0 14
27 3 0 8 0 0 20 26 25 6 9 0 0 0 10
28 7 0 7 0 0 18 26 10 0 7 0 0 11 19
29 2 0 7 0 0 5 23 24 27 9 3 0 0 0 17 18
30 2 0 0 2 0 25 27 28 8 0 0 3 0 2
29 4 0 0 7 0 26
Tabel 7. Sumber Daya yang Tersedia untuk 30
Aktivitas 30 3 6 0 0 0 19 21
Tipe 31 3 0 0 0 4 16
1 2 3 4 32 6 0 7 0 0 17
12 13 4 12 33 1 0 0 0 4 13
34 9 0 0 1 0 8
Tabel 8. Data Uji Performansi Algoritma untuk 60
35 9 9 0 0 0 34
Aktivitas
Sumber Daya 36 1 0 7 0 0 10
Akti Du Yang Diperlukan Aktivitas
vitas rasi Pendahulu 37 2 5 0 0 0 5
1 2 3 4 38 4 0 0 1 0 20 32 34
1 8 10 0 0 0 39 9 0 0 0 5 7 24
2 1 0 1 0 0 40 10 0 0 0 1 28
3 10 0 9 0 0 41 8 0 0 0 9 35
4 6 0 4 0 0 1 42 4 0 0 6 0 16 30
5 5 0 0 0 1 4 43 3 0 0 0 1 10 33

10
Tabel 8. Data Uji Performansi Algoritma untuk 60 Berikut ini adalah output hasil running uji
Aktivitas (Lanjutan) performansi algoritma berupa durasi proyek
Sumber Daya untuk 30 aktivitas. Pada bagian tabel yang diberi
Akti Du Yang Diperlukan Aktivitas
vitas rasi Pendahulu shading warna biru menandakan durasi proyek
1 2 3 4 terkecil dengan waktu komputasi tercepat untuk
44 6 0 0 0 9 9 masing-masing algoritma.
45 6 0 0 0 7 40 Tabel 11. Output Uji Performansi Algoritma untuk
46 7 4 0 0 0 27 30 Aktivitas
47 3 0 8 0 0 23 41 PSO HS
Repli Waktu Waktu
48 2 0 2 0 0 25 kasi Durasi Komputasi Durasi Komputasi
49 10 0 0 7 0 37 43 Proyek (detik) Proyek (detik)
50 4 0 5 0 0 22 26 42 1 46 24.125 43 25.0625
51 2 2 0 0 0 46 2 46 25.109375 45 24.90625
52 1 0 1 0 0 38 39 44 3 43 25.59375 45 25.390625
53 4 0 0 6 0 25 51 4 46 25.6875 43 24.46875
54 10 0 0 0 7 15 47 53 5 43 25.015625 45 24.859375
55 8 0 0 3 0 29 45 52 6 43 25.140625 43 24.4375
56 6 0 4 0 0 28 31 54 7 46 25.625 45 25
57 10 0 0 9 0 15 36 42 8 43 25.140625 46 24.421875

58 3 0 0 0 7 14 56 57 9 45 25.75 45 25.5625
10 43 25 45 25.28125
59 10 0 3 0 0 37 48 50
60 1 0 0 0 1 27 49 55 Setelah diketahui output uji performansi
algoritma, maka pada bagian dibawah ini akan
Tabel 9. Sumber Daya yang Tersedia untuk 60 disajikan grafik yang menggambarkan durasi
Aktivitas
proyek hasil running algoritma PSO dan HS
Tipe selama 10 kali replikasi untuk problem 30
1 2 3 4 aktivitas.
13 11 12 13
46.5
5.2.2 Hasil Uji Performansi Algoritma 46
45.5
Uji performansi algoritma dilakukan 45
Durasi Proyek

dengan cara melakukan running kedua 44.5


algoritma yaitu HS dan PSO dimana setiap kali 44
running dilakukan replikasi sebanyak 10 kali. 43.5 PSO
43 HS
42.5
Tabel 10. Parameter Algoritma 42
30 Aktivitas Proyek 60 Aktivitas Proyek 41.5
PSO HS PSO HS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah HMS=15 Jumlah HMS=30
Partikel Partikel Replikasi
=15 =30
c1=2 HMCR=0.8 c1=2 HMCR=0.8 Grafik 1. Durasi Proyek PSO dan HS untuk 30
c2=2 PAR=0.3 c2=2 PAR=0.3 Aktivitas
bw=0.1 bw=0.1
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Pada bagian dibawah ini akan ditampilkan tabel
Iterasi= Iterasi= Iterasi= Iterasi= yang menggambarkan perbandingan hasil
80 80 120 120 running algoritma HS dengan algoritma PSO
untuk problem 30 aktivitas.

11
Pada bagian dibawah ini akan ditampilkan tabel
Tabel 12. Perbandingan Performansi Algoritma yang menggambarkan perbandingan hasil
untuk 30 Aktivitas running algoritma HS dengan algoritma PSO
PSO HS Selisih untuk problem 60 aktivitas.
Durasi Proyek 43 43 0
Terkecil Tabel 14. Perbandingan Performansi Algoritma
Waktu 25 24.4375 0.5625 untuk 60 Aktivitas
Komputasi PSO HS Seli
Tercepat (detik) sih
Durasi 77 77 0
Berikut ini adalah output hasil running uji Proyek
performansi algoritma berupa durasi proyek Terkecil
untuk 60 aktivitas. Pada bagian tabel yang diberi Waktu 394.1563 388.6094 5.5469
shading warna biru menandakan durasi proyek Komputasi
terkecil dengan waktu komputasi tercepat untuk Tercepat
masing-masing algoritma. (detik)

Tabel 13. Output Uji Performansi Algoritma untuk 6. Analisa


60 Aktivitas Berikut ini akan dijelaskan mengenai
PSO HS analisa hasil eksperimen yang telah dilakukan
Repli Waktu Waktu dari penelitian tugas akhir.
kasi Durasi Komputasi Durasi Komputasi
Proyek (detik) Proyek (detik)
6.1 Analisa Uji Perubahan Parameter
1 80 391.5156 77 405.9844 Algoritma
2 80 406.5313 77 389.5625 Uji perubahan parameter algoritma
3 79 420.7188 77 393.5625 digunakan untuk mengetahui efek perubahan
parameter algoritma terhadap solusi yang
4 77 400.1094 77 427.1875
dihasilkan. Uji perubahan parameter algoritma
5 77 394.1563 77 392.1094 dilakukan dengan cara melakukan kombinasi
6 81 405.5781 77 389.2813 dari parameter HMCR dan PAR. Penelitian
7 77 400.9219 77 418.5 sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan
8 77 424.9219 77 395.2656
HMCR sebaiknya dalam rentang 0.7 sampai
0.95 dan PAR dalam rentang 0.1 sampai 0.5.
9 77 400.1094 77 388.6094 Pada penelitian ini digunakan kombinasi nilai
10 79 392.2969 77 395.6406 parameter HMCR dan PAR yang berbeda-beda,
namun masih dalam rentang yang disarankan
Setelah diketahui output uji performansi oleh penelitian sebelumnya. Setiap kombinasi
algoritma, maka pada bagian dibawah ini akan parameter di-running sebanyak 10 kali,
disajikan grafik yang menggambarkan durasi kemudian durasi proyek yang dihasilkan
proyek hasil running algoritma PSO dan HS diambil dari durasi proyek terkecil dari 10 kali
selama 10 kali replikasi untuk problem 60 running. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aktivitas. durasi proyek tidak mengalami perubahan
meskipun nilai parameternya berubah. Hal ini
82
dikarenakan RCPSP termasuk dalam kategori
81
discrete optimization problem. Pada discrete
80
Durasi Proyek

79
optimization problem jumlah alternatif solusi
78
tidak sebanyak pada continous optimization
77
PSO problem, sehingga solusi yang dihasilkan tetap
HS
76 sama walaupun parameter algoritma diubah.
75 Dengan demikian jumlah alternatif solusi pada
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 RCPSP yang tidak terlalu besar menyebabkan
Replikasi solusi yang dihasilkan algoritma HS tidak
berubah, walaupun parameter algoritma diubah.
Grafik 2. Durasi Proyek PSO dan HS untuk 60
Aktivitas

12
6.2 Analisa Uji Performansi Algoritma algoritma HS lebih efisien daripada algoritma
Uji performansi algoritma digunakan PSO. Pada algoritma HS hanya ada satu
untuk mengetahui performansi algoritma HS kandidat solusi yang melakukan proses
pada penyelesaian RCPSP dibandingkan dengan pencarian solusi, sedangkan pada algoritma PSO
algoritma yang lain yaitu algoritma Particle semua kandidat solusi melakukan proses
Swarm Optimization (PSO). Pada pengujian ini pencarian solusi. Dengan demikian, apabila
data yang digunakan terdiri dari 2 macam yaitu ditinjau dari segi waktu komputasi, maka
data pertama berisi 30 aktivitas proyek dan data performansi algoritma HS lebih baik daripada
kedua berisi 60 aktivitas proyek. Running algoritma PSO.
dilakukan dengan replikasi sebanyak 10 kali.
Berdasarkan eksperimen yang telah 7. Kesimpulan dan Saran
dilakukan terlihat bahwa secara umum durasi Berikut ini akan dipaparkan kesimpulan
proyek yang dihasilkan tiap replikasi tidak dan saran yang bisa diberikan dari hasil
sama. Pada data pertama terlihat bahwa durasi penelitian tugas akhir yang telah dilakukan.
proyek yang dihasilkan baik algoritma HS
maupun PSO mengalami fluktuasi dari replikasi 7.1 Kesimpulan
satu ke replikasi lainnya. Hal ini dikarenakan
Berikut ini adalah beberapa kesimpulan
nilai bilangan random yang dibangkitkan, jika
yang bisa diberikan:
bilangan random yang dibangkitkan mendukung
1. Perubahan parameter algoritma HS pada
untuk terjadinya durasi proyek yang kecil maka
penyelesaian RCPSP tidak berpengaruh
akan dihasilkan durasi proyek yang kecil,
pada solusi yang dihasilkan.
namun jika bilangan random yang dibangkitkan
2. Kualitas solusi yang dihasilkan
tidak mendukung untuk terjadinya durasi proyek
algoritma HS sama dengan algoritma
yang kecil maka akan sulit dihasilkan durasi
PSO, namun jika dilihat dari sisi waktu
proyek yang kecil. Pada data kedua terlihat
komputasi, maka waktu komputasi
bahwa durasi proyek yang dihasilkan algoritma
algoritma HS lebih cepat daripada
HS stabil dari replikasi satu ke replikasi lainnya,
algoritma PSO. Oleh karena itu, apabila
sedangkan durasi proyek yang dihasilkan
ditinjau dari segi waktu komputasi,
algoritma PSO mengalami fluktuasi dari
maka performansi algoritma HS untuk
replikasi satu ke replikasi lainnya. Hal ini juga
penyelesaian RCPSP lebih baik
dikarenakan nilai bilangan random yang
daripada algoritma PSO.
dibangkitkan sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya. Bilangan random yang
dibangkitkan memiliki pengaruh terhadap solusi 7.2 Saran
yang dihasilkan karena pembangkitan bilangan Penelitian tugas akhir ini memiliki
random bagian utama dari mekanisme potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Pada
algoritma. penelitian berikutnya disarankan permasalahan
Durasi proyek hasil running diambil yang akan diselesaikan adalah Multi-Mode
dari durasi proyek terkecil dari 10 kali replikasi. Resource-Constrained Project Scheduling
Pada pengujian data pertama, algoritma HS dan Problem (MMRCPSP) karena permasalahan
PSO menghasilkan durasi proyek yang sama MMRCPSP lebih mendekati kondisi dunia
yaitu 43 sedangkan waktu komputasi HS lebih nyata daripada Single-Mode Resource-
cepat 0.5625 detik daripada PSO. Pada Constrained Project Scheduling Problem
pengujian data kedua, algoritma HS dan PSO (SMRCPSP).
menghasilkan durasi proyek yang sama yaitu 77
sedangkan waktu komputasi HS lebih cepat
5.5469 detik daripada PSO. Hal ini 8. Daftar Pustaka
menunjukkan bahwa kualitas solusi yang Baker, K.R., dan Trietsch, D. (2009). Principles
dihasilkan algoritma HS sama dengan algoritma of Sequencing and Scheduling. John
PSO, namun apabila dilihat dari sisi waktu Wiley and Sons, New Jersey.
komputasi, maka waktu komputasi algoritma Baker, K.R. (1974). Introduction to
HS lebih cepat daripada algoritma PSO. Waktu Sequencing and Scheduling. John
komputasi algoritma HS lebih cepat daripada Wiley and Sons, New York, Chichester,
algoritma PSO dikarenakan mekanisme kerja Brisbane, Toronto.

13
Boctor, F.F. (1990). Some efficient multi- Fogel, D.B. (1995). Evolutionary computation
heuristic procedures for resource- toward a new philosophy of machine
constrained project scheduling. Eur J intelligence. IEEE Press, New York.
Operat Res, Vol. 49, pp. 3–13. Kennedy, J., dan Eberhart, R.C. (1995). Particle
Brucker, P., Knust, S., Schoo, A., dan Thiele, O. Swarm Optimization. In: Proceedings
(1998). A branch and bound algorithm IEEE conference on neural networks,
for the resource-constrained project Vol. IV, Piscataway, NJ, p. 1942–48.
scheduling problem. European Journal Kolisch, R., dan Sprecher, A. (1996). PSPLIB -
of Operational Research, Vol. 107, pp. A Project Scheduling Problem Library.
272-288. European Journal of Operational
Chan, W.T., dan Chua, D.K.H. (1996). Research, Vol. 96, pp. 205-216.
Construction resource scheduling with Lee, J.K., dan Kim, Y.D. (1996). Search
genetic algorithms. J Constr Eng heuristics for resource constrained
Manage ASCE, Vol. 122, No. 2, pp. project scheduling. J Operat Res Soc,
125–32. Vol. 47, No. 5, pp. 678–89.
Davis, E.W., dan Patterson, J.H. (1975). A Mahdavi, M., Fesanghary, M., dan Damangir, E.
comparison of heuristic and optimum (2007). An improved harmony search
solutions in resource-constrained algorithm for solving optimization
project scheduling. Manage Sci, Vol. problems. Applied Mathematics and
21, pp. 944–55. Computation, Vol. 188, pp. 1567–1579.
Eberhart, R.C., dan Shi, Y. (2001). Tracking Merkle, D., Middendorf, M., dan Schmeck, H.
and Optimizing Dynamic Systems with (2002). Ant Colony Optimization for
Particle Swarms. In: Proceedings of the Resource-Constrained Project
IEEE congress on evolutionary Scheduling. IEEE Transactions on
computation (CEC 2001), Seoul, Korea, Evolutionary Computation, Vol. 6, No.
p. 94–7. 4.
Forsati, R., Haghighat, A.T., dan Mahdavi, M. Patterson, J. (1984). A Comparison of Exact
(2008). Harmony search based Procedures for Solving The Multiple
algorithms for bandwidth-delay- Constrained Resource Project
constrained least-cost multicast Scheduling Problem. Manage Sci, Vol.
routing. Computer Communications, 30, pp.854–67.
Vol. 31, pp. 2505–2519.
Saka, M.P. (2009). Optimum design of steel
Gavish, B. dan Pirkul, H. (1991). Algorithms sway frames to BS5950 using harmony
for multi-resource generalized search algorithm. Journal of
assignment problem. Manage Sci, Vol. Constructional Steel Research, Vol. 65,
37, No. 6, pp. 695–713. pp. 36–43.
Geem, Z.W. (2009). Music-Inspired Harmony Talbot, F.B. (1982). Resource-Constrained
Search Algorithm. Springer, Verlag, Project Scheduling with Time
Berlin, Heidelberg. Resource Tradeoffs: The
Geem, Z.W., Lee, K.S., dan Park, Y. (2005). Nonpreemptive Case. Manage Sci, Vol.
Application of Harmony Search to 28, No. 10, pp. 1197–210.
Vehicle Routing. American Journal of Valls, V., Ballestin, F., dan Quintanilla, S.
Applied Sciences, Vol. 2, No. 12, pp. (2008). A hybrid genetic algorithm for
1552-1557. the resource-constrained project
Geem, Z.W., Kim, J.H., dan Loganathan, G.V. scheduling problem. European Journal
A New Heuristic Optimization of Operational Research, Vol. 185, pp.
Algorithm: Harmony Search. 495–508.
<URL:http://sim.sagepub.com/cgi/conte Zhang, H., Li, H., dan Tam, C.M. (2006).
nt/abstract/76/2/60> Particle Swarm Optimization for
Resource-Constrained Project

14
Scheduling. International Journal of
Project Management, Vol. 24, pp. 83–
92.

15

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai