Anda di halaman 1dari 42

$tanilar

PGlauanrn
TGII

IteDancmenl(esehatanBl
lllrektorat fcnderal Pelayananilerlllr
2003
Karalog Dalam cerbian. Dcpartcmen KcschatanRI
. 362.18
lnd Indoncsia Deparrcmcn lGsehatanDirckroracJenderal
PelayananMedik-
s StandarpclayananICU - Jakarta: Dcpartemen
Kcsehaan,2003

I. Judul l. INTENSM CARE UNIT - GUIDE

I
.,.-.:'s i
Tirn Penyru.sun

l. DR. Dr. Iqbal Mustafa, Sp.An, KIC, FCCM

2. DR. Indro Mulyono, Sp.An, KIC

3. Dr. Gunawarman, Sp.An, K


4 . Dr. Bambang\0'ahyu, Sp.An, KIC

5. Dr. Ikc Sri Rejeki, SpAn, KIC


6. Dr. BambangTt-rtuko,Sp.An, KIC

7. Dr. Ratna Mardiad, Sp.KJ

8. Drg. Rarit Gempari, MARS

Stander Pelayenan ICU


Kontributor

Prof. DR. Dr. Eddy Rahardjo,Sp.Ao


Dr. Chris A. Johanes,Sp.An, KIC
Dr. Sudarsono, Sp.An,KIC
Dr. Koeshartono,Sp.An, KIC
Dr. StrmaraNiman, Sp.At
Dr. Pandit Saroso,Sp.An, KIC
Dr. Marwoto, Sp.An, KIC
Dr. \fuwuh Utami Ningryas,M.Kes
Ir. Thomas Patria
Dr. Made'\Wiryana,Sp.An
Dr. Az Rifki, Sp.An, KIC
Dr. SyaFri,Sp.An, KIC
Dr. PoltakSianturi,Sp.An,KIC
Dr. Loyd, Sp.A"
Dr. BambangSiswirono,Sp.Att
Dr. Harly Joy, Sp.An
Dr Endang Melad Maas,Sp.An
Dr. Admar Anwar, Sp.Att
Dr. Hasanul Arifin, SpAt
Dr. April Poerwanto, Spl^
Dr. Luwiharsih, MSc
Dr. Subiyanto,Sp.PD
Dr. Nico A. Lumenra,K.Nefr.MM
FresleyHutapea, SH

Sand:r Pclepnen ICU


Pengantar

ari waktu ke waktu keberadaaninsitusi rumah sakit semakin


ditunrut untuk memberikan pelayananprima dalam bidang
keseharankepadamasyarakat.Kebutuhan ini sejalandengandua
hal penting, yaitu semakin keamya kompetisi scktor rumah sakit seiring
dengan peningkatan kesadaran dan tuntutan client/customer terhadap
kualitas pelayanan rumah sakit.

Pada sisi lain dengan penarnbahan iumlah rumah sakit, menyebabkan


setiap rumah sakit saarini masuk dalam lingkaran persaingan yang menunrut
pelayanan yang makin lama makin mempunyai krudiras yang lebih baik-
Tingkat kcberhasilan rumah sakit sangat tergan.ung pada aspek efisiensi,
efektivitas pelayanan, kemudahan, kecepatan, kemuktahiran, keamanan,
dan kenyamanan.

Salah satu pelayenan 1a.ng sentral di rumah sakit adalah pehyanan


ICU. Saat ini pelayanan di ICU tidak tcrbatas hanya untuk menangani
pasien pasca bedah tetapi meliputi berbagai jenis pasien dewasa, anak, yang
men galami lebih dari saru disfungpi I g^g4l organ. Kclompok pasien ini dapat
berasal dari unit gawat darurat, kamar operasi, nrang perawatan, atauPun
kiriman rumah sakit lain. Ilmu yang diaplikasikan dalam pelayanan ICU,
pada dekade rerakhir ini telah berkembang sedcmikian rupa sehingga telah
menjadi cabang ilmu kedoktcran tcrsendiri yaitu'Intcnsive Care Mcdi-
cine"- Meskipun pada umumnya ICU h"tlo terdiri dari beberapa tcmPat
tidur, terapi sumber daya tenaga(doktcr dan perawat terlatih) yang
diburuhkan sangat spcsifik dan jumlahnya pada saat ini di Indonesia sang3t
terbatas. ICU juga mengelola dan sangat menghabiskan dana yang cukup
besar-

SranderPdqrenanlClJ -ul
Biap pcngobatan pasienyang dirawat di ICU jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ruang perawatanbiasa.Kesemuanyaini mcngharus-
kan pcnerapan manajemenyang effektif dan efisien.
Unruk dapat memberikanpelayananprima dan manejemenyangefekdf
dan efisien , maka ICU harus dikelola sesuaisuatu standaryang bukan
saja dapat digunakan secaranasional tetapi juga mengikuti perkem-
banganterakhir dari "Intensive Care Medicine". Deparremen Kesehatan
bekerjasamadengan Perhimpunan Dokter SpesialisAnestesiologidan
ReanimasiIndonesia (IDSAI) dan Perhimpunan Dokter Intensive Care
Indonesia(Perdici)memandang perlu untuk meninjau ulang standar
pelayananICU yang dibuat ahun lgg?yangkemudia dicetak ulang tahun
1995. Tinjau ulang standar ini disesuaikandengan perkembangan ilmu
dan teknologi sera konsep ICU dimasadarang.Semogastandarpelayanan
ICU ini dapat bergunadan dipcrgunakandengansebaik'baiknyaoleh ten€a
kesehatandi rumah sakit, agar dapat meningkatkan mutu pelayanan di
IC(J secara nasional sekaligus memenuhi kebutuhan -standar ICU
internasional.
Padakesempatanbaik ini kami mengucapkanrerima kasih kepadatim
penyusun,dan kontributor serrapihak-pihak lain yang membanru hingga
terwujudnya buku ini. Saran dan kritik kami harapk-anunruk lebih
sempurnanyabuku ini.

tu
Tcrima kasih

DR Dr.Iqbd Mustafa,Sp.An,KIC, FCCM


KetuaTim Penyusun/kerua
PERDICI

lv Sandar Pclapnen ICU

,.I
PERIIIMPI.'NANDOKTERSPESHLISANES1TSIOLOGIDAN
REANIMASIINDONESIA
(Thc IndoncdanSociety aruI Rcanimaetrs)
of Anu/4lc$doSls6
Sekr€tariatBagin Ancstcsiologi
FKUVRSCM.Jl. Dporcgoro71,fatana 10320
Tcly'Fu(021)3923443Emil: ppidoi@ccnrin.M.id

KETUAuMuM pERH
rMpuNff $J#lR spEs Io LocI
IALIsANEsTES
DAN REANIMASI INDONESI.A ODSAI)

Perrama-tamakami panjatkanpuji ryukur kepadaAllah S\fT denganditcrbitkannya


Buku Standar PelayananlntensiveCare Unit (lCU) ini. Scpeni kita kenhui bahwa
pelayananICU merupakanpelayananmultidisiplinyang ddak dapat dipisahkandi
rumah sakit,sehingga kedudukan,fungsidan perananpelayanannya akanmenentukan
keberhasilandan tingkat mutu pelayanansuatu rumah sakit. Beberapakomponen
ICU yangspesifikTaitu(l) pasienyangdirawardalamkcadaankritis, (2) disainruangan
dan saranayang khusus, (3) peralatanbeneknologitinggi dan mahal, (4) pelayanan
dilakukan olch stafyangprofesionaldan berpengplaman dan mampu mempergunakan
peralatanyang canggihdan mahal.Pelayananini sangatpenting untuk pasien-pasien
yang potensialkritis atauaktualkritis yang terancarnnyawanya.Pasien'p'esien
tersebut
selamadirawacdi ICU memerlukanobservasidan monitoring rerusmcnerus,asuhan
keperawaranyang eksrensifdan intensif,dan dokter (intensivist)melakukansupervisi
yang kontinyu, dan mcmberikanterapi secrratitrasi dan agresif.
Sepertikita ketahui bahwapclananICU di Indonesiasudahdimulai dan dirintis
oleh BagianAnestesiologiRumahSakit Cipto Mangunkusumopadamhun l97l,yang
kemudian rerusberkembangdan didirikan hampir di seluruhrumah sakit tipe B di
Indonesia. Namun kcmampuanatu kompetensipelayanin ICU masih beragam.
.Disamping itu, masihadabcberaparunrahsakityangmcmiliki ICU yangmcmberikan
pclayanyang masih iauh dari primi, bila ditinjau dari segikualitaspelayanan,sarana,
peralatanmedik arau tcnagaprofesional.Hal tcrsebuttentu akan merugikanpasicn,
baik dilihat dari sudut keberhasilanatau biayasudah dikeluarkan.Sdah satu fakror
penyebabkeadaanini yaitu belum adastandardpclayananICU di lndonesia,schingga
ICU didirikan bcrdasarkankcbijakan managcmentmasing-masingrumah sakit.
Pcngelolaanpasien di ICU yang seringkalimulti managemcnt,scmua keahlian

Sundar PcleFnm lClJ


mclakukan diagnosis& tcnpi masing-masingranpakomunikasi/koordinasi.Hal ini
sclain merugikan pasicn juga merugikan pihak instirusi karcna mcnimbulkan
penggum.n dan investasidat yang mungkin tidak dipcrlukan.
Dcngan diterbitkan Buku StandardPelayananICU, Masalah tcrsebut di atas
dapat dipecahkandan dapatdipakai scbagailandasanpengukurankualiraspelayanan.
Dengankatalain makaStandardPelayanan ICU adalahpedomanyangharusdigunakan
sebagaipctunjuk dalammcnjalankanprofcsikeschatansecarabaik denganberorientasi
pada kcpenringanpasien.sclain itu juga sangatdiharapkansrandardini dapar
meningkatkan kemampuanpelayananICU yang lcbih efisien, repar guna dan daya
guna dan dapardiperranggungjawabkansecaraprofesionalyangsesuaidenganrunru(an
dan kebutuhan masyarakat.
Buku StandardPelayanICU mcrupekanhasil kerja kerasdan peruniusandari
kelompok pakar-pakarmanriki yang berpcngalamandan dedikasinyadi ICU tidak
pcrlu diragukan.ArasnamaPerhimpunanDoktcr Anestesiologi dan ReanimasiIndo-
nesia(IDSAI), sayamenyamburgembiradan menyampaikanpenghargaen serraucapan
etrima kasih kepadascmuapihak yang relahbcrpartisipasidalam menyusunbuku ini.
Scmogabuku ini bermaslahatdan bermanfaarsehinggadapat mcncapairujuannya,
yaitu memeliharadan meningkatkanpclayananICU secarabcrhasil,sertabcrdayadan
tcPar guna.

Jakarta,I Juni 2003


PerhimpunanDokter Ancsrcsiologidan RcanimasiIndonesia

Y
unawarmanBasuki,SpAnK
r Umum

vl Srendr Ed4ar.n lGlt


Sambutan Direktur Jenderal Pelayanan Medik
Pada Buku Standar Pelayanan ICU di RS

Assalamu'alaikum \7r.\7b.

1^l aar ini pelayanan Intensive flCUl di rurnah sakit ddak terbatas pada

\ e.l"y"ttan pasien-pasien pascabedah, atau pasien yang membutuhkan


\J ventilasi mekanis saja. Pelayanan yang diberikan mcncakup pelayanan
pemberian dukungan terhadap fungsi organ-organ vital rubuh, seperti fungsi
pernafasan, kerdiovaskular, susunan syaraf pusat, pemantauan fungsi ginial
dan lain-lain. Seluruh kegiaran pelayanan terhadap pasien-pasien di ICU
dilakukan oleh multidisiplin dan mulri profesi, yaitu melibatkan profesi
medik, perawat dan non medik.

Berdasarkan UU RI No- 23 ahun 1992 tentang kesehatan, antara lain


mencanrumkan bahwa hak dan ke',r'ajibanseriap orang untuk memperoleh
derajat keseharan yang optimal, serta wajib unruk ikut serra didalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan.Dicantumkan pula pada
pasal 53 bahwa tenaga kesehatandalam melakukan rugasnyaberkewajiban
mematuhi standar profesi dan standar pelayanan.Atas dasar tersebut, maka
Departemen Keseharan memandang perlu untuk meningkatkan upaya
pengelolaan penyelenggaraan pelayanan inrensive di rumah sakit, sesuai
. dengan standar yang bcrlaku. Mengingat bahwa untuk dapat menyeleng-
garakan pelayanan intensive, sangat tergantung berbagai Faktor seperti
sarana, prasarana, peralatan, sumber daya manusia, pendanaan, dan
sebagainya.

Sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Pelayanan N4edik dan Gigi
Spesialistik, maka bersama dengan profesi Ikatan Dokter SpesialisAnesresi

Standu PelayananICU vn
Indonesia (IDSAI) dan Perhimpunan
Dokrer Inrensive Care Indonesia
(PERDICT), selanjurnya menyusun
standar perayanan ICU di rumah sakit.
saya berharap standar ini merupakan
. standar baku nasional untuk
pelayanan inrcnsive, dan dapar dilaksanakan
/ diterapkan di rumah sakir
pemerinrah maupun rumah sakit swasta,
baik ...,,'nh sakit plndidikan
maupun non pendidikan. srandar ini
merupakan hasil ri.,jau urang dari
Srandar ICU cahun 1992, dan disesuaikan
dengan k.rrr"jrr"., ilmu dan
teknologi kini dan dimasa datang.

Secara khusus saya mengucapkan terima


kasih kepada tim penyusun
dan kepada semua pihak y^.rg rerlibar
dan berpartisipasi d"r"-
penyusunan standar pelayanan ICU ini. "klif

Sekian
Wassalam u'alai kum Nfr.\7b-

Direkrur Jenderal pelayananMedik,

Dr. SriAsruti S Suparmanm,MSc (pH)


NIP. 140 06r 067

vttl
Sander P&1anen lClU
Daftar isi

DaFrarTim Penyusun
I
Daftar Konrriburor
tl
Penganrar
lu
Samburan Ketua PP-IDSAI

Sambutan Direkrur Jenderal PelayananMedik


vii
Daftar Isi
ix
Bab I Pendahuluan
I
Bab tI Falsa6h
3
Bab III Intensivist
7
Bab IV Pelayanan Inrcnsive Care
l1
Bab V Standar minimal peiayanan IncensiveCare (Jnit
13
Bab VI Penurup
27
Referensi
28
Lampiran
Disain
29
Peralatan
30
Standar kctcn"gam
3l

Sandar Pclapnan tCU


tx
Bab I

Pendahuluan

fircnsive Care Unir (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakir yang
dan perlengkapan yang khusus yang
f rerpisah, dengan snfyang khusus
Idicuiukan unruk observasi, perawaran dan terapi pasien-pasien yarig
menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa
acaupotensial mengancam jiwa dengan prognosis dubia. ICU menyediakan
kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang
fungsi-Fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medik, Perawat
dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keaciaan
tersebut.

Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada


sa at pas c a beda h . Pa d a s e k i ta r ta h u n 1 8 60, Fl orence N i ghti ngal e
mengusulkan unsuk melanjutkan pengawasarr pasien yang ketat selama
intraoperatif oleh anestesissampai ke masa pasca bedah. Dimulai sekitar
tahun 1942, Mayo Clinic membuat suanr ruangan khusus dimana pasien-
pasien pascabedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadardan stabil fungsi-
fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan
unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan
'pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja, namun juga pada masa
pasca bedah

E v olus i I CU b e rm u l a d a ri ti mb u l n y a w abah pol i omyel i ri s di


Scandinavia pada sekirar awal rahun 1950, dijumpai banyak kcmatian
yang disebabkan oleh kelumpuhan orot-otot pernapasan. Dokrer-dokter

Scandar Pclannan lCU


'a

anesthesia pada waku iru, melakukan intubasi dan memberikan bantuan


napas Secaramanual mirip yang dilakukan selamaanesresi.Dengan banruan
par a m a h a s i s w a k e d o k re ra n d a n sekcl ompok sukarel aw an mereka
m em per ra h a n k a n n y a w a p a s i e n p ol i omyel i ri s bul bar dan bahkan
menurunkan morralitas menjadi sebanyak40olo,dibandingkan dengan cara
sebelumnya yakni penggunaan iron lungyrng mortalitasnya sebesar90%o.
Pada rahun 1852 Engsrrcm mcmbuar ventilator bertekanan positif yang
ternyara sangar efektif untuk mernberi pernapasan jangka panjang, Sejak
saat idah ICU dcngan perawaran pe rnapasan mulai rerbentuk dan rersebar
luas.

Pada rahun 1958, Dr- Peter safar, seorang anesrhesiologis, membuka


ICU pertama dengan enggora sraf yang terdiri dari dokter di Baldmorc
Ciry HospitalAmerika.

Di Indonesia sejarah lcu dimulai tahun l97l dibeberapa kora besar,


yairu di RscM (Rumah sakir Cipro Mangunkusumo)
Jakaira oreh prof,
Moch. Kelan dan Prof. Muhardi, di RS Dr. soetomo surabaya oleh prof.
Karijadi wirjoatmodjo, di RS Dr. Karijadi semarang oteh prof. Haditopo,
yang selanjurnya menyebar di banyak kora dan umunnya dimorori oleh
para dokter anesresi.

Pada saat ini ICU modern tidak rerbarasmenangani pasien pascabedah


arau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ihnu sendiri yaiu
intensive care medicine. Ruang lingkup pelayanannya meliputi pemberian
dukungan fungsi organ-organ vital seperd pernapasan, kardi,osirkulasi,
susunan saraf pusar' renal dan lain-lainnya, baik pada pasien dewasa
atau
pasien anak.

lv{engingar diperlukannya tenaga-tenaga khusus, dan rerbarashya


sarana' serta mahalnya peralatan, maka unit ICU perlu dikonsentrasikan

:
"'-i

Sandar Pclapnan ICU


Bab II

Falsafah

1. Etika kedokteran
osaya
erdasarkan falsafah dasar akan senantiasa menguramakan
kesehatan pasien" maka semua kegiaran di ICU bertujuan dan
'berorientasi unruk dapar secara optimal, memperbaiki kondisi
kesehatan pasien.

2. Indikasi yang benar


Pasien yang dirawat di ICU adalah yang memerlukan:
a. Pengelolaan fungsi sistem organ rubuh secara rerkoordinasi dan
berkelanjuran, sehinggadapat dilakukan pengawasanyang konstan dan
terapi ritrasi .
b. Pemantauan konrinyu rerhadap pasien-pasiendalam keadaankriris yang
dapat mengakibatkan rerjadinya dekompensasi fisiologis.
c. Inrervensi medis segera oleh rim inrensive care.

. 3. Kerjasamamultidislplinerdalam masalah medik


komplek
Dasar pengelolaanpaiien ICU adalahpendekatanmultidisiplin dengan
tenagakesehatandari beberapadisiplin ilmu terkaityang dapat memberikan
konuibusinya sesuaidenganbidang keahliannyadan bekerjasamadala"m
tirn, dengan dipimpin oleh seorangintensivist sebagaiketua tim.

Sandar Pclalanan ICU


4- Kebutuhanpelayanankesehatanpasien
Kebutuhan pasien ICU adalah tindakan resusitasiyang meliputi dukungan
hidup untuk fungsi,Fungsi vital seperri Nrway (fungsi jalan napas), Breath-
, ing (Fungsi pernafasan), Circulation (Fungsisirkulasi), Brain (fungsi otak)
dan Fungsi organ lain, dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi definitif.

5. Peran koordinasi dan integrasidalam keriasamatim


Dengan mengingar keadaan pasien seperti yang tersebut dalam butir 2 dan
4 diatas, maka pembagian kerja dm mulddisiplin adalah sebagai berikut:
a- Dokcer yang merawat pasien sebclum masuk ICU melakukan evaluasi
pasien sesuai bidangnya dan memberi pandangan atau usulan rerapi
b- Intensivist, selaku Ketua Tim, melakukan evaluasi menyeluruh,
mengambil kesimpulan, memberi instruksi terapi dan tindakan secara
terrulis dengan memperrimbangkan usulan anggota tim lainnya.
c. KetuaTirr, berkonsulrasi pada konsultan lain dengan mempertimbang-
kan usulan-usulan anggota tim.

6. Hak dan kewajibandokter


Seriap dokter dapat memasukkan pasien ke ICU sesuai dengan indikasi
masuk ke ICU, karena keterbatasanjumlah tempat ddur ICU, maka berlaku
asasprioritas dan indikasi masuk.

7. Sistim manaiemenpeningkatan
mutu terpadu
Demi tercapai koordinasi dan peningkatan mutu pelayanan di ICU,
diperlukan rim kendali mutu yang angBoranyarerdiri dari beberapadisiplin
ilmu, dengan nrgasuramanyamemberi masukandan bekerjasarnadengan
staFsrruktural ICU unuk selalumeningkatkan muu pelayananICU.

Stendar Pclapnen ICU


8. KemitraanProfesi
inter
Kegiatan pelayanan pasien di ICU disamping multi disiplin iuga
prJf..l, y"ir,-, prof.ri medik, profesi Perawat dan profesi lain agar dicapai
i,"ril opii-al maka perlu ditingkarkan mutu SDM secaraberkelanjutan,
menyeluruh dan mencakup semua kelompok proFesi'

9. Effektivitas,keselamatandan ekonomis
Unit pelayanan ICU mempunyai ciri biaya tinggi, teknologi tinggi, multi
disiplin ian multi profesi berdasarkan asas efekrivitas, keselamatan dan
e ko nom is .

10. Kontinuitas Pelayanan


Unruk eFektivitas, keselamatan dan ekonomisnya pelayanan ICU, maka
perlu dikembangkan unit pelayanan ringkat cinggi (High Care Unit =
HCLI). HCU Fungsiutamanya menjadi unir perawatan-anrarabangsal rawat
d a n I CU.

Di HCU t id a k d i p e rl u k a n p e ra l a ra n canggi h seperti [C U , yang


diperlukan utamanya adalah kewaspadaan yang lebih tinggi.

Standar Pclapnm ICU


Bab III

Intensivist

Definisi lntensivist
eorang intensivist adalah seorang dokter yang memenuhi standar
kompetensi sebagai berikuc

A. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis intensive care medi-


cine (KIC, Konsultan Intensive Care) melalui program pelatihan dan
pendidikan yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait
B. Menunjang kualitas pelayanan di ICU dan menggunakan sumber daya
ICU secara efisien
c. Mendarma bakrikan lebih dari 509o waktu profesinya dalam pelayanan
ICU
D . Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan peiayanan
24 jamlhari, 7 hari/seminggu
E. Mampu melakukan prosedur critica! care biasa, antara lain:
l. mempertahankan jalan napas termasuk inrubasi tracheal dan
vendlasi mekanis
2. pungsi arteri untuk mengambil sampel arteri
3. memasang katerer inrravaskuler dan peralatan moniroring,
termasuk:
a. katerer arteri
b. katerervena perifer

Standar Pelalanan ICU


c. katerer vena senrral(CVP)
:
d. kateter arreri pulmonaris '
4. pemasangan kabel pacu janrr-rngtransvenous remporer
5. resusitasikardiopulmoner
6. pipa thoracosromy ,
F. Melaksanakan dua peran utama:
l. Pengelolaanpasien
Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam memberikan
pelayanan di ICU, menggabungkan dan melakukan titrasi layanan ,
pada pasien berpenyakit kompleks atau cedera termasuk gagal
organ multi-sistem. lntensivist memberi pelayanan sendiri atau
d"pat berkolaborasi dengan dokter pasien sebelumnya. Mampu
mengelola pasien dalam kondisi yang biasa terdapat pada pasien
sakit kritis sepertir
-
a. Hemodinamik tidak stabil
b. Gangguan atau gagal napas, dengan atau ranpa memerlttkan
tunjangan venrilasi mekanis :
c- Gangguan neurologis akut termasuk mengarasi hipertensi
intrakranial
d. Gangguan atau gagfrl ginjal akur
e. Gangguan endokrin dan/acau metabolik akut yang me-
ngancam n)iawa
F- Kelebihan dosis obat, realcsi obat arau keracunan obat
g. Gangguan koagulasi
h. Infeksi scrius
i. Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjengan nutrisi

2. Manajemen unir
lntensivist berpartisipasr akdf dalam akrivitas-aktivitas manaiemen

Sander Pctapnan ICU


:

O, I
unir yang diperlukan untuk memberi pelayanan-pelayanan ICU
yang efisien, repar wakru dan konsisten pada pasien. Akrivitas-
akriviras tersebur meliputi anrara lain:
a. Tliage, alokasi rempar tidur dan rencana pengeluaran pasien
b. Supervisi terhadap pelaksanaankebijakan-kebijakan unir
c. Pardsipasi pada kegiaran-kegiatan perbaikan kualiras yang
berkelanjuran rermasuk supervisi koleksi dara
d. Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain unruk
menjamin kelancaran jalannya ICU
Untuk keperluan ini, inrensivist sccara fisik harus berada di
ICU arau rumah sakit dan bebas dari rugas-rugas lainnya.
G . Mempertahankan pendidikan yang berkelanjutan di criricat care medi-
c ine:
l. selalu mengikuri perkembangan murakhir dengan membaca
lirerarur kedokreran
2. berparrisipasi dalam program-program pendidikan kedokrcran
berkelanjuran
3. menguasai srandard-srandard untuk unir critical care dan sran-
dard oFcare di crirical care
H. Ada dan bersediaunruk berpartisipasip'adakegiatan-kegiatanperbaikan
kualiras interdisipliner.

Sandar Pclapnan ICU


Bab tV

Pelayanan
Intensiue Care

1. Praktek kedokteran intensive care


elaksanaan pelayanan kedokteran intensive care adilahberbasis rumah
sakir, diperuntukkan dan ditentukan oteh kebutuhan pasien yang'
sakir kritis.

Tirjuan dari pelayanan intensive care adalah memberikan pelayanan


medik tertirasi dan berkelanjutan serra mencegah fragmenrasi pengelolaan.

Pasien sakir krids melipuri:


a. Pasien-pasienyang secarafisiologis ridak stabil dan memerlukan dokter,
perawar, perawaran napas yang rerkoordinasi dan berkelanjuran,
sehingga memerlukan perharian yang teliti, agar dapar dilakukan
pengawasan yang konsran dan ritrasi terapi.
b. Pasien-pasienyang dalam bahaya mengalami dekompensasi fisiologis
dan karena iru memerlukan pemanrarran konstan dan k *".'p,,"r,
rim inrensive care unruk melakukan intervensi segera untuk mencegah
timbulnya penyulit yang merugikan.

Pasien sakir kritis memburuhkan pemantauan dan tunjangan hidup


khusus yang harus dilakukan oleh suaru rim, termasuk diantaranva dokter
yang mempunyai dasar pengecahuan, ketrampilan reknis, komitm.., waktu,
dan secara fisik selalu berada ditempar untuk melakukan perawatan dtrasi

Sandar PelayananICU
ll
dan berkelanjutan. Perawatan ini harus berkelanjutan dan bersiFatproaktif,
yang meniamin pasien dikelola dengan cara yang aman, manusiawi, dan
efektif, dengan menggunakan sumber drya yang ada, sedemikian rupa
sehingga memberikan kualitas pelayanan yang tinggi dan hasil yang opti-
m al.

2. Pefayanan intensive care


Pelayanan ICU harus dilakukan oleh intensivist, yang terlatih secarafor-
rnal dan mampu memberikan pelayanan tersebut, dan yang terbebas dari
rugas-tutas lain yang membebani, seperd kamar operasi,praktek atau tugas-
tugas kantor. Intensivis yang bekerja harus berparrisipasidalam suatu sistim
yang menjamin kelangsungan pelayanan intensive care24 jam. Hubungan
pelayanan ICU yang terorganisir dengan bagian-bagian pelayanan lain di
rumah sakit harus ada dalam organisasi rumah sakit.

Bidang kerja pelayanan intensive care meliputi: (l ) pengelolaanpasien;


(2) administrasi unit; (3) penCidikan; dan (4) penelitian. Kebutuhan dari
masing-masing bidang akan bergantung dari tingkat pelayanan tiap unit.

a. Pengelolaanpasien langsung
Pengelolaan pasien langsung dilakukan secaraprimer oleh intensivisr dengan
melaksanakan pendekatan pengelolaan total pada pasien sakit kritis, menjadi
kerua tim dari berbagai pendapat konsultan atau dokrer yang ikut merawar
pasien. Cara kerja demikian meircegah pengelolaan yang terkotak-kotak
dan menghasilkan pendekatan yang terkoordinasi pada pasien serta
keluarganya.

b. Admlnlstrasiunit
Pelayanan ICU dimaksud untuk memastikan suatu lingkungan yang
menjamin pelayananyang aman, tepat waktu dan efektiCUnruk tercapainya
ugas ini diperlukan partisipasidari intensivistpada aktivitasmanajemen

l2 Sundar Pclepnm ICU

rdt I
Bab V

Standar lVlinirnunl
Pelayanan
Intensiue Care Unit

ingkat pelayanan ICU harus disesuaikan dengan kelas rumah sakit-


Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh jumlah staf, fasilitas,
pelayananpenunjang, jumlah dan macam pasien yang dirawat.

Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut:


. Resusitasijantung paru
. Pengelolaanjalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaan
ventilator sederhana
. Tcrapi oksigen
. Pemantauan EKG, pulse oksimetri terus menerus
. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
. Pemeriksaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh
. Pelaksanaan rerapi secara ritrasi
. Kemampuan melaksanakan rcknikkhusussesuai dengan kondisi pasien
. Memberikan runjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama
transportasi pasien gawat
. Kemampuarr melakukan fisioterapi dada

Srendar Pcleyanen ICLI r3


1. KlasifikasiataustratifikasipelayananICU
a. PelayananICU primer (standar minimal)
PelayananICU primer rnampu memberikanpengeroraan resusitarifsegera
unruk pasiensakir gawar, tunjangan kardio-respirasijangka pendek,
dan
mempunyai peran penring dalam pemanrauandan pencegahan
penyulit
padapasienmedik dan bedahyangberesiko.Daramtcu dilakukanvendlasi
mekanik dan pemantauankardiovaskulersederhanaselamabeberapajanr.
Kekhususanyang harus dimiliki:
I) Ruangantersendiri; leraknyadekardengankamar bedah,ruang darurat
dan ruangan perawann lain.
2) Memiliki kebijaksanaan/kriteriapenderita yang masuk, keluar serta
rujukan.
3) Memiliki seorangdokterspesidisanesresiologisebagaikepala.
4\ Ada dokter jage 24 jam(dua puluh empar jam) dengan kemampuan
melakukan resusitasijannrng paru (A,B,C,D,E,F).
5) Konsulenyang membanruharusselarudapardihubungi dan dipanggit
seriapsaar.
6) Memiliki jumlah perawaryang cukup dan sebagianbesarrerratih.
7) Mampu dengan cepar melayani perneriksaanraborarorium rerrenru
(Hb, hemarokrir, elekrrolir,gula darah dan rrombosir),
roenrgen,
kemudahandiagnosrikdan fisiorerapi.

b. Pelayanan ICU sekunder


PelayananICU sckunder mcmberikan standar ICU umum
yang tinggi,
yang mendlkung peran rumah sakit yang lain yang telah
digariskan,
misalnyakedokrcran umum, bedah,pengelolaan,r..r-"] b.dah
saraf,bedah
vaskulcrdan lain-lainnya- ICU hendaknyamampu memberikan
runjangan
vendlasi mekanis lebih lama mclakukan dukuigan/ bantuan
hidup Lin
tctapi tidak terlalu kompleks. Kekhususany"rrg h".,r, dimiliki:

-=-

t4 Srandr Pehpnen ICU a

,sxl
I) Ruangantersendiri;letaknyadekatdengankamarbedah,ruang daruret
dan ruangan perawatan lain.
2\ Memiliki ketentuan/kriteria penderita yang masuk, keluar serra
rujukan.
3 ) Memiliki konsultan yang dapar dihubungi dan datang sedap saar bila
diperlukan.
4) Memiliki seorang kepala ICu, seorangdokter konsultan intensive care,
arau bila tidak cersedia oleh dokter spesialis anestesiologi, yang
bertanggung jawab secara keseluruhan dan dokter jaga yang minimal
mampu melakukan resusitasi janrung paru (bantuan hidup dasar dan
bantuan hidup lanju$.
5) M am pu m e n y e d i a k a n te n a g a p e ra w at dengan perbandi ngan
pasien:perawat sama dengan l:l unruk pasien dengan ventilator, rcnal
replacement therapy dan 2:l unruk kasus-kasus lainnya.
6) Memiliki lebih dari 5Oo/operawat bersertifikat terladh perawatan/terapi
intensif atau minimal berpengalaman kerja 3 (dga) ahun di ICU.
7) Mampu memberikan runjangan vendlasi mekanis beberapa lama dan
dalam batas tertentu melakukan pemantauan invasif dan usaha-usaha
penunjang hidup.
8) Mampu melayani pemeriksaan laborarorium, roentgen, kemudahan
diagnostik dan fisioterapi selama 24(dua puluh empat) jam.
9) Memiliki ruangan isolasi atau mampu melakukan prosedur isolasi-

c. Pelayanan ICU tersier (tertinggi)


. Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tcrtinggi untuk ICU,
memberikan pelayananyang tcrtinggi termasukdukungan/bantuan hidup
multi-sistim yang kompleks dalam jangka wakru yang tak terbatas. ICU
ini melakukan ventilasi mekanis pelayanandukungan/ bantuan renal
ekstrakorporal dan pemantauankardiovaskulerinvasif dalam jangka walcu
yang terbamsdan mempunyai dukunganpelayananpenujangmedik. Semua
pasienyang masuk kedalam unit hartrsdirujuk untuk dikelola oleh spesialis

Stendar Pclayenan ICU r5


intensive care. Kekhususan yang harus dimiliki:
l. Memiliki ruangan khusus tersendiri didalam rumah sfit.
Z. Memilliki l<riteria penderita masuk, keluar dan rujukan.
3- Merniliki dokrer spesialisyang dibutuhkan dan dapat dihubung, darang
setiap saat diperlukan.
4. Dikelola oleh seorang ahli anesresiologikonsultan inrensive care
^teu
dokter ahli konsulran inrensive care yang lain yang bertanggung jawab
secara keselurr.rhandan dokrer jaga yang minimal mampu resusirasi
janrung paru (banruan hidup dasar dan banruan hidup lan,iut).
5. M am p u m e n y e d i a k a n re n a g a peraw ar dengan,perbandi ngan
pasien:perawarsama dengan l: I unruk pasien dengan venrilaror, renal
replacemenr therapy dan 2:l untuk kasus-kasuslainnya.
6. Memiliki lebih dari 75o/o perawatbersertifikar terladh perawatan/terapi
intensif atau minimal berpengalaman kerja 3(tiga) tahun_di ICU.
7. Mampu melakukan semua bentuk pemantauan dan perawaran/terapi
intensif baik non-invasif maupun invasif.
8. Mampu melayani pemeriksaan laborarorium, roentgen, kemudahan
diagnosrik dan fisioterapi selama 24(dua puluh empar) jam.
9. Memiliki paling sedikit seorangyang mampu dalam mendidik renaga
medik dan paramedik agar dapat memberikan pelayanan yang opri-
mal pada pasien.
10. Memiliki prosedur unuk pelaporan resmi dan pengkajian-(sampaisini).
I I . Memiliki sraFtambahanyang lain, misalnya renagaadministrasi,renaga
rekam medik, renaga unruk kependngan ilmiah dan penelitian.

d. Prosedur pelayanan perawatar./terapi(lCU)


l. Ruang lingkup pelayananyang diberikan di ICU
a. Diagnosis dan penatalaksanaanspesifik penyakit-penyakit akut
yang mengancamnyarvadan dapar menimbulkan kematian dalam
beberapamenit sampai beberapahari.

l6 Standar Pclayanm ICU

.,i,iiE i
b. Memberi banruan dan mengambil alih fungsi vital rubuh sekaligus
melakukan pelaksanaanspesifik problema dasar.
c- Pemancauan Fungsi vital rubuh dan penatalaksanaan terhadap
komplikasi yang ditimbulkan oleh :
- Penyakit
- Iatrogenik
d. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang nyawanya pada
saat itu bergantung pada fungsi aladmesin dan orang lain.

e. lndikasi masuk dan keluar ICU


Suatu ICU mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian
khusus dalam bidang kedokteran dan keperawatan gawat darurat yang
dibutuhkan unruk merawat pasien sakit kritis. Keadaan ini memaksa
diperlukannya rriekanisme untuk membuat prioritas pada sarana yang
terbatas ini apabila kebr.rtuhan ternyata melebihi jumlah tempar tidur
yang tersedia di ICU.

Dokter yang merawat pasien mempunyai tugas untuk rneminta


pasiennya dimasukken ke ICU bila ada indikasi dan segeramemindah ke
unit yang lebih rendah bila kondisi kesehatanpasientelah memungkinkan.
Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaianindikasi perawatan pasien
di ICU. Bila kebutuhan masuk ICU melebihi tempat ridur yang tersedia,
Kepala ICU menenrukan berdasarkanprioritas kondisi medik, pasienmana
yang akan dirawar di ICU. Prosedur untuk rnelaksanakankebijakan ini
harus dijelaskan secararirrci unruk tiap ICU. Harus tersedia mekanisme
untuk mengkaji ulang secararetrospektif kasus-kasusdimana dokter yang
merawat ddak setuju dengan keputusan kepala ICU.

f. Kriteriamasuk
ICU memberikan pelayanan anrara lain pemantauan yang canggih dan
terapi yang inten-.if. Daiam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi,
pasien yang m€mcrlukan terapi intensif (prioritas satu-l) didahulukan rawat

Strnd:r Pelapnan ICU t7


ICU, dibandingkan pasien yang memerlukan pemanteuan intcnsif (prioritas
dua-2) dan pasien sakit kritis atau rerminal dengan prognosis yang jelek
untuk sembuh (prioritas tiga-3). Penilaian obyektif atas berarnya penyakir
dan prognosis hendaknya digunakan unruk menentukan prioriras masuk
pasien.

Pasien prioritas 1(satu)

Kelompok ini merupakan pasien sakit kriris, tidak stabil yang memerlukan
terapi intensif seperti dukungan/ banruan ventilasi, infus obat-obat vasoaktif
kondnyu, dan lain-lainnya. Contoh pasien kelompok ini antara lain, pasca
bedah kerdiotoraksik, atau pasien shock sepdc- Mungkin ada baiknya
beberapa institusi membuat kriteria spesifik unruk masuk ICU, seperti
deraiat hipoksemia, hipotensi dibawah tekanan darah tertentu. Pasien
prioriras I (satu) umumnya tidak mempunyai batas ditinjau dari macam
rerapi yang direrimanya.

Pasien prioritas 2(dua)

Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih dari ICU. Jenis


pasien ini berisiko sehingga memerlukan terapi intensiF segera,karenanya
pemantauan intensiFrnenggunakan metoda seperti pulmonary arrerial cath-
eter sangat menolong. Contoh jenis pasien ini anrara lain mereka yang
menderita penyakit dasar jantung, paru, atau ginjal akut dan berat atau
yang telah mengalami pembedahan major. Pasien prioritas 2 umumnya
ddak terbatas macam terapi yang diterimanya, mengingat kondisi mediknya
senantiasa berubah.

Paeienprioritas3(tiga)
Pasiinienisini sakirkritis, dan ddak stabildimanastatuskesehacannya
sebelumnya, penyakityang mendasarinya, araupenyakitakutnya,baik
masing-masing atau kombinasinya, sangat mengurangi kemungkinan
kesembuhan dan/arau mendapat manhat dari rerapi di ICU. Contoh-
conroh pasicn ini antara lain pasiendcngan keganasanmetasatik diserrai

l8 Strndrr Pdeyrnm ICU


penyulir infeksi, pericardial tamponade, arau sumbaran jalan napas, arau
pasien menderita penyakit janrung auu paru terminal diserrai komplikasi
penyakit akut berat. Pasien-pasienprioritas 3 (dga) mungkin mendapat
ter'api intensif untuk mengarasipenyakit akur, cerapiusaharerapi mungkin
ddak sampai melakukan inubasi arau resusitasikardiopulmoner.

Pengecualian

Jenispasie. berikur umumnya ridak mempunyaikriteri untuk


masuk ICU, dan hanya dapar masuk denganpertimbangan ^yangsesuai
sepertipada
keadaanluar biasa,arasperserujuanKepalaICU. Lagi pula pasien-pasien
rersebutbila perlu harus dikeluarkandari ICU agarfasilirasyang cerbaas
tersebutdapar digunakan unruk pasienprioriras l, Z, 3. (sau, dua, tiga).
l. pasien yang relah dipasdkan mengalamibrain death. pasien-pasien
seperriiru dapar dimasukkanke ICU bila rnerekapotensialdonor or-
gan, rerapi hanya untuk tujuan menunjang fungsi-fungsi organ
sementaramenunggu donasi organ.
2. pasien-pasienyang kompeten rerapi menolak rerapi tunjangan hidup
yang agresifdan hanya derni ,,perawaranyang nyaman' saja.Ini ddak
menyingkirkanpasiendenganperintah,,DNR". Sesungguhnya, pasien-
pasien ini mungkin mendapatmanFaatdari tunjangancanggih yang
rersediadi ICU untuk meningkarkankemungkinansurvival nya.
3. pasiendalam keadaanvegerariFpermanen.
4. pasienyang secarafisiologissrabilyangsecarasratisdkresikonyarendah
unruk memerlukan rerapi ICU. conroh-conroh pasienkelompok ini
anrara lain, pasien pasca bedah vaskuleryang smbil, pasien diabedc
ketoacidosis ranpa komplikasi, kcracunan obar tecapi sadar,concus-
sion, arau payah janrung kongestif ringan. Pasien-pasiensemacamini
lebih disukai dimasukkan ke suaru unit intermcdier unruk rerani
definirif dan/arau observasi.

Standar Pelayanan ICU


l9
Kriteriakeluar

Pasien prioritas I (satu)

Pasien prioriras I (saru) dikeluarkan dari ICU bila kebutuhan unruk terapi
intensif telah tidak ada lagi, arau bila terapi relah gagal dan prognosis jangka
pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan arau manfaat dari rerapi
intensif kontinyu kecil. Contoh-contoh hal terakhir adalah pasien dengan
riga atau lebih gagalsistim organ yang ddak beresponsrerhadap pengelolaan
agresiC

Pasien prioritas 2 (dua)

Pasien prioritas 2 (dua) dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak


memerlukan rerapi intensif relah berkurang.

Pasien prioritas 3 (tiga)

Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari ICU bila keburuhan untuk terapi
intensif telah tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin dikeluarkan lebih dini
bila kemungkinan kesembuhannya arau manfaar dari terapi intensif
kontinyu kecil. Contoh dari hal rerakhir anrara lain adalah pasien dengan
perryakit lanjut (penyakit paru Lronis, penyakir janrung atau liver termi-
nal, karsinoma yang telah menyebar luas, dan lain-lainnya yang telah tidak
berespons terhadap terapi ICU untuk penyakit akutnya, yang prognosis
jangka pendeknya secarastatisdk rendah, dan yang tidak ada terapi yang
potensial untuk memperbaiki prognosisnya.

Dengan mempertimbangkan peralvatannya rerap berlanjut dan sering


merupakan perawaran khusus setara pasien ICU, pengaruran unruk
p€rawatan non-ICU yang sesuaiharus dilakukan sebelum pengeluaran dari
ICU.
Pengkajian rl*g kineria
Sctiap ICU hendaknya membuat peranrrandan prosedur-prosedurmasuk

20 Strndar Pcleyrnan lCll


dan keluar, standard Per:Nrtatanpasien, dan kriteria outcome yang spesifik'
Kelengkapan-kelengkapan ini hendaknya dibuat tim multidisipliner yang
diw.kili ol.h dokter, perawar dan administrator rumah sakit, dan hendaknya
(out-
dikaji ulang dan diperbaiki seperlunya berdasarkan keluaran pasien
come) dan pengukuran kinerja yang lain. Kepatuhan terhadap ketentuan
mas uk dan k el u a r h a ru s d i p a n ra u o l e h ri m mul ti di si pl i ner, dan
penyimpangan-penyimpangan dilaporkan pada badan perbaikan kualitas
rumah sakit untuk ditindak lanjuti.

2. Prasarana

a. Lokasi
pianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih ,berdekatan
arau mempunyai alses yang mudah ke Unir Gawar Darurar, laboratorium
dan radiologi.

b. Disain
Standar ICU yang memadai ditentukan disain yang baik dan pengaturan
ruang yang adekuat.

Bangunan ICU :
- Terisolasi
- Mempunyai standar tertentu terhadap:
. a. Bahayaapi
b. Ventilasi
c. AC
d. Exhauts fan
e. Pipa air
f. Komunikasi

Standar Pclayanan ICU 2l


g. Bakteriologis -.. i.
h. Kabel monitor
- Lantai mudah dibersihkan, keras dan rara

1) Area pasien :
- Unir rerbuka 12 - 16 m 2 / tempar tidur
- Unit terrurup 16 - 20 m2 / tempar tidur
- Jarak antara rempar tidur: 2 m
- Unir terbuka mempunyai I tempat cuci tangan sedap 2 tempag ddur,
- unit terrutup I ruangan I tempat tidur cuci rangan.

Harus ada sejumlah ourleryang cukup sesuaidengan level ICU. ICU


tersier paling sedikit 3 outler udara - tekan , dan 3 pompa hisap dan mini-
mal-16 stop konrak unuk tiap rempat tidur.

Pencahayaancukup dan adekuat unruk opservasiklinis dengan lampu


TL day lighr l0 wart/m2. Jendela dan akses rempar tidur menjamin
kenyamanan pasien dan personil. Disain dari unit juga memperhatikan
privasi pasien.

2) Area kerja meliputi :


- Ruangyangcuktrp untuk stafdandapatmenjagakonrakvisualperawar
dengan pasien.
- Ruang yang cukup unruk memoniror pasien,peralatanresusirasidan
penyimpanan obar dan alar (rermasukiemari pendingin).
- Ruangyangcukup untukmesin)GRaymobile dan mempunyai negadf
skop.
- Ruang untuk relpon dan sistemkomunikasi lain, kompurer dan koleksi
data, juga rempar untuk penyimpanan alat rulis dan terdapar ruang
yang cukup untuk resepsionisdan perugasadmmisrasi.

22 StandarPelarananICU
3) Llngkungan
Mempunyai pendingin ruangan I AC yarirgdapat mengontrol suhu dan
kelembabansesuaidenganluasruangan.Suhu 22 - 25" kelembaban50 -
7O o/o.

4) Ruang lsolasi
Dilengkapi dengan tempat cuci tangandan tempar gand pakaiansendiri.

5) Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih


Unruk menyimpan monitor, ventilator, pompa infus dan pompa ryringe,
peralatan dialisis, alar-alarsekali pakai, cairan, pengganrunginfus, roli,
penghangatdarah, alar hisap,linen dan remparpenyimpananbarangdan
alat bersih-

6) Ruang tempat pembuangan alat / bahan kotor


Ruanguntuk membersihkanalar-alat,pemeriksaanurine, pengosongandan
pembersihanpispor dan borcl urine. Desain unir meniamin ridak ada
kontaminasi.

7l Ruang Perawat
Terdapatruang terpisahyang dapatdigunakanoleh perawaryang berrugas
dan pimpinannya.

8) Ruang staf Doliler


Tempat kegiatanorganisasidan administrasircrmasukkanror Kcpalabagian
dan saf, dan kepustakaan.

9) Ruang Tunggu keluarga pasien

Siander Pclaranan ICU


23
10 Laboratorium
Harus dipertimbangkanpadaunit yang tidak menganddkan pelala.nan
terPusat.

3. PERALATAN

a) Jumlah dan macam peralaran bervariasi terganrung dpe, ukuran dan


fungsi ICU dan harus sesuai dengan beban kerja ICU, disesuaikan
der:gan standar yang berlaku.
b) Terdapat prosedur pemeriksaan berkala unruk keamanan alat.
c) Peralatan dasar melipuri:
- Ventilator
- Alat vendlasi manual dan alar penunjang jalan nafas
- Alar hisap
- Peralatan a&sesvaskuler
- Peralatan moniror invasif dan non invasif
- Defibrilator dan alar pacu janrung
- AIar pengarur suhu pasien
- Peralaran drain rhorax
- Pompa infus dan pompa ryringe
- Peralatan porrable unruk transportasi
- Tempat ddur kJ-rusus
- Lampu unnrk tindakan
Continuous Renal Replacement Therapy

Peralatan lain (seperti peralatan hemodialisa dan lain-lain) untuk


prosedur diagnosdk dan atau terapi khusus hendaknya tersedia bila secara
klinis ada indikasi dan untuk nrendukung fungsi ICU.

24 StandarPelayananICU
Protokol dan pelatihan kerja untuk staf medik dan para medik perlu
tersedia unruk penggunaan alat-alat termasuk langkah-langkah unruk
mengatasiapabilaterjadi malfungsi.

4l MonitoringPeralatan
(rermasuk peralatan porrable yang digunakan unruk mansportasi pasien)
a) Tanda bahaya kegagalan pasokan gas.
b) Tanda bahaya kegagalan pasokan olcsigen.
Alat yang secara otomatis terakdfasi untuk memonitor penurunan
tekanan pasokan oksigen, yang selalu terpasang di ventilator.
c) Pemantauan ko.rr..rt.".i oksigen
Diperlukan untuk mengukur konsentrasi-oksigen yang dikeluarkan
oleh vendlator atau sistim pernaFasan.
d) T anda bah a y a k e g a g a l a n v e n ti l a to r atau di skonsentrasi si sti m
pernafasan.
Pada penggunaan ventilator otomatis, harus ada alat yang dapat segera
mendeteksi kegagalan sistim pernafasan atau ventilator secara terus
meneius.
e) Volume dan tekanan ventilator.
Volume yang keluar dari ventilator harus terpantau. Tekanan jalan nafas
dan tekanan sirkuit pernafasanharus terparrraurerus menerus dan dapar
mendeteksi tekanan yang berlebihan.
f) Suhu alat pelembab (humidificr)
Ada tanda bahaya bila tcrjaadi peningkatan suhu udara in3pirasi.
g) Elcktrokardiograf
Terpasang pada setiap pasien dan dipantau ten$ menen$.
h) Pulse oximeter
Harus tersedia untuk setiap pasien di ICU

Standar Pclaranen IC1J 25


i) Emboli udara
Apabila pasien sedang menjalani hemodialisis,plasmapheresis,arau
alat perfusi, harus ada pemanrauanuntuk emboli udara.
D Bila ada indikasi klinis harusrersediaperalaranuntuk mengukurvariabel
fisiologis lain seperti rekananinrra arrerial dan rekanan arteri
pulmonalis, curah jantung, tekananinspirasidan aliran-jalan nafas,
tekanan intrakranial, suhu, transmisi neuromuskular, kadar CO2
ekspirasi.

26 Standar PelayananICU
Bab VI

Penutup

uku Sandar PelayananICU ini berlaku untuk seluruh Rumah Sakit


Pendidikan maupun Rumah Sakit non Pendidikan baik Rumah
sakirswastamaupun RumahSakit Pemerintahdi wilayahIndonesia.
Klarifikasi ICU di Ruamah Sakit disesuaikan dengan kemampuar, sumber
daya di Rumah Sakir. Berlakunya buku ini rerhirung sejak mnggal diterapkan
standar Pelayanan ICU selanjurnya perlu dijabarkan dalam prosedur
rerap di seriap Rumah Sakit guna kelancaran pelalsanaannya.
Tinja,r ulang sebagai upaya perbaikan dapar dilakukan setiap 3 tahun
sekali dan dikoordinasikan oleh Direkrorat Pelayanan Medik dan Gigi
Spesilisdk, Direkrorat Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan
RI.

Standar PclayenanICU 27
Referensi

l. Australian and New Zealand College of Anaesthetisrs(Bulletin) Vol-


ume 9 Number 9 November2000.
2. Guidelinesand Statements,
The AmericanSocieryof Anesthesiologists,
Oct. 20Ol
3- Faculryof Anaesthedsm,Bulletin Volume 2 Number 3 August l99l
4. oFCridcalCareMedicine (DIVI),
German InrerdisciplinaryAssociation
Excerpr from Recommendationson Problemsin Emergencyand In-
tensiveCare Medicine, Edired by A. Karimi and V. Dick.
5- Guidelinesfor the definition of an intensivistand the practiceof criti-
cal caremedicine
6. Guidelinesfor a crainingprogrgammein intensivecaremedicine
7. Minimum Standardsfor InrensiveCare Units, Faculry of Intensive
Care, Australian and New ZealandCollegeoFAnaesthedsts
8. Pedoman PelayananGawat Darurar, cetakankedua, Depat'temen
KesehatanRI, 1995.

Standar Pclapnan ICU


28

:1 I
.
I

.r - . .* .fl E,
Lampiran
*t
ICU Primer ICU Sekunder ICU Tersier

DISAIN
Areapasien:
12- 16 m2
Unit rerbuka I tempat cuci I tempat cuci I tempat cuci
tangan tiap tangan tiap tangan tiap
2 tempat tidur 2 tempat tidur 2 tempat tidur

Unit tertutup 16 - 20 m2 I tempat cuci I tempat cuci I tempat cuci


tangan tiap tangan tiap rangen riaP
I tempat tidtrr I tempat tidur I tempat tidur

Outler oksigen I 2 3/tempat ridur


Vakum I 3/tempat tidur
Stop kontak 2 / tempat tidur l6lrempattidu

Area keria :
Lingkungan Air Air Air
Conditioned Conditioned Conditioned
Suhu 23 -25 c 23-2) c 23 -25 c
Humiditas 5O-7O o/o 5O- 7O o/o 5O - 7O o/o
Ruang isolasi Ada Ada
Ruang penyimpanan-
peralatandan
Barangbersih
Ruang tempat buang-
kotoran Ada Ada Ada
Ruang perawar Ada Ada
Ruang staf dokter Ada Ada
Ruang tunggu keluarga-
pasien Ada Ada
Laboratorium !erPus:rt 24 jam 24 jan

Standar Pclapnan ICU 29


Lampiran

PERAI.ATAN

Ventilator Sedcrhena Cenggih Canggih


Alet hisap Ada Ada Ada
Alat nentilasi manual dan alat penunjang
jdan nafas Ade Ade Ada
Peralatanaksesvaskuler
Perdacan monitoc
Invesif:
Moniror tclqnan dareh invesif Ada Ada
Tekanen vena sentral Adr
Tekenan baii a. Pulmonalis
(Swan Ganz) Ada
Non invasif :
Tckenan darah Ade Ada Ada
EKG dan laiu iantung Ada Ada Ada
Sarurasioksigen (pulse oximetcr) Ade Ada Ade
Kepnograf Ade Ade
Tekenan Vcne Seatrd Ada Ada Ada
Suhu Ada Ada Ada
EEG Ada Ada
Defibrilaror dan alar pacu iantung Ada Ada Ada
Alat pengSrur suhu pasien Ada Ada Ada
Peralarandrain torak Ada Ada Ada
Pompa infus darr pompa ryringe Ada
Bronchcscopy 1da Ada
Echokardiografi Ada
Peralaan portable unruk rransportasi Ada Ade Ada
Tlmpat dCur khusus Ada Ada Ada
Lampu unruk ri4daken Ada Ada Ada
Hemedialisa Ada Ada
CRRT Ade

30 Sonder Pchyenen ICU


Standar Ketenagaan
yang bekerjadi ICU, mempunyaipcngetahuanyang memadai,
Kualifikasif.n"i. Keseharan
n
D mempunyai kctrampilan yang sesuaidan mempunyai komitmen tcrhadap waktu
x
D
t

o
IGpde ICU Dokteryangmcmilikipe- D oktcr yang mcmi l i ki Kepda ICU adalahdok-
ngetahuan, kcrrampi l an, pcngctahuan,ketram- t.i y. ng m cm iliki pc-
danpcngalaman dalambi- pilan, dan pengalaman ngerahuan, ketrampilan,
dangrcanimasi, (resusitasi dalam bidang rcanimasi, dan pengalamandalam
intensivccare,criticalcare) (resusitasiintcnsivecare, bidangreanimasi,(resusi-
danpcngctahuan adminis. crirical carc)dan pcnge- rasiintensivecare,critical
crasiyangcukup,Selainiru rahuanadministrasi yang care) dan pengctahuan
j uga harusmcmi l i ki pe- cukup. Sellio itu iuga administrasiyang cukup
ngetahuandan kctram- harusmemiliki pengeta- dan mampu menyelcng-
pilandasarGeneralEmer- huan dan kctrampi l an garalon fungsi pendidik-
gencyLife Supporryang dasarGeneralEmergency an dan penelician.Ling-
mclipuridiancaranya ALS/ Life Support yang mcli- kup penget ahuandan
ACLS, APLS dan FCCS. puti di antaranyaA LS / kerrampilanyang harus
Dokter spcsialis Anestesi- ACIJ, APIJ dan FCCS. di miliki, m eliput iG en.
ol ogi ada.l ahsal ah satu Intensivistadalahsalah eralEmergencyLife Sup-
tenagaP rmP rnanyang satu renagapi mpi nan port (ALS/ACLS, PLS,
tel ah di si apkan untuk yang relahdisiapkanun- FCCS) dan Complex
bidangini. tuk bidangini. Muld Syxem Life Sup-
porr). lntensivistadalah
salahsarutenagapimpin-
an yang telah disiapkan
untuk bidangini.

b
Ir
' il..

$;
(x
N
Tim Medik dan l . K onsuhan l . K onsul ran l . Konsulr an
Perawat K<;nsulen tcrkairdan Memi l i ki spesi al i s M em iliki spesialis
harussel al usi ap di - yang daparmenang- yangdaparmenang-
panggil gul angi seri apsaar gulangi ser iap saar
2. Ada dokter jaga 2/+ bila diperlukan bila diper lukan
jam dengankcmam- 2. Ada dokter jaga 24 2. Ada dokrer jaga 24
puan rcsusi casi j an- jam dengankemam- jam dengankemam-
rung paru (4, B , C , puan A LS /A C LS , puan AL. S/ ACLS,
D, E, F) yangbcrser- dan FCCS dan FCCS
rifikat 3. Memi l i ki peraw ar 3. Mem iliki per awar
3. Memi l i ki peraw ar yang cerl ari h atau yang r er lar ih acau
yang rcrl ari h dan berpengalaman kerja sudah bekcr ja di
j uml ahnyacukup di ICU denganratio ICU selama3 ahun,
4. KepalaperawatICU perawaf-yasien l: 2 d engan r ar io per a-
harusmempunyaike- padaseriapdibutuh- wat: pasienlebi dari
mamP uan manage- kan I : I padaseriapshift
rialdan mcmilikiser- 4. KepalaperawatICU unruk kkasusberar
tifikat perawarICU harus mempunyai dan ridaksrabil.
kemampuanmana- 4. KepalaperawarICU
gerial dan memiliki harussetaraSl dan
serri fi kac peraw ar mempunyaikemam-
ICU. puan managerialdan
D
m em iliki ser r if ikar
- perawarICU.

o
c
q
Tenaga non medik Tenagaadminisuasidi Tenagaadminisrrasidi Tenagaadminisrrasidi
n ICU harusmempunyai ICU harus mempunyai
x
ICU harus mcmpunyai
kemampuanmengope- kemampuanmengope- r(emamPuanmengoPe-
rasikankompurcr yang rasikan kompurcr yang
o rasikankompurcr yang
berhubungandengan berhubungan dengan berhubungan dengan
masalahadminisrrasi. masalahadministrasi. masalahadministrasi.
Tenagapekarya Tenagapekarya Tenagalaborarorium
Tenagakcbersihan Tenagakebersihan TenagaFarmasi
Tenagapekarya
Tenagakebersihan

Anda mungkin juga menyukai