Abstract :
International Standard on Audits (ISA) are targeted for convergence with existing
auditing standard applied in other countries including Indonesia.. However, until
convergence efforts are conducted up to now, there are five aspects for which differences
currently exit among SPAP (GAAS translation) and ISA.
Last but not least, this view is aimed to be aware of students who learning
professional auditing dan understand these differences.
Key words : ISA, GAAS, convergence, SPAP, SA
Pendahuluan
yang dilakukan dalam penyajian laporan keuangan tidak kalah maraknya dengan skandal-
kecurangan yang disengaja, namun salah saji yang terjadi dalam laporan keuangan juga
Bahkan fraud (kecurangan) yang dilakukan dalam laporan keuangan dapat menyebabkan
kerugian yang sangat besar bagi investor, kreditor, dan auditor sendiri. Oleh karena itu, untuk
memastikan agar laporan keuangan terbebas dari salah saji material, diperlukan pemeriksaan
Pemeriksaan akuntansi atau auditing menurut Arens, Elder & Beasley, 2009 adalah
proses akumulasi dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan
tingkat hubungan antara informasi dan standar atau kriteria yang berlaku. Auditing harus
dilakukan oleh pihak yang independen. Karena kepercayaan yang diberikan oleh para
pemakai yang berkepentingan kepada auditor, seperti investor, kreditor, pemerintah, bank,
dan stakeholders lainnya baik internal maupun eksternal, maka auditor harus dapat
menghasilkan kualitas audit yang baik yang dapat diandalkan. Untuk dapat menghasilkan
kualitas audit yang baik, auditor bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan audit
demi mendapatkan kepastian bahwa laporan keuangan tidak mengandung kesalahan material
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kekeliruan (Auditing Standard Boards, 2011).
200-299 Prinsip-prinsip umum dan tanggung 700-720 Kesimpulan audit dan pelaporan
jawab
ISA/SA 200 Tujuan keseluruhan auditor dan pelaksanaan ISA/SA 700 Perumusan suatu opini dan pelaporan atas
suatu audit berdasarkan standar perikatan laporan keuangan
audit
ISA/SA 210 Persetujuan atas syarat-syarat perikatan ISA/SA 705 Modifikasi terhadap opini dalam laporan
audit auditor independen
ISA/SA 220 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan ISA/SA 706 Paragraf penekanan suatu hal dan paragraf
keuangan hal lain dalam laporan auditor independen
ISA/SA 230 Dokumentasi audit ISA/SA 710 Informasi komparatif-angka korespondensi
dan laporam keuangan komparatif
ISA/SA 240 Tanggung jawab auditor terkait dengan ISA/SA 720 Tanggung jawab auditor atas informasi lain
kecurangan dalam suatu audit atas laporan dalam dokumen yang berisi laporan
keuangan keuangan auditan
ISA/SA 250 Pertimbangan atas peraturan perundang-
undangan dalam audit laporan keuangan
ISA/SA 260 Komunikasi dengan pihak yang bertanggung 500 - 580 Bukti audit
jawab atas tata kelola
ISA/SA 265 Pengkomunikasian defisiensi dalam ISA/SA 500 Bukti audit
pengendalian internal kepada pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dan
manajemen
ISA/SA 501 Bukti audit – pertimbangan spesifik atas
unsur pilihan
300-450 Penilaian risiko dan respons terhadap ISA/SA 505 Konfirmasi eksternal
risiko yang telah dinilai
ISA/SA 300 Perencanaan suatu audit atas laporan ISA/SA 510 Perikatan audit tahun pertama – saldo awal
keuangan
ISA/SA 315 Pengindentifikasian dan penilaian risiko ISA/SA 520 Prosedur analistis
salah saji material melalui pemahaman atas
entitas dan lingkungannya
ISA/SA 320 Materialitas dalam perencanaan dan ISA/SA 530 Sampling audit
pelaksanaan audit
ISA/SA 330 Respons auditor terhadap risiko yang telah ISA/SA 540 Audit atas estimsai akuntansi, termasuk
dinilai estimasi akuntansi nilai wajar, dan
pengungkapan yang bersangkutan
ISA/SA 402 Pertimbangan audit terkait dengan entitas ISA/SA 550 Pihak berelasi
yang menggunakan suatu organisasi jasa
ISA/SA 450 Pengevaluasian atas salah saji yang ISA/SA 560 Peristiwa kemudian
diidentifikasi selama audit
ISA/SA 570 Kelangsungan usaha
600-620 Penggunaan pekerjaan pihak lain ISA/SA 580 Representasi tertulis
ISA/SA 600 Pertimbangan khusus-audit atas laporan
keuangan grup termasuk pekerjaan auditor
komponen
ISA/SA 610 Penggunaan pekerjaan auditor internal 800-810 Area-area khusus
ISA/SA 620 Penggunaan pekerjaan seorang pakar auditor ISA/SA 800 Pertimbangan khusus-audit atas laporan
keuangan yang disusun sesaui dengan
kerangka bertujuan khusus
ISA/SA 805 Pertimbangan khsusu- audit atas laporan
keuangan tunggal dan unsur, akun atau pos
spesifik dalam suatu laporan keuangan
ISA/SA 810 Perikatan untuk melaporkan ikhtisar laporan
keuangan
SA 100 Pernyataan standar auditing pengantar SA 400 Standar pelaporan pertama, kedua dan ketiga
110 Tanggung jawab & fungsi auditor independen 410 Kepatuhan terhadap standar akuntansi keuangan di
Indonesia
150 Standar auditing 412 Penggunaan frasa “standar akuntansi keuangan entitas
tanpa akuntabilitas publik”
161 Hubungan antara standar auditing dengan 413 Makna frasas standar akuntansi keuangan di Indonesia
standar pengendalian mutu
420 Konsistensi penerapan standar akuntansi keuangan di
Indonesia
SA 200 Standar umum 431 Pengungkapan memadai dalam laporan keuangan
201 Sifat standar umum 435 Pelaporan auditor atas informasi segmen
210 Pelatihan dan keahlian auditor independen
220 Independensi SA 500 Standar pelaporan keempat
230 Penggunaan kemahiran profesional dengan 504 Pengaitan nama auditor dengan laporan keuangan
cermat dan seksama dalam pelaksanaan
pekerjaan auditor
508 Laporan auditor atas laporan keuangan auditan
SA 300 Standar pekerjaan lapangan 530 Pemberian tanggal atas laporan auditor independen
310 Penunjukan auditor independen 534 Pelaporan atas laporan keuangan yang disusun untuk
digunakan di negara lain
311 Perencanaan & supervisi 543 Bagian audit dilaksanakan oleh auditor independen lain
312 Risiko audit & materialitas dalam pelaksanaan 544 Ketidaksesuaian dengan standar akuntansi keuangan di
audit Indonesia
313 Pengujian substantif sebelum tanggal neraca 550 Informasi lain dalam dokumen yang berisi laporfan
keuangan audit\an
314 Penentun risiko & pengendalian intern- 551 Pelaporan tentang informasi yang melampiri laporan
pertimbangan & karakteristik sistim informasi keuangan pokok dalam dokumen yang diserahkan oleh
komputer auditor
315 Komunikasi antara auditor pendahulu dengan 552 Pelaporan atas laporan keuangan ringkasan dan data
auditor pengganti keuangan pilihan
316 Pertimbangan atas kecurangan dalam audit 558 Informasi tambahan yang diharuskan
laporan keuangan
317 Unsur tindakan pelanggaran hukum oleh klien 560 Peristiwa kemudian
318 Pemahaman bisnis klien 561 Penemuan kemudian fakta yang ada pada tanggal
laporan auditor
319 Pertimbangan pengendalian intern dalam audit
laporan keuangan
320 Surat perikatan audit SA 600 Tipe-tipe lain laporan
322 Pertimbangan auditor atas fungsi audit intern 622 Perikatan untuk menerapkan prosedur yang disepakati
dalam audit laporan keuangan atas unsur, akun atau pos tertentu dsalam laporan
keuangan
323 Perikatan audit tahun pertama-saldo awal 623 Laporan khusus
324 Pelaporan atas pengolahan transaksi oleh 625 Laporan tentang penerapan prinsip akuntansi
organisasi jasa
325 Komunikasi masalah yang berhubungan dengan 634 Surat untuk penjamin emis dan pihak tertentu lain yang
pengendalian intern yang ditemukan dalam meminta
suatu audit
326 Bukti audit
327 Tehnik audit berbantuan komputer
329 Prosedur analitis SA 700 Topik khusus
330 Proses konfirmasi 710 Pertimbangan khusus dalam audit bisnis kecil
331 Persediaan 722 Informasi keuangan interim
333 Representasi manajemen
334 Pihak yang memiliki hubungan istimewa SA 800 Audit kepatuhan
335 Auditng dalam lingkungan sistim informasi 801 Audit kepatuhan yang diterapkan atas entitas
komputer pemerintahan dan penerima lain bantuan keuangan
pemerintah
336 Penggunaan pekerjaan spesialis
337 Permintaan keterangan dari penasehat hukum
klien
339 Kertas kerja
341 Pertimbangan auditor atas kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
342 Audit atas estimasi akuntansi
343 Ligkungan sistem informasi komputer Mikro
berdisi sendiri
344 Lingkungan sistem informasi komputer on-line
computer system
345 Lingkungan sistem informasi komputer database
system
350 Sampling audit
360 Komunikasi dengan manajemen
380 Komunikasi dengan komite audit
390 Komunikasi dengan auditor utama dengan
auditor lain
Diketahui banyak perbedaan diantara ISA atau SA versi Indonesia dan GAAS di
Amerika atau SPAP versi Indonesia, menurut AICPA.org/FRC dan menurut Linberg &
ISA atau Standar Audit berbeda. Pada ISA atau SA lebih menekankan kepada
kearifan profesional (professional judgement). Secara spesifik pada ISA 230 paragraf
audit dan melengkapi proses administratif penyusunan berka audit final tepat waktu
setelah tanggal laporan auditor, dan penerapan yang terkait serta penjelasan
berkas audit final biasanya tidak lebih dari 60 hari setelah tanggal laporan aduitor.
Paragraf 15 pada ISA 230 juga mensyaratkan setelah penyusunan audit final telah
selesai, maka auditor tidak boleh memusnahkan dokumentasi audit sebelum periode
retensi berakhir. Periode retensi daripada kertas kerja juga berbeda pada SPAP versus
ISA.
Pada ISA 230 mengenai dokumentasi audit dinyatakan bahwa bagi kantor
akuntan publik harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk retensi dokumentasi
penugasan. Biasanya periode retensi penugasan audit kurang dari lima tahun sejak
sedangkan pada SPAP bahwa periode retensi paling sedikit tujuh tahun. Menurut
SPM 1 paragraf 47 dan ISA 230 paragraf A23 menuntut KAP untuk menetapkan
suatu kebijakan dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen penugasan
atau perikatan. Batas waktu penyimpanan pada umumnya tidak boleh dari lima tahun
sejak tanggal yang lebih akhir dari laporan auditor atas laporan keuangan entitas atau
laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian entitas dan perusahaan anak.
Auditor tidak boleh memusnahkan dokumentasi audit sebelum akhir dari periode
kelangsungan usahanya dimasa depan, ISA tidak membatasi paling sedikit 12 bulan,
diterapkan oleh manajemen atau tidak. Salah satu dari tujuan ISA 570 yaitu untuk
memperoleh bukti audit yang memadai terkait dengan penggunaan asumsi “going
concern” oleh manajemen. Pada SPAP juga mensyaratkan bahwa auditor harus
Menurut ISA bahwa penilaian dan pelaporan pengendalian internal tidak ada
kaitannya dengan efektifitas pengendalian internal klien yang diaudit akan tetapi lebih
relevant to the entity’s preparation dan fair prsentation of the financial statements in
order to design audit procedures, that are appropriate in the circumstances , but not
for the purpose of expressing an opinion on the effectiveness of the entity’s internal
internal dengan efektifitasnya. Menurut ISA juga mensyaratkan auditor harus menguji
pengendalian internal entitas yang diauditnya guna memastikan bahwa sistem yang
(d) Penilaian dan respons terhadap risiko terhadap risiko yang dinilai.
pemahaman yang lebih luas mengenai suatu entitas dan lingkungannya, tentunya
dengan tujuan untuk mengidentifikasi risiko salah saji material. Lebih lanjut ISA
misalnya risiko operasi dan risiko strategis. Auditor mengikuti ISA harus juga
tujuan memperoleh pemahaman suatu pemahaman yang lebih baik atas keahlian
entitas dalam menilai risiko. Auditor juga harus memperoleh seluruh informasi yang
terkait dengan risiko sama halnya dengan respons klien dalam menilai risiko salah saji
sekomprehensif ISA.
Dalam penggunaan auditor pengganti atau auditor lain, ISA tidak mengijinkan
auditor utama menggunakan referensi hasil audit daripada auditor lain. Sedangkan
yang dikatakan sebagai “division of responsibility”. Dengan kata lain merujuk kepada
laporan dan kertas kerja auditor lain atau sebelumnya dalam laporan auditor yang
diterbitkan.
Kesimpulan
Financial Reporting Standard) yang telah diterbitkan dengan nama SAK Juni 2013, dan
dengan adanya penerbitan ISA (International Standard on Audit) tahun 2013 di Indonesia
diterbitkannya ISA atas SA yang diharapkan memperoleh akseptasi seluruh dunia atas
http://www.ifac.org.id