Diajukan Oleh:
WIDYA LESTARI
2220532002
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
PEMBAHASAN
Standar audit merupakan hal yang krusial dalam mewujudkan audit yang berkualitas
unggul. Arens (2014: 52) menyatakan bahwa standar auditing merupakan pedoman bagi
auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar Auditing dibuat
berdasarkan konsep dasar. Konsep dasar sangat diperlukan karena merupakan dasar
pembuatan standar yang berguna untuk memberikan pengarahan dan pengukuran kualitas
dari mana prosedur audit dapat diturunkan.
Secara garis besar, ISA terdiri dari beberapa hal pokok, yaitu:
1. Tanggungjawab (responsibilities)
2. Perencanaan Audit (Audit planning)
3. Pengendalian Internal (Internal Control)
4. Bukti Audit (Audit evidence)
5. Penggunaan oleh Ahli (Using work of other experts)
6. Kesimpulan Audit dan Laporan Audit (Audit conclusions and Audit report)
Di lingkup global, pada awalnya sebenarnya ada dua badan penyusun standar yang
berkaitan dengan praktik akuntansi secara internasional. Badan-badan itu adalah The
International Accounting Standards Committee (IASC) dan The International Federation of
Accountant (IFAC). Kesepakatan pembentukan IASC terjadi pada Juni 1973 di Inggris yang
diwakili oleh organisasi profesi akuntansi dari sembilan negara, yaitu Australia, Canada,
Prancis, Jerman Barat, Jepang, Mexico, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Sedangkan
IFAC didirikan oleh badan profesi akuntan dari 63 negara pada bulan Oktober 1977.
International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar audit terbaru yang telah
diadopsi di Indonesia. Adopsi ini dilakukan untuk memenuhi jawaban atas Statement of
Membership Obligation and International Federation of Accountants. Per 1 Januari 2013,
Akuntan Publik wajib melakukan audit atas laporan keuangan emiten berdasarkan standar
yang baru ini. Aplikasi ISA diwujudkan melalui revisi terhadap Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP). Adopsi ISA dilakukan dengan melakukan revisi pada Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) yang selama ini digunakan sebagai acuan Akuntan Publik dalam
memberikan jasanya kepada publik.
Tujuan ISA adalah membangun sebuah standar yang dimengerti, jelas, dan mampu
diaplikasikan secara konsisten sehingga dapat memberikan tingkat jaminan yang lebih tinggi
berkaitan dengan keseragaman praktik di seluruh dunia. Sebelum ISA diadopsi di Indonesia,
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengacu pada standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat yaitu Generally Accepted Auditing Standards (GAAS). SPAP terdahulu
membagi standar auditing menjadi tiga bagian utama, yaitu Standar Umum, Standar
Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan. Dalam ISA, tidak ada pembagian kategori
standar auditing seperti halnya SPAP.
Terdapat beberapa perbedaan lain yang bersifat substantif dan mendasar antara ISA
dengan standar audit yang berlaku sebelumnya, diantaranya adalah (1) penekanan pada audit
berbasis risiko, (2) perubahan standar dari rules-based standards ke principles-based
standards, (3) penghapusan penggunaan pendekatan matematis pada praktik audit, (4)
penekanan pada professional judgement, (5) penilaian dan pelaporan pengendalian internal
atas pelaporan keuangan, dan (6) penyertaan Those Charged With Governance (TCWG)
dalam pengawasan suatu entitas. Perbedaan ini akan berdampak pada perubahan cara berpikir
seorang auditor yang melandasi teknik audit tertentu.
Faktor pendorong proyek ISA di Indonesia Indonesia sebagai negara anggota G20 dimana
Negara G20 mewakili 85% dari perekonomian dunia dan 67% penduduk dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Update Perkembangan Standar Profesional Akuntan
Publik. Simposium Nasional Akuntansi: Bandar Lampung.
Ratri. 2020. Penerapan Standar Profesional Audit Internal dan Kualitas Audit: Sebuah
Tinjauan Literatur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.22, No.1, Hal. 47-56