Anda di halaman 1dari 5

INTERNATIONAL STANDARDS ON AUDITING (ISA)

DAN AUDIT BERBASIS RISIKO

ISA (International Standards on Auditing) merupakan standar audit terbaru yang telah
diadopsi di Indonesia. Per 1 Januari 2013, Akuntan Publik di Indonesia wajib melakukan audit
atas laporan keuangan berdasarkan standar yang baru inISA(International Standards on Auditing)
merupakan standar audit terbaru yang telah diadopsi di Indonesia. Per 1 Januari 2013, Akuntan
Publik di Indonesia wajib melakukan audit atas laporan keuangan berdasarkan standar yang baru
ini.
ISA adalah proses audit berbasis resiko. Artinya auditor harus menilai kemampuan
manajemen dalam mengukur, merespon dan melaporkan resiko. Apabila manajemen memiliki
pemahaman yang cukup mengenai resiko, maka auditor tidak harus meningkatkan tingkat
ketelitian yang akan menambah prosedur atau waktu analisa.
ISA sepenuhnya mengadopsi pendekatan Audit Berbasis Resiko, sehingga saat ini
penerapan Audit Berbasis Resiko bagi auditor di Indonesia menjadi hal wajib (mandatory). Audit
Berbasis Resiko atau Risk Based Audit (RBA) merupakan pendekatan audit yang berkembang
pesat sejak tahun 2000an. Pendekatan saat ini mendapatkan perhatian yang luas dan dianggap
sebagai pendekatan yang paling efektif karena terbukti paling cocok diterapkan untuk kondisi
lingkungan bisnis yang selalu berubah-ubah seperti sekarang ini. Indonesia telah meratifikasi
ketentuan untuk menerapkan International Standards on Auditing (ISA) mulai awal tahun 2013.

Pengertian Audit Berbasis Resiko (Auditing Berbasis ISA).

Proses audit ini didasarkan ISA atau International Standards on Auditing. ISA
menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen, berbagai kewajiban entitas dapat
disebut pihak-pihak berkepentingan atau TCWG “Those charged with governance”. Proses audit
berbasis ISA merupakan proses audit berbasis risiko yang mengandung tiga langkah kunci yaitu
Risk Assessment (Penialain Risiko), Risk Response (Merespon Risiko) dan Report (Pelaporan).
Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) adalah metodologi pemeriksaan yang
dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam batasan
risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkatan korporasi. Pendekatan audit ini berfokus
dalam mengevaluasi risiko-risiko baik strategis, finansial, operasional, regulasi dan lainnya yang
dihadapi oleh organisasi.
Dalam Audit berbasis risiko, risiko-risiko yang tinggi diaudit, sehingga kemudian
manajemen bisa mengetahui area baru mana yang berisiko dan area mana yang kontrolnya harus
diperbaiki. Risk-Based Audit memastikan bahwa seluruh tanggung jawab manajemen telah
dilakukan secara efektif. Tanggung jawab manajemen yang utama termasuk memastikan
internal control telah memadai dan manajemen risiko telah dilakukan dengan tepat, diikuti oleh
berbagai fungsi dan unit kerja di perusahaan.
Peran Risk-Based Audit dalam peningkatan Internal Control dan Proses Manajemen
Risiko sangat menyeluruh dan strategis. Oleh karena itu apabila Risk Based
Auditdiimplementasikan dengan konsisten, maka efektivitas Internal Control dan Proses
Manajemen Risiko perusahaan akan meningkat.

Menanggapi Resiko

Tujuan Auditor:

• Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang resiko yang dinilai, dengan
merancang dan mengimplementasikan tanggapan yang tepat terhadap resiko tersebut.

• Prosedur audit umumnya terdiri atas prosedur audit substantive, prosedur analitikal, dan
uji pengendalian :

Uji Pengendalian intern yang relevan, dapat mengurangi lingkup prosedur substantive
lainnya, seperti pengambilan jumlah sampel. (namun tidak ada keharusan untuk menguji
berfungsinya pengendalian intern).

Uji Prosedur Analitikal substantive, prosedur dimana jumlah total suatu arus transaksi
dapat diperkirakan dengan cukup tepat berdasar bukti yang tersedia. Ekspekasi
dibandingkan dengan jumlah sebenarnya seperti dalam pembukuan, dan selisihnya atau
salah sajinya langsung teridentifikasi.

• Pendadakan (Unpredictability), Auditor perlu memasukkan unsur pendadakan dalam


prosedur audit, seperti stock fisik barang, cash count, kunjungan lapang
• Manajemen override. Auditor mempertimbangkan perlunya prosedur audit yang spesifik
menangani kemungkinan manajemen override atau putusan manajemen untuk meniadaan
atau mengabaikan dengan membuat pengecualian (altrnatif prosedur)

Struktur Dan Sistematika ISA.

Seksi- seksi Penjelasan


Introduction Informasi tentang tujuan, lingkup dan pokok bahasan dari ISA
(Pengantar) tersebut, hal-hal yang diharapkan dari auditor

Objective Pernyataan yang jelas mengenai tujuan auditor secara menyeluruh


(Tujuan) (overall objectives) Untuk mencapai tujuan tersebut harus
memperhatikan ISA yang lain.
Definitions Mencantumkan istilah-istilah yang berkenaan dengan hal-hal yang
(Definisi) dibahas

Requirements Setiap tujuan didukung oleh penjelasan mengenai persyaratan yang


diwajibkan. Kewajiban dinyatakan dengan frasa “the auditor
(Persyaratan/Ketentuan)
shall” atau “auditor wajib”
Application and Other Petunjuk untuk melaksakanan persyaratan / kewajiban
Explanatory Material 1. Menjelaskan lebih tepat
2. Mencantumkan pertimbangan-pertimbangan
3. Contoh prosedur

Appendices (Lampiran) Merupakan bagian tidak terpisahkan. Tujuan dan maksud


digunakannya suatu lampiran dijelaskan dalam batang tubuh ISA

STANDAR AUDIT INTERNASIONAL DAN AMERIKA SERIKAT

Standar auditing adalah panduan umum untuk membantu auditor dalam memenuhi
tanggung jawab profesional mereka dalam audit atas laporang keuangan secara historis.
Termasuk pertimbangan kualitas profesional seperti kompetensi, independensi, persyaratan
pelaporan dan bukti. Tiga rangkaian utama standar auditing adalah International Standards on
Auditing, U.S Generally Accepted Auditing Standards, dan PCAOB Auditing Standards.
International Standards on Auditing (ISAs) dikeluarkan oleh International Auditing and
Assurance Standards Board (IAASB) dari International Federation of Accountants (IFAC). IFAC
adalah organisasi di seluruh dunia untuk profesi Akuntan, dengan 159 anggota dari 124 negara,
yang mewakili lebih dari 2,5 juta Akuntan di seluruh dunia. IAASB berupaya untuk
meningkatkan keseragaman praktik audit dan layanan terkait di seluruh dunia dengan
mengeluarkan pernyataan pada berbagai jenis audit dan menegaskan fungsi, dan
mempromosikannya pada seluruh dunia.
ISAs tidak mengesampingkan peraturan suatu negara yang mengatur audit keuangan atau
informasi lainnya, karena masing-masing negara umumnya mempunyai peraturan sendiri yang
mengatur praktik audit. Peraturan tersebut dapat berupa undang-undang pemerintah atau
pernyataan yang dikeluarkan oleh badan pengawas atau badan profesional, seperti Australian
Auditing & Assurance Standards Board atau Spain’s Instituto de Contabilidad y Auditoría de
Cuentas. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, mendasarkan standar auditing mereka pada
ISAs, yang dimodifikasi supaya sesuai dengan peraturan serta kebutuhan hukum di Amerika
Serikat.
Badan standar auditing di Amerika Serikat telah merevisi sebagian besar standar mereka
supaya menyatu dengan standar internasional. Selain itu, PCAOB mengaanggap adanya
pengaruh standar internasional dalam perkembangan standarnya. Akibatnya standar Amerika
Serikat sebagian besar sama dengan standar internasional, kecuali persyaratan tertentu yang
mencerminkan karakteristik unik dari lingkungan di Amerika Serikat, seperti persyaratan hukum
dan regulasi. Sebagai contoh, PCAOB standar 5 (AS 5) membahas kontrol audit internal atas
pelaporan keuangan yang dibutuhkan Undang-undang Sarbanes-Oxley.
Standar auditing bagi perusahaan swasta dan entitas lain di Amerika Serikat dibentuk
oleh Auditing Standards Boards (ASB) dari AICPA. Standar itu disebut sebagai Statements on
Auditing Standards (SASs). Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) mirip dengan
ISAs, meskipun ada beberapa perbedaan. Jika Auditor di Amerika Serikat mengaudit laporan
keuangan historis berdasarkan ISAs, Auditor harus memenuhi persyaratan-persyaratan ISAs
yang melampaui GAAS.
Sebelum disahkannya Undang-undang Sarbanes-Oxley, ASB menetapkan standar
auditing untuk perusahaan swasta dan publik. PCAOB yang sekarang bertanggung jawab untuk
standar audit perusahaan publik, sedangkan ASB terus menyediakan standar audit untuk
perusahaan swasta dan entitas lain.
PCAOB awalnya mengadoptasi standar akuntansi yang telah ditetapkan ASB sebagi
standar audit sementara. Selain itu, PCAOB juga mempertimbangkan standar internasional
ketika mengembangkan standar baru. Akibatnya, standar audit untuk perusahaan publik dan
swasta di Amerika Serikat hampir sama. Standar yang dikeluarkan PCAOB disebut PCAOB
Auditing Standards di laporan audit perusahaan publik dan ketika dirujuk dalam tulisan, dan
hanya berlaku untuk audit perusahaan publik.
Standar audit internasional yang diadopsi oleh badan-badan penetapan standar di masing-
masing negara berlaku untuk audit entitas di luar Amerika Serikat. Generally accepted auditing
standards yang mirip dengan standar audit internasional dan berlaku untuk audit perusahaan
swasta dan entitas lain di Amerika Serikat. Standar Auditing PCAOB berlaku untuk audit dari
perusahaan publik AS dan pendaftar lain di SEC.
Kejelasan dan Konvergensi Penyelesaian Proyek Dampak Standar Audit
Badan Standar Audit AICPA telah melakukan upaya yang signifikan untuk membuat Standar
Auditing Amerika Serikat (GAAS) lebih mudah untuk dibaca, dipahami dan diterapkan. Proyek
ini berasal dari rencana ASB untuk memusatkan GAAS Amerika Serikat dengan ISAs dan
menyelaraskan agendanya dengan IAASB.

Anda mungkin juga menyukai