Anda di halaman 1dari 5

RESENSI BUKU

Peresensi Buku :
Madona, M.Si
Widyaiswara Muda

Judul Buku : Kepemimpinan “Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi,


Aplikasi dan Penelitian”

Penulis : Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si.

Penerbit : PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Cetakan : Cetakan Ke-2, Mei 2014

Tebal Buku : XXXV + 805 halaman

ISBN : 978 979 769 561 3

Lahirnya buku ini dilatarbelakangi oleh aplikasi kepemimpinan khusus di berbagai


pengamatan Penulis terhadap berbagai jenis organisasi. Bisa dikatakan isi dari buku ini
fenomena baru yang terjadi di Indonesia, serta sangat komprehensif, menyentuh berbagai
berkembangnya penelitian yang menghasilkan segi dan aspek tentang Kepemimpinan,
teori-teori baru dan aplikasi ilmu sehingga buku ini sangat cocok sekali menjadi
kepemimpinan ketika memasuki abad ke-21. pegangan bagi praktisi kepemimpinan,
Dalam buku ini, Penulis tidak hanya berbicara pengajar, mahasiswa, peneliti dan berbagai
tentang Kepemimpinan dari segi teori, namun subjek sosial lainnya.
Penulis juga menyertakan beberapa contoh
Bab pertama dalam buku ini menghadirkan akan tetapi mempunyai pengaruh terhadap
fakta-fakta yang terjadi di Indonesia selama para anggota sistem sosial.
sepuluh tahun memasuki abad ke-21, dimana
Dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah
bangsa dan negara Indonesia mengalami krisis
sebuah proses memengaruhi orang lain,
kepemimpinan. Krisis kepemimpinan ditandai
dimana untuk mencapai proses tersebut
dengan rakyat Indonesia telah kehilangan
seorang pemimpin harus memiliki kualitas
kepercayaannya kepada sebagian besar
psikologi yang baik. Ada beberapa rangkaian
pemimpinnya, baik pemimpin politik,
yang harus ditempuh untuk menciptakan
ekonomi, sosial maupun agama. Hal tersebut
kualitas psikologi yang baik yaitu
masih berlanjut sampai dengan Pemerintahan
Reformasi, karena sebagian pemimpin yang 1) Seorang pemimpin harus memahami
muncul dalam era reformasi masih bersifat kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri.
koruptif dan tidak memiliki karakter 2) Seorang pemimpin harus cerdas secara
kepemimpinan yang kuat. intelektual. Artinya seorang pemimpin
harus memiliki kapasitas untuk memahami
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
visinya dan memahami lingkungan internal
terjadinya krisis kepemimpinan di Indonesia.
dan eksternal sistem sosialnya.
Pertama, visi dan misi pemimpin tidak sesuai
3) Memiliki kecerdasan emosional yang baik.
dengan harapan Rakyat Indonesia yang
Artinya mampu mengenali emosi diri dan
menuntut sebuah perubahan dan reformasi
dapat mengendalikannya, serta mengenali
politik, ekonomi dan sosial. Kedua, perilaku
emosi orang lain dan terampil membina
kepemimpinan sebagian pemimpin di
hubungan dengan orang lain.
Indonesia lebih cenderung menimbulkan
4) Memiliki kecerdasan spriritual yang baik.
penderitaan bagi Rakyat Indonesia. Ketiga,
Kecerdasan ini memungkinkan seorang
terlalu lama memimpin dan tidak visioner,
pemimpin dapat memahami sesuatu yang
sehingga program-program yang dihasilkan
fisik dan metafisika.
hanya sekedar untuk mempertahankan
5) Memiliki kecerdasan sosial yang baik.
kekuasaannya.
Kecerdasan ini sangat memengaruhi
Dalam buku ini, Penulis mendefinisikan keberhasilan seorang pemimpin dalam
kepemimpinan sebagai proses pemimpin memimpin.
menciptakan visi dan melakukan interaksi 6) Seorang pemimpin harus memiliki
saling memengaruhi dengan para pengikutnya kreativitas dan inovasi yang tinggi.
untuk merealisasikan visi. Kata kunci dalam
Memengaruhi adalah daya atau kekuatan
definisi kepemimpinan adalah pemimpin,
pemimpin yang dipergunakan untuk
karena pemimpin adalah tokoh atau elit
mengubah sikap, perilaku, pendapat, tujuan,
anggota sistem sosial yang dikenal oleh dan
kebutuhan, nilai-nilai, kemampuan dan
berupaya memengaruhi para pengikutnya
tindakan untuk bergerak ke arah tertentu dari
secara langsung atau tidak langsung.
pengikutnya. Dalam buku ini dijabarkan
Pemimpin dikelompokkan menjadi pemimpin beberapa taktik memengaruhi yang dapat
formal dan informal. Pemimpin formal adalah dipergunakan pemimpin sesuai dengan
pemimpin yang menduduki posisi atau jabatan kebutuhan dan situasi pada waktu
formal kepemimpinan dalam suatu organisasi memengaruhi.
formal yang didirikan berdasarkan undang-
1) Hard tactics. Taktik ini berupa perilaku
undang atau peraturan negara atau peraturan
yang memaksa dan mendorong
perusahaan. Sedangkan pemimpin informal
pengikutnya untuk mematuhi perintah
adalah pemimpin yang tidak menduduki
atau kehendak pemimpin. Contohnya
jabatan organisasi formal dalam sistem sosial,
taktik legitimasi, menekan, asertvenes, orang berpendidikan tinggi dan mempunyai
naik banding ke atas dan koalisi. pengalaman kerja yang panjang, maka gaya
2) Soft tactics. Taktik ini berupa perilaku yang kepemimpinan otokratik tidak cocok untuk
bijaksana dan konstruktif. Contohnya diterapkan. Jika pengikutnya merupakan orang
personal appeal, konsultasi, permintaan yang kualitasnya rendah, “biang kerok”, dan
inspirasional, ingratiation dan persuasi pemalas, maka gaya kepemimpinan otokratik
rasional. dan paternalisitis cocok untuk diterapkan.
Anda ingin membuktikannya?
Secara sadar ataupun tidak, penggunaan
“taktik memengaruhi” oleh seorang pemimpin Dalam buku ini dikenal juga istilah
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinannya. kepemimpinan toksik, dan ini merupakan
Dijabarkan dalam buku ini bahwa gaya bagian yang sangat menarik karena jarang
kepemimpinan adalah persepsi para pengikut sekali dijelaskan secara gamblang pada buku-
mengenai pola perilaku pemimpin ketika buku tentang kepemimpinan lainnya.
mencoba memengaruhi para pengikutnya. Kepemimpinan toksik adalah pemimpin yang
Namun gaya kepemimpinan seorang tidak mampu menyesuaikan diri
pemimpin dapat berubah-ubah tergantung (maladjusted), orang yang tidak puas
pada kuantitas dan kualitas para pengikutnya, (malcontent), berhati dengki (malvelont),
situasi dan budaya sistem sosialnya. bahkan jahat (malicious). Istilah lain yang
sering digunakan untuk jenis pemimpin seperti
Teori-teori kepemimpinan yang paling banyak
ini adalah little Hitler, manager from hell dan
dibahas oleh para teoritis dan peneliti
boss from hell. Kepemimpinan toksik sangat
kepemimpinan adalah teori mengenai gaya
berbahaya, karena dapat mengakibatkan
kepemimpinan. Kenapa? Karena gaya
kerusakan serius dan lama terhadap anggota,
kepemimpinan mencerminkan apa yang
organisasi dan lingkungan eksternal yang
dilakukan oleh pemimpin dalam memengaruhi
berada di bawah wewenangnya.
para pengikutnya untuk merealisasikan
visinya. Dijabarkan dengan sangat gamblang Menurut World Audit Organization, Indonesia
beberapa teori gaya kepemimpinan dalam pada tahun 2011 menempati peringkat ke-77
buku ini seperti Teori Ohio State University, dari 180 negara terkorup di dunia di bawah
Teori University of Michigan, Teori Manajerial Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Thailand,
Grid dan Teori Kepemimpinan Kontijensi. Sri Lanka dan India. Walaupun telah
dilancarkannya gerakan pemberantasan
Teori gaya kepemimpinan dapat digunakan
korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi,
sebagai salah satu solusi bagaimana
tingkat korupsi di Indonesia masih cukup
menghadapi permasalahan yang sering terjadi
tinggi. Hal ini merupakan salah satu contoh
akibat adanya hubungan emosional yang tidak
fenomena kepemimpinan toksik di lembaga
harmonis antara pemimpin dan pengikutnya.
pemerintah di Indonesia.
Berdasarkan Teori Kepemimpinan Kontijensi,
terdapat 5 (lima) jenis gaya kepemimpinan Satu fenomena yang unik di Indonesia adalah
yaitu gaya otokratik, paternalistik, partisipatif, fenomena korupsi berjamaah. Anak buah
demokratik dan terima beres. Pada kasus ini, mengetahui korupsi yang dilakukan oleh
seorang pemimpin harus mampu pemimpinnya namun tidak melakukan
mengidentifikasi perilaku dan kompetensi pencegahan, demikian juga pemimpin
pengikutnya, sehingga pemimpin dapat membiarkan anak buahnya melakukan korupsi
menerapkan satu atau lebih gaya karena mendapatkan sebagian dari hasil
kepemimpinan tersebut sesuai dengan kondisi korupsi anak buahnya. Atau korupsi dilakukan
pengikutnya. Apabila pemimpin memiliki secara bersama-sama antara pemimpin
mayoritas pengikutnya merupakan orang- dengan anak buahnya.
Namun kepemimpinan toksik ini dapat mungkin dapat berperang selama 6 (enam)
dihindari dan diminimalkan dengan cara tahun dalam PD II.
memberikan pelatihan kepemimpinan kepada
para pemimpin dan calon pemimpin, serta Faktor Pendorong didasari kepada keinginan
memberikan pementoran dari pemimpin yang wanita yang tidak mau kembali ke perannya
telah sukses melaksanakan kepemimpinan semula setelah PD II berakhir. Di Amerika
dengan baik sesuai nilai-nilai dan prinsip- Serikat, malahan, wanita mengorganisir
prinsip kepemimpinan organisasi. Selain itu, gerakan persamaan hak (equal right) antara
ada cara lain yang sedikit koersif untuk laki-laki dan perempuan, dan berupaya
mengatasi kepemimpinan toksik seperti mengamendemen Konstitusi Amerika Serikat.
melakukan audit internal kepemimpinan Hal ini didasari oleh beberapa faktor, yaitu
dengan mengikutsertakan para anggota
organisasinya dan hasilnya langsung ditindak- 1) Berkembanganya teknologi rumah tangga
lanjuti, reformasi birokrasi, serta dan rata-rata jumlah anak hanya 2 – 3
mengeluarkan undang-undang Whistle Blower. orang setelah PD II, sehingga ibu rumah
tangga mempunyai banyak waktu
Pembahasan yang juga sangat menarik pada senggang.
buku ini yaitu Penulis berbicara tentang 2) Setelah PD II, setiap orang ingin hidup lebih
bagaimana hubungannya antara wanita dan makmur dan sejahtera. Hal ini mendorong
kepemimpinan, serta hasil penelitian yang seorang istri untuk membantu penghasilan
mengaitkan antara wanita dengan suami dengan bekerja paruh waktu atau
pengambilan keputusan. Pembahasan ini penuh waktu.
sejalan dengan isu kesetaran gender, Wanita 3) Pendidikan wanita berkembang pesat
dan Laki-laki, yang masih hangat dibicarakan setelah PD II. Pendidikan dapat
dan diperjuangkan sampai saat ini. memperluas cakrawala wanita untuk
bekerja dalam berbagai profesi.
Semenjak terjadinya Perang Dunia ke-II (PD II),
4) Gerakan emansipasi wanita dan
peran wanita dalam kehidupan kemanusiaan
persamaan gender menghasilkan undang-
semakin besar. Sebelum perang, peran wanita
undang persamaan hak wanita dalam
adalah mengurusi rumah tangga dan keluarga.
bidang politik untuk menduduki jabatan
Namun ketika perang terjadi, wanita
politik di legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
mengambil alih pekerjaan dan peran yang
Undang-undang politik di Indonesia,
ditinggalkan oleh laki-laki ke medan perang.
misalnya, mengharuskan pengurus partai
Seperti, wanita bekerja di pabrik-pabrik
politik dan anggota legislatifnya minimal
persenjataan militer, membuat senjata kapal
terdapat 30 persen wanita.
terbang dan kapal laut, di samping bekerja di
berbagai posisi sipil.
Walaupun dalam sejarah dunia telah muncul
Menurut Chizuko Uneno, seorang feminis 68 wanita sebagai presiden dan perdana
Jepang, ada 2 (dua) faktor yang menyebabkan menteri di berbagai negara di seluruh dunia,
wanita harus keluar rumah yaitu pull factors sejumlah orang atau kelompok tertentu masih
(faktor penarik) dan push factors (faktor menganggap wanita kurang cocok menduduki
pendorong). poisi kepemimpinan tertentu. Contohnya yang
telah terjadi di Indonesia, ketika Megawati
Faktor Penarik yaitu faktor yang menarik atau Soekarno Poetri akan menjadi Presiden
memaksa wanita keluar rumah untuk Republik Indonesia, sejumlah tokoh politik
mengambil alih pekerjaan dan peran laki-laki Islam fundamental menolaknya menjadi
yang berperang di medan pertempuran. Tanpa presiden. Mereka berpendapat bahwa wanita
campur-tangan dari wanita, Jepang tidak hanya berhak menjadi pemimpin.
Kemudian, bagaimana hubungan antara Selamat membaca dan temukan motivasi
wanita dengan pembuatan keputusan. Dalam positif Anda setelah membaca buku ini.
sebuah penelitian tentang pembuatan Ganbatte kudasai .....
keputusan yang berjudul Re-examining the
Influence of Individual Values on Ethical
Decision Making oleh empat pakar dari tiga
universitas terkenal di Amerika Serikat
didapatkan salah satunya adalah “wanita lebih
menyukai pembuatan keputusan etikal
daripada pembuatan keputusan ekonomis jika
dibandingkan dengan laki-laki”. Dengan kata
lain, dalam pengambilan keputusan wanita
masih merujuk pada norma-norma yang
berlaku.

Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal menarik


yang disampaikan dalam buku yang ditulis oleh
seorang Doktor lulusan dari Western Michigan
University, Amerika Serikat, ini. Seperti
pembahasan tentang kepengikutan dan teori-
teori yang mendasarinya, konsep dan model
kepemimpinan dari berbagai aspek sosial,
faktor-faktor tertentu yang memengaruhi
dalam pengambilan keputusan, variabel-
variabel yang dapat mengantarkan kesuksesan
proses kepemimpinan, serta langkah-langkah
yang harus ditempuh untuk melakukan sebuah
penelitian kepemimpinan. Sehingga buku ini
pantas sekali dikatakan sangat komprehensif.

Namun kurang “seru” dan “puas” apabila Anda


tidak membacanya sendiri, dan memahaminya
setiap bab yang telah terhampar dalam buku
ini. Apalagi bagi Anda seorang calon pemimpin
perubahan dan pengajar, khususnya pengajar
di pelatihan kepemimpinan,
direkomendasikan untuk membaca buku ini.
Buku ini akan membuka pikiran Anda tentang
kepemimpinan. Sekaligus Anda dapat
mencoba melakukan penelitian kepemimpinan
di lingkungan kerja Anda.

Tak ada gading yang tak retak, sesungguhanya


Kesempurnaan itu milik Tuhan Yang Maha Esa.
Isi dalam buku ini cukup rumit, mungkin karena
buku ini lebih ditujukan sebagai buku teks ilmu
kepemimpinan di perguruan tinggi, sehingga
Anda jangan berharap ketika membaca buku
ini seperti membaca novel.

Anda mungkin juga menyukai