Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR PENYEBAB CACAT PRODUK LAMPU DOWNLIGHT

LED DENGAN METODE SEVEN TOOLS


DAN METODE 5W + 1H

PRASETYO MARGIYANTO DAN WASPADA TEDJA BHIRAWA


Program Studi Teknik Industri, Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma,
Jakarta

ABSTRAK
Lampu LED atau kepanjangannya Light Emitting Diode adalah suatu lampu
indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk
menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Misalnya pada sebuah
komputer, terdapat lampu LED power dan LED indikator untuk processor, atau
dalam monitor terdapat juga lampu LED power dan power saving. Lampu LED
terbuat dari plastik dan dioda semikonduktor yang dapat menyala apabila dialiri
tegangan listrik rendah (sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam warna dan bentuk
dari lampu LED, disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsinya. Metode penelitian
menggunakan Fishbone diagram atau diagram tulang ikan, metode tersebut
merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara karakteristik
kualitas/Akibat dengan faktor-faktornya/penyebabnya sehingga didapatkan suatu
hubungan sebab akibat untuk mencari akar dari suatu pokok permasalahan
ditinjau dari berbagai faktor yang ada. Analisis 5W + 1H adalah suatu metode
analisis yang digunakan untuk melakukan penanggulangan terhadap setiap akar
permasalahan. jenis Cacat penurunan tingkat Lux sebesar 2 %, Cacat over heat
sebesar 9 % , Cacat Flicker sebesar 1 % , Cacat Lampu LED mati tiba tiba
sebesar 6%, Cacat Komponen Pendukung yang mengakibatkan lampu LED mati
sebesar 1 %. Berdasarkan penelitian diatas, ditemukan bahwa terdapat 4 (empat)
kategori penyebab terjadinya kerusakan produk pada Lampu Downlight LED
yaitu, Keempat kategori tersebut adalah kategori material (material tercampur
dengan material yang buruk), metode (Standar perakitan masih belum ada, proses
perakitan tidak beraturan, informasi material hanya terbatas pada operator tehnik),
alat kerja (peralatan kerja kurang presisi) dan tenaga kerja (kelelahan dan beban
kerja terlalu tinggi).

Kata kunci : Cacat Produk Lampu, Seven Tools , Metode 5W + 1H

PENDAHULUAN dalam waktu yang hampir bersamaan


ditemukan juga lampu fluorescence (TL)
dan merkuri. Saat ini ada beberapa jenis
Sumber cahaya dari waktu ke waktu lampu yang digunakan manusia untuk
semakin berkembang, mulai dari berbagai keperluan, yaitu lampu pijar, TL,
penemuan lampu pijar oleh Edison dan LED, Merkuri, Halogen, Sodium dan

1
sebagainya. Namun masih ada dihasilkan. Salah satu metode yang
kekurangan pada lampu generasi pertama digunakan dalam meningkatkan kualitas
sehingga lampu terus dikembangkan agar produk yaitu dengan menggunakan
bisa menghasilkan cahaya yang terang, metode seven tools dan metode perbaikan
memberikan warna yang bagus, hemat kualitas dengan 5W + 1H.
energi, portable (mudah dibawa) dan lain
sebagainya. Yang paling menarik dari
beberapa jenis lampu adalah LED. METODE
Lampu LED atau kepanjangannya Light
Emitting Diode adalah suatu lampu Perangkat Pengendalian Kualitas
indikator dalam perangkat elektronika Kualitas didefinisikan sebagai segala
yang biasanya memiliki fungsi untuk sesuatu yang dapat memuaskan pelanggan
menunjukkan status dari perangkat atau sesuai dengan persyaratan dan
elektronika tersebut. Misalnya pada kebutuhan pelanggan. Selain itu
sebuah komputer, terdapat lampu LED didefinisikan juga bahwa kualitas sebagai
power dan LED indikator untuk processor, konsistensi peningkatan dan penurunan
atau dalam monitor terdapat juga lampu variasi karakteristtik produk, agar dapat
LED power dan power saving. memenuhi spesifikasi dan kebutuhan, guna
Lampu LED terbuat dari plastik dan dioda meningkatkan kepuasan pelanggan internal
semikonduktor yang dapat menyala maupun eksternal Gaspersz (2005).
apabila dialiri tegangan listrik rendah Untuk memecahkan masalah yang
(sekitar 1.5 volt DC). Bermacam-macam timbul mengenai permasalahan kualitas,
warna dan bentuk dari lampu LED, diperlukan suatu alat bantu yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan dipergunakan secara tepat, untuk
fungsinya. menganalisis masalah dengan sebaik-
Kualitas suatu produk sangat penting, baiknya. Menurut Tjiptono (2003) ,seven
karena konsumen seringkali ingin membeli tools of quality adalah alat statistik
produk dengan kualitas yang sesuai sederhana yang digunakan untuk suatu
dengan nilai tukarnya. pemecahan masalah.Oleh karena itu,
Terdapat beberapa produk yang diciptakan alat-alat bantu yang dapat
mengalami cacat produk, jenis-jenisnya dipergunakan secara mudah namun tepat
antara lain adalah : untuk membantu pelaksanaan dalam
a. Kualitas cahaya tidak sesuai dengan melakukan langkah pemecahan masalah.
spesifikasi (terjadi penurunan kekuatan Alat bantu yang dikembangkan ialah 7
pencahayaan / penurunanLux), alat pengendalian kualitas (The 7 QC
b. Panas yang berlebih yang Tools), yaitu :
dihasilkanolehlampupadasaatdinyalaka a. Lembar Periksa (Check Sheet)
n. b. Histogram
c. Cahayalamputerlihatberdenyut c. Diagram Pareto
(Flicker). d. Stratifikasi
d. Lamputiba – tibamatisebelumhabis e. Diagram Tebar
masa pemakaian yang ditentukan. f. Peta Kendali
e. Kerusakanpadaelektronik driver yang g. Diagram Tulang Ikan (Fishbone
menyebabkanlampumati. Diagram-Diagram Sebab Akibat)
PT Dhiyan Aruna selaku produsen Berikut ini akan dijelaskan 7 ( tujuh) alat
perakitan sekaligus melayani pada bidang pengendalian kualitas (The 7 QC Tools),
distribusi dan supplier tunggal dari lampu yaitu :
LED merek Signus, bertanggung jawab
terhadap keluhan pelanggan dimana Diagram Tulang Ikan ( Fish Bone
lampu hasil produksi dari perusahaan Diagram )
tidak sesuai dengan harapan pelanggan.
Diagram TulangIkanini akan
Oleh karena itu Perusahaan diharapkan
menunjukkan sebuah dampak atau akibat
mampu memberikan sebuah solusi
dari sebuah permasalahan, dengan
bagaimana dapat menghadirkan sebuah
berbagai penyebabnya. Efek atau akibat
produk dengan kualitas terbaik yang

2
dituliskan sebagai moncong kepala. disebabkan oleh faktor-faktor penyebab
Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab- itu.
sebab sesuai dengan pendekatan
permasalahannya. Dapat juga dikatakan Miftah (2010) menyatakan bahwa
diagram Cause and Effect (Sebab dan Fishbone diagram atau diagram tulang
Akibat) karena diagram tersebut ikan merupakan diagram yang
menunjukkan hubungan antara sebab dan menggambarkan hubungan antara
akibat. Berkaitan dengan pengendalian karakteristik kualitas/Akibat dengan faktor-
proses statistikal, diagram sebab-akibat faktornya/penyebabnya sehingga
dipergunakan untuk untuk menunjukkan didapatkan suatu hubungan sebab akibat
faktor-faktor penyebab (sebab) dan untuk mencari akar dari suatu pokok
karakteristik kualitas (akibat) yang permasalahan ditinjau dari berbagai faktor
yang ada.

Gambar 1. Diagram Tulang Ikan ( Fish Bone Diagram )


Pada gambar 1 dapat dilihat pokok bagian ini berisikan tentang detail
Permasalahan "Faktor Metode" "Faktor langkah-langkah penanggulangan
Manusia" "Faktor Lingkungan" "Faktor yang dilakukan didalam
Material" "Faktor Mesin/Alat" menanggulanngi permasalahan.
d. Where (Dimana Penanggulangannya
Analisis 5W + 1H ?) => Tempat dilakukannya
penanggulangan masalah. ¾
Analisis 5W + 1H adalah suatu metode e. When (Kapan Penanggulangannya ?)
analisis yang digunakan untuk melakukan => Waktu penanggulangan
penanggulangan terhadap setiap akar permasalahan tersebut.
permasalahan yaitu : f. Who (Oleh Siapa
Penanggulangannya ?) => Pihak
a. What (Apa Penanggulangannya ?) => terkait yang melakukan
Disini menjelaskan tentang langkah penanggulangan terhadap
penanggulangan masalah yang permasalahan yang ada atau biasa
diambil untuk memecahkan disebut PIC = Personal In Charge.
permasalahan yang ada.
b. Why (Mengapa Ditanggulangi ?) =>
Penjelasan mengenai
penanggulangan yang dilakukan.
c. How (Bagaimana
Penanggulangannya ?) => Pada

3
HASIL DAN PEMBAHASAN panas melebihi ketentuan maka Lampu
akan cepat mengalami kerusakan dan
Proses Perakitan (Assembly) cepat redup). Jika sudah sesuai antara
Lampu Downlight LED Mata LED, elektronik driver dan rumah
lampu (armature) maka dilakukan test
Proses perakitan dimulai dengan nyala dan diukur kekuatan cahayanya
menetukan rancangan berapa daya dengan menggunakan Lux Meter
Lampu yg akan dirakit, dan berapa kemudian diukur panas dari lampu
kekuatan cahaya yang akan dihasilkan , tersebut menggunakan digital
kemudian ditentukan pula besaran sudut thermometer dan Stop Watch untuk
lensa LED karena akan mempengaruhi mengetahui berapa lama waktu
jangkauan kekuatan pencahayaan dan pengetesan. setelah didapat ukuran arus,
sebaran sinarnya (hasil sinarnya akan daya yang dibutuhkan, kekuatan cahaya
fokus atau menyebar). Kemudian setelah dan suhu yang tepat maka Proses
ditentukan dan dipilih Mata LED , maka perakitan dapat dilakukan dengan
mata LED dinyalakan dengan mengikuti langkah langkah di atas tapi
menggunakan DC Power Supply untuk tanpa melalui pengukuran suhu dan tanpa
mengetahui arus yang dibutuhkan untuk dilakukan pengukuran arus.
menentukan elektronik driver (trafo
elektronik) yang akan dipakai, kemudian Pengumpulan Data
mata LED dirangkai diatas piringan
aluminium PCB dan kemudian dilakukan Berdasarkan penelitian yang
pengecekan konektivitas antar mata LED dilaksanakan pada bulan Agustus 2016
dengan PCB dan antar rangkaian LED hingga November 2016, maka didapatkan
dengan LED yang lain, karena data yang berupa:
rangkaiannya merupakan rangkaian seri,
a. Data jumlah cacat.
maka jika salah satu Mata LED tidak
b. Data jumlah produksi Downlight 12Watt
tersambung dengan Baik maka akibatnya
selama 13 Minggu.
LED yang lain tidak akan menyala jika
c. Data pengukuran kekuatan cahaya
dialiri arus dari sumber Power. Setelah itu
lampu / Lux.
dilakukan test menggunakan Power
d. Data pengukuran suhu permukaan
Supply untuk mengetahui arus yang
lampu.
dibutuhkan untuk menyalakan rangkaian
e. Data pengukuran arus yang digunakan.
LED dan untuk menentukan elektronik
driver yang akan digunakan untuk merakit
lampu LED, Setelah ditentukan berapa Produk Cacat
arus yang dibutuhkan maka dilakukan Produk rusak merupakan produk yang
pemilihan elektronik driver yang sesuai mengalami kerusakan pada saat proses
dengan kebutuhan, kemudian produksi sehingga tidak memenuhi
dipasangkan socket dari rangkaian untuk standar kualitas yang ditentukan oleh
menghubungkan LED dengan elektronik perusahaan. Kerusakan produk
driver, setelah terpasang kemudian berdasarkan spesifikasi, cacat tersebut
Lampu dinyalakan dan diukur panas yang diberi kode abjad untuk mempermudah
timbul pada piringan Rangkaian PCB dalam mengklasifikasikan :
dengan menggunakan Digital a. Cacat penurunan tingkat Lux
Thermometer, setelah diketahui berapa b. Cacat over heat
panas yang timbul maka Lampu dimatikan c. Cacat Flicker
dan dipilih Rumah lampu yang kira kira d. Cacat Lampu LED mati tiba tiba
cocok dan dapat menyerap panas dari e. Cacat Komponen Pendukung yang
rangkaian lampu LED, Setelah mengakibatkan lampu LED mati
dipasangkan pada rumah lampu kemudian
lampu dinyalakan lagi untuk mengukur
suhu pada permukaan piringan rangkaian
LED dan maksimal panas yg masih
ditolerir adalah 55 0 Celcius (karena jika
4
Produk Cacat
60
50
40
30
20
10
0
A B C D E

Gambar 2. Diagram Histogram Produk Cacat

kerusakan pada kerusakan cacat overheat


atau panas berlebih pada body lampu
Diagram Pareto sebesar 8 % yang disebabkan oleh panas
Diagram Pareto merupakan grafik yang ditimbulkan oleh mata LED akibat
batang yang menunjukkan masalah arus yang tidak sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan urutan banyaknya kejadian untuk menyalakan mata LED. Kerusakan
dari gambar 3. dapat diketahui bahwa cacat overheat atau panas berlebih pada
cacat produk pada B adalah yang tertingi body lampu banyak terjadi pada minggu
yaitu kerusakan cacat overheat atau ke 5 antara tanggal 31 Oktober hingga 4
panas berlebih pada body lampu, November 2016 ketidak sesuaian arus ini
kemudian Dari hasil penghitungan diketahui setelah adanya kerusakan dari
tersebut diatas, digambarkan dalam produk yang bersumber dari salah satu
Diagram Pareto membandingkan jenis supplier yang menyediakan material mata
kerusakan yang terjadi. Dari diagram LED, dapat dilihat pada gambar 2.
diatas dapat dilihat bahwa persentase

60 1.2
50 1
40 0.8
30 0.6
20 0.4
10 0.2 frekuensi
0 0
kumulatif

Gambar 3. Diagram Pareto Produk Cacat


produksi dan salah satu penyebab
Scatter Diagram terjadinya cacat produk adalah karena
Ditemukan beberapa produk yang kesalahan manusia (human eror), adapun
cacat akibat kesalahan pada proses kesalahan ini disebabkan karena faktor
kelelahan dari operator yang bekerja, oleh
5
karena itu dalam data dibawah ini cacat produk yang dihasilkan, dapat dilihat
dibandingkan antara penambahan jam pada gambar 4.
kerja atau lembur dengan banyaknya

Jumlah Produk Cacat


16
14
12
Produk 10
Cacat 8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12
Lembur (jam)

Gambar 4. Diagram Scatter Plot Produk Cacat over time


yang kurang baik sehingga menyebabkan
Selain akibat kesalahan pada proses produk menjadi panas kemudian
produksi yang diakibatkan oleh human mengalami penurunan kekuatan cahaya
error, cacat produk juga diakibatkan oleh sehingga produk cacat. Dan dapat dilihat
adanya material dari salah satu supplier pada gambar 5.

>100Lx
10
8
6
produk
cacat 4
>100Lx
suhu
tinggi
2
0
0 2 4 6 8 10
Produk cacat

Gambar 5. Diagram Scatter Plot Produk Cacat overheat & cacat

Analisis Fishbone Diagram (Diagram Selanjutnya, dari sumber-sumber


Tulang Ikan) utama tersebut diturunkan menjadi
Diagram sebab-akibat menggambarkan beberapa sumber yang kecil dan
garis dan simbol-simbol yang mendetail, misal dari metode kerja dapat
menunjukan hubungan antara akibat dan diturunkan menjadi pelatihan,
suatu masalah. Diagram tersebut pengetahuan, kemampuan, karakteristik
memang digunakan untuk mengetahui fisik, dan sebagainya. Untuk mencari
akibat dari suatu masalah untuk berbagai penyebab tersebut dapat
selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan. digunakan teknik dengan Fishbone
Penyebab masalah ini pun dapat berasal Diagram pada gambar 6. di bawah ini :
dari berbagai sumber utama, misalnya
metode kerja, bahan, penggukuran,
karyawan, lingkungan, dan seterusnya.
6
Gambar 6. Fishbone Diagram

Berdasarkan diagram sebab-akibat


sebab terbuka karena benturan dengan alat
diatas, diketahui bahwa terdapat 4 kerja, material bisa terkontaminasi kotoran
(empat) kategori yang dapat dianalisis serabut kabel atau gram dari logam yang
sebagai penyebab terjadinya kerusakan dapat mengakibatkan
ibatkan konsleting dan
produk pada Lampu Downlight LED. panas berlebih). Hasil solderan terkadang
Keempat kategori tersebut adalah tidak sempurna, hal ini juga akan
material, metode, alat kerja dan tenaga menyebabkan panas sehingga membuat
kerja.
a. Untuk kategori material, tindakan produk cacat dan bermasalah.
yang dilakukan pada saat penerimaan Kategori alat kerja yaitu alat yang
material tidak dilakukan pengukuran ulang dipakai kurang presisi akibat seringnya
apakah material sesuai antara sample pemakaian alat dalam lam bekerja dan tidak
yang diterima dan produk material dilakukan kalibrasi ulang alat kerja untuk
sebelumnya dengan material kiriman menjamin alat kerja dapat dipakai bekerja
baru, karena secara sepintas dan kasat k dengan optimal dan presisi. Misalnya
mata material sama persis dengan sample adalah pada digital power meter yang
yang dikirimkan. Karena sepintas terlihat bagian komponennya sangat sensitif
sama maka dianggap material memiliki dengan perubahan arus dan tegangan
kualitas yang baik dan sesuai dengan listrik
ik sehinga jika terjadi lonjakan arus
spesifikasi yang telah ditentukan. Dan maka display angka pada alat tersebut
kesalahan kedua adalah produk jadi tidak akan berubah, hal ini akan mengakibatkan
dipisahkan antarara material dari supplier A operator salah baca arus listrik yang
dengan produk rakitan yang mengalir sebenarnya dengan arus yang
menggunakan material dari supplier B, dibutuhkan untuk mengaktifkan komponen
Karena tidak dilakukan sortir dan material rakitan.
pengukuran dengan baik maka berakibat Kategori keempat yaitu kategori tenaga
pada kerusakan produk jadi. kerja, tenaga kerja yang bekerja
Untuk kategori metode kesalahan berpindah pindah bagian dan tugas &
terdapat pada tidak adanya panduan pan tanggung jawab lebih dari satu pekerjaan
perakitan dan prosedur perakitan yang akan menyebabkan konsentrasi pekerja
terstandar dan proses perakitan tidak yang terpecah sehingga terjadi tidak
seragam antara satu operator dengan sempurnanya pekerjaan yang dilakudilakukan,
operator lainnya, kemudian penempatan atau material yang belum terpasang pada
material yang tidak beraturan yang produk rakitan sehingga mengakibatkan
mengakibatkan material berbenturan produk cacat. Kemudian kelelahan karena
dengan alat kerja dan bercampur
bercamp dengan tuntutan dari pemesan agar produk segera
material yang tidak diperlukan. Dan hal ini dikirimkan untuk dipasang, mengakibatkan
akan mengakibatkan material cacat pekerjaan dikerjakan dengan terburu buru.
sebelum dirakit ( misalnya solderan Akibat pressure
essure pekerjaan yang berlebih

7
yang diterima oleh tenaga kerja akan sebesar 1 % , Cacat Lampu LED mati
mengurangi konsentrasi dan ketelitian tiba tiba sebesar 6%, Cacat Komponen
pada proses perakitan, hal ini juga akan Pendukung yang mengakibatkan lampu
memicu kerusakan pada produk hasil LED mati sebesar 1 %.
rakitan. b. Berdasarkan hasil pengolahan data
telah diketahui bahwa terdapat 5(lima)
Metode 5W + 1H (What, Why, Who, jenis cacat untuk proses perakitan.
Where, When dan How) Langkah perbaikan selanjutnya
Langkah-langkah perbaikan yang menurut metode 5W+1H ialah why
dilakukan menggunakan metode 5W + 1H (mengapa perbaikan perlu dilakukan).
(What, Why, Who, Where, When dan c. Who (Siapa yang melakukan
How). Metode ini digunakan untuk perbaikan) di dalam pengolahan data
memberikan gambaran lebih jelas dan dijelaskan bahwa orang yang
lengkap tentang perbaikan suatu sistem melakukan perbaikan adalah operator
kerja. Metode ini diterapkan untuk kedua dari PT.Dhiyan Aruna sebagai bentuk
jenis proses yakni proses perakitan dan tanggung jawab terhadap produk yang
proses Inspeksi. dihasilkan.
a. Pada pertanyaan pertama, What (apa d. When (kapan produk dilakukan
yang perlu diperbaiki) terdapat 5 perbaikan)
(lima)jenis cacat produk pada hasil e. How (bagaimana produk harus
perakitan, jenis Cacat penurunan dilakukan perbaikan).
tingkat Lux sebesar 2 %, Cacat over
heat sebesar 9 % , Cacat Flicker

Tabel 1 Metode 5W 1H

Jenis 5W 1H Deskripsi tindakan


Tujuan what (apa yang perlu Perbaikan produk lampu yang mengalami Cacat
Utama diperbaiki ?) Produksi
Why (mengapa perlu Sebagai bentuk tanggung jawab produsen
Alasan dilakukan perbaikan?) terhadap produk yang dihasilkan
Untuk menjaga hubungan antara produsen dan
konsumen tetap baik
Untuk mengurangi biaya berlebih pada produksi
berikutnya akibat cacat produk
Orang/ Who (siapa yang Pihak PT.Dhiyan Aruna (Operator Produksi :
Petugas melakukan perbaikan?) Rahmat, Eko s)
Bagian Maintenance ( PT.Dhiyan Aruna; Hartono,
Supri)

Waktu
pelaksanaa When (Kapan
n Dilakukan perbaikan?) Ketika ditemukan produk cacat saat produksi.
Ketika ada keluhan dari customer.
Pada Bulan Sept hingga Nov 2016
Lokasi / Where (dimana
Tempat dilakukan ?) di Work shop PT.Dhiyan Aruna.

How (berapa yang


Jumlah dilakukan Perbaikan?) Semua produk yang mengalami cacat produksi
Seluruh produk dari LOT produksi yang sama
dilakukan penarikan dari Customer untuk
dilakukan pengecekan

8
Solusi perbaikan produk cacat

a. Cacat penurunan tingkat Lux


Pada gambar 7 dapat dilihat cacat
penurunan tingkat Lux, dimana
sinarnya redup.

Gambar 7. Cacat Penurunan Tingkat Lux

Untuk cacat penurunan tingkat Lux, melakukan running test sebelum


solusinya adalah : produk diserahkan kepada customer
1) Dengan memilih material LED untuk mengetahui sejauh mana
dengan baik . kualitas produk yang akan
2) Menjaga kestabilan suhu produk diserahkan.
lampu LED Downlight agar tetap b. Cacat over heat
terjaga kualitas lampu dari Pada gambar 8 dapat dilihat cacat over
penurunan tingkat kekuatan cahaya heat dimana temperatur permukaan
dari spesifikasi yang telah melebihi standar operasi yaitu diatas
ditentukan. 50 0 C.
3) Menyeleksi ulang produk dan

Gambar 8. Cacat Over Heat


dilakukan perakitan.
Untuk cacat over heat , solusinya 2) Mengganti material mata LED yang
adalah: tidak baik dengan Mata LED dengan
1) Melakukan pengecekan ulang pada kualitas yang baik.
komponen material sebelum 3) Melakukan pengecekan pada
9
sambungan solder, untuk Flicker dimana cahaya lampu terlihat
memastikan kualitas sambungan berdenyut.
dengan baik.

c.Cacat Flicker
Pada gambar 9 dapat dilihat cacat

Gambar 9. Cacat Flicker


dengan seleksi yang baik untuk
Untuk cacat flicker, solusinya adalah: mencegah tercampurnya raw
1) Dengan memilih electronic driver material yang baik dengan material
yang mengalirkan arus dengan yang buruk.
stabil , maka akan mengurangi
flicker. d. Cacat Lampu LED mati tiba tiba
2) Menyesuaikan antara kebutuhan Pada gambar 10 dapat dilihat cacat
arus dengan daya lampu. Lampu LED mati tiba tiba, dimana
3) Dengan menjaga kualitas material lampu mati tiba tiba.

Gambar 10. Lampu LED Mati Tiba Tiba


perakitan , sampai pengetesan
Untuk cacat Lampu LED mati tiba tiba, untuk menjamin kualitas produk.
solusinya adalah : 3) Melakukan test menyala selama 7 x
1) Memilih material lampu dengan 24 jam untuk memastikan
kualitas yang baik . kehandalan produk sebelum
2) Melakukan pengecekan mulai dari diserahkan ke customer.
awal pemilihan material hingga

10
e. Cacat Komponen Pendukung yang tidak sempurna atau mati , diakibatkan
mengakibatkan lampu LED mati oleh komponen pendukung yang tidak
Pada gambar 11 dapat dilihat cacat sesuai atau komponen yang cacat.
Komponen Pendukung, dimana lampu

Gambar 11. Cacat Komponen Pendukung

Untuk cacat komponen pendukung kerusakan produk pada Lampu


yang mengakibatkan lampu LED mati Downlight LED yaitu, Keempat kategori
solusinya adalah: tersebut adalah kategori material
1). Melakukan pemilihan dengan ketat (material tercampur dengan material
komponen material sebelum dilakukan yang buruk), metode (Standar
proses perakitan. perakitan masih belum ada, proses
2) mengganti komponen yang tidak baik perakitan tidak beraturan, informasi
dengan komponen material yang material hanya terbatas pada operator
kualitasnya baik dan sesuai dengan tehnik), alat kerja (peralatan kerja
spesifikasi. kurang presisi) dan tenaga kerja
(kelelahan dan beban kerja terlalu
tinggi).

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil pengolahan data
untuk produk cacat dengan menggunakan Ariani, D.W, 2004, Pengendalian Kualitas
seven tools dan Output 5 W + 1 H dapat Statistik, Penerbit ANDI. Yogyakarta.
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Feigenbaum, A.V, 1992, Kendali Mutu
a. Jumlah produk yang cacat dari mulai Terpadu, Penerbit Erlangga. Jakarta.
yang terbanyak adalah jenis cacat B Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality
adalah 8%, kemudian D adalah 5%, Manajemen. Penerbit PT Gramedia
dan selanjutnya A adalah 2%, diikuti Pustaka Utama. Jakarta.
dengan C adalah 1%, dan yang Imai, Massaaki. 2001, Kaizen (Ky’zen):
terakhir adalah E adalah 1%. Kunci Sukses Jepang Dalam
b. Ditemukan 5 (lima) jenis kecacatan Persaingan. Penerbit PPM. Jakarta.
yaitu : Cacat penurunan tingkat Lux, Tjiptono, Fandy Dan Diana, Anastasia.
Cacat over heat , Cacat Flicker, Cacat 2003.Total Quality Manajemen Edisi
Lampu LED mati tiba tiba , Cacat Revisi. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Komponen Pendukung yang Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar
mengakibatkan lampu LED mati. Teknik & Manajemen Industri Edisi
c. Berdasarkan penelitian diatas, Pertama. Penerbit Guna Widya.
ditemukan bahwa terdapat 4 (empat) Surabaya
kategori penyebab terjadinya

11

Anda mungkin juga menyukai