Suatu Hari Disebuah Kerajaan
Suatu Hari Disebuah Kerajaan
Saat si pejabat masuk ke rumah dan belum lama duduk, dari dalam rumah
tiba-tiba terdengar suara, “Prang” bunyi gelas pecah tersebut kemudian disusul
teriakkan suara dengan nada berang,”Hai… matamu taruh dimana, pinter bener sich,
gelas diam begitu main disenggol saja”! Teriakkan balasan pun segera bersambut
“Sapa suruh taruh gelas sembarangan di situ, pinter…!!! Kalau gelas tidak ditaruh
disitu, pasti nggak akan tersenggol. Dasar tidak punya otak”. Begitu seterusnya, satu
sama lain saling menyalahkan dengan nada tinggi, tanpa ampun dan masing-masing
mau menangnya sendiri.
Mendengar kata-kata kasar dan makian di balik ruang tamu, Si pejabat pun
segera berpamitan dengan tuan rumah. Niat awalnya untuk menyampaikan undangan
dari baginda raja kepada para keluarga yang akan dipilih sebagai wakil dari keluarga
teladan dikerajaan itu, akhirnya dibatalkan sebelum disampaikan. Sambil
menggelengkan kepala dan menghela nafas panjang, Si pejabat Melanjutkan
perjalanan untuk mengunjungi sebuah rumah besar lainnya yang tak jauh dari situ.
Pendidikan paling mendasar dan awal dari sebuah pribadi adalah pendidikan
yang dimulai dari lingkungan keluarga. Dari situlah awal kepribadian di bentuk dan
terbentuk. Jika orang tua mampu mendidik dengan memberi teladan yang baik bagi
anak-anaknya, di harapkan akan memberi dampak yang positif kepada masyarakat
sekitarnya, dan akhirnya bagi bangsa pada umumnya. Hal ini juga didukung dengan
ayat suci yang tersurat pada Thai Hak Bab IX;1 Adapun yang dikatakan “untuk
mengatur Negara harus lebih dahulu membereskan rumah tangga” itu ialah; tidak
dapat mendidik keluarga sendiri tetapi dapat mendidik orang lain itulah hal yang
takkan terjadi. Maka seorang kuncu biar tidak keluar rumah, dapat
menyempurnakan pendidikan dinegaranya. Dengan berbakti kepada ayah bunda,
ia turut mengabdi kepada raja; dengan bersikap rendah hati, ia turut mengabdi
kepada atasanya; dan dengan bersikap kasih sayang, ia turut mengatur
masyarakat.
Sebaliknya, jika manusia mampu meredam ego dan mau mengakui kesalahan
dan memohon maaf, maka akan ada banyak masalah pertengkaran dan permusuhan
bisa diredam. Sebagai gantinya, akan lahir kedamaian dan keharmonisan yang
seutuhnya, baik disekala kecil seperti dalam keluarga maupun dalam sekala yang
lebih besar yakni bermasyarakat, bahkan bernegara. Nabi kongzi bersabda; hal
memanah itu seperti sikap seorang junzi, bila memanahnya meleset dari bulan
bulanya(sasaran), sipemanah memeriksa sebab sebab kegagalan didalam diri
sendiri”. (zhongyong;XIII;5)