Karya : Denny JA
Serupa Maskumambang
dan abadi
Terengah-Engah dalam Tabung dan Selang
menghidupi mimpi
dapat untung
lambang garuda
dasarnya pancasila
pemimpin otoriter
REPELITA
bisa jadi
di tahun-tahun berikutnya
di mulut dor
di kepala
diikat tali
dikafani karung
bisa diada-ada
saling bunuh
kemana pemerintah?
sibuk membangun
panen gagal
mencekik
Introgasi Karta
bagai jarum
menusuk-nusuk kulit
“nama?”
“karta, pak”
“pekerjaan?”
“petani, pak”
“no KTP?”
“jawab, goblok!”
di rahang, dag!
aku kolep
lampu alakadarnya
mata membelalak
mulut menganga
ahk!
berkumis tipis
aku punya kantong, kantong bolong,
cerita kakek-buyutku
tak berdampak
memprihatinkan
di tahun ini
jalan raya
orang-orang asing
pinjam uang
lesu di wajah karta
entah kemana
pada siapa
kabar di kuping
kepedihan karta
layaknya ombak
ombak kecil
ombak besar
membenturi karang
perasaan bergolak
kepala mendidih
“tuhan,
aku menangis
sembuhkan anakku
tolonglah”
dingin
tenang
si tukang gossip!
orang-orang kampung
saling berbisik
tengoklah dia”
golek beureum
panen ya panen
menyisakan isi
di Rumah Sulaiman
becek
perampok-perampok
pintu terbuka
sulaiman tertidur
istri mendengkur
incaran utama
sulaiman dibangunkan
istrinya berteriak
di tusuk belati
berbuah cerita
begitulah kelakuannya
saya bersumpah
suara-suara binatang
“betul”
di lubang bilik
teriakan tegas
istriku kaget
“kok kamu, kang?”
kebingungan
anjing!
babi!
setan!
bagong!14
tai!
sampah!
ganas
bengis
diacung-acungkan ke arahku
“sampah masyarakat!”
duk! dak!
dor!
terdengar sayup
selang kejadian
“karta?”
juga pembunuhan
B.A.P
plak!
melakukan pembalasan
pada sulaiman
cukup bagiku
RT kamal, RW duloh
yang kukenal
aku ditelanjangi
terkapar di lantai
diinjak sepatu
dikencingi
bau
karta berkata
pasal-pasal
bagai sampah
nyatanya di sana
sengkon karta sudah terbiasa
jantung cau25 bahkan bodogol26 nya
kami makan
berkedip
membuat keluh-kesah
bahkan sajadah
menguak keadilan dan kecurangan
kami yakin
Kumaha Nu Kawasa27
kami malu pada leluhur
kagungan gusti
saudara sengkon
tersulut jaksa
kalau berbeda
berujung malapetaka
disidang lagi
dituntut lagi
karta berkata
ketimbang memperhatikan
tok...tok…tok…tahun 197730
“atas pertimbangan;
Varia Nusantara31
toooootttt
toooottttttooooottttt
torororoottttttttttttooooooot
totototoooooottt totototooooooottttttt
tororororottoooooooooot
varia nusantara….
berita kedua
tottotototrrrrrroootototrorororoototototooot
republik indonesia
berjalan 197035
dalam setahun
akan ada
menjemur padi
akan ada
makan enak
tidur nyenyak
ngagebah manuk
ada beubeugig sawah
ya ilahi
Ngajorowok Maratan Langit
malam menggigil
“bismillah hirrahmannirrahim
mas menur nutup ning banyu
la illahhailallah muhammadarrosulullah
sejak saat itu
Gunel Siih
itu sodakoh41
itu kesenangan
entah kenapa
entah bagaimana
penyedot kesaktian
hilang
dan membunuh”
“iya, bang”
“sengkon?”
sengkon
termasuk obat-obatan
seperti es
pecah!
dalam hatiku
perampok, sulaiman?
pembunuh?
jantungku berdenyut
gemetar
aku keluar
menangis pedih
seperti
assalammu’alaikum
menuju sajadah
mengalir lah duka panjang di sela mataku dan nafasku nyeri untuk apa hidupku ini?
assalammu’alaikum
Pengakuan Gunel
“woi ABRI…woi…Polisi…
Dibebaskan42
tanya ini-itu
menyarankan ini-itu
Mengadukan Gugatan
apalah artinya berita
berita
berusaha sudah
bersuara iya
perlawanan
resah45
gerakannya sembunyi-sembunyi
tetangga mati
dalam karung
berita di radio
berita petrus
pengantar tidur
sengkon batuk parah
mulutnya berdarah
bernafas susah
untuk apa?
mantri pemerintah?
siapa mereka?
itulah persoalannya
Kesaksian Luka
sehabis peperangan?50
mengiris-ngiris kulitmu
pendidikankah?
hukum?
agama?
indonesia
dilakukan
untukmu
jantung menggunung
di petani di nelayan
di buku-buku sekolah