Anda di halaman 1dari 4

Ibu Sebuah Obituari Cinta

Judul Buku : IBU: SEBUAH OBITUARI CINTA

Penulis : Kang Maman

Penerbit : DIVA Press

Cetakan : Pertama, Desember 2020

Tebal. : 148 hlmn

ISBN. : 978-623-293-143-5

Tahun 2020 adalah masa-masa sulit, penuh kesabaran, dimana orang-orang di dunia
sedang di timpa musibah pandemi covid-19.Banyak orang kehilangan keluarga, pekerjaan
serta ekonomi yang semakin memburuk, harus jaga jarak hingga tak bisa bertemu sanak
saudara, setidaknya itulah yang kita semua rasakan, melaui buku kumpulan puisi yang
berjudul Ibu Obituari Cinta, kang Maman dengan gaya bahasa yang puitis banyak
mengungkapkan dan mengabadikan masa-masa suram covid-19, juga memberi semangat dan
ajakan pembaca untuk tetap tegar dan kuat dalam menjalani kehidupan dimasa pandemi,
Misalnya pada puisi yang berjudul Masih Kemana-mana:
“Pakai masker tutup, mulutmu:
Berkata baik, pilih diammu
Di rumah saja, jangan kemana-mana:
Tak lagi kau teriak maki sesama di jalan raya
Jaga jarak:
Gosib ghibah stop kau serak
Telahkah?
Sudahkah?
Terkatup
Mulut telah tertutup
Seribu waktu rebah
Bersemedi di rumah
Jempol dan jari
Kini ganti menari-nari
Menembus dunia nyata
Menangis dunia nyata
Aku tidak kemana-manana
Aku masih menebar virus di mana-mana”

Buku setebal 148 halaman ini, berisi 146 judul puisi.Sosok kang Maman yang begitu
religius membawa amanat pesan kepada sang pembaca untuk selalu optimis, berdo’a dan
berserah diri kepada Dzat yang Maha Esa dalam meniti kehidupan, tak hanya itu dalam buku
ini juga tersampaikan pesan-pesan damai dan moderat antar sesama, yang akhir-akhir ini
menjadi sebuah polemik , juga pesan moralitas seperti pada bait puisi yang berjudul Jarak
tak Terserak :
“Mari sayang
Pulang kepangkuan sayang
Tak henti berbagi sayang
Pada sesama tebar kasih sayang”

Pemilihan kata yang mudah di paham dan sederhana oleh penulis membuat pesan yang
tersampaikan dalam puisi-puisinya, mudah di tangkap dan tak membuat gagal paham para
pembacanya.Dalam gaya bahasa penulis setidaknya menggunakan dua unsur penting yaitu
unsur kesopanan dan kejujuran.
Pengantar penulis dalam buku ini adalah sebuah puisi yang tersirat subuah pesan, salah
satu latar belakang dari kumpulan puisi dengan judul “Ibu Sebuah Obituari Cinta” ini adalah
kerinduan sang penulis kepada seorang Ibu yang dengan segala cinta kasih dan kebaikanya,
akan selalu di kenang, bahkan sampai ia wafat untaian do’a akan selalu di panjatkan dan
hadiahkan untuknya, sebagai bukti bakti dan kesalehan seorang anak.Dalam buku ini
setidaknya terdapat delapan judul puisi berjudul Ibu, yang menunjukkan bahwa kedudukan
seorang ibu tidak pernah bisa tergantikan, Ia adalah perempuan yang menjadi sebab
wujudnya seorang insan, dengan segala susah payahnya ia mengandung,melahirkan dan
menjadi orang pertama yang mendidik anaknya seperti kata pujangga terkenal arab Hafidz
Ibrahim yang menyairkan sebuah puisi:
“Ibu adalah madrasah
Bila kau mempersiapkannya
Kau mempersiapkan bangsa yang kokoh
Ibu adalah taman
Bila engkau merawatnya dengan air sejuk
Taman itu akan menumbuhkan pohon
Dengan dedaunan yang lebat menghijau
Ibu adalah maha guru
Jejak kakinya terpateri sepanjang sejarah dunia”

Melalui puisi-puisinya yang indah, Kang Maman mampu menjadikanya penghibur hati
seorang ibu.

Identitas

Nama : Ahmad Zuhdan Fathoni


Profil :Mahasantri Semester 6, di Ma’had Aly Al-Iman,Bulus,Gebang,Purworejo,Jawa
Tengah, Prodi : Tafsir wa`ulumuh
Nama Bank : BRI
Nomor: 6851-01-000456-52-9
Nama Pemilik Rekening: AHMAD ZUHDAN FATHONI
Akun Media Sosial: Ig: @azh_dnf Email : zhdn.mgl.com@gmail.com WA: 0882-2502-1612

Anda mungkin juga menyukai