Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “

DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembangunan suatu kapal, diperlukan beberapa faktor yang


harus diperhatikan. Selain perencanaan bentuk dan karakteristik badan
kapal, juga perencanaan kekuatan dan susunan kapal itu sendiri.
Konstruksi kapal pada umumnya teridri dari dua bagian utama, yaitu
badan kapal dan bangunan atas kapal atau rumah geladak.

Sedangkan pengertian konstruksi dalam kaitannya dengan disiplin


ilmu perkapalan adalah bagaimana suatu kapal dibangun sesuai dengan
urutan-urutannya, serta bagaimana hubungan dari bagian-bagian dari
kapal serta bagaimana cara penyambungannya.

Pada umumnya konstruksi dari badan kapal, terdiri dari lambung


kanan, dasar dan atau beberapa geladak. Sedangkan bangunan atas
kapal atau rumah geladak adalah bangunan tambahan yang terletak di
bagian atas badan kapal. Bangunan atas yang terletak di sebelah depan
kapal, dimulai dari linggi muka disebut forecastle, sedangkan bangunan
atas yang terletak di tengah adalah bridge dan yang di belakang disebut
poop.

Pada dasarnya proses penggambaran konstruksi ini dapat dilakukan


dengan tiga macam cara, yakni sistem konstruksi melintang, sistem
konstruksi memanjang dan sistem konstruksi kombinasi. Penggambaran
yang akan dilakukan disini adalah penggambaran terhadap bagian
midship.

Fungsi dari penggambaran konstruksi ini adalah antara lain untuk


memudahkan dalam proses pembangunan suatu tipe kapal karena
memberikan petunjuk urutan-urutan pembangunan dan cara

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 1


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

penyambungan dengan memperlihatkan penampang dari pelat-pelat dan


ukuran dari tiap lajur pelat, serta menggambarkan letak dari seluruh
lubang atau bukaan pada lambung kapal.

1.2 Rumusan Masalah

Kapal sebagai sarana transportasi, selain mengalami beban muatan


juga mengalami beban konstruksinya sendiri. Permasalahan yang akan
dihadapi disini adalah bagaimana merencanakan konstruksi untuk suatu
kapal tanker yang dapat memikul beban yang dialami oleh kapal itu
sendiri.

1.3 Batasan Masalah


Untuk mencapai tujuan pembuatan tugas ini maka masalah yang
dibahas akan dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Tipe kapal, yakni kapal General Cargo
2. Elemen bentuk pada konstruksi
3. Kontruksi kapal dalam arah horizontal
4. Kontruksi kapal dalam arah vertikal ( semua geladak ) serta dasar
ganda.

1.4 Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan laporan ini secara umum adalah


agar :
1. Mengetahui ukuran konstruksi yang dapat menahan beban yang
dialami oleh kapal

2. Mengetahui berat baja yang diperlukan kapal

3. Berfungsi sebagai pedoman/petunjuk dalam pembangunan kapal

4. Mahasiswa mampu merencanakan elemen-elemen konstruksi


midship berdasarkan rumus yang ada, kemudian mampu
menggambarkanya .

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 2


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan mencakup latar belakang dari pembuatan laporan,


rumusan masalah yang spesifik terfokus pada kapal tertentu, batasan
masalah yang mencakup perhitungan dan penggambaran midship, shell
expansion, maksud dan tujuan penulisan laporan ini, serta sistematika
penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas pengertian konstruksi, Macam-macam konstruksi kapal,


elemen konstruksi kapal pada penampang tengah kapal, konstruksi alas
tunggal dan alas ganda, bukaan kulit serta cara penggambaran bukaan
kulit, serta cara penggambarannaya.

BAB III PENYAJIAN DATA

Menyajikan ukuran utama data kapal yang akan diolah serta kerangka
pemikirannya.

BAB IV PEMBAHASAN

Meliputi perhitungan beban yang bekerja pada kapal, perhitungan


konstruksi plat kapal, perhitungan konstruksi gading-gading serta
perhitungan konstrusi geladak, stay ambang palka, sekat-sekat, dan
perhitungan tambahan lainnya.

BAB V PENUTUP

Penutup ini berisikan kesimpulan dan saran-saran.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 3


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konstruksi

Konstruksi secara umum berarti komponen-komponen suatu


bangunan yang mendukung suatu bangunan yang mendukung sutau
desain. Dalam bidang perkapalan, konstruksi kapal merupakan
susunan komponen-komponen pada bangunan kapal yang mana
terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas (super structure).

2.2 Macam-Macam Sistem Konstruksi


Pada dasar badan kapal terdiri dari komponen-komponen
konstruksi yang letaknya arah melintang dan memanjang. Dalam
menyusun komponen-komponen di atas menjadi konstruksi badan
kapal secara keseluruhan dikenal beberapa cara yang biasa dipakai
dalam praktek antar lain:

2.2.1 Rangka Dasar Tunggal


Sistem rangka dasar tunggal (single bottom) terdiri dari balok
melintang kapal (wrang) diletakkan pada setiap gading-gading yang
diberi flens pada bagian atasnya dan balok memanjang (lunas
dalam tengah) yang terletak pada bidang memanjang kapal (centre
line) disebut sebagai penumpu tengah (centre girder) dan lunas
dalam samping (side keelson) atau disebut penumpu samping (side
girder) yang terletak antara lambung dan lunas dalam tengah.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 4


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

1. Center Keelson (Centre Girder)

Pada kapal dengan lunas batang, lunas dalam tengah dapat


terdiri dari profil atau pelat vertical yang diletakkan di atas lunas
yang memanjang mulai dari fore peak sampai pada after peak.
Lunas dalam tengah umumnya tidak terpotong oleh wrang atau
kadang-kadang wrang dan lunas masing-masing sebagian
terpotong yang tepat diletakkan satu sama lain. Luas penampang
bilah hadap yang dipasang diatas lunas dalam tengah lebih besar
dari luas penampang bilah hadap wrang dan tebalnya lebih tebal
dari pelat vertical lunas dalam tengah. Besarnya tebal dan luas
penampang pelat dapat dilihat pada rules BKI Vol II, 2006.

2. Lunas Dalam Samping/Penumpu Samping (Side


Keelson/Side Girder) Lunas dalam samping terdiri dari pelat
vertical dan pelat bilah hadap
yang luas penampangnya sama dengan bilah hadap wrang.
Jumlah penumpu terpasang (D.J. Eyres, Ship Construction,149)
a. 1 (Satu) penumpu samping antara penumpu tengah dan sisi
kapal jika lebar kapal < 10 m.
b. 2 (dua) bilah hadap, jika lebar antara (10 – 17) m.
c. Jika jarak antara penumpu lebarnya sampai ratio panjang lebar
> 4, maka ditambahkan secara kontinu atau dipasang stiffener
yang cocok.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 5


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

3. Wrang (Floor)
Wrang merupakan balok melintang dasar yang merupakan
tumpuan kulit dasar dan balok memanjang konstruksi. Untuk
kekuatan wrang, tingginya pada jarak 3/8 B di tengah kapal
tidak boleh kurang dari ½ tinggi wrang ditengah kapal terutama
pada kapal dengan rise of flour yang besar untuk mengatasinya
dianjurkan memperbesar wrang ditengah kapal atau sisi atas
wrang dibuat menanjak ke arah lambung sesuai garis lengkung
dasar di daerah tersebut.
Tinggi wrang tidak boleh kurang dari :
h = 55 B + 45(mm)
h min = 600 mm
Pada lambung kapal wrang diikat pada gading dengan
menggunakan bracket (lutut bilga) yang tingginya pada lambung
dua kali tinggi wrang ditengah (2h) terhitung dari garis dasar.

Gambar 2. Pengukuran tinggi wrang


Tebal bilah hadap wrang 2 mm lebih tebal dari pelat vertikal
dan pada daerah 0,2 L dari linggi haluan, luas penampang bilah
hadap diperbesar. Daerah haluan dan kamar mesin wrang dan
flens dipertebal 0,5 mm dari biasanya.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 6


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Tebal pelat vertikal tidak boleh kurang dari :


t = h/100 + 3 mm
2.2.2 Konstruksi Dasar Ganda
Dasar ganda (double Bottom) dapat mempertinggi keselamatan
kapal disamping sebagai tangki ballast, jika kapal
menabrak/membentur karang dan bagian luar pelat dasar robek,
pelat alas dalam yang kedap air akan membatasi/melindungi
muatan dari kerusakan yang disebabkan oleh air.
Dasar ganda dapat dipasang secara melintang atau memanjang,
tapi untuk kapal yang panjangnya lebih besar dari 120 m perlu
dipertimbangkan untuk memakai system memanjang. Pada
konstruksi dasar ada beberapa jenis konstruksi balok dasar yang
dapat menunjang kekuatan kapal. Konstruksi balok dasar ganda
dipasang menurut konstruksi melintang atau memanjang.
1. Sistem Rangka Konstruksi Dasar Melintang
1. Penumpu Tengah (Centre Girder); tinggi dasar ganda pada
dasarnya ditentukan oleh tinggi penumpu tengah. Tinggi
penumpu tengah haruslan sedemikian agar supaya didalam
ruang dasar ganda dapat dilaksanakan pekerjaan pada
pembuatan dan reparasi kapal, di mana tingginya diukur dari
sisi atas pelat lunas sampai sisi bawah pelat alas dalam.
Penumpu tengah membagi ruang dasar ganda menjadi dua
bagian kiri dan kanan yang kedap air, konstruksinya dibuat tak
terpotong. Pada umumnya lubang peringan diberi pada daerah
diluar 0,7 L bagian tengah kapal dan tingginya tidak boleh lebih
dari ½ tinggi penumpu tengah dan panjangnya harus kurang
dari ½ jarak gading normal.(1/2a). Untuk menjaga kontinuitas
penumpu tengah sebagai balok memanjang dianjurkan
penumpu tengah jangan terpotong oleh sekat melintang atau
penumpu tengah dan sekat melintang pada separuh tinggi

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 7


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

penumpu tengah saling terpotong satu sama lain. Lebih jelasnya


dapat dilihat pada pustaka
b) Penumpu Samping (Side Girder); disamping fungsi pokok
pada rangka dasar yaitu ikut mengambil bagian pada
lengkungan kapal. Penumpu samping juga mempertinggi
kestabilan wrang dan memperkecil permukaan bebas zat cair
yang terdapat dalam ruang dasar ganda. Banyaknya penunpu
samping yang dipasang pada dasar ganda tergantung dari lebar
kapal. Pada kamar mesin pada 0,25 L dari linggi haluan
dipasang sekurang-kurangnya satu penumpu tengah, dan
dibagian lain dari dasar ganda dipasang ;
 Satu penumpu samping bila lebar horisontal dari pinggir
bawah pelat tepi sampai penumpu tengah melebihi 4,5
meter.
 Dua penumpu samping diperlukan jika lebarnya melebihi 8
meter.
 Tiga penumpu samping bila lebar melebihi 10,5 meter.

Jarak penumpu samping terhadap sesamanya dan penumpu


samping dengan penumpu tengah dan pelat tepi, masing-
masing tidak boleh lebih dari:
 1,25 m, untuk 0,25 L dari linggi haluan
 1,8 m, dalam kamar mesin diseluruh panjang pondasi mesin
 4,5 m, bila satu penumpu samping dipasang dalam bagian
lainnya dari dasar ganda
 3,5 m, bila tiga penumpu samping dipasang dalam bagian
lainnya dari dasar ganda.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 8


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

c) Wrang (Floor); pada kapal dasar ganda dijumpai 3 jenis wrang,


yaitu:
1.Wrang Pelat (Solid Floor, Plate Floor)
Wrang pelat seharusnya dipasang pada setiap jarak gading,
tetapi lebih ekonomisnya harus dipasang sesuai peraturan
(lihat BKI II,20060). Wrang pelat dilaskan pada penumpu
tengah, pelat tepi, pelat dasar ganda dan pelat dasar. Sudut
pelat wrang dipotong untuk lalunya kampuh las. Warang pelat
dilengkapi dengan man hole yang panjangnya tidak boleh
lebih dari 0,75 h (tinggi penumpu tengah) dan jumlah panjang
lubang seluruhnya tidak boleh lebih dari ½ jarak antara
penumpu tengah dan pelat tepi. Tinggi lubang tidak boleh
lebih besar dari ½ h.

2.Wrang Terbuka (Open Floor, Bracket Floor)


Wrang terbuka dipasang pada tiap gading diantara wrang
pelat. Konstruksi wrang ini terdiri dari pelat bracket atau biasa
disebut pelat penunjang yang menghubungkan gading-gading
balik (inner bottom frame0 dan gading alas (bottom frame)
pada penumpu tengah dan pelat tepi. Pelat bracket mempunyai
tebal yang sama dengan pelat wrang, dan lebarnya diukur dari
penumpu tengah dan pelat tepi, yaitu;
b = 0,75 h (mm)

3.Wrang Kedap (Watertight Floor)


Wrang kedap digunakan untuk membagi ruangan di dasar
ganda dan membatasi cofferdam. Konstruksinya terdiri dari
pelat yang dihubungkan pada penumpu tengah dan pelat tepid
an diperkuat oleh stiffener, karena wrang kedap ini harus
menahan tekanan air/minyak dari satu arah yang diukur dengan

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 9


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

tabung air sampai titik teratas dari pipa limpah. Oleh karena itu
pelat wrang kedap harus dipertebal 2 mm dari tebal wrang
pelat atau tidak boleh kurang dari :
T = 1,1 a p. k + tk. (mm)
Untuk menentukan ukuran konstruksi dari ketiga jenis
wrang dapat dilihat pada rules BKI.

a. wrang pelat b. wrang Kedap

c.wrang kedap
Gambar 3. Wrang Terbuka
d. Pelat Tepi (Margin Plate) dan Lutut Bilga (Bilge Bracket)
Konstruksi pelat tepi bekerja sebagai balok memanjang,
sebagai penumpu bilga yang dipasang tegak lurus pada pelat
bilga dan dilaskan pada wrang dan lutut bilga. Lebar dan tebal
akan sama sepanjang kapal di mana tebalnya tergantung dari

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 10


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

lebar kapal, tetapi pada prakteknya sama dengan tebal pelat


penumpu tengah. Lebar pelat tepi tidak boleh kurang dari 0,8 h.
Pada ujung kapal lebar boleh dikurangi 20%. Pelat tepi dapat
pula terpotong oleh lutut bilga atau terpotong satu sama lain.
Lutut bilga dilas pada wrang ke pelat tepid an lambung dan
dihubungkan dengan gading- gading dengan system
menumpuk (ovelap)
ujung gading yang menumpuk pada lutut bilga dipotong
menyudut dan dilas seluruhnya. Sudut terbawah dari lutut bilga
ilubangi untuk lalunya kampuh las dan lalunya air, disamping
itu diberi lubang peringan ditengah-tengah yang dapat
digunakan untuk lalunya pipa-pipa.
Tebal lutut bilga sama dengan tebal pelat wrang pada
daerah yang bersangkutan dan tebal maksimum 15 mm.

2.2.3 Sistem Rangka Konstruksi Dasar Memanjang

Dalam system ini gading-gading utama tidak dipasang vertical,


tetapi dipasang membujur pada sisi kapal dengan jarak antara,
diukur kearah vertical sekitar 600 mm – 1000 mm. gading-gading
ini (pada sisi) dinamakan pembujur sisi (side longitudinal). Pada
setiap jarak tertentu (sekitar 3-5 m) dipasang gading-gading besar,
sebagaimana gading-gading besar pada system melintang sama
halnya seperti pada system melintang. Yang disebut pelintang sisi
(side transverse).

Pada alas dan alas dalam juga dipasang pembujur-pembujur seperti


pembujur-pembujur sisi tersebut diatas dengan jarak antara yang
sama pula seperti jarak antara pembujur-pembujur sisi. Pembujur-
pembujur ini dinamakan pembujur-pembujur alas (bottom
longitudinal) dan, pada alas dalam, pembujur alas dalam (inner

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 11


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

bottom longitudinal). Pada alas juga dipasang wrang-wrang, dan


dihubungkan pada pelintang-pelintang sisi. Tetapi umumnya tidak
pada tiap pelintang sisi; yaitu setiap dua, atau lebih, pelintang sisi.
Wrang-wrang pda sistem membujur juga dinamakan pelintang alas
(bottom transverse). Penumpu tengah dan penumpu samping sama
halnya seperti pada sistem melintang.
Pada geladak juga dipasang pembujur-pembujur seperti halnya
pembujur-pembujur yang lain tersebut di atas. Pembujur-pembujur
ini dinamakan pembujur geladak (deck longitudinal). Balok-balok
geladak dengan bilah yang besar dipasang pada setiap pelintang
sisi; dan disebut pelintang geladak (deck transverse). Konstruksi
lainnya (penumpu geladak, sekat, dsb) sama seperti halnya pada
sistem melintang. Dengan demikian terlihat bahwa dalam sistem
membujur elemenelemen kerangka yang dipasang membujur jauh
lebih banyak jumlahnya daripada yang merupakan penguatan
melintang.

2.2.4 Sistem Rangka Konstruksi Kombinasi

Sistem kombinasi ini diartikan bahwa sistem melintang dan system


membujur dipakai bersama-sama dalam badan kapal. Dalam sistem
ini geladak dan alas dibuat menurut sistem membujur sedangkan
sisinya menurut sistem melintang. Jadi, sisi-sisinya diperkuat
dengan gadinggading melintang dengan jarak antara yang rapat
seperti halnya dalam sistem

melintang, sedangkan alas dan geladaknya diperkuat dengan


pembujur-pembujur. Dengan demikian maka dalam mengikuti
peraturan klasifikasi (rules) sisi-sisi kapal tunduk pada ketentuan
yang berlaku untuk sistem melintang, sedangkan alas dan

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 12


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

geladaknya mengikuti ketentuan yang berlaku untuk sistem


membujur, untuk hal-hal yang memang diperlukan secara terpisah.

Ringkasan
1. Lunas adalah balok memanjang di tengah dasar kapal yang
memanjang antara linggi haluan dan linggi buritan.
2. Lunas terdiri dari 5 jenis, yaitu lunas batang, lunas lapis,
lunas pipa, lunas pelat, dan lunas bilga.
3. Fungsi utama lunas bilga yakni mencegah gerakan berputar
dari kapal, mengurangi olengan kapal atau goncangan yang
keras ketika kapal berada dilaut tetapi tidak mempunyai
pengaruh pada stabilitas kapal.

4. Sistem rangka dasar tunggal (single bottom) terdiri dari


balok melintang kapal (wrang) diletakkan pada setiap
gading-gading yang diberi flens pada bagian atas
5. Balok memanjang yang terletak pada bidang memanjang
kapal (centre line) disebut sebagai penumpu tengah.
6. Wrang adalah balok melintang dasar yang merupakan
tumpuan kulit dasar dan balok memanjang konstruksi dasar.
Wrang terdiri dari tiga jenis, yaitu; Wrang pelat, wrang
terbuka, dan wrang kedap.
7. Jumlah penumpu samping yang terpasang pada kapal
tergantung pada lebar antara tepi bawah pelat tepi dan
penumpu tengah kapal. Untuk kapal yang waktu bongkar
muat sering menyentuh dasar perairan, wrang pelat harus
dipasang pada tiap gading kedua.
8. Wrang pada dasar ganda dengan konstruksi memanjang
terdiri dari wrang pelat yang diletakkan pada jarak tidak lebih 3,8 m.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 13


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

2.3 Elemen Konstruksi pada Midship Section


2.3.1 Elemen Konstruksi pada konstruksi melintang
1. Wrang
Merupakan bagian konstruksi kapal yang menggunakan
konstruksi alas ganda (double bottom) berupa pelat yang melintang
sepanjang lebar kapal. Ada tiga jenis wrang yaitu wrang pelat (solid
floor), wrang terbuka (open floor), dan water tight floor. Wrang
sangat berguna dalam menambah kekuatan melintang kapal.

2. Lubang Manusia (man hole)


Merupakan elemen konstruksi yang banyak dijumpai pada jenis
wrang pelat (solid floor). Pemasangan man hole atau lubang
manusia pada alas ganda berguna untuk tempat jalannya pekerja
pada waktu pengelasan dan pemeriksaan alas kapal. Bentuk man
hole adalah bulat atau lonjong dan dibuat secukupnya agar orang
bisa masuk dan keluar lewat man hole.
3. Lubang Pembebasan
Merupakan elemen konstruksi yang banyak dijumpai pada kapal
yamg memiliki konstruksi alas ganda dan jenis wrang terbuka.
Lubang pembebasan yang berbentuk lingkaran berfungsi sebagai
peringan pada konstruksi dasar ganda.

4. Penumpu Utama
Merupakan pelat penumpu yang terletak vertikal pada bagian
tengah konstruksi alas. Berfungsi agar di dalam ruang dasar ganda
dapat dilaksanakan pekerjaan pada pembuatan, reparasi kapal,
ketika kapal kandas pada dasar perairan dan terjadi pada pelat kulit,
dasar sedapatmungkin dihindarkan dari kerusakan.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 14


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

5. Penumpu Samping
Bentuknya vertikal merupakan pelat penumpu yang terletak
dikiri dan kanan center girder (penumpu tengah) dimana bersama-
sama center girder menambah kekuatan memanjang kapal dan ikut
mengambil bagian pada lengkungan kapal.

6. Gading Besar
Membentuk profil T, merupakan penegar-penegar sebagai
penguat pelat lambung. Web frame berfungsi sebagai penerus gaya-
gaya atau beban yang diterima oleh pelat sisi untuk disalurkan ke
konstruksi dasar, terutama pada sistem rangka konstruksi
melintang.

7. Gading Utama
Berbentuk profil L, sebagai penguat pelat lambung sisi kapal
dalam arah melintang.
8. Gading Alas
Merupakan kelanjutan dari gading utama, maka profilnya adalah
profil L, dipasang pada pelat alas. Jadi gading alas berfungsi untuk
menumpu beban yang diterima pelat alas.

9. Gading Balik
Merupakan kelanjutan dari gading-gading utama. Bentuk
profilnya adalah profil L, gading balik diletakkan pada pelat alas
dalam(inner bottom). Gading balik berfungsi untuk menumpu
beban yang bekerja pada alas dalam.

10. Balok Geladak


Balok geladak dipasang pada tiap jarak gading-gading. Ada dua
cara pemasangan balok geladak:

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 15


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

1) Arah melintang
Pemasangan balok geladak arah melintang berfungsi agar:
a. Gading-gading dapat lebih berfungsi sebagai penguat
melintang dari gading-gading sehingga tidak melengkung ke
arah dalam atau ke arah luar akibat adanya tekanan air atau
gaya-gaya lain yang bekerja pada sisi kapal.
b. Menahan geladak sebanyak mungkin beserta muatan
diatasnya, dalam hal ini balok geladak harus cukup teger agar
tidak melentur ke bawah.
2) Arah memanjang
Pemasangan balok geladak secara memanjang berfungsi untuk:
a. Penguatan memanjang, sehingga kekakuan seluruh struktur
kapal bertambah.
b. Menyangga geladak sebanyak mungkin serta muatan diatasnya,
sehingga balok geladak memiliki ketegaran yang cukup.
11. Penumpu Geladak
Berbentuk profil T, terletak pada pelat geladak dan berfungsi
untuk menumpu geladak.

12. Bracket
Merupakan pelat siku yang berfungsi sebagai penguat
sambungan antara dua elemen konstruksi, misalnya digunakan pada
sambungan antara balok geladak dengan gading besar (web Frame)
atau dengan gading utama (main Frame).

13. Pelat Kulit


Terletak pada bagian terluar kapal yang membungkus gading-
gading dimana berfungsi sebagai:
a. Melindungi ruangan-ruangan kapal dari air laut.
b. Menahan tekanan air laut yang tegak lurus lambung kapal

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 16


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

c. Menahan gaya-gaya lengkungan dan puntiran yang timbul


dalam pelayaran
d. Menahan beban-beban setepat, antara lain : pada waktu
peluncuran kapal, benturan-benturan dengan kapal lain, dan
pukulan ombak di haluan kapal.

14. Lunas
Lunas ialah balok memanjang di dasar kapal yang terletak pada
bidang memanjang kapal, antara linggi haluan dan linggi buritan
sepanjang kapal. Lunas merupakan bagian konstruksi terpenting
pada suatu kapal, bersama-sama dengan lunas dalam pelat antar
lunas.

15. Bulwark
Bulwark merupakan pagar pada tepi kapal yang berfungsi
menjaga keselamatan penumpang dan awak kapal serta melindungi
barang-barang diatas geladak agar tidak jatuh ke dalam laut pada saat
kapal mengalami oleng.
16. Geladak
Geladak disamping berfungsi untuk kekedapan kapal juga
melindungi barang- barang muatan dan ruangan tempat tinggal
anak buah kapal serta penumpang, selanjutnya geladak juga
berfungsi menambah kekuatan memanjang kpal.
17. Ambang Palka
Ambang palka adalah lubang pada geladak kapal yang berfungsi
sebagai tempat masuk keluarnya muatan ke ruang muat dan juga
berfungsi menjamin kelancaran bongkar muat.
18. Penutup Palka

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 17


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Penutup palka adalah kayu atau metal ringan atau baja yang
menutup ambang palka yang mana berfungsi untuk melindungi
muatan.

2.3.2 Elemen Konstruksi pada konstruksi memanjang


1. Bottom Longitudinal (Pembujur Alas)
Battom Longitudinal atau dalam Bahasa Indonesia disebut
pembujur alas adalah sebuah profil penyangga yang terletak di
bawah konstruksi kapal yaitu di sela sela wrang dan di atas plat
dasar, pembujur alas ini ada di konstruksi memanjang dan
konstruksi campuran.
2. Inner Bottom Longitudinal (Pembujur Alas Dalam)
Pembujur alas dalam adalah sebuah profil penyangga yang
terletak di bawah konstruksi kapal yaitu di bawah plat alas
dalam, pembujur alas dalam dipasang sejajar dengan bottom
longitudinal.
3. Side stringer (Senta sisi)
Side stringer atau senta sisi adalah penegar atau profil yang
berfungsi untuk mendukung kekuatan memanjang lambung
kapal pada bagian tengah kapal.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 18


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

` BAB III
PENYAJIAN DATA

3.1 Ukuran Utama Kapal


Pada pengerjaan tugas konstruksi kapal,data yang di gunakan adalah
data dari tugas TBK (teori bangunan Kapal) dengan ukuran pokok kapal
sebagai berikut:

Type Kapal = General Cargo


Length Between Perpendicular (LBP) = 101,42 m
Length Water Line (LWL) = 103,96 m
Breath (B) = 16,4 m
Defth (H) = 8,25 m
Draught ( T) = 6,76 m
Speed (Vs) = 12,5 knot

3.2 Perhitungan Koefisien


Dan berdasarkan perhitungan koefisien-koefisien dan radius bilga pada
tugas TBK maka koefisien-koefisien yang di gunakan adalah :

Koefisien Blok {CB}


Dalam buku “Ship Basic Design “,hal.10;
Cb adalah perbandingan antara volume kapal dengan volume
kotak yang berukuran B x T x L,
CB = 1,115- (0,276V / L0,5)
= 0,71

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 19


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Koefisien Midship {CM}


Dalam buku “Ship Design and Ship Theory”, hal.52:
Cm adalah perbandingan antara luas midship dengan
segiempat yang berukuran B x T.
Cm = 0,93 + ( 0,08 CB )
= 0,987

Koefisien Water Line


Dalam buku “Ship Design and Ship theory “, hal.37
Cwl adalah perbandingan antara luas bidang garis air muat
dengan luas segiempat yang berukuran L x B
Cwl = 0,248 +
0,778 CB ) =
0,82
Koefisien Prismatik
Dalam buku “Element of Ship Design “ hal.53
Cph adalah perbandingan antara volume kapal dengan sebuah
prisma yang berpenampang (Am x L)
a. Longitadinal Prismatic Coefficien (Cph)
= 0,72
b. Vertikal Prismatic Coefficien (Cpv)
Cpv adalah perbandingan antara volume kapal dengan sebuah
prisma
(Awl x T).
Cpv = Cb/Cwl
= 0,87

hdb (Tinggi double bottom) = 350 + (45 x B)

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 20


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

= 1,088 meter
= 1088 mm
ket.daerah panjang kapal = L>90m
L>100m
L<90m
hkm (tinggi kamar mesin ) = ( 1.5 x Hdb)
= 1,632 meter
= 1632 mm
Panjang kamar mesin = 15% - 18% x Lbp
= 15,213 meter
= 15213 mm
Kenaikan Camber = B/50
= 0,328 meter
Lebar Ambang Palka = 1/2 B
= 8,2 meter

Radius bilga = (B x T x (1 - Cm) /0.4292) ^0.5


= 1,80
Untuk panjang gading tak ditumpu = 0.75 x hdb
= 0,816
= 1,632
Wrang U/tinggi = 0.5*hdb 0,544 m
U/panjang = 0.75*hdb 0,816 m

3.3 Perhitungan Luas dan Volume


Dan berdasarkan perhitungan luas dan volume pada tugas TBK maka
luas dan volume yang di gunakan adalah
Luasan Midship
(Am) Am = B x T x Cm
= 15,4 x 6,76 x 0,987
= 102,750
Luasan Garis Air ( Awl) Awl
= B x Lwl x Cwl
= 16,4 x 103,96 x 0,82
= 1398,05

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 21


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Beban yang Bekerja Pada Kapal


1. Beban geladak cuaca (Load on
weather deck) (BKI.VOL. II.
2006 bab 4,1.1 Hal 4-2)
Geladak cuaca adalah semua geladak yang bebas yang berhadapan
dengan cuaca luar. Besarnya beban geladak cuaca tidak boleh
kurang dari :
(BKI VOL. II edisi 2006 bab.4 Hal 4-2)
PD = Po x 20 x T / (10 x Z – T ) H xCD
= 17,715 x 20 x 6,76 / (10 x 8,25 – 6,76 ) 8,25 x 1,0
= 25,267
Dimana
Cd = 1,0
Po = 2,1(Cb+0,7)Co x Cl x f
= 2,1 ( 0,71 + 0,7) 8,494 x 1,0 x 1,0
= 25,979
Co = 10,75-(((300-LBP)/100)^1,5 (90 300)
= 10,75-(((300-103)/100)^1,5
= 7,925
Cl = 1,0 (untuk
f = 1,0 (untuk pelat geladak cuaca)
z = H (untuk beban geladak cuaca)
= 8,25 m
2. Beban Luar sisi kapal (Load
on ship sides) (BKI VOL II
1996 bab 4, 2.1.1 Hal 4-2)

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 22


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Untuk bagian dengan pusat beban yang berada di bawa garis air
PS = 10x (T-Z2)+Po x Cf (1+Z2/T) ()
= 10x(6,76- 2,09)+17,715 x 1,0 (1+2,09/6,76)
= 69,885
Di mana;
Po = 17,72
Cf = 1,0
Z2 = 1/3 x T
= (1/3) x 6,76
= 2,09 m
Untuk bagian dengan pusat beban yang berada di atas garis air
PS = Po x Cf x 20/(10+Z2-T)
= 17,72 x 1,0 x 20/(10+7,505 – 6,76)
= 32,974
Dimana;
Z2 = ((H-T)/2)+T
= 7,505 m

3. Beban luar alas kapal (load on the


ship bottom) (BKI VOL II 1996
SAC.4 Hal 4-3)
PB = 10xT+PoxCf (KN/m2)
= 10x6,71+17,72 x1.0
= 85,315

4. Beban geladak banguanan atas dan rumah geladak (load on


deck superstructures)
(BKI VOL II 1996 SEC.4 hal 4-3)
PDA = PD.n

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 23


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

= 25,267 x 1,3025
= 32,910

Di mana;
PD = beban geladak cuaca
= 25,267
N = 1-(6,2-10,1)/10
= 1,3025
Z = ½ x ( tinggi forecastle deck + H)
= 5,2

5. Beban Alas Dalam (Load on


inner botom) (BKI Vol. II
1996 SEC.4 Hal 4-4)
PI = 9,81 x G / V x h ( 1 + av )
= 9,81 x 0,8 x 7,162 (1 + 0,14)
= 68,154
Dimana:
G/V = massa jenis muatan
= 0.8 (minyak mentah)
H = jarak titik tertinggi muatan di atas alas dalam
jika ruang muat terisi penuh
= H-Hdb
= 7,162
Av = Fxm
= 0,14
F = (0.11 x V / LBP1/2)
= 0,14
M = 1,0

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 24


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

6. beban geladak akomodasi (Load on


accomodation decks) (BKI VOL. II 1996 SEC
4 Hal 4-4)

a. Beban geladak akomodasi dan ruang servis

= 3.5 x ( 1+ 0.14 )
= 3,978

b. Beban Geladak mesin


P = 8 ( 1 + Av )
= 8 ( 1 + 0.14 )
= 9,092

4.2 Perhitungan Konstruksi Pelat


1. Pelat alas ( Bottom plate )
( BKI. VOL. II. 2006 SEC.
6 . B..1.1 ) Untuk kapal
dengan panjang L > 90
Tebal pelat alas tidak boleh kurang dari persamaan berikut :
Tb = 1,21 .a. ((PB/k)^0.5) + tk
= 9,133 mm (dipakai 10 mm)
Dimana :
A = jarak antara gading
= L / 500 + 0,48
= (101,42/500)+0.48
= 0.683 m
PB = beban luar alas kapal

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 25


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

= 85,32
K = 1,0 ( faktor beban untuk baja )
Tk = 1,5 ( Marjin Korosi, BKI Vol II bab III K.1 )
2. Pelat lajur bilga ( Bilga strake )
( BKI. VOL. II. 2006 SEC. 6 .B.4 )

Tebal pelat lajur bilga pada radiusnya tidak boleh kurang dari tebal pelat alas
atau Pelat sisi yang terbesar.
Lebar pelat lajur bilga tidak kurang dari :
B = 800 + 5. L ( mm )
= 800 + 5 x 101,42 mm
= 1307,1 mm
b max = 1800 mm
T = 12,2 mm (dipakai 13 mm)

3. Pelat lunas ( Flat plate keel )


Lunas kapal ialah balok memanjang di dasar kapal yang terletak
pada bidang memanjang kapal, antara linggi haluan dan linggi
buritan sepanjang kapal
( BKI. VOL. II. 2006
SEC. 6 .B.5.1 ) Lebar
pelat lunas tidak kurang
dari :

= 800 + 5 x 101,42
= 1307,1 mm
b max = 1800 mm

Tebal pelat lunas pada pada 0,7.L tengah kapal tidak boleh kurang
dari

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 26


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Tfk = tb + 2,0 (mm)


Tfk = 10 + 2,0
= 12 mm (dipakai 12 mm)

4. Pelat sisi geladak (Side Shell Plate)


(BKI VOL. II 2006 bab. A 6.1)
tmm = (4,5 + 0,05 x L) k^0,5
= ( 4.5 + 0.05 x 101,42 ) x 1 ^ 0.5
= 8,4087mm (dipakai 9 mm)

5. Pelat Kulit sisi ( side shell plating)


(BKI. VOL. II. SEC 6.C.1)
Untuk kapal dengan ukuran panjang L>90m
ts= 8,409 atau 9 mm

1. Tebal Plat sisi utuk daerah buritan Kapal

Ts = 1,21 . Nf .a. ((PB/k)^0.5) + tk


Ps = 87,55 KN/m2
Ts = 14,92081607 mm 15 mm
2. Tebal Plat sisi utuk daerah Midship Kapal

Ts = 1,21 . Nf .a. ((PB/k)^0.5) + tk


Ps = 85,3 KN/m2
Ts = 14,74808911 mm 15 mm
3. Tebal Plat sisi utuk daerah Haluan Kapal

Ts = 1,21 . Nf .a. ((PB/k)^0.5) + tk


Ps = 88,14 KN/m2
Ts = 14,96586572 mm 15 mm

6.Pelat lajur atas ( sheer strake )

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 27


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

# Lebar pelat lajur atas tidak kurang dari :

B = 1,21 . Nf .a. ((PB/k)^0.5) + tk mm

b max = 1307,1 mm

# Tebal pelat lajur atas secara umum tidak boleh kurang dari :

t = 9,29 mm atau 10 mm

di mana :

Td = tebal pelat geladak


= 9,57 mm
Ts= 9 mm

7. Pelat Kubu-kubu (Bulkwark)

tebal pelat bulkwark tidak boleh kurang dari :

t = 0.65 x (L)^0,5 L>100


= 6,546 mm atau 7 mm

tinggi bulkwark tidak boleh kurang dari 1 meter

modulus stay Bulkwark

w = 572,64 cm3
profil = 250 x 90 x 16 mm

di mana : PS = 69,88 KN/m2


E = Jarak antara Stay
= 3 x a0
= 2,05 m
Panjang stay = 1 m

8.Plat Geladak

a. Geladak kekuatan

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 28


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

1) Geladak teratas yang menerus merupakan bentuk melengkung sebagai


konstruksi utama memanjang
2) Geladak bangunan atas yang memanjang pada (0,04 L) tengah
kapal sampai dengan melebihi daerah 0,15 L geladak bangunan atas
yang panjangnya kurang dari 12 m, tidak diperhitungkan sebagai
geladak kekuatan.
3) Geladak penggal/geladak bangunan atas yang memanjang masuk
daerah 0,4 L tengah kapal

b. Tebal plat geladak

Tebal plat geladak kekuatan untuk daerah 0,4 L dari midship


(Bangian tengah kapal) :

tE1 = 1,21.a.((k.PD)^0.5) + tk (mm)

dimana:
PD = Beban Geladak cuaca 25,27 KN/m2
k = Faktor untuk baja = 1
tk = Marjin korosi yg sesuai = 1,5
a = jarak gading 0,68

tE1 = 8,709656222 mm = 9 mm

tEmin = 4,5 + 0,05 L


= 9,571 mm = 10 mm

Tebal plat geladak kekuatan pada daerah 0,1 L dari AP (Daerah


buritan Kapal )

tE = 1,21.a.((k.PD)^0.5) + tk (mm)

dimana:
PD = Beban Geladak cuaca 27,79 KN/m2

tE1 = 9,061551238 mm = 10 mm

Tebal plat geladak kekuatan pada daerah 0,1 L dari FP ( Daerah


Haluan Kapal )

tE = 1,21.a.((k.PD)^0.5) + tk (mm)

dimana:
PD = Beban Geladak cuaca 34,69 KN/m2

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 29


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

tE1 = 9,947577095 mm = 10 mm

9. Doubling plate

doubling plate dipergunakan pada bagian bagian kapal yang dianggap


perlu penambahan kekuatan agar tidak terjadi hal hal yang tidak
diinginkan seperti terjadinya keretakan atau robeknya plat akibat
gaya gaya dari luar yang bekerja pada kapal,

Sesuai BKI Volume II 2006Section 7- 3 maka diambil tebal pelat :

T min = (4,5 + 0.05 x LBP) x k^ 0.5


= 9,571 mm 10 mm

Jari jari = ( 10 % - 15 %) x tebal pelat


= 10% x 10

10.Side Transfer
k = 1 untuk baja
w = 0,6 x e x l^2 x p x k

e = 3 xA0
= 2,049
ps = 69,88487557
k = 1
l = 3,581
n = 0,5
w = 1101,755043
profil = 280 x 26

Perencanaan profil T
h = 280 mm = 28 cm
s = 26 mm = 2,6 cm
f = (0.061 x e x l x PS x n)
= 31,28 cm2
Tebal pelat geladak (td) = 9,57 mm
1 cm

B = 100 60 x s
fs = 72,8 hxs
F = 28 b x Td
b' = 12,03 f/s

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 30


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

fs/F = 2,60 fs/ F


f/F = 1,12 f/F
Dari diagram W = 1,45

Wo = 1136,800
Wo > W (Memenuhi)
jadi, hxbxs
profil = 280 x 100 x 26 mm

4.3. PERHITUNGAN KONSTRUKSI ALAS

1. Perhitungan Konstruksi Alas

a. Pelat alas dalam ( inner bottom plate )

Tebal pelat alas dalam tidak kurang dari :

Ti= 7,86 mm 8

di mana : P = Tekanan desain (KN/m2)


k = 1,0 (untuk baja normal)
Tk = 1,5
P1 = 56,72 KN/m2
P2 = 71,62 KN/m2
P3 = 68,15 KN/m2

Tekanan di sini diambil yang terbesar yaitu


71,62 KN/m2

b. Pelat tepi (Pelat tepi)

Tebal pelat tepi lebih tebal 20 % dari tebal pelat alas dalam

t = 9,43 mm atau 10 mm

c. Penumpu tengah (Center girder)

Tinggi penumpu tengah tidak boleh kurang dari :

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 31


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Hdb = 1088 mm

h minimal = 600 mm

Tebal penumpu tengah 0.7 L dari tengah kapal :

t = 11,88 mm atau 12 mm

d. Penumpu sisi (side girder)

t = 9,07 mm atau 10 mm

e. Wrang plate (plate floor)

tebal wrang plate tidak kurang dari :

t = 9,88 mm atau 10 mm

>>> Lubang lalu orang (man hole) pada wrang plate :

panjang (L) : 816,00 mm


Tinggi (H) : 544,00 mm
Radius ® : 181,33 mm

f. Wrang terbuka (Bracket floor)

Modulus penampang gading alas dan gading balik tidak kurang dari :

w= n x c x a x l^2 x P x k (cm3)

di mana : n = 0.44 ; Jika p=p2


n = 0.55 ; jika p=p1
n = 0.70 ; jika p=p3
l = panjang tak ditumpu = 2,73m atau 2,7m

Panjang untuk gading balik adalah nilai terbesar dari ketiga persamaan
berikut :

P1 : 68,154 KN/m2
P2 : 72,000 KN/m2
P3 : 85,315 KN/m2

Jadi nilai P adalah :


Untuk gading balik : 68,15 KN/m2

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 32


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Untuk gading alas : 85,32 KN/m2

Modulus untuk gading balik (reverse frame) adalah :

W = 111,98 cm3
profil = 130 x 75 x 8 mm

Modulus untuk gading alas (bottom frame) adalah :

W = 178,41 cm3
profil = 150 x 75 x 11 mm

G. Lightening hole
(BKI Vol II.2001 Sect 8.6.4 Hal. 8-3)

Lightening hole in center girder are generally parmited only outside

r= 0.25 x hdb
r= 0,250 m
d= 500 mm

4.4. PERHITUNGAN GADING - GADING

1. Jarak antara gading


L / 500 +
a = 0,48 m
a = 0,683 m

2. Gading utama (main frame)

Modulus penampang gading utama tidak boleh kurang dari :


WR = 153,07 cm3 di bawah geladak antara

di mana : N = 0,55 untuk L > 100


C = 0,6
PS = 69,88 KN/m2
Cr = 0,75
K = 1,0 (untuk baja)
L = 3,581 m atau 3,6 m
jadi :
profil = 130 x 90x10
Bracket = 230 x 8 mm

3. Gading Besar ( Web Frame )

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 33


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Modulus penampang gading besar tidak boleh kurang dari :

di mana : e = jarak antar gading besar kurang lebih tiga jarak gading
= 2,049 m
n = 0,5
PS = 69,88 KN/m2
l = 3,581 m di bawah geladak antara

jadi,

W = 567,740 cm3
Profil = 160 x 12 cm

Perencanaan profil T
h = 160 mm = 16 cm
s = 12 mm = 1,2 cm
f = (0.061 x e x l x PS x n)
= 31,44 cm2
Tebal pelat geladak (td) = 9,57 mm

b = 72 60 x s
fs = 19,2 hxs
F = 68,9112 b x Td
b' = 26,20 f/s
fs/F = 0,28 fs/ F
f/F = 0,46 f/F
Dari diagram W = 0,52

Wo = 573,341
Wo > W (Memenuhi)
jadi, hxbxs
profil = 160 x 72 x 12 mm
Bracket = 360 x 9,5 Mm

4.5.PERENCANAAN KONSTRUKSI GELADAK


DAN AMBANG PALKA

1. Balok pelintang geladak (Transverse deck beam)

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 34


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

Modulus penampangnya
W = 217,519 cm3

di mana : c = 0,75
a = 0,68 m
P = PD (beban geladak cuaca)
= 25,27 KN/m2
l = 4,1 m 0.25 x B
K = 1 (untuk baja)
profil = 150 x 90 x 12
Bracket = 260 x 9

2. Penumpu dan pelintang geladak (Girder and transverse deck)


Modulus penampangnya tidak kurang dari :

W = 652,56 cm3
di mana :
C = 0,75
E = 2,049 m
P = PD (beban geladak cuaca)
= 25,27 KN/m2
L = 4,1 m
N = 1,0
Profil = 300 x 12
Bracket = 380 x 12

perencanaan profil T
H = 280 mm = 28 cm
S = 14 mm = 1,4 cm
F = (0.061 x e x l x PS x n)
= 12,95 cm2
Tebal pelat geladak (td) : 9,57 mm = 10 mm

B = 56 40 x s
Fs = 39,2 hxs
F = 53,5976 b x Td
b' = 9,25 f/s
fs/F = 0,73 fs/ F
f/F = 0,24 f/F

Dari diagram W = 0,440


Wo = 660,32243
Wo>W (memenuhi)

jadi,
Profil = h x b x s
= 280 x 56 x 14
Bracket = 380 x 12

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 35


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

3. Balok Palka (Hatchway Beam)

Modulus penampangnya
W = (125.c.a.l^2.P)/Tb = 1094,435 cm3

di mana :

c = 1,0
l = 0.5 x B
= 8,2 m
P = PD
= 25,27 KN/m2
a = 0,68 m
Tb = Reh/2.0
Reh = 265
Tb = 132,50

jadi,
profil = 370 x 13 mm
bracket = 450 x 14 Mm

4. Penegar ( Stay ) bulwark


Modulus penampangnya :

W = 0,35 e x Pa x l^2 x k
di mana :
e = 2,05 m
P = PD (Beban geladak cuaca)

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 36


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

= 25,27 KN/m2
l = 1 (tinggi bulkwark)
k = 1,0 ( untuk baja )
Jadi
W = 207,038
160 x 80 x
profil = 12 mm
bracket = 250 x 8,5 mm

5. Ambang palka
Tebal pelat ambang palka tidak boleh kurang dari :

t = 6.0 + 0.0833 x Lbp


= 14,45 mm atau 15 mm

tinggi ambang palka minimum 600 mm

6. Penutup Palka (Hatchway Cover)

Tebal penutup palka


t = 10 x a
= 6,8284 mm atau

7. Lubang pembebasan (Freeing pots)

Luas Lubang pembebasan


A = 0.07 x l
Di mana : l = panjang bulkwark 1/2*T
= 0.7 * L
= 70,994 m
= 70994 mm
jadi,
A = 4969,58 mm2

= 4,970 m2

8. Penegar (Stay Palka)


BKI 2014 VOL II BAB 17 hal 17- 5

W = 104/reh x a X l^2 Xp
113,8
profil = 130 x 65 x 10
reh = 265

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 37


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

a = 0,68
l = 4,1
p 25,27

BAB V

PENUTUP

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 38


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

V.1 KESIMPULAN

Konstruksi secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan


yang mendukung suatu bangunan yang mendukung suatu desain. Dalam bidang
perkapalan, konstruksi kapal merupakan susunan komponen-komponen pada
bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas.
Konstruksi kapal adalah bagian-bagian kapal yang umumnya terdiri dari lambung
kapal beserta bangunan atasnya dimana terbagi atas komponen-komponen
konstruksi yang letaknya arah memanjang dan melintang.
Perencanaan kekuatan dan susunan kapal adalah merupakan bagian dari
pembangunan suatu kapal, dimana ada beberapa faktor penentu yang harus di
perhatikan selain kekuatan dan susunan kapal tadi. Semuanya rancang pada
konstruksi kapal yang terdiri dari badan kapal dan bangunan atas kapal.
Konstruksi kapal tidak dibangun berdasarkan perasaan atau penglihatan
saja, pembangunan itu berdasarkan atas peraturan-peraturan yang telah
disepakati oleh Biro Klasifikasi. Dibangun sesuai dengan urutan-urutannya, cara
menghubungkan dari bagian satu ke bagian lainnya adalah pengertian konstruksi
dalam ilmu perkapalan.

SARAN-SARAN

 Dalam penggambaran agar memperhatikan waktu yang diberikan


dalam melaksanakan tugas.

 Informasi yang berkenaan dengan penggambaran baik mengenai


waktu maupun transfer ilmu dan lainnya diharapkan detailnya.

 Perlunya kegiatan menggambar lebih banyak pada studio gambar dan


setiap asisten diwajibkan untuk hadir.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 39


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

 Dalam pengambilan pengukuran dilakukan dengan baik agar tidak


terjadi kesalahan yang besar.

 Perlunya fasilitas studio gambar ditambah seperti meja gambar dan


mesin gambar.

 Perlunya pemanfaatan yang optimal dari studio gambar.

DAFTAR PUSTAKA

 Biro Klasifikasi Indoneia ( 2006 ) : Rule for the Classification and


Contruction of Sea going Ship, Vol II.

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 40


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

 Biro Klasifikasi Indoneia ( 2001 ) : Rule for the Classification and


Contruction of Sea going Ship, Vol II.

 Harvald phoels : Ship design and ship theory, University of Hannnover

 Ir Sumarjono, WA. : Kontruksi kapal I dan II, Fakultas Teknologi kelautan


Jurusan Perkapalan ITS Surabaya.
 D.J. Eyres, M.Sc.,F.R.I.N.A., 1994, Ship Construction, Fourth Edition

 Harvald. Phoels. Ship Design And Ship Theory, University of Hannnove

 Taffart, Ship Design and Theory


 Thomas C. Gillmer, 1970. Modern Ship Design,. United States
NavalInstitute Annapolis, Maryland

LAMPIRAN

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 41


LAPORAN KONSTRUKSI KAPAL “MIDSHIP SECTION “
DEPARTEMEN TEKNIK
KELAUTAN FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS
HASANUDDIN 2019

MUH TEGUH PERDANA ANDALAN | D081171306 42

Anda mungkin juga menyukai