Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS

Nama : Makkasia
Tanggal Lahir : 31-12-1956
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam Medik : 810015
DPJP : dr. Mulawardi, Sp.B(K)V
Keluhan utama ; Nyeri perut
Riwayat penyakit

Nyeri perut dialami sejak 2 bulan lalu. Nyeri bersifat hilang timbul, dirasakan seperti tajam
dan tertusuk-tusuk. Rasa nyeri dirasakan seperti tembus ke belakang. Riwayat mual dan muntah
tidak ada. Buang air besar dan kecil normal.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkat
Riwayat trauma sebelumnya tidak ada

Pemeriksaan Fisik
Tampak sakit sedang / sadar / gizi lebih
Tekanan darah 130 / 70 mmHg
Nadi 80 kali / menit
Laju nafas 20 kali / menit
Suhu 36.70C

Status Lokalis
Regio Abdomen
Inspeksi : datar, tampak pulsasi di sekitar umbilicus
Auskultasi : terdengar denyut nadi di sekitar umbilicus, bruit tidak ada
Palpasi : teraba massa di sekitar umbilicus, teraba berdenyut, thrill tidak ada, nyeri tekan
tidak ada
Perkusi : timpani, nyeri ketok tidak ada

Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL


HGB 11.5 g/dL 12.0 – 16.0 g/dL
HCT 36.8 % 37 – 48 %
WBC 15.2 x 103 u/L 4.0 – 10.0 x 103 u/L
PLT 340 x 103 u/L 150 – 400 x 103 u/L
PT 10.8 detik 10 – 14 detik
aPTT 33.6 detik 22.0 – 30.0 detik
GDS 82 mg/dL 140 mg/dL
Ureum 15 mg/dL 10 – 50 mg/dL
Kreatinin 1.4 mg/dL L < 1.3; P <1.1 mg/dL
SGOT 13 U/L < 38 U/L
SGPT 7 U/L < 41 U/L
Albumin 3.6 g/dL 3.5 – 5.0 g/dL
Natrium 134 mmol/L 136 – 145 mmol/L
Kalium 4.4 mmol/L 3.5 – 5.1 mmol/L
Chlorida 100 mmol/L 97 – 111 mmol/L

Foto Toraks
Kesan :

- Dilatatio aorta
- Paru jantung normal
CT Angiografi Torako-Abdominal

Kesan :

- Aneurisma fusiform aorta abdominalis pada segmen infrarenal sampai bifurcation a.iliaca
communis dengan multiple thrombus pada dinding aorta abdominalis
- Suspek diseksi aorta abdominalis pada segmen infrarenal di atas aorta abdominalis yang
dilatasi setinggi CV L3
- Dilatasi aorta asendens dan desendens thoracalis dengan multiple thrombus pada dindig
aorta
- Suspek diseksi pada aorta desendens setinggi CV T8
- Thrombus pada vena cava superior

Diagnosis
- Aneurisma aorta abdominalis tipe fusiform
- Suspek diseksi aorta thoracalis desendens dan aorta abdominalis

Planning

- TEVAR
- EVAR

Aneurisma Aorta Abdominalis (AAA)

Aneurisma adalah dilatasi permanen dari arteri 1.5 kali dari diameter normalnya. Diameter
normal aorta pada pasien dengan usia lebih dari 50 tahun adalah 1.5 cm pada wanita dan 1.7 cm
pada pria. Jadi secara praktis, diameter aorta lebih dari 3 cm dapat didefinisikan sebagai
aneurisma.

Mekanisma utama dari terbentuknya aneurisma adalah adanya degradasi matriks protein
elastin dan kolagen pada dinding pembuluh darah. Defisiensi dari elastin dan kolagen dapat
menyebabkan kelemahan dari dinding pembuluh darah. Mekanisme lain dari terbentuknya
aneurisma adalah stress oksidatif, proses autoimun dan infiltrasi limfosit dan monosit.

Ultrasound adalah pemeriksaan radiologis standar untuk skrining aneurisma. Sensitivitas


dan spesifisitas dari ultrasound untuk skrining aneurisma adalah 100 % dan 96 %.

Kebanyakan pasien AAA tidak memberikan gejala klinis atau pun keluhan. Biasanya AAA
terdeteksi secara kebetulan saat pemeriksaan medis rutin. Bila diameternya masih kurang dari 5
cm, maka sulit untuk dipalpasi. Namun bila sudah lebih dari 5 cm, maka umumnya dapat dipalpasi.

Pasien dengan diameter lebih dari 5.5 cm dapat diindikasikan untuk prosedur elektif repair.
Indikasi lainnya untuk repair adalah penambahan diameter aneurisma 0.6-0.8 cm per tahunnya.
Bila pasien sudah bergejala, maka prosedur pemeriksaan dan repair dari sesegera mungkin
dilakukan.

Diseksi Aorta (DA)


Diseksi aorta (DA) merupakan terpisahnya antar lapisan di dinding pembuluh darah.
Biasanya diakibatkan robekan dari tunika intima yang menyebabkan darah dari lumen pembuluh
darah masuk di antara lapisan dinding pembuluha darah.

DA biasanya berakibat fatal karena progresivitasnya yang cepat. Tidak ada gejala klinis
yang khas dari DA. Biasanya timbul dengan manifestasi klinis nyeri dada atau perut yang tiba-
tiba dan terasa seperti dirobek-robek. Nyeri bisa juga timbul di leher atau rahang dan interscapula.
Dari pemeriksaan fisik dapat ditemukan hipertensi ataupun hipotensi. Dapat juga timbul
perbedaan tekanan darah antar kedua lengan lebih dari 20 mmHg.

Dari foto toraks dapat ditemukan adanya peleberan mediastinum yang merupakan temuan
klasik. Pemeriksaan definitif untuk pasien ini adalah CT scan dengan kontras. Pemeriksaan ini
dapat membedakan true dan false lumen.

Manajemen terapi pasien ini bisa dengan open surgery ataupun repair endovascular. Terapi
medikamentosa bertujuan untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah yang robek dan
mengurangi penambahan diseksi. Terapi antihipertensi terpilih adalah golongan beta blocker.

Fenestrated Stent Graft

Keberhasilan EVAR pada kasus-kasus aneurisma aorta torakal maupun abdominal telah
terbukti sejak pertama kali digunakan. Namun EVAR tetap menemui kesulitan untuk kasus-kasus
tertentu dengan variasi anatomi bentuk aorta yang angulasi dan adanya thrombus atau kalsifikasi
di dinding aorta. Hal ini diatasi dengan stent yang fenestrated. Dengan stent ini, posisi stent
menjadi lebih stabil dan celah/fenestrasi dapat diposisikan pada pembuluh darah yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai