Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN EMERGENCY CASE

Minggu, 04 Oktober 2020


DEPARTEMEN ILMU BEDAH

INSTALASI GAWAT DARURAT


Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo
Makassar
LAPORAN EMERGENCY CASE
Minggu,04 Oktober 2020
Rawat Jalan : 1 Pasien
Rawat Inap : 1 Pasien
Observasi : - Pasien
Operasi : - Pasien
Meninggal : - Pasien
Total : 2 Pasien

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo


Makassar
DATA PASIEN BARU
IGD BEDAH RSUP dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MINGGU, 04 OKTOBER 2020

Jenis Tindak
No. Nama Umur Kelam No. RM Diagnosis ICD 10 Lanjut
in

Susp. Apendicitis Akut Rawat


1 Ny.Samlina 54 Th P 922537 Inap

Rawat
Ny.Maelena 18 Th MILD TBI GCS 15 (E4V5M6)
2 P 818477 Jalan
Name : Ny. SB Age : 54 Th
RM : 920420 DPJP : SM
Jenis Kelamin : Perempuan

Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah


Anamnesis : nyeri perut kanan bawah dialami sejak 1hari yang
lalu, nyeri perut dirasakan terus menerus, awalnya
pasien mengeluhkan sakit ulu hati 2 hari sebelumnya,
kemudian berpindah ke perut kanan bawah, mual (+),
muntah (-) sejak 1hari yang lalu, demam (+) sejak tadi
sore. BAB (+) flatus (+)
Pasien belum pernah diperiksa di RS lain, langsung
datang ke RS wahidin.

BAK : 1 cc/kgBB/jam

BAB : Normal
Keadaan Umum
Sakit Sedang/Gizi Baik/ GCS 15 (E4V5M6)

Vital Sign
BP : 130/80 mmHg
HR : 88 x/mnt, kuat angkat, reguler
RR : 22 x/mnt, simetris L=R, tipe
thoracoabdominal.
T(Ax) : 38,0°C
Status Lokalis
Abdominal
I : tampak cembung, ikut gerak nafas, darm contour
tidak ada, darm steifung tidak ada
A : bising usus kesan normal
P : nyeri tekan seluruh regio abdomen (-). defans (-)
nyeri tekan regio mc burney (+), blumberg sign (+)
rovsing sign (-)
P : Timpani, nyeri ketuk (-)
Pemeriksaan Rektal Toucher
Sfingter ani mencekik
ampula terisi feses
tidak teraba massa
Mukosa rektum licin
Handscoon: fases ada berwarna kuning ,
darah tidak ada, lendir tidak ada.
Laboratorium
WBC 13,1 x 103 /Μl 4.00-10.00 x 103 /Μl
HGB 8,1 gr/dl 12.0-16.0 g/dl

HCT 27 % 37.0-48.0 %

PLT 312 x 103/ Μl 150-400 x103/ Μl


GDS 165 mg/dl 140 mg/dl
PT 12,1 detik 10-14 detik

INR 1,23 -

APTT 24,7 detik 22.0-30.0 detik

Ureum 11 g/dl 10-50 mg/dl

Kreatinin 0,62 mg/dl L(<1.3) P (<1.1)


Natrium 134 mmol/L 136-145mmol/l

Kalium 3,6 mmol/L 3.5-5.1mmol

Chlorida 106 mmol/L 97-111mmol

IgM/IgG COVID-19 Non-Reactive Non-Reactive

SGOT 17 <38
SGPT 12 <41
Alvarado Score
Alvarado Patient
Score
Migrating Pain 1 1
Nausea / vomiting 1 1
Anoreksia 1 0
Tenderness 2 2
Rebound Tenderness 1 0
Elevated temperature 1 1
Leukositosis 2 2
Shift to the left 1 1
TOTAL 10 8

Alvarado Score :
5-6 Possible;
7-8 Probable;
> 9 Very Probable
KALESARAN SKOR
PARAMETER SKOR
MUAL +7
MUNTAH - 15
DEMAM +7
NYERI BATUK + 15
NYERI KETOK +5
DEFANS LOKAL - 13
LEUKOSIT - 15
TOTAL 21

INTERPRETASI :
>/ 20 : OPERASI
-49 -20 : OBSERVASI
< -49 : TIDAK OPERASI
XRAY THORAX
DIAGNOSIS : Suspek appendisitis akut
KERJA
TATALAKSANA : • infus ringer lactate 28 tpm
• Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
• Omeprazole 20/12 jam/iv
• Periksa darah lengkap
• Screening Covid-19
• Konsul Pulmo
• Foto thorax
• Rencana Apendiktomi
Terima Kasih
Name : Nn. MP Age : 19 th
RM : 920848 DPJP : NAL
Jenis Kelamin : Perempuan

Keluhan Utama : Nyeri kepala


Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala setelah kecelakaan bermotor
Anamnesis : 15 menit sebelum masuk rumah sakit. Riwayat kepala terbentur namun
menggunakan helm. Tidak ada riwayat pingsan, muntah, demam, dan
tidak ada riwayat keluar darah dari hidung atau telinga. Tidak ada
keluhan nyeri pada bagian tubuh lainnya.
 

Mekanisme : Pasien sedang mengendarai motor dengan kecepatan sedang,


menggunakan helm. Tiba2 mobil di depannya rem mendadak dan
trauma
pasien kehilangan kendali kemudian menabrak mobil dari belakang
sehingga kepala pasien membentur body belakang mobil.
PRIMARY SURVEY
• A: Clear, patent,
• B: frekuensi napas 20 kali/menit, spontan, pergerakan
dada simetris, tidak ada retraksi
• C: akral hangat, nadi adekuat, frekuensi nadi 88
kali/menit TD 110/70 mmHg, CRT <2 detik
• D: GCS 15 E4V5M6, pupil isokor 3mm / 3mm , refleks
cahaya +/+
• E: suhu 36,50 C
SECONDARY SURVEY
• Regio capitis
I: Tidak tampak hematom,
laserasi ataupun deformitas
• P: Tidak teraba hematom, krepitasi.
Nyeri tekan (-)
Diagnosis Klinis
• MILD TBI GCS 15 (E4V5M6)
Diagnosis Kerja : • MILD TBI GCS 15( E4V5M6)
Penatalaksanaan : • Head up 30°
• Oksigen 2 lpm via nasal canule
• Asam mefenamat 500mg/8
jam/oral
• Ranitidin 150 mg/12 jam/oral
• Observasi
Teori
Teori
• Hematoma epidural (EDH) 
perdarahan terjadi antara duramater &
tulang tengkorang (skull)

• Ciri khas  lucid interval (pasien tidak


sadar  sadar  tidak sadar lagi)

• Etiologi  pecahnya arteri meningeal


media (regio pterion = rapuh & mudah
cedera)

• 10% TBI  EDH  trauma akseleras-


deselerasi dan gaya transverse
Teori
Patofisiologi:

• Arteri  perdarahan cepat  6-


8 jam post-trauma, 25-75cc

• Vena (10% kasus) 


perdarahan lambat  akut
(sama dgn hari trauma); subakut
(2-4 hari); kronik (7-20 hari)

• Temporal  75% kasus

• Hematoma meluas  menekan


duramater  nyeri kepala intens
& herniasi
Teori
Teori
Gejala klasik  melibatkan hilangnya
kesadaran singkat diikuti oleh periode
kesadaran yang dapat berlangsung
beberapa jam sebelum fungsi otak
memburuk (lucid interval), kadang-kadang
pasien koma
Jika tidak diobati  peningkatan tekanan
darah, kesulitan bernapas, kerusakan
fungsi otak dan kematian.
• Gejala lain termasuk sakit kepala,
muntah dan kejang.

• CT-scan  covex ( cressent sign)


Teori
EDH kecil tanpa tekanan pada otak (<30 mL; diameter < 15 mm,
GCS > 8)  konservatif
• Sakit kepala parah dan kerusakan fungsi otak, atau EDH lebih
besar dari 1 cm pada titik nya tebal  operas  burr hole atau
craniotomy
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai