Laporan Program Pendidikan Inklusif
Laporan Program Pendidikan Inklusif
A. PENDAHULUAN
SMP Negeri 1 Tanjungsari adalah salah satu sekolah negeri dari 3
sekolah negeri dan 1 sekolah swasta yang berada di Kecamatan Tanjungsari.
SMPN 1 Tanjungsari memiliki total 9 rombongan belajar dan daya tampung
297 peserta didik. Namun, 3 tahun terakhir mengalami penurunan jumlah
peserta didik yang signifikan sehingga jumlah rombongan belajar yang terisi
hanya 7 dengan total 199 peserta didik pada Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
Memiliki capaian prestasi akademi yang cukup memuaskan, yaitu tingkat
kelulusan 4 tahun terakhir 100%, dengan rerata UN tahun 2015 54,58; tahun
2016 49,58; tahun 2017 48,9; terakhir tahun 2017 57,5. SMPN 1 Tanjungsari
memiliki program unggulan Seni Tari dan Olahraga. Jumlah guru di SMPN 1
Tanjungsari adalah 17 dengan rincian 12 guru PNS dan 5 Guru Tidak Tetap
(GTT). Dari 17 guru tersebut, 15 guru berijasah S1, 1 guru berijasah S2, dan 1
guru D2.
Pada tahun 2018, SMPN 1 Tanjungsari terpilih mendapatkan bantuan
pemerintah dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus. Bantuan pemerintah sebesar Rp 50.000.000,00 ini dilaksanakan
untuk memfasilitasi peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus agar
mendapatkan jaminan pendidikan yang layak bagi mereka sesuai dengan
yang tertera pada Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 2016
tentang penyandang Disabilitas. Di Kabupaten Gunungkidul, anak-anak
berkebutuhan khusus juga mendapatkan payung perlindungan, yaitu
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No 9 Tahun 2016. SMPN 1
Tanjungsari juga merupakan salah satu sekolah yang tertunjuk menjadi
sekolah inklusif sejak tahun 2011 dengan SK No 420/ 109/ KPTS/ 2011
tanggal 30 Juni 2011.
Bantuan pemerintah ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat, sekolah sekitar, pemangku kepentingan di Tanjungsari mengenai
program pendidikan inklusif di SMPN 1 Tanjungsari sehingga jika terdapat
peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus, SMPN 1 Tanjungsari siap
menerima. Selain melakukan sosialisasi, bantuan ini digunakan untuk
melaksanakan bimbingan teknis untuk meningkatkan kapasitas guru dalam
menangani anak-anak dengan berbagai jenis kebutuhan khusus yang ada
pada peserta didik, baik dari manajemen kelas, rencana pembelajaran hingga
penilaian bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Bantuan Pemerintah dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus
dan Layanan Khusus ini digunakan untuk 3 kegiatan, yaitu: sosialisasi
program pendidikan inklusif, bimbingan teknis peningkatan kapasitas guru,
dan asessmen terhadap peserta didik oleh tim ahli. Uraian pelaksanan
kegiatan seperti yang tertuang pada tabel di bawah:
Waktu dan
No Kegiatan Sasaran Tujuan
Tempat
1 Assessmen Peserta Waktu : Rabu, 12 Tim ahli dari Melakukan
Didik oleh tim ahli September 2018 SLB N 1 identifikasi potensi
Tempat : Aula wonosari peserta didik SMPN
SMPN 1 Peserta didik 1 Tanjungsari kelas
Tanjungsari dan SMPN 1 7, 8, dan 9 sehingga
ruang kelas 8A Tanjungsari tahu peserta didik
dan 8B kelas 7, 8, 9 memiliki kebutuhan
sejumlah 85 khusus atau tidak
Peserta didik sehingga dapat
dari sekolah dilaksanakan tindak
sekitar (TK dan lanjut seperti
SD Rejosari, kegiatan asessmen
masing-masing agar dapat
7 peserta didik) memberikan
Waktu dan
No Kegiatan Sasaran Tujuan
Tempat
pendidikan yang
layak
Melakukan
identifikasi potensi
peserta didik dari TK
dan SD sekitar
sehingga tahu
peserta didik
memiliki kebutuhan
khusus atau tidak
untuk
dipertimbangkan
bagaimana
memberikan
pendidikan yang
layak.
2 Sosialisasi Program Waktu: Rabu, 19 Narasumber Memberikan
Pendidikan Inklusif September 2018 nasional yang informasi apa yang
Tempat : Rumah telah ditunjuk dimaksud dengan
makan Griyo Narasumber sekolah inklusif, apa
Wono dari kabupaten, perbedaan antara
yaitu Dinas sekolah inklusif
Pendidikan dengan Sekolah
Kabupaten Luar Biasa (SLB),
Gunungkidul, Memberikan
sejumlah 2 informasi mengenai
orang payung perlindungan
Pengawas bagi peserta didik
sekolah yang memiliki
sejumlah 2 kebutuhan khusus
orang untuk mendapatkan
7 sekolah pendidikan layak di
sekitar, dari TK, sekolah inklusif,
SD, SMP, dan Peran pengawas
SMK. Masing- sekolah dalam
masing sekolah melakukan
4 peserta yang pembinaan sekolah
terdiri dari 1 inklusif,
Waktu dan
No Kegiatan Sasaran Tujuan
Tempat
kepala sekolah Peran serta
dan 3 guru. masyarakat dalam
Komite sekolah, membantu
yang terdiri dari penyelenggaraan
Bapak Camat sekolah inklusif,
Tanjungsari, Peran serta wali
Bapak Kepala murid dalam bekerja
Desa sama dengan pihak
Kemadang, sekolah untuk
Ketua komite, memberikan
Sekretaris motivasi kepada
komite, peserta didik yang
bendahara memiliki kebutuhan
komite, dan khusus
anggota komite
Wali murid
kelas 7,8, 9
Sepuluh guru
SMPN 1
Tanjungsari
3 Bimbingan Teknis Waktu : Kamis- Narasumber Mendapatkan
Peningkatan Kapasitas Jumat, 20-21 nasional yang informasi jenis anak
Guru September 2018 telah ditunjuk berkebutuhan
Tempat : Rumah Tujuh sekolah khusus
makan Griyo sekitar, yaitu Membedakan antara
Wono TK, SD, SMP, identifikasi dan
dan SMK. asessmen terhadap
Masing-masing peserta didik
4 peserta yang berkebutuhan
terdiri dari 1 khusus
kepala sekolah Bagaimana
dan 3 guru. memanajemen kelas
Delapan guru inklusif
SMPN 1 Memodifikasi
Tanjungsari kegiatan
pembelajaran kelas
inklusif
Bagaimana
Waktu dan
No Kegiatan Sasaran Tujuan
Tempat
menyusun program
pembelajaran
individual bagi
berbagai jenis anak
berkebutuhan
khusus sesuai
dengan
penanganannya
masing-masing
Bagaimana cara
melakukan penilaian
terhadap hasil
berlajar peserta didik
berkebutuhan
khusus.
D. HASIL KEGIATAN
Kegiatan yang dilaksanakan terdapat 3 macam, yaitu:
1. Sosialisasi Program Pendidikan Inklusif
Kegiatan ini dilaksanakan 1 hari di rumah makan Griyo Wono dengan
dinarasumberi 3 orang, yaitu narasumber nasional, Ibu Dr. Nur Azizah dan
2 narasumber dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yaitu Bapak
Bahron Rasyid, S.Pd, M. M selaku Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga serta Bapak Kisworo, S.Pd, M.Pd.
Bapak Bahron Rasyid sebagai penyampai kebijakan umum mengenai
sekolah inklusif. SMPN 1 Tanjungsari merupakan salah satu sekolah
inklusif yang telah ditunjuk dari sekian sekolah yang berada di
Gunungkidul. Harapan yang disampaikan adalah sekolah mampu
menangani anak-anak berkebutuhan khusus agar terlayani dengan baik
sehingga mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Bapak Kisworo, S.Pd.,M.Pd menyampaikan beberapa payung hukum yang
melindungi hak penyandang disabilitas dari peraturan pemerintah hingga
peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul. Harapannya dari anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus dapat dimaksimalkan potensi apa yang
ada di dalam diri mereka sehingga dapat digunakan sebagai mata
pencaharian mereka kelak.
Ibu Dr. Nur Azizah menjelaskan keberagaman mengenai peserta didik. Ada
yang normal, ada yang memiliki kebutuhan khusus. Membedakan anak
yang benar-benar memiliki kebutuhan khusus atau bukan tetapi seakan-
akan memiliki kebutuhan khusus, padahal itu hanya dikarenakan factor
lingkungan keluarga, masyarakat, atau yang lain dalam artian bukan
karena murni kekurangan dirinya. Menjelaskan perbedaan antara Sekolah
Luar Biasa (SLB) dengan sekolah inklusif, yaitu jumlah peserta didik
berkebutuhan khusus pada sekolah inklusif tidak boleh lebih dari 10% dari
jumlah total jumlah satu kelas. Sedangkan pada Sekolah Luar Biasa (SLB)
terisi penuh dengan anak-anak berkebutuhan khusus yang sangat
membutuhkan penanganan khusus langsung oleh ahlinya. Baik sekolah,
masyarakat, wali murid, dan stake holder mampu memberikan dukungan
motivasi bagi para peserta didik berkebutuhan khusus agar dapat
mendapatkan hak pendidikannya dengan baik.
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan mulai pukul 08.30 s.d. 14.00 WIB,
berjalan lancar dan dapat dihadiri oleh seluruh peserta. Kegiatan yang
terlaksana sesuai dengan jadwal dan materi pada jadwal tersampaikan
semua. Materi sosialisasi sebagai berikut:
Kebijakan umum tentang pendidikan inklusif
Konsep pendidikan inklusif
Keberagaman peserta didik
Model pembelajaran anak berkebutuhan khusus