Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF TAHUN 2018

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tanjungsari


Alamat : Jalan Baron Km 18
Kode Pos : 55861
Desa : Kemadang
Kecamatan : Tanjungsari
Kabupaten : Gunungkidul
Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

A. PENDAHULUAN
SMP Negeri 1 Tanjungsari adalah salah satu sekolah negeri dari 3
sekolah negeri dan 1 sekolah swasta yang berada di Kecamatan Tanjungsari.
SMPN 1 Tanjungsari memiliki total 9 rombongan belajar dan daya tampung
297 peserta didik. Namun, 3 tahun terakhir mengalami penurunan jumlah
peserta didik yang signifikan sehingga jumlah rombongan belajar yang terisi
hanya 7 dengan total 199 peserta didik pada Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
Memiliki capaian prestasi akademi yang cukup memuaskan, yaitu tingkat
kelulusan 4 tahun terakhir 100%, dengan rerata UN tahun 2015 54,58; tahun
2016 49,58; tahun 2017 48,9; terakhir tahun 2017 57,5. SMPN 1 Tanjungsari
memiliki program unggulan Seni Tari dan Olahraga. Jumlah guru di SMPN 1
Tanjungsari adalah 17 dengan rincian 12 guru PNS dan 5 Guru Tidak Tetap
(GTT). Dari 17 guru tersebut, 15 guru berijasah S1, 1 guru berijasah S2, dan 1
guru D2.
Pada tahun 2018, SMPN 1 Tanjungsari terpilih mendapatkan bantuan
pemerintah dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus. Bantuan pemerintah sebesar Rp 50.000.000,00 ini dilaksanakan
untuk memfasilitasi peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus agar
mendapatkan jaminan pendidikan yang layak bagi mereka sesuai dengan
yang tertera pada Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 2016
tentang penyandang Disabilitas. Di Kabupaten Gunungkidul, anak-anak
berkebutuhan khusus juga mendapatkan payung perlindungan, yaitu
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No 9 Tahun 2016. SMPN 1
Tanjungsari juga merupakan salah satu sekolah yang tertunjuk menjadi
sekolah inklusif sejak tahun 2011 dengan SK No 420/ 109/ KPTS/ 2011
tanggal 30 Juni 2011.
Bantuan pemerintah ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada
masyarakat, sekolah sekitar, pemangku kepentingan di Tanjungsari mengenai
program pendidikan inklusif di SMPN 1 Tanjungsari sehingga jika terdapat
peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus, SMPN 1 Tanjungsari siap
menerima. Selain melakukan sosialisasi, bantuan ini digunakan untuk
melaksanakan bimbingan teknis untuk meningkatkan kapasitas guru dalam
menangani anak-anak dengan berbagai jenis kebutuhan khusus yang ada
pada peserta didik, baik dari manajemen kelas, rencana pembelajaran hingga
penilaian bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Bantuan Pemerintah dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus
dan Layanan Khusus ini digunakan untuk 3 kegiatan, yaitu: sosialisasi
program pendidikan inklusif, bimbingan teknis peningkatan kapasitas guru,
dan asessmen terhadap peserta didik oleh tim ahli. Uraian pelaksanan
kegiatan seperti yang tertuang pada tabel di bawah:

Waktu dan
No Kegiatan Sasaran Tujuan
Tempat
1 Assessmen Peserta  Waktu : Rabu, 12  Tim ahli dari  Melakukan
Didik oleh tim ahli September 2018 SLB N 1 identifikasi potensi
 Tempat : Aula wonosari peserta didik SMPN
SMPN 1  Peserta didik 1 Tanjungsari kelas
Tanjungsari dan SMPN 1 7, 8, dan 9 sehingga
ruang kelas 8A Tanjungsari tahu peserta didik
dan 8B kelas 7, 8, 9 memiliki kebutuhan
sejumlah 85 khusus atau tidak
 Peserta didik sehingga dapat
dari sekolah dilaksanakan tindak
sekitar (TK dan lanjut seperti
SD Rejosari, kegiatan asessmen
masing-masing agar dapat
7 peserta didik) memberikan
Waktu dan
No Kegiatan Sasaran Tujuan
Tempat
pendidikan yang
layak
 Melakukan
identifikasi potensi
peserta didik dari TK
dan SD sekitar
sehingga tahu
peserta didik
memiliki kebutuhan
khusus atau tidak
untuk
dipertimbangkan
bagaimana
memberikan
pendidikan yang
layak.
2 Sosialisasi Program  Waktu: Rabu, 19  Narasumber  Memberikan
Pendidikan Inklusif September 2018 nasional yang informasi apa yang
 Tempat : Rumah telah ditunjuk dimaksud dengan
makan Griyo  Narasumber sekolah inklusif, apa
Wono dari kabupaten, perbedaan antara
yaitu Dinas sekolah inklusif
Pendidikan dengan Sekolah
Kabupaten Luar Biasa (SLB),
Gunungkidul,  Memberikan
sejumlah 2 informasi mengenai
orang payung perlindungan
 Pengawas bagi peserta didik
sekolah yang memiliki
sejumlah 2 kebutuhan khusus
orang untuk mendapatkan
 7 sekolah pendidikan layak di
sekitar, dari TK, sekolah inklusif,
SD, SMP, dan  Peran pengawas
SMK. Masing- sekolah dalam
masing sekolah melakukan
4 peserta yang pembinaan sekolah
terdiri dari 1 inklusif,
Waktu dan
No Kegiatan Sasaran Tujuan
Tempat
kepala sekolah  Peran serta
dan 3 guru. masyarakat dalam
 Komite sekolah, membantu
yang terdiri dari penyelenggaraan
Bapak Camat sekolah inklusif,
Tanjungsari,  Peran serta wali
Bapak Kepala murid dalam bekerja
Desa sama dengan pihak
Kemadang, sekolah untuk
Ketua komite, memberikan
Sekretaris motivasi kepada
komite, peserta didik yang
bendahara memiliki kebutuhan
komite, dan khusus
anggota komite
 Wali murid
kelas 7,8, 9
 Sepuluh guru
SMPN 1
Tanjungsari
3 Bimbingan Teknis  Waktu : Kamis-  Narasumber  Mendapatkan
Peningkatan Kapasitas Jumat, 20-21 nasional yang informasi jenis anak
Guru September 2018 telah ditunjuk berkebutuhan
 Tempat : Rumah  Tujuh sekolah khusus
makan Griyo sekitar, yaitu  Membedakan antara
Wono TK, SD, SMP, identifikasi dan
dan SMK. asessmen terhadap
Masing-masing peserta didik
4 peserta yang berkebutuhan
terdiri dari 1 khusus
kepala sekolah  Bagaimana
dan 3 guru. memanajemen kelas
 Delapan guru inklusif
SMPN 1  Memodifikasi
Tanjungsari kegiatan
pembelajaran kelas
inklusif
 Bagaimana
Waktu dan
No Kegiatan Sasaran Tujuan
Tempat
menyusun program
pembelajaran
individual bagi
berbagai jenis anak
berkebutuhan
khusus sesuai
dengan
penanganannya
masing-masing
 Bagaimana cara
melakukan penilaian
terhadap hasil
berlajar peserta didik
berkebutuhan
khusus.

C. PENGGUNAAN DANA BANTUAN DAN DANA SISA


Dana bantuan pemerintah digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang sesua
dengan RAB bantuan. Rincian penggunaan dana tertera pada tabel di bawah
ini:
Biaya/ Harga Jumlah Biaya/ Harga Dana
Volume
Item Satuan Sisa
No
Kegiatan Dana
Usulan Realisasi Usulan Realisasi Usulan Realisasi
Sisa
1
Jumlah 1
2
Jumlah 2
3
Jumlah 3
Jumlah
seluruhnya

D. HASIL KEGIATAN
Kegiatan yang dilaksanakan terdapat 3 macam, yaitu:
1. Sosialisasi Program Pendidikan Inklusif
Kegiatan ini dilaksanakan 1 hari di rumah makan Griyo Wono dengan
dinarasumberi 3 orang, yaitu narasumber nasional, Ibu Dr. Nur Azizah dan
2 narasumber dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yaitu Bapak
Bahron Rasyid, S.Pd, M. M selaku Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga serta Bapak Kisworo, S.Pd, M.Pd.
Bapak Bahron Rasyid sebagai penyampai kebijakan umum mengenai
sekolah inklusif. SMPN 1 Tanjungsari merupakan salah satu sekolah
inklusif yang telah ditunjuk dari sekian sekolah yang berada di
Gunungkidul. Harapan yang disampaikan adalah sekolah mampu
menangani anak-anak berkebutuhan khusus agar terlayani dengan baik
sehingga mendapatkan akses pendidikan yang layak.
Bapak Kisworo, S.Pd.,M.Pd menyampaikan beberapa payung hukum yang
melindungi hak penyandang disabilitas dari peraturan pemerintah hingga
peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul. Harapannya dari anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus dapat dimaksimalkan potensi apa yang
ada di dalam diri mereka sehingga dapat digunakan sebagai mata
pencaharian mereka kelak.
Ibu Dr. Nur Azizah menjelaskan keberagaman mengenai peserta didik. Ada
yang normal, ada yang memiliki kebutuhan khusus. Membedakan anak
yang benar-benar memiliki kebutuhan khusus atau bukan tetapi seakan-
akan memiliki kebutuhan khusus, padahal itu hanya dikarenakan factor
lingkungan keluarga, masyarakat, atau yang lain dalam artian bukan
karena murni kekurangan dirinya. Menjelaskan perbedaan antara Sekolah
Luar Biasa (SLB) dengan sekolah inklusif, yaitu jumlah peserta didik
berkebutuhan khusus pada sekolah inklusif tidak boleh lebih dari 10% dari
jumlah total jumlah satu kelas. Sedangkan pada Sekolah Luar Biasa (SLB)
terisi penuh dengan anak-anak berkebutuhan khusus yang sangat
membutuhkan penanganan khusus langsung oleh ahlinya. Baik sekolah,
masyarakat, wali murid, dan stake holder mampu memberikan dukungan
motivasi bagi para peserta didik berkebutuhan khusus agar dapat
mendapatkan hak pendidikannya dengan baik.
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan mulai pukul 08.30 s.d. 14.00 WIB,
berjalan lancar dan dapat dihadiri oleh seluruh peserta. Kegiatan yang
terlaksana sesuai dengan jadwal dan materi pada jadwal tersampaikan
semua. Materi sosialisasi sebagai berikut:
 Kebijakan umum tentang pendidikan inklusif
 Konsep pendidikan inklusif
 Keberagaman peserta didik
 Model pembelajaran anak berkebutuhan khusus

2. Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Guru


Kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Guru dilaksanakan
selama 2 hari. Kegiatan ini dilaksanakan dari pukul 08.30 s.d. 14.00.
kegiatan ini bertujuan untuk membekali guru dalam menangani peserta
didik berkebutuhan khusus, mulai dari tahapan identifikasi jenis kebutuhan
khusus, tahap asessmen hingga tahap terakhir penilaian terhadap peserta
didik berkebutuhan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus berhak
mendapat perlakuan khusus sesuai dengan masing-masing
kebutuhannya. Materi bimbingan teknis pada hari pertama sebagai berikut:
 Konsep pendidikan inklusif yang baik
Materi ini berisi mengenai penjelasan bagaimana sekolah harus
mau dan mampu untuk menampung peserta didik berkebutuhan
khusus. Sekolah mampu menyusun kurikulum sebagai pedoman
penyelenggaraan pendidikan inklusif sehingga mampu memberikan
pelayanan pendidikan secara optimal. Jangan sampai anak-anak
berkebutuhan khusus mendapatkan bully baik dari peserta didik lain
atau bahkan bapak/ ibu guru.
 Karakteristik anak berkebutuhan khusus
Materi ini mengenali karakteristik anak-anak berkebutuhan khusus.
Setiap daerah selalu ada peserta didik berkebutuhan khusus.
Meskipun begitu, setiap peserta didik memiliki bakat tersendiri yang
dapat dikembangkan guna membekali dalam menghadapi masa
depan mereka. Anak berkebutuhan khusus memberikan pola
tingkah laku yang dapat dijadikan petunjuk anak tersebut memiliki
kebutuhan jenis tertentu. Anak berkebutuhan khusus tidak melulu
tentang kelemahan anak, tetapi anak yang memiliki bakat istimewa
juga memerlukan perlakuan khusus demi menunjang potensinya
yang di atas normal.
 Identifikasi program kebutuhan khusus
Pada sesi ini, setiap peserta dibagikan print out instrument
identifikasi beberapa jenis anak berkebutuhan khusus, yaitu peserta
didik dengna hambatan penglihatan, peserta didik dengan
hambatan pendengaran, hambatan perkembangan intelektual,
hambatan perkembangan motorik, hambatan social-emosi,
hambatan belajar spesifik, hambatan pemusatan perhatian dengan/
tanpa hiperaktivitas (ADHD), hambatan spektrumautistik, dan
peserta didik dengan potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Setiap hambatan pada instrument dibahas satu per satu sehingga
peserta bimbingan teknis dapat melakukan identifikasi secara
umum, apakah peserta didik di sekolahnya ada yang menunjukkan
salah satu klasifikasi di atas. Namun kegiatan yang dilakukan ini
tidak dianggap valid, karena untuk menetapkan seorang anak
memiliki kebutuhan khusus harus melibatkan tim ahli.
 Asessmen program kebutuhan khusus
Kegiatan asessmen hanya dapat dilakukan oleh tim ahli untuk
menangani perkembangannya. Sehingga khusus kegiatan
asessmen, sekolah harus bekerja sama dengan tim ahli untuk
mengevaluasi tahapan perkembangan yang sudah dicapai oleh
peserta didik. Hal ini tentu membutuhkan materi, sehingga
diperlukan kerja sama yang baik antara wali murid dengan pihak
sekolah.

Materi pada hari kedua bimbingan teknis sebagai berikut:


 Manajemen kelas inklusif
Pada materi ini disampaikan bagaimana mengelola kelas dengan
anak berkebutuhan khusus, contohnya bagaimana mengatur posisi
tempat duduk, yaitu dengan menempatkan peserta didik dengan
hambatan penglihatan dan pendengaran untuk berada di depan
kelas; bagaimana cara memberikan instruksi pada peserta didik
dengan potensi visual, audio, dan kinestetik; guru harus konsisten
terhadap peraturan mengenai tata krama, kesopanan dan
mengedepankan etika sosial dibandingkan sisi akademis pada anak
berkebutuhan khusus tertentu. Hal ini penting agar anak
berkebutuhan khusus tahu etika social dan dapat diterima di
masyarakat.
 Modifikasi/ strategi kegiatan pembelajaran
Materi ini menjelaskan bagaimana pencapaian kriteria ketuntasan
minimal (KKM) bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Bagaimana
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di saat bersamaan
ada peserta didik yang memiliki hambatan tertentu bersamaan
dengan peserta didik yang tidak memiliki hambatan. Jangan sampai
peserta didik mengalami bully baik dari teman atau bahkan guru
pada saat proses KBM berlangsung.
 Program pembelajaran individual
Sesi ini memberikan informasi bahwa guru yang menghadapi
peserta didik berkebutuhan khusus harus dapat menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat sendiri dan
tentunya tidak sama dengan RPP bagi peserta didik tanpa
hambatan. Inilah mengapa dikatakan RPP individual, karena setiap
hambatan memiliki mekanisme pembelajaran, KKM, instrument
yang berbeda-beda.
 Penilaian hasil belajar peserta didik berkebutuhan khusus
Sesi terakhir mengenai bagaimana cara, teknik, dan instrument
yang tepat bagi peserta didik dengan masing-masing hambatannya.
Jika low vision, maka instrument soal harus dicetak lebih besar. Jika
peserta didik dengan hambatan disleksia, maka dibantu
membacakan soal instrument. Soal (baik tingkat berpikir, tingkat
kompetensi capaian, jenis instrument, dll) dibedakan antara peserta
didik tanpa hambatan dengan peserta didik dengan hambatan
tertentu.

3. Asessmen Peserta Didik Oleh Tim Ahli


Pada kegiatan ini, SMPN 1 Tanjungsari membuat MOU dengan SLB
Negeri 1 Wonosari untuk melaksanakan identifikasi dan asessmen
terhadap peserta didik SMPN 1 Tanjungsari dan peserta didik dari sekolah
sekitar, yaitu TK Kemadang dan SDN Rejosari. Jumlah total peserta didik
yang dilakukan identifikasi adalah 99 peserta didik, dengan rincian:
 85 peserta didik SMPN 1 Tanjungsari kelas 7, 8, 9
 7 peserta didik TK Kemadang
 7 peserta didik SDN Rejosari
Kegiatan identifikasi peserta didik TK dan SD dengan tes wawancara oleh
tim ahli yang berjumlah 3 orang. Kegiatan ini dilaksanakan di aula SMPN
1 Tanjungsari. Sedangkan kegiatan identifikasi peserta didik SMPN 1
Tanjungsari, peserta didik mengerjakan soal yang dibagikan oleh tim ahli
dan dikerjakan secara mandiri. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 ruangan,
yaitu kelas 8A dan kelas 8B. Kegiatan asessmen berjalan lancar.

E. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


Program Pendidikan Inklusif tahun 2018 ini berjalan lancar karena beberapa
faktor berikut:
1. Dukungan dari Dinas Dikpora Kabupaten Gunungkidul
2. Dukungan dan akses penuh dari bapak Kepala Sekolah.
3. Motivasi dan pembinaan dari pengawas sekolah
4. Kemudahan membuat surat perjanjian dengan pihak SLB Negeri 1
Wonosari.
5. Kemudahan membuat surat perjanjian dengan pihak griyo wono selaku
rumah makan tempat kegiatan sosialisasi program pendidikan inklusif dan
bimbingan teknis dilaksanakan.
6. Kerja sama yang baik antara komite sekolah dan wali murid
7. Panitia yang solid dan saling bekerja sama
8. Dana bantuan pemerintah yang jumlahnya mencukupi
9. Fasilitas narasumber nasional yang sudah ditunjuk langsung
Dalam pelaksanaan semua kegiatan program pendidikan inklusif, SMPN 1
Tanjungsari tidak mengalami hambatan tertentu.

F. DAMPAK PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan yang telah dilaksanakan memberikan dampak, yaitu:
1. Bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Memberikan pertimbangan arah kebijakan tentang perkembangan
pendidikan inklusif khususnya di Kabupaten Gunungkidul.
2. Bagi pengawas sekolah
Turut memperhatikan peserta didik berkebutuhan khusus dalam
melaksanakan pembinaan sekolah dalam hal sarana prasarana serta
mengembangkan kapasitas guru dalam memberikan pelayanan
pendidikan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus.
3. Bagi SMPN 1 Tanjungsari
Tambahan wawasan informasi bagaimana memanajemen kelas inklusif,
penyusunan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pendidikan inklusif, penyusunan RPP individual, penyusunan soal
individual, hingga proses penilaiannya.
4. Bagi TK, SD,SMP sekitar
Tambahan wawasan informasi bagaimana memanajemen kelas inklusif,
penyusunan kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pendidikan inklusif, penyusunan RPP individual, penyusunan soal
individual, hingga proses penilaiannya serta penanganan lebih dini sejak
TK bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
5. Bagi komite sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam mendukung SMPN 1 Tanjungsari
sebagai sekolah inklusif sehingga timbul kerja sama yang baik antara
sekolah dengan komite sekolah.
6. Bagi wali murid
Timbul kerja sama yang baik antara wali murid dengan pihak sekolah
dalam mengembangkan potensi peserta didik dan memberikan dukungan
pada setiap kegiatan sekolah yang berkaitan dengan peningkatan layanan
pendidikan inklusif.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Bantuan pemerintah sebesar Rp 50.000.000,00 dari Direktoran
Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus telah dipergunakan
dalam 3 kegiatan, yaitu sosialisasi program pendidikan inklusif, bimbingan
teknis peningkatan kapasitas guru, dan asessmen peserta didik oleh tim
ahli. Ketiga kegiatan berjalan lancar dan dapat dihadiri oleh 100%
undangan beserta narasumber. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi
semua peserta dalam mengenali, menangani, memotivasi, dan
mengembangkan potensi peserta didik berkebutuhan khusus.
2. Saran
Untuk dilaksanakan kegiatan lanjutan berupa workshop pengelolaan kelas
inklusif lebih khusus sesuai dengan jenis peserta didik berkebutuhan
khusus yang ada pada SMPN 1 Tanjungsari. Melakukan studi banding ke
sekolah yang sudah melaksanakan pendidikan inklusif dengan baik.

Demikian laporan ini kami susun sebagai salah satu bentuk


pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan pemerintah. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua.

Tanjungsari, 1 Oktober 2018


Kepala SMPN 1 Tanjungsari

Drs. Y. Kelik Wibowo


NIP 19640212 199003 1 005

Anda mungkin juga menyukai