Anda di halaman 1dari 13

LAND CLEARING

I. Sistem Pembukaan Lahan

1 Manual

 terutama tenaga manusia, alat-alat sederhana, pemakaian


tenaga sangat banyak

2 Mekanis

 Menggunakan alat-alat pertanian seperti


traktor, buldozer. Cara ini digunakan pada
areal yang rata (kemiringan 0-8%).
Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat.
Satuan penggunaan alat berat dalam JKT
(jam kerja traktor)

3 Chemis

 Peracunan pohon atau penyemprotan dengan


bahan kimia tertentu (untuk lalang). Pada daerah
curah hujan tinggi kurang efektif. Dibutuhkan air
untuk pelarut herbisida.

Pilihan : tergantung pada keadaan lapangan, ketersediaan tenaga kerja,


dana, alat-alat serta jadwal waktu penanaman yang ditargetkan. Dalam
pelaksanaannya dapat menggunakan cara kombinasi.

Larangan : Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1995 tidak


membenarkan melakukan pembakaran untuk tujuan pembukaan lahan
2. Tahap Pekerjaan

a. Membabat / Imas

 Memotong anak kayu yang berdiameter < 10


cm

 Menggunakan parang dan kampak

 Pemotongan anak kayu harus putus dan


diusahakan serendah mungkin atau dekat dengan tanah

 Tujuan untuk memudahkan penumbangan pohon dan


pelaksanaan perun mekanis Areal semak belukar tidak perlu
diimas, langsung dilakukan perun mekanis

b. Menumbang

 Menumbang pohon yang berdiameter > 10 cm secara teratur

 Tinggi penebangan/sisa tunggul dari permukaan tanah :

Diameter Ditebang dari permukaan tanah maks.

> 10 – 15 cm 15 cm (serapat mungkin dengan tanah)

16 – 30 cm 25 cm

31 – 75 cm 50 cm

76 – 150 cm 100 cm

> 150 cm Ditebang pada batas antara akar penguat dengan batang utama
Ketentuan lain yang perlu diperhatikan dalam penumbangan :

 Hasil tumbangan tidak dibenarkan melintang di


atas alur air dan jalan

 Harus dilakukan secara tuntas sehingga tidak


ada pohon yang setengah tumbang maupun
pohon yang ditumbuhi oleh tanaman menjalar

 Pohon yang masih tegak tetapi sudah mati tidak perlu


ditumbang sampai pada waktu dilakukan perumpukan (perun
mekanis)

 Penumbangan di lahan gambut dilakukan


setelah minimum 6 bulan selesai pembuatan
outlet dan main drain serta telah terjadi
penurunan permukaan tanah.

c. Merencek

 Memotong batang, cabang dan ranting

 Pedoman panjang potongan kayu :

Diameter (cm) Panjang Potongan (m)

10 - 30 1,5 – 3

30 - 75 2–4
> 75 4–5

d. Merumpuk

 Mengumpulkan batang dan cabang-cabang yang telah


dipotong menjadi barisan yang teratur

 Potongan cabang-cabang disusun di atas potongan batang


yang besar

 Jarak antar rumpukan 50 – 100 m.

Mekanismenya

o Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan


batang dan berada di gawangan mati

o Tinggi pancang 4 m dan harus dipasang bendera putih


supaya mudah dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ±
50 m diberikan pancang pembantu sehingga terdapat 6 – 8
pancang pembantu dalam jaluran

o Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda


tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan
kontrol dengan lebar ± 4 m.

o Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan


pengumpulan atau perumpukan kayu diatur dalam gawangan
mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit dan harus
diletakkan rata di permukaan tanah

o Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau


buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah
dan/atau pisau dipasang gigi.

e. Membersihkan areal
 Membersihkan sisa-sisa potongan untuk
dikumpulkan di jalur rumpukan secara
sistem mekanis, Perun dengan
menggunakan buldozer dan/atau excavator
merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan
tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman
dengan arah Timur – Barat

f. Perun mekanis

 Perun dengan menggunakan buldozer dan/atau excavator


merupakan kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan
tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman
dengan arah Timur – Barat

 Jenis alat berat untuk perun mekanis :

Jenis Alat Vegetasi Topografi Posisi Rumpuk Kerapatan kayu

Buldozer Hutan sekunder, Gelombang, darat, 4:1 Sedang – rendah


semak belukar datar

Buldozer Hutan primer Datar, gelombang 2:1 Tinggi – sedang

Buldozer & Hutan primer, Bukit, gelombang Antar teras Tinggi – rendah
Excavator sekunder, semak
belukar

Excavator Hutan primer, Rendahan, gambut 2:1 Tinggi - rendah


sekunder, semak
belukar
Pancang jalur rumpukan

 Pancang jalur rumpukan


dipasang di jalur rencana
rumpukan batang dan berada
di gawangan mati

 Tinggi pancang 4 m dan harus


dipasang bendera putih
supaya mudah dilihat oleh
operator alat berat. Setiap
jarak ± 50 m diberikan
pancang pembantu sehingga terdapat 6 – 8 pancang
pembantu dalam jaluran

 Pada jarak 150 m (inti) atau 200 (plasma/KKPA) dibuat tanda


tidak boleh dirumpuk karena akan digunakan sebagai jalan
kontrol dengan lebar ± 4 m.

Pelaksanaan perun mekanis

 Posisi alat berat berada di


gawangan hidup, kegiatan
pengumpulan atau perumpukan
kayu diatur dalam gawangan mati
sejauh ± 2,5 m dari radius pohon
sawit dan harus diletakkan rata di
permukaan tanah

 Top soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau


buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah
dan/atau pisau dipasang gigi.

g. Cincang Jalur

Kegiatan yang dilakukan pada areal datar


 Membebaskan jalur tanam dan titik tanam dari kayu dengan
memotong kayu yang masih melintang pada jalur tanam dan
disusun di jalur rumpukan

 Membuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 4 m


arah utara selatan harus bebas dari kayu

 Menentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan :

o Pada areal dengan vegetasi padat penentuan ratio rumpukan


1:2

o Pada areal dengan vegetasi sedang sampai ringan ratio


rumpukan 1:4

o Lebar rumpukan ± 3 m dengan ketinggian maksimal 2 m

Kegiatan yang dilakukan pada areal berbukit

 Penempatan rumpukan dilakukan mengikuti areal kontur dan


kayu-kayu yang melintang pada jalur kontur tanaman harus
dipotong dan disusun di jalur rumpukan

 Untuk areal rendahan, penentuan rumpukan diserahkan


kepada kebijakan manajemen

3. Perhitungan Waktu

Waktu untuk pembukaan lahan 3.000 – 5.000 ha :

 Survey/mengukur areal : ± 1 bulan

 Babat/imas : 2 – 3 bulan

 Menumbang : 2 – 3 bulan

 Merencek dan merumpuk : 1 – 2 bulan

 Membersihkan areal : 2 – 3 bulan

 Pemberantasan lalang : 2 – 3 bulan


 Jalan + saluran air : 2 – 3 bulan

 Penanaman kacangan : 1 – 2 bulan

 Memancang : 2 bulan

 Teras, benteng : 2 – 3 bulan

 Melubang : ± 2 bulan

 Menanam : ± 2 bulan

Perencanaan dibuat dalam suatu barchart. Pembukaan lahan dilakukan


saat musim kering dan penanaman kelapa sawit jatuh pada bulan
basah/musim hujan. Perlu diingat bahwa tidak harus selalu menunggu
suatu pekerjaan selesai dulu/dapat saling tumpang tindih.

4. Perhitungan Kebutuhan Traktor

Kapasitas traktor dengan beberapa implement

Jenis Implement Lebar Potongan Kecepatan Efisiensi Kapasitas JKT/ha


Pekerjaan (m) (km/jam) (%) (ha)

Membabat JD 307 1,8 4,0 70 0,50 2,00

Membajak I JD SA 234, 1,0 5,0 70 0,35 2,86


4 Plow 28
inch

Membajak II JD SA 234, 1,0 5,0 80 0,40 2,50


4 Plow 28
inch

Menggaru I JD Integral 2,8 5,0 80 1,12 2,89


disc harrow
9,5 inch
Menggaru II JD Integral 2,8 5,0 80 1,12 0,8
disc harrow
9,5 inch

Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)

Kebutuhan traktor berdasarkan kapasitas tersebut diatas perlu


dihitung sesuai dengan luas areal yang akan dibuka dan jumlah
waktu yang tersedia

5. Pedoman Pelaksanaan

Hutan Primer

 Cara yang digunakan : Manual atau mekanis

 Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan hutan primer :

Uraian Manual Mekanis

Alat Keb. HK (HK/ha) Alat Keb. HK / JKT

Babat/Imas Parang panjang 20-25 Parang 20-25 HK

Menumbang Gergaji rantai, 30-60 Buldozer 10-14 JKT


kampak

Merencek Parang + kampak, 40-50 Gergaji rantai 40-50


gergaji

Merumpuk - 10-15 Buldozer 7-9 JKT


Membersihkan Cangkul 20 Buldozer 8 JKT
jalur

Jumlah 120-160 HK (60-75 HK) + (25-32 JKT)

 HK : Hari Kerja

 JKT : Jam Kerja Traktor

Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)

Hutan Sekunder

 Cara yang digunakan : manual atau mekanis

 Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan hutan sekunder


:

Uraian Manual Mekanis

Alat Keb. HK (HK/ha) Alat Keb. HK / JKT

Babat/Imas Parang 15-20 Parang 15-20 HK

Menumbang Gergaji rantai 25-35 Buldozer 8-12 JKT

Merencek Parang + gergaji 20-30 Gergaji rantai 20-30

Merumpuk - 10-12 Buldozer 4-6 JKT

Membersihkan Cangkul 15-20 Buldozer 6 JKT


areal
Jumlah 85 - 117 HK (35-55 HK) + (18-24 JKT)

Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)

Semak Belukar

 Cara yang digunakan : manual atau mekanis

 Kebutuhan alat dan tenaga untuk pembukaan semak belukar :

Uraian Manual Mekanis

Alat Keb. HK (HK/ha) Alat Keb. HK / JKT

Babat/Imas Parang 20-25 Parang 15-20 HK

Merencek Parang + gergaji 15-20 Parang 15-20 HK


Merumpuk - 10-15

Membersihkan Cangkul 20 Buldozer 4-6 JKT


jalur/areal

Jumlah 65-80 HK (30-40 HK) + (4-6 JKT)

Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)

Sistem Land Clearin dengan Membakar sekarang dilarang


Standadard Biaya LC dan Pembangunan Jalan dapat di download di :
1.http://www.ziddu.com/download/10565184/BudgetPembukaanlahan.pdf
.html
2.http://www.ziddu.com/download/10565391/BIAYALC.pdf.html

@dibuat pada bulan juli tahun 2010 http://palmoil-plantation-consultant.webs.com/


http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/landclearing.htm

http://www.kaskus.co.id/thread/515315298027cfc739000007/morfologi-dan-biologi-kelapa-sawit

http://free-rawwatertreatment.blogspot.com/2011/06/biologi-kelapa-sawit.html

Anda mungkin juga menyukai