Dunaliella salina merupakan alga hijau uniseluler yang memiliki panjang tubuh 5-29 mikron dan

lebar 4-20 mikron. Bentuk sel alga ini ditemukan dalam bentuk elips, bulat, dan silinder. Alga ini tidak
memiliki dinding sel, sehingga selnya dilindungi oleh membran plasma tipis yang disebut dengan periplast.
Struktur selnya terdiri dari kloroplas pyrenoid, vakuola, nukleus, nukleolus dan badan golgi. Habitat alga
ini yaitu di lingkungan perairan dengan suhu yang rendah, kemudian pH, salinitas dan intensitas cahaya
yang tinggi. Dunaliella salina memiliki kemampuan mempertahankan hidup di lingkungannya dengan
meningkatkan konsentrasi pigmen klorofil (Balaira et al. 2017).

Dunaliella salina dalam tubuhnya mengandung beberapa pigmen yang termasuk ke dalam
kelompok pigmen klorofil. Pigmen klorofil yang terkandung di dalam tubuh Dunaliella salina diantaranya
adalah fikosianin dan allofikosianin. Alga hijau ini banyak dimanfaatkan dalam bidang industri farmasi,
kosmetik, permen dan berbagai industri berbasis bioteknologi lainnya (Djunaedi et al. 2017).

Kultur Dunaliella salina dapat dilakukan pada skala laboratorium, intermediet maupun pada skala
masal. Dunaliella salina dapat dikultur pada skala laboratorium dengan menggunakan media kultur walne.
Kultur alga ini pada media walne dapat mencapai kepadatan hingga 106 sel/ml. Kultur alga ini juga dapat
dilakukan pada media air laut dengan salinitas 28 ppt (Pradana et al. 2017).

Daftar pustaka

Balaira GY, Kemer K, Mantiri DMH. 2017. Pemisahan pigmen pada mikroalga Dunaliella salina yang talah
diberi senyawa timbal asetat. Jurnal Pesisir Laut Tropis. 1(1): 41-50.

Djuanaedi A, Suryono CA, Sardjito. 2017. Kandungan pigmen polar dan biomassa pada mikroalga
Dunaliella salina dengan salinitas berbeda. Jurnal Kelautan Tropis. 20(1): 1-6.

Pradana DP, Putri B, Hudaidah S. 2017. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan
kandungan karotenoid Dunaliella sp. pada media ekstrak daun lamtoro Leucaena leucocephala. Scripta
Biologica. 4(4): 263-267.