DISUSUN OLEH :
Kelompok I
: Agsa Yainahu
: Riska S toroka
Assalamu’allaikum Wr Wb
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul : Proses Pembuatan
Ikan Garam dengan baik, salawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarga yang telah memperjuangkan dinul islam dan
memberi petunjuk jalan kebenaran, amien.
Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekuranagan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi melengkapi makalah ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi masarakat
khususnya Fakultas Pertanian. Amien.
Wasalamu’alaikum Wr Wb
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Penulis………………………………………………………………...2
1.4 Manfaat Penulis……………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bahan Dan Peralatan…………………………………………………………3
2.2 Peralatan Pembuatan Ikan Asin Kering…………………………………….3
2.3 Peralatan Pembuatan Ikan Pidang…………………………………………..3
2.4 Peralatan Pembuatan Ikan Bekasem Dan Ikan Peda………………………3
2.5 Proses Pembuatan Ikan Asin…………………………………………………4
2.6 Proses Pembuatan Ikan Pidang………………………………………………7
2.7 Proses Pembuatan Ikan Bekasem Dan Ikan Peda………………………….8
2.8 Manfaat Ikan Asin Bagi Kesehatan………………………………………….9
2.9 Bahan Pembuatan Ikan Asin………………………………………………..10
2.10 Manfaat Sebagai Sumber Protein…………………………………………12
2.11 Menanbah Kadar Hemoglobin…………………………………………….13
2.12 Memiliki Kasiat Mengemukan Badan…………………………………….13
2.13 Membuat Tubuh Jadi Langsing…………………………………………...13
2.14 Menyembukan Mual-Mual………………………………………………...13
2.15 Mengobati Kesemutan……………………………………………………..13
2.16 Melentarkan Otot Wajah…………………………………………………..13
2.17 Mongobati Hipertensi………………………………………………………13
2.18 Mengobati Tekanan Mental……………………………………………….13
2.19 Memperlancarkan Metabolesme Tubuh………………………………….14
2.20 Manfaat Ikan Asin Kering Yang Lainnya………………………………..14
2.21 Bahaya Ikan Asin Bagi Kesehatan………………………………………...14
2.22 Apakah Memakan Ikan Asin Secara Terus Menerus Berbahaya………14
2.23 Kandungan Garam Terlalu Tinggi………………………………………..15
2.24 Rentan Tercemar Logam Berat…………………………………………...15
2.25 Resiko Tinggi Terkenal Penyakit Dara Tinggi…………………………...15
2.26 Berisiko Tinggi Terkenal Kengker……………………………………….15
2.27 Resiko Tinggi Pada Penyakit Jantung………………………………...…..16
b) Penyediaan Wadah
1) Sebelum digunakan untuk pengaraman, wadah harus dibersihkan.
2) Penutup yang digunakan juga harus dibersihkan.
c) Proses Penggaraman
1) Bagian dasar wadah dilapisi garam setebal 3 cm.
2) Ikan dimasukkan dalam wadah dan disusun teratur dan rapi berlapis-lapis.
3) Di atas lapisan ikan ditaburkan garam secukupnya (tebal: 2 cm)
4) Di atas laposan garam disusun lagi lapisan ikan.
5) Demikian seterusnya sampai wadah penuh ikan dan garam yang tersusun berlapis-lapis.
6) Pada lapisan paling atas yang berhimpitan dengan penutup ditebari garam setebal 5 cm.
7) Terakhir adalah penutupan wadah. Penutup dirapatkan dan di atasnya dibebani pemberat.
d) Waktu Penggaraman.
1) Setelah tutup dirapatkan lalu dibiarkan selama beberapa hari. Lamanya proses peresapan
garam tergantung dari jenis, ukuran dan tingkat kesegaran ikan. Tetapi secara umum lamanya
proses penggaraman berkisar antara 1-3 hari. Untuk ikan berukuran besar dibutuhkan waktu 2-3
hari. Sedangkan ikan-ikan kecil cukup 1 hari atau kurang.
2) Hasil dari penggaraman diukur menurut kekenyalan ikan yang telah diproses. Akibat
penetrasi garam, daging ikan menjadi lebih padat.
e) Pencucian Ulang dan Penirisan
1) Setelah penggaraman selesai, ikan dibongkar dan ditaruh dalam keranjang lalu dicuci air
dengan bersih.
2) Selanjutnya ikan ditiriskan dalam keranjang yang sama sampai air tidak menetes lagi. Dan
ikan asin ini telah siap dijemur (dikeringkan).
2. Penggaraman Basah
a) Penyediaan Bahan Baku
1) Ikan yang telah diseleksi dikelompokkan menurut jenis, ukuran dantingkat kesegaran.
2) Ikan yang kotor dibersihkan. Sisik, sirip, insang, dan isi perut ikan besar dibuang. Lalu
dicuci dengan air bersih yang mengalir. Sedangkan untuk ikan kecil cukup dicuci tanpa harus
disiangi.
3) Ikan yang telah bersih ditiriskan dalam keranjang lalu ditimbang. Garam juga ditimbang
sesuai dengan berat yang dibutuhkan. Kebutuhan garam disesuaikan dengan selera yang
diinginkan. Jika dikehendaki rasa asin maka jumlah garam yang diperlukan agak banyak.
Sebaliknya, bila dikehendaki rasa agak tawar maka jumlah garam dikurangi.
b) Proses Penggaraman
1) Ikan yang telah dicuci dan ditiriskan dimasukkan dalam larutan garam.
2) Dalam proses penggaraman ini seluruh ikan harus terendam dalam larutan garam.
3) Setelah semua ikan dimasukkan dalam wadah, kemudian ditutup.
4) Fungsi penutup wadah adalah untuk memaksa agar ikan di lapisan paling atas terendam
larutan garam.
c) Waktu Penggaraman
1) Proses penggaraman dalam larutan jenuh membutuhkan waktu sekitar 1 hari penuh.
2) Proses penggaraman dapat diakhiri setelah konsentrasi larutan garam tidak berubah
(menurun).
3) Selama proses penggaraman berlangsung biasanya konsentrasi larutan garam dibagian
bawah cenderung meningkat akibat pengendapan kristal-kristal garam. Selama proses ini dapat
pula dilakukan pengadukan tetapi harus dengan sangat hati-hati.
d) Pencucian
1) Ikan asin hasil proses penggaraman basah ini bisa langsung ditiriskan lalu dijemur.
2) Atau begitu ikan diangkat dari wadah penggaraman langsung dicuci air bersih lalu
ditiriskan dan selanjutnya dijemur.
1) Penggaraman denga metode kench salting tidak memerlukan awadah khusus berupa bak
semen atau bak papan kayu maupun fibre glass yang kedap air.
2) Dalam panggaraman ini hanya diperlukan lantai yang bersih dan keranjang bambu atau
trays plastik sebagai wadah ikan saat proses penggaraman berlangsung.
c) Proses Penggaraman
1) Ikan yang akan digarami ditaruh di atas lantai.
2) Kemudian ditaburi garam sambil dibolak-balik agar seluruh permukaan tubuh ikan tertutup
oleh kristal-kristal garam.
3) Selanjutnya ikan berlumuran garam tersebut ditampung dalam keranjang bambu atau trays
lalu ditutup dengan papan atau bahan lain dan dibebani pemberat.
d) Waktu Penggaraman
1) Ikan dibiarkan dalam keranjang selama beberapa waktu.
2) Selama proses penggaraman ini air dari tubuh ikan akan diserap oleh kristal garam dan
kemudian menetes mengalir ke bawah berupa larutan garam yang disebut brine.
3) Proses penggaraman berakhir setelah tidak ada tetesan larutan garam atau proses
penyerapan air oleh garam terhenti.
4) Ikan yang digarami dengan cara ini akan berubah lebih kenyal dan padat serta agak kering.
e) Pencucian
1) Selesai proses penggaraman, ikan ditumpahkan dari keranjang lalu disiram air bersih untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat.
2) Ikan ditiriskan sebentar lalu segera dijemur di atas para-para.
b. Pengeringan
Ikan yang telah diproses dalam penggaraman serta telah dicuci dan ditiriskan bisa
langsung dijemur di atas para-para. Penjemuran sebaiknya ditempat yang tidak terkotori oleh
debu atau kotoran lain. Dalam penjemuaran ini ikan ukuran besar yang dibelah tubuhnya
diletakkan dalam posisi terbuka. Bagian tubuhnya yang terbelah ditaruh dibagian atas agar
terkena sinar matahari langsung.
Pekerjaan penjemuran ini harus dibarengi dengan melakukan pembalikan paling sedikit
2-3 kali setiap hari. Sebelum ikan menjadi kering, setiap sore dimasukkkan dalam rumah atau
tempat lain yang diberi atas agar tidak tersiram air hujan atau embun.
Di daerah yang intensitas sinar matahari mencapai 8 jam/hari atau lebih, diperlukan
waktu pengeringan selama 3 hari berturut-turut. Untuk mengukur tingkat kekeringan ikan dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, ditekan dengan ibu jari dan telunjuk tangan pada
tubuh ikan. Pada ikan kering tekanan jari tidak akan menimbulkan bekas. Cara kedua adalah
melipat tubuh ikan. Ikan asin yang telah kering tidak akan patah jika bagian tubuhnya dilipatkan.
Ikan yang akan dikeringkan diatur di atas para-para (nampan), selanjutnya disusun dalam
alat pengering. Pintu angin atau ventilasi udara diatur agar berfungsi optimal, yaitu terciptanya
suhu udara dalam alat pengering tidak melebihi 40oC. Kondisi ini dapat mencegah proses
pengeringan yang terlalu cepat yang bisa mengakibatkan ikan menjadi kering di bagian
permukaan, yang biasanya disebut case hardening.
Secara sederhana, mekanisme kerja alat pengering mekanis dapat dijelaskan sebagai
berikut: Panas yang dipancarkan dari kompor atau tungku atau sumber panas lain dialirkan
masuk ke ruangan pengering yang dilengkapi dengan rak. Karena aliran panas tersebut, suhu
udara dalam ruangan pengeringan meningkat. Selanjutnya, aliran udara panas tersebut akan
menguap melalui lubang pengeluaran.
c. Penyimpanan
Pengeringan dengan penjemuran merupakan salah satu cara pengawetan ikan yang paling
praktis dan murah. Bila pengeringan dilakukan dengan baik akan dihasilkan ikan asin yang
berkualitas baik pula. Ikan asin kering harus disimpan dengan cara yang benar agar tidak cepat
rusak. Ikan asin yang telah dikeringkan disusun rapi di dalam packing dengan kotak kayu (peti)
atau keranjang yang dilapisi kertas dan ditaruh dalam ruangan (gudang) yang sejuk dan kering
serta memiliki ventilasi yang baik. Tumpukan peti/keranjang dalam gudang tersebut diatur
sedemikian rupa agar sirkulasi udara di dalamnya tidak terhambat.
2. Pengolahan
a) Sebelum ikan diisikan, terlebih dulu bagian dasar paso (kendil/belanga) dilapisi anyaman
bambu.
b) Selanjutnya ikan yang telah dicuci bersih dimasuk dan diatur rapi satu per satu ke dalam
paso.
c) Di atas lapisan ikan yang telah tersusun rapi ditebari garam lagi.
d) Selanjutnya, paso diisi air sampai penuh.
e) Sebelum direbus, pada lapisan ikan paling atas ditebari garam lagi.
f) Perebusan dilakukan tanpa paso ditutup.
g) Selesai direbus, paso dilubangi bagian bawahnya (Jawa: ditotos).
h) Kemudian lubang totos pada paso disumbat dengan kayu atau sabut kelapa, lalu
dipanaskan lagi dengan apinya kecil.
3. Penyimpanan
a) Selesai perebusan, paso diangkat dari tungku dan dibiarkan dingin selama beberapa waktu.
b) Setelah dingin, lalu ditebari garam kristal lagi kemudian ditutup rapat dengan tampah.
Tujuannya adalah agar ikan pindang dapat disimpan lebih awet.
c) Ikan pindang dalam paso tersebut bisa langsung dipasarkan atau disimpan di tempat yang
aman.
d) Penyimpanan harus dilakukan dengan baik, agar ikan pindang dalam paso tahan sampai 1
bulan lebih.
b. Pengolahan
1. Mulanya ikan dilumuri garam.
2. Satu per satu ikan-ikan tersebut dimasukkan dalam belanga dan disusun rapi berlapis-lapis.
Pada pembuatan ikan peda, sebelum ikan dimasukkan, bagian dasar belanga dilapisi garam.
3. Kemudian belanga ditutup rapat.
4. Biarkan belanga dalam keadaan tertutup rapat selama beberapa hari agar terjadi proses
fermentasi. Untuk pembuatan ikan peda, waktu yang dibutuhkan untuk proses fermentasi ini
cukup 1 minggu. Sedangkan untuk pembuatan ikan bekasem hanya dibutuhkan waktu selama 2
hari (48 jam).
5. Selesai fermentasi, tutup belanga dibuka. Isinya diangkat dan ditampung dalam tampah
atau lantai bersih dan kering. Proses lebih lanjut dalam pembuatan ikan bekasem adalah
penambahan sumber karbohidrat, berupa nasi atau bahan pangan lain. Ikan yang baru
dikeluarkan dari belanga dan ditampung di atas lantai/tampah segera ditaburi nasi sampai merata.
6. Selesai proses fermentasi kedua, ikan dikeluarkan dari belanga dan ditampung dalam
keranjang yang dilapisi plastik tebal atau wadah yang bersih dan kering serta dapat ditutup rapat.
c. Penyimpanan
1. Ikan bekasem yang telah matang dapat dimakan langsung atau diolah lebih lanjut.
2. Sedangkan untuk meningkatkan daya awet ikan peda, setelah proses pematangan selesai
sebaiknya dijemur lagi selama 6 jam.
3. Melalui cara pembuatan seperti langkah-langkah di atas, ikan peda yang dihasilkan dapat
disimpan di tempat yang bersih dan kering selama 6 bulan.
Salah satu hal yang membuat ikan asin populer, selain harganya yang relatif lebih murah dan
terjangkau adalah rasa khasnya yang unik dan dapat dijadikan lauk ataupun campuran sayuran
seperti pada manfaat sayur asem.
Ada banyak jenis ikan yang sengaja diasinkan untuk dijual dan dijadikan lauk. Berikut ini adalah
beberapa jenis ikan yang umum dan populer diolah sebagai ikan asin :
Segala sesuatu yang ada di dunia ini tentu saja memiliki manfaat, tak terkecuali ikan asin.
Apa saja manfaatnya? Berikut ini adalah beberapa manfaat dari ikan asin :
1. Sebagai lauk-pauk
Manfaat ikan asin dapat dikonsumsi sebagai lauk-pauk yang disandingkan dengan manfaat
nasi putih dan sambal, sesuai selera. Hal ini merupakan salah satu cara mengkonsumsi ikan
asin yang umum. Selain itu, ikan asin juga bisa dimanfaatkan sebagai campuran dari berbagai
macam masakan yang tentunya akan sangat menambah cita rasa dari masakan tersebut.
Selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh, ikan asin juga memiliki manfaat lain, yaitu :
Jika anda tahu, makanan apakah yang mampu menciptakan manusia jenius seperti orang
Jepang? Makanan sehat yang mengandung omega 3, omega 6, DHA, EPA dan asam folat.
Berbagai jenis kandungan dan nutrisi ini ternyata sangat baik untuk otak. Mereka mampu bekerja
dan membuat otak tetap bekerja dengan baik. Membuat ingatan bertambah tajam. Menyebabkan
orang akan merasa betah untuk melakukan aktivitas otak. Misalnya adalah membaca dan
menulis.
Siapa sangka bahwa gizi tadi merupakan makanan utama untuk otak. Makanya jika keadaan
otak terus dan tetap di rangsang dengan makanan tadi, malah menjadi pintar. Tak salah jika
beberapa orang tua yang ada di Indonesia juga ikut ikutan untuk mengkonsumsi ikan ikanan.
Selain rasanya yang enak, segar, dan gurih juga mendatangkan manfaat dan khasiat lain. Seperti
membuat orang akan bertambah pintar.
2.22 Apakah memakan ikan asin secara terus menerus berbahaya?
Meskipun Jepang di kenal sebagai negara yang kerap memakan ikan ikanan untuk
menunjang keberhasilan otak mereka, bukan berarti mereka akan memakan makanan ini setiap
hari. Bukan berarti jika 7 hari dalam satu minggu, mereka akan mengkonsumsi jenis makanan
yang sama selalu. Tetap saja di elingi oleh makanan lainnya. Misalnya telur, sayuran, juga mie
yang di jual di pasaran.
Mengapa? Sebab kita sepenuhnya tahu bahwa memakanan satu jenis makanan yang terlalu
banyak dan terlalu sering juga tidak baik. Yang ada malah over pada satu nutrisi saja. Padahal
tubuh anda selalu menuntut untuk di penuhi semua kebutuhannya. Bukan Cuma berfokus pada
satu jenis makanan saja.
Seperti apakah bahayanya? Simak bahaya ikan asin dengan penjelasannya sebagai berikut ini :
Mengapa? Karena pada ikan asin, menggunakan Garam untuk mengawetkan secara alami.
Sayangnya inilah yang ternyata malah bisa membahayakan kesehatan. Menurut pengakuan dari
Badan Kesehatan Dunia atau WHO, sangat menyarankan untuk memberi batas konsumsi garam.
Hanya boleh sampai 5 gram setiap hari. Sedangkan pada ikan asin, ternyata jumlah garam bisa
jadi lebih dari itu.
Dalam ikan asin mengandung banyak kandungan garam. Padahal normalnya seseorang hanya
boleh sampai 5 gram setiap harinya. Jumlah ini lebih banyak dari porsi ikan asin di awetkan
dalam kotak penyimpanan. Sayangnya jika tubuh anda kelebihan proporsi kandungan garam,
akan berdampak negatif. Salah satunya adalah resiko terkena kanker. Ini sudah di kupas dalam
American Journal of Clinical Nutrition. Kandungan garam yang terlalu banyak akan
meningkatkan resiko kanker sebanyak 15%.
Ada baiknya untuk memakan segala sesuatu pada porsi yang pas. Tidak terlalu menyenangi
satu jenis makanan saja. Sehingga nutrisi dan gizi yang ada pada tubuh anda bisa pas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ikan asin merupakan bahan makanan yang terbuat dari daging ikan yang diawetkan dengan
menambahkan banyak garam. Sehingga bahan awetan ikan asin menjadi salah satu produk yang
populer dan digemari oleh banyak orang khususnya di Indonesia. Namun yang banyak dilakukan
oleh kebanyakan industrirumahan pembuatan ikan asin relatif sederhana dan tidak dengan
perhitungan secara ilmiah. Dengan demikian praktikum pembuatan ikan asin yang dilakukan ini
memiliki tujuan agar para mahasiswa mengetahui mutu ikan asin dari perbedaan larutan garam
dan jenis ikan dan dihasilkan ikan asin dengan kosentrasi tertentu dengan kualitas terbaik.
● Pengeringan adalah suatu proses pengawetan yang telah lama dilakukan, pengeringan pada
ikan biasanya dengan menguapkan air dari tubuh ikan, yaitu dengan menggunakan hembusan
udara panas.
● Penggaraman adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengawetkan produk
hasil perikanan dengan menggunakan garam
● Ikan asin juga baik untuk di komsusmsi oleh manusia karena mengandung omega 3, omega 6,
DHA, EPA dan asam folat dan itu baik untuk tubuh manusia
● Metode pengeringan ada dua, yaitu pengeringan secara alami dan pengeringan secara mekanis
● Proses secara keseluruhan dalam pembuatan ikan asin: pencucian bahan mentah,
penggaraman, pembilasan, penggeringan, pendinginan (diangin-anginkan) dan diikuti
pengepakan sesuai kebutuhan
● Ikan asin tidak baik kalau terlalu banyak di komsumsi oleh manusia, karena terlalu banyak
mengandung garam
3.2 Saran
Dalam pengolahan ikan asin ini, harus memperhatikan kualitas dan kuantitas ikan .
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, M.S. 2004. Teknik Penggaraman dan Pengeringan. Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Pemasaran Dalam Negeri. 2012. Warta Pasar Ikan dan Kemandirian Pangan. Dirjen
PPHP
Ishikawa K.1988. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu (Terjemahan). Di dalam Muhandri T dan
D. Kasarisma. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor. IPB Press.
Moeljanto R. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi
Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPIbekerjasama dengan Swiss Development Cooperation,
1993
Makalah :
Gizi Ikan
“Komposisi Gizi Ikan Air Laut Dan Air Tawar”
DISUSUN OLEH :
Npm : 121055424416024