Anda di halaman 1dari 21

Biologi Lut:

Biologi
Komonitas Lut:
Intertindal
Komonitas
Intertindal

Oleh
Oleh: :
Kelompok III
Nama :Nama:
Fajrin Tuduhu
Risman : M. Fatha Hajiambar
Kelompo
: Agsa Yainahu
Aloahiit : Sabil Ali
k III
: Risman Aloahiit
o Fajrin (THP)
PR GRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Sabil Ali
FAKULTAS PERTANIAN Tuduhu
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
(UMMU) TERNATE
M. Fatha
Agsa TAHUN 2017
Hajiamb
Yainahu
ar
LATAR BELAKANG

Ekosistem pesisir dan laut merupakan ekosistem


alamiah yang produktif, unik dan mempunyai nilai
ekologis dan ekonomis yang tinggi. Kawasan pesisir
memilki sejumlah fungsi ekologis berupa penghasil
sumberdaya, penyedia jasa kenyamanan, penyedia
kebutuhan pokok hidup dan penerima limbah. Tata
ruang sebagai wujud struktural ruang dan pola
penggunaannya secara terencana atau tidak dari
bagian permukaan bumi di laut dan pesisir, dikenal
selama ini sebagai objek dalam memenuhi berbagai
kebutuhan manusia.
Salah satu bagian dari pembagian ekosistem
di kawasan pesisir dan laut adalah kawasan
intertidal (intertidal zone). Zona intertidal
merupakan zona yang terkena pasang surut
air laut dan daerahnya adalah dari pasang
tertinggi hingga surut terendah. Pasang surut
dapat terjadi dikarenakan naik turunnya
badan air samudra dunia akibat pengaruh
gravitasi bulan dan matahari terhadap bumi .
Letak zona intertidal yang dekat dengan
berbagai macam aktifitas manusia, dan
mmeiliki lingkungan dengan dinamika yang
tinggi menjadikan kawasan ini sangat rentan
terhadap gangguan. Kondisi ini tentu saja akan
berpengaruh terhadap segenap kehidupan di
dalamnya. Pengaruh tersebut salah satunya
dapat berupa cara beradaptasi. Adaptasi ini
diperlukan untuk mempertahankan hidup pada
lingkungan di zona intertidal. Keberhasilan
beradaptasi akan menentukan
keberlangsungan organisme di zona intertidal.
PEMBAHASAN
PASANG SURUT AIR LAUT

Tahukah kamu apa yang dimaksud pasang surut air laut?


Pasang adalah keadaan ketika air laut naik dan surut
adalah keadaan di mana permukaan air laut turun.

Tahukah kamu apa penyebabnya? Pasang surut air laut


terutama karena gravitasi Bulan meskipun juga
dipengaruhi gravitasi Matahari.

Hal ini karena jarak Bumi lebih dekat ke Bulan daripada


jarak bumi ke Matahari. Ingat bahwa gaya gravitasi pada
dua buah benda besarnya berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak benda tersebut.
Karena gravitasi Bulan ini, lautan akan tertarik
sehingga menimbulkan air pasang. Ketika jarak
Bumi dan Bulan menjauh, gaya gravitasi Bulan akan
menurun. Hal ini mengakibatkan laut akang surat
Pasang besar terjadisaat bulan dan Matahari
menghasilkan gaya tarik (gaya gravitas), yang
segaris Hal ini terjadinya saat bulan purnama dan
bulan baru
GAMBAR: PASANG SURUT AIR LAUT
Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut air Laut
1.Berdasarkan teori keseimbangan, penyebab pasang
surut air laut adalah rotasi bumi pada sumbunya revolusi
bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap
matahari
2. Berdasarkan teori dinamis, penyebab pasang surut
air laut adalah kedalaman dan luar perairan, pengaruh
rotasi bumi (gaya coriolis) dan gesekan dasar.

3. Faktor lokal lainnya penyebab terjadinya pasang


surut air laut adalah topografi dasar laut, lebar selat
bentuk teluk, dan lain sebagainya (Wyrtki 1961).
PEMBAHASAN
ASOSIASI ORGANISME INTERTINDAL

Apa itu Asosiasi Organisme Interstitial ?


Apa saja yang mempengaruhi
keberlangsugan hidup Asosiasi Orgaisme
Interstitial ? dan bagaimana adaptasi yang
dilakukan dalam menghadapi faktor yang
mempengaruhi ?
DEFINISI ORGAISME INTERSTITIAL

Interstitial adalah suatu istilah umum yang ditujukan


      

pada organisme yang menempati ruangan di antara butiran-


butiran pasir. Psammon adalah sinonim untuk organisme
interstitial, mengenai semua yang hidup diantara butir-
butiran pasir. Istilah mesopsammon membicarakan semua
organisme interstitial yang berhubungan dengan tepi pantai
air tawar atau air panyau, sedangkan thalassopsammon
adalah organisme yang berasosiasi dengan tepian laut dan
daerah pasir.
MACAM-MACAM ORGANISME INTERSTITIAL

Organisme yang membentuk psammon macamnya


sangat banyak dari fila invertebrata, sebagian
diwakili oleh satu atau sejumlah kecil spesies
saja, sedangkan yang lain melimpah baik dalam
jumlah individu maupun spesies. Psammon
meliputi berbagai organisme seperti filum
Protozoa yang diwakili sejumlah besar spesies
siliata, Filum Platyheminthes, Filum
Nemathelminthes, Filum Rotifera, dan filum
Krustacea.
.    Filum Platyheminthes
Kelompok ini dikenal sebagai cacing pipih karena
bentuknya yang pipih atas bawah. Hewan ini tidak beruas,
triploblastik, simetris bilateral, tidak mempunyai anus
maupun rongga tubuh atau selom (coelom) dan biasanya
hermaprodit. Umumnya mulutnya terletak dibagian bawah
dan ditengah tubuhnya. Kelas Turbellaria sering ditemukan
pada daerah interstitial.
Dari kelas Turbellaria, ordo Acoela merupakan hewan laut
kecil yang dapat ditemukan diantara batu-batuan dan
diantara ganggang laut. Pada tubuh hewan ini tumbuh
ganggang laut dan hewan ini memanfaatkan makanan yang
dihasilkan ganggang tersebut untuk makanannya. Simbiosis
ini begitu lengkap sehingga cacing Turbellaria kehilangan
sistem pencernaannya.
.     Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes merupakan cacing bulat tak beruas,
untuk membedakannya dari cacing pipih
(Platyheminthes) dan cacing beruas (Annelida) adalah
cacing ini memiliki tubuh panjang dan ramping dengan
permukaan tubuh halus dan mengkilap. Salah satu atau
kedua ujungnya meruncing, alat kelamin terpisah dan
dapat menghasilkan beribu-ribu butir telur. Filum ini
terbagi kedalam dua kelas, yakni Nematoda
(mempunyai usus tetapi tidak mempinyai belalai) dan
Acanthocephala (tidak mempunyai usus tetapi
mempunyai belalai berduri). Nematoda merupakan
cacing bulat yang paling banyak ditemukan didaerah
interstitial.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ASOSIASI ORGANISME INTERSTITIAL

Kondisi yang mempengaruhi fauna interstitial agak


berbeda dengan kondisi yang mempengaruhi
makrofauna di daerah yang sama. Mungkin faktor
paling penting yang menentukan keberadaan,
ketiadaan, dan tipe organismee interstitial adalah
ukuran butiran. Ukuran butiran sangat penting
dalam menentukan besarnya ruangan interstitial
yang tersedia untuk tempat tinggal.
Makin besar ukuran butiran, makin besar volume
ruangan interstitial dan oleh sebab itu makin besar
pula organisme intersttital yang dapat mendiami
tempat tersebut. Sebaliknya maikn kecil ukuran
butiran, makin kecil pula ruangan yang tersedia dan
dengan demikian makin kecil pula organisme yang
dapat mendiami tempat tersebut. Oleh karena itu
ukuran butiran bertindak sebagai suatu pembatas
yang jelas terhadap penyebaran organisme psammon.
Organisme psammon memperlihatkan suatu zonasi
yang jelas berdasarkan ukuran butiran.
Ukuran butiran juga sangat penting karena
menentukan kemampuan suatu tepian dalam
penahanan dan sirkulasi air. Organisme interstitial
adalah organisme akuatik dan oleh karena itu
membutuhkan kehadiran air di ruang antar butiran
pasir untuk dapat hidup. Apabila butiran terlalu
kasar, daya kapiler pasir tak dapat menahan air
sehingga air akan mengalir ke luar, dan hanya
meninggalkan sesuatu lapisan tipis yang
menyelimuti butiran. Sebaliknya, pantai yang
berbutiran halus mampu menahan cukup banyak air
di ruangan antarbutiran dengan daya kapiler.
Sirkulasi air melalui pori-pori di dalam pasir penting
karena gerakan air ini memperbarui pergerakan oksigen.
Sirkulasi yang paling baik terdapat pada pantai yang
butiran pasirnya kasar dan berkurang pada pantai yang
butiran pasirnya halus. Apabila ukuran butiran pasirnya
sangat halus, misalnya pada pantai berlumpur, sirkulasi
sama sekali terhenti, dan akibatnya terbentuk lapisan
anaerobic pada sedimen.
Selain ukuran butiran, kondisi mineral butiran juga penting
artinya bagi penentuan komposisi psammon. Asosiasi
organisme yang terdapat di pasir silica akan berbeda
dengan yang terdapat di pasir karbonat.
OKSIGEN

Semua sedimen laut mempunyai suatu lapisan


yang mendapatkan oksigen dipermukaannya,
sedangkan dibawahnya terdapat lapisan yang
anoksik. Oleh karena itu, organisme interstitial
yang hidup di bawah kedalaman tertentu akan
menghadapi kondisi bebas oksigen. Ketebalan
lapisan yang mendapatkan oksigen bergantung
pada beberapa factor umpamanya ukuran
butiran, jumlah bahan organic, dan turbulensi air.
SUHU
Kisaran suhu paling extreme terjadi dipantai intertidal dan
dilapisan pantai paling atas. Kisaran suhu minimum terjadi di
pasir subtidal dan di pasir intertidal pada kedalaman di bawah
10-15 cm. Lapisan pasir permukaan suatu pantai bertindak
sebagai insulator bagi lapisan-lapisan bawah, yang dengan
efektif meredam setiap perubahan suhu yang mencolok,
perubahan suhu bergantung pada suhu udara, pengaruh angin
dan hujan, jumlah cahaya matahari yang menerpa permukaan,
dan suhu air laut. Fauna yang mendiami daerah lapisan pantai
paling atas, akan berbeda dengan fauna yang terdapat
dilapisan bawah, fauna yang hidup di daerah extreme
mempunyai kemampuan toleransi cukup besar terhadap
perubahan suhu.
.      KEKUATAN OMBAK
   Kekuatan ombak bekerja baik pada daerah interstitial
maupun daerah subtidal, tetapi paling mencolok pada daerah
intertidal. Ombak yang memecah dan ombak yang bergerak
mengakibatkan pasir pada lapisan paling atas tersuspensi
kembali dan secara musiman menyebabkan pindahnya atau
mengendapnya kembali sejumlah besar pasir dengan
sempurna. Oleh karena itu, apabila pantai teraduk, keseluruhan
rangkaian ruangan dalam diatur kembali dan dengan
sendirinya organisme berpindah. Hal tersebut merupakan
suatu peristiwa yang mempunyai dampak sangat besar
terhadap organisme yang tempat tinggalnya bergantung pada
ruangan antarbutiran.
  

TERIMA KASIH
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai