Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr Wb

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul : Bahaya Kemasan
Dalam Kehidupan Masyarakat dengan baik, salawat serta salam semoga tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang telah
memperjuangkan dinul islam dan memberi petunjuk jalan kebenaran, amien.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekuranagan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi melengkapi makalah ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi masarakat
khususnya Fakultas Pertanian. Amien.

Wasalamu’alaikum Wr Wb

Ternate, Mei 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Blakang………………………………………………………………………………….3
1.2 Rumus Masalah………………………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengemasan……………………………………………………………………………………5
2.2 Bahan Kemas………………………………………………………………………………….5
2.3 Dampak Negatif Bahan Kemasan……………………………………………………………11
2.4 Dampak Penggunaan Plastik Terhadap Kesehatan…………………………………………..11
2.5 Pencemaran Lingkungan Oleh Plastik……………………………………………………….12
2.6 Penanganan Limbah Plastik………………………………………………………………….13
2.7 Daur Ulang (Recycle)………………………………………………………………………...13
2.8 Incinerasi (Incineration)……………………………………………………………………...14
2.9 Plastik Yang Mudah Diuraikan Mikroorganisme (Biodergradable Plastics)…………….….14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………..15
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………16

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemasan memang bukan yang utama namun memegang peranan penting dalam mendapatkan
hati konsumen untuk memilih produk tertentu. Kemasan sangat mempengaruhi penampilan
produk sehingga menarik konsumen. Kemasan juga sangat penting dalam menjaga keawetan dan
higienitas produk untuk dalam jangka waktu tertentu. Pengemasan merupakan suatu cara atau
perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan
baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan
konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

Pengemasan memegang peranan penting dalam pengawetan dan mempertahankan mutu bahan
hasil pertanian.Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi
kerusakan, melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya,melindungi dari bahaya pencemaran
serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Disamping itu pengemasan berfungsi untuk
menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi.Dari segi promosi wadah atau
pembungkusan berfungsi sebagtai perangsang atau daya tarik bagi konsumen.Karena itu bentuk,
warna, ukuran, kekuatan dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannya.

Secara tradisional nenek moyang kita menggunakan bahan kemasan alami untuk mewadahi
bahan pangan seperti buluh bambu, daun-daunan,pelepah atau kulit pohon,kulit binatang,rongga
batang pohon,batu,tanah liat,tulang dan sebagainya. Pada industri modern berbagai kemasan dan
proses pengemasan telah beragam. Kemasan dengan variasi atmosfir, kemasan aseptic, kemasan
transportasi dengan suhu rendah dan lain-lain telah memperluas horizon dan cakrawala
pengemasan hasil pertanian.

Di balik kelebihan-kelebihan yang dimiliki bahan kemas, penggunaan bahan kemas yang
sembarangan ternyata dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan juga
kesehatan manusia.Terdapat beberapa bahan kemasan yang umumnya sulit untuk didegradasikan
(diuraikan) oleh mikro organisme sehingga dapat menimbulkan masalah pencemaran
lingkungan.Sedlain itu beberapa jenis bahan kemasan juga dapat melepaskan senyawa
karsinogenik (penyebab dan pemicu kanker) pada kondisi tertentu.Pengetahuan masyarakat
tentang pemanfaatan bahan kemasan yang masih sangat minim, padahal dalam kehidupan sehari-
hari hampir setiap saat mereka terlibat dengan bahan pangan yang dikemas.

Untuk itulah penulis menulis makalah ini, sebagai salah satu wujud kepedulian penulis
terhadap permasalahan yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan bahan kemasan. Dengan
ditulisnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca tentang bahan kedmasan
dan permasalahan-permasalahan yang ditimbulkannya, sehingga para pembaca dan penulis
khususnya, dapat memanfaatkan bahan kedmasan secara lebih bijaksana demi keselamatan hidup
kita dan bumi yang kita tempati ini.

3
1.2 Rumus Masalah
1. Kurangnya kepedulian masyarakat akan dampak penggunaan kemasan berbahaya sebagai
pembungkus makanan.

2. Masyarakat sendiri banyak yang tidak tahu dampak bahaya dari penggunaan kemasan untuk
kesehatan.

3. Dari 100% pengguna kemasan sebelumnya hanya berkurang 25% setelah adanya larangan
kemasan berbahaya di kota Bandung.

1.3 Tujuan
1. Tujuan dari makalah ini untuk mengatahui dampak positif dan negatif terhadap produk
mengunakan kemasan berbahaya dan tidak berbahaya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu tindakan atau perlakuan pengamanan terhadap bahan atau
produk, agar bahan atau produk baik olahan atau mentah dapat sampai ke konsumen dengan
selamat secara kuantitas dan kualitas.Adapun fungsi dari pengemasan suatu bahan atau produk
adalah mengatur interaksi antara bahan pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga
menguntungkan bagi bahan pangan, dan menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi
bahan pangan. Interaksi bahan dengan lingkungan yang dimaksud adalah;

1. Interaksi massa :
– Kontaminasi mikrobia (jamur, bakteri, dll).
– Kontaminasi serangga.
– Penambahan air atau menguapnya air.
– Benturan / gesekan.
2. Interaksi cahaya :
– Oksidasi terhadap lemak, protein, vitamin, dll.
2. Interaksi panas :
– Terjadi gosong, perubahan warna.
– Rusaknya nutrisi, case hardening dll.

Dengan fungsi sebagaimana diatas pengemasan bertujuan sebagai berikut;

 Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang.


 Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah.
 Mencegah rusaknya nutrisi/ gizi bahan pangan.
 Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan.
 Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan.
 Mendukung perkembangan makanan siap saji.
 Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.

Untuk dapat mencapai tujuan dari pengemasan maka pengemasan bahan pangan harus
memenuhi beberapa kondisi atau aspek berikut;

 Bahan pengemasnya harus memenuhi persyaratan tertentu.


 Metode atau teknik Pengemasan bahan pangan harus tepat.
 Pola distribusi dan penyimpanan produk hasil pengemasan harus baik.

2.2 Bahan Kemas


Perkembangan teknologi serta kebutuhan masyarakat akan bahan pangan mengakibatkan
munculnya berbagai macam bahan kemas. Meskipun terdapat banyak jenis bahan kemas, tetapi
tetap memiliki fungsi yang sama yaitu;

 Sebagai pelindung terhadap kotoran dan kontaminasi.

5
 Sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air dan penyinaran
(cahaya).
 Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya selama proses
penempatan bahan kedalam wadah kemasan.
 Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan juga memudahkan dalam
tahap-tahap penanganan, pengangkutan dan distribusi.
 Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan stndart yang ada, mudah
dibuang,dan mudah dibentuk atau dicetak.
 Menampakkan identitas, informasi dan penampilan yang jelas agar dapat membantu
promosi atau penjualan.

Bahan – bahan kemasan yang banyak beredar dipasaran dan umum digunakan dalam
pengemasan produk-produk hasil pertanin dan bahan pangan olahan adalah gelas, kertas, logam
dan plastik (Osborne,1980) harus memenuhi persyaratan seperti;

 Memiliki permeabilitas (kemampuan melewatkan) udara yang sesuai dengan jenis bahan
pangan yang akan dikemas.
 Harus bersifat tidak beracun dan inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan).
 Harus kedap air.
 Tahan panas.
 Mudah dikerjakan secara masinal dan harganya relatif murah.

Dengan banyaknya persyaratan yang diperlukan bagi bahan kemas,maka tentu saja bahan kemas
alami tidak akan dapat memenuhi sebagian besar persyaratan tersebut.Karena itu manusia
dengan bantuan teknologi berhasil membuat bahan kemas sintetik yang dapat memenuhi
sebagian besar dari persyaratan minimal yang diperlukan (Syarief,1989).

Sebagian besar bahan kemas yang ada saat ini memiliki sifat sulit untuk terdedgradasi (terurai).
Bahan kemas yang bersifat mudah terurai yaitu sebagai berikut;

1. Daun

Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang,
daun jati, daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses
pemanasan dibanding plastik.

2. Gerabah

Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal.Gerabah
yang diglasir bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin
sehingga cocok untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak, curd/dadih
dll.

Berikut adalah beberapa bahan kemas yang bersifat sulit terdegradasi (terurai);

1. Gelas

6
Sebagai bahan kemas gelas mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti inert (tidak
bereaksi) kuat, tahan terhadap kerusakan,sangat baik sebagai barier terhadap benda padat,cair
dan gas. Sifat gelas yang transparan menguntungkan dari segi promosi disamping itu
beberapajenis gelas seperti pyrex tahan terhadap suhu yang tinggi. Kelemahan kemasan gelas
yaitu mudah pecah dankurang baik bagi produk-produk yang peka terhadap penyinaran (ultra
violet).

 Terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.


 Bersifat inert (tidak bereaksi dengan bahan pangan)
 Kuat (tahan terhadap kerusakan akibat pengaruh waktu)
 Transparan (bentuk dan warna bahan pangan dapat dilihat).
 Kelemahannya adalah mudah pecah, tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang
peka terhadap sinar.
 Agar tidak mudah pecah sebaiknya bagian permukaan gelas dilapisi dengan lilin (wax)
dan silika yang halus.

Kemasan gelas berkembang terus, mulai dari bejana sederhana hingga berbagai bentuk kemasan
yang sangat menarik walaupun kemasan gelas terus bersaing dengan bahan kemasan lainnya
(Osborne,1980). Menurut Hanlon (1971),gelas bukan merupakan bahan kristal,sehingga lebih
tepat disebut cairan beku. Dalam proses pembuatannya bahan gelas mengalami proses annelling
pada suhu 540 – 570° C. Penggunaan bahan gelas untuk bahan pangan yang memerlukan
pasteurisasi dan sterilisasi sangat tepat.

2. Kertas

Selain untuk media komunikasi atau media cetak, kertas digunakan menjadi bahan
pengemas.Pada abad ke 19 kertas menggantikan peranan kemasan dari tanah liat, gelas dan
kaleng.Pada abad ke 19 itu pula karton mulai berkembang dalam bentuk kantong kertas dan
kardus.Jenis-jenis kertas kemudian lebih beragam mulai dari kertas karton, kertas tulis, kraft,
kertas label, kertas tahan minyak (lemak), hingga berbagai jenis karton. Secara berangsur-angsur
sebagai bahan kemas, kemasan kertas mendapat saingan dari bahan kemas lain terutama
plastik.Kertas dan karton dapat dibuat lembaran – lembaran dan gulungan, karena itu
memungkinkan untuk dilakukan proses laminasi sehingga kertas banyak dikombinasikan dengan
bahan lain yang kedap udara dan tahan air.

 Kertas “greaseproof”, dapat digunakan sebagai pengemas utama mentega, margarin,


daging, kopi, dan gula-gula. Mirip kertas karton namun memiliki kekedapan terhadap
perembesan lemak.
 Kertas “glassine”, dibuat 80% dari kertas greaseproof namun memiliki ketahanan
terhadap udara dan lemak yang kuat, permukaanya halus, serta mengkilat. Sering
digunakan untuk mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.
 Kertas “kraft”, kertas yang dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal dari
Swedia dan Jerman). Memiliki sifat yang lebih kuat dari kertas Glassine, sehingga bahan
pangan yang dibungkus dengan kertas ini akan tetap kering lebih-lebih bila
permukaannya dilem dengan resin. Kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju
di negara-negara eropa.

7
Kantung kertas merupakan salah satu kemasan tertua yang masih tetap popular.Sedangkan
amplop adalah kantung kertas yang mempunyai bentuk khusus,sangat umum digunakan untuk
pembungkus surat. Kedua jenis pembungkus ini dinilai cukup murah, baik harganya maupun
ongkos untuk pengangkutannya. Mempunyai rasio bobot (perbandingan antara berat kemasan
dengan berat produk yang dikemas) yang rendah. Seperti juga amplop, kantung kertas dapat
dibedakan atas beberapa jenis rempah dan berbagai jenis tepung (Syarief,1989).

Karton lipat merupakan jenis pengemas yang popular karena mempunyai sifat praktis, murah
dan mudah dilipat sehingga hanya memerlukan sedikit ruang dalam pengangkutan dan
penyimpanan. Demikian pula dalam pencetakan dan penggrafiran dapat dilakukan untuk
meningkatkan penampilan produk. Pemakaian yang luas dari jenis kemasan ini disebabkan oleh
banyaknya variasi dalam hal model, bentuk dan ukuran dengan karakteristik yang khusus. Dalam
perdagangan karton lipat dikenal dengan nama FC (Folding Carton).

3. Edible film Kain Blacu

 Digunakan untuk mengemas bahan pangan tepung, seperti tepung terigu atau tepung
tapioka. Dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10–50 kg.
 Kelebihannya adalah tidak mudah sobek/ kuat kainnya, flesibel, mudah dicetak dan
murah harganya.
 Kelemahannya : memiliki permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.

Edible film adalah bahan pengemas organik yang dapat dimakan sekaligus dengan bahan
pangan yang dikemasnya, biasa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak.ahan yang
digunakan antara lain polisakarida yang berasal dari rumput laut (agarose, karaginan, dan
alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin, gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh
pengemasan edible film adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah dan lain-lain.

4. Karton

Karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas namun lebih sering berfungsi sebagai wadah
luar atau sebagai penyokong wadah utama dalam pengemasan bahan pangan agar lebih kuat, dan
rigid.arton memiliki kelebihan antara lain elastisitas lebih baik dibanding kayu, dapat dicetak
pada permukaannya, dapat dikerjakan secara masinal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat
sehingga tidak memerlukan ruang luas.

5. Logam

Beberapa keuntungan dari kemasan logam (kaleng) untuk makanan dan minuman yaitu
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, mempunyai sifat sebagai barrier yang baik
khususnya terhadap gas,uap air,jasad renik,debu dan kotoran sehingga cocok untuk kemasan
hermitis. Disamping itu walaupun mempunyai resiko adanya pengikisan atau migrasi unsur-
unsur logam, akan tetapi tosisitasnya relatif rendah,tahan terhadap perubahan atau keadaan suhu
yang ekstrim dam mempunyai permukaan yang ideal untuk pemberian dekorasi dalam labeling.

 Bahan yang sering dipakai : Kaleng (tin plate) dan almunium.

8
 Tin plate adalah wadah yang terbuat dari baja yang dilapisi timah putih yang tipis, bagian
dalamnya juga dilapisi dengan lapisan email.
 Lapisan email tersusun atas senyawa oleoresin, fenolik, vinil, dan lilin. Fungsi email
adalah untuk mencegah korosi dan mencegah kontak antara metal dengan bahan pangan.
Misalnya email fenolik digunakan untuk melapisi kaleng pengemas bahan ikan dan
daging.

Kemasan kaleng umumnya digunakan untuk berbagai produk yang mengalami proses
sterilisasi termal. Pada mulanya kemasan kaleng dibuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri
dari lembaran dasar baja dilapisi timah putih dengan cara encelupan dalam timah cair panas (hot
dipping) atau dengan proses elektrolisa yaitu menggunakan listrik galvanis sehingga
menghasilkan lapisan timah yang lebih tipis standar,seperti misalnya kaleng baja bebas timah
(tin free steel),kaleng tiga lapis (three piece cans), dan kaleng lapis ganda (two piece cans)
(Syarief,1989).

Aluminium adalah logam yang lebih ringan dari baja, mempunyai daya korosif oleh atmosfir
yang rendah, mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebihmudah berubah bentuknya, tidak berbau,
tidak berasa, tidak beracun dan dapat menahan masuknya gas. Aluminium lebih sukar disolder
sehingga sambungan-sambungannya tidak dapat rapat. Kemasan yang dibuat dari alumiun dapat
menyebabkan patahan – patahan jika terlipat, sehingga dapat menimbulkan lubang-lubang.

 Aluminium memiliki keuntungan sebagai bahan pengemas, yaitu memiliki berat yang
lebih ringan dibanding baja.
 Aluminium juga mudah dibentuk sesuai keinginan.
 Aluminium lebih tahan korosi karena bisa membentuk aluminium oksida.
 Kelemahan aluminium adalah mudah berlubang dibanding baja dan lebih sukar disolder
sehingga sambungan kemasan tidak benar-benar rapat.

Pada umumnya penggunaan alumium secara komersial memerlukan sifat-sifat khusus yang
mungkin tidak menguntungkan bila digunakan aluminium yang murni. Penambahan komponen
campuran dapat memperbaiki sifat-sifatnya dan daya tahan korosi. Bahan –bahan yang umum
digunakan sebagai campuran diantaranya adalah tembaga, magnesium, mangan khronium, seng,
besi dan titanium. Sifat-sifat yang spesifik dari aluminium memungkinkan penmggunaan logam
terbebut sebagai tutup kaleng kemasan berbagai jenis makanan dan minuman atau untuk tube
logam lunak / collapsible tube ( Iskandar ,1987).

Foil adalah bahan kemasan dari logam, berupa lembaran aluminium ayng padat dan tipis
dengan ketebalan kurang dari 0,15 mm. Mempunyai kekerasan yang berbeda-beda,yaitu dari
mulai yang sangat lunak sampai yang keras. Foil mempunyai sifat yang hermetis, fleksibel, tidak
tembus cahaya (cocok untuk kemasan margarin dan yoghurt). Pada umumnya digunakan sebagai
bahan pelapis (laminan) yang dapat ditepatkan pada bagian dalam (lapisan dalam) atau lapisan
tengah sebagai penguat yang dapat melindungi kemasan (Syarief,1989)

6. Plastik

9
Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis
makanannya. Kelemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa
ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam
kemasan ketika suhu turun. Penggunaan plastik sebagai kemasan dapat berupa kemas bentuk
(flexible) atau sebagai kemas kaku. Makanan padat yang umumnya memiliki umur simpan
pendek atau makanan yang tidak memerlukan perlindungan yang hebat dikemas dengan kemasan
bentuk. Akan tetapi makan cair dan maka padat yang memerlukan perlindungan yang kuat perlu
dikemas dengan kemasan kaku dalam bentuk botol, jerigen, kotak atau bentuk lainnya (Suryati
dan Setiawan ,1987).

Berbagai jenis kemasan bentuk muncul dengan pesat seperti polietilen, polipropilen, polyester
nilon dan film vinil. Sebagai bahan pengemas ,plastik dapat digunakan dalam bentuk
tunggal,komposit atau berupa lapisan – lapisan (multi lapis) dengan bahan lain
(kertas,aluminium foil ). Kombinasi tersebut dinamakan laminasi yang diproses baik dengan cara
laminasi akstrusi maupun laminasi adhesif. Dengan demikian kombinasi dari berbagai ragam
plastik dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan. Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan
suhu maka plastik dapat dibagi dua, yaitu :

 Termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu, dan
mempunyai sifat dapat balik (reversible) kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras
bila didinginkan.
 Termoset atau Termodursinable : tidak dapat mengikuti perubahan suhu, bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali (non reversible).
Pemanasan yang tinggi tidak akan melunakkan termoset melainkan akan membentuk
arang dan terurai, karena sifatnya yang demikian sering digunakan sebagai tutup ketel,
seperti jenis-jenis melamin.

Penggunaan plastik untuk kemasan makanan cukup menarik karena sifat-sifatnya yang
menguntungkan, seperti luwes (mudah dibentuk), mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap
produk, tidak korosif seperti kemasan logam, serta mudah dalam penanganannya. Di dalam
perdagangan dikenal plastik untuk kemasan pangan (food grade) dankemasan untuk bukan
pangan (non food grade). Kemasan kaku yang terbuat dari plastik paling banyak digunakan
untuk mengemas produk susu. Dua jenis bahan dari plastik yang terbaik yaitu LDPE (Low
Density Polyethylene ) dan HDPE (High Density Polyethylene). Bentuk-bentuk kemasan plastik
kaku dapat dijumpai dengan mudah di pasaran dalam bentuk yang siap pakai seperti botol,
jerigen, drum ,gelas ,mangkuk, ember, dan lain-lain (Syarief,1989)

Penggunaan plastik dalam pengemasan sebenarnya sangat terbatas tergantung dari jenis
makanannya. Kelemahan plastik adalah tidak tahan panas, tidak hermetis (plastik masih bisa
ditembus udara melalui pori-pori plastik), dan mudah terjadi pengembunan uap air didalam
kemasan ketika suhu turun.Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain :
polietilen, cellophan, polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen,
poliester, poliamida, dan polietilentereptalat (PET).

 Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan memiliki beberapa
varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE), High Density Polyetilene (HDPE),

10
dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen memiliki sifat kuat bergantung variannya,
transparan, dan dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.
 Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi. Cellophan dapat
dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan
yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan
mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap
air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang mengandung
minyak atau lemak.
 Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki kelemahan yaitu dapat
berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk mengemas daging atau keju.
 Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap uap air dan
transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju dan buah-buahan yang
dikeringkan.

2.3 Dampak Negatif Bahan Kemasan


Berubahnya pola hidup masyarakat dari tahun ke tahun yang diikuti dengan perkembangan
teknologi yang begitu pesat mendorong munculnya begitu banyak bahan kemas sintetis yang
dipakai. Salah satu bahan kemas sintetis yang paling sering dijumpai adalah plastik. Apablia
tidak dimanfaatkan dengan baik, plastik dapat memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan
konsumen juga terhadap lingkungan hidup (limbah).Berikut dampak negatif dari bahan kemas
sintetis khususnya plastik.

2.4 Dampak penggunaan plastik terhadap kesehatan


Plastik berbahaya bagi kesehatan karena mengandung zat-zat sebagai berikut:

1. PCB (Poly Chloro Bifenyl). Senyawa ini biasaya digunakan untuk membuat plastik tahan
panas. Dampak PCB bagi kesehatan.

 Di jepang keracunan PCB menimbulkan penyakit yusho. Tanda dan gejala keracunan
berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, tangan dan
kaki lemas.
 Pada ibu hamil bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan, serta bayi lahir cacat.
 Pengaruh keracunan dalam jangka waktu lama atau menahun pada manusia oleh PCB
antara lain kematian jaringan hati serta kanker hati.
1. DOP (Dioctyl Phthalate). DOP terkandung dalam styrofoam. DOP merupakan senyawa
yang menyimpan zat benzena, yakni suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem
pencernaan. Benzena ini juga tidak bisa dikeluarkan melalui kotoran atau air kencing.
Dampak benzene bagi kesehatan:
 Menimbulkan masalah pada kelenjar tiroid.
 Mengganggu sistem saraf sehingga menyebabkan kelelahan.
 Mempercepat detak jantung, sulit tidur badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah
gelisah.
 Menyebabkan anemia.
 Menurunkan sistem imun sehingga mudah terinfeksi virus.
 Pada wanita, zat ini berakibat buruk pada siklus menstruasi dan mengancam kehamilan.
 Yang paling berbahaya, zat ini bisa mengakibatkan kanker payudara dan kanker prostat.

11
1. BPA (Bisphenol-A). BPA biasa digunakan untuk mengeraskan plastik. Dampak
Bisphenol-A bagi kesehatan:
 Berpotensi merusak sistem hormon ( karena BPA mirip dengan horomon esterogen).
 Meningkatkan kemungkinan terserang penyakit jantung.
 Penyebab penyakit diabetes dan beberapa bentuk penyakit hati.
 Senyawa penganggu endokrin. Endokrin adalah sistem di dalam tubuh yang terdiri dari
beberapa organ atau kelenjar – kelenjar yang memiliki fungsi menghasilkan serta
melepaskan hormon-hormon tertentu ke aliran darah.
 Bisa memberikan efek merugikan terhadap perkembangan prostat, otak dan perubahan
perilaku pada janin, bayi dan anak-anak.
 Ibu hamil dengan tingkat bisphenol A tinggi dalam tubuh memiliki risiko dua kali lebih
besar memiliki bayi menderita masalah pernapasan dalam enam bulan pertama. Bayi
mereka berisiko mengalami kerusakan paru-paru, asma, bronkhitis, dan alergi.
 Menyebabkan kanker payudara.
 Menyebabkan obesitas.
 Menimbulkan masalah pada kesuburan.
1. DEHA ( diethylhexyl adipate). DEHA adalah salah satu bahan untuk
melembutkan plastik. Plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA
dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan pelembut ini ke
dalam makanan. DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen
(hormon kewanitaan pada manusia). Dampak DEHA bagi kesehatan:
 Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan
menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati (Awang MR, 1999).
 Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat
menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran
PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon
estrogen manusia.
 Dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam
kondisi cacat.
1. Ftalat adalah salah satu zat warna plastik dalam industri makanan.Dampak Ftalat
bagi kesehatan:
 Zat pewarna hitam pada kantong plastik hitam (kresek) kalau terkena panas bisa terurai,
terdegradasi menjadi bentuk radikal yang sangat reaktif dan tidak stabil sehingga dapat
berbahaya bagi kesehatan terutama dapat menyebabkan sel tubuh berkembang tidak
terkontrol seperti pada penyakit kanker.
 Banyak menyebabkan infeksi hati

2.5 Pencemaran lingkungan oleh plastik


Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, kini telah
menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.Diperkirakan ada 500 juta
sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun.Ini berarti ada
sekitar 1 juta kantong plastik per menit.Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per
tahun, dan 14 juta pohon ditebang.Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan
jumlah sampah plastik yang besar.Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki
sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable).Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100

12
hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna.Sampah kantong
plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.

Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari
polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT. Serta kantong plastik
yang sulit untuk diuraikan oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500
tahun akan memberikan akibat antara lain;

 Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah.


 Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-
hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.
 PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan
menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.
 Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
 Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam
tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.
 Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah
diterbangkan angin hingga ke laut sekalipun.
 Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik.
 Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap
kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat
mencernanya.
 Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan
hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
 Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan
pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

2.6 Penanganan Limbah Plastik


Sekitar 20 % volume sampah perkotaan berupa limbah plastik.Pada umumnya, sampah
tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena limbah plastik itu tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus menerus memerlukan areal untuk
pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran
tanah, selain merusak pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi
limbah plastik adalah dengan mendaur ulang (recycle), dengan incinerasi, dan dengan membuat
plastik yang dapat mengalami biodegradasi.

2.7 Daur Ulang (Recycle)


Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang.Akan tetapi, hal
itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap- tahap pengumpulan
(sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan
pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin
tinggi ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini plastik yang cukup
banyak di daur ulang adalah jenis HDPE dan botol- botol plastik.

13
2.8 Incinerasi (Incineration)
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi
(incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan
sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik membakar batu
bara yang dicampur beberapa persen ban dan plastik bekas. Akan tetapi pembakaran sebenarnya
menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara.

Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran
ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas- gas yang bersifat korosif. Gas-
gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah
dibebaskannya gas Dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung
klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik
untuk mengurangi polusi udara.

2.9 Plastik Yang Mudah Diuraikan Mikroorganisme (Biodegradable Plastics)


Sekitar setengah dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan.Oleh karena itu, sangat baik
jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable.Hal ini telah diupayakan dan telah mulai
dipasarkan.Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar Amilum (Zat Tepung).Sayangnya,
plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih plastik
Biodegradable.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Perubahan pola / kebiasaan hidup masyarakat srta diikuti dengan perkembangan IPTEK
yang begitu pesat mengakibatkan muculnya berbagai macam bahan kemas sintetis dalam
proses pengemasan produk pangan.
 Sebagian besar bahan kemas sintetis bersifat sulit terdegradasi / terurai seperti plastik,
logam, gelas/ kaca, kertas/karton yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap
lingkungan hidup apabila tidak diolah dengan baik (limbahnya).
 Penanggulangan pencmaran lingkungan oleh limbah kemasan sintetis khususnya plastik,
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu;
1. Daur ulang (Recycle)
2. Incinerasi (Incineration)
3. Penggunaan plastik yang mudah diuraikan mikroorganisme (Biodegradable
Plastics)

3.2 Saran

● Saran untuk perancangan membuat kemasan yang dampak positif di kalangan masyarakat,
bisa diikuti di kota manapun. Hal tersebut sangat lah penting bagi lingkungan dan juga
kesehatan. Maka dari itu semoga di Indonesia sudah mulai memperingati kepada
masyarakatnya agar memberi informasi terhadap dampak Kemasan yang baik bagi
kesehatan dan lingkungan.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasan

http://www.smallcrab.com/kesehatan/503-pengemasan-bahan-pangan

http://alamendah.org/2009/07/23/dampak-plastik-terhadap-lingkungan/

http://setyablogku.blogspot.com/2012/05/plastik-dan-permasalahannya.html

16

Anda mungkin juga menyukai