Anda di halaman 1dari 3

Jangan sepelekan hal kecil.

Bismillah..

Masya allah.. teringat ketika sinau bersama KH Abu Khatib Lubis satu, dua tahun kebelakang
ketika dahulu tugas pekerjaan di Tapanuli Selatan, Sumut. Dalam suatu kajian mingguan
bersama beliau dalam kajian tafsir munir karya al imam nawawi albantani, salah satu potongan
ayat ke 15 dr surat annur.

"..Watahsabunahu hayyinaw wahua indallahi adziim"

Walaupun ayat ini tidak sesuai dg asbabun nuzulnya dan korelasi kisah ini, tapi setidaknya
potongan ayat ini bisa jadi sandaran dalil apapun tentang larangan menyepelekan hal kecil.

Selain itu beliau juga membubuhinya dg sebuah hadist sahih abu daud yang kurang lebih
artinya “Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau hanya berbicara kepada saudaramu
dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan.”

Beliau memberikan contoh kisah tentang bagaimana pentingnya untuk tidak menyepelekan hal
kecil dari diri kita yang bisa ber manfaat untuk orang lain walau sekecil biji zarrah pun allah tahu,
dan urusan Dia lah dalam hal pembalasannya...

Begini.. jd ada seorang paman mengajak kemenakannya untuk jalan-jalan. Ada satu kebiasaan
sang paman yang menarik perhatian keponakannya, yaitu selalu menyapa atau menegur orang
lain yang berpapasan dengan mereka di jalan.

“Apakah paman mengenal orang-orang yang paman sapa?” tanya sang kemenakan.

“Tidak semuanya Paman kenal,” jawab sang paman.

“Jika Paman tidak kenal, mengapa paman menyapa mereka?”

“Barangkali apa yang Paman lakukan itu bisa meringankan perjalanan mereka.”

“Maksud, Paman?”

“Jika Paman tidak mengenal mereka, kemungkinan besar mereka juga tidak mengenal Paman.
Karena tidak saling mengenal, mungkin orang yang paman sapa akan memikirkan siapa
sebenarnya Paman ini. Karena terus bertanya-tanya, maka perjalanan orang tersebut akan tidak
terasa, tahu-tahu sudah sampai di tujuan.”

Sebegitu jauhnya pemikiran sang paman memperhatikan kemanfaatan dirinya untuk orang lain.
Bisa jadi itu sebagai jalan menuju ridho nya. Karena ingat bahwa ridho allah itu sangat rahasia
bisa jadi hadirnya ridho allah karena kebaikan besar yang kita lakukan atau bahkan juga bisa
hadir dari kebaikan yang sangat kecil yang seringkali kita sepelekan.

Teringat sebuah hadist sahih

“Sampaikanlah walau satu ayat”

Hadist ini begitu populer sehingga karena kepopulerannya di jaman milenial ini, hadis ini
dijadikan sebuah sandaran yang cukup fundamental bagi kaum milenial sehingga influence nya
jadi bias antara baik dan buruk. Terkait penyebaran informasi baik itu berupa berita atau
sebatas pengetahuan umum langsung saja klik tombol share or retweet tanpa bertabayun dan
kroscek terlebih dahulu. Tapi sudahlah ini memang jamannya

Sebenarnya ada sebuah ayat dalam al-quran yang derajatnya lebih tinggi menurut saya yang
awam terhadap hadis itu yaitu surat ashaf ayat 2 dan 3 yang kurang lebih artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”
“ Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Jadi sebelum beranjak pada tekstual “Sampaikanlah walau satu ayat” mungkin lebih baiknya
terlebih dahulu untuk berjargon “Amalkanlah walau satu ayat” hehe

Maka dari itu kuotasi yang ingin saya ejawantahkan dari hadis dan surat ashaf itu adalah saya berusaha
sebelum menyampaikan sesuatu termasuk tulisan ini untuk mengamalkan inputan ilmu sekecil apa pun
sampai saya mendapatkan sesuatu berupa hikmah atau bisa disebut ibrohnya, termasuk dalam hal
berusaha untuk memberi manfaat sekecil apapun terhadap orang lain.

Tenang.. Itu baru pembuka..

Jadi cerita singkatnya begini

Setting ceritanya kemarin lusa sewaktu balik menuju kalimantan untuk kembali mengais sesuap
nasi di awal 2019 setiba di bandara.

Waktu itu sekitar pukul 7 WIB tiba di terminal 2E keberangkatan domestik batik air, first
moment nya itu ketika membuka isi dompet untuk membayar uang travel sepertinya memang
isinya sudah menipis, mungkin sisa dari bayar uang travel tinggal 150ribu saja di dompet.
Seketika saja saya hendak menuju ATM Center. Tidak biasanya entah sedang apa fikiran saya
awalnya saya berniat melakukan penarikan uang hanya 300rb,tapi yang diambil malah 3juta. Ah
sudah tidak mengapa biar sekalian ngambil barangkali nanti teman mess ada yang mau ngambil
juga biar dia transfer.

Beres ngambil uang tiba2 saya melihat sosok bapak-bapak separuh baya sedang jongkok dilantai
dengan genggaman rotiO di tangan kanannya , awalnya sih biasa saja tidak ada yang aneh.. tapi
perhatianku semakin tertuju sama bapaknya soalnya teh seketika mata bapak nya terlihat
berbinar kaca seperti sedang berkecamuk rasa bingung. Melihat kondisi seperti itu siapapun dia.
Saya mah suka membayangkan cik geura coba bagaimana jadinya jika hal itu terjadi pada bapak
saya, ibu saya keluarga saya kitu teh.. jd yah sebisa mungkin saya coba dekati ya seminimalnya
mengetahui apa yang sedang dialami beliau. Syukur2 kalau bisa sampai ditolongin. Karena demi
allah ketika kita mencoba meringankan beban seseorang sing yakin suatu saat kita juga bakalan
ada di kondisi seperi yang dialami oleh orang yang kita tolong. Kalau tidak terjadi pada kita bisa
saja terjadi pada orng tua atau keluarga kita.

Oke setelah saya coba dekati berkenalan dan mengetahui kondisi bapak itu.

Ternyata beliau adalah bapak Kamil. Beliau adalah seorang TKI

Anda mungkin juga menyukai