Anda di halaman 1dari 26

Prosedur Pemasangan dan Pembongkaran

Scaffolding
December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment

Semua sistem perancah (Scaffolding) harus diperiksa oleh HSE inspektur sebelum digunakan
di tempat kerja untuk memastikan kepatuhan dengan persyaratan keselamatan. Dia harus
melakukan pemeriksaan mingguan di tempat semua perancah, dan ia juga harus mencatat hasil
pemeriksaan, menempatkan label (sistem penandaan) setiap perancah untuk mengidentifikasi
perancah yang aman dan tidak aman

HSE (Scaffolding) Inspektur harus melaporkan kepada Yard Supervisor/Manager dan HSE
Coordinator mengenai perancah aman.

Berikut ini adalah persyaratan umum yang harus diatasi ketika melakukan perencanaan
danpemasangan perancah scaffolding untuk digunakan oleh pekerja:

 Ketinggian sistem perancah harus tidak lebih dari 3 “lift” di atas geladak kapal
(ketika mendirikan perancah di Kapal Klien),

 Perancah diperlukan setiap kali bekerja di atas dimana tidak dapat dilakukan dengan
aman bila menggunakan tangga;

 Perancah dan komponen-komponennya akan, tanpa runtuh, dapat membawa setidaknya


4 kali maksimum yang diizinkan beban kerja. Jangan Overload;

 Penggunaan perancah yang tidak vertikal dilarang,

 Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan diperiksa dengan
teratur;

 Hal ini tidak diizinkan untuk menghilangkan bagian dari perancah tanpa persetujuan
terlebih dahulu,

 Platform scaffold tidak akan bersandar atau menggantung di pagar yang dapat dengan
mudah dipindahkan;

 Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh digunakan di atas
perancah Platform;

 Perancah yang harus dibangun di atas permukaan yang datar dimana mampu
mendukung berat maksimum dimaksudkan;
 Untuk perancah yang akan didirikan di kisi-kisi, standar harus berlapis untuk
mendistribusikan berat;

 Perlindungan terhadap cuaca, seperti lembaran/kelambu, tidak akan terikat dengan


ketinggian perancah kecuali dijamin dengan struktur independen yang mampu
menahan pekerja oleh angin.

Perawatan dalam pemasangan perancah / platform yang harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:

 Scaffold tidak harus menghalangi jalan keluar, atau passage way yang menghambat
proses evakuasi saat keadaan darurat;

 Dimana obstruksi peralatan darurat atau melarikan diri rute tidak dapat dihindari,
pengaturan keamanan alternatif harus dilakukan sebelum platform dibangun;

 Daerah kerja harus cukup lebar (setidaknya 650 mm lebar) untuk memberikan jalan yang
jelas;

 Sebuah cara yang aman untuk akses dan jalan keluar (biasanya dengan tangga) harus
disediakan;

 Semua tangga akses harus sesuai dan diikat dengan kuat ke struktur perancah;

 Karena pertimbangan yang diambil untuk loading dan dekat dengan bahaya seperti
memindahkan mesin, peralatan listrik, dll .;

 Jika memungkinkan personil tidak harus bekerja atau berjalan di bawah perancah;

 Di mana ada bahaya personil terhadap benda-benda yang terjatuh, maka penutup
pelindung harus didirikan antara papan kaki dan pertengahan rel;

 Good housekeeping daerah perancah dan platform harus dipelihara untuk mencegah
tergelincir, tersandung dan jatuh. Semua tumpahan dan puing-puing harus dibersihkan
segera.

Pemasangan dan Pembongkaran Perancah (Scaffolding):

 Mendirikan dan pembongkaran scaffolding yang benar harus dilakukan hanya dengan
disetujui scaffolders yang memiliki sertifikat yang sah, dan personil tidak memenuhi
syarattidak boleh mendirikan atau melakukan pembongkaran scaffolding.

 Semua perancah harus dilengkapi dengan pegangan tangan untuk memastikan


keamanansaat berada di ketinggian untuk mencegah personil jatuh.
TANDA DAN RAMBU-RAMBU

Berikut tanda-tanda dan pemberitahuan yang digunakan untuk perancah / scaffolding:

Tanda peringatan

Ketika perancah sedang digunakan, tanda peringatan dengan teks “PERHATIAN – KERJA
OVERHEAD” dan “Perancah AMAN UNTUK DIGUNAKAN” harus dipasang di mana pekerjaan
dilakukan dan / atau orang-orang yang lewat di bawah perancah. Barricade merah putih juga
dapat digunakan untuk menutup access bagi orang yang tidak berkepentingan.

Dimana perancah tidak lengkap, tanda peringatan dengan teks “PERANCAH TIDAK LENGKAP
– JANGAN DIGUNAKAN “dipasang untuk memblokir access.

Sistem inspeksi

Setiap perancah harus diperiksa segera setelah didirikan dan sekali setiap 7 hari atau setelah
ada perubahan, modifikasi atau setelah terpapar kondisi cuaca buruk.

Perancah (Scaffolding)
Fungsi Perancah (Scaffolding)
Perancah (scaffolding) adalah merupakan suatu konstruksi pendukung pada
suatu pekerjaan sebuah proyek yang tebuat dari rangka besi yang berbentuk
khusus buatan pabrik dengan daya dukung tertentu, dimana pada pekerjaan
ringan dapat dipakai sebagai penyangga untuk pekerja, pada pekerjaan yang
lebih tinggi.
Perancah terdiri dari rangkaian atau komponen yang disusun dengan arah
vertikal maupun diarangkai secara horisontal dan dipergunakan untuk keperluan
yang bersifat sementara.
Perancah (Scaffolding)

Pada dasarnya perancah berfungsi sebagai:


1. Landasan untuk pekerja dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Penopang atau penyangga bekisting
Perancah dapat digunakan pada pekerjaan bangunan gedung maupun konstruksi
lainnya seperti jembatan, tower maupun konstruksi lainnya.

Jenis dan Tipe Perancah (Scaffolding)


Pada awalnya perancah yang banyak digunakan adalah perancah yang terbuat
secara tradisional yaitu dari bahan kayu dolken dan bambu. Namun dengan
berkembangnya teknologi bekisting sejalan dengan peningkatan efisiensi dan
efektifitas kerja, maka telah banyak dikembangkan perancah dari bahan baja.
Perancah scaffolding telah dikembangkan dalam berbagai jenis dan tipe.
Perancah (scaffolding) memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan jenis
lainnya:
1. Ringan denga berbagai tipe.
2. Bentuk yang rapi.
3. Dapat dipakai berulang kali.
4. Ekonomis
5. Mudah dipasang dan dibongkar
Pemasangan Scaffolding

Adapun tipe dan jenis scaffolding adalah:

Tipe dan Jenis Scaffolding

Komponen Perancah (Scaffolding)


Untuk mendukung kemudahan pemasangan atau penyetelan serta pada
pembongkaran sebuah perancah maka ada bagian-bagian dari scaffolding yang
perlu kita ketahui sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaaan
perancah (steel scaffolding).
Adapun bagian-bagian atau komponen dari perancah adalah:

1) Rangka besi utama (frame).


Rangka Besi Utama (Frame)

2) Rangka besi penyambung (adjustable frame).

Rangka Besi Penyambung (Adjustable Frame)

3) Jack base (adjustable jack base).

Jack Base (Adjustable Jack Base)

4) U-head jack (adjustable shoring head).


U-Head Jack (Adjustable Shoring Head)

5) Joint pin.
6) Cross brace (bracing).

Cross Brace (Bracing)

Adapun sistem pembebanan pada scaffolding dapat dijelaskan seperti pada


gambar di bawah ini:

Sistem Pembebanan pada Scaffolding

Cara Penyambungan Perancah (Adjustable Scaffolding)


Pada dasarnya penyetelan perancah sangat sederhana dan mudah namun yang
menjadi permasalahan adalah apabila ketinggian bekisting yang akan kitan
pasang tidak sesuai dan spesifikasi (ketinggian) scaffolding yang ada. Oleh
sebab itu sangat perlu data teknis atau gambar dari pekerjaan bekisting agar
dapat merencanakan pemasangan perancah.
Di bawah ini akan menjelaskan dengan singkat bagaimana cara penyetelan
perancah dan cara penyambungannya. Cara penyetelan perancah scaffolding
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan letak dari scaffolding atau mengatur jarak scaffolding
misalnya as balok pada pekerjaan bekisting balok.
2. Memasang base plat atau jack base di atas landasan yang stabil.
3. Menyetel kerangka (frame).
4. Dilanjutkan dengan memasang cross brace pada dua sisi agar elemen
perancah dapat berdiri dengan baik.
5. Selanjutnya menyusun frame vertikal berikutnya, atau selesai dengan
pemasangan shoring head jika ketinggian perancah dianggap cukup,
artinya ketinggian dapat dilakukan dengan mengatur jack dan u-head.
6. Kemudian ketinggian perancah diatur sesuai dengan ketinggian bekisting
yang telah direncanakan.
Penyusunan Scaffolding

Tinggi frame tertentu sesuai dengan jenis produksinya sedangkan ketinggian


bekisting atau dasar beton terhadap tempat berpijak perancah juga tertentu,
sesuai dengan desain dan kondisi setempat.
Untuk memenuhi ketinggian plafon diperlukan, dapat diatur dengan beberapa
cara sebagai berikut :
1. Menentukan tebal beton screed tempat berpijak jack base.
2. Mengatur jack base dan u-head jack dengan ulir yang ada.
3. Menyusun frame vertikal dan atau menambah adjusting frame sesuai
dengan ketinggian yang diperlukan (lihat gambar)
4. Panjang ulir jack base dan u-head.

Rangka Besi Penyambung (Adjustable Frame)

Cara Pembongkaran Perancah (Scaffolding)


Pembongkaran scaffolding harus memperhitungkan kekuatan atau umur beton
serta memperhatikan kebutuhan pekerjaan berikutnya. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pemantapun terhadap perawat agar pada saat pembongkaran tidak
terjadi masalah. Apabila ketentuan beton sudah cukup maka persiapan, maka
siap persiapan pembongkaran.
Disamping kekuatan beton juga perlu diperhatikan arah dan bagian mana yang
lebih dahulu dibongkar. Langkah pembongkaran perancah (scaffolding) :
1. Didahului dengan penurunan u-head pada bagian tengah bentangan atau
daerah momen terbesar ke arah tepi, untuk menghindari penurunan
mendadak.
2. Dilanjutkan dengan pembongkaran frame scaffolding.
3. Jika dibutuhkan sebagai perancah pada saat pembongkaran bekisting
cetak maka frame lapis pertama tidak dibongkar.
4. Selanjutnya melepas join pin dan cross brace.
Sistem Pembongkaran

Persyaratan Perancah (Scaffolding)


Pada masa sekarang telah banyak dikembangkan perancah sebagai upaya untuk
mendapatkan cara kerja yang lebih cepat (mudah), hemat dan memiliki bobot
yang ringan namun mampu memikul beban yang lebih berat. Walaupun
perancah bersifat sementara dalam sebuah konstruksi bangunan namun harus
memiliki persyaratanpersyaratan teknis yang mendasar. Persyaratan tersebut
bertujuan untuk mendukung dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pekerjaan konstruksi bangunan
gedung.
Adapun tuntutan dan persyaratan yang diemban oleh perancah adalah seperti
yang disebutkan di bawah ini :

Kuat
Dengan bobot ringan namun mampu memikul beban yang lenih besar.

Awet
Walaupun pada saat pemasangannya berlangsung kasar namun tetap dapat
dipergunakan.

Mudah dipasang (sederhana)


Dengan bobot yang ringan dan ditambah sistem pendukung (asesoris) yang
sederhana akan memudahkan dalam pemasangan

Penambahan Sistem Pendukung.

Pemasangan joint pin antar frame harus bertumpu merata.


Mudah dikontrol (dipantau).
Dapat dipakai berulang-ulang.
Jika terlalu tinggi dapat ditambah cross brace.

Rangkaiaan Scaffolding

Hindari terjadinya melengkung.


Pelengkungan Scaffolding

Teratur
Pada saat bekerja dapat dengan mudah dilewati atau adanya jalan lalu lintas di
bawah bekisting.

Pemasangan Scafollding
Perancah (bahasa Inggris: scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalamkonstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-
bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipaatau
tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa
negara Asia seperti Tiongkok, Singapura, danIndonesia, bambu lazim digunakan sebagai
perancah. Perancah bambu dipilih bukan hanya karena biaya murah tetapi juga karena
perancah bambu tahan gempa.

SCAFFOLDING

Secara umum scaffolding atau staging ialah suatu bangunan peralatan (platform) yang dibuat
untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat
pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan
pembongkaran. Scaffolding yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan
yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang berdiri diatas konstruksi yang
kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan
mempergunakan tangga.

Scaffolding atau staging memiliki potensi bahaya terhadap pekerja ketika memasuki atau
meninggalkannya. Agar aman, scaffolding harus terbuat dari material khusus yang diizinkan.
Pencegahan bahaya jatuh harus dilakukan terhadap pekerja diatasnya, termasuk pencegahan
terhadap benda-benda jatuh.

POTENSI BAHAYA (HAZARD):

- Kegagalan komponen staging atau beban berlebih dapat menimbulkan keruntuhan unit
keseluruhan atau sebagian menyebabkan pekerja terjatuh.

- Pekerja jatuh dari staging akibat lemahnya sisi penguat.

- Benda-benda jatuh dari staging dan melukai pekerja dibawahnya.

- Lonjakan (misalnya pergerakan lantai kerja) ketika bekerja dengan floating scaffolding.

- Pekerja diatas scaffolding terjatuh ke lantai dibawahnya.

- Benda-benda jatuh dari scaffolding dan mengenai pekerja dibawahnya.

PERSYARATAN:

- Semua scaffolding dan penyangganya harus mampu menyangga beban sesuai


rancangannya dengan factor keamanan tidak kurang dari 4.
- Semua kayu yang digunakan dalam konstruksinya harus lurus dan tidak cacat/rusak.

- Scaffolding harus terawat dan dalam kondisi aman. Setiap komponen yang patah,
terbakar atau kerusakan lainnya harus diganti.

- Benda-benda tidak stabil seperti drum, box, kaleng, tidak boleh dipergunakan sebagai
lantai kerja (platform) ataupun penyangga lantai kerja.

- Scaffolding dalam pemasangan, pemindahan, pembongkaran, perubahan/modifikasi


harus dalam pengawasan personil yang berkompeten.

- Pengelasan, pemanasan, riveting, atau pekerjaan dengan api terbuka (open flame) tidak
boleh dilakukan diatas staging gantung yang menggunakan fiber rope, dimana wire rope akan
mudah rusak akibat kerja panas.

- Lifting bridles pada lantai kerja gantung dari crane harus mempunyi 4 kakisehingga
kestabilan lantai kerja terjamin.

- Jika hook crane memiliki kunci pengaman (safety latch), lifting bridles pada lantai kerja
gantung dari crane harus terikat dengan shackle ke lifting block, dengan kata lain harus dibuat
tindakan pencegahan bahaya lepas dari hook crane.

PAPAN LANTAI KERJA:

- Papan untuk lantai kerja lebarnya tidak boleh kurang dari 2 x 10 inch (50 cm, OSHA).

- Lantai staging tidak kurang dari 50 cm lebarnya kecuali dalam hal akibat struktur kapal
membuatnya tidak mungkin menyediakan lebar yang dimaksud.

- Papan platform yang dibangun keluar bagian penyangga pada ujung lain,
panjangnya sekurangnya 6 inch (15 cm), jika lebih dari 12 inch maka papan harus
dikencangkan ke bagian penyangga.

- Papan tidak boleh melampaui beban kerja.

GUARDRAIL DAN TOEBOARD:

- Scaffolding dengan ketinggian lebih dari 5 kaki (150 cm) diatas permukaan, atau dengan jarak
tertentu diatas air, harus dilengkapi dengan rel:

Rel atas (top rail) tingginya 42 inch (105 cm) sampai 45 inch (112,5 cm)

Rel tengah (mid rail) berada ditengah antara lantai dengan rel atas

- Rel terbuat dari 2 x 4 inch (2 x 10 cm) papan, flat bar atau pipa.

Jika menggunakan penyangga kaku, taut wire atau fiber rope harus cukup kuat.

Jika jarak antara penyangga lebih dari 8 kaki (240 cm), rel harus sebanding kekuatannya dengan
2 x 4 inch papan.
Rel harus kuat dan aman.

Jika terarah dengan kerja panas atau bahan kimia, rel dari fiber rope tidak digunakan.

Rel yang terbuat dari rantai juga dapat digunakan mengikuti persyaratan yang berlaku.

- Penggunaan rel dapat diabaikan jika struktur kapal menghalangi pemakaiannya.

Jika tidak menggunakan rel, pekerja yang bekerja diketinggian lebih dari 5 kaki dan diatas
permukaan keras, harus menggunakan harness atau lifelines.

Pekerja yang bekerja diatas air harus dilengkapi dengan buoyant work vest (berupa life jackets
atau ring)

- Pekerja harus terlindung dari bahaya jatuh kekapal (akibat swinging) ketika bekerja diatas
floating scaffolding.

- Untuk mencegah peralatan dan material jatuh menimpa pekerja dibawah, scaffolding
dilengkapi dengan papan kaki (toeboard), berukuran sekurangnya 1 x 4 inch papan.

AKSES KE STAGING:

- Staging dengan ketinggian lebih dari 5 kaki membutuhkan akses seperti ladder ramp,
stairway.

- Ramp dan stairway harus dilengkapi dengan handrail setinggi 36 inch (90 cm) juga
midrail.

- Tangga harus disediakan sehingga pekerja tidak perlu melangkah lebih dari satu langkah
ke lantai kerja.

- Staging yang dibuat dari tangga harus mengikuti persyaratan khusus.

- Staging lebih dari 3 kaki dibawah titik akses membutuhkan sifat dapat berpindah-pindah,
langsung atau sejenis Jacob ladder.

Tips cara pemasangan Scaffolding yang benar dan aman


Written by JB Nugraha on June 25, 2014 · Leave a Comment

Dalam pelaksanaan konstruksi, khususnya untuk pembangunan gedung lebih dari satu lantai
diperlukan perancah atau scaffolding baik itu terbuat dari kayu ataupun dari bahan logam seperti
pipa.
Seringkali para pekerja di lapangan melakukan pemasangan scaffolding secara serampangan
jika tidak diawasi dengan baik, padahal banyak kecelakaan kerja yang terjadi di kita ini adalah
bangunan ambruk yang salah satu penyebabnya adalah pemasangan scaffolding yang tidak
sesuai ketentuan atau asal pasang saja. Disini tidak akan dibahas secara menyeluruh
bagaimana memasang scaffolding yang benar dan aman secara keseluruhan, kami hanya akan
menyoroti dari sisi penempatan dudukkan untuk scaffolding tersebut.

Penempatan tempat kedudukan ujung dari scaffolding perlu diperhatikan benar, jika tanah atau
landasan yang ada miring perlu diratakan dengan baik, jika tanah nya lembek perlu diperkeras
ataupun diberi alas yang kuat dan cukup lebar agar tidak terjadi kemungkinan tergelincir akibat
tekanan dari atas atau pun ada pergerakan gempa bumi misalnya.

Penempatan dudukkan seperti gambar diatas jelas-jelas sangat membahayakan, pada kasus ini
scaffolding di tempatkan pada tanah yang lembek kemudian pada sebagian lokasi diberi penguat
dengan dudukan dari balok kayu yang di letakkan asal bisa menahan batang perancah saja.
Kondisi ini sangat rawan untuk tergelincir. Baik itu balok penahannya maupun batang
perancahnya sendiri, walaupun sudah di pakukan pada balok penahan.

Demikian juga pada contoh gambar diatas, penempatan tiang perancah dan sangat tidak
dianjurkan di lakukan di proyek pembangunan konstruksi.

Kesadaran para pekerja, mandor serta manajer proyek akan penting nya keselamatan kerja
sangat diperlukan, demikian pula peran akhli K3 Konstruksi dalam melakukan identifikasi bahaya
K3 dan pengendalian bahaya K3 perlu selalu di ikut sertakan dan diberi peran yang cukup agar
bisa melakukan inspeksi dan pengawasan yang baik atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Karena jika sudah terjadi kecelakaan kerja akibatnya sangat fatal, selain dapat menimbulkan
korban tewas bagi pekerja juga kerugian atas bangunan konstruksi yang sedang dibangun,
kerugian waktu yang terhambat dalam penyelesaian pekerjaan karena kecelakaan/bangunan
ambruk misalnya, selain itu juga biaya yang akan berlipat-lipat bahkan berpuluh kali lipat yang
dibutuhkan dibandingkan dengan biaya yang diperluan untuk pengendalian, jika saja sejak awal
sudah di prediksi bahaya mungkin bisa terjadi dan dilakukan pengendaliannya agar bahaya
tersebut tidak terjadi.
Demikian semoga memberi manfaat dan menjadi perhatian bersama para pelaku konstruksi di
tanah air.

10 Langkah Memeriksa Perancah


secara Visual
Posted on 16/04/2015 by katigaku.id

Perancah (scaffolding) dapat menjadi potensi bahaya besar di tempat kerja kita jika kita
tidak memeriksanya dengan benar. Pekerja di atas perancah dapat jatuh dari ketinggian
serta pekerja di bawah perancah pun dapat tertimpa perancah atau material di
perancah. Oleh karena itu, setiap perancah harus diperiksa sebelum digunakan untuk
pertama kali.

Secara legal, petugas yang berhak menyatakan suatu perancah aman atau tidak adalah
Petugas Perancah (scaffolder) yang telah memegang sertifikat Supervisor Perancah dari
Kemanekertrans. Hal itu seperti telah diatur dalam Surat Keputusan Dirjen PPK
No.20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bidang Konstruksi Bangunan Ketetapan Keempat:

Setiap tenaga kerja yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan
pemasangan, perawatan, pemeliharaan, dan pembongkaran perancah harus
memenuhi syarat kompetensi K3 Perancah.

Banyak aspek yang harus diperiksa untuk memastikan perancah aman. Meskipun
demikian, ada 10 langkah memeriksa perancah secara visual:
 Izin kerja yang lengkap. Izin kerja biasanya meliputi Job Safety Analysis,
Sertifikat Scaffolder, dan izin pembuatan perancah. Izin tersebut harus dilengkapi
sebelum pembuatan perancah

 Lihat perbandingan bay dan lift (baca: Mengenali Nama Bagian dari Perancah).
Perbandingan yang aman adalah 1 bay:3 lift. Perancah dapat dipasang
outrigger/support untuk memperkuat ikatan antara lift dengan bay di bawah.

 Periksa landasan pijak perancah dan bagian baseplate serta soleplate dari
perancah. Pastikan bagian tersebut tidak retak ataupun karatan. Jika menggunakan
scaffolding beroda, pastikan roda sudah terkunci

 Periksa bagian standard dari perancah, pastikan sudah lurus, tidak berkarat dan
kuat. Anda dapat menggunakan waterpass untuk mengukur lurus atau tidaknya bagian
standard. Untuk mengukur kekuatan, biasanya bisa dengan dipukul dengan
kunci/tang/raset. Apabila berbunyi nyaring, tandanya sudah kuat karena tidak ada celah
udara yang menghalangi suara.

Penggunaan Waterpass

Sumber: https://jumpinjack8.wordpress.com/?s=cara+mengganti+lantai

 Tangga harus dipasang untuk dapat mengakses tingkatan yang lebih tinggi. Tidak
diperkenankan untuk naik melalui pipa perancah.

 Periksa semua bagian dari perancah, pastikan tidak karatan atau rusak.

 Periksa semua ikatan perancah (clamp),pastikan sudah terhubung dengan kuat.

 Pastikan tempat angkur body harness minimum setinggi pinggang, tidak


diperkenankan untuk mengangkur body harness setinggi kaki. Oleh karena itu, penting
untuk memasang mid rail dan top rail di tingkat paling atas dari perancah

 Pastikan semua resiko jatuh telah dikendalikan dengan memasang railing-railing


yang diperlukan
 Setelah yakin aman, beri scafftag hijau yang dipasang di dekat akses tangga
perancah.

SOP Pemasangan Scaffolding

SOP ini akan efektif jika digunakan dengan benar dan konsisten. Setiap
individu di dalam team harus mendiskusikan prosedur ini secara bersama
sama agar mempunyai pemahaman dan pengertian yang sama serta saling
mengetahui tugas masing-masing dan standar keselamatan yang akan
dicapai pada akhir pekerjaan.

Pengertian Scaffolding :
(mohon di uraikan secara ringkas dan jelas mengenai kegunaan dari peralatan kerja
yang dimaksud)

Scaffolding adalah tempat kerja sementara di ketinggian yang dibangun


untuk memudahkan dan mengamankan pekerjaan.

 Tujuan pemasangan Scaffolding


Memudahkan pekerjaan, pemasangan dan penggunaan Scaffolding sesuai
standard keselamatan yang ditentukan,sehingga pekerja menjadi leluasa dan
aman saat melaksanakan pekerjaan.
 Peralatan

1. Kunci Rachet digunakan untuk mengunci Clamp dan mengunci kawat


saat pemasangan Scaffolding.
2. Water Pass digunakan untuk memastikan pemasangan scaffolding
tegak lurus dan mendatar.
3. Meteran digunakan untuk memastikan ukuran yang dibutuhkan
4. Tang Potong digunakan untuk memotong kawat saat pengikatan.
5. Full Body Harness alat pelindung diri untuk bekerja diketinggian
 Material
1. Pipa Scaffolding
2. Clamp Scaffolding (Rigid & Swivel)
3. Plank/Papan Sacafolding lebar 20 cm,tebal 5 cm
4. Wire galvanis/Kawat Galvanis diameter 2 mm
5. Base Plate
 Cara Pemasangan

Base Plate & Tiang (standard)


Base Plate
Tiang Scaffolding Harus dipasang di atas Base Plate atau Kayu untuk
memastikan Tiang tidak akan terbenam bila terbebani
Tiang (Standard)
Harus dipasang tegak lurus di atas Base

Ledger (Pipa Memanjang)


Dipasang mendatar level dengan menggunakan clamp rigid pada tiang dan
berada di dalam di antara tiang

Transom (pipa melintang)


Transom dipasang dengan menggunakan Clam Rigid pada tiang dan di dalam
tiang serta mendatar level.
Bracing (pipa diagonal)
Dipasang membentuk diagonal dengan clamp swivel, pada tiang dan di luar
tiang

Plank (Papan Lantai kerja)


Lantai kerja dipasang di atas pipa ledger/pipa transom diikat dengan kawat
ke pipa ledger/pipa transom,

Guard Rail (Hand Rail & Mid Rail)


Hand Rail dipasang maksimum 120 cm dan Mid rail dipasang mak 90 cm
dibawah hand rail
Toe Board (Pelindung Kaki & Tools)
Toe Board dipasang di semua sisi lantai kerja maksimum 20 cm atau sama
dengan papan lantai atau minimum 10 cm

Ladder (Tangga)
Dipasang di salah satu sisi tangga bisa terbuat dari almunium atau terbuat
dari material pipa scaffolding sendiri yang dipotong persatu meter

Tagging Scaffolding
Tagging Hijau hanya untuk Scaffolding yang AMAN
Tagging Merah untuk Scaffolding yang TIDAK AMAN
Scaffolding Frame
Scaffolding Frame didesain sendiri dan memiliki material yang lengkap tanpa
harus dikombinasikan dengan Material Scaffolding Chubb/Pipa

Anda mungkin juga menyukai