Prosedur Pemasangan Dan Pembongkaran Scaffolding
Prosedur Pemasangan Dan Pembongkaran Scaffolding
Scaffolding
December 18, 2014 Armein Hutagaol Procedure 1 Comment
Semua sistem perancah (Scaffolding) harus diperiksa oleh HSE inspektur sebelum digunakan
di tempat kerja untuk memastikan kepatuhan dengan persyaratan keselamatan. Dia harus
melakukan pemeriksaan mingguan di tempat semua perancah, dan ia juga harus mencatat hasil
pemeriksaan, menempatkan label (sistem penandaan) setiap perancah untuk mengidentifikasi
perancah yang aman dan tidak aman
HSE (Scaffolding) Inspektur harus melaporkan kepada Yard Supervisor/Manager dan HSE
Coordinator mengenai perancah aman.
Berikut ini adalah persyaratan umum yang harus diatasi ketika melakukan perencanaan
danpemasangan perancah scaffolding untuk digunakan oleh pekerja:
Ketinggian sistem perancah harus tidak lebih dari 3 “lift” di atas geladak kapal
(ketika mendirikan perancah di Kapal Klien),
Perancah diperlukan setiap kali bekerja di atas dimana tidak dapat dilakukan dengan
aman bila menggunakan tangga;
Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan diperiksa dengan
teratur;
Hal ini tidak diizinkan untuk menghilangkan bagian dari perancah tanpa persetujuan
terlebih dahulu,
Platform scaffold tidak akan bersandar atau menggantung di pagar yang dapat dengan
mudah dipindahkan;
Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh digunakan di atas
perancah Platform;
Perancah yang harus dibangun di atas permukaan yang datar dimana mampu
mendukung berat maksimum dimaksudkan;
Untuk perancah yang akan didirikan di kisi-kisi, standar harus berlapis untuk
mendistribusikan berat;
Perawatan dalam pemasangan perancah / platform yang harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Scaffold tidak harus menghalangi jalan keluar, atau passage way yang menghambat
proses evakuasi saat keadaan darurat;
Dimana obstruksi peralatan darurat atau melarikan diri rute tidak dapat dihindari,
pengaturan keamanan alternatif harus dilakukan sebelum platform dibangun;
Daerah kerja harus cukup lebar (setidaknya 650 mm lebar) untuk memberikan jalan yang
jelas;
Sebuah cara yang aman untuk akses dan jalan keluar (biasanya dengan tangga) harus
disediakan;
Semua tangga akses harus sesuai dan diikat dengan kuat ke struktur perancah;
Karena pertimbangan yang diambil untuk loading dan dekat dengan bahaya seperti
memindahkan mesin, peralatan listrik, dll .;
Jika memungkinkan personil tidak harus bekerja atau berjalan di bawah perancah;
Di mana ada bahaya personil terhadap benda-benda yang terjatuh, maka penutup
pelindung harus didirikan antara papan kaki dan pertengahan rel;
Good housekeeping daerah perancah dan platform harus dipelihara untuk mencegah
tergelincir, tersandung dan jatuh. Semua tumpahan dan puing-puing harus dibersihkan
segera.
Mendirikan dan pembongkaran scaffolding yang benar harus dilakukan hanya dengan
disetujui scaffolders yang memiliki sertifikat yang sah, dan personil tidak memenuhi
syarattidak boleh mendirikan atau melakukan pembongkaran scaffolding.
Tanda peringatan
Ketika perancah sedang digunakan, tanda peringatan dengan teks “PERHATIAN – KERJA
OVERHEAD” dan “Perancah AMAN UNTUK DIGUNAKAN” harus dipasang di mana pekerjaan
dilakukan dan / atau orang-orang yang lewat di bawah perancah. Barricade merah putih juga
dapat digunakan untuk menutup access bagi orang yang tidak berkepentingan.
Dimana perancah tidak lengkap, tanda peringatan dengan teks “PERANCAH TIDAK LENGKAP
– JANGAN DIGUNAKAN “dipasang untuk memblokir access.
Sistem inspeksi
Setiap perancah harus diperiksa segera setelah didirikan dan sekali setiap 7 hari atau setelah
ada perubahan, modifikasi atau setelah terpapar kondisi cuaca buruk.
Perancah (Scaffolding)
Fungsi Perancah (Scaffolding)
Perancah (scaffolding) adalah merupakan suatu konstruksi pendukung pada
suatu pekerjaan sebuah proyek yang tebuat dari rangka besi yang berbentuk
khusus buatan pabrik dengan daya dukung tertentu, dimana pada pekerjaan
ringan dapat dipakai sebagai penyangga untuk pekerja, pada pekerjaan yang
lebih tinggi.
Perancah terdiri dari rangkaian atau komponen yang disusun dengan arah
vertikal maupun diarangkai secara horisontal dan dipergunakan untuk keperluan
yang bersifat sementara.
Perancah (Scaffolding)
5) Joint pin.
6) Cross brace (bracing).
Kuat
Dengan bobot ringan namun mampu memikul beban yang lenih besar.
Awet
Walaupun pada saat pemasangannya berlangsung kasar namun tetap dapat
dipergunakan.
Rangkaiaan Scaffolding
Teratur
Pada saat bekerja dapat dengan mudah dilewati atau adanya jalan lalu lintas di
bawah bekisting.
Pemasangan Scafollding
Perancah (bahasa Inggris: scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalamkonstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-
bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipaatau
tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa
negara Asia seperti Tiongkok, Singapura, danIndonesia, bambu lazim digunakan sebagai
perancah. Perancah bambu dipilih bukan hanya karena biaya murah tetapi juga karena
perancah bambu tahan gempa.
SCAFFOLDING
Secara umum scaffolding atau staging ialah suatu bangunan peralatan (platform) yang dibuat
untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat
pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan
pembongkaran. Scaffolding yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan
yang tidak dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang berdiri diatas konstruksi yang
kuat dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan
mempergunakan tangga.
Scaffolding atau staging memiliki potensi bahaya terhadap pekerja ketika memasuki atau
meninggalkannya. Agar aman, scaffolding harus terbuat dari material khusus yang diizinkan.
Pencegahan bahaya jatuh harus dilakukan terhadap pekerja diatasnya, termasuk pencegahan
terhadap benda-benda jatuh.
- Kegagalan komponen staging atau beban berlebih dapat menimbulkan keruntuhan unit
keseluruhan atau sebagian menyebabkan pekerja terjatuh.
- Lonjakan (misalnya pergerakan lantai kerja) ketika bekerja dengan floating scaffolding.
PERSYARATAN:
- Scaffolding harus terawat dan dalam kondisi aman. Setiap komponen yang patah,
terbakar atau kerusakan lainnya harus diganti.
- Benda-benda tidak stabil seperti drum, box, kaleng, tidak boleh dipergunakan sebagai
lantai kerja (platform) ataupun penyangga lantai kerja.
- Pengelasan, pemanasan, riveting, atau pekerjaan dengan api terbuka (open flame) tidak
boleh dilakukan diatas staging gantung yang menggunakan fiber rope, dimana wire rope akan
mudah rusak akibat kerja panas.
- Lifting bridles pada lantai kerja gantung dari crane harus mempunyi 4 kakisehingga
kestabilan lantai kerja terjamin.
- Jika hook crane memiliki kunci pengaman (safety latch), lifting bridles pada lantai kerja
gantung dari crane harus terikat dengan shackle ke lifting block, dengan kata lain harus dibuat
tindakan pencegahan bahaya lepas dari hook crane.
- Papan untuk lantai kerja lebarnya tidak boleh kurang dari 2 x 10 inch (50 cm, OSHA).
- Lantai staging tidak kurang dari 50 cm lebarnya kecuali dalam hal akibat struktur kapal
membuatnya tidak mungkin menyediakan lebar yang dimaksud.
- Papan platform yang dibangun keluar bagian penyangga pada ujung lain,
panjangnya sekurangnya 6 inch (15 cm), jika lebih dari 12 inch maka papan harus
dikencangkan ke bagian penyangga.
- Scaffolding dengan ketinggian lebih dari 5 kaki (150 cm) diatas permukaan, atau dengan jarak
tertentu diatas air, harus dilengkapi dengan rel:
Rel atas (top rail) tingginya 42 inch (105 cm) sampai 45 inch (112,5 cm)
Rel tengah (mid rail) berada ditengah antara lantai dengan rel atas
- Rel terbuat dari 2 x 4 inch (2 x 10 cm) papan, flat bar atau pipa.
Jika menggunakan penyangga kaku, taut wire atau fiber rope harus cukup kuat.
Jika jarak antara penyangga lebih dari 8 kaki (240 cm), rel harus sebanding kekuatannya dengan
2 x 4 inch papan.
Rel harus kuat dan aman.
Jika terarah dengan kerja panas atau bahan kimia, rel dari fiber rope tidak digunakan.
Rel yang terbuat dari rantai juga dapat digunakan mengikuti persyaratan yang berlaku.
Jika tidak menggunakan rel, pekerja yang bekerja diketinggian lebih dari 5 kaki dan diatas
permukaan keras, harus menggunakan harness atau lifelines.
Pekerja yang bekerja diatas air harus dilengkapi dengan buoyant work vest (berupa life jackets
atau ring)
- Pekerja harus terlindung dari bahaya jatuh kekapal (akibat swinging) ketika bekerja diatas
floating scaffolding.
- Untuk mencegah peralatan dan material jatuh menimpa pekerja dibawah, scaffolding
dilengkapi dengan papan kaki (toeboard), berukuran sekurangnya 1 x 4 inch papan.
AKSES KE STAGING:
- Staging dengan ketinggian lebih dari 5 kaki membutuhkan akses seperti ladder ramp,
stairway.
- Ramp dan stairway harus dilengkapi dengan handrail setinggi 36 inch (90 cm) juga
midrail.
- Tangga harus disediakan sehingga pekerja tidak perlu melangkah lebih dari satu langkah
ke lantai kerja.
- Staging lebih dari 3 kaki dibawah titik akses membutuhkan sifat dapat berpindah-pindah,
langsung atau sejenis Jacob ladder.
Dalam pelaksanaan konstruksi, khususnya untuk pembangunan gedung lebih dari satu lantai
diperlukan perancah atau scaffolding baik itu terbuat dari kayu ataupun dari bahan logam seperti
pipa.
Seringkali para pekerja di lapangan melakukan pemasangan scaffolding secara serampangan
jika tidak diawasi dengan baik, padahal banyak kecelakaan kerja yang terjadi di kita ini adalah
bangunan ambruk yang salah satu penyebabnya adalah pemasangan scaffolding yang tidak
sesuai ketentuan atau asal pasang saja. Disini tidak akan dibahas secara menyeluruh
bagaimana memasang scaffolding yang benar dan aman secara keseluruhan, kami hanya akan
menyoroti dari sisi penempatan dudukkan untuk scaffolding tersebut.
Penempatan tempat kedudukan ujung dari scaffolding perlu diperhatikan benar, jika tanah atau
landasan yang ada miring perlu diratakan dengan baik, jika tanah nya lembek perlu diperkeras
ataupun diberi alas yang kuat dan cukup lebar agar tidak terjadi kemungkinan tergelincir akibat
tekanan dari atas atau pun ada pergerakan gempa bumi misalnya.
Penempatan dudukkan seperti gambar diatas jelas-jelas sangat membahayakan, pada kasus ini
scaffolding di tempatkan pada tanah yang lembek kemudian pada sebagian lokasi diberi penguat
dengan dudukan dari balok kayu yang di letakkan asal bisa menahan batang perancah saja.
Kondisi ini sangat rawan untuk tergelincir. Baik itu balok penahannya maupun batang
perancahnya sendiri, walaupun sudah di pakukan pada balok penahan.
Demikian juga pada contoh gambar diatas, penempatan tiang perancah dan sangat tidak
dianjurkan di lakukan di proyek pembangunan konstruksi.
Kesadaran para pekerja, mandor serta manajer proyek akan penting nya keselamatan kerja
sangat diperlukan, demikian pula peran akhli K3 Konstruksi dalam melakukan identifikasi bahaya
K3 dan pengendalian bahaya K3 perlu selalu di ikut sertakan dan diberi peran yang cukup agar
bisa melakukan inspeksi dan pengawasan yang baik atas pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Karena jika sudah terjadi kecelakaan kerja akibatnya sangat fatal, selain dapat menimbulkan
korban tewas bagi pekerja juga kerugian atas bangunan konstruksi yang sedang dibangun,
kerugian waktu yang terhambat dalam penyelesaian pekerjaan karena kecelakaan/bangunan
ambruk misalnya, selain itu juga biaya yang akan berlipat-lipat bahkan berpuluh kali lipat yang
dibutuhkan dibandingkan dengan biaya yang diperluan untuk pengendalian, jika saja sejak awal
sudah di prediksi bahaya mungkin bisa terjadi dan dilakukan pengendaliannya agar bahaya
tersebut tidak terjadi.
Demikian semoga memberi manfaat dan menjadi perhatian bersama para pelaku konstruksi di
tanah air.
Perancah (scaffolding) dapat menjadi potensi bahaya besar di tempat kerja kita jika kita
tidak memeriksanya dengan benar. Pekerja di atas perancah dapat jatuh dari ketinggian
serta pekerja di bawah perancah pun dapat tertimpa perancah atau material di
perancah. Oleh karena itu, setiap perancah harus diperiksa sebelum digunakan untuk
pertama kali.
Secara legal, petugas yang berhak menyatakan suatu perancah aman atau tidak adalah
Petugas Perancah (scaffolder) yang telah memegang sertifikat Supervisor Perancah dari
Kemanekertrans. Hal itu seperti telah diatur dalam Surat Keputusan Dirjen PPK
No.20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bidang Konstruksi Bangunan Ketetapan Keempat:
Setiap tenaga kerja yang diserahi tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaan
pemasangan, perawatan, pemeliharaan, dan pembongkaran perancah harus
memenuhi syarat kompetensi K3 Perancah.
Banyak aspek yang harus diperiksa untuk memastikan perancah aman. Meskipun
demikian, ada 10 langkah memeriksa perancah secara visual:
Izin kerja yang lengkap. Izin kerja biasanya meliputi Job Safety Analysis,
Sertifikat Scaffolder, dan izin pembuatan perancah. Izin tersebut harus dilengkapi
sebelum pembuatan perancah
Lihat perbandingan bay dan lift (baca: Mengenali Nama Bagian dari Perancah).
Perbandingan yang aman adalah 1 bay:3 lift. Perancah dapat dipasang
outrigger/support untuk memperkuat ikatan antara lift dengan bay di bawah.
Periksa landasan pijak perancah dan bagian baseplate serta soleplate dari
perancah. Pastikan bagian tersebut tidak retak ataupun karatan. Jika menggunakan
scaffolding beroda, pastikan roda sudah terkunci
Periksa bagian standard dari perancah, pastikan sudah lurus, tidak berkarat dan
kuat. Anda dapat menggunakan waterpass untuk mengukur lurus atau tidaknya bagian
standard. Untuk mengukur kekuatan, biasanya bisa dengan dipukul dengan
kunci/tang/raset. Apabila berbunyi nyaring, tandanya sudah kuat karena tidak ada celah
udara yang menghalangi suara.
Penggunaan Waterpass
Sumber: https://jumpinjack8.wordpress.com/?s=cara+mengganti+lantai
Tangga harus dipasang untuk dapat mengakses tingkatan yang lebih tinggi. Tidak
diperkenankan untuk naik melalui pipa perancah.
Periksa semua bagian dari perancah, pastikan tidak karatan atau rusak.
SOP ini akan efektif jika digunakan dengan benar dan konsisten. Setiap
individu di dalam team harus mendiskusikan prosedur ini secara bersama
sama agar mempunyai pemahaman dan pengertian yang sama serta saling
mengetahui tugas masing-masing dan standar keselamatan yang akan
dicapai pada akhir pekerjaan.
Pengertian Scaffolding :
(mohon di uraikan secara ringkas dan jelas mengenai kegunaan dari peralatan kerja
yang dimaksud)
Ladder (Tangga)
Dipasang di salah satu sisi tangga bisa terbuat dari almunium atau terbuat
dari material pipa scaffolding sendiri yang dipotong persatu meter
Tagging Scaffolding
Tagging Hijau hanya untuk Scaffolding yang AMAN
Tagging Merah untuk Scaffolding yang TIDAK AMAN
Scaffolding Frame
Scaffolding Frame didesain sendiri dan memiliki material yang lengkap tanpa
harus dikombinasikan dengan Material Scaffolding Chubb/Pipa