Anda di halaman 1dari 58

1

PERANCAH ( SCAFFOLD )
1. UMUM
Perancah adalah konstruksi sementara , yang terbuat dari pipa , baja
struktur ( kisi baja ) , bambu , dan kayu , yang dimaksudkan untuk pijakan
bagi personil yang bekerja diketinggian , guna memperkecil atau mencegah
terjatuhnya personil dari ketinggian sewaktu bekerja .
Perancah dilengkapi dengan pagar pengaman ( safety railing ) , dan papan
pijakan yang cukup kokoh dan lebar untuk memungkinkan personil bekerja
dengan relatif bebas terutama apabila personil harus memegang atau
menenteng peralatan yang cukup berat dan memakan tempat .
Pembuatan perancah harus memperhatikan hal hal berikut ini agar dapat
dijamin keamanan dan kekuatannya , seperti :
1) Kekuatan melalui pengikatan atau clamping yang kokoh.
2) kekakuan ( rigidity )
3) jangkar atau titik ikat perancah dengan dinding peralatan atau
bangunan dimana perancah tersebut terpasang untuk mencegah
agar tidak tumbang .
4) keseimbangan
Sebelum dipasang setiap komponen perancah harus diperiksa satu demi
satu untuk menentukan kelayakan penggunaannya didasarkan pada
kondisi visual seperti retak , gepeng , berkarat berat , dan bengkok pada
perancah pipa , papan pijakan kayu yang lapuk atau retak retak , clamp
yang ulir baut pengikatnya telah aus ( dol ) , dan lain lain .
Konstruksi perancah untuk bangunan tinggi dan lebar memerlukan sistim
penguat , pengaku , pengaman dan penyeimbang seperti : diagonal brace ,
upright frame , adjustable base plate , ledge frame untuk papan pijakan ,
anchor , clamp yang dapat dikunci mati ( locked ) , hand rail , putlog , fixed
ladder , dan angle brace .
Untuk daerah daerah yang udaranya sangat corrosive sebaiknya
dihindarkan penggunaan perancah pipa baja , kecuali apabila komponen
perancah tersebut dilapisi galvanize , bukan dicat , karena cat dapat
terkupas akibat penanganan yang kasar. Bagian perancah yang catnya
terkupas mudah terserang karat . Oleh sebab itu , jika kondisi kerja
memungkinkan , sebaiknya dipasang perancah bambu , seperti pekerjaan
pengecatan tiang tiang pancang , atau perpipaan dan support pada jetty
( dermaga minyak bumi ) yang sangat dekat dengan deburan ombak laut.

2. JENIS JENIS PERANCAH


Terdapat beberapa jenis perancah uang umum digunakan dalam berbagai
bangunan baik civil maupun mekanik seperti gedung , pabrik , dermaga ,
kapal , dan lain lain .
Adapun jenis jenis perancah adalah sebagai berikut :
1) Perancah rangka ( frame scaffolding )
2) Perancah kayu bulat ( round pole scaffolding )
3) Perancah bambu ( bamboo scaffolding )
4) Perancah pipa tunggal ( single pipe scaffolding )
5) Perancah lantai kerja ( platform scaffolding )
6) Perancah topang bracket ( bracket scaffolding )
7) Perancah bergerak ( movable scaffoldng )
8) Perancah gantung ( hanging scaffolding )
9) Perancah kuda kuda ( trestle scaffolding )
10) Perancah sangga siku ( cantilevered scaffolding )
11) Perancah rak ( shelf scaffolding )
12) Perancah mekanis ( mechanical scaffolding )

Gambar 1 Platform scaffold ( perancah lantai kerja )

Perancah lantai kerja biasanya terdiri dari komponen baja struktur yang
diikat baut . Jenis perancah ini hanya untuk pekerjaan yang tidak terlalu
tinggi ( maksimum 4 m ) .

Gambar 2 Frame Scaffold


( perancah rangka )
Perancah ini merupakan module yang dapat disambung sambung hingga
berapapun tingginya . Untuk keperluan tertentu perancah ini dilengkapi
dengan outrigger sebagai penstabil , atau roda sebagai penggerak . Masing
masing komponen dilengkapi dengan kisi kisi pengaku yang dapat dilepas
lepas untuk mempermudah penyimpanan dan pengangkutan .

Internal working scaffold


( Perancah lantai kerja dalam tangki )

Perancah ini digunakan untuk menopang personil yang sedang


mengerjakan dinding disebelah dalam tangki seperti misalnya
mengelas , memotong / gouging , dan lain lain. Perancah ini
dapat dibongkar dan terdiri dari komponen penopang
( cantilever ) , kupingan pipa ( pipe lug ) yang dilaskan
kedinding tangki , dan tangkai pemasang tali pengaman ( safety
rope poles ).

Gambar 3. Internal working


Scaffold

5
Perancah gantung ( hanging scaffold )

Gambar 4. Hanging
DScaffold

Hanging scaffold ( perancah gantung ) adalah perancah pipa yang dirakit sedemikian
rupa sehingga dapat menggantung pada konstruksi penyangga jalur perpipaan
( pipe rack ) , untuk keperluan pekerjaan pemasangan / pengelasan pipa atas kepala dan
sekaligus untuk inspeksi sewaktu hydro test , dan pemasangan isolasi
atau
pengecatan. Pasangan perancah dibongkar kembali setelah seluruh pekerjaan pada
jalur pipa atas kepala tersebut selesai . Perancah gantung khusus hanya untuk personil
dengan peralatan ringan saja , peralatan berat tidak diperkenankan diletakkan pada
lantai kerja berhubung kekuatan pengikatannya sangat terbatas.

Perancah bambu ( bamboo scaffold ).


Perancah ini digunakan pada kasus kasus dimana perancah pipa atau jenis lainnya
tidak tersedia , pertimbangan ekonomis , serta penggunaan dimana serangan karat
terhadap komponen perancah yang terbuat dari pipa baja , terlalu besar seperti
misalnya pekerjaan pada dermaga minyak ditanah air , dan penggunaan untuk
pembangunan atau perbaikan rumah atau bangunan lain yang tidak tinggi . Sifat bambu
yang lentur dan liat sangat cocok untuk keperluan pembuatan sistim perancah
dibanding dengan kayu , karena disamping kayu lebih berat namun juga lebih mahal .
Hanya jenis kayu tertentu yang dapat digunakan untuk perancah seperti cemara ,
pohon kelapa , bengkirai , dan ulin. Kayu dapat berbentuk gelondongan maupun
gergajian , yang penting seratnya harus memanjang , bukan melintang .

Gambar 5. Perancah Bambu

3. KEKUATAN PERANCAH
Kekuatan perancah terletak pada : 1) kekuatan komponen strukturalnya
dan 2) pengikatan komponen tersebut 3) Ketentuan pemasangan dan
pemaduannya.

1) Komponen struktural .
Komponen struktural terdiri dari : pipa , baja struktur ( angle , T , channel
dan I beam ) , kayu , dan bambu .
Persyaratan utama dari komponen struktur adalah ringan dan kuat ( ulet ) .
Hal ini sangat penting mengingat perancah sangat erat hubungannya

7
dengan keselamatan kerja . Fungsi perancah adalah sebagai salah satu
alat bantu utama pelaksanaan pekerjaan ditempat yang tinggi disamping
alat bantu lainnya .
Komponen perancah , karena persyaratannya yang harus ringan , memiliki
keterbatasan , yakni ketebalan yang harus relatif tipis , ukuran penampang
yang harus relatif kecil , dan pengikatan yang harus kuat namun mudah
dibongkar pasang , sehingga dapat dikatakan bahwa komponen perancah
memiliki fungsi dan persyaratan fisik yang sangat berlawanan satu dengan
lainnya seperti dari ukuran yang kecil dan ringan
dengan sistim
pengikatan yang bersifat sangat sementara , dituntut fungsi yang berat
yakni membantu pelaksanaan pekerjaan dilokasi tinggi sehingga para
personil pelaksana dapat bekerja dengan tenang karena berada dalam
kondisi yang relatif aman dari kemungkinan terjatuh .
Karena persyaratan tersebut diataslah maka aspek pemeriksaan secara
teliti pada setiap komponen struktural tersebut harus dilaksanakan pada
setiap saat akan digunakan . Selanjutnya tidak kalah pentingnya langkah
langkah penyimpanan , pengawetan / perlindungan dan pemeliharaan
komponen komponen tersebut.
Dibawah ini adalah salah satu contoh untuk menyimpan komponen
perancah pipa , yakni dtumpuk diatas rak dan diletakkan didalam gedung /
gudang yang beratap agar terhindar dari hujan. Cat pada komponen pipa
tang rusak harus diperbaharui , sedangkan bagian dalam komponen
perancah pipa harus selalu dikeringkan dan dibersihkan. Kalau
memungkinkan bagian dalam komponen perancah pipa juga dicat untuk
mencegah serangan karat dari sebelah dalam . Penimpanan dan penataan
yang serampangan dan tidak memenuhi syarat menyebabkan komponen
perancah pipa cepat berkarat dan akibatkan kemungkinan besar ditolak
untuk digunakan seterusnya.

Gambar 6. Cara
menyimpan komponen
perancah pipa

8
Dibawah ini digambarkan beberapa contoh kondisi fisik komponen yang
menyebabkan penolakan untuk penggunaan selanjutnya .

Gambar 7. Komponen perancah


pipa yang ditolak

Selanjutnya , komponen tatakan kerja atau platform , baik balok kayu ,


papan pijakan , atau bambu harus disimpan secara benar dan didalam
ruangan beratap . Hal ini untuk menghindarkan komponen pijakan tersebut
tidak lapuk atau berjamur .

9
Kayu dan bambu yang ditolak dapaat dilihat dibawah ini.

RETAK MEMBUJUR

RETAK MELINTANG
JAMUR

PECAH

LAPUK

Gambar 8. Komponen perancah


kayu dan bamboo yang ditolak

GAMBAR 9. CARA MENUMPUK BALOK TATAKAN KERJA


DISUSUN SEBAGAIMANA TAMPAK DIATAS DILOKASI YANG KERING DAN BERATAP .
KAYU DISEMPROT BAHAN ANTI SERANGGA DAN ANTI JAMUR . TATAKAN PENUMPUKAN
SEBAIKNYA DILUMURI DIESEL OIL YANG SANGAT PERESAP DAN MEMBUNUH RAYAP
KERING
( BUBUK ) . DARI WAKTU KEWAKTU BALOK DIBONGKAR , DIPERIKSA DAN
DISUSUN ULANG.

10

GAMBAR 10 .CARA MENUMPUK ELEMEN KATU PERANCAH .


TEMPAT PENUMPUKAN SEBAIKNYA KERING DAN DIBAWAH ATAP . KAYU PERANCAH
DISEMPROT ANTI HAMA DAN ANTI JAMUR , SEDANGKAN KAYU TATAKAN DILUMURI
DIESEL OIL YANG SANGAT PERESAP SEHINGGA MEMBUNUH RAYAP KERING ( DARI
DALAM KAYU ) DAN SEKALIGUS MENCEGAH MASUKNYA RAYAP BASAH ( DARI
BAWAH ) . DARI WAKTU KEWAKTU KAYU DIBONGKAR , DIPERIKSA DAN DISUSUN
ULANG.

GAMBAR 11 .CARA MENUMPUK ELEMEN PERANCAH AMBU


BAMBU YANG TELAH DIPROSES UNTUK ANTI HAMA DAN JAMUR. BALOK TATAKAN
TUMPUKAN DILUMURI DIESEL OIL AGAR TIDAK DIMAKAN RAYAP KERING ATAU RAYAP
BASAH .

11

LANTAI KERJA BEBAN TERPUSAT


120 kg

20 cm

180 cm

Rb

C
90 cm

b
h

Ra

Pernampang pinus

A
Ditanyakan : 1) Berapa moment lentur maksimum kayu pinus
2) Apa penggunaan kayu pinus cukup aman
Diketahui :

1) Ukuran balok pinus 180 x 20 x 3.5 cm


2) Tegangan maksimum yang diijinknkan dari kayu pinus
( Fb = 135 kg / cm )
bx(h)
3) Koefisien kayu pinus Z =
cm
6

Perhitungan :
a) Momen lentur kayu
Reaksi pada ujung kayu : - Ra Rb + beban ( W ) = 0

Reaksi pada titik A

Ra + Rb - 120 kg

=0

Ra + Rb

= 120 kg.

: ( 120 x 90 ) ( Rb x 180 ) = 0
10800 180 Rb = 0
Rb =

10800
180

kg

12

Rb = 60 kg
I . Momen lentur maksimum dititik C , ( Mc )

Ra = 120 Rb = 60 kg
Mc = Ra x 90 = 60 x 90 = 5400 kgcm.
Momen lentur diditik A . ( MA ) = ( 120 x 90 ) ( 60 x 180 ) = 0.
II . Perhitungan kekuatam konstruksi perancah :
Mc = 5400 kgcm
20 x ( 3.5 )
Koefisien penampang ( Z )
=
x 2 = 81 , 66 cm
6
M
Kekuatan konstruksi (Z

5400
)

= 81,66

= 66,13 kg / cm

Jadi , berhubung tegangan maksimum yang dibolehkan untuk kayu


pinus ( Fb ) = 135 kg / cm , maka disimpulkan bahwa kekuatan
konstruksi perancah aman.

LANTAI KERJA BEBAN DIDUA UJUNG


300 kg

500 kg

B
0,5 m

Rb

A
3.5 m

1m
Ra

13

Ditanyakan : 1) Reaksi pada batang penopang


2) Momen lentur maksimum
3) Diagram momen lentur
Jawab :
1) Reaksi pada batang penopang :
Ra Rb + 500 + 300 = 0
Ra + Rb = 800 kg
Reaksi pada titik B :
( Ra x 3.5 ) + (500 x 4.5 ) ( 300 x 0.5 ) = 0
3.5 Ra = 2100
Ra = 600 kg
Rb = 200 kg
2) Momen lentur maksimum :
Momen dititik C :
Mc = ( Ra x 1 ) + ( Rb x 4.5 ) ( 300 x 5 )
Mc = 600 + ( 22 x 4.5 ) 1500
Mc = 0
Momen dititik D :
MD = ( 500 x 5 ) ( Ra x 4 ) ( Rb x 0.5 )
MD = 0
Momen lentur maksimum dititik A :
MA = 500 x 1 = 500 kgm
Momen lentur dititik B :

14

MB = 150 kgm
Gambar diagram momen lentur maksimum
3, 5 m

0.5 m

150kg

500kg

1m

LANTAI KERJA BEBAN MERATA

2 ( 100 cm )
( 250 cm )
q = 4 kg/cm

D
A
Ra
W =

C
X(50cm )

CB

1 ( 200 cm )

x q = 250 cm x 4 kg/cm = 1000 kg.

Ditanyakan : 1) Reaksi pada kaki kaki vertical


2) Momen lentur maksimum pada titik C.

Rb

15
Jawab : . Reaksi pada batang batang vertical :
Reaksi dititik A dan B :
-

Ra Rb + W = 0
Ra + Rb = 1000 kg

Reaksi pada titik B :


-

( Ra x 1 ) + ( W x / 2 ) = 0

200 Ra + 125 x 1000 = 0


- 200 Ra + 125 000 = 0
Ra = 625 kg
Rb = 1000 625 = 375 kg

1) Momen lentur maksimum pada titik C

W1

CB

Ra

CB

Rb

= 150 cm , q = 4 kg/cm , Rb = 375 kg

W 1 = q x CB = 4 kg / cm x 150 cm = 600 kg
MC = - ( W1 x CB /2 ) + ( Rb x

CB

MC = - ( 600 x 150 / 2 ) + ( 375 x 150 )


= 11250 kg cm.

16

W2

Diketahui :

Ra

1 = 50 cm , 2 = 50 cm , q = 4 kg /cm , Ra = 625 kg
W2 = q x ( 1 + 2 ) = 4 kg / cm x 100 cm = 400 kg
MC = - ( Ra x 2 ) + ( W2 x 1 )
= - ( 625 x 50 ) + ( 400 x 50 )
= 11250 kgcm.

LANTAI KERJA TERJEPIT CANTILEVER


40 cm

30 cm
C

30 cm
B

R
16.000 kgcm

21 .000 kgcm

r
9000 kgcm

20.000 kgcm

p
6000 kgcm

17

Ditanyakan : 1) Moment lentur masing masing beban yang ditopang


2) Moment lentur maksimum
3) Jika balok pinus berbentuk bundar dengan diameter 15
cm , berapa tegangan lentur maksimum agar balok
tersebut aman digunakan ( Fb pinus = 135 kg/cm ) .
Jawab :
1) Moment lentur masing masing beban yang ditopang :
. Moment lentur untuk beban 200 kg
Titik A , MA = 0
Titik B , MB = 200 x 30 = 6000 kgcm
Titik O , MO = 200 x 100 = 20.000 kgcm
. Moment lentur untuk beban 300 kg
Titik B , MB = 0
Titik C , MC = 300 x 30 = 9000 kgcm
Titik O , MO = 300 x 70 = 21000 kgcm
. Moment lentur untuk beban 400 kg
Titik C , MC = 0
Titik O , MO = 400 x 40 = 16000 kgcm
2) Moment lentur maksimum :
. M MAX = 20000 + 21000 + 16000 = 57000 kgcm
3) Tegangan lentur yang aman :
. Z = 0,1 x d
= 0.1 x 3375 cm
= 337.5 cm

18
Tegangan lentur maksimum ( b ) :
M max
b =

57000 kgcm
=

337,5 cm

Jadi kesimpulannya

168,8 kg / cm

lantai kerja tidak aman untuk digunakan karena

b > Fb .

LANTAI KERJA DARI BESI BULAT


200 mm

1470 mm

200 mm

mm
12 cm

Rb

120.000 kgcm
Ditanyakan : 1) Reaksi pada kaki kaki vertical
2) Moment lentur maksimum
3) Koefisien penampang

Rd

120.000 kgcm

19
4) Tegangan lentur .

1) Reaksi pada kaki kaki vertical :


-

Rb - Rd + 6000 + 6000 = 0
Rb + Rd = 12000 kg

. Reaksi pada titik A :


Rb x 20 + Rd ( 147 + 20 ) - 6000 x 187 = 0
( 12000 Rd ) x 20 + 147 Rd + 20 Rd 1.122.000 = 0
47 Rd = 882000
Rd = 6000 kg.
Rb = 12000 - 6000 = 6000 .
2) Moment lentur maksimum :
. MA = 0
MB = 6000 x 20 = 12000 kgcm
MC = 6000 ( 20 +

) 6000 x

= 12000 kgcm

MD = ( 6000 x 176 ) - ( 6000 x 147 ) = 120000 kgcm


ME = 0
3) Koefisien penampang :
Z = 1,5 x d
Z = 1,5 x ( 12 ) = 172,8 cm
M max
120000kgcm
4) Tegangan lentur = Z
=
172,8 cm

= 694,4 kg/cm

20

PEMBEBANAN PADA KOMPONEN PERANCAH


1 20 cm
80 cm

W
240 kg
Ra

Rb

Ditanyakan : 1) Reaksi yang terjadi pada kaki kaki vertical supaya


seimbang
2) Distribusi gaya pada perancah.

1) Reaksi yang terjadi pada kaki vertical :


Reaksi : - Ra - Rb + 240 = 0
Ra + Rb = 240 kg

21
Reaksi pada titik A :
- ( 240 x 1
- 240 x 20

) + Rb x

= 0

+ 80 Rb

= 0
Rb =

240 x 20
80

Rb = 60 kg
Ra = 240 60 = 180 kg.

2) Distribusi gaya pada perancah :

Pemeriksaan kekuatan
Walaupun butir butir pemeriksaan untuk kekuatan tergantung pada
jenis , bahan , dan metoda perakitan , namun pemeriksaan terhadap
kekuatan perancah tetap harus diadakan .
Hal hal yang perlu diperiksa adalah kekuatan tekuk dan guting dari
sleeper , joist dan beam ; tertekuknya colom ( buckling ) , stabilitas
kearah horisontal ( kekuatan tarik dan kompresi sambungan horisontal

22
dan kisi diagonal / diagonal braces ) untuk keseluruhan konstruksi
frame . Kekuatan kekuatan tersebut harus dicek terhadap tegangan
yang diijinkan ( allowable stress ) . Deformasi juga harus dicek .
Pemeriksaan terhadap deformasi bukan untuk aspek keselamatan
konstruksi frame , namun lebih untuk ketepatan penempatan konstruksi
beton. Biasanya deformasi tidak boleh melebihi 1/200 dari span , atau
0.3 cm .
(a) Beban vertikal .
Gunakan persamaan dibawah ini untuk pengujian beban vertikal ;
1) Sleeper , joist dan beam :
Momen tekukan
M = 1/8 l
harus
< b
1,5 Q
ii . Guntingan r = A
< s

i.

iii. Defleksi

5l
=384 E I

N
2) Tiang ( post ) : A

200

M
Tergangan lentur ( b = Z )

atau 0,3 cm.

<

(b) Beban horisontal .


Perhitungan stabilitas untuk tiang tiang yang terhubung
Q
F0 = n cos
Q
FH = n

Dimana : F0 = Gaya yang bekerja pada maing masing kisi diagonal pada
arah axial , kg .
FH = Gaya yang bekerja pada sambungan horisontal kearah
aksial , kg .
Q = Beban horisontal , kg.

23
n = jumlah sambungan diagonal atau horisontal .
= sudut kisi diagonal terhadap garis horizontal.
Hasil perhitungan nilai F0 dan FH dari masing masing komponen , harus
dicek keselamatannya terhadap gaya ( tekuk ) buckling dan tarik , setelah
itu masing masing titik instalasi dari komponen harus dicek .

2) Pengikatan Komponen
a) Tali / tambang.
Komponen perancah kayu dan bambu diikat dengan menggunakan tali .
Tali dapat berupa tali serat alami ( manila hennep , ijuk , dan lulup / kulit
kayu ) , dan tali sinteti ( nylon , polyester , poly propylene , dan poly
ethylene ) .
Tali tali tersebut memiliki sifat yang berbeda beda , seperti untuk
komponen bambu tali yang paling tepat adalah tali ijuk yang tidak
terpengaruh oleh basahnya air karena ijuk tidak menyerap air, demikian
jyga dengan bambu agak sulit menyerap air . Untuk komponen kayu
gelondongan lebih mudah diikat dengan tali manila atau sisal hennep .
Karena sifatnya yang mudah terbakar , maka penggunaan tali sintetis
sebaiknya dikurangi kecuali untuk pekerjaan yang tidak terlalu tinggi.
Untuk kekuatan , tali sintetis lebih kuat karena seratnya sapanjang tali ,
tahan terhadap air namun tidak tahan terhadap suhu panas . Sebaliknya tali
serat alami lebih lemah karena serat seratnya pendek pendek sesuai
dengan panjang daun pandan Manila atau panjang kayu yang dikuliti
lulupnya .
Jika diadakan pengurutan terhadap sifat tambang didalam kegiatan
pemuatan ( loading ) dan pemongkaran ( unloading ) , maka dapat
disimpulkan bahwa secara berturut turut ddari yang sifat terbaik hingga
sifat terburuk dapat disusun sebagai berikut :1) nylon , 2) Polyester , 3)
Polypropylene , 4) Poly ethylene , 5) Manila , 6) Sisal hennep.
Dari aspek keselamatan , tambang memiliki factor keselamatan
pembebanan diatas beban yang diangkat dan terhadap pengurangan
kapasitas akibat hal hal sebagai berikut :
1- Pengurangan kapasitas dibawah kelasnya akibat penggunaan biasa ,
keausan , serat putus , usia tua , variasi dalam ukuran dan mutu.

24
2- Beban berlebih disebabkan oleh percepatan dan inersia ( start , stop ,
mengayun , dan hentakan beban ).
3- Pertambahan tarikan tambang akibat gesekan sewaktu melalui sheave (
roda pengarah ) .
4. Ketidak akuratan perhitungan beban
5. Pengurangan kekuatan akibat tekukan didalam sheave .
6. Pengurangan kekuatan akibat kekeringan , jamur dan kelapukan. ( untu
tali serat alami ).
7. Pengurangan hebat atas kekuatan akibat simpul pada tambang ( knots )
8. Melemahnya serat akibat abrasi ( gesekan dengan permukaan kasar
atau kotor .
Untuk pengikatan elemen perancah , baik kayu maupun bambu sebaiknya
harus baru . Kalau bukan tali baru harus dapat dijamin bahwa tali masih
dalam keadaan baik melalui pemeriksaan yang teliti .
Untuk menjamin kondisi tali tetap dalam keadaan baik , tali disimpan
didalam ruangan yang kering dan dibawah atap. Tali sebaiknya jangan
dibiarkan tidak terpakai dalam waktu lama , terutama tali serat alami . Cara
penyimpanan yang baik adalah sebagai berikut :

PEG

Gambar 12. Cara


penyimpanan tali

25
1. Simpan tambang diruangan yang kering dan beratap yang cukup dingin
dan memiliki sirkulasi udara yang baik . Suhu dipertahankan sekitar 50
hingga 70 F . dan kelembaban antara 40% hingga 60% relative .
2. Jangan menyimpan tali didalam laci , dialmari atau dulantai dimana tidak
terdapat sirkulasi udara yang cukup .
3. Tambang jangan sampai terkena sinar matahari langsung , cuaca luar
serta kelembaban yang berlebihan . Kelembaban dapat menumbuhkan
jamur dan menyebabkan kelapukan pada tambang tersebut .
4. Tambang yang basah jangan dikeringkan secara paksa ( dihangatkan
atau dijemur diterik matahari ) , sebaiknya diuar / diurai dan diangin
anginkan dibawah lindungan atap .
5. Jika tambang berbau asam , segera diurai dan dianginkan.
Dibawah ini contoh dari tambang serat Manila yang biasa digunakan untuk
penarikan ( howling atau towing ) .
Sifatnya cukup
penanganannya.

elastis

umurnya

cukup

panjang

Gambar 13. Tali serat alami

dan

mudah

26
Untuk dapat mengikat komponen bamboo atau kayu diperlukan keakhlian
tali temali sehingga dapat dijamin kengikatan tidak akan melonggar dan
terlepas. Dibawah ini adalah contoh tali temali , misalnya :

Gambar 14. Jenis temali Busur

27

Gambar 15. Temali Carrick Bend ,


Catspaw dan Clove Hitch.

28

Gambar 16 . Bow Line ( tali busur )

29

Gambar 17. Berbagai Jenis Cara


pengikatan

30

Gambar 18. Berbagai jenis cara


pengikatan ( lanjutan -1 )

31

Gambar 19 . Berbagai jenis simpul

32

Gambar 20. Berbagai cara


pengikatan ( lanjutan- 2 )

33

Inspeksi
Untuk menjaga keselamatan tambang , menjamin panjangnya
usia pakai , serta kemampuan untuk menanggung beban ,
diperlukan inspeksi tambang yang sangat teliti sepanjang
tambang jengkal demi jengkal .
Kegiatan inspeksi dilaranag mengganggu puntiran ( lay ) . Cacat
yang harus diwaspadai adalah keausan dan potongan ( cutting )
disebelah luar , serta keausan internal antar pilinan , dan
kerusakan serat .
Adapun langkah langkah inspeksinya adalah sebagai berikut :
1)

Pertama tama periksa secara visual kondisi sebelah luar


terhadap keberadaan serat putus , terpotong , terluka
( nick ) , abrasi , terbakar , terbongkarnya puntiran
( unlaying ) , serta mengecilnya diameter . Setiap jenis cacat
akan mengurangi kekuatan tambang , karenanya jumlah ,
ukuran , dan keberadaan cacat , harus digunakan untuk
menentukan apakah tambang masih dapat digunakan
sebagaimana yang diharapkan .

2)

Tambang Manila yang terkena asam akan berwarna coklat


tua , sedangkan pada tambang serat syntetis , asam akan
memakan tambang atau menyebabkan tambang menjadi
amat getas .

3)

Cara memeriksa tambang adalah dengan memelintir


tambang dengan dua belah tangan yang berlawanan arah .
Jangan sampai tambang menderita takik ( notch ) . Bagian
dalam tambang harus secerah dan sebersih tambang baru .

4)

Periksa adanya pintalan yang puts , pilinan dan pintalan


yang longgar, serta keberadaan debu yang menandakan
telah terjadi pengausan internal yang hebat antar pilinan
akibat tamabang sering tertekuk tekuk sewaktu digunakan .

5)

Jika pintalan putus atau apabila terdapat minyak yang


berlebihan disebelah luar tambang , hal tersebut
menandakan tambah pernah mengalami beban yang
berlebihan.

34

Gambar 21 . Jenis Kerusakan tambang


serat alami

GAMBAR 22 . TAMPAK LUAR


PENGIKATAN ELEMEN PERANCAH
35
BAMBU DAN KAYU

TALI IJUK

BAMBU
TALI MANILA
ATAU SISAL
HENNEP ATAU
KAWAT BESI
ANIL No. 8 ATAU
No.10 BARU

36

b). Clamping & Bolting


Clamp digunakan untuk mengikat komponen perancah pipa .
Clamp dapat diikat dengan baut atau hanya dipasak . Clamp ada
yang fix ( tetap ) , atau berputar ( swivel ) tergantung keperluan .
GAMBAR 23 Jenis Clamp untuk
komponen perancah pipa tunngal.

Clamp juga harus diperiksa sebelum digunakan terutama yang


menggunakan baut , ulir baut harus baik , baut tidak bengkok atau retak
atau berkarat . Jika kondisi baut meragukan sebaiknya clamp jangan
digunakan lagi ( diperbaiki atau diapkir ) .
Clamp sejenis disimpan didalam karung . Untuk clamp berbaut , sebelum
dimasukkan karung setiap ulirmua dilumuri campuran gemuk ( grease )
dengan grafit . Karung karung tersebut disimpan diatas tatakan dan
diruangan yang kering dan dibawah atap untuk menghindarkan dari
kehujanan .
Walaupun sepintas lintas pekerjaan pemasangan scaffold tampak mudah ,
namun sebenarnya dilaksanakan secara berhati hati agar pasangan tepat
dan kuat serta kekar / stiff . Hal ini penting mengingat jika pasangan
bergoyang goyang ( tidak stabil ) , dapat dibayangkan betapa paniknya
personil yang sedang bekerja dengan menggunakan scaffold yang goyah
tadi sebagai pegangan dan tumpuan .

37

GAMBAR 24. CARA PENGIKATAN KOMPONEN


PERANCAH PIPA DENGAN CLAMP YANG DIPASAK

Berikut ini adalah berbagai bentuk clamp yang menggunakan


baut untuk pengikatan perancah ukuran kecil untuk pekerjaan
yang tidak terlalu tinggi dan untuk pembuatan rak penyimpanan
barang . Baut sifatnya hanya menekan pipa sehingga sewaktu
waktu dapat melonggar dan pipa dapat terlepas , oleh karena itu
pengikatan baut clamp ini perlu diperiksa dari waktu kewaktu .

38

GAMBAR 25 . BERBAGAI JENIS


CLAMP UNTUK PERANCAH DAN
RAK PIPA

39

3)

Ketentuan
perancah.

pemasangan

dan

pemaduan

Jika merencanakan pemasangan scaffold , perlu seleksi jenis maupun


ukuran yang paling tepat untuk maksud penggunaan dan lingkungan
kerjnya . Hal ini untuk menjamin bahwa scaffold yang akan dipasang akan
kuat menahan beban personil dan barang serta kekar dan stabil .
Perhitungan beban barang yang terberat yang akan ditanggung oleh papan
pijak diatas pasangan scaffold juga harus dilaksanakan agar tidak terjadi
kecelakaan akibat gagalnya papan pijakan .
Pasangan scaffold harus terlebih dahulu digambar , yang menjelaskan
perletakannya ( lay out ) , ukuran pasangan ( assembly ) , material
komponen yang digunakan , posisi kisi kisi diagobnal , jenis dan posisi
angker , serta erlu tidaknya penggunaan sepatu atau roda pada tiang
tiangnya ( post ) .
Elemen perancah dari bamboo harus menghindarkan kewberadaan mata
kayu yang memperlemah integritasnya . Disamping itu juga cacat cacat
kayu lain sebagaimana telah digambarkan diatas.
Diameter kayu gelondongan
paling kecil harus sebesar 10.5 cm .
Komponen pipa harus sesuai dengan standard JIS A B951 atau pipa yang
memiliki kekuatan tarik paling sedikit 38 kg/cm dengan ketebalan 1/24 atau
lebih dari diameter luar.
Kelenkapan Bantu untuk berbagai jenis scaffold adalah sebagai berikut :

TABEL - 1
KEGUNAAN

KELENGKAPAN BANTU

PERANCAH BERANGKA
( FRAMED SCAFFOLD )

STANDARD RANGKA , KISI SILANG DIAGONAL , LEDGE, KENAGKA,


LEDGE DENGAN PAPAN PIJAKAN , KERANGKA BRAKET , SEPATU
DONGKRAK , SAMBUNGAN TIANG DAN TUAS PENGUNCI.

PERANCAH PIPA TUNGGAL

SAMBUNGAN PIPA TUNGGAL , CLAMP , SEPATU TIPR TETAP ( FIX )

PERANCAH PELAT LEDGE


SATU SISI

PELAT LEDGE DAN METAL PENYANGGA.

PERANCAH BERGERAK

KERANGKA STANDARD DAN CASTER

[ERANCAH GANTUNG

KERANGKA GANTUNG DAN RANTAI GANTUNG

LAIN LAIN

JANGKAR METAL DAN PIJAKAN PLYWOOD.

40

Papan Pijakan
Beban maksimum untuk pijakan diatas perancah harus
ditentukan berdasarkan pasangan perancah dan bahan
pembuatnya dan harus diinformasikan kepihak pengguna .
Perancah tiang ( post scaffold ) hatrus dilengkapi dengan papan
pijakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1)

Lebar papan = 40 cm atau lebih . dengan celah tidak


lebih dari 3 cm antar papan pijakan .

2)

Papan harus dipasang atas 2 atau lebih penyangga


untuk menghindarkan papan tidak seimbang dan jatuh.

3)

Pegangan tangan yang kaku ( rigid ) harus paling rendah


90 cm sepanjang sisi luar papan pijakan .

4)

Untuk pijakan terbuat dari kayu ( papan ) , beban


maksimum yang tidak melebihi tegangan tekuk yang
diijinkan , harus ditentukan .

TABEL 2
Dibawah ini adalah beban perancah yang aman
( dalam kg )
JENIS

TEBAL LEBAR
cm
cm

cm
Perancah
plywood

2..5

2.8

Perancah
kayu

90 cm

PANJANG
120 cm 150 cm 180cm

30

226

169

133

110

40

302

225

178

146

24

228

169

134

110

30

285

212

168

138

40

380

282

224

184

24

104

77

61

50

130

97

76

63

171

128

101

84

215

160

127

105

257

191

152

126

321

240

191

158

2.4
30
3.0

24
30

3.6

24
30

41

Catatan :
1) Nilai nilai diatas adalah beban terkonsentrasi yang dapat diterapkan
ditengah tengah panjang papan.
2) Nilai nilai meperhitungkan berat papan ( yakni 450 kg/cm untuk
perancah kayu , dan 750 kc/cm untuk perancah plywood ) .
3) Nilai didaftar tsb. Diatas berlaku untuk papan kering
4) Untuk papan kayu , ukuran efektif adalah ukuran gergajian ( panjang
maupun lebar ) dikurangi 0.3 cm.

Konstruksi Standard Perancah


a) Perancah kayu tiang bulat
1)

Kaki Perancah

Kaki perancah harus dilindungi agar tidak bergeser atau terbenam dengan
cara memendamnya kedalam tanah atau dipasang diatas tatakan beton
atau diatas pelat tatakan besi .

2)

Tiang Perancah

Tiang perancah terbuat dari kayu gelondongan diameter 10.5 cm dalam


kondisi baik ( tidak lapuk , tidak retak , tidak terlalu bengkok , dan bebas
dari keberadaan mata kayu ( bark ) . Untuk perancah tiang tegak ,
gelondongan yang berdiameter kurang dari 4.5 cm dan panjang kurang
dari 6 cm tidak termasuk dalam komponen perancah .

3)

Tali / tambang pengikat

Komponen yang tegak , ledges dan putlog diikat pada bagian


sambungannya menggunakan tali ijuk , manila , sisal , atau kawat besi anil
ukuran No.8 atau No.10 yang baru . Tali dan kawat bekas tidak boleh
digunakan . Tali serat sintetis karena terlalu mulur sebaiknya tidak
digunakan karena akan melonggar .

4) Komponen perancah tegak


(a) Jarak antara tiang perancah tegak sekitar 2.5 m atau kurang , namun
biasanya sejarak 1.8 m atau kurang kearah girder dan 1.5 m atau
kurang kearah batang ( beam ) .

GAMBAR 26. KONSTRUKSI PERANCAH


TIANG GELONDONGAN BULAT

PUTLOG

LEDGE

TIANG TEGAK ( SCAFFOLD UPRIGHT )

42

240 cm

160 cm

KISI DIAGONAL ( BRACE )

LEDGE LANTAI ( FLOOR LEDGE )


150 cm

150 cm

43

(b) Tiang tegak yang berdekatan tidak boleh dihubungkan pada ketinggian
yang sama.

5. Ledge
(a)

Jarak antar ledge paling sedikit harus 1.5 m dan paling panjang 1.6
m . Ledge pertama harus dipasang paa ketinggian tidak lebih dari 3m
dari tanah .

(b) Ledge harus menjembatani 3 atau lebih tiang perancah tegak .


(c)

Ledge harus dihubungkan dengan tiang perancah tegak.

6. Futlog
(a)

Futlog harus dipasang sejarak 1.5 m atau kurang diposisi tiang tegak

(b) Futlog harus dipasang pada ledge


ledge dan diikat erat .

6.

, kira kira 10cm menonjol daro

Kisi kisi diagonal ( diagonal brace ) .


Kisi kisi harus dipasang sebelah luar konstruksi perancah , dan
dipasang sejarak 14 m secara horizon , dengan membentuk sudut 45
sehingga menyilang setiap tiang penyangga. Jika dipandang perlu ,
kisi kisi diagonal dipasang diantara tinag penyangga , atu kisi kisi
diagonal pada ledge datar .

7.

Jangkar

(a)

Jangkar harus dipasang masing masing sejarak 5.5 m secara vertical ,


dan sejarak 7.5m atau kurang secara horizontal . Jangkar pertama
tidak lebih tinggi dari 5.5m dari tanah .

(b) Jangkar harus dipasang pada tiang perancah tegak didekat titik silang
dengan ledge .
(c)

Jika jangkar tidak dapat dipasang , maka sebagai penggantinya


dipasang shore dengan jarak sebagaimana jangkar dipasang .

8.

Cara penyambungan komponen tiang perancah tegak dapat secara


overlay ( bertumpu ) atau butt ( temu ) sebagai berikut . Jarak overlay
sekitar 1 m , sedangkan sambungan butt dipasang penguat ( splint )
sepanjang 1.8 m .

GAMBAR 27. CARA


MENYAMBUNG KOMPONEN
PERANCAH KAYU
GELONDONGAN

b) Perancah pipa baja .

PENGUAT
( SPLINT )

BUTT ( TEMU )

1.8 m

OVERLAY ( BERTUMPU )

1m

44

45

1.

Kaki perancah pipa


Kaki perancah harus diupayakan jangan sampai bergeser /
meleset atau terbenan dengan cara sebagai berikut :
Padatkan tanah dibawah perancah dengan menambah
kerikil atau beton .

(b)

Tempatkan pelat tatakan ketanah.

(c)

Pasang kaki pada [e;at tatakan dan asang ledge lantai

(d)

Jika pelat tatakan tidak dapat dijamin kestabilannya maka


perlu dipasang ledge lantai .

(e)

Pasang jangkar pada tiang perancah tegak paling tinggi 5


m dari tanah .

Maks. 5 m dari tanah

(a)

DINDING BANGUNAN
JANGKAR

LEDGE LANTAI

KAKI PERANCAH
TEGAK

TATAKAN PELAT

46

GAMBAR 28 . PEMASANGAN JANGKAR.

c) Perancah pipa tunggal

1.6 m

Perncah pipa tunggal terdiri dari tiang perancah tegak ( scaffolding


upsight ) , ledges , putlogs , kisi diagonal ( diagonal braces ) , clamp ,
sambungan pipa tunggal , tatakan pelat tipe tetap ( fix ) , dan jangkar .
Struktur dan ukurannya adalaha sebagai berikut :
GAMBAR 29. KONSTRUKSI PERANCAH PIPA TUNGGAL

5m

20 m

10 m

JANGKAR

GIRDER
TERENDAH
Max. 2m
1.4 1.5 m

5m
DINDING

14 m

0.5 1.5 m

0.5 1.5 m

PAPAN PIJAKAN

1.

Material
Pipa baja untuk tiang perancah tegak , ledge , putlog dan kisi diagonal
harus pipa kelas 3 ( STK 51 ) dipsesifikasikan oleh JIS G 3444 ,
diameter 48.6 mm , tebal 2.5 mm serta diberi lapisan tahan karat
( galvanis ) .

47

2.

Konstruksi perancah

(a)

Jarak antara tiang perancah tegak harus 1.85 m atau kurang kearah
girder dan 1.5 m atau kurang kearah beam ( lihat sketsa diatas ) .

(b) Harus dipasang pelat tatakan tipe fix ( tetap ) diujung bawah tiang
perancah tegak ( kaki ).
(c)

Walapun telah ditentukan ketinggian sepasang pipa perancah 31 m ,


namun apabila pada konstruksi perancah terdapat girder dengan
papan pijakan , maka ketinggian konstruksi perancah ditentukan 20m.

(d) Dua buah tiang perancah tegak yang saling berdekatan tidak boleh
diikat pada ketinggian yang sama .
(e)

Beban pada setiap tiang perancah tegak harus kurang dari 200 kg.

SALAH

3.

BENAR

Ledge

(a)

Jarak standard antara dua buah ledge sekitar 1.6 m . Ledge pertama
harus terpasang 2m dari tanah .

4.

Putlog

(a)

Pemasangan putlog harus dipersilangan antara tiang perancah tegak


dengan ledge , dan diikatkan pada ledge pada posisi antara .

(b) Jarak antar putlog 1 m .Pemasangan putlog harus menonjol sekitar 5


cm diatas ledge atau tiang perancah tegak .

48

5.

Kisi kisi diagonal ( brace )

(a)

Diagonal brace kearah girder harus dipasang disebelah luar


konstruksi perancah dan berjarak satu dengan lainnya sekitar 16.5m
horizontal dan 15 m vertical secara diagonal. Brace harus terpasang
berdekatan dengan titik silang antara tiang perancah tegak dengan
ledge sehingga brace selalu bersilangan dengan tiang perancah
tegak.

(b) Diagonal brace antara dua beam harus dipasang disetiap tahap didua
sisi konstruksi perancah .
(c)

Brace diagonal horizontal harus dipasang disetiap tingkatan ( level )


antara dua buah jangkar sehingga membentuk truss horizontal .
DINDING

TIANG PERANCAH TEGAK

JANGKAR

PUTLOG

BRACE
LEDGE

CLAMP

LEDGE TANPA PAPAN PIJAKAN ( TAMPAK DARI ATAS )

LEDGE DENGAN PAPAN PIJAKAN ( TAMPAK DARI ATAS )

GAMABR 30. LEDGE


( KERANGKA PIJAK )

49

6. Jangkar
(a) Jangkar harus dipasang dengan jarak masing masing 5 m atau kurang
secara vertical dan 5.5 m atau kurang secara horizontal. Jangkar
pertama tidak boleh lebih tinggi dari 5 m dari permukaan tanah .
(b) Jangkar harus dipasang dekat titik persilangan antara tiang perancah
tegak dengan ledge dan harus diikat eratdengan dinding bangunan .
(c)

Jika jangkar tidak dapat dipasang , maka sebagai pengganti dipasang


shore sejarak jangkar .

7.

Sambungan antar komponen


Sambungan antara tiang perancah tegak , ledge , penyangga
( support ) atau putlog , dan kisi kisi diagonal ( diagonal braces ) ,
harus sangar erat dengan menggunakan clamp atau single tube joint.

8.

Beban
Beban antara tiang perancah tegak paling berat 400 kg . Beban tidak
boleh diterapkan terus menerus pada span antar tiang . Beban
maksimum yang dibolehkan pada setiap tiang perancah tegak adalah
700 kg.

9.

Penguat pintu masuk


Apabila diperlukan fasilitas untuk pintu masuk pada konstruksi
perancah , maka bukaan yang dibuat harus diberi penguat horizontal ,
sedangkan kedua tiang perancah sebagai sisi sisinya diperkuat
dengan tiang penguat

GAMBAR 31. GAPURA


MASUK PERANCAH

MASUK

50

d) Perancah bingkai ( framed scaffold )


Perancah bingkai terdiri dari perancah tegak ( scaffolding upright ) , kisi
diagonal ( cross diagonal brace ) , kerangka ledge ( ledge frame with
floor ) , sambungan tiang kaki ( leg post joint ) , pelat dasar tipe dongkrak
( jack type base metal ) , dan jangkar ( anchorage ) . Konstruksi perancah
bingkai adalah sebagai berikut :
HAND RAIL

FRAME STANDARD

A 0C
W
2
c4
0
m
2

DIAGONAL BRACE

A 0Ck
W
2
g
c4
0
m
2

A 0Ck
W
2
g
c4
0
m
2

A 0Ck
W
2
g
c4
0
m
2

A 0Ck
W
2
g
c4
0
m
2

A 0Ck
W
2

g
c4
m0
k
g

JANGKAR

PELAT DASAR
TIPE DONGKRAK
LEDGE FRAME
DENGAN PAPAN
PIJAKAN.

GAMBAR 32. PERANCAH BINGKAI

51

1)

Perancah tegak ( frame upright / frame standard )

(a)

Kaki kaki perancah tegak harus dilengkapi dengan pelat dasar tipe
dongkrak .

(b) Perancah tegak harus dipasang dengan jarak paling jauh 1.85 m
(c)

Ketinggian masing masing komponen perancah tegak paling tinggi


2 m.

2)

Kisi kisi diagonal ( cross diagonal braces )


Kisi kisi diagonal harus dipasang dikedua sisi peranacah tegak kearah
girder.

3)

Ledge frame dan ledge frame dengan papan pijakan

(a)

Ledge frame dengan papan pijakan sebaiknya dipasang disetiap


puncak frame upright dan sepanjang span .

(b) Apabila ledge frame dengan papan pijakan dipasang , maka clampnya
harus dikunci .

4)

Jangkar

(a)

Jangkar harus dipasang sejarak paling jauh 9 m. secara vertical , dan


8 m secara horizontal.

(b) Jangkar harus dipasang dekat titik silang antara kaki frame upright
dengan ledge dan harus diikat erat dengan dinding bangunan atau
konstruksi lain.

5)

Tinggi konstruksi perancah


Ketinggian scaffold tergantung pada hubungan antara gaya yang
dikenakan pada scaffold seperti misalnya beban yang harus
ditanggung scaffold dan berat scaffold itu sendiri , dan gaya dukung
dari frame upwight . Apabila beban diasumsikan 1000 kg pada setiap
frame upright , dan 700 kg per frame uprignt sederhana , sedangkan
gaya dukung dari frame upright terkurangi oleh daya dongkrak pelat
dasar , maka sebaiknya ketinggian konstruksi scaffold dibatasi
setinggi 45 m saja .

6)

Penguatan bingkai beam .

52
Pada pintu masuk struktur perancah dipasang horizontal diagonal
brace untuk mencegah gerakan kesamping beamframe , atau bracket
frame yang biasa digunakan untuk memasang board platform antara
scaffold dengan bangunan.

PAPAN PELINDUNG
DARI BARANG
JATUH

BEAM FRAME
ANGLE BRACE

PELAT DASAR YANG


DAPAT DISTEL

GAMBAR 33. PINTU GAPURA MASUK PERANCAH

e) Perancah standard tunggal pelat ledge


Perancah standard pelat ledge tunggal ( Ledge plate single standard
scaffold ) terdiri dari scaffold upright ( perancah tegak ) , pelat ledge ,
putlog , angle brace metal , pelat dasar dan jangkar .

1)

Perancah tegak ( scaffold upright )

(a) Perancah tegak harus menggunakan tube baja khusus untuk


scaffold ( STK 51 , OD 48.6 mm , tebal 2.5 mm ).
(b) Perancah tegak harus dipasang sejarak masing masing
maksimum 1.85 m.

53

(c) Pelat dasar tipe tetap ( fix ) digunakan sebagai sepatu kaki
kaki scaffold .
2)

Putlog dan angle braces


Pelat ledge harus dipasang pada perancah tegak sejarak masing
masing maksimum 1.85 m secara vertical , namun ledge pertama
harus dipasang paling tinggi 2 m dari permukaan tanah.

3)

Jangkar
Jangkar harus dipasang sejarak masing masing 3.6 m maksimum ,
baik secara vertical maupun horisontal.

4)

Ketinggian scaffold
Ketinggian scaffold harus kurang dari 5 steep ( 9 m ) .

5)

Beban : Beban setiap span harus kurang dari 150 kg secara merata.
Beban tidak boleh dikenakan pada dua atau lebih steep dalam waktu
yang bersamaan.

54

f ) Perancah standard tunggal kuda kuda


Perancah standard tunggal kuda kuda ( bracket ) terdiri dari perancah
tegak , ledge , kisi kisi diagonal panjang ( diagonal brace ) , kuda kuda
( bracket frame ) , pelat dasar tipe tetap dan jangkar .

1)

Perancah Tegak

(a)

Pelat dasar tetap harus dipasang disetiap kaki scaffold .

(b) Tiang perancah tegak harus dipasang masing masing sejarak paling
panjang 1.8 m .
(c)

Tiang jang berdekatan tidak boleh diikat pada ketinggian yang sama .

55

2)

Ledge
Ledge harus dipasang sejarak paling jauh 1.6 m antara satu dengan
lainnya , dan ledge pertama harus dipasang paling tinggi 2 m dari
permukaan tanah .

3)

Kisi kisi diagonal


Kisi kisi diagonal panjang harus dipasang dengan kemiringan 45 dari
garis datar , dan harus melalui didekat titik silang antara perancah
tegak dengan ledge.

4)

Kuda kuda ( bracket )


Kuda kuda harus dipasang dengan erat didekat titik silang antara
perancah tegak dengan ledge .

5)

Papan pijakan

(a)

Papan selebar 24 cm atau lebih harus menghubungkan dua atau tiga


buah kuda kuda dan harus diikat dengan erat pada kuda kuda tersebut

(b) Ujung papan pijakan harus menonjol 10 cm dari ujung scaffold.

6)

Jangkar

(a)

Jangkar harus dipasang masing masing sejarak paling jauh 3.6 m


secara vertokal maupun horizontal .Jangkar harus dipasang didekat
titik silang antara perancah tegak dengan ledge tegak lurus dengan
sisi papan pijakan.

(b) Jangkar harus dipasang pada dua sisi dan puncak scaffold .

TABEL - 3
JENIS SCAFFOLD
. SCAFFOLDING TONGGAK
. SCAFFOLDING PIPA
TUNGGAL
- SCAFFOLDING
BERBINGKAI ( FRAMED )
- SCAFFOLDING STANDARD
TUNGGAL KUDA KUDA
- SCAFFOLDING STANDARD
TUNGGAL LEDGE

ARAH VERTIKAL

ARAH HORISONTAL

MAKSIMUM 5. 5 m
MAKSIMUM 5 m

MAKSIMUM 7.5 m
MAKSIMUM 5.5 m

MAKSIMUM 9 m

MAKSIMUM 8 m

MAKSIMUM 3.6 m

MAKSIMUM 3.6 m

MAKSIMUM 3.6 m

MAKSIMUM 3.6 m

56
2

A0C
W
2
4
c
20
Am
0C
W
2
k
4
c
2g
0
Am
0C
W
2
k
4
c
2g
0
C
Am
0W
2
k
4
c
2g
0
C
Am
0W
2
k
4
c
2g
0
Am
B
0C
W
2
k
4
cg
0
m
JARAK ANTAR JANGKAR JIKA TERAPAT PELINDUNG k
g

< 10 m

Minimum
20

4
c0
2
Am
0C
W
2
k
4
c
2g
0
Am
0C
W
2
k
4
cg
0
m
k
g

JARAK ANTAR JANGKAR JIKA TERPASANG PERANCAH


TAMBAHAN

PERANCAH TAMBAHAN

A0C
W
2

57

TABEL 4 KLASIFIKASI PERANCAH DIDASARKAN ATAS


KONSTRUKSI DAN PENGGUNAANNYA.
KONSTRUKSI
ATAU
PENGGUNAAN

PERANCAH TIANG / TONGGAK


PERANCAH
PERANCAH
PERANCAH
STANDARD
STANDARD
RAK ( SHELF )

PERANCAH
GANTUNG

PERANCAH
MEKANIK

58

LAIN LAIN

Anda mungkin juga menyukai