PERANCAH ( SCAFFOLD )
1. UMUM
Perancah adalah konstruksi sementara , yang terbuat dari pipa , baja
struktur ( kisi baja ) , bambu , dan kayu , yang dimaksudkan untuk pijakan
bagi personil yang bekerja diketinggian , guna memperkecil atau mencegah
terjatuhnya personil dari ketinggian sewaktu bekerja .
Perancah dilengkapi dengan pagar pengaman ( safety railing ) , dan papan
pijakan yang cukup kokoh dan lebar untuk memungkinkan personil bekerja
dengan relatif bebas terutama apabila personil harus memegang atau
menenteng peralatan yang cukup berat dan memakan tempat .
Pembuatan perancah harus memperhatikan hal hal berikut ini agar dapat
dijamin keamanan dan kekuatannya , seperti :
1) Kekuatan melalui pengikatan atau clamping yang kokoh.
2) kekakuan ( rigidity )
3) jangkar atau titik ikat perancah dengan dinding peralatan atau
bangunan dimana perancah tersebut terpasang untuk mencegah
agar tidak tumbang .
4) keseimbangan
Sebelum dipasang setiap komponen perancah harus diperiksa satu demi
satu untuk menentukan kelayakan penggunaannya didasarkan pada
kondisi visual seperti retak , gepeng , berkarat berat , dan bengkok pada
perancah pipa , papan pijakan kayu yang lapuk atau retak retak , clamp
yang ulir baut pengikatnya telah aus ( dol ) , dan lain lain .
Konstruksi perancah untuk bangunan tinggi dan lebar memerlukan sistim
penguat , pengaku , pengaman dan penyeimbang seperti : diagonal brace ,
upright frame , adjustable base plate , ledge frame untuk papan pijakan ,
anchor , clamp yang dapat dikunci mati ( locked ) , hand rail , putlog , fixed
ladder , dan angle brace .
Untuk daerah daerah yang udaranya sangat corrosive sebaiknya
dihindarkan penggunaan perancah pipa baja , kecuali apabila komponen
perancah tersebut dilapisi galvanize , bukan dicat , karena cat dapat
terkupas akibat penanganan yang kasar. Bagian perancah yang catnya
terkupas mudah terserang karat . Oleh sebab itu , jika kondisi kerja
memungkinkan , sebaiknya dipasang perancah bambu , seperti pekerjaan
pengecatan tiang tiang pancang , atau perpipaan dan support pada jetty
( dermaga minyak bumi ) yang sangat dekat dengan deburan ombak laut.
Perancah lantai kerja biasanya terdiri dari komponen baja struktur yang
diikat baut . Jenis perancah ini hanya untuk pekerjaan yang tidak terlalu
tinggi ( maksimum 4 m ) .
5
Perancah gantung ( hanging scaffold )
Gambar 4. Hanging
DScaffold
Hanging scaffold ( perancah gantung ) adalah perancah pipa yang dirakit sedemikian
rupa sehingga dapat menggantung pada konstruksi penyangga jalur perpipaan
( pipe rack ) , untuk keperluan pekerjaan pemasangan / pengelasan pipa atas kepala dan
sekaligus untuk inspeksi sewaktu hydro test , dan pemasangan isolasi
atau
pengecatan. Pasangan perancah dibongkar kembali setelah seluruh pekerjaan pada
jalur pipa atas kepala tersebut selesai . Perancah gantung khusus hanya untuk personil
dengan peralatan ringan saja , peralatan berat tidak diperkenankan diletakkan pada
lantai kerja berhubung kekuatan pengikatannya sangat terbatas.
3. KEKUATAN PERANCAH
Kekuatan perancah terletak pada : 1) kekuatan komponen strukturalnya
dan 2) pengikatan komponen tersebut 3) Ketentuan pemasangan dan
pemaduannya.
1) Komponen struktural .
Komponen struktural terdiri dari : pipa , baja struktur ( angle , T , channel
dan I beam ) , kayu , dan bambu .
Persyaratan utama dari komponen struktur adalah ringan dan kuat ( ulet ) .
Hal ini sangat penting mengingat perancah sangat erat hubungannya
7
dengan keselamatan kerja . Fungsi perancah adalah sebagai salah satu
alat bantu utama pelaksanaan pekerjaan ditempat yang tinggi disamping
alat bantu lainnya .
Komponen perancah , karena persyaratannya yang harus ringan , memiliki
keterbatasan , yakni ketebalan yang harus relatif tipis , ukuran penampang
yang harus relatif kecil , dan pengikatan yang harus kuat namun mudah
dibongkar pasang , sehingga dapat dikatakan bahwa komponen perancah
memiliki fungsi dan persyaratan fisik yang sangat berlawanan satu dengan
lainnya seperti dari ukuran yang kecil dan ringan
dengan sistim
pengikatan yang bersifat sangat sementara , dituntut fungsi yang berat
yakni membantu pelaksanaan pekerjaan dilokasi tinggi sehingga para
personil pelaksana dapat bekerja dengan tenang karena berada dalam
kondisi yang relatif aman dari kemungkinan terjatuh .
Karena persyaratan tersebut diataslah maka aspek pemeriksaan secara
teliti pada setiap komponen struktural tersebut harus dilaksanakan pada
setiap saat akan digunakan . Selanjutnya tidak kalah pentingnya langkah
langkah penyimpanan , pengawetan / perlindungan dan pemeliharaan
komponen komponen tersebut.
Dibawah ini adalah salah satu contoh untuk menyimpan komponen
perancah pipa , yakni dtumpuk diatas rak dan diletakkan didalam gedung /
gudang yang beratap agar terhindar dari hujan. Cat pada komponen pipa
tang rusak harus diperbaharui , sedangkan bagian dalam komponen
perancah pipa harus selalu dikeringkan dan dibersihkan. Kalau
memungkinkan bagian dalam komponen perancah pipa juga dicat untuk
mencegah serangan karat dari sebelah dalam . Penimpanan dan penataan
yang serampangan dan tidak memenuhi syarat menyebabkan komponen
perancah pipa cepat berkarat dan akibatkan kemungkinan besar ditolak
untuk digunakan seterusnya.
Gambar 6. Cara
menyimpan komponen
perancah pipa
8
Dibawah ini digambarkan beberapa contoh kondisi fisik komponen yang
menyebabkan penolakan untuk penggunaan selanjutnya .
9
Kayu dan bambu yang ditolak dapaat dilihat dibawah ini.
RETAK MEMBUJUR
RETAK MELINTANG
JAMUR
PECAH
LAPUK
10
11
20 cm
180 cm
Rb
C
90 cm
b
h
Ra
Pernampang pinus
A
Ditanyakan : 1) Berapa moment lentur maksimum kayu pinus
2) Apa penggunaan kayu pinus cukup aman
Diketahui :
Perhitungan :
a) Momen lentur kayu
Reaksi pada ujung kayu : - Ra Rb + beban ( W ) = 0
Ra + Rb - 120 kg
=0
Ra + Rb
= 120 kg.
: ( 120 x 90 ) ( Rb x 180 ) = 0
10800 180 Rb = 0
Rb =
10800
180
kg
12
Rb = 60 kg
I . Momen lentur maksimum dititik C , ( Mc )
Ra = 120 Rb = 60 kg
Mc = Ra x 90 = 60 x 90 = 5400 kgcm.
Momen lentur diditik A . ( MA ) = ( 120 x 90 ) ( 60 x 180 ) = 0.
II . Perhitungan kekuatam konstruksi perancah :
Mc = 5400 kgcm
20 x ( 3.5 )
Koefisien penampang ( Z )
=
x 2 = 81 , 66 cm
6
M
Kekuatan konstruksi (Z
5400
)
= 81,66
= 66,13 kg / cm
500 kg
B
0,5 m
Rb
A
3.5 m
1m
Ra
13
14
MB = 150 kgm
Gambar diagram momen lentur maksimum
3, 5 m
0.5 m
150kg
500kg
1m
2 ( 100 cm )
( 250 cm )
q = 4 kg/cm
D
A
Ra
W =
C
X(50cm )
CB
1 ( 200 cm )
Rb
15
Jawab : . Reaksi pada batang batang vertical :
Reaksi dititik A dan B :
-
Ra Rb + W = 0
Ra + Rb = 1000 kg
( Ra x 1 ) + ( W x / 2 ) = 0
W1
CB
Ra
CB
Rb
W 1 = q x CB = 4 kg / cm x 150 cm = 600 kg
MC = - ( W1 x CB /2 ) + ( Rb x
CB
16
W2
Diketahui :
Ra
1 = 50 cm , 2 = 50 cm , q = 4 kg /cm , Ra = 625 kg
W2 = q x ( 1 + 2 ) = 4 kg / cm x 100 cm = 400 kg
MC = - ( Ra x 2 ) + ( W2 x 1 )
= - ( 625 x 50 ) + ( 400 x 50 )
= 11250 kgcm.
30 cm
C
30 cm
B
R
16.000 kgcm
21 .000 kgcm
r
9000 kgcm
20.000 kgcm
p
6000 kgcm
17
18
Tegangan lentur maksimum ( b ) :
M max
b =
57000 kgcm
=
337,5 cm
Jadi kesimpulannya
168,8 kg / cm
b > Fb .
1470 mm
200 mm
mm
12 cm
Rb
120.000 kgcm
Ditanyakan : 1) Reaksi pada kaki kaki vertical
2) Moment lentur maksimum
3) Koefisien penampang
Rd
120.000 kgcm
19
4) Tegangan lentur .
Rb - Rd + 6000 + 6000 = 0
Rb + Rd = 12000 kg
) 6000 x
= 12000 kgcm
= 694,4 kg/cm
20
W
240 kg
Ra
Rb
21
Reaksi pada titik A :
- ( 240 x 1
- 240 x 20
) + Rb x
= 0
+ 80 Rb
= 0
Rb =
240 x 20
80
Rb = 60 kg
Ra = 240 60 = 180 kg.
Pemeriksaan kekuatan
Walaupun butir butir pemeriksaan untuk kekuatan tergantung pada
jenis , bahan , dan metoda perakitan , namun pemeriksaan terhadap
kekuatan perancah tetap harus diadakan .
Hal hal yang perlu diperiksa adalah kekuatan tekuk dan guting dari
sleeper , joist dan beam ; tertekuknya colom ( buckling ) , stabilitas
kearah horisontal ( kekuatan tarik dan kompresi sambungan horisontal
22
dan kisi diagonal / diagonal braces ) untuk keseluruhan konstruksi
frame . Kekuatan kekuatan tersebut harus dicek terhadap tegangan
yang diijinkan ( allowable stress ) . Deformasi juga harus dicek .
Pemeriksaan terhadap deformasi bukan untuk aspek keselamatan
konstruksi frame , namun lebih untuk ketepatan penempatan konstruksi
beton. Biasanya deformasi tidak boleh melebihi 1/200 dari span , atau
0.3 cm .
(a) Beban vertikal .
Gunakan persamaan dibawah ini untuk pengujian beban vertikal ;
1) Sleeper , joist dan beam :
Momen tekukan
M = 1/8 l
harus
< b
1,5 Q
ii . Guntingan r = A
< s
i.
iii. Defleksi
5l
=384 E I
N
2) Tiang ( post ) : A
200
M
Tergangan lentur ( b = Z )
<
Dimana : F0 = Gaya yang bekerja pada maing masing kisi diagonal pada
arah axial , kg .
FH = Gaya yang bekerja pada sambungan horisontal kearah
aksial , kg .
Q = Beban horisontal , kg.
23
n = jumlah sambungan diagonal atau horisontal .
= sudut kisi diagonal terhadap garis horizontal.
Hasil perhitungan nilai F0 dan FH dari masing masing komponen , harus
dicek keselamatannya terhadap gaya ( tekuk ) buckling dan tarik , setelah
itu masing masing titik instalasi dari komponen harus dicek .
2) Pengikatan Komponen
a) Tali / tambang.
Komponen perancah kayu dan bambu diikat dengan menggunakan tali .
Tali dapat berupa tali serat alami ( manila hennep , ijuk , dan lulup / kulit
kayu ) , dan tali sinteti ( nylon , polyester , poly propylene , dan poly
ethylene ) .
Tali tali tersebut memiliki sifat yang berbeda beda , seperti untuk
komponen bambu tali yang paling tepat adalah tali ijuk yang tidak
terpengaruh oleh basahnya air karena ijuk tidak menyerap air, demikian
jyga dengan bambu agak sulit menyerap air . Untuk komponen kayu
gelondongan lebih mudah diikat dengan tali manila atau sisal hennep .
Karena sifatnya yang mudah terbakar , maka penggunaan tali sintetis
sebaiknya dikurangi kecuali untuk pekerjaan yang tidak terlalu tinggi.
Untuk kekuatan , tali sintetis lebih kuat karena seratnya sapanjang tali ,
tahan terhadap air namun tidak tahan terhadap suhu panas . Sebaliknya tali
serat alami lebih lemah karena serat seratnya pendek pendek sesuai
dengan panjang daun pandan Manila atau panjang kayu yang dikuliti
lulupnya .
Jika diadakan pengurutan terhadap sifat tambang didalam kegiatan
pemuatan ( loading ) dan pemongkaran ( unloading ) , maka dapat
disimpulkan bahwa secara berturut turut ddari yang sifat terbaik hingga
sifat terburuk dapat disusun sebagai berikut :1) nylon , 2) Polyester , 3)
Polypropylene , 4) Poly ethylene , 5) Manila , 6) Sisal hennep.
Dari aspek keselamatan , tambang memiliki factor keselamatan
pembebanan diatas beban yang diangkat dan terhadap pengurangan
kapasitas akibat hal hal sebagai berikut :
1- Pengurangan kapasitas dibawah kelasnya akibat penggunaan biasa ,
keausan , serat putus , usia tua , variasi dalam ukuran dan mutu.
24
2- Beban berlebih disebabkan oleh percepatan dan inersia ( start , stop ,
mengayun , dan hentakan beban ).
3- Pertambahan tarikan tambang akibat gesekan sewaktu melalui sheave (
roda pengarah ) .
4. Ketidak akuratan perhitungan beban
5. Pengurangan kekuatan akibat tekukan didalam sheave .
6. Pengurangan kekuatan akibat kekeringan , jamur dan kelapukan. ( untu
tali serat alami ).
7. Pengurangan hebat atas kekuatan akibat simpul pada tambang ( knots )
8. Melemahnya serat akibat abrasi ( gesekan dengan permukaan kasar
atau kotor .
Untuk pengikatan elemen perancah , baik kayu maupun bambu sebaiknya
harus baru . Kalau bukan tali baru harus dapat dijamin bahwa tali masih
dalam keadaan baik melalui pemeriksaan yang teliti .
Untuk menjamin kondisi tali tetap dalam keadaan baik , tali disimpan
didalam ruangan yang kering dan dibawah atap. Tali sebaiknya jangan
dibiarkan tidak terpakai dalam waktu lama , terutama tali serat alami . Cara
penyimpanan yang baik adalah sebagai berikut :
PEG
25
1. Simpan tambang diruangan yang kering dan beratap yang cukup dingin
dan memiliki sirkulasi udara yang baik . Suhu dipertahankan sekitar 50
hingga 70 F . dan kelembaban antara 40% hingga 60% relative .
2. Jangan menyimpan tali didalam laci , dialmari atau dulantai dimana tidak
terdapat sirkulasi udara yang cukup .
3. Tambang jangan sampai terkena sinar matahari langsung , cuaca luar
serta kelembaban yang berlebihan . Kelembaban dapat menumbuhkan
jamur dan menyebabkan kelapukan pada tambang tersebut .
4. Tambang yang basah jangan dikeringkan secara paksa ( dihangatkan
atau dijemur diterik matahari ) , sebaiknya diuar / diurai dan diangin
anginkan dibawah lindungan atap .
5. Jika tambang berbau asam , segera diurai dan dianginkan.
Dibawah ini contoh dari tambang serat Manila yang biasa digunakan untuk
penarikan ( howling atau towing ) .
Sifatnya cukup
penanganannya.
elastis
umurnya
cukup
panjang
dan
mudah
26
Untuk dapat mengikat komponen bamboo atau kayu diperlukan keakhlian
tali temali sehingga dapat dijamin kengikatan tidak akan melonggar dan
terlepas. Dibawah ini adalah contoh tali temali , misalnya :
27
28
29
30
31
32
33
Inspeksi
Untuk menjaga keselamatan tambang , menjamin panjangnya
usia pakai , serta kemampuan untuk menanggung beban ,
diperlukan inspeksi tambang yang sangat teliti sepanjang
tambang jengkal demi jengkal .
Kegiatan inspeksi dilaranag mengganggu puntiran ( lay ) . Cacat
yang harus diwaspadai adalah keausan dan potongan ( cutting )
disebelah luar , serta keausan internal antar pilinan , dan
kerusakan serat .
Adapun langkah langkah inspeksinya adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
34
TALI IJUK
BAMBU
TALI MANILA
ATAU SISAL
HENNEP ATAU
KAWAT BESI
ANIL No. 8 ATAU
No.10 BARU
36
37
38
39
3)
Ketentuan
perancah.
pemasangan
dan
pemaduan
TABEL - 1
KEGUNAAN
KELENGKAPAN BANTU
PERANCAH BERANGKA
( FRAMED SCAFFOLD )
PERANCAH BERGERAK
[ERANCAH GANTUNG
LAIN LAIN
40
Papan Pijakan
Beban maksimum untuk pijakan diatas perancah harus
ditentukan berdasarkan pasangan perancah dan bahan
pembuatnya dan harus diinformasikan kepihak pengguna .
Perancah tiang ( post scaffold ) hatrus dilengkapi dengan papan
pijakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
TABEL 2
Dibawah ini adalah beban perancah yang aman
( dalam kg )
JENIS
TEBAL LEBAR
cm
cm
cm
Perancah
plywood
2..5
2.8
Perancah
kayu
90 cm
PANJANG
120 cm 150 cm 180cm
30
226
169
133
110
40
302
225
178
146
24
228
169
134
110
30
285
212
168
138
40
380
282
224
184
24
104
77
61
50
130
97
76
63
171
128
101
84
215
160
127
105
257
191
152
126
321
240
191
158
2.4
30
3.0
24
30
3.6
24
30
41
Catatan :
1) Nilai nilai diatas adalah beban terkonsentrasi yang dapat diterapkan
ditengah tengah panjang papan.
2) Nilai nilai meperhitungkan berat papan ( yakni 450 kg/cm untuk
perancah kayu , dan 750 kc/cm untuk perancah plywood ) .
3) Nilai didaftar tsb. Diatas berlaku untuk papan kering
4) Untuk papan kayu , ukuran efektif adalah ukuran gergajian ( panjang
maupun lebar ) dikurangi 0.3 cm.
Kaki Perancah
Kaki perancah harus dilindungi agar tidak bergeser atau terbenam dengan
cara memendamnya kedalam tanah atau dipasang diatas tatakan beton
atau diatas pelat tatakan besi .
2)
Tiang Perancah
3)
PUTLOG
LEDGE
42
240 cm
160 cm
150 cm
43
(b) Tiang tegak yang berdekatan tidak boleh dihubungkan pada ketinggian
yang sama.
5. Ledge
(a)
Jarak antar ledge paling sedikit harus 1.5 m dan paling panjang 1.6
m . Ledge pertama harus dipasang paa ketinggian tidak lebih dari 3m
dari tanah .
6. Futlog
(a)
Futlog harus dipasang sejarak 1.5 m atau kurang diposisi tiang tegak
6.
7.
Jangkar
(a)
(b) Jangkar harus dipasang pada tiang perancah tegak didekat titik silang
dengan ledge .
(c)
8.
PENGUAT
( SPLINT )
BUTT ( TEMU )
1.8 m
OVERLAY ( BERTUMPU )
1m
44
45
1.
(b)
(c)
(d)
(e)
(a)
DINDING BANGUNAN
JANGKAR
LEDGE LANTAI
KAKI PERANCAH
TEGAK
TATAKAN PELAT
46
1.6 m
5m
20 m
10 m
JANGKAR
GIRDER
TERENDAH
Max. 2m
1.4 1.5 m
5m
DINDING
14 m
0.5 1.5 m
0.5 1.5 m
PAPAN PIJAKAN
1.
Material
Pipa baja untuk tiang perancah tegak , ledge , putlog dan kisi diagonal
harus pipa kelas 3 ( STK 51 ) dipsesifikasikan oleh JIS G 3444 ,
diameter 48.6 mm , tebal 2.5 mm serta diberi lapisan tahan karat
( galvanis ) .
47
2.
Konstruksi perancah
(a)
Jarak antara tiang perancah tegak harus 1.85 m atau kurang kearah
girder dan 1.5 m atau kurang kearah beam ( lihat sketsa diatas ) .
(b) Harus dipasang pelat tatakan tipe fix ( tetap ) diujung bawah tiang
perancah tegak ( kaki ).
(c)
(d) Dua buah tiang perancah tegak yang saling berdekatan tidak boleh
diikat pada ketinggian yang sama .
(e)
Beban pada setiap tiang perancah tegak harus kurang dari 200 kg.
SALAH
3.
BENAR
Ledge
(a)
Jarak standard antara dua buah ledge sekitar 1.6 m . Ledge pertama
harus terpasang 2m dari tanah .
4.
Putlog
(a)
48
5.
(a)
(b) Diagonal brace antara dua beam harus dipasang disetiap tahap didua
sisi konstruksi perancah .
(c)
JANGKAR
PUTLOG
BRACE
LEDGE
CLAMP
49
6. Jangkar
(a) Jangkar harus dipasang dengan jarak masing masing 5 m atau kurang
secara vertical dan 5.5 m atau kurang secara horizontal. Jangkar
pertama tidak boleh lebih tinggi dari 5 m dari permukaan tanah .
(b) Jangkar harus dipasang dekat titik persilangan antara tiang perancah
tegak dengan ledge dan harus diikat eratdengan dinding bangunan .
(c)
7.
8.
Beban
Beban antara tiang perancah tegak paling berat 400 kg . Beban tidak
boleh diterapkan terus menerus pada span antar tiang . Beban
maksimum yang dibolehkan pada setiap tiang perancah tegak adalah
700 kg.
9.
MASUK
50
FRAME STANDARD
A 0C
W
2
c4
0
m
2
DIAGONAL BRACE
A 0Ck
W
2
g
c4
0
m
2
A 0Ck
W
2
g
c4
0
m
2
A 0Ck
W
2
g
c4
0
m
2
A 0Ck
W
2
g
c4
0
m
2
A 0Ck
W
2
g
c4
m0
k
g
JANGKAR
PELAT DASAR
TIPE DONGKRAK
LEDGE FRAME
DENGAN PAPAN
PIJAKAN.
51
1)
(a)
Kaki kaki perancah tegak harus dilengkapi dengan pelat dasar tipe
dongkrak .
(b) Perancah tegak harus dipasang dengan jarak paling jauh 1.85 m
(c)
2)
3)
(a)
(b) Apabila ledge frame dengan papan pijakan dipasang , maka clampnya
harus dikunci .
4)
Jangkar
(a)
(b) Jangkar harus dipasang dekat titik silang antara kaki frame upright
dengan ledge dan harus diikat erat dengan dinding bangunan atau
konstruksi lain.
5)
6)
52
Pada pintu masuk struktur perancah dipasang horizontal diagonal
brace untuk mencegah gerakan kesamping beamframe , atau bracket
frame yang biasa digunakan untuk memasang board platform antara
scaffold dengan bangunan.
PAPAN PELINDUNG
DARI BARANG
JATUH
BEAM FRAME
ANGLE BRACE
1)
53
(c) Pelat dasar tipe tetap ( fix ) digunakan sebagai sepatu kaki
kaki scaffold .
2)
3)
Jangkar
Jangkar harus dipasang sejarak masing masing 3.6 m maksimum ,
baik secara vertical maupun horisontal.
4)
Ketinggian scaffold
Ketinggian scaffold harus kurang dari 5 steep ( 9 m ) .
5)
Beban : Beban setiap span harus kurang dari 150 kg secara merata.
Beban tidak boleh dikenakan pada dua atau lebih steep dalam waktu
yang bersamaan.
54
1)
Perancah Tegak
(a)
(b) Tiang perancah tegak harus dipasang masing masing sejarak paling
panjang 1.8 m .
(c)
Tiang jang berdekatan tidak boleh diikat pada ketinggian yang sama .
55
2)
Ledge
Ledge harus dipasang sejarak paling jauh 1.6 m antara satu dengan
lainnya , dan ledge pertama harus dipasang paling tinggi 2 m dari
permukaan tanah .
3)
4)
5)
Papan pijakan
(a)
6)
Jangkar
(a)
(b) Jangkar harus dipasang pada dua sisi dan puncak scaffold .
TABEL - 3
JENIS SCAFFOLD
. SCAFFOLDING TONGGAK
. SCAFFOLDING PIPA
TUNGGAL
- SCAFFOLDING
BERBINGKAI ( FRAMED )
- SCAFFOLDING STANDARD
TUNGGAL KUDA KUDA
- SCAFFOLDING STANDARD
TUNGGAL LEDGE
ARAH VERTIKAL
ARAH HORISONTAL
MAKSIMUM 5. 5 m
MAKSIMUM 5 m
MAKSIMUM 7.5 m
MAKSIMUM 5.5 m
MAKSIMUM 9 m
MAKSIMUM 8 m
MAKSIMUM 3.6 m
MAKSIMUM 3.6 m
MAKSIMUM 3.6 m
MAKSIMUM 3.6 m
56
2
A0C
W
2
4
c
20
Am
0C
W
2
k
4
c
2g
0
Am
0C
W
2
k
4
c
2g
0
C
Am
0W
2
k
4
c
2g
0
C
Am
0W
2
k
4
c
2g
0
Am
B
0C
W
2
k
4
cg
0
m
JARAK ANTAR JANGKAR JIKA TERAPAT PELINDUNG k
g
< 10 m
Minimum
20
4
c0
2
Am
0C
W
2
k
4
c
2g
0
Am
0C
W
2
k
4
cg
0
m
k
g
PERANCAH TAMBAHAN
A0C
W
2
57
PERANCAH
GANTUNG
PERANCAH
MEKANIK
58
LAIN LAIN