He Motor Aks
He Motor Aks
a. Pleura parietal.
Pleura parietal terbagi dalam beberapa bagian, yaitu pleura kostalis yang
berbatasan dengan iga dan otot-otot interkostal, pleura diafragmatik, pleura servikal
atau kupula sepanjang 2-3 cm menyusur sepertiga medial klavikula di belakang otot-
otot sternokleidomastoid, dan pleura mediastinal yang membungkus organ-organ
mediastinum. Pleura parietal diinervasi saraf-saraf interkostalis dan nervus frenikus
serta mendapat aliran darah sistemik
b. Pleura viseralis
Luas permukaan pleura viseral sekitar 4.000 cm2 pada laki-laki dewasa dengan
berat badan 70 kg. pleura viseralis membatasi permukaan luar parenkim paru
termasuk fisura interlobaris.pleura viseralis diinervasi saraf-saraf otonom dan
mendapat aliran darah dari sirkulasi pulmoner.
c. Rongga pleura.
Rongga pleura berisi cairan. Cairan tersebut berfungsi sebagai pemisah pleura
viseralis dan pleura parietalis dan sebagai pergerakan pada kedua pleura selama
proses respirasi. Cairan ini berasal dari pembuluh darah intratoraks, kelenjar getah
bening intratoraks, pembuluh kapiler paru, ruang interstisial paru, dan rongga
peritoneum. Cairan mengandung 1500-4500 sel/ml terdiri dari makrofag, limfosit, sel
darah merah dan mesotel bebas serta diatur keseimbangan starling yang ditimbulkan
oleh tekanan pleura dan kapiler, kemampuan sistem penyaliran limfatik pleura dan
keseimbangan elektrolit.
Secara mikroskopis, pleura terbagi menjadi lima lapisan, yaitu lapisan selapis mesotel,
lamina basalis, lapisan elastik superfi sial, lapisan jaringan ikat longgar dan lapisan jaringan
fibroelastik dalam. Kolagen tipe I dan III yang diproduksi oleh lapisan jaringan ikat
merupakan komponen utama penyusun matriks ekstraseluler pleura dan merupakan 80%
berat kering struktur ini. Lapisan jaringan fibroelastik dalam menempel erat pada iga, otot-
otot dinding dada, diafragma, mediastinum dan paru. Lapisan jaringan ikat longgar tersusun
atas jaringan lemak, fibroblas, monosit, pembuluh darah, saraf dan limfatik.
a Hemotorax Kecil, Apabila volume kurang dari 300-500 ml, biasanya dalam keadaan
ini darah mampu diabsorbsi oleh paru-paru dari rongga plura. Proses ini akan
memakan waktu 10-14 hari sampai pleura bersih dari darah tanpa menimbulkan
komplikasi.
b Hemotorax moderate, Apabila volume darah melebihi 500-100 ml. Darah akan
mengisi sepertiga dari rongga pleura maka akan menimbulkan gejala penekanan paru-
paru dan kehilangan darah di intravaskuler.
c Hemotorax besar (large hemotorax), apabila volume darah dalam rongga pleura lebih
dari 1000 ml. Pada hemotorax besar, darah akan mengisi setengah atau lebih rongga
pleura. Keadaan ini terjadi apabila terjadi perdarahan pada pembuluh darah
bertekanan tinggi. Hemotorax besar membutuhkan penanganan drainase sesegera
mungkin, bahkan apabila drainasi tidak efektif untuk mengeluarkan darah maka
dibutuhkan tindakan operasi bedah (Pooler,2009).
d Hemotorax Masif, akumulasi darah dalam rongga pleura dengan volume lebih dari
1500 ml (Caroline & Eling,2010). Darah yang hilang mencapai 25%-30% dari total
darah yang mengalir ke paru-paru. Sehingga pasien yang mengalaminya akan
mengalami syok berat. Paru-paru dapat menampung darah kurang lebih 3000 ml,
sehingga pada keadaan hemotorax masif rongga dada hampir dipenuhi oleh darah
(Caroline & Eling,2010).
Selain fibrinothorax, komplikasi lain adalah terjadinya infeksi. Darah yang terakumulasi
merupakan media yang sangat subur untuk perkembangan bakteri ataupun pagen infeksi lain.
Apabila hemothorax tidak ditangani segera maka akan berkembangn infeksi pada torax.
VIII. Pengkajian
Pengkajian Fisik
1. Sistem Pernapasan :
Sesak napas
Nyeri, batuk-batuk.
Terdapat retraksi klavikula/dada.
Pengambangan paru tidak simetris.
Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain.
Pada perkusi ditemukan Adanya suara sonor/hipersonor/timpani
Pada asukultasi suara nafas menurun, bising napas yang berkurang/menghilang.
Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas.
Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
Gerakan dada tidak sama waktu bernapas.
2. Sistem Kardiovaskuler
- Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk.
- Takhikardia, lemahPucat,
- Hb turun /normal.
- Hipotensi.
3. Sistem Persyarafan : Tidak ada kelainan.
4. Sistem Perkemihan: Tidak ada kelainan.
5. Sistem Pencernaan : Tidak ada kelainan.
6. Sistem Muskuloskeletal - Integumen.
Kemampuan sendi terbatas.
Ada luka bekas tusukan benda tajam.
Terdapat kelemahan.
Kulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan.
7. Sistem Endokrine :
- Terjadi peningkatan metabolisme.
- Kelemahan.
8. Sistem Sosial / Interaksi: Tidak ada hambatan.
9. Spiritual : Ansietas, gelisah, bingung, pingsan.
Pemeriksaan Diagnostik
1 AGD; menentukan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah; hipoksia
atau hiperkapnia
Ujung akhir pipa drainase dari dada klien dihubungkan kedalam satu botol yang
memungkinkan udara dan cairan mengalir dari rongga pleura tetapi tidak
mengizinkan udara maupun cairan kembali ke dalam rongga dada. Secara
fungsional, drainase tergantung pada gaya gravitasi dan mekanisme pernapasan,
oleh karena itu botol harus diletakkan lebih rendah. Sistem satu botol digunakan
pada kasus pnemothoraks sederhana sehingga hanya membutuhkan gaya
gravitasi saja untuk mengeluarkan isi pleura. Di setiap botol ada batas cairan
yakni 2/3 penuh, dan ketika sudah 2/3 penuh maka botol harus segera diganti.
Hal ini dikarenakan kalau melebihi garis 2/3 maka cairan atau udara pada pleura
tidak dapat dikeluarkan.
Pada sistem tiga botol ini ada penambahan botol ketiga yaitu untuk mengontrol
jumlah cairan suction yang digunakan. Sistem tiga botol menggunakan 3 botol
yang masing-masing berfungsi sebagai penampung, water seal, dan pengatur
yang mengatur tekanan penghisap. Botol ketiga merupakan pengatur hisapan
yang merupakan botol tertutup yang mempunyai katup atmosferik atau tabung
manometer yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan mesin penghisap
yang digunakan.
Daftar Pustaka:
Black, J.m., Hawks, J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah; Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Singapore: Elsevier
Caroline, Nancy, Eling, Bob. (2011). Caroline’s Emergency Care in the Street. London: Jones
and Barlett Publisher
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing Care Plans: Guidlines for
Individualizing Client Care Across the Life Span, Edition 8. Philadelphia: F.A. Davis
Company.
Jones, Riyad Karmy, et.all.(2005).Thoracic Trauma and Critical Care. Massacushet: Kluwer
Academic Publisher.