Pedoman Simrs
Pedoman Simrs
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai
lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan
keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-
penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Sehingga rumah sakit
dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak
mengurangi misi sosial yang dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-
kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM)
serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif,
efektif, efisien dan menguntungkan.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen
Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun
swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara
lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan
kecepatan pelayanannya.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di
rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM)
rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam
meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
berbasis komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa
dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit
merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan
mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk
mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi
yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
1
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan
memperoleh informasi secara cepat, tepat dan akurat.
B. TUJUAN
Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di
Rumah Sakit sebagai dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang
terkait dengan kegiatan SIM-RS di Rumah Sakit Ibu & Anak Bunda Sejahtera.
C. RUANG LINGKUP
Pedoman Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini juga menyediakan panduan bagi
pengembangan sistem informasi secara keseluruhan.
1. Planning
a. Penyusunan Pedoman Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
b. Penyusunan berbagai Kebijakan dan Prosedur.
c. Penyusunan berbagai program kerja SIM.
d. Pengorganisasian kegiatan dan aktivitas.
2. Action
a. Pelaksanaan penggunaan aplikasi SIM-RS di semua unit pelayanan RS Unhas.
b. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan SIM-RS bagi staf SIM-RS.
c. Pelatihan penggunaan aplikasi SIM-RS di tiap unit pelayanan yang menggunakan
aplikasi tersebut.
3. Monitoring dan Evaluation
SIM-RS Unhas me-monitoring penggunaan aplikasi SIM, me-maintenance aplikasi
SIM, dan mendiskusikan dengan pihak ketiga apabila ada permintaan yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi pada aplikasi SIM.
4. Analysis and Recommendation
Pada prinsipnya menganalisis data dan upaya pengolahan data hasil monitoring yang
dilakukan oleh SIM-RS. Hasil analisis data tersebut kemudian berdiskusi dengan
seluruh instalasi/unit kerja terkait untuk mencari solusi dan rekomendasi perbaikan
sistem pelayanan.
2
5. Continuous Improvement Plan
Adalah monitoring rencana pelaksanaan tindak lanjut atau kegiatan perbaikan agar
sesuai dengan perencanaan untuk mengarah pada kemajuan yang lebih baik
atau unggul.
D. BATASAN OPERASIONAL (DEFINISI OPERASIONAL)
1. Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable
yang teroganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
2. Informasi
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasi
untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi
yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan.
4. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem perencanaan bagian
dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia,
dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan
masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
5. Website
Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam
sebuah domain atau subdomain, yang tepatnya berada di dalam World Wide Web
(WWW) di dalam internet.
6. Fingerprint
Fingerprint adalah alat absensi digital, alat untuk memindai atau mengenali sidik jari
seseorang.
3
7. Jaringan
Jaringan adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain
untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi, dan dapat
mengakses informasi.
4
BAB II
1. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit Ibu & Anak Bunda
Sejahtera bertanggung jawab dalam pengelolaan aplikasi SIM RS, Medinfras, seperti
yang berhubungan dengan hak akses user, data pasien, tarif rumah sakit, dan
pemasangan SIM pada unit pelayanan terkait.
2. Unit kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) Rumah Sakit Ibu & Anak bertanggung
jawab dalam pengelolaan mesin absensi fingerprint.
B. VISI
Menjadi pelopor terpercaya dalam penerapan sistem teknologi informasi dalam
mendukung pelayanan rumah sakit.
5
C. MISI
1. Memberikan dukungan pengelolaan informasi untuk mendukung kegiatan
pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan kesehatan.
2. Mempelopori inovasi pengembangan sistem teknologi informasi rumah sakit.
3. Menciptakan lingkungan akademik sebagai pusat pembelajaran pengembangan
sistem teknologi informasi rumah sakit.
D. FALSAFAH UNIT
Falsafah SIM RS:
Memberikan pelayanan SIM RS yang paripurna, guna mendukung dan menunjang
pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non-medis yang
diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.
E. NILAI UNIT
Untuk mendukung perawatan pasien dan administrasinya, SIM RS mendukung
penyediaan informasi, terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan
terbarukan, mudah diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda
dan dalam format yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan,
disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang
kualitas perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini
mengisyaratkan bahwa sistem informasi rumah sakit harus mampu mengkomunikasikan
data berkualitas tinggi antara berbagai unit di rumah sakit.
F. BUDAYA UNIT
‘Tulus Melayani’ sebagai tagline dari RSIA Bunda Sejahtera mendasari budaya unit yang
berlaku di SIM RS. Meskipun posisi SIM RS berada di belakang layar, SIM RS harus
memahami bahwa keberadaannya merupakan salah satu penegak tiang keberhasilan
rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, cepat dan
tepat kepada pasien. Di sisi yang lain, SIM RS sebagai pusat informasi dan manajemen
juga menjadi salah satu penentu keberhasilan manajemen rumah sakit dalam
mengelola tagihan pasien, Rekam Medis, pembukuan RS dan lain-lain. Sumber
6
informasi ini harus dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan Rumah Sakit bisa
ditingkatkan menjadi Rumah Sakit yang unggul dan profesional.
G. TUJUAN
Menciptakan sistem informasi manajemen rumah sakit yang akurat, tepat waktu, serta
terintegrasi untuk mendukung kegiatan pendidikan, penelitian, dan pemeliharaan
kesehatan di Rumah Sakit Ibu & Anak Bunda Sejahtera.
7
I. TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS
1. Kepala Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA Bunda Sejahtera
a. Tupoksi
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RS
b. Uraian Tugas
1. Membuat perencanaan kegiatan SIM RSIA Bunda Sejahtera
2. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan di unit kerja SIM RSIA Bunda Sejahtera
3. Melakukan monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegitan di unit kerja SIM
RSIA Bunda Sejahtera
2. Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA Bunda Sejahtera
a. Tupoksi
1. Mengelola aplikasi SIM RS
2. Mengelola mesin absensi fingerprint, mengambil data kehadiran dari mesin
absensi fingerprint
3. Mengelola dashboard informasi rumah sakit
b. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RS Unhas Gedung
A
1. Melakukan penginputan tindakan pasien pada Poli Mata dan OK Mata
2. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS jika
diperlukan (pada Gedung Eye Center)
3. Input master tarif tindakan pada aplikasi SIMRS (pada gedung Eye Center)
4. Update master data Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota seluruh
Indonesia pada aplikasi SIM RS
5. Melakukan upgrade versi aplikasi SIMRS pada tiap-tiap unit pelayanan di
gedung Eye Center
6. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi SIM RS
pada tiap-tiap unit pelayanan di gedung Eye Center
7. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan di gedung Eye Center
8. Update defenition Anti Virus Microsoft Security Essential pada komputer/PC
pada tiap-tiap unit pelayanan di Gedung Eye Center
9. Mengikuti rapat
8
10. Melakukan registrasi sidik jari pada mesin absensi untuk karyawan di
gedung Eye Center
c. Uraian Tugas Staf Unit Kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) RSIA Bunda
Sejahtera Gedung EF
1. Melakukan proses Input, Edit, dan Void tindakan pada aplikasi SIM RS jika
diperlukan
2. Melakukan penanganan komplain / keluhan penggunaan aplikasi SIM RS
pada tiap-tiap unit pelayanan
3. Melakukan void obat pada aplikasi SIM RS jika diperlukan
4. Training On the Job pada tiap-tiap unit pelayanan
5. Mengikuti rapat
6. Maintenance dan Repair PC Sistem Operasi serta Update defenition Anti
Virus Microsoft Security pada Komputer Unit RSUH
7. Setup dan Maintenance Internet Information di Instalasi SIM RSUH
Fitriyah Azis
Mirna Andriani
Arief Rivai
9
Imung Yulistina
10
Adapun bentuk hubungan dengan unit-unit kerja di luar organisasi dapat berbentuk:
1. Hubungan teknis fungsional yaitu hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara dua atau lebih unit organisasi yang secara teknis mempunyai
fungsi yang sama.
2. Hubungan koordinatif yaitu hubungan dalam rangka penyatuan upaya dan
daya dengan unit kerja lain untuk mencapai tujuan bersama.
11
B. INDIKATOR PROSES
3. Persentase Laporan yang Diselesaikan Tepat Waktu Unit Kerja SIM
Judul Persentase pengumpulan laporan
Dimensi mutu Ketepatan
Mengetahui persentase pengumpulan laporan setiap unit
Tujuan
kerja secara tepat waktu.
Laporan yang berisi tingkat perkembangan ketepatan
Definisi operasional
penyelesaian laporan triwulan selama satu tahun
Frekuensi pengumpulan data 1 Tahun
Periode analisis 2 Minggu
Jumlah laporan yang terkumpul tepat waktu selama 1
Numerator
tahun pertriwulannya
Jumlah laporan keseluruhan yang seharusnya terkumpul (4
Denominator
buah)
Sumber data Unit Kerja SIM
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
12
Waktu tanggap penanganan adalah waktu yang diperlukan
dalam menangani keluhan pada penginputan SIM RS
Definisi operasional
Unhas sejak diterima keluhan sampai keluhan
terselesaikan
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Jumlah kumulatif waktu tunggu penanganan keluhan sejak
Numerator
diterima keluhan sampai keluhan terselesaikan
Denominator Jumlah seluruh keluhan yang masuk
Sumber data SIM
Standar <15 Menit
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
C. INDIKATOR OUTPUT
7. Kepuasan pengguna SIM RS
Judul Kepuasan Pengguna SIM RS
Dimensi mutu Kenyamanan
Terselenggaranya penggunaan SIM RS yang mampu
Tujuan
memberikan kepuasan pelanggan
Kepuasan adalah pernyataan puas oleh pengguna terhadap
Definisi operasional
SIM RS
Frekuensi pengumpulan data Setiap Bulan
Periode analisis 1 Minggu
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pengguna SIM
Denominator Jumlah seluruh pengguna SIM RS
Sumber data Survei
13
Standar 100%
Penanggung jawab Kepala Unit Kerja SIM
b. KPI INDIVIDU
L. KEGIATAN ORIENTASI/DIKLAT
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin senantiasa mengembangkan manajemen
sumber daya manusia yang baik, agar terwujud kuantitas dan kualitas pegawai yang
mampu melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Salah satu tahapan manajemen sumber daya manusia yang dilaksanakan di RS Unhas
adalah program orientasi baik untuk pegawai baru atau pegawai lama. Program ini
dapat dilakukan manakala rumah sakit memperoleh pegawai baru ataupun tidak.
Orientasi umum berfokus pada pengenalan dan adaptasi lingkungan kerja secara non
teknis, terutama memahami company profile dan team work building. Kegiatan
tersebut dilaksanakan oleh Bagian SDM bekerjasama dengan Bagian Diklat dan
Instalasi Diklat. Sedangkan orientasi khusus berfokus pada pengenalan dan adaptasi
lingkungan kerja secara teknis dan dilaksanakan oleh unit kerja dimana pegawai baru
tersebut ditempatkan.
14
bulan dengan tujuan untuk membahas dan mengevaluasi kerja staf SIM-RS. Selain
itu, dalam rapat tersebut membahas tentang masalah-masalah yang terjadi selama
satu bulan dan mencari pemecahan masalahnya. Rapat internal tersebut dihadiri
oleh kepala unit kerja SIM-RS Unhas, staf SIM-RS, maupun staf dari unit terkait yang
berkaitan dengan pembahasan pada saat rapat.
15
BAB III
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SDM
1. Pendidikan : Diploma III / Sarjana Komputer
2. Mampu mengoperasikan SIM RS baik Front end maupun back end
3. Dutamakan menguasai jaringan komputer
4. Menguasai database MySQL-SQL Server
5. Familiar/terbiasa dengan bahasa pemrograman HTML/PHP/Visual Basiq/Java
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan mengenai jumlah staf di unit SIM-RS menujukkan bahwa jumlah
staf yang ada di unit SIM-RS sudah cukup dalam menunjang proses pengelolaan SIM-RS
Unhas dan tugas-tugas yang dilakukan oleh petugas SIM-RS Unhas. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah staf SIM-RS yang saat ini berjumlah 6 orang dengan jadwal kerja shift yang
telah ditetapkan.
C. JADWAL KERJA/SHIFT
Shift pagi : 07.30 – 14.00
Shift siang : 14.00 – 21.00
Jadwal Normal : Senin – Kamis : 07.30 – 16.00
Jumat : 07.30 – 16.30
16
BAB IV
STANDAR FASILITAS
Server
Ruang server tentu saja menyimpan komputer server yang menyimpan seluruh data
milik rumah sakit. Ruangan ini sebaiknya berdekatan dengan ruang SIM RS agar lebih
mudah dimonitoring dan dijangkau bila terjadi masalah. Selain itu, di dalam ruangan
server perangkat elektronik yang ada harus tetap menyala 24 jam. Karena itu untuk
mencegah kerusakan perangkat akibat suhu yang panas, ruangan harus tertutup dan
dingin.
B. STANDAR SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana SIM RS adalah memiliki komponen-komponen berikut ini:
a. Komponen input dan output
Komponen input adalah media untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke
dalam sistem, seperti seperangkat komputer, printer, dan scanner.
17
b. Komponen teknologi
Teknologi merupakan aplikasi yang digunakan dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan
dan mengirimkan output, dan membantu pengendalian dari sistem secara
keseluruhan.
c. Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di peranagkat keras komputer dan
menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di
dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis
data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis
data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut
DBMS (Database Management System).
d. Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api,
temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem
itu sendiri, ketidak-efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian
perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat
merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan
dapat langsung cepat diatasi.
18
BAB V
TATA LAKSANA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENELITIAN SERTA
PELAYANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) RS
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
19
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga, dokter
spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Petugas mengecek tarif tindakan yang tersedia pada aplikasi
MyHospital.
2. Jika tarif tersebut memiliki SK, maka petugas SIM melakukan
penginputan atau pengeditan tarif.
3. Jika tidak memiliki SK, maka petugas SIM menghubungi Layanan
Medik untuk menkonfirmasi tarif yang akan diedit atau diinput.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Teknisi,
Developer MyHospital
Dokumen Terkait SK Tarif
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Keuangan
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
20
6. Jika aplikasi telah berjalan baik, maka aplikasi sudah siap dioperasikan
kembali.
Unit Terkait Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, Teknisi,
Developer MyHospital
Dokumen Terkait
-
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Teknisi Jaringan
- Staf dari unit terkait
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
21
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Teknisi Jaringan
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
22
PENAMBAHAN HAK USER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
23
PENGUBAHAN STATUS JAMINAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
PENGELOLAAN FINGERPRINT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
24
Prof.Dr.dr Syamsu, Sp.PD-KAI
NIP. 19460828 197412 1 001
Pengertian Adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam mengoperasikan Absensi
Fingerprint.
Tujuan Mengoptimalkan data absensi pegawai RS Unhas baik dari segi informasi
kehadiran maupun penggunaannya.
Kebijakan 1. SK standar prosedur operasional dari Direktur Utama Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin tentang konsultasi medis kepada dokter
spesialis yang dianggap kompeten sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga, dokter
spesialis/konsulen.
Prosedur 1. Seluruh staf tanpa terkecuali melakukan check in dan check out pada
saat datang dan pulang kerja.
2. Bila ada staf yang double shift (pagi-siang / siang-malam / malam-
pagi), maka:
pagi-siang = lakukan check in pada jam shift pagi dan check
out pada jam shift siang (contoh: C/IN jam 07.30; C/OUT jam
21.00)
siang-malam = lakukan check in pada jam shift siang dan check
out pada jam shift malam (contoh: C/IN jam 14.00; C/OUT jam
07.30)
malam-pagi = lakukan check in pada jam shift malam dan
check out pada jam shift pagi (contoh: C/IN jam 21.00; C/OUT
jam 14.00)
3. Bila staf double shift dengan waktu jeda (pagi & malam / malam &
siang), maka lakukan check in dan check out seperti biasa. Contoh:
pagi & malam
- Shift pagi (C/IN jam 07.30; C/OUT jam 14.00), dan
- Shift malam (C/IN jam 21.00; C/OUT jam 07.30)
malam & siang
- Shift malam (C/IN jam 21.00; C/OUT jam 07.30), dan
- Shift siang (C/IN jam 14.00; C/OUT jam 21.00)
4. Bila staf kesulitan untuk Scan (sering "Please Try Again"), hal ini
kemungkinan diakibatkan oleh ridge jari rusak, terlalu kering, terlalu
halus, atau permukaan kaca sensor kotor. Berikut tindakan
penanggulangannya:
Registrasikan jari lebih dari satu, sehingga jika ada salah satu
jari rusak bisa menggunakan jari yang lain.
Untuk jari yang kering, pakailah pelembab (atau bisa
menggunakan air) untuk melembabkan kulit jari.
Pakai verifikasi 1:1 atau dengan kata lain pakai cara absen
dengan mengetikkan No.ID (PIN) terlebih dahulu. Hal ini akan
memudahkan mesin untuk memeriksa template jari (sample
jari) sidik jari hanya pada nomor ID itu saja. Jadi mesin tidak
perlu memeriksa seluruh template jari yang ada di mesin.
25
(*nb: hubungi staf SIM-RS untuk mendapatkan no. ID)
Jika permukaan kaca sensor kotor, bersihkan menggunakan
scoth tape (selotip). Jangan menggosok-gosokkan jari atau
benda lainnya pada permukaan sensor, karena hal ini
mengakibatkan permukaan sensor rusak.
Jika masih belum bisa melakukan scan, hubungi staf SIM-RS
untuk ditindak lanjuti segera.
Unit Terkait Seluruh Unit Rumah Sakit
Dokumen Terkait - Form Data Fingerprint staf RS Unhas
Petugas Terkait - Staf SIM
- Seluruh Staf RS Unhas
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
26
Prosedur Berikut petunjuk format SMS Gateway yang dibutuhkan:
1. Pendaftaran/Booking :
Ketik : DAFTAR <spasi> NO. MR <spasi> TGL-BLN <spasi> HH:MM
<spasi> POLI <spasi> DOKTER
Contoh: DAFTAR 1234 12-03 10:15 INTERNA PROF.SYAMSU
Kirim ke : 0815 4301 0000
2. Perkiraan Biaya Perawatan :
Ketik : BIAYA <spasi> NO.MR
Contoh : BIAYA 1234
Kirim ke : 0815 4301 0000
3. Saran
Ketik : SARAN <spasi> SARAN ANDA
Contoh : SARAN Pelayanan RS Unhas harus lebih di tingkatkan lagi
Kirim ke : 0815 4301 0000
4. Kritik
Ketik : KRITIK <spasi> KRITIK ANDA
Contoh : KRITIK Tempat parkir nya mohon ditertibkan
Kirim Ke 0815 4301 0000
5. Jadwal Dokter
Ketik : JADWALDOKTER <spasi> NAMA DOKTER
Contoh : JADWALDOKTER Prof. Syamsu
Kirim Ke 0815 4301 0000
Unit Terkait Admisi Center, Complaint Center
Dokumen Terkait -
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Complaint Center
RS Unhas
Makassar
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur Utama,
27
spesialis yang dianggap kompeten sesuai bidangnya.
2. Petugas yang terlibat adalah dokter jaga, perawat jaga, dokter
spesialis/konsulen.
Prosedur Admin-web dalam pengelolaan web membutuhkan data/materi yang
berasal dari berbagai sumber antara lain:
- Data teks dari situs web, materi berita popular, buku, naskah
- Data gambar dari scan gambar, situs web, manipulasi gambar
- Data yang berasal dari aplikasi desktop seperti : MyHospital, My
Accounting, My HRD, SMS Gateway
- Link-link halaman web
- Script yang di-embeed
- Layanan RSS Feed
- Sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan
Pengelola website adalah personal-personal yang ditunjuk melalui suatu
surat keputusan yang ditugaskan untuk mengelola web sebagai
aktualisasi informasi tupoksi melalui sarana website.
Personal-personal tersebut di plot dalam fungsi-fungsi pengelolaan
website. Fungsi-fungsi tersebut antara lain :
1. Writer (penulis) dan Reporter, sebagai penyedia data / materi dari
suatu bahan informasi yang akan ditampilkan
2. Editor, yang bertugas melakukan editing terhadap data / materi
yang disiapkan oleh writer / reporter
3. Penanggung jawab, bertugas menentukan informasi yang layak
untuk ditampilkan atau tidak dan bertanggung jawab penuh
terhadap content web secara menyeluruh
4. Publisher / Admin, bertugas untuk menampilkan informasi yang
sudah disetujui penanngung jawab untuk ditampilkan.
Unit Terkait IRD, SMF, Rekam Medis
Dokumen Terkait Data artikel yang akan ditampilkan di website RS Unhas
Petugas Terkait - Staf SIM
- Staf Kerjasama dan Pemasaran
BAB VI
LOGISTIK
Logistik di rumah sakit adalah konsep yang kurang dipahami dan sering tidak dihargai,
meskipun meliputi bagian penting dari anggaran operasional rumah sakit. Studi
menunjukkan bahwa sekitar 30% sampai 45% dari pengeluaran rumah sakit didedikasikan
untuk kegiatan logistik. Logistik di rumah sakit tidak hanya layanan yang berhubungan
dengan pembelian, toko dan farmasi, tetapi juga mencakup layanan kesehatan seperti unit
operasi dan ruang perawatan pasien.
Pengertian
28
Secara tidak sadar sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah melaksanakan fungsi
logistik baik itu di rumah kita atau di kantor, meskipun kenyataannya tidak selalu
mempergunakan istilahnya. Logistik adalah bagian dari instantsi yang tugasnya adalah
menyediakan barang atau bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi
tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat dengan harga serendah
mungkin.
Tujuan
Kegiatan logistik sebenarnya punya tiga tujuan, Tujuan operasional agar tersedianya barang
yang bermutu, Tujuan keuangan, operasional dapat terlaksana dengan biaya yang
serendah-rendahnya. Dan Tujuan keamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh
kerusakan, pencurian, penyusutan, dll.
29
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN DAN MANAJEMEN RISIKO
30
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Kemenkes RI, 2011).
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan
dampaknya. Manajemen risiko rumah sakit adalah kegiatan berupa identifikasi dan
evaluasi untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien, karyawan rumah
sakit, pengunjung dan organisasinya sendiri.
B. TUJUAN
Tujuan keselamatan pasien, yaitu membangun kesadaran terhadap keselamatan
pasien serta terlaksananya implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
pelayanan di Rumah Sakit.
Tujuan adanya manajemen resiko, yaitu untuk menciptakan budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, untuk mengurangi kejadian yang tidak diharapkan (KTD), serta
untuk melaksanakan program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidak diharapkan.
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
31
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah
sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja di sana perlu
dilaksanakan, misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di rumah sakit juga ‘concern’ keselamatan dan hak-hak pasien yang masuk kedalam
program patient safety.
Merujuk kepada peraturan pemerintah berkenaan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
di tempat kerja, pedoman ini juga mengambil dari beberapa sumber “best practices” yang
berlaku secara Internasional, seperti National Institute for Occupational Safety and Health
(NIOSH), the Centers for Disease Control (CDC), the Occupational Safety and Health
Administration (OSHA), the US Environmental Protection Agency (EPA), dan lainnya. Data
tahun 1988, 4% pekerja di USA adalah petugas medis. Dari laporan yang dibuat oleh The
National Safety Council (NSC), 41% petugas medis mengalami absenteism yang diakibatkan
oleh penyakit akibat kerja dan injury dan angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan
sektor industri lainnya. Survei yangdilakukan terhadap 165 laboratorium klinis di Minnesota
memperlihatkan bahwa injury yang terbanyak adalah needle sticks injury (63%) diikuti oleh
kejadian lain seperti luka dan tergores (21%). Selain itu pekerja di rumah sakit sering
mengalami stres, yang merupakan faktor predisposisi untuk mendapatkan kecelakaan.
Ketegangan otot dan keseleo merupakan representasi dari low back injury yang banyak
didapatkan di kalangan petugas rumah sakit.
Keselamatan kerja pada unit kerja SIM RS berfokus kepada peralatan-peralatan utama dan
penunjang yang digunakan oleh staf SIM RS selama melaksanakan tugasnya. Selain dari
perangkat teknis, budaya kerja staf SIM RS juga turut memengaruhi keselamatan staf tidak
hanya dari sisi fisik tapi juga dari sisi psikologis.
32
Dari segi instalasi peralatan kerja di unit SIM RS, penggunaan dan peletakan
kabel-kabel yang tidak tepat beresiko mencelakakan staf. Misalnya kabel-
kabel yang tidak rapi dan dibiarkan berserakan begitu saja.
Selain itu penempatan pemancar sinyal WiFi yang terlalu dekat dengan staf
juga beresiko bagi kesehatan staf yang efeknya terlihat beberapa tahun yang
akan datang.
Penggunaan PC yang terlalu lama juga memengaruhi kesehatan staf dari sisi
penglihatan dan paparan radiasi komputer dalam jangka waktu yang lama.
33
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada unit SIM RS Unhas akan mengarah pada keakuratan data atau
informasi yang ada di dalam sistem. Informasi yang terdaoat dalam sistem meliputi data
pasien, seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Juga data pegawai RS
juga memiliki data, seperti nama, unit kerja, pangkat, serta tagihan pasien, Rekam Medis,
pembukuan RS dan lain-lain.
A. Nilai Informasi
Menurut Burch dan Strater dalam buku mereka, Information Systems: Theory and
Practice, nilai informasi itu didasarkan atas sepuluh sifat sebagai berikut :
1. Mudahnya dapat diperoleh
Sifat ini menunjukan mudahnya dan cepatnya dapat diperoleh keluaran informasi.
Kecepatan memperolehnya dapat diukur, akan tetapi berapa nilainya bagi pemakai
informasi, sulit mengukurnya.
2. Sifat luas dan lengkapnya
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya mengenai
volumenya, akan tetapi juga mengenai keluaran informasinya. Sifatnya ini sangat
kabur dan oleh karena itu sulit mengukurnya.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahan keluaran informasi.
Dalam hubungannya dengan volume data yang besar, maka biasanya terjasi dua
jenis kesalahan, yakni kesalahan pencatatan dan kesalahan perhitungan.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukan betapa baik keluaran informasi dalam hubungannya dengan
permintaan para pemakai. Isi informasi harus ada hubungannya dengan masalah
yang dihadapi. Semua keluaran lainnya tidak berguna akan tetapi masalah
mempersiapkannya. Sifat ini sulit mengukurnya.
5. Ketepatan waktu
34
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek, daripada siklus
dapat diperolehnya informasi : masukan, pengolahan dan pelaporan keluaran
kepada para pemakai. Biasanya agar informasi itu tepat waktu, lamanya siklus ini
harus dikurangi. Dalam beberapa hal ketepatan waktu dapat diukur.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukan tingkat keluaran informasi, bebas dari istilah-istilah yang tidak
jelas. Membetulkan laporan dapat memakan biaya yang besar.
7. Keluwesan
Sifat ini berhubungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya
dengan lebih dari satu keputusan akan tetapi juga dengan lebih dari seorang
pengambilan keputusan. Sifat ini sulit mengukurnya, akan tetapi dalam banyak hal
dapat diberikan nilai yang dapat diukur.
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukan kemampuan beberapa pemakai informasi untuk menguji
keluaran informasi dan sampai pada kesimpulan yang sama.
9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah informasi
guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertimbangkan sebelumnya.
10. Dapat diukur
Sifat ini menunjukan hakikat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.
meskipun kabar angin, desas-desus, dugaan-dugaan, klenik, dan sebagainya sering
dianggap sebagai informasi, hal-hal tersebut berada diluar lingkup pembicaraan kita.
Nilai informasi yang sempurna adalah bahwa mengambil keputusan diizinkan untuk memilih
keputusan optimal dalam setiap hal, dan bukan keputusan yang “rata-rata” akan menjadi
optimal, dan untuk menghindarkan kejadian-kejadian yang akan mengakibatkan suatu
kerugian. Informasi ini tidak sempurna karena lebih banyak memberikan perkiraan daripada
memberikan angka yang pasti.
35
1. Tentukan tindakan-tindakan yang terbaik yang didasarkan atas kemungkinan-
kemungkinan sebelumnya.
2. Tentukan apakah tindakan itu akan berguna untuk memperoleh informasi sampel.
3. Tentukan ukuran sampel yang optimal.
4. Sampel
5. Perbaiki kemungkinan-kemungkinan sebelumnya didasarkan data sampel.
B. Mutu Informasi
Informasi berbeda dalam mutunya disebagiankan oleh penyimpangan atau kesalahan.
Menurut Gordon B. Davis kesalahan dapat disebagiankan oleh :
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
2. Tidak dapat mengikuti prosedur pengolahan yang benar.
3. Hilang atau tidak terolahnya data.
4. Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah
5. Dokumen (induk) sejarah yang salah (atau penggunaan dokumen sejarah yang
salah)
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan(misalnya kesalahan program komputer)
7. Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
36
BAB X
PENUTUP
37